GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

dokumen-dokumen yang mirip
VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. kelompok responden akan dijelaskan pada sub bab di bawah ini.

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita

ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA DI HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG FIANDRA ADIYATH M

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek,

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lampiran 1. Kuisioner untuk Pengunjung / Wisatawan

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

Lampiran 1 Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi.

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. aspek ekonomisnya. Untuk mengadakan perjalanan wisata orang harus

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung Kawasan Danau Linting

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil perhitungan indeks kepuasan pelanggan, diperoleh nilai

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan. 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

Lampiran 1 Deskripsi Statistik Variabel Fungsi Permintaan TMR Tahun 2011

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya,

c. Media cetak d. Media elektronik

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk pengunjung wisata Pantai Sri

BAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat

Desa Ngijo yang berjumlah 87 responden. a. Umur dan Jenis Kelamin Responden. (41,38 persen). Umur responden adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

No : Hari/tanggal /jam : Nama instansi : Alamat Instansi : Nama responden yang diwawancarai Jabatan

BAB 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR. (%) Muda: tahun 50 Usia. Tingkat Pendidikan Sedang: SMA/SMK-D1 50 Tinggi: D3-S2 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Lampiran 1. Peraturan Pendakian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN KE PENGELOLA OBJEK WISATA KELAPA RAPET DESA BATU MENYAN KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kawasan RTH Taman Bunga,

PENILAIAN KUALITAS LINGKUNGAN DAN FASILITAS EKOWISATA DARAJAT PASS KABUPATEN GARUT

Lampiran 1 Kuesioner Tanggapan dan harapan Wisatawan Terhadap Pelayanan, Prasarana, dan Sarana Wisata di Taman Pintar Yogyakarta

BAB IV PENUTUP. Bobung dikunjungi oleh wisatawan laki-laki maupun perempuan, sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. beberapa kesimpulan sebagai berikut: orang dengan total tiket masuk sebesar Rp

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar

EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP MASYARAKAT LOKAL

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kuesioner. Hormat saya. Sandra Gani Al Amin

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB IV ANALISIS. 4.1 Pengaruh Perubahan Mata Pencarian Masyarakat

Kuesioner Penelitian Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata Sejarah Pusat Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Nama : Heru Sudrajat NIM : D

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan. Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. taman rekreasi, dengan fasilitas-fasilitas lainnya meliputi water boom,

Lampiran 1. Besaran tarif retribusi Tabel 1. Besaran tarif retribusi tempat rekreasi Kebun Buah Mangunan

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN

Transkripsi:

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan domestik saja). Belum ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara) dikarenakan promosi yang dilakukan pengelola wisata belum sampai kepada tahap promosi ke negara-negara tetangga. Wisatawan yang berkunjung ke hutan wisata ini cenderung ramai jika pada hari minggu atau libur-libur nasional, sedangkan pada hari senin sampai sabtu (hari biasa) objek wisata ini sepi pengunjung. Pengunjung hari biasa, biasanya didominasi oleh remaja (anak SMA atau SMP) dan rombongan dari TK atau SD yang ada di dalam atau di luar Kota Palembang saja. Berbeda pada saat hari minggu atau libur nasional, pengunjung biasanya didominasi oleh rombongan keluarga (orang tua dan anak). Jumlah responden yang dipilih untuk pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang sebanyak 46 orang, terdiri atas 72% responden perempuan dan 28 % responden laki-laki. 6.1.1. Karakteristik Sosial Ekonomi Pengunjung (Wisatawan) Karakteristik sosial ekonomi pengunjung dilihat dari umur, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, pendapatan per bulan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik lain misalnya asal daerah, cara kedatangan, jenis kendaraan yang digunakan, jumlah rombongan, serta kegiatan yang biasa dilakukan pada saat berwisata. Berdasarkan karakteristik di atas, pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang memiliki karakteristik sosial ekonomi sebagai berikut: 36

6.1.1.1. Umur Kemampuan fisik dan produktifitas seorang responden untuk melakukan kunjungan wisata ditentukan oleh umur responden. Selain hal itu, umur juga menjadi tolak ukur dari pola pikir seseorang dalam menentukan jenis barang dan jasa yang akan dikonsumsi, termasuk keputusan untuk berwisata. Umur juga akan mempengaruhi tipe kunjungan wisata di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Sebaran umur responden yang ditampilkan dalam penelitian ini adalah sebaran kelompok umur responden yang melakukan kunjungan pada hari biasa (seninsabtu) dan hari minggu/libur (Gambar 3). 15 20 Tahun 21 35 Tahun 36 50 Tahun 24% 33% 43% Gambar 3. Diagram Kelompok Umur Pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Gambar 3 di atas memperlihatkan bahwa sebanyak 43% pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang berusia 15-20 tahun. Hal ini terjadi karena pengunjung objek wisata alam ini selalu didominasi oleh anak-anak SMA dan SMP, baik pada hari biasa maupun hari-hari libur. Sementara itu, sebanyak 33% pengunjung lainnya berusia 21-35 tahun dan sisanya sebesar 24% berusia 36-50 tahun. 37

