POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR"

Transkripsi

1 .61 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2

3 Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Juni Juli Diseminasi hasil ST2013 dilakukan secara bertahap dimulai dengan diseminasi angka sementara, angka tetap dan populasi menurut subsektor. Buku ini memuat potret usaha pertanian di Kalimantan Barat hasil ST2013 menurut subsektor yang terdiri dari Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan serta Kehutanan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website Publikasi ini merupakan persembahan kedua dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartispiasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian Pontianak, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat B A D A R, SE, MSi

4

5 Daftar Isi - Gambaran Umum 17 - Subsektor Tanaman Pangan 43 - Subsektor Hortikultura 53 - Subsektor Perkebunan 67 - Subsektor Peternakan 85 - Subsektor Perikanan 95 - Subsektor Kehutanan Hasil Survei Pendapatan Usaha Rumah Tangga Pertanian

6 Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari seri publikasi yang diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013.

7

8 RANGKAIAN KEGIATAN ST2013

9

10 1963 Sensus pertanian yang pertama. Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian. Hasil sensus belum sempurna, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan adanya Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang berpengaruh terhadap jawaban responden Sensus Pertanian yang kedua. Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masingmasing desa yang meliputi luas dan penggunaan lahan; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alatalat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan Sensus pertanian yang ketiga. Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: - Rumah tangga pertanian pengguna lahan: Tanaman padi/palawija, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. - Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum. Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.

11 1993 Sensus pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian Sensus pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada Mei Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan nonkonsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya updating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan Pengolahan data dilakukan dengan scanner Sensus Pertanian yang keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian. Kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya yang dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner.

12 Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Sensus Pertanian adalah pencacahan secara lengkap terhadap seluruh usaha pertanian yang berada di wilayah Indonesia. Sensus Pertanian dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 3. Pada bulan Mei 2013 dilaksanakan sensus pertanian yang keenam, yang pertama dilakukan tahun Dalam sensus pertanian dikumpulkan data dari enam subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan termasuk jasa pertanian. Cakupan unit usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 2013 adalah rumah tangga usaha pertanian, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya. Dalam pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 dilakukan pemutakhiran data jumlah sapi dan kerbau yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Pada kegiatan ST2013, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Konsep dan definisi dari usaha pertanian dijelaskan di bawah ini. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.

13 Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Rumah Tangga Petani Gurem adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Penghitungan jumlah rumah tangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga baik lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Rumah tangga pertanian yang hanya melakukan kegiatan budidaya ikan di laut, budidaya ikan di perairan umum, penangkapan ikan di laut, penangkapan ikan di perairan umum, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, dan jasa pertanian dikategorikan rumah tangga pertanian bukan pengguna lahan. Petani Utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Lahan yang Dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar. Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan, dan lainnya pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya).

14 Perbedaan ST2003-ST2013 Rincian ST2003 ST2013 (1) (2) (3) 1. Cakupan Kotamadya perkotaan bukan pantai non konsentrasi dengan sampel Desa non konsentrasi pertanian di daerah urban dalam kabupaten dan blok sensus non konsentrasi pertanian di kota dicacah dengan snowballing/getok tular, wilayah desa dan blok sensus lain dicacah lengkap. 2. Unit Pencacahan Seluruh rumah tangga yang ada kegiatan pertanian (padi, palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan). Hanya mencakup rumah tangga biasa Hanya rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk usaha (dijual/ditukar). Mencakup rumah tangga biasa, perusahaan, dan lainnya (yayasan, pesantren, dan sebagainya) 3. Petugas Pencacahan tidak menggunakan tim Pencacahan dilakukan secara tim 4. Konsep Rumah Tangga Pertanian 5.Populasi Komoditi Pertanian Rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk dijual dan memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) yang telah ditetapkan Seluruh populasi dari rumah tangga pertanian baik diusahakan maupun tidak Rumah tangga pertanian tidak menggunakan Batas Minimal Usaha Hanya mencakup populasi rumah tangga usaha pertanian (sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar) 6. Daftar Preprinted Tidak ada informasi awal keberadaan rumah tangga untuk melakukan pencacahan Digunakan Daftar Preprinted yang memuat informasi daftar rumah tangga hasil Sensus Penduduk 2010

15 Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, metode pencacahannya adalah sebagai berikut: Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. 2. Dalam tabel-tabel di buku ini, data rumah tangga pertanian 2003 dihitung dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST2013.

