BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Peneliti mengambil sampel sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Prosedur pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel No Keterangan Jumlah 1. Populasi perusahaan LQ45 selama periode 2011-2013 45 2. Perusahaan yang mempunyai kerugian (28) Jumlah perusahaan yang dapat diolah 17 Sumber : Data yang diolah pada 2015 Dari 45 sampel perusahaan yang memenuhi kriteria sampel, terdapat 28 sampel perusahaan yang tidak dapat diolah karena mengalami kerugian, sehingga sampel yang diolah dalam penelitian ini adalah 17 perusahaan selama 3 tahun, sehingga mendapatkan 51 data. B. Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, standar deviasi dari masing-masing variabel yang 44
45 terdapat dalam penelitian. Perusahaan yang memenuhi kriteria dari penelitian ini sebanyak 51 sampel. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Hargasaham 51 1105,00 54542,00 14057,2157 12480,59333 NPM 51,04,42,2108,10072 DER 51,11 8,43 2,2280 2,85921 EPS 51 43,00 2576,86 804,6261 582,64278 Valid N (listwise) 51 Dari output statistik deskriptif pada tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa: 1. N = 51, berarti jumlah data yang diolah dalam penelitian ini adalah 51 sampel yang terdiri dari 17 perusahaan yang dijadikan sampel selama 3 tahun yang terdiri dari data Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), dan harga saham. 2. Harga Saham (Y) Harga saham memiliki nilai minimum Rp. 1.105 pada perusahaan Aneka Tambang Tbk pada April Tahun 2014, dan nilai maksimal Rp. 54.542 pada perusahaan Gudang Garam Tbk pada April Tahun 2012. Harga saham mempunyai mean atau nilai rata-rata sebesar 14057.2157 dan nilai standar deviasi sebesar 12480.59333. Hasil tersebut menunjukan bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini memiliki rata-rata harga saham yang relatif rendah.
46 3. Net Profit Margin (X1) Net Profit Margin memiliki nilai minimum 0.04 Pada pada perusahaan Aneka Tambang pada tahun 2013 semakin rendah nilai net profit margin semakin buruknya perusahaan tersebut, dan nilai maksimal 0.42 pada perusahaan Bank Central Asia pada tahun 2011 semakin tinggi nilai net profit margin menunjukan semakin baik nilai Probabilitas suatu perusahaan dan control atas biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Net Profit Margin mempunyai mean atau nilai rata-rata sebesar 0.2108 dan nilai standar diviasi sebesar 0.10072. Hasil tersebut menunjukan bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini memiliki rata-rata harga saham yang relatif rendah. 4. Debt to Equity Ratio (X2) Debt to Equity Ratio memiliki nilai minimum 0.11 pada perusahaan Timah pada tahun 2013 perusahaan yang memiliki DER semakin rendah akan banyak perusahaan yang tertarik dengan memberikan bunga pinjaman yang tinggi, dan nilai maksimal 8.43 pada perusahaan Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2011 perusahaan yang memiliki DER yang semakin tinggi akan memiliki resiko yang semakin besar dan bisa mengakibatkan kreditur mengantisipasi risiko yang mungkin mereka terima dengan memberikan bunga pinjaman yang tinggi. Debt to Equity Ratio mempunyai nilai mean atau nilai rata-rata sebesar 2.2280 dan nilai standar deviasi sebesar 2.85921. Hasil tersebut menunjukan bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini memiliki rata-rata kebutuhan berhutang yang relatif tinggi.