6.1.1.2. Asal Daerah Asal daerah pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang berasal dari dalam maupun luar Kota Palembang. Pengunjung yang berasal dari luar Kota Palembang berasal dari kabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Jambi. Gambar 4 menjelaskan asal daerah pengunjung, baik pengunjung hari biasa maupun pengunjung hari minggu/libur. Kota Palembang Luar Kota Palembang 15% 85% Gambar 4. Diagram Asal Daerah Pengunjung Dari gambar di atas menunjukkan bahwa hampir semua responden berasal dari dalam Kota Palembang, yaitu sebesar 85% responden dan 15% sisanya berasal dari luar Kota Palembang. Jika diperhatikan, pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang masih didominasi oleh pengunjung yang menetap di dalam Kota Palembang, maka dari itu promosi wisata Hutan Wisata Punti Kayu Palembang harus terus ditingkatkan agar dapat meningkatkan jumlah pengunjung yang berasal dari luar Kota Palembang, bahkan hingga merambah sampai pada kawasan Sumbagsel (Sumatera Bagian Selatan). 38

6.1.1.3. Pekerjaan Pengunjung Jenis pekerjaan pengunjung, baik pengunjung hari biasa maupun minggu/ libur dibagi atas 5 kelompok pekerjaan yang terdiri atas: Pegawai Negeri Sipil (PNS), pelajar/ mahasiswa, petani, karyawan swasta, dan ibu rumah tangga (Gambar 5). PNS Pelajar/Mahasiswa Tani 2% 17% Karyawan Swasta Ibu Rumah Tangga 22% 7% 52% Gambar 5. Diagram Jenis Pekerjaan Pengunjung Dari diagram pada Gambar 5 terlihat bahwa responden yang berkunjung ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang didominasi oleh kelompok pelajar/mahasiswa sebesar 52%, diikuti oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 22%, ibu rumah tangga sebesar 17%, karyawan swasta sebesar 7%, dan petani sebesar 2%. Pelajar/mahasiswa mendominasi jenis pekerjaan pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang karena sebagian besar usia pengunjungnya didominasi oleh kalangan remaja (SMA dan SMP). 6.1.1.4. Pendapatan Dalam hal ini, pendapatan per bulan suatu keluarga merupakan suatu pendapatan yang diperoleh dari hasil bekerja suami dan istri atau salah satu dari 39

keduanya. Apabila terdapat responden dari pelajar/mahasiswa dan ibu rumah tangga, maka dalam hal ini pendapatannya dapat diukur dengan cara menghitung pengeluaran mereka sehari-hari dalam membelanjakan uangnya (uang saku, biasanya bagi pelajar/mahasiswa). Pada penelitian ini, peneliti membagi empat kelompok pendapatan. Sebaran kelompok pendapatan pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang dapat dilihat pada Gambar 6. 500rb 1.0jt (dagang sebagai pekerjaan lain) 1.1jt 1.9jt 2.0jt 3.0jt 3.1jt 5.0jt 4% 24% 59% 13% Gambar 6. Diagram Sebaran Pendapatan Perbulan Pengunjung Diagram sebaran pendapatan perbulan pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang terlihat seperti pada gambar di atas. Dari gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebaran pendapatan perbulan pengunjung didominasi oleh kelompok pendapatan Rp 500.000-Rp 1.000.000,- per bulannya. Gambar 6 menunjukkan bahwa proporsi yang dominan adalah kelompok pendapatan pengunjung Rp 500.000-Rp 1.000.000,- per bulannya, dengan besaran proporsi sebesar 59%. Hal ini dikarenakan pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang didominasi oleh kelompok remaja, terutama pasangan mahasiswa dan anak-anak SMA. Kelompok pendapatan pengunjung selanjutnya yang 40

