EVALUASI PROGRAM IbM PENDAMPINGAN PENYUSUNAN BORANG AKREDITASI BAGI SEKOLAH DASAR DI KOTA TERNATE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2016

Jurnal Elementary ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 Januari 2018, Hal A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMA/MA

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

SAMBUTAN KEPALA KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA ACARA WORKSHOP PENYIAPAN TENAGA ASESOR UNTUK AKREDITASI TAHUN

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2016

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembukaan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia

PELATIHAN PELATIH ASESOR (PPA)

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016

SALINAN LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Langkah Ke-1 PENETAPAN SASARAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH Langkah Ke-2 PENETAPAN SEKOLAH/MADRASAH SASARAN VISITASI DAN PENUGASAN ASESOR...

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI RIAU TAHUN 2016

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA BARAT

AKREDITASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

SALINAN LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

Keberadaan ED dalam AIPT

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) yaitu :

U Mengingat :1. Undang - Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan

SALINAN LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TANGGAL 18 SEPTEMBER 2008

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

AKREDITASI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

STRATEGI UMPAN BALIK MAHASISWA TERHADAP PERKULIAHAN MODEL PEMBELAJARAN IPA SD TAHUN AJARAN 2015/2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016

Lampiran II Exekutive Summary EVALUASI PENYELENGGARAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR PADA PONDOK PESANTREN SALAFIYAH (PPS)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016

NOTULEN ASOSIASI DOSEN INDONESIA

KATA PENGANTAR. menengah.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan

PERANGKAT LUNAK SIMULASI PENILAIAN INSTRUMEN AKREDITASI SMA/MA

Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Format Instrumen dilampirkan pada bagian akhir buku ini.

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

6.3.2 Pengadministrasian Satuan PAUD SEHARUSNYA memiliki berbagai buku untuk admnistrasi.

A. Tujuan Pelatihan Asesor

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Data dan informasi merupakan aspek penting dalam sebuah organisasi baik

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel :

LAPORAN AKHIR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2016 SEKOLAH/MADRASAH HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI

AKREDITASI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Semoga Apa yang kita lakukan hari ini bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BARU INSTRUMEN AKREDITASI

BAB I PENDAHULUAN. Format Instrumen dilampirkan pada bagian akhir buku ini.

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online (SAPTO) Materi diambil dari Panduan SAPTO versi 01 untuk Perguruan Tinggi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Desember Sehingga saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang masih menggunakan kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI BALI TAHUN 2016

AKREDITASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

K E P U T U S A N KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN KENDAL NOMOR 420/5998/DISDIKBUD/2017 T E N T A N G

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI MALUKU TAHUN 2016

GRAND DESAIN SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF PROVINSI JAWA TIMUR

Pemberdayaan Kelompok Karang Taruna Kelurahan Jebres Surakarta Dengan Pelatihan Servis Sepeda Motor

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Yusuf Gafur Guru Biologi, SMP Negeri 2 Sano Nggoang -

SALINAN LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

ANALISIS PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR MENGACU STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI WILAYAH PESISIR

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor yang menghambat penyediaan sumber daya manusia

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dikategorikan penelitian evaluasi. Penelitian

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TANGGAL 11 SEPTEMBER 2009

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Transkripsi:

Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences Vol. IX No. 2, Halaman: 59 65, 2017 EVALUASI PROGRAM IbM PENDAMPINGAN PENYUSUNAN BORANG AKREDITASI BAGI SEKOLAH DASAR DI KOTA TERNATE Mardia Hi Rahman 1, Saprudin 2*, Husnin Mubarak 3, dan Fatma Hamid 4 1,2,3,4 Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Khairun * Saprudin_unkhair@yahoo.com Abstrak Akreditasi sekolah/ madrasah merupakan proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja satuan dan/ atau program, yang dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas publik. Kenyataan menunjukkan bahwa masih terdapat banyak sekolah/ madrasah yang ada di Kota Ternate yang harus di re-akreditasi tahun 2017. SD- A merupakan sekolah mitra IbM yang sudah dua kali diakreditasi yaitu pada tahun 2007 dengan peringkat akreditasi A, sementara tahun 2012 re-akreditasi dan terakreditasi dengan peringkat C. SD-B merupakan sekolah mitra IbM yang telah diakreditasi tahun 2012 dengan peringkat akreditasi C. Program pendampingan penyusunan borang akreditasi bagi Sekolah Dasar di kota Ternate merupakan salah satu program pengabdian yang dilakukan berupa; 1) transfer pengetahuan terkait pentingnya akreditasi sekolah, 2) pelatihan intensif terkait penyusunan borang akreditasi sekolah, 3) pendampingan penyusunan borang akreditasi bagi sekolah mitra. Adanya program pengabdian masyarakat ini berdampak terhadap peningkatan pemahaman sekolah mitra terkait akreditasi sehingga dapat menumbuhkan kesadaran serta meningkatkan tanggung jawab sekolah mitra untuk meningkatkan status akreditasi sekolah. Kata kunci: IbM, Pendampingan, Borang Akreditasi PENDAHULUAN Akreditasi sekolah/ madrasah merupakan proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja satuan dan/ atau program, yang dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas publik (Antonius, 2014). Proses pelaksanaan akreditasi pada suatu sekolah/ madrasah merupakan evaluasi yang berkaitan dengan arah dan tujuan sekolah/ madrasah serta seluruh kondisi sekolah/ madrasah. Proses pelaksanaan akreditasi sekolah/ madrasah mengacu pada standar nasional pendidikan. Salah satu tujuan penting dari kebijakan akreditasi adalah untuk menentukan kelayakan satuan pendidikan pada jalur formal maupun non formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan dalam rangka memenuhi delapan standar nasional pendidikan (UU No. 20 tahun 2003). Sekolah/ madrasah yang telah diakreditasi di provinsi Maluku Utara dari tahun 2007 hingga 2015 sebanyak 2758 S/ M dengan peringkat akreditasi yang bervariasi yaitu A, B, dan C. Masih banyak sekolah/ madrasah yang ada di Kota Ternate yang harus di re-akreditasi terutama untuk tahun 2017 dan 2018, namun tidak semua akan dapat diakreditasi karena keterbasan kuota, sehingga sekolah/ madrasah yang terakreditasi dengan peringkat C akan diprioritaskan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan peringkat akreditasinya, tetapi sekolah/ madrasah harus dapat mempersiapkan diri untuk di akreditasi ulang (BAP-S/M Prov. Maluku Utara, 2012-2015). Sekolah/ madrasah yang harus diusulkan untuk diakreditasi ulang pada tahun 2017 dan 2018 di Kota Ternate terutama yang memperoleh peringkat C pada jenjang SD/ MI sebanyak 20, SMP/ MTs sebanyak 3, dan SMA/ MA sebanyak 3 (BAP-S/M Prov. Maluku Utara, 2012-2015). Dari 20 SD/ MI yang akan diakreditasi ulang tahun 2017 dan 2018 tersebut maka sekolah/ madrasah yang diperioritaskan adalah SD-A dan SD-B yang merupakan sekolah mitra program IbM ini. SD-A merupakan salah satu sekolah yang berada dipusat keramaian dan memiliki siswa terbanyak dari 3 sekolah lain di kelurahan Bastiong Karance. Sekolah ini memiliki 387 siswa dengan 12 rombongan belajar. Sekolah ini sudah dua kali diakreditasi yaitu pada tahun 2007 dengan peringkat akreditasi A dengan nilai 86 namun pada tahun 2012 diakreditasi ulang dan terakreditasi dengan peringkat C yakni dengan nilai 60. Dari hasil tersebut terlihat bahwa sekolah ini mengalami penurunan p-issn 2087-4839 e-issn 2581-1452 STKIP Nurul Huda

