BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia memiliki 3 (tiga) macam kebutuhan yaitu, kebutuhan primer,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. : Guntur Dwi Prakoso NIM : Program Studi Manajemen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. pada risiko tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehingga akan

MEMPELAJARI PERAMALAN PRODUKSI LOWER BALL JOINT PADA PT. MENARA TERUS MAKMUR. : : Teknik Industri : Ratih Wulandari, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan untuk terus berkembang agar dapat bertahan dalam kancah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang menentukan intensitas persaingan pada industri adalah daya tawar supplier.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kondisi tersebut, perusahaan memberlakukan sistem persediaan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak terjadi perubahan yang cukup drastis pada lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara. Perusahaan ini berada di JL. Raya Moh Toha Km 5/23

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. roda dua dan merupakan pabrikasi alat transportasi roda dua di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat tajam. Sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia

I. BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk

MEMPELAJARI PERENCANAAN PRODUKSI KAWASAKI MOTOR IND0NESIA

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun di pasar internasional. Meningkatnya intensitas persaingan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia, dengan slogannya yang berbunyi One Heart. Perusahaan Honda yang

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan keunggulan produk-produknya. Sebagai bukti, Honda pada

BAB I PENDAHULUAN. seluruh sumber daya pemasok maupun pelanggan, hal ini bertujuan membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

MEMPELAJARI PERSEDIAAN BAHAN BAKU ALUMUNIUM INGOT AC4B DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PABRIK CAKUNG

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dewasa ini telah memasuki era baru, di mana perusahaan lebih UKDW

BAB I PENDAHULUAN. akan teknologi untuk memperoleh ataupun mengirimkan informasi dari tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satunya adalah perkembangan otomotif yang menjadi faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Operasional sebuah perusahaan modifikasi otomotif memiliki ciri khas tersendiri

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut semua instansi industri untuk

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi yang mampu mempersingkat jarak dan waktu, salah satu

Tabel I.1 Dimensi Rak Penyimpanan Jumlah Area Dimensi Rak Material

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menjaga tenggat waktu, dan meminimalkan biaya persediaan. yang harus ditempuh menghadapi suatu kondisi tertentu (Rangkuti, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN KENDARAAN BERMOTOR RODA 2 DI SURAKARTA (Studi Kasus Sepeda Motor Bebek Merk Honda)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan dan selera konsumen mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah industri manufaktur, proses perencanaan dan pengendalian produksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini semua perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan nilai bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. 3,32 5,24 7,07 3,6 Konstruksi 6,11 6,97 6,36 5,22 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dewasa ini perekonomian pada era globalisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mobil tidak lebih efisien dibandingkan dengan sepeda motor. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi negara,

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. industri otomotif dan komponen, sehingga tercipta industri otomotif nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. juga tempat kediaman yang dapat memenuhi syarat-syarat kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III PERUMUSAN MASALAH

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK ALE- ALE PADA PT TIRTA ALAM SEGAR DENGAN METODE ABC DAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam melaksanakan tugasnya yaitu mengelola dan memasarkan. menginginkan barang yang praktis tapi terkesan mewah.

BAB I PENDAHULUAN. maupun pedesaan sudah tidak di pungkiri lagi sangat membutuhkan kendaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah

BAB I PENDAHULUAN. kinerja yang tinggi dari seluruh karyawannya. Untuk tetap bertahan dan sukses,

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa fungsi sepeda motor sangat bermanfaat bagi setiap orang,

Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Gambar 1.1 Logo Rumah Warna

BAB I PENDAHULUAN. persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Salah satu

BAB IV ANALISA MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. besar orang yang bekerja di wilayah Jabodetabek. Setiap pagi saat waktunya masuk

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara

DAFTAR ISI. TINJAUAN PUSTAKA A. Modernisasi B. Perubahan Sosial BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan industri otomotif khususnya sepeda motor di Indonesia saat ini begitu

