BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KARYAWAN 1. Apa saja yang kendala yang terjadi disaat menangani Alat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DASAR TEORI. makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN ULANG BELT CONVEYOR B-W600-6M DENGAN KAPASITAS 9 TON / JAM

TINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan

BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN SISTEM KONVEYOR KAPASITAS 1500 TPH DAN ANALISA KEKUATAN PIN PADA RANTAI RECLAIM FEEDER

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Gambar Konstruksi belt conveyor Komponen utama Belt Conveyor Adapun komponen-komponen utama dari belt conveyor dapat dilihat pada gambar berikut :

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES PUTER DENGAN PENGADUK DAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

Setyo Wahyu Pamungkas Eko Pristiwanto

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

PERENCANAAN ALAT UNTUK PEMUNTIR BESI KOTAK MENJADI SPIRAL SKRIPSI

BAB III DASAR TEORI. menuju bagian proses lainya yaitu bagian proses expire date printing dan

Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor

BAB I PENDAHULUAN. yang diletakkan terhadap spesimen dan bahan, baik bahan yang digunakan pada

PERAJANG MEKANIK KRIPIK

BAB II LANDASAN TEORI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tradisional atau manual terutama pada proses pemerasan sari kedelai.

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN ALAT

Kelompok 6. Pesawat Kerja. Belt Conveyor. Ahmad Fikri Muhamad Nashrulloh

RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAM FOLLOWER

BAB III LANDASAN TEORI. kaleng yaitu ikan kaleng. Separator adalah proses dimana kaleng yang telah berisi

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DESAIN MESIN PERAJANG TEMBAKAU

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III PERHITUNGAN PERANCANGAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI MESIN PEMBERSIH SAMPAH BOX CULVERT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN CONTAINER DAN CONVEYOR ROKOK

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air.

: Memperbaiki transmisi otomatis

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PT. DELTA REKAPRIMA SAKTI INDUSTRIAL AUTOMATION AND ROBOTIC SYSTEMS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGENALAN MESIN KILN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA CONVEYOR BELT SYSTEM PADA PROJECT PENGEMBANGAN PRASARANA PERTAMBANGAN BATUBARA TAHAP 1 PT. SUPRABARI MAPANINDO MINERAL

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK. Oleh : RAHMA GRESYANANTA FABIAN SURYO S Pembimbing

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan V-belt yang sesuai. Ditimbang kertas bekas sebanyak 3 kg3 Kg. Dihidupkan mesin untuk mengoprasikan alat

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN GENERATOR ELEKTRIK PADA SPEED BUMP PENGHASIL ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM PEGAS TORSIONAL

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

SKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

` Gambar 2.1 Nasi Goreng

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tabel 4.1 Karyawan 1 KARYAWAN 1 Nama : Pak Sugeng Umur : - Tugas : Kepala Perakit Alat Pencuci Ikan Masa Kerja : - Pertanyaan : Apa saja yang kendala yang terjadi disaat menangani Alat Pencuci Ikan? Jawaban : Alat Pencuci Ikan berjalan dengan lancar, dimulai dari daging ikan yang di letakkan pada Conveyor sampai masuk pada Spin Whaser untuk melakukan proses pemisahan sisik dan darah ikan, permasalahannya hanya terdapat pada bak penampungan jika daging ikan yang akan dibersihkan terlalu banyak sehingga membuat sisik dan darah ikan menempel kembali pada daging yang di akibatkan oleh bak penampungan sudah terlalu banyak tercampur dengan sisik dan darah ikan. 31

32 Tabel 4.2 Karyawan 2 KARYAWAN 2 Nama : Pak Yatno Umur : - Tugas : Perakit Alat Pencuci Ikan Masa Kerja : - Pertanyaan : Apa saja yang kendala yang terjadi disaat menangani Alat Pencuci Ikan? Jawaban : Dalam proses pencucian ikan sudah berjalan sesuai dengan keinginan, kendalanya hanya terdapat pada bak penampungan dan kurangnya perawatan terhadap alat, karena setelah menggunakan alat pencuci ikan operator hanya mencuci alat yang sudah digunakan tanpa memeriksa keadaan mesin dan sprocket. 4.1.1 Proses Alat Pencuci Ikan Proses Alat Pencuci Ikan CV. Berdikari secara singkat bisa dilihat pada diagram di bawah ini :