60 Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences Vol. IX No. 2, 2017 yang drastis. Salah satu faktor yang menyebabkan sekolah ini menurun peringkat akreditasinya adalah ketidakpedulian pihak sekolah untuk memacu dan meningkatkan mutu sekolah. Walaupun pada pelaksanaan akreditasi pertama tahun 2007 menggunakan perangkat instrumen lama dan pada saat reakreditasi menggunakan instrumen baru. Instrumen akreditasi 2007 menggunakan instrumen dengan sembilan komponen yaitu (a) kurikulum dan proses belajar mengajar; (b) administrasi dan manajemen sekolah; (c) organisasi dan kelembagaan sekolah; (d) sarana prasarana (e) ketenagaan; (f) pembiayaan; (g) peserta didik; (h) peran serta masyarakat; dan (i) lingkungan dan kultur sekolah sedangkan sejak tahun 2008 menggunakan instrumen yang mengacu pada delapan standar nasional pendidikan yakni (a) standar isi; (b) standar proses; (c) standar kompetensi lulusan; (d) standar pendidik dan tenaga kependidikan (tendik); (e) standar sarana dan prasarana; (f) standar pengelolaan; (g) standar pembiayaan; dan (h) standar penilaian. Namun seharusnya bukan masalah instrumen yang berbeda tetapi yang harus dilakukan pihak sekolah adalah melaksanakan evaluasi kinerjanya setiap saat. Berdasarkan hasil studi dokumentasi nilai setiap komponen yang diperoleh SD-A, teridentifikasi sejumlah kekurangan seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai komponen akreditasi setiap standar SD-A No Komponen Akreditasi Nilai Komponen Akreditasi 1 Standar Isi 56 2 Standar Proses 62 3 Standar Kompetensi Lulusan 55 4 Standar pendidik dan tenaga kependidikan 65 5 Standar Sarana dan Prasarana 59 6 Standar Pengelolaan 58 7 Standar Pembiayaan 56 8 Standar Penilaian 61 Peringkat Akreditasi 60 (C) Sumber Data : BAP-S/M Prov. Maluku Utara (2012) SD-B merupakan sekolah yang berada di selatan Kota Ternate yang diharapkan dapat mengembangkan sekolahnya karena berada disekitar kampus-kampus di Kota Ternate baik negeri maupun swasta. Sekolah ini memiliki siswa sebanyak 163 siswa dengan luas lahan 1.596 m 2, 6 rombongan belajar, 6 ruang belajar serta memiliki perpustakaan yang cukup memadai. Namun dalam hal pelaksanaan evaluasi diri sekolah untuk memperbaiki kinerja sekolah kurang maksimal sehingga berakibat pada hasil akreditasi yang berada pada kategori cukup. Sekolah ini diakreditasi pada tahun 2012. Sekolah ini memiliki beberapa guru yang dapat dikategorikan kreatif dalam proses pembelajaran, dan apabila guru-guru tersebut dilibatkan dalam tim pengembang sekolah maka sekolah ini kemungkinan besar akan meningkat mutunya. Dari hasil akreditasi yang diperoleh yang menjadi kelemahan adalah sekolah tidak dapat mendokumenkan dan menata segala bentuk kegiatan secara baik. Atau bahkan kepala sekolah tidak dapat menerapkan manajemen kepemimpinan yang baik, yang dapat dicontoh atau dapat memotivasi guru untuk meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan hasil studi dokumentasi nilai setiap komponen yang diperoleh SD-B, teridentifikasi sejumlah kekurangan seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai komponen akreditasi setiap standar SD-B No Komponen Akreditasi Nilai Komponen Akreditasi 1 Standar Isi 59 2 Standar Proses 64 3 Standar Kompetensi Lulusan 58 4 Standar pendidik dan tenaga kependidikan 62 5 Standar Sarana dan Prasarana 66 6 Standar Pengelolaan 53 7 Standar Pembiayaan 70 8 Standar Penilaian 78 Peringkat Akreditasi 63 (C) Sumber data : BAP-S/M Prov. Maluku Utara (2012)