mendominasi kunjungan hari biasa adalah pengunjung dengan kelompok pendapatan Rp 2.000.000-Rp 3.000.000,- per bulannya sebesar 24%, lalu pengunjung yang memiliki mendapatan sebesar Rp 1.100.000-Rp 1.900.000,- per bulannya sebesar 13%, dan terakhir pengunjung yang memiliki pendapatan sebesar Rp 3.100.000-Rp 4.000.000,- per bulannya memiliki proporsi sebesar 4%. 6.1.1.5. Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan di dalam berwisata memiliki pengaruh terhadap seberapa besar jumlah biaya yang dikeluarkan dalam melakukan kegiatan wisata, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi besarnya jumlah kunjungan yang akan dilakukan. Pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang memiliki dua tipe pengunjung yang didasari oleh hari kunjungannya. Pengunjung hari biasa didominasi oleh kelompok pengunjung pasangan muda-mudi dan pelajar SMA/mahasiswa yang tidak memiliki tanggungan karena rata-rata dari mereka belum ada yang menikah, sedangkan pengunjung hari minggu/libur didominasi oleh kelompok keluarga yang terdiri dari ibu, ayah, dan anak-anaknya (Gambar 7). Tidak Ada 1 5 orang 39% 61% Gambar 7. Diagram Jumlah Tanggungan Pengunjung 41

Pada diagram di atas terlihat bahwa sebesar 61% pengunjung tidak memiliki tanggungan dan sisanya sebesar 39% yang memiliki tanggungan. Pengunjung yang memiliki tanggungan, rata-rata memiliki 3-4 orang anak dan 1 orang istri. 6.1.1.6. Pendidikan Formal Terakhir yang Ditempuh Pendidikan formal terakhir yang ditempuh pengunjung mempengaruhi jenis pekerjaan yang mereka lakoni seperti yang telah dibahas di atas. Dari informasi di atas, didapatkan bahwa baik pengunjung hari biasa maupun hari minggu/libur didominasi oleh pengunjung yang berprofesi sebagai pelajar. Hal ini dapat menunjukkan bahwa pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, baik pada hari biasa maupun pada hari minggu/libur memiliki pendidikan formal terakhir sebagai siswa SMP, SMA, atau lulusan Perguruan Tinggi (PT). Dalam penelitian ini, peneliti membagi tingkat pendidikan formal terakhir dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok lulusan SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi (PT). Data tergambar pada Gambar 8 di bawah ini. SD SMP SMA PT 28% 31% 2% 39% Gambar 8. Diagram Pendidikan Formal Terakhir Pengunjung 42

Dari Gambar 8 terbukti bahwa proporsi dominan pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh pengunjung didominasi oleh pengunjung lulusan SMP dan SMA sebesar 39% dan 31%. Adapun pengunjung lulusan perguruan tinggi (PT) sebesar 28% dan lulusan SD sebesar 2%. Hal yang demikian terjadi karena mayoritas pengunjung didominasi oleh pasangan muda-mudi dan siswasiswi SMA. 6.1.1.7. Jenis Kendaraan yang Digunakan Pengunjung Berbagai macam cara yang digunakan pengunjung untuk berwisata ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang ini. Mereka pada umumnya datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang menggunakan kendaraan, seperti mobil dan motor pribadi, serta kendaraan umum. Berikut gambar mengenai jenis kendaraan yang digunakan pengunjung pada saat berwisata ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Mobil Pribadi Motor Pribadi Kendaraan Umum 32% 46% 22% Gambar 9. Diagram Jenis Kendaraan yang Digunakan Pengunjung Gambar 9 menunjukkan sebanyak 46% pengunjung mengendarai mobil pribadi dalam berwisata ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Sebanyak 32% 43

nya berkunjung ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang dengan menggunakan kendaraan umum dan sisanya sebanyak 22% pengunjung berkunjung dengan mengendarai motor pribadi. Pengunjung dengan mengendarai mobil pribadi mendominasi jenis kendaraan yang digunakan pada saat berwisata karena pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang ini didominasi oleh siswa-siswi SMA serta mahasiswa (seperti yang telah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya juga), dimana pada saat itu para pelajar tersebut datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang bersama keluarga mereka atau bahkan mereka memang membawa mobil pribadinya pada saat bersekolah. 6.1.1.8. Cara Kedatangan Pengunjung Berdasarkan sebaran cara kedatangan pengunjung ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, responden berkunjung ke objek wisata alam ini dengan cara berkelompok, dengan keluarga (dengan keluarga besar ataupun dengan cara berpasangan), ataupun secara sendirian. Berikut gambar mengenai cara kedatangan pengunjung ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang (Gambar 10). Sendiri Kelompok Keluarga 2% 50% 48% Gambar 10. Diagram Cara Kedatangan Pengunjung 44