47 5. Earning Per Share (X2) Earning Per Share memiliki nilai minimum 43 pada perusahaan Aneka Tambang pada tahun 2013 EPS yang rendah menujukan penurunan perusahaan lebih kecil dalam menghasilkan keuntungan bersih dari lembar saham, penurunan EPS menandakan bahwa perusahaan tidak berhasil meningkatkan kemakmuran para investor dan membuat investor tidak ingin menanamkan modalnya di perusahaan tersebut, dan nilai maksimal 2576.86 pada perusahaan Gudang Garam 2011 EPS yang besar menujukan kemampuan perusahaan lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari lembar saham, peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kemakmuran para investor. Earning Per Share mempunyai nilai mean atau nilai rata-rata sebesar 804.6261 dan nilai standar deviasi sebesar 582.64278. Hasil tersebut menunjukan bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini memiliki rata-rata kebutuhan berhutang yang relatif tinggi. 2. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas Uji normalitas data dilakukan dengan analisa One-Sample Kolmogrov- Smirnov dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut: 1) Ho: Data residual berdistribusi normal 2) Ha: Data residual tidak berdistribusi normal Pengambilan keputusan untuk menentukan data variabel penelitian terdistribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut:
48 1) Nilai Asym.Sig. (2-tailed) = lebih dari 0.05 maka data berdistribusi normal. 2) Nilai Asym.Sig. (2-tailed) = kurang dari 0.05 maka data berdistribusi tidak normal. Tabel 4.3 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 51 Normal Parameters a,b Mean,0000000 Std. Deviation 6789,22080010 Most Extreme Differences Absolute,152 Positive,152 Negative -,105 Kolmogorov-Smirnov Z 1,084 Asymp. Sig. (2-tailed),191 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) nya sebesar 0,191 atau nilai lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data pada penilaian ini berdistribusi normal. Hal ini menunjukkan Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti data berdistribusi normal. b) Uji Multikolinearitas Model regresi yang memenuhi asumsi klasik adalah yang terbebas dari multikolonearitas yaitu tidak adanya korelasi antara variabel bebas (indepedent variable). Adanya multikolonearitas ditunjukkan dengan nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10.
49 Coefficients a Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) 1 NPM,466 2,146 DER,441 2,266 EPS,922 1,084 a. Dependent Variable: HARGASAHAM Hasil Uji melalui Variance Inflation Factor (VIF) pada hasil output SPSS pada tabel 4.4 di atas, masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,10. Maka dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi persoalan multikolinearitas antara variabel independen. c) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan adanya problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi yang memenuhi syarat du < d < 4 du dengan menggunakan Durbin-Watson.
50 Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,839 a,704,685 7002,54658 2,360 a. Predictors: (Constant), EPS, NPM, DER b. Dependent Variable: Hargasaham Nilai DW (d) sebesar 2,360 dibandingkan dengan nilai tabel durbin-watson dengan nilai signifikasi 5%, jumlah sampel 51 (N) dan jumlah variabel 3 (k=3), maka diperoleh nilai du 1,681. Hasil perbandingan menunjukan nilai dw 2,360 lebih besar dari du yakni sebesar 1,681 dan lebih kecil dari (4-du) 4-1,505 = 2,495, sehingga memenuhi syarat du < d < 4 - du. sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi antara nilai residual. d) Uji Heterokedastisitas Pengujian heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi memiliki ketidaksamaan varians dari residual. Model yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan metode grafik scatterplots.
51 Gambar 4.1 Uji Heterokedastisitas Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada model regresi layak dipakai, maka disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heterokedastisitas.
52 3. Uji Kelayakan Model a) Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) Tabel 4.6 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,839 a,704,685 7002,54658 a. Predictors: (Constant), EPS, NPM, DER b. Dependent Variable: HARGASAHAM Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa angka koefisien determinasi atau Adjusted R Square adalah 0,685 atau (68,5%) artinya adanya pengaruh Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham sebesar (68,5%) atau variasi variabel independen yang digunakan kurang mampu menjelaskan variabel dependen (harga saham). Sedangkan sisanya yaitu (100% - 68,5% = 31,5%) dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. b) Uji Simultan (Uji F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama/ simultan terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2009; 16). Berikut hasil Uji F yang diolah menggunakan SPSS disajikan dalam tabel 4.7:
53 Tabel 4.7 Uji F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 5483584543,001 3 1827861514,334 37,276,000 b 1 Residual 2304675953,626 47 49035658,588 Total 7788260496,627 50 a. Dependent Variable: Hargasaham b. Predictors: (Constant), EPS, NPM, DER Dari tabel uji F dapat dilihat, nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai F hitung sebesar 37,276. Nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,000 0,05) menunjukkan adanya pengaruh NPM, DER dan EPS terhadap Harga Saham. Dasar pengambilan keputusan yang lain adalah nilai F hitung harus lebih besar dari F tabel untuk menentukan adanya pengaruh secara simultan. Dari perhitungan, dapat dilihat nilai F hitung (37,276) lebih besar dari nilai F tabel (2,79). Maka dapat disimpulkan variabel NPM, DER dan EPS berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham. 4. Uji Hipotesis a) Uji Parameter Individual (Uji t) Uji parameter individual (t-test) bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable independen dan variable kontrol secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen yang dimasukkan dalam model dengan signifikan 5%.
