BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Sejarah Singkat Anyaman Kopiah Keranjang

dokumen-dokumen yang mirip
perkembangan. Dalam tiap fase perkembangan itu dicermati berbagai hal yang diketahui, sesuai dengan permasalahan dan landasan teori yang digunakan.

BAB II Tinjauan Pustaka. Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk dan motif yang bevariasi sehingga bentuk dan motif tidak kelihatan

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi lainnya yang berperan meningkatkan perekonomian nasional.

PELUANG BISNIS KERAJINAN BAMBU. Wahyu Indriyani D3TI 2B. Abstrak

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (1997: 5) tumbuhan rotan merupakan jenis tanaman yang merambat panjangnya

BAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM. dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah melihat kondisi sekitar

LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI PEMBUATAN KRIPIK SALAK

BAB IV ANALISIS DATA

BAB VI DINAMIKA PROSES AKSI. Meningkatkan Kreativitas Buruh Tani Perempuan dalam Inovasi. Pemanfaatan Pandan Duri

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga.

II. TINJAUAN PUSTAKA. mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Arsitektur Dayak Kenyah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 143 jenis bambu yang beranekaragam. manfaat kerna batangnya kuat, kerat dan elastis sehingga membuat bambu

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat

WALIKOTA PROBOLINGGO

I. PENDAHULUAN. pembangunan. Namun dalam proses pertumbuhan secara keseluruhan, peranan di

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo

EXECUTIVE SUMMARY PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Keberadaan industri gula merah di Kecamatan Bojong yang masih bertahan

SULAWESI TENGAH. Elly Lasmanawati

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Ngango lo huwayo pada upacara adat di Bulango Kabupaten Bone Bolango

BAB I PENDAHULUAN. kerajinan tenun, kerajinan ukir/pahat dan kerajinan anyam Alos (tikar) yang

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

V. PROFIL INDUSTRI TEMPE. responden yang diambil adalah 31 pengrajin yang semuanya termasuk dalam

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BIDANG KEGIATAN : PKM- M. Diusulkan Oleh : Anis Saur Rohmaniah /2013

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT

BAB I PENDAHULUAN. dapur. Seni Kerajinan banyak didominasi dari bahan yang berjenis batang.

Potensi Tanaman Bambu di Tasikmalaya

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbagisasi yang tinggi.

BAB V KESIMPULAN. dengan mampu menghasilkan batik tanah liek tradisional dan batik Minang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. kerajinan logam, kerajinan gerabah, dan kerajinan tenun.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan selama orde baru yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sangat bernuansa top-down karena

BAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, maka. pada bab ini akan disampaikan kesimpulan yang menjawab

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

PERUSAHAAN KAYU JATI ONLINE SEBAGAI PELUANG USAHA E-BUSINESS. Disusun guna memenuhi tugas. Mata kuliah E-Business

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN oleh bapak Kuswandi (alm.), dengan status pemilikan pribadi atau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan

BAB V PENUTUP. Usaha kecil dipedesaan merupakan pengerak ekonomi masyarakat diluar

Diterima : 19 Agustus 2014 Disetujui : 2 September 2014

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ditinjau dari pihak yang mempersoalkan dan mencoba mencari solusi atas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. buah ini sudah lama menjadi salah satu makanan khas dari kota Medan.Buah ini

Penelitian sifat-sifat fisika dan mekanika kayu Glugu dan Sengon kawasan. Merapi dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat Merapi

2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok

LKS KAIDAH PENCACAHAN

BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG. berbatasan dengan Desa Tileng, Sebelah Timur Desa Malo dan sebelah barat

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Magelang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menghasilkan kopi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Cara Membuat Kepiting dari Daun Kelapa (Janur) Mainan Tradisional Kepiting dari Janur (Daun Kelapa Muda)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tugas Karya Ilmiah Lingkungan Bisnis Kerajinan Batik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU MELALUI PELATIHAN PRODUKSI BATIK DI KETINTANG BARU KELURAHAN KETINTANG KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah (value added) yang lebih tinggi pada berbagai. pendapatan masyarakat dan akhirnya mengurangi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET

