BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki 3 (tiga) macam kebutuhan yaitu, kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manuasia agar mampu bertahan hidup. Kebutuhan primer diantaranya adalah pangan (makanan dan minuman), sandang ( pakaian), dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh setiap manusia setelah mereka memenuhi kebutuhan primer. Kebutuhan sekunder contohnya adalah hiburan, olahraga, televisi dan sebagainya. Tahap kebutuhan terakhir manusia adalah kebutuhan tersier (mewah). Kebutuhan akan barang-barang mewah dipenuhi setelah kedua kebutuhan sebelumnya (primer & sekunder) sudah dapat dipenuhi. Kebutuhan barang-barang mewah contohnya adalah kendaraan atau alat transportasi yang bersifat milik pribadi, baik roda dua maupun roda empat. Kebutuhan akan kendaraan pribadi dewasa ini, dapat dikategorikan kedalam kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Dengan semakin majunya ilmu teknologi, manusia semakin banyak aktifitas yang mengharuskan mereka untuk berpergian menuju suatu tempat dan membutuhkan alat transportasi. Walaupun 1
2 pemerintah sudah menyediakan berbagai sarana transportasi untuk memudahkan akomodasi, tetap saja banyak masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini dapat dilihat dalam data tabel penjualan sepeda motor dan mobil dari perusahaan otomotif terbesar asal negara Jepang. Dari kondisi permintaan masyarakat terhadap produk otomotif yang fluktiatif, tentunya menjadi sorotan penting bagi para pemasok bahan baku perusahaan otomotif tersebut untuk bagaimana mereka dapat terus memasok bahan baku agar tetap terjadi keseimbangan proses produksi otomotif. Salah satu bahan baku dalam proses produksi di bidang otomotif adalah cat. Setiap produk otomotif yang beredar di pasaran memiliki daya tarik tersendiri dalam aspek visual yaitu warna. Warna yang dapat memikat para konsumen, mempunyai peran tersendiri dalam jumlah permintaan akan suatu produk otomotif tersebut. Salah satu pemasok cat terbesar untuk perusahaan-perusahaan otomotif asal Jepang adalah PT Kansai Paint. Indonesia merupakan salah satu pangsa pasar terbesar untuk produk-produk otomotif, banyak perusahaan-perusahaan otomotif yang membuka plant di Indonesia. Hal ini merupakan salah satu faktor PT Kansai Paint juga membuka factory di Indonesia yang diberi nama PT Kansai Paint Indonesia (KPIN) dimana tujuannya agar tetap dapat menjadi pemasok terbesar serta dapat meminimalisir waktu dan biaya dalam kegiatan memasok bahan baku. PT Kansai Paint Indonesia berlokasi di Kawasan Industri MM2100, Blok DD6 & DD7, Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat. Dalam kegiatan memasok bahan baku, PT Kansai Paint Indonesia tentunya juga membutuhkan bahan baku untuk
3 proses pembuatan catnya. Naik dan turunnya unit yang akan diproduksi oleh perusahaan-perusahaan otomotif dalam periode tertentu serta adanya masa kadaluarsa cat menuntut PT Kansai Paint Indonesia harus melakukan pengendalian dalam persediaan bahan baku. Tabel 1.1 Data Aktual Pengiriman VS Peramalan PT Honda Prospect Motor Tahun 2015 (Dalam Satuan Liter) Peramalan Kebutuhan Selisih Persediaan Aktual Pengiriman Nama Produk (Cat) dari PT HPM Material Okt Nov Des Okt Nov Des Okt Nov Des ALABASTER SILVER 1680 580 160 1900 300 502 220-280 342 (INTERIOR) LUNAR SILVER MET 0 0 200 0 200 1958 0 200 1758 ORCHID WHITE (MICA BASE) 600 600 500 900 600 1190 300 0 690 ORCHID WHITE (COLOR BASE) 2920 2640 2980 3000 2000 3705 80-640 725 MODERN STEEL (HPM) 760 700 700 800 740 1019 40 40 319 ALABASTER SILVER 400 500 240 662 320 1028 262-180 788 MODERN STEEL INTERIOR 2000 2000 2000 2000 2500 1500 0 500-500 MORPHO BLUE PEARL 120 100 0 120 160 140 0 60 140 Sumber : Data Penjualan PT Kansai Paint Indonesia Dari data di atas dapat dilihat fluktuasi serta ketidakakuratan estimasi kebutuhan yang dibutuhkan pelanggan dengan aktual pengiriman barang dalam beberapa periode tertentu, padahal data estimasi kebutuhan itu sendiri dari pelanggan. Maka dari itu diperlukan metode yang mampu digunakan untuk menentukan jumlah bahan baku yang harus dibeli dan interval waktu pemesanan yang optimal melihat ada berbagai jenis bahan baku yang lokal maupun impor. Hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana melakukan metode peramalan yang tepat untuk perencanaan produksi yang akan datang guna meningkatkan efisiensi biaya persediaan.
4 B. Perumusan Masalah Dalam melakukan kontrol persediaan bahan baku yang menjadi masalah di PT Kansai Paint Indonesia adalah: 1. Berapa banyak jumlah produksi di tahun 2016 untuk dapat mengetahui bahan baku yang akan disediakan? 2. Kapan bahan baku akan dibeli agar proses produksi berjalan sesuai dengan lead time yang ditentukan? 3. Apa metode yang tepat untuk pengendalian bahan baku agar dapat mengefisiensikan biaya persediaan perusahaan? C. Batasan Masalah Untuk memberikan arahan dalam penulisan ini dan mencapai tujuan, maka penulis memberikan batasan antara lain : 1. Bahan baku yang akan dianalisa adalah bahan baku pembuatan cat warna dasar (base coat) yang berjenis magicron (cat otomotif untuk part dengan kandungan besi yang tinggi) dengan nama cat MAGICRON MODERN STEEL untuk pelanggan PT Honda Prospect Motor 2. Data penentuan jumlah bahan baku untuk periode tahun 2016
5 3. Hasil dari penelitian ini adalah pemesanan bahan baku yang tepat dengan metode lot sizing D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah hasil dari pengamatan, pemahaman dan juga pembelajaran dari teori-teori yang sudah dipelajari sebelumnya. Tujuan penelitian adalah : 1. Memperoleh metode peramalan yang tepat dalam pengendalian bahan baku 2. Mendapatkan perbandingan biaya dari metode yang diterapkan 3. Mempelajari metode yang tepat guna meminimalisir masalah perusahaan khususnya dalam persediaan E. Kontribusi Penelitian Dalam penelitian ini dapat dikemukakan beberapa manfaat antara lain : 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis. 2. Menambah wawasan penulis mengenai penetapan metode yang tepat dalam pengendalian bahan baku. 3. Sebagai bahan referensi bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut untuk penelitian sejenis.
6 4. Sebagai rekomendasi untuk sistem pengendalian bahan baku pada perusahaan lainnya.