II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (Coffea spp) adalah spesies tanaman yang termasuk dalam famili Rubiaceae

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. produsen dan banyak negara konsumen. Kopi berperan penting dalam

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

PENINGKATAN KUALITAS HASIL PANEN KOPI KELOMPOK TANI, DESA BANYUKUNING, KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi. merupakan tanaman unggulan yang sudah dikembangkan dan juga menjadi

PEDOMAN PENANGANAN PASCAPANEN KOPI

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

SAFETY FOOD (Keamanan Pangan) A. Prinsip Safety Food

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 52/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PASCAPANEN KOPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

Dairi merupakan salah satu daerah

I. PENDAHULUAN. dalam family Rubiaceae dan genus Coffea. Kopi merupakan bahan minuman tidak

PENERAPAN GMP PADA PENANGANAN PASCA PANEN KOPI RAKYAT UNTUK MENURUNKAN OKRATOKSIN PRODUK KOPI (STUDI KASUS DI SIDOMULYO, JEMBER)

T E M P E 1. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOPI

SNI Standar Nasional Indonesia. Biji kopi

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS

BAB I PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan di Indonesia yang

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Magelang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menghasilkan kopi.

XIII. JAMUR DAN MIKOTOKSIN DALAM PANGAN

I. PENDAHULUAN. untuk peningkatan devisa Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara dari Asia

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

II. TINJAUAN PUSTAKA. rasanya dibanding jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pertanian yang mampu menghasilkan devisa bagi Negara. Pada tahun 2016

PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PRIMER DAN SEKUNDER BIJI KAKAO

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

AMANKAH PANGAN ANDA???

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NILAI TAMBAH PROSES PENGOLAHAN KOPI ARABIKA SECARA BASAH (WEST INDISCHEE BEREDING)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbungan tercepat terjadi di emerging market seperti Eropa Timur dan

DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 i

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia adalah faktor suhu lingkungan yang cukup tinggi. Kondisi ini

UJI KINERJA MESIN SANGRAI TIPE SILINDER HARISONTAL BERPUTAR UNTUK PENYANGRAIAN BIJI KAKAO UNDER GRADE SKRIPSI SITI AZIZAH NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan

BAB X PENGAWASAN MUTU

KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI)

BEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH

OLEH: YULFINA HAYATI

ILMU PASCAPANEN PETERNAKAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakan merupakan salah satu komponen terpenting dalam proses produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

I. PENDAHULUAN. cukup sempurna karena mengandung zat zat gizi yang lengkap dan mudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IX SANITASI PABRIK

PANEN DAN PENANGANAN BENIH CENGKEH DALAM PRODUKSI BENIH BERMUTU

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara produsen kopi ke-empat terbesar di dunia. Data

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAGIAN-BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA

VI. DESAIN PROSES PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DENGAN MODIFIKASI TEKNOLOGI OLAH BASAH

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

LAMPIRAN. Jenis cemaran mikroba dan batas maksimum

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di seluruh dunia dan konsekuensi yang buruk pada ekonomi yang harus

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

Sekilas tentang Standar Nasional Indonesia: Biji kopi; Biji kakao; dan Rumput laut

I. PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja, menghasilkan devisa negara, dan berfungsi dalam

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki keragaman jenis tanaman. Iklim

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dibandingkan sesaat setelah panen. Salah satu tahapan proses pascapanen

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Pertanian (2010),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Kopi (Coffea spp) adalah spesies tanaman yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan apabila dibiarkan tumbuh dapat mencapai tinggi 12 m. Daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. Daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang, dan rantingrantingnya. Kopi mempunyai sistem percabangan yang sedikit berbeda dengan tanaman lain. Tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda. Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun. Gambar 1. Tanaman kopi