Pabrik Genteng Nglayur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK. A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian

TAHU SEBAGAI ANDALAN INDUSTRI PARIWISATA DI SUMEDANG. Oleh : Dadang Sungkawa *)

BAB I PENDAHULUAN. global. 1 Oleh sebab itu penting sekali bagi perusahaan untuk dapat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena memiliki nilai strategi dalam memperkokoh perekonomian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan perekonomian dunia serta meningkatnya dampak pemanasan

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari

1. WARISAN BUDAYA BENDA DAN TAK BENDA KABUPATEN BULUNGAN. Jenis Warisan Budaya : Cagar Budaya ( Warisan Budaya Benda )

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT.

PENDAHULUAN. hidup. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling penting dalam pemenuhan

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI Aceh TRIWULAN II TAHUN 2017

POLA ABSTRAK KRISTALOGRAFI DALAM ANYAMAN BAMBU

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

PELATIHAN MEMBUAT ASESORIS RUMAH TANGGA DARI KERAJINAN ANYAMAN DAUN LONTAR PADA REMAJA PUTRI PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN MARIORIAWA KABUPATEN SOPPENG

IV. KONSEP PERANCANGAN


BAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Sejarah Singkat Anyaman Kopiah Keranjang Kerajinan anyaman kopiah keranjang yang terletak di Dusun Diata Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Kerajinan anyaman kopiah keranjang ini sudah lama dikenal oleh masyarakat Gorontalo sejak zaman nenek moyang mereka. Pada tahun 1975 kopiah keranjang belum ada nilai harga jual dipasaran. Masyarakat membuat kerajinan kopiah keranjang ini hanya untuk kebutuhan sendiri atau kerabat lainnya. Namun seiring berjalannya waktu Ibu Hajira Abdullah selaku pengrajin anyaman kopiah keranjang di Dusun tersebut berfikir bagaimana caranya untuk membuat kopiah keranjang dengan modelmodel lain dan mempunyai nilai harga dipasaran. Kerajinan anyaman kopiah keranjang merupakan salah satu kerajinan masyarakat Gorontalo khususnya di Desa Pulubala Dusun Diata yang bersifat tradisional, khususnya masyarakat pedesaan sejak zaman dahulu secara turun temurun yang sekarang ini menjadi salah satu sumber usaha penunjang pendapatan masyarakat khususnya di Desa Pulubala Dusun Diata Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Pada umumnya masyarakat menggunakan alat dan bahan seperti : tumbuhan mintu yang hidup liar di hutan, pisau sebagai alat untuk membelah bahan mintu,dan bulatan besi yang dilubangi kecil-kecil sebagai penghalus mintu.

Sampai sekarang alat dan bahan ini masih tetap digunakan oleh masyarakat Desa Pulubala di dalam pembuatan anyaman tikar. Ibu Hajira Abdullah adalah seseorang pengrajin tertua di Dusun Diata yang sekarang ini menjadi pengepul kerajinan kopiah dari masyarakat di Dusun tersebut. Pada tahun 1980 Ibu Hajira Abdullah meminjam modal dikoperasi senilai Rp 3.000.000.00 dengan uang tersebut ibu Hajira Abdullah memulai usaha membuat kerajian anyaman kopiah keranjang sekaligus menjadi pengepul atau biasa disebut membeli anyaman kopiah tersebut kepada warga sekitar. Pertama-tama ibu Hajira Abdullah menjual kerajian kopiah tersebut hanya dipasaran, dari tahun-ketahun anyaman kopiah keranjang yang terbuat dari tumbuhan mintu ini mulai dikenal masyarakat Gorontalo dan masyarakat dari daerah lain dari situlah penjualan kopiah tersebut meningkat dan mencapai hasil puluhan juta, (Hajira Abdullah, wawancara 2 Juli 2012). Dari tahun 1990an sampai dengan sekarang ibu Hajira Abdullah memasarkan kerajian kopiah keranjang tersebut mulai dari pasar tradisional, tokotoko diwilayah Goontalo hingga ke berbagai wilayah seperti : Ternate, Menado, hingga ke prov. D.I Aceh, (Hajira Abdullah, wawancara 2 Juli 2012). 1.1.1 Keadaan Pengrajin Anyaman Kopiah Keranjang Di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo Pada umumnya keadaan pengrajin kopiah keranjang ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang ingin membantu suaminya mencari nafkah selain itu juga mengisi waktu luang atau waktu kosong dimalam hari.