Evaluasi Program IbM Pendampingan Penyusunan Borang Akreditasi Bagi Sekolah Dasar di Kota Ternate Mardia Hi Rahman, Saprudin, Husnin Mubarak, dan Fatma Hamid 61 Dari data hasil akreditasi kedua sekolah terlihat bahwa sekolah memiliki kelemahan pada setiap standar, sehingga tidak memenuhi kriteria untuk terakreditasi dengan peringkat B apalagi A. Padahal instrumen akreditasi berdasarkan pada SNP dan sudah dilakukan oleh baik kepala sekolah, guru, maupun warga sekolah yang lain bahkan oleh pemerintah. Dengan kata lain bahwa jika akreditasi oleh sekolah dipandang sebagai kebutuhan bagi sekolah, maka pihak sekolah akan serius melaksanakan. Persiapan akreditasi yang dilakukan oleh sekolah seharusnya tidak sampai menunggu sekolahnya akan diakreditasi lantas dengan sibuk pihak sekolah mempersiapkan semua administrasi yang terkait dengan akreditasi, akan tetapi pihak sekolah harus menyadari bahwa dalam menjalankan roda kehidupan sekolah, pihak sekolah telah menerapkan delapan standar nasional pendidikan yang semuanya sudah dibagi kewenangannya sendiri-sendiri. Program pendampingan penyusunan borang akreditasi bagi Sekolah Dasar di kota Ternate merupakan salah satu program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan berupa; 1) transfer pengetahuan terkait pentingnya akreditasi sekolah, 2) pelatihan intensif terkait penyusunan borang akreditasi sekolah, 3) pendampingan penyusunan borang akreditasi bagi sekolah mitra. Untuk menelusuri efektivitas dan efisiensi pelaksanaan suatu program, maka perlu dilaksanakan evaluasi program. Fitzpatrick et. al. (2012) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah mengidentifikasi, mengklarifikasi dan menerapkan sejumlah kriteria untuk mendeterminasi manfaat atau nilai dari suatu objek evaluasi. Posavac and Carey (Firman, 2017) mengemukakan bahwa evaluasi program merupakan pengumpulan informasi yang sistematis tentang kegiatan, karakteristik dan hasil program untuk membuat penilaian tentang program, meningkatkan keefektifan program, dan atau menginformasikan keputusan tentang program pada masa yang akan datang. Adanya program IbM ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman sekolah mitra terkait penilaian akreditasi sekolah, peningkatan keterampilan sekolah mitra dalam menyusun borang akreditasi sekolah sehingga dengan bekal pemahaman yang baik dan pendampingan yang dilakukan maka diharapkan sekolah mitra dapat lebih siap dalam menghadapi re-akreditasi yang ditunjukkan dengan tersedianya borang akreditasi sekolah yang didukung dengan kelengkapan dokumen penunjang, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan peringkat akreditasi sekolah. METODE Program pendampingan penyusunan borang akreditasi bagi Sekolah Dasar di kota Ternate dilaksanakan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat skema Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) yang secara umum terdiri dari 5 tahap; a) survey pendahuluan, b) pelatihan, c) pendampingan (implementasi pelatihan), d) evaluasi dan e) refleksi. Data dikumpulkan melalui tes, wawancara, observasi dan studi dokumentasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Program Pendampingan Penyusunan Borang Akreditasi Bagi Sekolah Dasar di Kota Ternate Program pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari 5 tahap yakni; survey pendahuluan, pelatihan, pendampingan (implementasi pelatihan), evaluasi dan refleksi. Paparan masing- masing pelaksanaan kegiatan akan diuraikan sebagai berikut. a. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan dilakukan melalui FGD (Focus Group Discussion) dan studi dokumentasi hasil penilaian akreditasi pada sekolah mitra yang menghasilkan temuan permasalahanpermasalahan yang dihadapi ke 2 sekolah mitra. Selanjutnya dilakukan wawancara mendalam (indept interview) dengan ke 2 sekolah mitra sehingga dapat disepakati permasalahan prioritas yang diselesaikan dengan program IbM ini. b. Pelatihan

62 Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences Vol. IX No. 2, 2017 Pelatihan diberikan sekolah mitra yakni SD-A dan SD-B. Adapun lingkup materi pelatihan meliputi; 1) Peran akreditasi dalam penjaminan mutu pendidikan, 2) Mekanisme akreditasi sekolah/ Menengah, 3) Perangkat akreditasi SD/ MI, 4) Penjelasan pengisian borang akreditasi SD/ MI, 5) Pedoman penilaian instrumen akreditasi SD/ MI, 6) Pedoman dan fokus kajian asesmen lapangan, 7) Praktik penyusunan Borang akreditasi SD/ MI. c. Pendampingan Setelah pelatihan dilaksanakan, masing-masing sekolah mitra akan mendapatkan pendampingan dalam penyusunan borang akreditasi sekolah. Tujuan dari pendampingan ini adalah untuk mendampingi sekolah mitra dalam penyusunan borang akreditasi dan juga menjadi fasilitator dalam menyiapkan bukti fisik borang akreditasi yang mengacu pada instrumen akreditasi SD/ MI sehingga sekolah mitra dapat menyiapkan segala bentuk dokumen sesuai instrumen penilaian akreditasi. Pendampingan dilaksanakan lebih difokuskan pada diskusi dan sharing informasi terkait penyiapan bukti fisik yang biasanya menjadi bahan penilaian akreditasi SD/ MI yang terdiri dari 119 butir instrumen yakni; standar isi (instrumen 1 10), standar proses (instrumen 11 31), standar kompetensi lulusan (instrumen 32 38), standar pendidik dan tenaga kependidikan (instrumen 39-54), standar sarana dan prasarana (instrumen 55-75), standar pengelolaan (instrumen 76-90), standar pembiayaan (instrumen 91-106) dan standar penilaian (instrumen 107-119). d. Evaluasi Setelah proses pendampingan selesai, maka dilakukan evaluasi untuk melihat dampaknya terhadap kualitas borang akreditasi yang dihasilkan. Evaluasi ini dilakukan dengan melakukan penilaian akreditasi yang serupa dengan penilaian akreditasi sekolah yang dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Sekolah/ madrasah. e. Refleksi Pada tahap ini, dilaksanakan refleksi terkait pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan melalui forum diskusi. Adanya forum ini diharapkan dapat terjadi saling tukar pengalaman antar sekolah mitra dengan tim pelaksana program pengabdian berperan sebagai fasilitator maupun supervisor. Hasil kegiatan refleksi ini diharapkan berupa pengalaman bagi sekolah mitra dalam mempersiapkan segala bentuk dokumen akreditasi sekolah. Dampak Program Pendampingan Penyusunan Borang Akreditasi bagi Sekolah Mitra a. Peningkatan Pemahaman Sekolah Mitra terkait Akreditasi Sekolah Transfer pengetahuan terkait pentingnya akreditasi dapat dilakukan melalui pelatihan penyusunan borang akreditasi bagi sekolah/ madrasah. (1.a) (1.b) Gambar 1. Penyampaian Materi Pada Pelatihan Penyusunan Borang Akreditasi Sekolah/ Madrasah