54 Tabel 4.8 Uji Parameter Individual (Uji t) Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 3934,837 2919,139 1,348,184 1 NPM -537,535 624,986 -,197-1,696,096 DER 452,584 521,335,104,868,390 EPS 17,727 1,770,828 10,017,000 a. Dependent Variable: HARGASAHAM Untuk menguji hasil yang didapat dari persamaan regresi linear, maka dilakukan uji t. Jika statistik t tabel t hitung t tabel maka Ho diterima dan jika statistik t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas, diperoleh: 1. Koefisien Net Profit Margin memiliki nilai t hitung sebesar -1,696 < 2,008 t tabel dengan signifikasi sebesar 0,096 berarti lebih besar dari 0,05. Dengan kata lain Net Profit Margin (X1) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham (Y). Maka H0 diterima, H1 ditolak. 2. Koefisien Debt to Equity Ratio memiliki nilai t hitung sebesar 0,868 < 2,008 t tabel dengan signifikasi sebesar 0,390 berati lebih besar dari 0,05. Dengan kata lain Debt to Equity Ratio (X2) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham (Y). Maka H0 diterima, H2 ditolak.
55 3. Koefisien Earning Per Share memiliki nilai t hitung sebesar 0,828 < 2,008 t tabel dengan signifikasi sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05. Dengan kata lain Earning Per Share (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham (Y). Maka H0 ditolak, H3 diterima. b) Uji Regresi Linear Berganda Tabel 4.9 Uji Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 3934,837 2919,139 1 NPM -537,535 624,986 -,197 DER 452,584 521,335,104 EPS 17,727 1,770,828 a. Dependent Variable: HARGASAHAM Setelah melakukan analisis regresi linier berganda, maka nilai-nilai koefisien regresi tersebut dapat dimasukkan ke dalam persamaan regresi berganda sebagai berikut: Harga Saham = 3934,837 537,535 NPM 452,584 DER + 17,727 EPS a. Konstanta sebesar 3934,837 artinya jika Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share bernilai 0, maka harga saham (Y) bernilai Rp. 3934,837. b. Koefisien regresi Net Profit Margin (X1) sebesar -537,535 pada variabel Net Profit Margin terdapat hubungan negatif dengan harga saham. Hal ini
56 menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari Net Profit Margin akan menyebabkan penurunan harga saham sebesar 537,535 atau Rp. 537,535. c. Koefisien regresi Debt to Equity Ratio (X2) sebesar -452,584 pada variabel Debt to Equity Ratio terdapat hubungan negatif dengan harga saham. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari Debt to Equity Ratio akan menyebabkan penurunan harga saham sebesar 452,584 atau Rp. 452,584. d. Koefisien regresi Earning Per Share (X3) sebesar 17,727 pada variabel Earning Per Share terdapat hubungan positif dengan harga saham. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari Earning Per Share akan menyebabkan kenaikan harga saham sebesar Rp. 17,727. C. Pembahasan Hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat dirangkum dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis Keterangan H1 H1 ditolak, NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham H2 H2 ditolak, DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham H3 H3 diterima, EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham Sumber: Data yang diolah pada 2015