Tabel 1. Data Pengrajin Anyaman Kopiah Keranjang Di Desa Pulubala Dusun Diata Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo NO NAMA ALAMAT KETERANGAN 1 HAJIRA /PENGEPUL 2 ABDULLAH 3 TUMU TAMRIN 4 IYAM DONU 5 DONU DJAMAL 6 MARICE LADIKU 7 SAMIN SUPU 8 CILI SALIM 9 IBRAHIM SUNGE 10 MARYAM HAILU 11 MUDI MATALIBU 12 WANI DONU 13 BUNI APULU 14 DJATI APULU 15 DJANI KUDE 16 YULI KUDE

17 HASPA AYUBA 18 ENI ANIS 19 YANI AYUBA 20 DJIKO SUPU 21 RAHMAN BINGO 22 SAHARA AYUBA 23 ISA EDI 24 RISNA SAMIN 25 RAHMAN EDI 26 HAPISA ISMAIL 27 SAMSUDIN SUPU 28 MASTUNA 29 ABDULLAH 30 MADIJAH AYUBA 31 MOHAMAD YUSUP 32 NINING EDI 33 YURI M TAIB 34 DJAENAB IBRAHIM 35 RIDUN APULU 36 NING KUNE 37 RISI IBRAHIM 38 ANYA KUNE 39 YASIN IBRAHIM

40 SAIRA IBRAHIM 41 TITIN IKO 42 DJONI IKO 43 HAWAIRA AHYANI 44 RAINA Sumber Data : Data sensus pengrajin Desa Pulubala Dusun Diata Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo 1.2 Pengetahuan dan Wawasan Pengrajin Anyaman Kopiah Keranjang Melihat pada pokok-pokok permasalahan yang dihadapi, pengembangan hasil produksi diperlukan bimbingan-bimbingan yang menghantarkan pengrajin kearah kemajuan didalam meningkatkan hasil produksi. Sesuai hasil wawancara dengan Ibu Hajira Abdullah (20 Juni 2012). Ibu Hajira Abdullah menjelaskan bahwa pengetahuan wawasan para pengrajin anyaman kopiah keranjang rata-rata masih kurang, sehingga hasil anyaman kopiah keranjang masih kurang berkualitas. Disamping itu juga para pengrajin tidak mendapat kan pelatihan-pelatihan dari pemerintah, kalaupun pengrajin ada yang kurang mengetahui hanya minta bantuan Ibu Hajira Abdullah untuk mempelajari anyaman yang rumit atau pun susah. Melihat penjelasan diatas, jelas bahwa pengetahuan dan wawasan para pengrajin dalam hal pengembangan hasil prodak anyaman kopiah keranjang bukan mengalami peningkatan akan tetapi mengalami penurunan kecuali ibu

Hajira Abdullah sendiri yang menjadi pengepul sudah mengalami peningkatan sejak dulu, berbeda dengan pengrajin lainnya yang sejak dulu tidak mengalami peningkatan tapi malah penurunan 1.3 Proses Produksi Anyaman Kopiah Keranjang 1.3.1 Proses Pemilihan bahan mintu Tumbuhan mintu yaitu tumbuhan yang hidup liar dihutan tumbuhan ini sangat mirip dengan tumbuhan rotan namun tumbuhan mintu ini lebih kecil dibandingkan dengan rotan Berbeda dengan rotan yang keras dan getas, sulursulur pohon Mintu tampak lebih lentur dan benyak mengandung air. Untuk membuat kopiah keranjang terlebih dahulu sulur Mintu dikeringkan di bawah matahari sampai warna kulitnya kecoklatan. Lalu dengan sangat hati-hati, kulit tersebut dilepaskan dari batangnya dengan menggunakan pisau khusus. Sedangkan bagian dalam batangnya yang mirip batang bambu dibelah-belah sebesar lidi.

