1. Jelaskan tujuan dari sistem manajemen K3. Jawab : Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya,

dokumen-dokumen yang mirip
TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Sistem Manajemen K3

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3

DOKUMENTASI SMK3 PERTEMUAN #7 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Persyaratan Dokumentasi

Persyaratan Dokumentasi

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Tujuan Pembelajaran

Kepemimpinan & Komitmen

URGENSI DAN PRINSIP K3 PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

KOMITMEN DAN KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN K3 PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Tujuan Pembelajaran Taufiqur Rachman 1

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

URGENSI DAN PRINSIP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Keselamatan & Kesehatan Kerja

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PENGELOLAAN OPERASI K3

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #5 Ganjil 2015/2016

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MK3 PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pada Manajemen K3

Tujuan Dari Sistem Manajemen K3

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA MANAJEMEN K3

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL (P.K.P.S)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP

PERTEMUAN #8 PENGELOLAAN KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN K3 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KECELAKAAN TAMBANG. Oleh : Rochsyid Anggara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PUSAT TEKNOLOGI REAKTOR DAN KESELAMATAN NUKLIR (BERDASARKAN PERMENAKER 05/MEN/1996)

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap risiko, terlalu percaya diri, kurang kesungguhan dan berkelakar di tempat

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Sistem manajemen mutu Persyaratan

AUDIT TERHADAP SISTEM MANAJEMEN K3 BERBASIS OHSAS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYUAGUNG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1 OHSAS 18001:2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,


BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

Model Rencana Impelementasi Pengembangan SML-14001

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

SMK3. MIM-HSE-P.Ol PROSEDUR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) SESUAI PP NO. 50 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d T a u f i q u r R a c h m a n TKT302 K3I Materi #12

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI

Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007 pada Perusahaan Perkebunan di Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi kecelakaan di tempat kerja yang mengakibatkan pekerja sementara tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang

INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S.

ISO : Click to edit Master text styles. Environmental Management System. Second level. Third level. Lely Riawati, ST., MT

Pembahasan Materi #12

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

Sistem manajemen mutu Persyaratan

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

7.1.Project Control. Schedule kunjungan ke lapangan dan partisipasi audit. Meninjau ulang temuan audit dan pelaporan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan sering mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan. Kerja (K3) para pekerjanya. Dimana sebenarnya K3 merupakan poin

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3)

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)

Pengertian Sistem Manajemen K3 / OHSAS 18001

Transkripsi:

Nama : Johanes Susanto NIM : 2021-21-046 Tugas online 2 1. Jelaskan tujuan dari sistem manajemen K3. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas. Sebagai upaya untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja, memelihara, dan meningkatkan kesehatan dan gizi para tenaga kerja, merawat dan meningkatkan efesiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, memberantas kelelahan kerja dan melipatgandakan gairah serta kenikmatan bekerja. 2. Jelaskan manfaat dari penerapan sistem manajemen K3. Tujuan inti penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 adalah memberi perlindungan kepada pekerja. Manfaat dari penerapan sistem manajemen K3, diantaranya : Perlindungan karyawan. Pekerja merupakan asset perusahaan yang harus dipelihara dan dijaga keselamatannya. Karyawan yang terjamin keselamatan dan kesehatannya akan bekerja lebih optimal dibandingkan karyawan yang terancam K3-nya.