Dari diagram di atas dapat terlihat bahwa sebanyak 50% pengunjung berkunjung ke lokasi ini bersama keluarga mereka. Sebanyak 48% pengunjung lainnya, datang ke lokasi ini dengan cara berkelompok. Sisanya sebesar 2% berwisata ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang dengan seorang diri. Keluarga yang berwisata merupakan keluarga yang terdiri dari ibu, ayah, dan anaknya, sedangkan pengunjung yang datang secara berkelompok isinya berupa para pelajar SMA atau SMP yang sedang melakukan foto kelas dan juga mereka yang sedang melakukan kegiatan ekstrakulikuler, seperti pramuka. 6.1.1.9. Jumlah Rombongan yang Dibawa Dari pengamatan lapang dan wawancara yang dilakukan, jumlah rombongan yang dibawa oleh pengunjung yang datang secara berkelompok dapat terlihat pada Gambar 11 di bawah ini. 3 5orang 6 10orang >10 0rang 17% 26% 57% Gambar 11. Diagram Jumlah Rombongan Pengunjung Pada Gambar 11 dapat terlihat bahwa sebesar 57% pengunjung yang datang secara berkelompok membawa rombongannya sebanyak 3-5 orang. Sebanyak 26% membawa rombongan sebanyak 6-10 orang dan sebanyak 17% lainnya membawa rombongan lebih dari 10 orang. 45

6.1.1.10. Motivasi Kunjungan Motivasi kunjungan yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung selama berada di lokasi wisata tersebut. Motivasi kunjungan memiliki motivasi yang berbeda-beda pada setiap pengunjungnya. Hal tersebut disebabkan karena adanya fasilitas dan potensi wisata yang memiliki bermacam jenis, yang telah disediakan oleh pengelola wisata di lokasi wisatanya masingmasing. Hutan Wisata Punti Kayu Palembang memiliki suatu daya tarik kunjungan wisatawan yaitu dari suatu arena satwa-satwa langka dan arena anaknya. Arena outbound yang telah disediakan oleh pengelola belum mampu memberikan kontribusinya untuk meningkatkan jumlah pengunjung di wisata alam ini. Dari pengamatan lapang dan wawancara dengan pengunjung, mereka sangat mengharapkan adanya perbaikan-perbaikan dan penambahan arena wisata. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemasukan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, tetapi perbaikan dan penambahan tersebut tidak merusak keadaan alam yang ada. Hal ini dikarenakan menurut persepsi pengunjung, alam yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang sudah baik keberadaannya dan mampu memberikan kesejukkan bagi para pengunjungnya. Motivasi kunjungan yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang memiliki proporsi yang berbeda-beda diantara para pengunjungnya. Keterangan lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 12 berikut. 46

Satwa Langka Outbond Berenang Camping Arena Anak & Hanya Bersantai 44% 24% 24% 4% 4% Gambar 12. Diagram Motivasi Kunjungan Pengunjung Gambar 12 menunjukkan bahwa pengunjung dominan melakukan kegiatan di arena anak dan hanya bersantai-santai di gazebo, sambil berfoto-foto menikmati sejuknya 44%. Kegiatan lain yang didominasi oleh pengunjung adalah arena satwa-satwa langka dan kegiatan camping, yaitu masing-masing sebesar 24%. Proporsi lainnya sebesar 4% dilakukan pengunjung dengan outbound dan berenang. 6.1.2. Persepsi Pengunjung Persepsi pengunjung adalah suatu pandangan atau pendapat dari responden-responden mengenai lokasi dan fasilitas, serta kondisi lingkungan yang ada pada suatu objek wisata. Persepsi dari pengunjung tersebut perlu ditelaah lebih lanjut agar daya saing objek wisata ini dengan objek wisata lain dapat ditingkatkan, terutama dari segi kualitas objek wisatanya. 47

6.1.2.1. Persepsi Pengunjung terhadap Lokasi dan Fasilitas di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Kondisi alam yang indah dan menarik, serta memiliki potensi untuk dapat dikembangkan lebih lanjut dikemudian harinya adalah suatu daya tarik wisata yang dimiliki oleh Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Selain itu pula, hutan wisata ini memiliki berbagai fasilitas yang mendukungnya sebagai tempat wisata. Berdasarkan pengamatan di lapangan dan wawancara dengan pengunjung, fasilitas yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang ini sudah memadai dan cukup baik kondisinya (Tabel 4). Namun di dalam pelaksanaannya, fasilitasfasilitas yang ada itu harus tetap diperbaiki apabila ada yang mengalami kerusakan karena umur teknisnya sudah tidak layak pakai lagi dan perlu adanya pembaharuan juga, guna dapat meningkatkan kepuasan pengunjung yang berwisata ke objek wisata ini. Sebagian besar responden yang diwawancarai pada saat penelitian, memberikan penilaian sedang terhadap kondisi sarana dan prasarana yang ada, tempat sampah, dan warung makan. Mereka memberikan kesan yang positif terhadap kondisi saung yang ada karena sebagian besar dari mereka memberikan penilaian yang baik terhadap kondisi saung tersebut. Hal ini berbeda ketika responden dimintai penilaian terhadap kondisi toilet yang ada. Menurut responden, kondisi toilet yang ada masih sangat kurang keberadaannya dan tidak selalu ada di setiap blok arena wisata. Mereka juga menyarankan agar menambah jumlah toilet serta pengelola harus dapat mengoperasikan air pada toilet-toilet tersebut di waktu ramai kunjungan. Di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang tidak tersedia kios-kios cinderamata. Hal ini dikarenakan kios-kios tersebut telah disiapkan lokasi khusus 48