16

17 Jumlah Usaha Pertanian Gambaran Umum Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Kalimantan Barat didominasi oleh jenis usaha rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat hasil ST2013 tercatat sebanyak 627 ribu rumah tangga, meningkat sebesar 2,10 persen dari hasil Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak 614 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 tercatat sebanyak 287 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 72 unit. Berdasarkan hasil ST2013, Kabupaten Sambas tercatat sebagai Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak 91 ribu rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Ketapang tercatat sebagai Kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak dan Kabupaten Sekadau tercatat sebagai Kabupaten dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Bengkayang, dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 10,69 persen. Gambar 1 Jumlah Rumah Tangga Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum, ST2003 dan ST ST 2003 ST 2013 ST 2003 ST 2013 Rumah Tangga (dalam ribuan) Perusahaan

18 Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Pertanian (RumahTangga) Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Pertumbuhan Pertumbuhan Absolut % Absolut % Usaha Pertanian Lainnya 2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Sambas , ,67 5 Bengkayang , ,86 8 Landak , ,00 1 Pontianak , ,67 Sanggau , ,00 4 Ketapang , ,92 3 Sintang , ,53 1 Kapuas Hulu , ,00 9 Sekadau , Melawi , Kayong Utara , Kubu Raya , Pontianak , ,63 3 Singkawang , ,33 10 Kalimantan Barat , ,83 72

19 Gambar 2 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian, ST2013

20 Jumlah Rumah Tangga (dalam ribuan Subsektor Perkebunan terlihat mendominasi usaha pertanian di Kalimantan Barat. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Kalimantan Barat adalah di Subsektor Perkebunan dan Subsektor Tanaman Pangan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan adalah sebanyak 497 ribu rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebanyak 423 ribu rumah tangga. Subsektor kehutanan memiliki jumlah rumah tangga usaha paling sedikit diantara subsektor lainnya di Sektor Pertanian.Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya tanaman kehutanan sebanyak 36 ribu rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar hasil ST2013 dibandingkan ST2003 terjadi di Subsektor Kehutanan, yang mencapai 50,99 persen (37 ribu rumah tangga). Sedangkan pada periode yang sama, Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling rendah, yaitu tercatat hanya sebesar 7,24 persen (33 ribu rumah tangga). Gambar 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Subsektor ST2003 dan ST Sektor Pertanian*) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya IkanPenangkapan Kehutanan Ikan ST 2003 Axis ST Title 2013 *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masingmasing subsektor Jasa Pertanian

21 Jumlah Perusahaan Banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013, terlihat didominasi oleh perusahaan di Subsektor Perkebunan dan Kehutanan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perkebunan hasil ST2013 adalah sebanyak 180 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Kehutanan adalah sebanyak 82 perusahaan. Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura merupakan subsektor yang memilki jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum paling sedikit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Tanaman Pangan hasil ST2013 tercatat masing-masing sebanyak 1 perusahaan. Perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 dibandingkan hasil ST2003 mengalami pertumbuhan sebesar 70,83 persen. Pertumbuhan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi terjadi di Subsektor Peternakan, yang tumbuh sebesar 450 persen (9 perusahaan), namun secara absolut pertumbuhan perusahaan pertanian terbesar adalah di sector perkebunan, yang mencapai 114 perusahaan. Sedangkan penurunan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terjadi di Subsektor perikanan. Penurunan tersebut sebesar 61,76 persen (21 perusahaan). Gambar 4 Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Menurut Subsektor ST2003 dan ST , , , , ,000 50,000,000 Sektor Pertanian *) Tanaman Pangan / Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan ST 2003 ST 2013

