BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Komponen siklus inovasi (Khalil, 2000)

Bantuan Dana RISPRO. (Riset Inovatif Produktif)

SOSIALISASI PROGRAM LAYANAN LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN. Riset Pembangunan Indonesia

Bantuan Dana RISPRO. (Riset Inovatif Produktif)

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun

III. METODE PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pendanaan Riset Pembangunan Indonesia

SOSIALISASI PROGRAM LAYANAN LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN

LAPORAN SINGKAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PATEN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SOSIALISASI RAPERMENRISTEKDIKTI TENTANG MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI

lembaga pengelola dana pendidikan BUKU PEDOMAN RISET PEMBANGUNAN INDONESIA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KEPALA SEKSI PELAYANAN ALIH TEKNOLOGI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

TIPS DAN TRICK PROPOSAL HIBAH. Margareta Rinastiti

Widyat Nurcahyo, Analisa Atribut Yang Mempengaruhi Mutu Program Studi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM KERJA BAKAL CALON REKTOR ITS Menuju. Kemandirian, Keunggulan dan Kesejahteraan by : Triwikantoro

STANDAR PELAKSANA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. 1. Visi dan Misi Politeknik Visi :

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kancah internasional. Kemajuan PT berimbas pada kemajuan dunia ekonomi,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN

RISET INOVATIF PRODUKTIF/RISPRO LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN TAHUN 2016

PEDOMAN PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA TAHUN 2010 DEWAN RISET NASIONAL KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI

K A T A P E N G A N T A R

Kebijakan Pendanaan Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)

PETUNJUK PELAKSANAAN KERJA SAMA ALIH TEKNOLOGI

KEBIJAKAN MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI

Pasal 68 UU no. 1 Tahun 2004

BAB III STANDAR NASIONAL PENELITIAN. Bagian Kesatu. Ruang Lingkup Standar Nasional Penelitian. Pasal 42

USER MANUAL SIPENSEL - PERISET Versi 1.0.0

LAMPIRAN. Lampiran 1: Kesesuaian Pedoman Sistem Akuntansi PTN BLU X dengan. PMK No 76 Tahun

Pokok Bahasan. Kebijakan Pendanaan Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) 18/02/2013. Latar Belakang. Organisasi.

RENCANA OPERASIONAL. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2007 TENTANG

STANDAR PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

STRATEGI PENINGKATAN KLASTER PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Proposal Riset Inovatif Produktif (RISPRO)

PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI EDISI X REVISI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT EDISI X 1

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

2018, No Peraturan Menteri Pertanian Nomor 06/PERMENTAN/ OT.140/2/2012 tentang Pedoman Kerja Sama Penelitian dan Pengembangan Pertanian, perlu

HKI DAN LISENSI INOVASI BBP MEKANISASI PERTANIAN

PEDOMAN KNAPPP 02:2007 Persyaratan Umum Akreditasi Pranata Litbang

PANDUAN PENGUSULAN INSENTIF PENGUATAN SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL (SENTRA-KI) TAHUN 2018

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mohammad Sofwan Effendi, 2015

INKUBATOR BISNIS Dr. Susilo, SE., MS

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

PERSOALAN SKALA NASIONAL

Pedoman Riset Inovatif Produktif (RISPRO)

MENUJU TATA KELOLA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. perorangan, masyarakat dan atau pemerintah oleh karenanya Perguruan Tinggi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.

PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG

LEMABAGA PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN CITRA BINA NUSANTARA

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN STATISTIK KOTA MAGELANG NOMOR : /022/430 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 11/M/2017 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TAHUN

PANDUAN HIBAH KONSORSIUM KEILMUAN TAHUN 2017

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Rencana Pengembangan Pendidikan Tinggi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Laporan Kinerja Tahun 2017 Universitas Negeri Malang (UM)

STANDAR HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI), Science and Techno Park (STP), dan Grand Design Pengembangan Perguruan Tinggi

