LAPORAN PERJALANAN LUAR NEGERI 2 nd APN-GCR Mangrove Workshop: Fieldwork and Scientific Meeting Asia Pacific Network Global Change Research (APN-GCR) Project: Influence of Mangrove Biodiversity on Accumulation of Carbon and Resilience to Sea Level Rise: A Comparative Assessment among Disturbed, Restored and Intact Mangrove Systems Langkawi, 22-26 Maret 2015 Oleh: Frida Sidik, M. Sc, Ph. D Nuryani Widagti, M. Si Balai Penelitian dan Observasi Laut Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan 2015
1. PENDAHULUAN a. Dasar Pelaksanaan Kegiatan 2 nd APN-GCR Mangrove Workshop: Fieldwork and Scientific Meeting merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Asia Pacific Network Global Change Research (APN-GCR) Project: Influence of Mangrove Biodiversity on Accumulation of Carbon and Resilience to Sea Level Rise: A Comparative Assessment among Disturbed, Restored and Intact Mangrove Systems. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2,5 tahun (2014-2016) dan direncanakan akan dilaksanakan di tiga negara, yaitu Filipina (tahun pertama), Malaysia (tahun kedua), dan Indonesia (tahun ketiga). Tujuan project ini adalah untuk membangun jejaring penelitian mangrove di Asia Tenggara yang terdiri dari Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura dan negara lainnya yaitu Australia dan Amerika. Penelitian ini difokuskan pada pengkajian kemampuan mangrove untuk menyimpan karbon dan adaptasinya terhadap dinamika kenaikan muka laut di lokasi studi. Selain melakukan penelitian, para peneliti yang terlibat menyampaikan paparan kepada masyarakat atau kalangan akademisi mengenai fungsi dan manfaat mangrove untuk masyarakat. Target kegiatan ini adalah (1) terbangunnya jejaring stasiun monitoring untuk kajian mangrove yang terdiri dari Indonesia, Filipina, Malaysia dan Singapore (tahun I); (2) training dan exchange visit para peneliti di lokasi studi yang berbeda (tahun II); serta (3) publikasi hasil kegiatan (tahun III). Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi justifikasi ilmiah yang akan digunakan untuk kebijakan pengelolaan mangrove di Asia Tenggara. b. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan kegiatan 2 nd APN-GCR Mangrove Workshop ini adalah: 1. Memperkuat capacity building di bidang penelitian mangrove dan manajemen lingkup Asia Tenggara; 2. Membangun mangrove monitoring station di Malaysia; 3. Mempersiapkan naskah untuk publikasi terkait dengan kegiatan. c. Waktu Pelaksanaan Acara ini dilaksanakan pada tanggal 23 26 Maret 2015 di Pusat Penyelidikan Laut (PPL) Langkawi milik Universitas Kebangsaan Malaysia dan Kawasan Hutan Mangrove Geopark Kilim-Kisap, Langkawi. Adapun rangkaian acara tercantum dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1. Jadwal kegiatan Hari Tanggal Program Lokasi Minggu 22 Maret Tiba di Langkawi Senin 23 Maret Siang: Meeting APN-GCR Mangrove Collaborators Workshop Ruang pertemuan dan laboratorium, Pusat Penelitian Langkawi (PPL) Malam: Seminar Roundtable Dialogue on Mangrove, Climate Change and Sea Level Rise Auditorium, Pusat Penyelidikan Langkawi (PPL) Selasa 24 Maret Kegiatan di lapangan Kilim-Kisap Forest Reserve, Langkawi Rabu 25 Maret Kegiatan di lapangan Kilim-Kisap Forest Reserve, Langkawi Kamis 26 Maret Kegiatan di lapangan Kilim-Kisap Forest Reserve, Langkawi Jumat 27 Maret Perjalanan pulang 2. HASIL PELAKSANAAN a. Pelaksanaan kegiatan a.1 Kegiatan di Pusat Penyelidikan Langkawi Pada hari pertama (23 Maret 2015), para peserta mengunjungi laboratorium eksperimen kelautan di Pusat Penyelidikan Laut (PPL) Langkawi. Dr. Ahmad Aldrie Amir, dosen ilmu kelautan dari Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) menjadi host dalam kegiatan ini. Adapun para peneliti yang mengikuti