KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN JATI, MAHONI, DAN SENGON TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN SENGON TAHUN 2014

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

1. PENDAHULUAN 2. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN LADA TAHUN 2014

Indonesia - Survei Kehutanan 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, DAN JERUK TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN JAWA TENGAH TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014

CENGKEH DAN KELAPA TAHUN 2014

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Peternakan 2014

Indonesia - Survei Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan 2014

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014

BPS PROVINSI JAWA BARAT

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, JERUK, DAN PISANG JAWA TENGAH TAHUN 2014

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 DKI JAKARTA (ANGKA TETAP)

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Indonesia - Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI JAWA TENGAH TAHUN 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Indonesia - Survei Industri Mikro Dan Kecil 2015 Tahunan

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI


HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

HASIL PENCACAHAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 (SPP2013) PROVINSI PAPUA BARAT

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

SENSUS PERTANIAN 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian, 2013

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di kotabaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

Uji Coba SUPAS 2015, 2014

KATALOG BPS :

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

KABUPATEN PASAMAN BARAT

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN SOLOK

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan IV Tahun

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI RIAU

Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan, 2015

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECILTRIWULAN III TAHUN 2015 PROVINSI RIAU

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN NGADA SEPTEMBER 2011 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2011 SEBANYAK 16,6 RIBU ORANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2014 PROVINSI RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage :

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Transkripsi:

BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN HUTAN TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN PERSENTASE RUMAH TANGGA DI SEKITAR KAWASAN HUTAN YANG MENGUASAI LAHAN KAWASAN HUTAN SEBESAR 12,86 PERSEN Jumlah rumah tangga di sekitar Kawasan Hutan sebanyak 0.22 juta rumah tangga, sebesar 12,86 persen diantaranya menguasai lahan kawasan hutan. Dari jumlah rumah tangga yang tinggal di sekitar kawasan hutan, sebesar 0,52 persen diantaranya melakukan perladangan berpindah. Dari jumlah rumah tangga yang tinggal di sekitar kawasan hutan, 52,33 persen diantaranya mengetahui keberadaan kawasan hutan di sekitar tempat tinggal. Dari jumlah rumah tangga yang mengetahui keberadaan kawasan hutan; 73,69 persen mengetahui ada batas kawasan hutan; 22,64 persen tidak mengetahui batas kawasan hutan; dan 3,67 persen menyatakan tidak ada batas kawasan hutan. Dari jumlah rumah tangga yang tinggal di sekitar kawasan hutan, sebesar 31,51 persen diantaranya melakukan pemungutan hasil hutan/menangkap satwa liar. Dari jumlah rumah tangga yang tinggal di sekitar kawasan hutan, sebesar 8,25 persen sumber pendapatannya dari memungut hasil hutan/menangkap satwa liar. Dari rumah tangga yang ada usaha pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, 3,98 persen diantaranya menjadikan memungut hasil hutan/menangkap satwa liar sebagai pendapatan utama. 1. PENDAHULUAN Target Nawa Cita ke-3 dan ke-4 yang dihubungkan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah implementasi Undang-Undang Desa (hutan desa dan kelompok tani hutan), perlindungan lingkungan hidup, serta memberantas penebangan liar. Data ST2013 subsektor (SKH 2014) dapat dimanfaatkan untuk pengambilan kebijakan dalam upaya mencapai target Nawa Cita tersebut. Untuk itu data ST2013 subsektor (SKH2014) yang dihasilkan harus berkualitas, up to date, cepat, dan akurat. Berita Resmi Statistik No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 1