Bunga kopi berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih dan berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau, pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benang sari terdiri dari 57 tangkai yang berukuran pendek. Bila bunga sudah dewasa, kelopak dan mahkotanya akan membuka dan segera mengadakan penyerbukan (peristiwa bertemunya tepungsari dan putik). Setelah terjadi penyerbukan, secara perlahanlahan bunga akan berkembang menjadi buah (Anonim, 2010). Komposisi kimia dari biji kopi bergantung pada spesies dan varietas dari kopi serta faktorfaktor lain yang berpengaruh, antara lain lingkungan tempat tumbuh, tingkat kematangan dan kondisi penyimpanan. Proses pengolahan juga akan mempengaruhi komposisi kimia dari kopi. Misalnya penyangraian akan mengubah komponen yang labil yang terdapat pada kopi sehingga membentuk komponen yang kompleks (Clarke dan Macrae, 1985). Tabel 1. Komposisi Kimia Kopi Biji dan Kopi Bubuk Robusta Komponen Kopi Biji (%) Kopi Bubuk (%) Mineral Kafein Trigonellin Lipid Total Asam Klorogenat Asam Alifatik Oligosakarida Total Polisakarida Asam Amino Protein Asam Humin 4,0 4,5 1,6 2,4 0,6 0,75 9,0 13,0 7,0 10,0 1,5 2,0 5,0 7,0 37,0 47,0 2 11,0 13,0 4,6 5,0 2,0 0,3 0,6 6,0 11,0 3,9 4,6 1,0 1,5 0 3,5 0 13,0 15,0 16,0 17,0 Sumber: Clarke dan Macrae (1985)

Tanaman Kopi Buah Kopi Daun Batang Kopi Biji Kulit dan Pulp Pupuk Pakan ternak Bahan Bakar Kopi bubuk Kopi instan Liquid Cofee Extract Decafeinate Coffee Coffee Chycomy Mixes Coffee Soft Drink Specially Coffee Pupuk Pakan ternak Sumber: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2006) Gambar 2. Pohon Industri Kopi B. Pengolahan Kopi Perkembangan areal tanaman kopi rakyat yang cukup pesat di Indonesia, perlu didukung dengan kesiapan sarana dan metode pengolahan yang cocok untuk kondisi petani sehingga mereka mampu menghasilkan biji kopi dengan mutu seperti yang dipersyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia. Adanya jaminan mutu yang pasti, diikuti dengan ketersediaannya dalam jumlah yang cukup dan pasokan yang tepat waktu serta berkelanjutan merupakan beberapa prasyarat yang dibutuhkan agar biji kopi rakyat dapat dipasarkan pada tingkat harga yang menguntungkan.

Untuk memenuhi prasyarat di atas, pengolahan kopi rakyat harus dilakukan dengan tepat waktu, tepat cara dan tepat jumlah. Buah kopi hasil panen, seperti halnya produk pertanian yang lain, perlu segera diolah menjadi bentuk akhir yang stabil agar aman untuk disimpan dalam jangka waktu tertentu. Kriteria mutu biji kopi yang meliputi aspek fisik, citarasa dan kebersihan serta aspek keseragaman dan konsistensi sangat ditentukan oleh perlakuan pada setiap tahapan proses produksinya. Oleh karena itu, tahapan proses dan spesifikasi peralatan pengolahan kopi yang menjamin kepastian mutu harus didefinisikan secara jelas. Demikian juga, perubahan mutu yang terjadi pada setiap tahapan proses perlu dimonitor secara rutin supaya pada saat terjadi penyimpangan dapat dikoreksi secara cepat dan tepat. Sebagai langkah akhir, upaya perbaikan mutu akan mendapatkan hasil yang optimal jika disertai dengan mekanisme tata niaga kopi rakyat yang berorientasi pada mutu (Puslit Kopi Kakao Indonesia, 2011). Tabel 2. Syarat Mutu Umum Kopi Biji Kriteria Satuan Persyaratan Serangga hidup Biji berbau busuk atau berbau kapang Kadar air Kadar kotoran % fraksi massa % fraksi massa Tidak ada Tidak ada Maks 12,5 Maks 0,5 Sumber: SNI 0129072008

Penentuan syarat mutu biji kopi berdasarkan cara pengolahannya, yakni pengolahan basah dan pengolahan kering. Tabel 3. Syarat Mutu Kopi Berdasarkan Cara Pengolahan. Jenis Uji Pengolahan Kering Pengolahan Basah Kadar air maksimum Maksimum ± 12 % (bobot/bobot) maksimum ± 13 % (bobot/bobot) Kadar kotoran berupa ranting, batu, gumpalan tanah dan benda asing lainnya Maksimum 0,5 % (bobot/bobot) Maksimum 0,5 % (bobot/bobot) Serangga Bebas dari serangga hidup Bebas dari serangga hidup Bau Bebas dari biji berbau busuk, berbau kapang dan bulukan Bebas dari biji berbau busuk, berbau kapang dan bulukan Sumber: Prasetyo (2010) Metode pengolahan biji kopi cara kering banyak dilakukan di tingkat petani karena mudah dilakukan, peralatannya sederhana dan dapat dilakukan di rumah petani. Pertama tama, biji kopi yang sudah dipetik disortasi dan dikeringkan hingga kadar air maksimal 12%. Kemudian dilakukan pemisahan biji kopi dari kulit buah, kulit tanduk dan kulit arinya. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan mesin pengupas (huller). Tidak dianjurkan untuk mengupas kulit