Penyusunan Standar Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Kerjasama

BAB IV PERANCANGAN KERANGKA SISTEM PENGEMBANGAN PPBT LUARAN PERGURUAN TINGGI

VISI DAN MISI POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

Standar Penelitian STIKES HARAPAN IBU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016

Manual Mutu Penelitian Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.04. M a n u a l M u t u P e n e l i t i a n 2

Manual Mutu Pengabdian

LAKIP. Universitas Negeri Malang (UM) Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Hibah Penelitian Dana Lokal ITS Tahun 2017 LPPM ITS

Tips Umum Mengenali Skim Hibah Penelitian Dikti "Terbaru"

KERANGKA ACUAN PENGKAJIAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN DI DAERAH ASAL MIGRAN DAN KOMUNITAS MISKIN KOTA (BATCH 1) TAHUN ANGGARAN 2008

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

PERATURAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 11/PER-LPMUKP/2017 TENTANG

KARAKTERISTIK SETIAP SKEMA PENELITIAN

BUKU PEDOMAN. PENYUSUNAN PROPOSAL PEMANFAATAN BOPTN PENELITIAN (Non-Simlitabmas) UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN ANGGARAN 2015

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN PNBP YANG BERSUMBER DARI ROYALTI

Tarif atas jenis PNBP ditetapkan dengan memperhatikan :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK TEKNIS PENELITIAN KEMITRAAN

MANUAL PENGEMBANGAN STANDAR SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

STANDAR PENILAIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. 1. Visi dan Misi Politeknik Visi : Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

278 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan temuan lapangan yang sudah dijelaskan di Bab IV, disimpulkan bahwa instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU belum menetapkan seluruh kebijakan tentang manajemen pembiayaan dan implementasi hasil riset dalam rangka mencapai visi dan melaksanakan misi organisasi. Walaupun setiap instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU secara regulasi dapat memanfaatkan fleksibilitas manajemen pembiayaan riset sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Badan Layanan Umum, namun instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU baru dapat menetapkan kebijakan tentang kriteria seleksi proposal riset; pola kerjasama dalam perencanaan kebutuhan riset dan pengelolaan alih teknologi hasil riset; mekanisme monitoring, evaluasi dan pelaporan penggunaan biaya riset; dan pengelolaan alih teknologi hasil riset. Namun demikian, instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU belum menetapkan kebijakan tentang standar biaya dan komponen pembiayaan riset; pola kerjasama dalam komersialaisasi hasil risetdan pengelolaan dampak komersialisasi hasil riset. Fleksibilitas BLU dan PTN-BH belum dimanfaatkan instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU untuk menentukan standar biaya khusus dalam aktivitas riset, baik dalam pengelolaan biaya riset yang bersumber dari internal maupun eksternal. UNS, UPI, dan BPTP sebagai lembaga pelaksana riset masing-masing sudah menetapkan kebijakan standar dan kriteria seleksi proposal riset yang berlaku secara internal. Sementara LPDP sebagai lembaga pemberi biaya riset sudah menetapkan kebijakan standar dan kriteria seleksi proposal riset yang berlaku secara intenal dan eksternal. Keempat instansi pemerintah masih menggunakan standar biaya umum yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.UNS sebagai perguruan tinggi