Survei Kehutanan (SKH2014) merupakan rangkaian dari kegiatan ST2013 yang dirancang untuk menyediakan informasi mengenai profil sosial ekonomi kehidupan rumah tangga di sekitar kawasan hutan. KegiatanSKH 2014 dilaksanakan pada bulan Mei - Juli 2014 di seluruh provinsi kecuali Provinsi DKI Jakarta. SKH 2004 dan 2014 menyajikan informasi mengenai rumah tangga di sekitar kawasan hutan yang menguasai lahan kawasan hutan, melakukan perladangan berpindah, pengetahuan tentang keberadaan kawasan hutan di sekitar tempat tinggal, pengetahuan tentang batas kawasan hutan, dan rumah tangga di sekitar kawasan hutan yang melakukan pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar. 2. KEADAAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA DI SEKITAR KAWASAN HUTAN A. Penguasaan Lahan Kawasan Hutan Hasil Survei Rumah Tangga di Kawasan Hutan (SKH 2004) menunjukkan bahwa terdapat 206.945 rumah tangga yang tinggal di kawasan hutan, sedangkan jumlah rumah tangga yang tinggal di kawasan hutan pada tahun 2014 sebanyak 222.168 rumah tangga; 12,86 persen diantaranya menguasai lahan kawasan hutan. Gambar 1. Jumlah Rumah Tangga di Sekitar Kawasan Hutan, 2004 dan 2014 Gambar 2. Persentase Rumah Tangga yang Menguasai Lahan Kawasan Hutan, 2014 2 Berita Resmi Statistik No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014

B. Perladangan Berpindah Perladangan tradisional yang dilakukan secara berpindah di kawasan hutan biasanya dilakukan oleh masyarakat di sekitar kawasan hutan. Hasil survei rumah tangga di kawasan hutan 2004 (SKH 2004) menunjukkan banyaknya rumah tangga yang melakukan perladangan berpindah sebesar 0,98 persen, sedangkan dari hasil Survei Kehutanan 2014 (SKH 2014) banyaknya rumah tangga yang melakukan perladangan berpindah sebesar 0,52 persen, mengalami penurunan 0,46 persen hal ini disebabkan karena pola perladangan di masyarakat saat ini sudah banyak beralih ke cara pertanian modern, seperti: pengunaan pupuk, pestisida, dan lain-lain. Tabel 1. Jumlah dan Persentase RumahTangga di SekitarKawasan Hutan yang Melakukan Perladangan Berpindah Tahun 2004 2014 (1) (2) (3) Jumlah rumah tangga di kawasan hutan 206.945 222.168 Jumlah rumah tangga yang melakukan perladangan berpindah di kawasan hutan 2.037 1.163 Persentase 0,98% 0,52% C. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Keberadaan Kawasan Hutan Kawasan hutan merupakan suatu daerah yang keberadaannya ditetapkan oleh pemerintah. Dari hasil survei rumah tangga di kawasan hutan 2004 (SKH 2004), masyarakat di sekitar kawasan hutan yang mengetahui keberadaan kawasan hutan sebesar 41,71 persen dan yang tidak mengetahui sebesar 58,29 persen. Sedangkan dari Survei Kehutanan 2014 (SKH 2014), menunjukkan masyarakat di sekitar kawasan hutan yang mengetahui keberadaan kawasan hutan sebesar 52,33 persen dan tidak mengetahui sebesar 47,67 persen, terjadi penurunan hal ini dapat disebabkan karena kawasan hutan tidak semuanya berupa hutan tegakan/tumbuhan yang ada kayunya namun ada yang berupa padang savanna (padang rumput). Berita Resmi Statistik No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 3

Gambar 3. Persentase Rumah Tangga yang Mengetahui Keberadaan Kawasan Hutan, 2004 dan 2014 D. PengetahuanMasyarakatTentang Batas KawasanHutan Menurut hasil Survei Kehutanan 2014 (SKH 2014), masyarakat yang mengetahui keberadaan kawasan hutan, 73,69 persen diantaranya yang mengetahui adanya batas kawasan hutan berupa pal/tandabatas, jalan, sungai, dan lainnya, sementara 3,67 persennya menyatakan tidak ada batas kawasan hutan, dan sisanya 22,64 persen tidak mengetahui adanya batas kawasan hutan. Dibandingkan dengan hasil Survei Rumah Tangga Kawasan Kehutanan 2004, angka ini mengalami penurunan 2,33 persen untuk tingkat masyarakat yang mengetahui adanya batas kawasan hutan dan 3,21 persen untuk masyarakat yang menyatakan tidak ada batas kawasan hutan. Tabel 2. Persentase Rumah Tangga di Sekitar Kawasan Hutan Yang Mengetahui Batas Kawasan Hutan, 2004 dan 2014 Provinsi 2004 2014 (1) (2) (3) Ada Batas KawasanHutan 71,36% 73,69% Tidak Ada Batas KawasanHutan 6,88% 3,67% TidakMengetahui Adanya Batas KawasanHutan 21,77% 22,64% Jumlah 100% 100% 4 Berita Resmi Statistik No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014

E. Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Satwa Liar Hutan merupakan sumberdaya alam yang juga merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Dari hasil Survei Kehutanan 2014 (SKH 2014) rumahtangga di sekitar kawasan hutan yang melakukan pemungutan hasilhutan/penangkapan satwa liar sebanyak 31,51 persen. Gambar 4. Persentase RumahTangga di Sekitar Kawasan Hutan Yang Melakukan Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Satwa Liar, 2014 F. Rumah Tangga yang Sumber Pendapatannya dari Memungut Hasil Hutan/ Menangkap Satwa Liar Hasil ST2013 Subsektor menunjukkan bahwa masih banyak rumahtangga yang menggantungkan sumber pendapatan hidupnya dari memungut hasil hutan/menangkap satwa liar.secara nasional, rumahtangga yang memungut hasil hutan/menangkap satwa liar sebesar 8,25 persen dari total rumah tangga yang berada di sekitar kawasan hutan. Gambar 5. Persentase Rumah Tangga yang Sumber Pendapatannya dari Memungut Hasil Hutan/Menangkap Satwa Liar Berita Resmi Statistik No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 5

G. Rumah Tangga yang Sumber Pendapatan Utamanya dari Memungut HasilHutan/ Menangkap Satwa Liar Memungut hasilhutan/menangkap satwa liar masih menjadi salah satu sumber penghasilan utama masyarakat di sekitar kawasan hutan. Dari Hasil Survei Kehutanan 2014 (SKH 2014),banyaknya rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya dari memungut hasil hutan/menangkap satwa liar sebesar 3,98 persen dari total rumah tangga yang memungut hasil hutan/menangkap satwa liar. Gambar 6. Persentase Rumah Tangga yang Sumber Pendapatan Utamanya dari Memungut Hasil Hutan/Menangkap Satwa Liar 3. METODOLOGI, KONSEP, DAN DEFINISI A. Metodologi Survei kehutanan menggunakan 2 jenis kerangka sampel yaitu kerangka sampel pemilihan blok sensus dan kerangka sampel pemilihan rumah tangga. Untuk pemilihan blok sensus, kerangka sampel yang digunakan yaitu daftar blok sensus biasa dan blok sensus persiapan bermuatan cakupan ST2013 pada desa-desa yang terletak di kawasan hutan (yang di-overlay dengan peta kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan) dan diurutkan menurut strata. Blok sensus yang memenuhi syarat adalah blok sensus yang memiliki junlah eligible rumah tangga sebanyak 10 atau lebih. Sedangkan, kerangka sampel untuk pemilihan sampel rumah tangga, yaitu daftar nama kepala rumah tangga hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih. Metode sampling yang digunakan adalah metode sampling dua tahap terstratifikasi. Pada tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus, dipilih sejumlah blok sensus secara probability proportional to size dengan size jumlah rumah tangga hasil ST2013-L. Tahap kedua, dari kerangka sampel rumah tangga dipilih sejumlah rumah tangga secara sistematik. Jumlah sampel untuk Survei Kehutanan sebanyak 99.993 rumah tangga. 6 Berita Resmi Statistik No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014

B. Konsep dan Definisi Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Rumah tangga di sekitar kawasan hutan adalah rumah tangga yang bermukim di desa yang berada di dalam dan di tepi kawasan hutan. Perladangan berpindah adalah suatu kegiatan usaha tani tanaman semusim/pangan secara tradisional/pindah-pindah di dalam maupun di luar kawasan hutan tanpa memperhatikan aspek pelestarian sumber daya hutan, tanah, dan air. Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar adalah kegiatan memungut/ mengambil hasil hutan dan juga menangkap satwa-satwa liar di hutan seperti: memungut kayu, getah, kulit kayu, buah-buahan, rumput, rotan, tumbuhan obat, gaharu, serta menangkap ayam hutan, babi hutan, rusa, dan sebagainya. Berita Resmi Statistik No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 7