Gambar 9. Tumbuhan mintu (Ali Muntoha, September 2012) Pemilihan bahan mintu merupakan unsur utama dalam kegiatan produksi. Menurut hasil wawancara dengan para pengrajin Ibrrahim Sunge (29 Juli 2012) bahwa untuk mengadakan bahan baku mereka mencari bahan sendiri dilereng gunung dan dihutan-hutan. Ada dua macam tumbuhan mintu yang di produksi dalam pembuatan kopiah keranjang yaitu : a. Tumbuhan mintu berwarna hitam yang hidup di perairan atau disungai- sungai.

Gambar 10. Bahan mintu berwarna hitam (Titik Musttikowati, Juli 2012) b. Tumbuhan mintu berwarna putih yang hidup di lereng gunung atau di hutan-hutan.

Gambar 11. Bahan mintu yang berwarna putih 1.3.2 Alat dan Bahan Yang Digunakan Gambar 12. Alat: pisau dan penghalus

Gambar 13. Bahan: Mintu Proses Mengerjakan Anyaman Kopiah Keranjang a. Pertama mintu di belah dengan pisau atau dengan tangan satu mintu di bagi menjadi 6 bagian sampai 9 bagian tergantung besar kecilnya mintu tersebut. b. Haluskan dengan bulatan besi yang telah dilubagi sampai mintu tersebut benar-benar halus. c. Kemudian mintu di anyam sesuai dengan model kopiah.

Gambar 14. Proses pertama pembelahan mintu Gambar 15. Proses kedua penghalusan mintu

Gambar 16. Proses pembuatan kopiah keranjang songkok Proses pembuatan anyaman kopiah keranjang songkok ini tidak mudah dikerjakan mulai dari awal pembuatan sampai dengan menerapkan motif motif kopiah. Penyelesaian kopiah keranjang songkok ini harus teliti karna dalam membuat pinggiran kopiah sangatlah rumit dan membutuhkan ketelitian dalam setiap selip anyaman.

Gambar 17. Proses pembuatan kopiah keranjang haji Proses pembuatan kopiah keranjang haji ini mudah dikerjakan akan tetapi pembuatan pinggiran kopiah haji ini sangat sulit tergantung dengan motif ada motif anyaman dan ada juga motif huruf atau tulisan. Gambar 18. Proses pembuatan kopiah keranjang sapeo (koboi) Proses pembuatan kopiah keranjang koboi ini pertama menganyam sama dengan pembuatan kopiah-kopiah lain bedanya yaitu dengan pinggiran yang lebar.

Gambar 19. Hasil produk kopiah keranjang (Titik Mustikowati, juli 2012 Gambar 20. Hasil kopiah keranjang songkok Gambar diatas yaitu hasil kopiah keranjang songkok yang bermotif polos hanya beda diwarna pada bagian tengah, kopiah tersebut sering digunakan oleh para pengrajin kopiah keranjang.

Gambar 21. Hasil kopiah keranjang haji (biasa) Gambar 22. Hasil kopiah keranjang haji (super) (Titik Mustikowatu, Juli 2012) Dari gambar diatas dapat dilihat berbeda macam macam motif hias pada kopiah haji mulai dari motif anyaman biasa atau polos dan motif huruf yang bertuliskan GORONTALO

Gambar 23. Hasil kopiah keranjang koboi Dilihat dari gambar di atas kopiah keranjang koboi ini pembuatannya sama dengan kopiah keranjang haji.bedanya kopiah keranjang koboi ini pinggirnya melebar. Kopiah keranjang koboi ini bermotif garis garis yang berwarna hitam. 1.4 Proses Pemasaran Anyaman Kopiah Keranjang Gambar 24. Denah Dusun Diata Desa Pulubala, Kab. Gorontalo (Titik Mustikowati, Agustus 2012) Pasar tradisional Pulubala adalah pasar yang terbesar di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Pasar tersebut berada dipinggir jalan pertigaan masuknya ke Dusun Diata tempat pengrajin anyaman kopiah keranjang.