Dengan adanya jaminan keselamatan, keamanan dan kesehatan selama bekerja, mereka tentu akan memberikan kepuasan dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan. Memperlihatkan kepatuhan pada peraturan dan undang-undang. Banyak organisasi yang telah mematuhi peraturan menunjukkan eksistensinya dalam beberapa tahun. Dengan menerapkan Sistem Manajemen K3, setidaknya sebuah perusahaan telah menunjukkan itikad baiknya dalam mematuhi peraturan dan perundang-undangan sehingga mereka dapat beroperasi normal tanpa menghadapi kendala dari segi ketenagakerjaan. Mengurangi biaya. Sistem Manajemen K3 juga melakukan pencegahan terhadap ketidaksesuaian. Dengan menerapkan sistem ini, kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat kerja. Sehingga dengan demikian kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut. Membuat sistem manajemen yang efektif. Tujuan perusahaan beroperasi adalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Hal ini akan dapat dicapai dengan adanya sistem manajemen perusahaan yang efektif. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan. Karyawan yang terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya akan bekerja lebih optimal dan ini tentu berdampak pada produk yang dihasilkan. Akan meningkatkan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan, sehingga citra organisasi terhadap kinerjanya akan semakin meningkat, dan tentu ini akan meningkatkan kepercayaan pelanggan. 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teori domino dalam manajemen K3. Teori domino (H.W Heinrich) 1931, kecelakaan terjadi melalui hubungan mata-rantai sebabakibat dari beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja yang saling berhubungan sehingga menimbulkan kecelakaan kerja (cidera ataupun penyakit akibat kerja) serta beberapa kerugian lainnya. Terdapat lima faktor secara berurutan yang digambarkan sebagai ilmu domino yang berdiri sejajar, yaitu : kebiasaan, kesalahan seseorang, perbuatan dan kondisi tak aman (hazard), kecelakaan, cidera.

Menurut teori efek domino (H.W Heinrich) juga bahwa kontribusi terbesar penyebab kasus kecelakaan kerja adalah berasal dari faktor kelalaian manusia yaitu sebesar 88%. Sedangkan 10% lainnya adalah dari faktor ketidaklayakan properti/aset/barang dan 2% faktor lain-lain. Gambar di bawah ialah ilustrasi dari teori domino effect kecelakaan kerja (H.W. Heinrich). Teori Penyebab Kecelakaan Kerja Birds (1967), Memodifikasi teori Domino Heinrich dengan mengemukakan teori manajemen yang berisikan lima faktor dalam urutan suatu kecelakaan yaitu : manajemen, sumber penyebab dasar, gejala, kontak dan kerugian. Bahwa usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya dapat berhasil dengan mulai memperbaiki manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. 4. Gambarkan bagan prinsip penerapan sistem manajemen K3 menurut Permenaker 05/Men/1996 dan / atau PP No. 50/2012.

Prinsip Penerapan Sistem Manajemen K3 Menurut Permenaker 05/Men/1996 Komitemen & Kebijakan Peningkatan Berkelanjutan Perencanaan SMK3 Peninjauan Ulang & Peningkatan oleh Manajeman Pengukuran & Evaluasi Penerapan SMK3 5. Sebutkan perbedaan SMK 3 menurut Permenaker / PP dan OHSAS. Menurut Permenaker 05/Men/1996 : Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Menurut PP No. 50 Tahun 2012 : Tentang penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Menurut OHSAS 18000 : OHSAS Occupational Health and Safety Management Systems. OH&S management system

Part of an organization s management system used to develop and Definisi tambahan OHSAS : implement its OH&S policy and manage its OH&S risks. Company, corporation, firm, enterprise, authority or institution, or part or combination thereof, whether incorporated or not, public or private, that has its own functions and administration. Overall intentions and direction of an organization related to its OH&S performance as formally expressed by top management. Combination of the likelihood of an occurrence of a hazardous event or exposure(s) and the severity of injury or ill health that can be caused by the event or exposure(s). 6. Jelaskan maksud dari perbuatan sub-standar dan kondisi sub-standar, serta berikan contohnya masing-masing 5 (lima). Sumber penyebab dasar, dibagi menjadi dua kelompok : a) Faktor perorangan, antara lain : kurang pengetahuan, kurang keterampilan, motivasi kurang baik, masalah fisik dan mental. b) Faktor pekerjaan, antara lain : standar kerja yang kurang baik, standar perencanaan yang kurang tepat, standar perawatan yang kurang tepat, standar pembelian yang kurang tepat, aus dan retak akibat pemakaian setelah lama dipakai, pemakaian abnormal. Dari penyebab dasar inilah timbul keadaan yang disebut substandard (un safe), yang berupa gejala-gejala dari kondisi dan perbuatan substandard. Dengan memakai istilah standar kita dapat memberikan ukuran tertentu yang standar, ukuran yang digunakan. Yang tidak memenuhi standar tersebut disebut substandar. Kondisi dan perbuatan substandar ini timbul sebagai akibat adanya penyebab dasar (basic causes). Contoh Perbuatan substandar, antara lain : 1. Menjalankan yang bukan tugasnya, gagal memberikan peringatan. 2. Menjalankan pesawat melebihi kecepatan.