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai gaya yang diinginkan masyarakat Indonesia. Kebutuhan masyarakat

MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI MOLDING ROOF D22D DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PT. TOYOTA AUTO BODY TOKAI EXTRUSION

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI.. iv. DAFTAR TABEL...viii. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berkedudukan di Jepang dengan PT. Astra Honda Motor yang berkedudukan di

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam jadwal produksi induk. Contoh dari depended inventory adalah

Struktur Perusahaan PT. Astra Honda Motor

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat. Keuntungan dan profit tersebut didapat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Profil Perusahaan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PEMBENTUKAN DISONANSI KOGNITIF KONSUMEN PEMILIK MOTOR YAMAHA JUPITER

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau

BAB III METODE PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tempat. Pemerintah sedang giat-giatnya untuk mengembangkan

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki 3 (tiga) macam kebutuhan yaitu, kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manuasia agar mampu bertahan hidup. Kebutuhan primer diantaranya adalah pangan (makanan dan minuman), sandang ( pakaian), dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh setiap manusia setelah mereka memenuhi kebutuhan primer. Kebutuhan sekunder contohnya adalah hiburan, olahraga, televisi dan sebagainya. Tahap kebutuhan terakhir manusia adalah kebutuhan tersier (mewah). Kebutuhan akan barang-barang mewah dipenuhi setelah kedua kebutuhan sebelumnya (primer & sekunder) sudah dapat dipenuhi. Kebutuhan barang-barang mewah contohnya adalah kendaraan atau alat transportasi yang bersifat milik pribadi, baik roda dua maupun roda empat. Kebutuhan akan kendaraan pribadi dewasa ini, dapat dikategorikan kedalam kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Dengan semakin majunya ilmu teknologi, manusia semakin banyak aktifitas yang mengharuskan mereka untuk berpergian menuju suatu tempat dan membutuhkan alat transportasi. Walaupun 1

2 pemerintah sudah menyediakan berbagai sarana transportasi untuk memudahkan akomodasi, tetap saja banyak masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini dapat dilihat dalam data tabel penjualan sepeda motor dan mobil dari perusahaan otomotif terbesar asal negara Jepang. Dari kondisi permintaan masyarakat terhadap produk otomotif yang fluktiatif, tentunya menjadi sorotan penting bagi para pemasok bahan baku perusahaan otomotif tersebut untuk bagaimana mereka dapat terus memasok bahan baku agar tetap terjadi keseimbangan proses produksi otomotif. Salah satu bahan baku dalam proses produksi di bidang otomotif adalah cat. Setiap produk otomotif yang beredar di pasaran memiliki daya tarik tersendiri dalam aspek visual yaitu warna. Warna yang dapat memikat para konsumen, mempunyai peran tersendiri dalam jumlah permintaan akan suatu produk otomotif tersebut. Salah satu pemasok cat terbesar untuk perusahaan-perusahaan otomotif asal Jepang adalah PT Kansai Paint. Indonesia merupakan salah satu pangsa pasar terbesar untuk produk-produk otomotif, banyak perusahaan-perusahaan otomotif yang membuka plant di Indonesia. Hal ini merupakan salah satu faktor PT Kansai Paint juga membuka factory di Indonesia yang diberi nama PT Kansai Paint Indonesia (KPIN) dimana tujuannya agar tetap dapat menjadi pemasok terbesar serta dapat meminimalisir waktu dan biaya dalam kegiatan memasok bahan baku. PT Kansai Paint Indonesia berlokasi di Kawasan Industri MM2100, Blok DD6 & DD7, Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat. Dalam kegiatan memasok bahan baku, PT Kansai Paint Indonesia tentunya juga membutuhkan bahan baku untuk