dengan cara menumbuk karena mengakibatkan banyak biji yang pecah. Selanjutnya biji kopi dikemas dan disimpan di suhu dan ruangan yang baik untuk penyimpanan biji kopi (Sarwani, 2008). Perbedaan pengolahan kopi cara basah terletak pada proses fermentasi dan pencucian. Setelah disortasi, biji kopi dikupas lalu difermentasi. Fermentasi dilakukan untuk menghilangkan lapisan lendir yang tersisa di permukaan kulit tanduk biji kopi setelah proses pengupasan. Proses fermentasi dapat dilakukan cara basah (merendam biji kopi di dalam genangan air) dan cara kering (tanpa rendaman air). Cara sederhana untuk fermentasi kering adalah dengan menyimpan biji kopi HS basah di dalam karung plastik yang bersih. Fermentasi juga dilakukan dengan menumpuk biji kopi HS di dalam bak semen dan kemudian ditutup dengan karung goni. Umumnya, waktu fermentasi biji kopi Arabika berkisar antara 12 sampai 36 jam. Setelah itu dilakukan pencucian yang bertujuan untuk menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang masih menempel di kulit tanduk. Lalu langkah selanjutnya dilakukan pengeringan hingga kadar air 12%, dilakukan hulling dengan menggunakan huller dan dikemas serta disimpan ditempat dengan kondisi yang baik agar mutu kopi terjaga. Alur perputaran kopi biji dari petani sampai ke pedagang luar negeri dapat dilihat pada Gambar 3.

Tengkulak desa Petani Pedagang Lokal/besar Eksportir Pedagang Luar negeri Sumber: Dwi Sutiknjo (2005) Gambar 3. Tata Niaga Kopi di Lampung Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa kopi biji dari petani dijual oleh tengkulak desa dan sebagian dijual oleh pedagang lokal/besar. Kopi yang dibeli oleh tengkulak desa kemudian dijual kepada pedagang lokal, namun mutu kopi biji dari tengkulak desa masih rendah. Oleh sebab itu di tingkat pedagang lokal dilakukan sortasi ulang sebelum dijual kepada eksportir agar mutu yang dihasilkan lebih baik dan harga jualnya meningkat. Kemudian di pihakeksportir, kopi biji didistribusikan kepada pedagang luar negeri untuk dikirim ke luar negeri untuk di ekspor. C. Mikrobiologi Kopi Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan terhadap pangan yang dikonsumsi, maka mengkonsumsi pangan yang aman merupakan hal yang harus diperhatikan oleh produsen dan konsumen. Keamanan pangan digambarkan dalam UU Pangan No. 7 tahun 1996 sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain

(fisik) yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Cemaran biologis atau mikrobiologis terdiri dari parasit (protozoa dan cacing), virus, dan bakteri patogen yang dapat tumbuh dan berkembang di dalam bahan pangan sehingga menyebabkan infeksi dan keracunan pada manusia. Beberapa bakteri patogen juga dapat menghasilkan toksin (racun) sehingga jika toksin tersebut terkonsumsi oleh manusia dapat menyebabkan intoksikasi. Intoksikasi adalah kondisi dimana toksin sudah terbentuk di dalam makanan atau bahan pangan dan merupakan keadaan yang lebih berbahaya. Sekalipun makanan atau bahan pangan sudah dipanaskan sebelum disantap, toksin yang sudah terbentuk masih tetap aktif dan bisa menyebabkan keracunan meski bakteri tersebut sudah tidak berada didalam makanan. Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh manusia. Oleh karena itu, industri pangan adalah salah satu faktor penentu beredarnya pangan yang memenuhi standar mutu dan keamanan pangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena keamanan pangan merupakan salah satu faktor penting dalam perdagangan, baik perdagangan nasional maupun perdagangan internasional. Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan merupakan hak asasi konsumen. Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Walaupun pangan itu menarik, nikmat, dan tinggi gizinya jika tidak aman dikonsumsi, praktis tidak ada nilainya sama sekali.