3. Melepaskan alat pengaman atau membuat alat pengaman tidak berfungsi. 4. Membuat peralatan yang rusak. 5. Tidak memakai alat pelindung diri. Contoh Kondisi substandar, anatara lain : 1. Pengaman tidak sempurna. 2. Alat pelindung diri yang tidak memenuhi syarat. 3. Bahan atau peralatan kerja yang rusak. 4. Sistem tanda bahaya tidak memenuhi syarat. 5. Gerak tidak leluasa karena tumpukan benda. 7. Jelaskan definisi dari kebijakan K3 Kebijakan K3 adalah suatu persyaratan tertulis yang ditandatangani oleh pengusaha dan atau pengurus yang memuat, a/l : Keseluruhan visi dan tujuan perusahaan. Komitmen dan tekad melaksanakan K3. Kerangka dan program kerja, yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasional. 8. Sebutkan tujuan dari initial review K3. Mengetahui adanya kesenjangan (gap) antara kondisi aktual dalam organisasi dengan persyaratan standar. Menentukan sumber daya yang dibutuhkan agar penerapan Sistem Manajemen K3 berjalan efektif. Sumber daya yang direncanakan a/l. : waktu, biaya, material, pelatihan, dan manusia. 9. Jelaskan persyaratan dokumentasi sistem manajemen K3 menurut OHSAS 18001 dan Permenaker 05/Men/1996.

OHSAS 18001 : Organisasi harus menetapkan dan memelihara informasi dengan media yang sesuai, baik dalam bentk kertas maupun elektronik, dan : Menjelaskan elemen inti dari sistem manajemen dan interaksinya. Menyediakan petunjuk pada dokumen yang terkait. Permenaker 05/Men/1996 : Pendokumentasian merupakan unsur utama dari setiap sistem manajemen dan harus dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pendokumentasian Sistem Manajemen K3 mendukung kesadaran tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan dan evaluasi terhadap sistem dan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja. 10. Sebutkan dan jelaskan jenis dokumentasi dalam SMK3. Manual : Dalam satu sistem cuma ada satu manual. Merupakan interaksi proses-proses organisasi melibatkan semua pihak/fungsi dalam organisasi. Lebih umum. Prosedur : Dalam satua manual terdapat beberapa prosedur. Merupakan tahapan aktivitas melibatkan banyak orang dari beberapa pihak/fungsi. Lebih rinci dari manual. Instruksi Kerja : Dalam satu prosedur terdapat beberapa instruksi kerja. Merupakan tahapan aktivitas yang hanya dilakukan oleh satu orang/fungsi. Lebih rinci dari prosedur. 11. Jelaskan persyaratan pengendalian dokumen menurut OHSAS 18001 dan Permenaker 05/Men/1996.

Persyaratan OHSAS 18001 : Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengendalikan semua dokumen dan data yang dipersyaratkan oleh spesifikasi OHSAS untuk memastikan, bahwa : Dokumen-dokumen dapat ditunjukkan. Dokumen-dokumen ditinjau secara periodic, direvisi sesuai kebutuhan dan disetujui penggunaannya oleh personel yang berwenang. Versi mutakhir dari dokumen dan data yang relevan terdapat pada semua lokasi operasi penting untuk penggunaan yang efektif dari sistem K3 yang dilakukan. Dokuem dan data yang sudah tidak berlaku lagi harus dipisahkan dari semua tempat penggunaan atau dengan kata lain memastikan adanya penggunaan yang tidak disengaja. Tempat penyimpanan dokumen dan data untuk tujuan pengawetan peraturan dan pengetahuan, atau keduanya, terindentifikasi. Persyaratan Permenaker 05/Men/1996 : Pengendalian Dokumen : Dokumen dapat diindentifikasi sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawab di perusahaan. Dokumen dapat ditinjau ulang secara berkala dan, jika diperlukan, dapat direvisi. Dokumentasi sebelum diterbitkan haru lebih dulu disetujui oleh personel yang berwenang. Dokumen versi terbaru harus tersedia di tempat kerja yang dianggap perlu. Pengendalian Administratif : Prosedur harus ditinjau ulang secara berkala, terutama jika terjadi perubahan peralatan, proses atau bahan baku yang digunakan. 12. Sebutkan kriteria minimum dari sebuah dokumen sistem manajemen K3. 1. Tanggal terbit 2. Tanggung jawab 3. Persetujuan