22 Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Subsektor dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian (RumahTangga) Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Pertumbuhan Pertumbuhan Absolut % Absolut % Usaha Pertanian Lainnya 2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Sektor Pertanian , ,83 72 Subsektor: Tanaman Pangan , ,00 15 Hortikultura , ,00 19 Perkebunan , ,73 15 Peternakan , ,00 43 Perikanan , ,76 11 Kehutanan , ,16 3 Jasa Pertanian , *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor Dari hasil ST2013, Subsektor Peternakan memiliki jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak, yaitu sebanyak 43 unit usaha, diikuti oleh Subsektor Hortikultura yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian sebanyak 19 usaha. Sedangkan Subsektor Kehutanan pada ST2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit (3 usaha).

23 Jumlah Rumah Tangga (dalam ribuan) Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan lebih dari 0,50 hektar (5.000 m 2 ) mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada hasil ST2013, dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai 0,5 0,99 hektar ( m 2 ) sebanyak 82,9 ribu rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 5,21 persen dibandingkan hasil ST2003, yang tercatat sebanyak 87,5 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 1 1,99 hektar ( m 2 ) pada ST2013 adalah sebanyak 147,8 ribu rumah tangga, meningkat sebesar 11,97 persen bila dibandingkan dengan ST2003 yang tercatat sebanyak 132 ribu rumah tangga. Golongan luas lahan 2,0 2,9 hektar ( m 2 ) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 115,9 ribu rumah tangga pada ST2013, meningkat sebanyak 5,6 ribu rumah tangga jika dibandingkan ST2003. Sedangkan untuk golongan luas lahan yang dikuasai lebih dari 3 hektar ( m 2 ), jumlah usaha rumah tangga pertanian hasil ST2013 meningkat sebesar 29,89 persen dibandingkan dengan hasil ST ,0 180,0 160,0 140,0 120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0,0 Gambar 5 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 < ST 2003 ST 2013

24 Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 Golongan Luas Lahan (m2) Rumah Tangga Usaha Pertanian Pertumbuhan Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) < , , , , , , ,89 JUMLAH ,10 Hasil ST2013 pada tabel 3 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian paling banyak menguasai lahan dengan luas 3 hektar lebih, yaitu sebanyak 189,6 ribu rumah tangga sama dengan yang terjadi pada ST2003 jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak menguasai lahan dengan lebih dari 3 hektar, yaitu sebanyak 146 ribu rumah tangga, hal ini dapat dimaklumi mengingat sumber daya lahan yang ada di Kalimantan Barat sangatlah luas.

25 Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem, ST2013 Bukan Pengguna Lahan Pengguna Lahan 98,29% 13,18% 86,82% Pengguna Lahan Petani Gurem 1,71% Pengguna Lahan Bukan Petani Gurem Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat. Dari sebanyak 627,6 ribu rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat, sebesar 98,29 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (616,8 ribu rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 1,71 persen, atau hanya sebanyak 10,7 ribu rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebesar 98,29 persen rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, hanya sebesar 13,18 persennya (81,2 ribu rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem, sedangkan rumah tangga bukan petani gurem sebesar 86,82 persen (616,9 ribu rumah tangga).

26 Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kabupaten/Kota, ST2003 dan ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan Rumah Tangga Usaha Pertanian Gurem Pertumbuhan Pertumbuhan Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Sambas , ,11 Bengkayang , ,14 Landak , ,60 Pontianak , ,14 Sanggau , ,83 Ketapang , ,00 Sintang , ,51 Kapuas Hulu , ,46 Sekadau , ,75 Melawi , ,35 Kayong Utara , ,29 Kubu Raya , ,49 Pontianak , ,60 Singkawang , ,81 Kalimantan Barat , ,58

27 Gambar 7 Peta Sebaran Rumah Tangga Petani Gurem, ST2013

28 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak 881,6 ribu orang petani di Kalimantan Barat, petani masih didominasi oleh petani laki-laki, yaitu sebanyak 602,6 ribu orang (68,36 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan hanya sebanyak 278,9 ribu orang atau sebesar 31,64 persen. Dominasi petani laki-laki di Sektor Pertanian juga terjadi di seluruh Subsektor Pertanian. Persentase jumlah petani laki-laki terbesar berada di Subsektor Perikanan kegiatan Penangkapan Ikan yang mencapai 90,73 persen sementara persentase petani laki-laki paling sedikit berada di Subsektor Peternakan yang mencapai 65,83 persen. Gambar 8 Jumlah Petani Menurut Jenis Kelamin, ST ,64% 68,36% Laki-Laki Perempuan