workshop ini, adalah: 1. Prof. Catherine Lovelock (University of Queensland, Australia) 2. Dr. Ahmad Aldrie Amir (University Kebangsaan Malaysia, Malaysia) 3. Dr. Frida Sidik (Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia) 4. Dr. Severino Salmo (Ateneo de Manila University, Filipina) 5. Dr. Dan Friess (National University of Singapore, Singapura) 6. Nuryani Widagti (Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia) 7. Benjamin Thompson (National University of Singapore, Singapura) 8. Kayla Marie Castro (Ateneo de Manila University, Filipina)
Gambar 1. Para kolaborator kegiatan 2 nd APN-GCR Mangrove Workshop, Langkawi berfoto bersama di depan Pusat Penyelidikan Langkawi. Keterangan kiri-kanan: Dr. Ahmad Aldrie Amir, Dr. Dan Friess, Benjamin Thompson, Prof. Catherine Lovelock, Dr. Severino Salmo, Dr. Frida Sidik, Nuryani Widagti, Kayla, Nuraida. Gambar 2. Peninjauan laboratorium kelautan PPL Langkawi Acara dilanjutkan dengan temu diskusi dengan akademisi lingkup UKM dan stakeholders untuk membicarakan kondisi mangrove di Asia Tenggara saat ini dan pemanfaatan mangrove bagi masyarakat pesisir. Setelah acara temu diskusi, para peneliti menuju ke lokasi stasiun monitoring mangrove di Kilim Kisap Langkawi.
a.2 Kegiatan di Lapangan (Fieldwork) Di stasiun monitoring mangrove, tim peneliti melakukan pengambilan data di lapangan (fieldwork), inventarisasi hutan, sampling sedimen, dan salinitas air tanah untuk mengetahui karakteristik hutan mangrove di lokasi studi. Pada hari terakhir, tim peneliti melakukan pemasangan benchmark, yaitu alat berupa pancang stainless steel yang ditanam hingga dasar tanah yang kemudian akan menjadi titik (fixed point) pemantauan perubahan elevasi tanah yang diukur dengan Rod Surface Elevation Table (RSET). Gambar 3. Pengukuran diameter pohon mangrove di hutan mangrove Kilim-Kisap Langkawi Gambar 4. Pengambilan sampel tanah dengan menggunakan teknik coring
Gambar 5. Pemasangan benchmark RSET pertama di hutan mangrove Kilim-Kisap, Langkawi b. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Workshop ini telah menghasilkan data dan informasi karakteristik lokasi penelitian sekaligus terpasangnya RSET di stasiun monitoring mangrove Malaysia yang menjadi salah satu simpul jaringan monitoring mangrove di Asia Tenggara. Kegiatan monitoring mangrove akan dilakukan secara rutin oleh tim peneliti PPL-UKM. Selain itu, dalam workshop ini telah disepakati rencana penulisan ilmiah bersama mengenai mangrove Asia Tenggara yang akan dipublikasikan di dalam jurnal internasional. c. Manfaat Kegiatan bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan Dengan mengikuti workshop ini, peneliti Balitbang KKP telah mengembangkan kerjasama regional di bidang riset dan monitoring mangrove, mendapatkan masukan untuk kebijakan pengelolaan pesisir dan konservasi mangrove, serta meningkatkan kapasitas dalam melakukan penelitian terkait mangrove. 3. PENUTUP a. Kesimpulan The 2nd APN-GCR Mangrove Workshop merupakan kegiatan untuk menjalin jejaring monitoring mangrove di Asia Tenggara. Kegiatan yang diikuti oleh para peneliti dari 5 negara ini telah memperkuat jejaring monitoring mangrove sekaligus menghasilkan data dan infomasi mengenai mangrove di simpul jejaring di salah satu negara kolaborator, yaitu Malaysia.
Diharapkan hasil dari kegiatan ini dapat menjadi program jangka panjang monitoring mangrove di Asia Tenggara yang bermanfaat untuk kebijakan pengelolaan pesisir dan konservasi mangrove. b. Saran Tindak Lanjut Kerjasama yang telah terjalin dapat lebih diperkuat dengan naskah kerjasama antara Balitbang-KKP dengan para kolaborator kegiatan 2nd APN-GCR Mangrove Workshop. Yang melaksanakan tugas, Frida Sidik, M.Sc, Ph.D Nuryani Widagti, M.Si