4. Judul dokumen 5. Nomor dokumen 6. Nomor revisi 7. Tujuan pembuatan dokumen 8. Ruang lingkup 9. Referensi 10. Definisi 11. Halaman 12. Uraian dokumen 13. Sebutkan prinsip pengelolaan sumber daya manusia pada manajemen K3. 1. Tenaga kerja dikelola bukan sebagai biaya tetapi sebagai aset atau kekayaan perusahaan yang utama. 2. Tenaga kerja dikelola sebagai individu yang memiliki integritas dan keinginan untuk berbakti pada perusahaan dan masyarakat lingkungannya. 3. Tenaga kerja dikelola dalam rangka peningkatan kompetensi dan komitmennya pada pekerjaan dan pada perusahaannya. 4. Tenaga kerja dikelola dengan orientasi pada pencapaian hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. 5. Tenaga kerja dikelola dengan fokus peningkatan kerjasama sebagai suatu tim kerja untuk mencapai kepentingan bersama. 6. Tenaga kerja dikelola dalam rangka penciptaan dan/atau peningkatan jaringan kerja (networking). 7. Tenaga kerja dikelola dalam rangka memacu terciptanya innovator-inovator yang mampu memberikan nilai tambah bagi kemajuan perusahaan. 14. Sebutkan pertimbangan dalam menyusun kompetensi terkait SMK3. 1. Definisi dari tanggung jawab dan wewenang masing-masing personel. 2. Uraian kerja.

3. Penilaian kinerja personel 4. Hasil identifikasi bahaya potensial,penilaian dan pengendalian resiko. 5. Prosedur dan instruksi kerja. 6. Kebijakan dan sasaran K3. 7. Program K3. 15. Sebutkan bukti nyata penerapan klausul pengendalian rekaman. Bentuk nyata penerapan klausul ini : Prosedur pengendalian rekaman Rekaman-rekaman kegiatan dalam lingkup sistem manajemen K3 Rekaman-rekaman pelatihan Laporan inspeksi K3 Lapoaran-laporan audit Bukti-bukti konsultasi Laporan kecelakaan/insiden Laporan-laporan tindak lanjut kecelakaan atau insiden Minutes meeting dari K3 Hasil tes medis Rekaman pemeliharaan PPE Latihan tanggap darurat Tinjauan manajemen Rekaman identifikasi bahaya Rekaman penilaian risiko Rekaman pengendalian risiko 16. Jelaskan definisi dari pertolongan pertama (first aids). Pertolongan pertama (first aids) dapat didefinisikan sebagai pertolongan yang diberikan kepada seseorang yang telah terluka atau telah jatuh sakit. Pertolongan pertama juga mencakup membantu diri sendiri karena tidak adanya petugas medis.

17. Sebutkan ketentuan untuk pintu darurat (emergency exit). Dalam pengelolaan operasi manajemen K3, terdapat ketentuan untuk pintu darurat (emergency exit), antara lain: 1. Setiap personel yang terlibat dalam organisasi harus memahami lokasi, dan rute pintu darurat (emergency exit). 2. Memiliki minimum dua rute darurat yang digunakan untuk menjadi jalan untuk ke tempat evakuasi personel. 3. Rute pintu darurat (emergency exit) harus berada pada lokasi yang permanen dan sepanjang rute tidak terdapat bahan/peralatan yang mudah terbakar. 4. Rute pintu darurat (emergency exit) harus menuju daerah yang mudah di akses dari luar perusahaan seperti jalan raya, tempat evakuasi atau tempat terbuka. 5. Rute pintu darurat (emergency exit) harus menyediakan tanda yang dapat menyala sepanjang rute sebagai panduan bagi personel bila keadaan gelap. 6. Rute ini harus selalu dipelihara untuk memastikan kelayakannya.