29 Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin, ST2013 Sektor/Subsektor Laki-laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sektor Pertanian , , ,00 Subsektor: Tanaman Pangan , , ,00 Hortikultura , , ,00 Perkebunan , , ,00 Peternakan , , ,00 Perikanan Budidaya Ikan , , ,00 Penangkapan Ikan , , ,00 Kehutanan , , ,00 *) Satu orang petani dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah petani secara keseluruhan di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan petani dari masing-masing subsektor.

30 Tabel 6 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama ST2013 Kelompok Umur Petani Utama Laki-laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) < , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00 JUMLAH , , ,00 *) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian Dari sebanyak 627,6 ribu rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013, sebanyak 551,9 ribu rumah tangga usaha pertanian memiliki petani utama berjenis kelamin laki-laki dan 75,6 ribu rumah tangga memiliki petani utama berjenis kelamin perempuan. Kecenderungan bahwa petani utama laki-laki lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan, terjadi hampir serupa di masing-masing kelompok umur. Jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur tahun dengan petani utama laki-laki tercatat sebesar 99,3 ribu rumah tangga merupakan kelompok umur dimana persentase lakilakinya paling tinggi dibanding kelompok umur yang lain yakni hanya 90,54 persen. Sama halnya bila dirinci menurut kelompok umur petani utama, kelompok usia produktif (15 64 tahun) terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak 579,4 ribu rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya antara tahun. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama kurang dari 15 tahun, yaitu sebanyak 12 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama di atas 64 tahun adalah sebanyak 48,1 ribu rumah tangga.

31 Jumlah Ternak Gambar 9 Jumlah Sapi dan Kerbau di Kalimantan Barat Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin 140,0 120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0,0 Sapi Potong (ribuan) Sapi Perah Kerbau (ratusan) Jantan Betina Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 tercatat sebanyak 142,59 ribu ekor, terdiri dari 140,19 ribu ekor sapi potong, 181 ekor sapi perah, dan ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina adalah sebanyak ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak ekor. Kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Ketapang, yaitu sebanyak ekor. Sedangkan Kota Pontianak dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (3,966 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kabupaten Ketapang, yaitu sebanyak ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak di Kabupaten Pontianak, dengan jumlah sapi perah sebanyak 118 ekor.

32 Tabel 7 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jumah Sapi dan Kerbau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

33 Gambar 10 Peta Sebaran Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin

34 rata-rata luas lahan (m2) Di Kalimantan Barat rata-rata luas lahan yang paling tinggi yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian adalah jenis lahan bukan sawah yang mencapai 23,6 ribu m 2, meningkat 116,78 persen dibanding tahun 2003, sedangkan lahan bukan pertanian menurun dari 2,5 ribu m 2 menjadi 512 m 2 Gambar 11 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Wilayah dan Jenis Lahan ST2003 dan ST2013 (m 2 ) 25000, , , ,0 5000,0,0 Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian

35 Lahan pertanian merupakan salah satu modal dalam usaha di bidang pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil ST2003. Rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013 adalah sebesar m 2, naik sebesar 72,37 persen dibandingkan hasil ST2003 yang tercatat sebesar m 2. Tabel 8 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan, ST2003 dan ST2013 Kabupaten / Kota Lahan Bukan Pertanian Lahan Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Jumlah Lahan yang Dikuasai (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Sambas 1 241,31 361, , , , , , , , ,33 Bengkayang 2 824,72 352, , , , , , , , ,80 Landak 3 948,51 476, , , , , , , , ,13 Pontianak 856,36 525, , , , , , , , ,72 Sanggau 5 276,38 456, , , , , , , , ,04 Ketapang 2 366,41 651, , , , , , , , ,83 Sintang 4 225,57 573,92 994,50 975, , , , , , ,88 Kapuas Hulu 3 808,78 401,69 798,13 780, , , , , , ,66 Sekadau 4 537,54 797, , , , , , , , ,79 Melawi 2 019,64 337,20 711,31 677, , , , , , ,98 Kayong Utara 2 583,59 708, , , , , , , , ,78 Kubu Raya 1 564,78 631, , , , , , , , ,75 Pontianak 266,96 357,72 30,36 642,13 361, ,86 392, ,99 659, ,71 Singkawang 738,81 696,43 750, , , , , , , ,49 Kalimantan Barat 2 486,76 512, , , , , , , , ,02

36 Jumlah Rumah Tangga Gambar 12 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Subsektor, ST Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Perkebunan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian Subsektor Perkebunan adalah sebesar 13,9 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak 2,7 ribu rumah tangga. Subsektor Hortikultura tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak rumah tangga, sedangkan Subsektor Tanaman pangan, Perikanan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masing-masing sebanyak 13,4 ribu, 9,6 ribu rumah tangga, dan 6,2 ribu rumah tangga. Apabila dikaji menurut Kabupaten/Kota, terlihat bahwa Kabupaten Sanggau merupakan Kabupaten dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak (7,4 ribu rumah tangga), sedangkan Kota Pontianak dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit (274 rumah tangga).

37 Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Tanaman Pangan Hortikultu ra Perkebun an Subsektor Peternaka n Perikanan Kehutana n (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

38 Gambar 13 Peta Sebaran Usaha Pertanian Rumah Tangga Jasa Pertanian, ST2013

39 Jumlah Rumah Tangga Gambar 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Subsektor, ST Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Perkebunan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian pada Subsektor Perkebunan tercatat sebesar 27,9 ribu rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak rumah tangga. Subsektor Tanaman Pangan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak 15,0 ribu rumah tangga, sedangkan Subsektor Hortikultura, Perikanan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masing-masing sebanyak 3,8 ribu, 5,2 ribu, dan 2,7 ribu rumah tangga.

40 Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang melakukan Pengolahan dari hasil pertanian Produksi Sendiri Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

41 Gambar 15 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian, ST2013

42

43 Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Talas Lainnya Rumah Tangga Subsektor Tanaman Pangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Kalimantan Barat didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Dari keseluruhan rumah tangga yang mengelola tanaman pangan sebanyak 423,6 ribu, 97,09 persen (411,3 ribu) diantaranya mengelola tanaman padi, sedangkan rumah tangga yang mengelola tanaman palawija adalah sebanyak 19,94 persen (84,45 ribu) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan. Gambar 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman, ST Padi (10 ribu) Palawija (ribu)