3 proses pembuatan catnya. Naik dan turunnya unit yang akan diproduksi oleh perusahaan-perusahaan otomotif dalam periode tertentu serta adanya masa kadaluarsa cat menuntut PT Kansai Paint Indonesia harus melakukan pengendalian dalam persediaan bahan baku. Tabel 1.1 Data Aktual Pengiriman VS Peramalan PT Honda Prospect Motor Tahun 2015 (Dalam Satuan Liter) Peramalan Kebutuhan Selisih Persediaan Aktual Pengiriman Nama Produk (Cat) dari PT HPM Material Okt Nov Des Okt Nov Des Okt Nov Des ALABASTER SILVER 1680 580 160 1900 300 502 220-280 342 (INTERIOR) LUNAR SILVER MET 0 0 200 0 200 1958 0 200 1758 ORCHID WHITE (MICA BASE) 600 600 500 900 600 1190 300 0 690 ORCHID WHITE (COLOR BASE) 2920 2640 2980 3000 2000 3705 80-640 725 MODERN STEEL (HPM) 760 700 700 800 740 1019 40 40 319 ALABASTER SILVER 400 500 240 662 320 1028 262-180 788 MODERN STEEL INTERIOR 2000 2000 2000 2000 2500 1500 0 500-500 MORPHO BLUE PEARL 120 100 0 120 160 140 0 60 140 Sumber : Data Penjualan PT Kansai Paint Indonesia Dari data di atas dapat dilihat fluktuasi serta ketidakakuratan estimasi kebutuhan yang dibutuhkan pelanggan dengan aktual pengiriman barang dalam beberapa periode tertentu, padahal data estimasi kebutuhan itu sendiri dari pelanggan. Maka dari itu diperlukan metode yang mampu digunakan untuk menentukan jumlah bahan baku yang harus dibeli dan interval waktu pemesanan yang optimal melihat ada berbagai jenis bahan baku yang lokal maupun impor. Hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana melakukan metode peramalan yang tepat untuk perencanaan produksi yang akan datang guna meningkatkan efisiensi biaya persediaan.

4 B. Perumusan Masalah Dalam melakukan kontrol persediaan bahan baku yang menjadi masalah di PT Kansai Paint Indonesia adalah: 1. Berapa banyak jumlah produksi di tahun 2016 untuk dapat mengetahui bahan baku yang akan disediakan? 2. Kapan bahan baku akan dibeli agar proses produksi berjalan sesuai dengan lead time yang ditentukan? 3. Apa metode yang tepat untuk pengendalian bahan baku agar dapat mengefisiensikan biaya persediaan perusahaan? C. Batasan Masalah Untuk memberikan arahan dalam penulisan ini dan mencapai tujuan, maka penulis memberikan batasan antara lain : 1. Bahan baku yang akan dianalisa adalah bahan baku pembuatan cat warna dasar (base coat) yang berjenis magicron (cat otomotif untuk part dengan kandungan besi yang tinggi) dengan nama cat MAGICRON MODERN STEEL untuk pelanggan PT Honda Prospect Motor 2. Data penentuan jumlah bahan baku untuk periode tahun 2016

5 3. Hasil dari penelitian ini adalah pemesanan bahan baku yang tepat dengan metode lot sizing D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah hasil dari pengamatan, pemahaman dan juga pembelajaran dari teori-teori yang sudah dipelajari sebelumnya. Tujuan penelitian adalah : 1. Memperoleh metode peramalan yang tepat dalam pengendalian bahan baku 2. Mendapatkan perbandingan biaya dari metode yang diterapkan 3. Mempelajari metode yang tepat guna meminimalisir masalah perusahaan khususnya dalam persediaan E. Kontribusi Penelitian Dalam penelitian ini dapat dikemukakan beberapa manfaat antara lain : 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis. 2. Menambah wawasan penulis mengenai penetapan metode yang tepat dalam pengendalian bahan baku. 3. Sebagai bahan referensi bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut untuk penelitian sejenis.

6 4. Sebagai rekomendasi untuk sistem pengendalian bahan baku pada perusahaan lainnya.