oleh pemerintah Kota Palembang. Adapun kondisi penyewaan alat, misalnya ban atau pakaian renang di lokasi wisata ini, sebagian besar responden memberikan tanggapan tidak terlalu mengetahui tentang kondisi tersebut karena sebagian besar diantara mereka tidak pernah menggunakan atau menyewa alat di objek wisata ini. Pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang memberikan penilaian yang baik terhadap panorama alam, aksestabilitas menuju lokasi ini, dan pengelola wisatanya. Kondisi keamanan dan sikap masyarakat sekitar dinilai sebagian besar pengunjung dalam kategori sedang. Kebersihan lokasi wisata dinilai pengunjung belum baik. Ini diakibatkan karena kurangnya sumberdaya terhadap petugas kebersihan yang membersihkan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang ini. Hal lain yang membuat Hutan Wisata Punti Kayu Palembang terindikasi belum bersih karena ulah para kera liar yang sering mengacak-acak sisa makanan yang ada di tempat sampah, lalu meletakkannya di sembarang tempat. 49

Adapun gambaran mengenai persepsi pengunjung terhadap lokasi dan fasilitas yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang ditampilkan pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Persepsi Pengunjung terhadap Lokasi dan Fasilitas di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang No. 1 2 3 4 5 Keterangan Sangat Baik Sedang Buruk Sangat Baik Buruk a.sarana dan 11 26* 8 1 Prasarana b. Toilet 6 18 20* 2 c.tempat 13 22* 10 1 Sampah d. Saung 17* 14 11 4 e.warung 9 32* 5 Makan f.kios Cinderamata g.penyewaan 1 7 14 6 1 Peralatan Panorama 3 32* 10 1 Alam Kebersihan 14 14 15* 3 lokasi Wisata Akses dari 2 31* 10 3 Ibukota Provinsi dan Tempat asal Keamanan 1 14 23* 7 1 6 Sikap 18 23* 4 1 Masyarakat Sekitar Objek Wisata 7 Pengelola 23* 16 7 Objek Wisata Keterangan: * = kondisi lokasi dan sarana di Hutan Wisata Punti Kayu Satuan yang digunakan dalam tabel = banyaknya orang Tidak Tersedia 46* Tidak Tahu 17* 50

6.1.2.2. Persepsi Pengunjung terhadap Kondisi Lingkungan Dalam penelitian ini, sebagian responden menilai bahwa kondisi lingkungan dengan adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang semakin baik kondisinya. Hal ini disebabkan karena pengunjung merasa nyaman saat berwisata ke objek wisata alam. Sebanyak 56% responden menilai kondisi lingkungan semakin baik dengan adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Adapun responden yang menilai kondisi lingkungan tidak ada perubahan dengan adanya objek wisata alam ini sebesar 35%, sedangkan sisanya hanya 9% responden menilai kondisi lingkungan semakin rusak dengan adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Responden yang menilai kondisi lingkungan semakin rusak dengan adanya objek wisata ini karena mereka melihat kondisi sampah yang tidak pada tempatnya dan mereka menilai hal ini semata-mata karena ulah dari pada pengunjung, padahal ada faktor lain yang menyebabkannya. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar 13. Tetap Semakin Rusak Semakin Baik 9% 35% 56% Gambar 13. Diagram Persepsi Pengunjung terhadap Kondisi Lingkungan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang 51