33 mulai Ikan masuk conveyor Ikan masuk spin washer dan dicuci secara memutar Pemutar Mati Sensor mendeteksi air keruh ya Alarm berbunyi tidak Ikan keluar dari spin washer selesai Gambar 4.1 Flowchart Alat pencuci Ikan Dari gambar diatas secara garis besar dapat dijelaskan proses Alat Pencuci Ikan sebagai berikut : 1. Ikan yang sudah melalui proses pemotongan bagian ikan akan diletakan secara manual di atas conveyor yang bergerak. 2. Conveyor yang bergerak akan menuju pada proses pencucian ikan yang terletak pada spin washer. spin washer yang bergerak akan membersihkan darah dan sisik ikan menggunakan spin whaser yang terletak diatas bak penampungn air agar dapat membersihkan sisik dan darah ikan. 3. Dalam bak penampungan air terdapat sensor untuk mendeteksi kekeruhan air. Pendeteksian kekeruhan air dilakuakan agar air yang kotor tidak

34 tercampur dengan daging ikan yang sudah dibersihkan atau ikan yang akan dibersihkan. 4. Alarm berbunyi ketika sensor membaca bahwa air dalam bak penampungan telah kotor. Oleh karna itu air dalam bak penampungan akan di buang dan mematikan pekerjaan proses spin whaser, bak penampungan air akan diisi kembali dengan air yang lebih bersih dan spin whaser akan dinyalaka untuk melakukan prosesnya kembali. 5. Ikan yang sudah keluar dari spin washer akan ditampung dan akan diteruskan untuk siklus selanjutnya yaitu pengemasan. 4.1.2 Survei Survei dilakukan pada Alat Pencuci Ikan untuk memperkuat hasil analisis terhadap alat yang digunakan. A. Conveyor Conveyor merupakan alat yang digunakan untuk menggerakkan daging ikan yang telah dipotong untuk melakukan proses pembersihan sisik dan darah ikan yang tersisa pada daging ikan.

35 Gambar 4.2 Komponen Conveyor Bagian bagian terpenting conveyor adalah: Belt Fungsinya adalah untuk membawa material yang diangkut. Idler Gunanya untuk menahan atau menyangga belt. Menurut letak dan fungsinya maka idler dibagi menjadi: Idler atas yang digunakan untuk menahan belt yang bermuatan. Idler penahan yaitu idler yang ditempatkan ditempat pemuatan. Idler penengah yaitu yang dipakai untuk menjajaki agar belt tidak bergeser dari jalur yang seharusnya. Idler bawah Idler balik yaitu yang berguna untuk menahan belt kosong. Centering Device Untuk mencegah agar belt tidak meleset dari rollernya.

36 Unit Penggerak (drive units) Pada Belt conveyor tenaga gerak dipindahkan ke belt oleh adanya gesekan antara belt dengan plulley penggerak (drive pully), karena belt melekat disekeliling pully yang diputar oleh motor. Pemberat Yaitu komponen untuk mengatur tegangan belt dan untuk mencegah terjadinya selip antara belt dengan pully penggerak, karena bertambah panjangnya belt. Bending the belt Alat yang dipergunakan untuk melengkungkan belt adalah Pully terakhir atau pertengahan Susunan Roller-roller Beban dan adanya sifat kelenturan belt. Pengumpan (feeder) Merupakan alat untuk pemuatan material keatas belt dengan kecepatan teratur. Trippers Mrupakan alat untuk menumpahkan muatan disuatu tempat tertentu. Belt-cleaner Merupakan alat yang dipasang di bagian ujung bawah belt agar material tidak melekat pada belt balik. Skirts Merupakan semacam sekat yang dipasang dikiri kanan belt pada tempat pemuatan (loading point) yang gterbuat dari logam atau kayun dan dapat