Keamanan pangan, masalah dan dampak penyimpangan mutu merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, industri dan konsumen. Terjaminnya keamanan pangan dicirikan oleh terbebasnya masyarakat dari jenis pangan yang berbahaya bagi kesehatan seperti cemaran mikrobiologis, kimia, dan fisik/benda asing yang membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan pengujian atau analisa produk untuk membuktikan apakah pangan tersebut aman dikonsumsi atau tidak (Dianawati, 2011). Kandungan mikrobiologi merupakan salah satu kriteria penting mutu kopi biji yang dapat mempengaruhi penerimaan kopi biji. Tingkat pencemaran kopi oleh mikroba sangat dipengaruhi oleh penanganan selama proses pengeringan, pengolahan dan penyimpanan. Pengolahan kopi secara tradisional mempunyai resiko tinggi terkontaminasi oleh mikroba dalam jumlah besar, terutama kapang (Purseglove, et al., 1981). Tabel 4. Batas Maksimum Cemaran Kapang Kategori Pangan Jenis Cemaran Mikroba Batas Maksimum Bijibijian dan Kacangkacangan(kacang mede, kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, dan emping melinjo) APM Escherichia coli Kapang 10/g 10.000 cfu/g Sumber: SNI 73882009

Biji kopi yang disimpan dalam gudang penyimpanan akan mengalami penurunan kualitas dan kuantitas sebagai akibat dari interaksi antara faktor biotik dan abiotik dalam gudang penyimpanan. Faktor biotik utama yang mempengaruhi tingkat kerusakan biji kopi di tempat penyimpanan adalah serangga, sedangkan cendawan merupakan biotik kedua setelah serangga. Kerusakan yang disebabkan oleh serangan cendawan dapat mengakibatkan toksin pada biji kopi apabila didukung oleh lingkungan yang sesuai bagi cendawan untuk menghasilkan toksin tersebut. Beberapa spesies cendawan yang menyerang biji kopi mempunyai potensi menghasilkan mikotoksin. Upaya pencegahan pertumbuhan cendawan pada biji kopi yang efektif adalah dengan mencegah kontaminasi sumber cendawan pada biji kopi, dan membuat faktor pertumbuhan tidak optimum yaitu dengan menerapkan prinsipprinsip GAP dan GMP kopi. Mikotoksin merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh spesies kapang tertentu selama pertumbuhannya pada bahan pangan maupun pakan (Fox dan Cameron, 1989). Mikotoksin mulai dikenal sejak ditemukannya aflatoksin yang menyebabkan Turkey X disease pada tahun 1960. Hingga saat ini telah dikenal 300 jenis mikotoksin (Cole dan Cox, 1981), lima jenis diantaranya sangat berpotensi menyebabkan penyakit baik pada manusia maupun hewan, yaitu aflatoksin, okratoksin A, zearalenon, trikotesena (deoksinivalenol, toksin T2) dan fumonisin. Menurut Bhat dan Miller (1991) sekitar 2550% komoditas pertanian tercemar kelima jenis mikotoksin tersebut. Penyakit yang disebabkan karena adanya pemaparan mikotoksin disebut mikotoksikosis.

Perbedaan sifatsifat kimia, biologik dan toksikologik tiap mikotoksin menyebabkan adanya perbedaan efek toksik yang ditimbulkannya. Selain itu, toksisitas ini juga ditentukan oleh jumlah mikotoksin yang dikonsumsi, rute pemaparan, lama pemaparan, spesies, umur, jenis kelamin, status fisiologis, kesehatan dan gizi dan efek sinergis dari berbagai mikotoksin yang secara bersamaan terdapat pada bahan pangan (Bahri et al., 2002). Mikotoksin yang biasanya ditemukan pada kopi terutama kopi biji adalah Okratoksin. D. Okratoksin Okratoksin diketahui sebagai penyebab keracunan ginjal pada manusia maupun hewan, dan juga diduga bersifat karsinogenik. Okratoksin ini pertama kali diisolasi pada tahun 1965 dari kapang Aspergillus ochraceus. Secara alami Aspergillus ochraceus terdapat pada tanaman yang mati atau busuk, bijibijian, kacangkacangan dan buah buahan (Noveriza, 2008). Selain pada produk tanaman, ternyata okratoksin dapat ditemukan pada berbagai produk ternak seperti daging babi dan daging ayam.

Tabel 5. Batasan Kandungan Okratoksin pada Kopi di Berbagai Negara Negara Kandungan Okratoksin (µg/kg) Kopi biji Kopi sangrai Kopi instan Italia 8 4 Jerman 3 6 Belanda 10 10 Finlandia 5 Yunani 8 4 Spanyol 4 4 Hungaria 10 Swiss 5 5 Sumber: Raghuramulu dan Naidu (2002)