279 dengan status BLU dan UPI sebagai PTN-BH belum menetapkan kebijakan standar biaya khusus untuk pembiayaan riset. Begitu juga BPTP dan LPDP sebagai lembaga yang menerapkan PK-BLU belum menetapkan kebijakan standar biaya dan komponen pembiayaan riset. Implementasi kebijakan dan pola kerja sama pengelolaan riset antara UNS dan UPI dengan mitra riset tidak mengalami hambatan dari segi regulasi pemerintah, karena mempunyai fleksibilitas dalam pengelolaan pendanaan dan dapat memotong siklus normal pengelolaan keuangan negara, khususnya tentang PNBP, namun masih terbatas pada perencanaan kebutuhan riset institusi dan pengelolaan alih teknologi hasil riset dengan tingkat kesiapan teknologi (TKT skala 6). Artinya belum sampai pada tingkat komersialisasi hasil riset ke ranah industri yang langsung menunjang pembangunan ekonomi Indonesia (TKT skala 9) dan pengelolaan dampak komersialisasi hasil riset berupa royalti. Pembobotan aspek administrasi pembiayaan dan aspek substansi riset dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi riset belum seragam di instansi pemerintah PK-BLU, dan cenderung difokuskan pada aspek substansi riset, sehingga dalam mekanisme pelaporan penggunaan pembiayaan riset dipandang kurang akuntabel. Unit khusus yang dibentuk di instansi pemerintah PK-BLU untuk alih teknologi hasil riset belum mampu berperan sebagai inkubasi bisnis atau unit transfer teknologi yang merupakan media bisnis ke arah start up company atau spin-off company. Sementara LPDP sebagai lembaga pemberi dana riset mengarahkan seluruh hasil riset yang dibiayai dalam bentuk RISPRO ke tahap alih teknologi paten atau bentuk kekayaan intelektual lainnya. Kebijakan komersialisasi hasil riset oleh perguruan tinggi BLU belum mampu memenuhi harapan perguruan tinggi untuk mengkomersialkan hasil risetnya dalam bentuk spin-off university, start-up company, atau joint venture. Hal ini menunjukkan belum sinkronnya kebijakan BLU yang mengatur fleksibilitas manajemen pembiayaan perguruan tinggi dengan kebijakan PNBP. Misalnya, UPI sebagai PTN-BH belum optimal

280 memanfaatkan fleksibilitasnyauntuk menentukan standar manajemen komersialisasi yang mampu memenuhi kebutuhan industri dan/atau masyarakat. Sementara UNS dan BPTP sebagai instansi BLU terkendala oleh regulasi keuangan negara dalam komersialisasi hasil riset ke tingkat industri masal. Sesuai regulasi perguruan tinggi dengan status PTN-BH dan status BLU mempunyai kewenangan untuk menentukan tarif layanan riset dan dampak komersialisasi produk dalam bentuk royalti. Namun demikian, UPI dengan status PTN-BH belum menetapkan tarif layanan internal royalti riset, di pihak lain UNS dan BPTP yang berstatus BLU sudah menetapkan tarif layanan royalti riset. B. Implikasi Model manajemen pembiayaan dan implementasi hasil riset pada instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU mempunyai implikasi positif bagi lembaga pemberi bantuan dana riset, lembaga riset, dan mitra riset, serta bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Penjelasan implikasi untuk setiap lembaga adalah sebagai berikut. 1. Bagi Pemberi Bantuan Dana Riset a. Standardisasi seleksi proposal dapat meningkatkan kualitas proposal riset yang diterima dari lembaga riset; b. Standardisasi besaran biaya dan komponen pembiayaan riset dapat memudahkan verifikasi biaya riset yang diberikan kepada periset; c. Pola kerja sama riset dengan mitra industri dapat meningkatkan pembiayaan riset secara keseluruhan sehingga mampu menghasilkan produk riset yang lebih berkualitas; d. Mekanisme monitoring dan evaluasi pelaksanaan riset dan penggunaan dana riset yang efektif dapat meningkatkan efektivitas riset dan akuntabilitas penggunaan dana riset; e. Komersialisasi hasil riset dapat meningkatkan pendapatan lembaga pemberi bantuan dana riset secara finansial berupa royalti.