Sebelum tahun 1990an anyaman kopiah keranjang ini dijual atau dipasarkan dipasar pulubala dari tahun ketahun seiring berjalannya waktu anyaman kopiah keranjang mulai dikenal masyarakat dan pemasarannya bukan dipasar pulubala saja melainkan keluar daerah seperti Wilayah Ternate, Wilayah Menado, Wilayah Prov. D.I Aceh. Sebelum tahun 2010 harga setiap satu biji kopiah keranjang yang dibeli langsung ke pengrajin sebesar Rp 30.000 sampai dengan Rp 50.000, Ibu Hajira Abdullah selaku pengepul di Dusun Diata tersebut dapat membeli dari pengrajin 10-15 biji kopiah keranjang pertiap minggu, dalam satu orang mempunyai waktu 3,5 perhari, pendapatan setiap orang perharinya sebesar Rp 145.000. Ibu Hajira Abdullah menjual kembali kopiah keranjang ke toko-toko dan pelanggan lainnya satu bijinya Rp 60.000 hingga Rp 80.000 bahkan ada yang Rp 100.000. Sistem penjualan hasil kerajinan kopiah keranjang dari Ibu Hajira Abdullah adalah dengan menjual secara langsung kepada konsumen, toko penjualan kerajinan khas Gorontalo, pasar tradisional di Gorontalo, Wilayah Kabupaten Gorontalo di Limboto, Wilayah Ternate, Wilayah Menada dan Wilayah Prov. D.I Aceh. Hasil kerajinan kopiah keranjang di Dusun Diata, Desa Pulubala, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo Tabel 2 Hasil kopiah keranjang perminggu NO JENIS PRODUKSI 1 Songkok haji biasa JUMLAH 100 Buah / minggu 2 100 Buah / minggu Songkok haji Super

3 Kopiah / songkok lonjong 4 Sapeo (koboi) 100 Buah / minggu 20 Buah / minggu 4.5 Analisis Penghasilah Pengrajin Tabel 3 Daftar analisis penghasilan pengrajin kopiah keranjang Di Dusun Diata tahun 2012 No Uraian Volume Harga satuan Jumlah 1 Songkok haji biasa 1 biji Rp 50.000 Rp 50.000 2 Songkok haji Super 1 biji Rp 80.000 Rp 80.000 3 Kopiah / songkok lonjong 1 biji Rp 70.000 Rp 70.000 4 Sapeo (koboi) 1 biji Rp 75.000 Rp 75.000 Jumlah Rp 275.000 Untuk menghitung penghasilan anyaman setiap lembar sebagai berikut: Jumlah Hok x waktu kerja modal awal 50.000 x 3,5 30.000 145.000 Hasil penjualan perbiji kopiah keranjang seorang pengrajin akan memperoleh uang sebesar Rp 145.000. Jumlah pendapatan pengrajin / hari adalah : Harga penjualan Modal Waktu kerja

80.000 30.000 3.5 14,285 Dengan melihat tabel maka dapat dikatakan penjualan hasil kopiah keranjang dengan modal awal Rp 30.000 jika dijual kepada pemasok sebesar Rp 80.000 jika dibandingkan dengan Hok (Hari Orang Kerja) sebesar Rp 50.000, maka seorang poengrajin mengalami kerugian sebesar Rp 60.000. Dalam setiap minggu seorang yang mahir seperti Ibu Hajira Abdullah dapat membuat kopiah keranjang hingga 15 biji, sementara untuk pemula hanya dapat menyelesaikan 5 biji saja. Jika dihitung waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan 15 biji kopiah keranjang yang mahir sebanyak 56 jam dengan hasil sebesar Rp 160.000. Dari data yang telah diperoleh pengrajin kopiah keranjang di Dusun Diata mengalami kerugian dari segi pekerjaan dan juga alokasi waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan kopiah keranjang.