6.1.2.3. Persepsi Pengunjung terhadap Tiket Masuk Tiket masuk yang layak diberlakukan di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang dinilai para pengunjung berbeda-beda sesuai dengan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan mereka. Harga tiket masuk yang telah ditetapkan pengelola wisata sebesar Rp 5.000,- per orang dewasa untuk setiap harinya. Sebesar 74% responden menyetujui besar tiket masuk yang telah ditetapkan tersebut karena menurut mereka tiket masuk yang besarnya Rp 5.000,- dapat dijangkau oleh semua kalangan dan golongan pengunjung. Responden lainnya tidak menyetujui besar tiket masuk yang telah diberlakukan oleh pengelola. Sebesar 11% responden menganggap bahwa tiket masuk yang pantas diberlakukan di lokasi wisata ini sebesar Rp 7.000,-. Sebanyak 7% responden lainnya menyetujui besar tiket masuk yang diberlakukan sebesar Rp 8.000,-. 4% responden menyetujui besar tiket masuk yang harus diberlakukan sebesar Rp 10.000,- dan sisanya menyetujui bahwa besar tiket masuk yang harus ditetapkan di objek wisata alam ini sebesar Rp 9.000,- (2% responden) dan Rp 12.000,- (2% responden). Responden-responden yang menilai besar tiket masuk yang harus diberlakukan di atas Rp 5.000,- memiliki alasan bahwa tiket masuk yang mereka bayarkan itu akan digunakan untuk perbaikan-perbaikan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang agar terlihat lebih indah dan mempunyai daya tarik tersendiri di kemudian harinya. Untuk melihat sebaran persepsi terhadap harga tiket masuk yang diberikan responden pada penelitian kali ini, terlihat pada Gambar 14 di bawah. 52

5000 7000 8000 9000 10000 12000 11% 2% 7% 4% 2% 74% Gambar 14. Diagram Persepsi Pengunjung terhadap Harga Tiket Masuk di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang 6.2. Gambaran Umum Responden Tenaga Kerja Lokal Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Dalam pengelolaan wisatanya, pengelola Hutan Wisata Punti Kayu Palembang melibatkan masyarakat sekitar juga. Hal ini tidak lain bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sekitar objek wisata tersebut untuk menggerakkan sektor perekonomian. Tenaga kerja yang diberdayakan oleh pengelola wisata 60% nya merupakan penduduk asli setempat, meskipun 50% diantara mereka baru bekerja di kawasan wisata ini selama kurun waktu 1-3 tahun. Adapun manfaat yang dapat dirasakan oleh tenaga kerja lokal dengan adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang adalah dalam hal peningkatan lapangan pekerjaan. Pendapat ini dirasakan oleh 60% responden tenaga kerja lokal. Pendapat lain yang mereka sampaikan tentang manfaat adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, yaitu peningkatan pengetahuan. Sebesar 40% dari mereka menganggap keberadaan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang ini pun 53

dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat, terutama sangat bermanfaat bagi anak-anak untuk mengenal alam. Hampir semua pekerja menyatakan bahwa mereka telah bekerja di tempat lain, sebelum mereka bekerja di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Para pekerja ini juga merasa lebih betah dan nyaman selama mereka bekerja di objek wisata alam ini. Alasan lain yang mereka sampaikan pada saat wawancara, mereka lebih merasa santai ketika bekerja di lokasi ini daripada di tempat mereka bekerja sebelumnya. Menurut wawancara dengan pengelola wisata, tenaga kerja lokal yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang terdiri atas petugas kebersihan, penjaga loket, penjaga arena wisata, pemandu gajah, dan pemandu kuda. Tidak ada tenaga kerja lokal yang bekerja sebagai guide (pemandu wisata). Menurut data pekerja yang diperoleh dari pengelola pada tahun 2011, jumlah tenaga kerja yang bekerja di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang berjumlah 16 orang. Rincian banyaknya tenaga kerja Hutan Wisata Punti Kayu dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Total Tenaga Kerja Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Jenis Pekerjaan Jumlah Tenaga Kerja (orang) Petugas kebersihan 6 Penjaga loket 5 Penjaga arena permainan 3 Pemandu Kuda 1 Pemandu Gajah 1 Tenaga kerja di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang ini juga memiliki dua golongan pekerja. Golongan pekerja yang dimaksud adalah pekerja yang bekerja full day dan pekerja yang bekerja hanya pada hari minggu atau libur saja. Pekerja yang bekerja pada hari minggu/libur itu, seorang pemandu kuda dan 54

pemandu gajah. Sebanyak 14 orang pekerja lainnya bekerja dari hari seninminggu atau sering disebut sebagai pekerja fullday. Penerimaan per bulan yang diterima pekerja tersebut berkisar antara Rp 200.000-Rp 1.000.000,-. Penerimaan pekerja tersebut diberikan oleh pengelola berbeda-beda berdasarkan jenis pekerjaan mereka di lokasi wisata tersebut. Data penerimaan tenaga kerja Hutan Wisata Punti Kayu Palembang dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Penerimaan per Bulan Tenaga Kerja Hutan Wisata Punti Kayu Jenis Pekerjaan Penerimaan per Bulan (Rp. /orang) Petugas kebersihan Penjaga loket Penjaga arena permainan Pemandu Kuda Pemandu Gajah 1.000.000 450.000 700.00 300.000 200.000 Dari tabel sebaran penerimaan perbulan tenaga kerja di atas, maka dapat diestimasi pula besarnya pendapatan dan pengeluaran per bulan mereka. Dari hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh kisaran pendapatan para tenaga kerja tersebut sebesar Rp 50.000-Rp 1.900.000,- per bulannya dengan pengeluaran mereka yang berkisar antara Rp 250.000-Rp 800.000,- per bulan yang sebagian besar pengeluarannya untuk biaya konsumsi mereka. 6.3. Gambaran Umum Unit Usaha di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Pengelolaan wisata berbasis masyarakat lokal memiliki pengaruh secara ekonomi bagi perekonomian masyarakat lokal setempat. Dengan adanya usaha pariwisata di sekitar masyarakat setempat akan memicu mereka untuk ikut berkontribusi dalam aktivitas wisata dan mengharapkan manfaat dari adanya 55