281 2. Bagi Riset a. Standardisasi seleksi proposal dapat meningkatkan kualitas proposal riset baik yang diajukan kepada lembaga riset internal maupun kepada lembaga pemberi bantuan dana riset; b. Standardisasi besaran biaya dan komponen pembiayaan riset dapat meningkatkan produktivitas riset melalui perolehan hibah atau bantuan pembiayaan riset dari lembaga pemberi bantuan dana riset; c. Pola kerja sama riset dengan lembaga pemberi dana riset dan mitra industri dapat meningkatkan pembiayaan riset dan menumbuhkan minat periset untuk meningkatkan kesiapan teknologi hasil riset dan/atau tingkat kesiapan inovasi produk riset ke arah komersialisasi atau implementasi; d. Mekanisme monitoring dan evaluasi pelaksanaan riset dan penggunaan dana riset yang efektif dapat meningkatkan efektivitas riset dan akuntabilitas penggunaan dana riset; e. Pengelolaan alih teknologi hasil riset yang efektif dapat meningkatkan produktivitas riset khusunya bagi kelompok periset yang mempunyai hak kekayaan intelektual dapat dijamin dan dihargai baik secara akademik maupun secara finansial; f. Komersialisasi hasil riset dapat meningkatkan pendapatan lembaga riset secara finansial berupa royalti atau tumbuhnya industri pemula (star-up company) lingkungan lembaga riset dan spin off company, dan joint venture di lingkungan lembaga riset. 3. Bagi Mitra Riset a. Pola kerja sama riset dengan lembaga riset dan lembaga pemberi dana riset dapat meningkatkan pembiayaan riset secara keseluruhan sehingga mampu menghasilkan produk riset yang lebih berkualitas; b. Komersialisasi hasil riset dapat meningkatkan kualitas proses atau produk di lingkungan mitra riset karena produk riset mengarah

282 mempunyai tingkat kesiapan teknologi yang tepat dan mampu mendorong inovasi hasil riset. 4. Bagi bangsa Indonesia a. Pengelolaan alih teknologi hasil riset yang efektif berupa kekayaan intelektual dalam bentuk paten atau kekayaan intelektual lainnya mampu meningkatkan tingkat produktivitas nasional dan tingkat inovasi nasional; b. Komersialisasi hasil riset dapat meningkatkan kualitas produk riset dan produktivitas nasional yang mampu bersaing di tingkat internasional; c. Tumbuhnya industri pemula (star-up company) dan spin-off company dan joint venture berbasis riset akan berdampak pada penguatan ekonomi nasional. Tabel berikut menggambarkan hubungan implikasi ketujuh komponen pembahasan riset bagi lembaga pemberi bantuan dana riset, lembaga riset, mitra riset, dan bangsa Indonesia. Tabel 5.1, Implikasi model manajemen pembiayaan dan implementasi hasil riset. Komponen Impilkasi Standar seleksi proposal riset Standar biaya dan komponen pembiayaan riset Pola kerja sama riset Mekanisme monitoring dan evauasi Alih teknologi hasil riset Pemberi Bantuan Dana Riset Riset Mitra Riset Bangsa Indonesia X X X X X X X X X

283 Komponen Impilkasi Komersialisasi hasil riset Dampak komersialisasi hasil riset Pemberi Bantuan Dana Riset = Mempunyai Implikasi X = Tidak Mempunyai Implikasi Riset Mitra Riset Bangsa Indonesia C. Rekomendasi Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang disajikan dalam Bab IV, direkomendasikan untuk penyempurnaan kebijakan dan implementasi manajemen pembiayaan dan implementasi hasil riset pada instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU, sebagai berikut. Pertama,pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan agar mengkaji ulang PP 23/2005 tentang Badan Layanan Umum (BLU) dalam rangka sinkronisasi kebijakan alih teknologi hasil riset dan komersialisasi hasil riset di lingkungan perguruan tinggi yang menerapkan PK-BLU agar mampu meningkatkan hilirisasi hasil riset dalam bentuk lisensi atau kerja sama (start up company, spin-off company, dan joint venture). Kedua, pemerintah dalam hal ini Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi agar menetapkan Tingkat Kesiapan Teknologi (Technology Readiness Level) dan Tingkat Kesiapan Inovasi (Innovation Readiness Level) sebagai acuan kebijakan hilirisasi hasil riset. Ketiga, pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan dan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi merumuskan kebijakan pembiayaan riset dalam bentuk block grantuntuk jangka waktu pelaksanaan riset yang efektif.

284 Keempat, lembaga riset dan PTN BLU dapat menerapkan model manajemen pembiayaan dan implementasi hasil riset sebagai bagian di kebijakan dan manajemen riset di lingkungannya.

[Type text]