Evaluasi Program IbM Pendampingan Penyusunan Borang Akreditasi Bagi Sekolah Dasar di Kota Ternate Mardia Hi Rahman, Saprudin, Husnin Mubarak, dan Fatma Hamid 63 Materi peran akreditasi dalam penjaminan mutu pendidikan; pemaparan materi ini dapat memberi pemahaman guru-guru dan kepala sekolah pada ke dua Sekolah mitra terkait dasar hukum, tujuan, fungsi, dan manfaat akreditasi sekolah/ madrasah khususnya akreditasi Sekolah Dasar. Adanya pemahaman yang baik dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya akreditasi sekolah. Materi mekanisme akreditasi Sekolah/ Menengah; pemaparan materi ini dapat memberi pemahaman guru-guru dan kepala sekolah pada ke dua Sekolah mitra terkait tingkat dan kewenangan badan akreditasi sekolah/ madrasah, unsur-unsur dalam pelaksanaan akreditasi sekolah/ madrasah, mekanisme akreditasi sekolah/ madrasah khususnya Sekolah Dasar baik secara manual (offline) maupun online. Materi perangkat akreditasi SD/ MI; pemaparan materi ini dapat memberi pemahaman guru-guru dan kepala sekolah pada ke dua Sekolah mitra terkait perangkat akreditasi akreditasi SD/ MI yang digunakan dalam proses akreditasi SD/ MI berdasarkan pada peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 002/H/AK/2017 tentang kriteria dan perangkat akreditasi SD/ MI. Materi terkait penjelasan pengisian borang akreditasi SD/ MI; pemaparan materi ini dapat memberi pemahaman guru-guru dan kepala sekolah pada ke dua Sekolah mitra terkait pengisian borang akreditasi yang difokuskan pada pengisian instrumen beserta penjelasan tentang bukti fisik yang biasanya menjadi bahan penilaian yakni; standar isi yakni butir instrumen 1 10, standar proses yakni butir instrumen 11 31, standar kompetensi lulusan yakni butir instrumen 32 38, standar pendidik dan tenaga kependidikan yakni butir instrumen 39 54, standar sarana dan prasarana yakni butir instrumen 55 75, standar pengelolaan yakni butir instrumen 76 90, standar pembiayaan yakni butir instrumen 91 106 dan standar penilaian yakni butir instrumen 107 119 (BAN SM, 2017). Materi pedoman penilaian instrumen akreditasi SD/ MI; pemaparan dan diskusi materi ini memberikan pemahaman guru-guru dan kepala sekolah pada kedua mitra terkait penskoran instrumen akreditasi (bobot komponen instrumen akreditasi, bobot butir instrumen akreditasi, skor butir instrumen akreditasi, perhitungan jumlah skor tertimbang maksimum, perhitungan nilai akhir akreditasi, penentuan nilai komponen akreditasi skala ratusan), kriteria status akreditasi dan pemeringkatan hasil akreditasi (kriteria status akreditasi, pemeringkatan hasil akreditasi). Adanya pemaparan materi ini dapat memberi pemahaman sekaligus bahan evaluasi diri akan kekuatan dan kelemahan sekolah mitra sehingga sekolah mitra dapat lebih siap dalam menghadapai akreditasi sekolah. Materi pedoman dan fokus kajian asesmen lapangan; pemaparan materi ini memberikan gambaran tentang asesmen lapangan yang dilakukan oleh asesor sehingga sekolah mitra dapat lebih jelas dalam memberikan informasi data sekolah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Praktik penyusunan Borang akreditasi SD/ MI; untuk praktek materi ini dilakukan di sekolah masing-masing dikarenakan data-data yang diperlukan masih terdapat di sekolah. Guru-guru dan kepala sekolah pada kedua Sekolah mitra didampingi oleh fasilitator dari tim pengabdian kepada masyarakat. b. Peningkatan Kesiapan Dokumen Fisik Penunjang Borang Akreditasi di Sekolah Mitra Hasil analisis dokumen penunjang borang akreditasi selama proses pendampingan pada kedua sekolah mitra dapat ditunjukkan pada Tabel 3.