objek wisata. Masyarakat juga berharap dengan adanya objek wisata ini dapat meningkatkan lapangan pekerjaan dan pendapatan mereka. Menurut wawancara dari para pedagang, hingga saat ini belum ada peran PT Indosuma Putra Citra (pengelola Hutan Wisata Punti Kayu Palembang) dalam mengarahkan dan memberikan pembinaan terhadap para pemilik unit-unit usaha tersebut. Pada penelitian ini, sebanyak 86% unit usaha yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang merupakan penduduk asli yang sudah lebih dari 10 tahun menetap di sekitar Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Responden unit usaha yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang semuanya berjenis kelamin perempuan. Mereka membuka usaha di objek wisata ini karena mereka ingin membantu para suami mereka yang pendapatannya belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Mereka bahkan telah membuka usahanya ini sejak Hutan Wisata Punti Kayu Palembang belum dikelola oleh PT Indosuma Putra Citra. Jenis usaha yang berkembang di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, diantaranya 72% responden membuka usaha warung makan, 14% membuka usaha warung minuman dan snack-snack, dan 14% nya lagi memiliki usaha jasa foto keliling. Tidak ada masyarakat yang membuka usahanya sebagai penjual souvenir atau cinderamata. Hari kerja responden unit usaha ini adalah sebanyak 86% bekerja pada hari senin-minggu, sedangkan sisanya sebesar 14% hanya bekerja pada hari minggu/libur saja. Semua pemilik usaha memiliki lama bekerja dalam satu harinya berkisar antara 7-8 jam/hari. Dari semua responden unit usaha menyatakan bahwa hari minggu atau hari-hari libur nasional merupakan hari-hari sibuk mereka bekerja, dikarenakan pada waktu tersebut jumlah pengunjung yang 56

berkunjung ke unit usaha mereka sangat meningkat. Walaupun jumlah pengunjung mereka meningkat pada hari minggu/libur, tetapi mereka tidak mempekerjakan tenaga kerja tambahan (tenaga kerja non-keluarga). Hal tersebut dikarenakan mereka hanya melibatkan anak-anak dan suami mereka dalam membantu menyambut para pengunjung di hari-hari tersebut. Dari hasil usaha yang sudah mereka jalani sejak tahun 1992, diperoleh penerimaan dari hasil usaha yang berkisar antara Rp 840.000 hingga Rp 3.800.000,- per bulan dengan total biaya yang mereka keluarkan untuk usaha mereka yang berkisar Rp 638.000 hingga Rp 2.834.000. Dari penerimaan total biaya yang berkisar pada angka tersebut, maka dapat di estimasi besarnya pendapatan bersih yang diterima unit usaha selama satu bulan adalah sebagai berikut: Tabel 7. Pendapatan Bersih Unit Usaha di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang per Bulan Jenis Total Biaya Total Biaya Total Biaya Usaha Tetap Tidak Tetap Total Penerimaan per Bulan Total Pendapatan per Bulan 1.Warung Makanan 254.560 947.200 1.201.760 1.724.000 522.240 2.Warung Minuman 314.000 2.520.000 2.834.000 3.800.000 966.000 3.Jasa Foto 250.000 388.000 Keliling Sumber: Hasil Analisis Data Primer,2011 638.000 840.000 202.000 Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pendapatan bersih yang diterima unit usaha di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang sebesar Rp 522.240 untuk warung makanan, Rp 966.000 untuk warung minuman, dan Rp 202.000 untuk unit usaha jasa foto keliling. Pemaparan dari Tabel 7 di atas juga 57