37 dipasang tegak atau miring yang gunanya untuk mencegah terjadinya ceceran. Holdback Suatu alat untuk mencegah agar Belt conveyor yang membawa muatan keatas tidak berputar kembali kebawah jika tenaga gerak tiba-tiba rusak atau dihentikan. Frame Adalah konstruksi baja yang menyangga seluruh susunan belt conveyor dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga jalannya belt yang berada diatasnya tidak terganggu. Motor Biasanya dipergunakan motor listrik untuk menggerakkan drive pulley. Tenaga (HP) dari motor harus disesuaikan dengan keperluan, yaitu: Menggerakkan belt kosong dan mengatasi gesekan-gesekan anatara idler dengan komponen lain. Menggerakkan muatan secara mendatar. Mengankut muatan secara tegak (vertical). Menggerakkan tripper dan perlengkapan lain.memberikan percepatan pada belt yang bermuatan bila sewaktu-waktu diperlukan B. Spin Whaser dan Bak Penampungan Air Spin Whaser merupakan bagian dari alat pencuci ikan yang berfungsi sebagai proses pemisahan antara daging ikan dengan sisik. Daging ikan akan masuk ke-spin Whaser untuk memisahkan daging ikan dengan sisik ikan.

38 Bak penampungan merupakan salah satu bagian dari spin whasrer yang berfungsi sebagai tempat penampungan air. Air yang terdapat pada bak penampungan berfungsi untuk membersihkan kotoran dari ikan yang menempel pada spin whaser. Bak penampungan juga berfungsi sebagai wadah untuk menampung kotoran ikan. Pada bak penampungan terdapat sensor turbidimetri untuk membantu proses pemantauan bagi operator untuk mengetahui kondisi air yang terdapat pada bak penampungan. Gambar 4.3 Spin Whaser dan Bak Penampungan C. Gearbox Gearbox merupakan salah satu komponen utama motor yang disebut sebagai sistem pemindah tenaga, yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah tenaga dari motor yang berputar, yang digunakan untuk memutar

39 spindel mesin maupun melakukan gerakan feeding. Gearbox juga berfungsi untuk mengatur kecepatan gerak dan torsi serta berbalik putaran, sehingga dapat bergerak maju dan mundur. Gambar 4.4 Gearbox Gearbox ini yang dipakai adalah tipe. Hangzhou wanxing 75 gearbox nmrv 1:30 ratio gear reducer yang memiliki spesifikasi sebagai berikut: a. Input Speed : <1500 rpm b. Torsi output : 2.5 1195 NM c. Output speed : 14 280 rpm d. Rasio putaran : 1/30

40 D. Sensor Turbidimetri Sensor Turbidimetri merupakan salah satu komponen yang digunakan pada alat pencuci ikan. Sensor Turbidimetri digunakan sebagai alat pendeteksi keruh air yang terdapat pada bak penampungan, dan juga sebagai pemberi informasi kepada operator untuk mengganti kondisi air pada bak penampungan. Agar sisik dan darah ikan yang sudah terlepas tidak mempengaruhi kinerja dari pencucian ikan yang dijalankan. 4.2 Analisis dan Pembahasan Pengumpulan data yang dilakukan dengan berbagai langkah kemudian di proses dan dianalisis dengan metode analisis yang digunakan agar mendapatkan hasil dan pemecahan masalah yang diinginkan untuk meningkatkan mutu dan produksi dari Alat Pencuci Ikan milik CV. Berdikari Sidoarjo Dari wawancara dengan operator dan analisis alat dapat disimpulkan bahwa: Hasil yang diperoleh dari analisis adalah setiap alat dapat bekerja sesuai dengan baik, hanya saja pada sensor pendeteksi kekeruhan dibutuhkan operator untuk membantu meng-nonaktifkan alat pencuci ikan. Sensor akan mendeteksi kondisi air, jika sensor mendapatkan bahwa air dalam keadaan yang sangat keruh maka alarm peringatan akan menyala dan operator harus mematikan mesin untuk melakukan proses pengantian air pada bak penampungan agar sisik yang telah terlepas tidak kembali lagi pada daging ikan yang akan diperoses selanjutnya. Diharapkan dikemudian hari Alat Pencuci Ikan dapat dikembangkan lebih baik, sehingga alat tersebut dapat berjalan secara automatis dan operator alat hanya bekerja untuk melakukan perawatan mesin.