64 Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences Vol. IX No. 2, 2017 No Tabel 3. Analisis Kesiapan Dokumen Penunjang Borang Akreditasi Komponen Akreditasi Persentase kesiapan dokumen penunjang borang akreditasi (%) SD-A 1 Standar Isi 90 80 2 Standar Proses 90 75 SD-B 3 Standar Kompetensi Lulusan 80 80 Standar Pendidik dan Tenaga 4 Kependidikan 90 80 5 Standar Sarana dan Prasarana 90 75 6 Standar Pengelolaan 85 70 7 Standar Pembiayaan 80 70 8 Standar Penilaian 80 70 Rerata tingkat kesiapan dokumen pendukung 86 75 borang akreditasi Hasil analisis menunjukkan bahwa, tingkat kesiapan dokumen pendukung borang akreditasi sekolah pada sekolah mitra SD-A dapat dikategorikan sangat baik (86%), sedangkan sekolah mitra SD-B dikategorikan baik (75%). Adanya kelengkapan dokumen pendukung borang akreditasi menunjukkan adanya tanggung jawab dan kesiapan sekolah mitra dalam menghadapi reakreditasi sekolah yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan peringkat akreditasi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis evaluasi pelaksanaan program pendampingan penyusunan borang akreditasi bagi Sekolah Dasar di kota Ternate disimpulkan bahwa; 1. Transfer pengetahuan terkait pentingnya akreditasi di sekolah mitra dapat dilakukan melalui pelatihan penyusunan borang akreditasi. Adanya peningkatan pemahaman sekolah mitra terkait akreditasi dapat menumbuhkan kesadaran serta meningkatkan tanggung jawab sekolah mitra untuk meningkatkan status akreditasi sekolah. 2. Pendampingan yang dilakukan dapat memfasilitasi sekolah mitra dalam menyiapkan dokumen pendukung borang akreditasi. Adanya kelengkapan dokumen pendukung borang akreditasi menunjukkan kesiapan sekolah mitra dalam menghadapi proses re-akreditasi. DAFTAR PUSTAKA Antonius, 2014 Pelaksanaan Akreditasi Sekolah Dasar Negeri, Fokus, Jilid 12, Nomor 2, Maret 2014 BAN SM. 2017. Perangkat Akreditasi SD/ MI. Jakarta: Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah BAP-S/M Prov. Maluku Utara. 2012. Laporan BAP-S/M Prov. Maluku Utara tahun 2012 BAP-S/M Prov. Maluku Utara. 2013. Laporan BAP-S/M Prov. Maluku Utara tahun 2013 BAP-S/M Prov. Maluku Utara. 2014. Laporan BAP-S/M Prov. Maluku Utara tahun 2014 BAP-S/M Prov. Maluku Utara. 2015. Laporan BAP-S/M Prov. Maluku Utara tahun 2015

Evaluasi Program IbM Pendampingan Penyusunan Borang Akreditasi Bagi Sekolah Dasar di Kota Ternate Mardia Hi Rahman, Saprudin, Husnin Mubarak, dan Fatma Hamid 65 Firman Harry. 2017. Evaluasi Program (Pengantar); Bahan Kuliah Evaluasi Program Pendidikan IPA. Tidak diterbitkan Fitzpatrick, J.L., Sanders, J.R., & Worthen, R.B. (2012) Program Evaluation: Alternative Approaches and Practical Guidelines. New Jersey: Pearson Education. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.