menunjukkan keberadaan unit usaha di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang telah mampu memberikan dampak ekonominya bagi para pemilik usaha tersebut, walaupun besar pendapatan yang mereka terima masih di bawah besarnya Upah Minimum Tenaga Kerja Kota Palembang (UMK), yaitu sebesar Rp 1.095.831 per bulan²). Dari hasil pengamatan di lapangan dan wawancara terhadap persepsi para pemilik usaha di lingkungan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang tentang kondisi lingkungan dengan adanya hutan wisata, menunjukkan sebanyak 72% responden menyatakan bahwa kondisi lingkungan semakin membaik dengan adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya panorama alam yang indah dan udara yang sejuk disekitaran Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Sebanyak 14% responden lainnya menganggap bahwa kondisi lingkungan tidak memiliki perubahan sejak adanya objek wisata alam ini dan bahkan 14% responden juga beranggapan kondisi lingkungan disekitar mereka semakin memburuk karena semakin banyak sampah yang berceceran. Dari persepsi terhadap harga tiket masuk maksimal yang sesuai dibayarkan oleh wisatawan, semua responden menyetujui harga tiket masuk yang telah ditetapkan oleh pengelola wisata, yaitu sebesar Rp 5.000,-/orang dewasa/kunjungan. Mereka juga berharap, agar pengelola wisata terus melakukan pengembangan dan pembaharuan terhadap arena wisata disini yang tujuannya tidak lain hanya untuk meningkatkan jumlah pengunjung yang ingin berwisata di setiap tahunnya. 2 ) http://www.dapunta.com/2011-upah-minimum-kotapalembang-naik-15-persen/8408.html [12 Mei 2011]. 58

6.4. Gambaran Umum Masyarakat Sekitar Objek Wisata Masyarakat sekitar Hutan Wisata Punti Kayu Palembang memiliki kontribusi dalam kegiatan wisata di lokasi tersebut. Pada umumnya, mereka menerima dampak langsung dari adanya objek wisata alam ini. Masyarakat yang terpilih menjadi responden sebanyak 20 orang yang terdiri dari 45% responden laki-laki dan 55% responden perempuan. 6.4.1. Karakteristik Masyarakat Sekitar Objek Wisata Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Masyarakat yang ada di sekitar objek wisata alam Hutan Wisata Punti Kayu Palembang juga memiliki karakteristik sosial-ekonomi. Karakteristik sosialekonomi yang dimiliki masyarakat sekitar tersebut adalah menengah ke atas. Hal ini terbukti bahwa pendidikan terakhir yang dimiliki masyarakat sekitar hutan wisata tersebut adalah lulusan SMA dan perguruan tinggi (presentasenya, sebesar 55% lulusan perguruan tinggi dan 45% lulusan SMA), sedangkan penerimaan mereka per bulan rata-rata berkisar antara Rp 2.000.000-Rp 5.000.000,-. Dari hasil pengamatan dan penelitian dengan menggunakan kuisioner, sebanyak 30% dari total jumlah responden memiliki pendapatan sebesar Rp 3.100.000-Rp 5.000.000,-. Adapun responden yang menerima penerimaan lain, selain penerimaan dari hasil pekerjaan mereka hanya sebesar 10% dari total jumlah responden. Penerimaan lain yang mereka peroleh berasal dari usaha membuka warung rokok dan snack-snack. 6.4.2. Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Keberadaan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang sudah diketahui oleh masyarakat sekitar sejak puluhan tahun lalu. Melalui penelitian ini terbukti bahwa 59

sebesar 75% responden masyarakat sekitar dapat merasakan manfaat dengan adanya objek wisata alam. Berdasarkan hasil survey, ada empat manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar diantaranya dapat meningkatkan pendapatan, munculnya lapangan pekerjaan baru karena mereka menganggap bahwa daerah sekitar mereka akan berkembang menjadi daerah wisata, menambah pengetahuan masyarakat mengenai keberadaan objek wisata alam, serta dapat menjadikan lingkungan mereka lebih nyaman dan sejuk. Selain adanya dampak positif, masyarakat sekitar juga merasakan dampak negatif yang timbul dengan dibukanya objek wisata alam tersebut. Dari hasil wawancara menunjukkan, sebesar 55% responden menyatakan bahwa dengan berkembangnya daerah mereka menjadi daerah wisata akan menambah jumlah sampah yang ada di sekitar lingkungan mereka. Sebesar 5% responden lainnya menyatakan bahwa kerugian lain yang muncul berupa kemacetan lalu lintas. Sisanya sebesar 40% responden mengaku tidak terdapat kerugian dengan adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang juga dinilai sangat baik oleh semua responden. Hal ini terbukti dengan adanya respon-respon positif yang mereka berikan terhadap keberadaan suatu objek wisata. Keseluruhan dari jumlah responden menyatakan tidak keberatan dengan adanya hutan wisata ini. Mereka juga menilai, keberadaan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang dapat memunculkan pekerjaan sampingan berupa munculnya aktivitas perdagangan melalui warung-warung kecil di sekitar mereka. 60