44 Jenis tanaman padi di Kalimantan Barat terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Jenis padi sawah lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi ladang. Menurut data ST 2013 dari 411,3 ribu rumah tangga tanaman padi di Kalimantan Barat, sekitar 66,10 persen (271,9 ribu rumah tangga) mengelola tanaman padi sawah, sedangkan padi ladang hanya dikelola oleh sekitar 46,83 persen (192,6 ribu) rumah tangga tanaman padi. Selain jumlah rumah tangga usaha pertanian tanaman pangan, ST2013 juga memberikan informasi mengenai luas tanam dari masing-masing komoditas tanaman pangan. Luas tanam untuk tanaman padi secara keseluruhan berjumlah 361,9 ribu hektar yang terdiri dari luas tanam tanaman padi sawah seluas 190,6 ribu hektar dan padi ladang seluas 171,4 ribu hektar. Jika dilihat rata-rata luas tanaman padi per rumah tangga usaha dapat dilihat bahwa rata-rata luas tanam per rumah tangga tanaman padi sawah lebih kecil dibandingkan tanaman padi ladang. Satu rumah tangga usaha tanaman padi sawah memiliki luas tanam sekitar 0,7 hektar, sedangkan luas tanam yang dimiliki oleh rumah tangga tanaman padi ladang sekitar 0,9 hektar. Tanaman palawija meliputi kelompok biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Dari 11 komoditas utama palawija, ubi kayu merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija di Kalimantan Barat diikuti oleh komoditas jagung dan kacang hijau. Persentase jumlah rumah tangga pada tiga komoditas utama ini terhadap jumlah rumah tangga palawija masing-masing adalah 58,8 persen (49,7 ribu), 48,1 persen (40,6 ribu), dan 6,92 persen (5,8 ribu). Sedangkan komoditas palawija yang paling sedikit ditanam adalah kedelai, yang hanya dikelola rumah tangga saja. Sedangkan untuk komoditas gandum, garut, dan sorgum tidak ada rumah tangga yang mengusahakannya.. Jika dilihat dari besaran luas tanam per komoditas, jagung merupakan komoditas tanaman palawija yang memiliki luas tanam terbesar. Dari 30,4 ribu hektar luas tanam palawija, sekitar 48,44 persen (14,7 ribu hektar) merupakan luas tanam untuk komoditas jagung. Sementara itu, luas tanam terkecil adalah komoditas talas yang hanya seluas 0,3 hektar. Rata-rata luas tanam usaha tanaman palawija lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman padi, yaitu hanya sekitar 0,4 hektar. Menurut komoditasnya, tanaman palawija yang memiliki rata-rata luas tanam terbesar adalah tanaman palawija lainnya luas sekitar 0,5 hektar per satu rumah tangga usaha tanaman palawija lainnya, sedangkan rata-rata luas tanam terkecil adalah kacang tanah yang rata-rata hanya ditanam seluas 0,1 hektar per rumah tangga tanaman kacang tanah.

45 Tabel 11 Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman Rumah Tangga Luas Tanam (m2) Rata- rata Luas Tanam (m2) (1) (2) (3) (4) Tanaman Pangan ,37 Padi ,91 - Padi Sawah ,50 - Padi Ladang ,32 Palawija ,40 - Jagung ,53 - Kedelai ,20 - Kacang Tanah ,89 - Kacang Hijau ,10 - Ubi Kayu ,31 - Ubi Jalar ,35 - Talas ,79 - Lainnya ,69 *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.

46 Berbeda dengan subsektor lainnya, pada subsektor tanaman pangan, rumah tangga yang mengelola tanaman pangan dengan tujuan seluruh hasilnya digunakan untuk dikonsumsi sendiri (tidak dijual) juga tergolong sebagai rumah tangga usaha pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa sebagian besar rumah tangga tanaman pangan melakukan usaha tanaman pangannya dengan tujuan hasil panennya tidak untuk dijual. Dari 411,3 ribu rumah tangga usaha tanaman padi, hanya sekitar 2,3 ribu rumah tangga padi sawah dan 1,1 ribu rumah tangga bertujuan menjual seluruh hasil panennya. Sementara itu, rumah tangga yang menjual sebagian hasil panennya sekitar 69,7 ribu rumah tangga untuk padi sawah dan 7,2 ribu padi ladang, sedangkan yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panennya ada sekitar 271,9 ribu (73,52 persen) untuk padi sawah dan 192,6 ribu untuk padi ladang(95,69 persen) Tabel 12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Keterangan Penjualan Hasil Usaha, ST2013 Jenis Tanaman Keterangan Penjualan Hasil Usaha Dijual Seluruhnya Dijual Sebagian Tidak Dijual Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Padi - Padi Sawah Padi Ladang Palawija - Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Talas

47 Berbeda dengan rumah tangga padi, rumah tangga palawija yang menjual seluruh hasil panennya dan menjual sebagian produksinya persentasenya lebih besar dibanding pada rumah tangga tanaman padi. Untuk tanaman jagung, ubi kayu, dan ubi jalar sebagian besar produksinya tidak untuk dijual, dengan persentase masing-masing 62,49 persen, 74,14 persen dan 44,57 persen. Untuk komoditas kedelai, kacang tanah dan kacang hijau mayoritas produksinya digunakan untuk dijual sebagian dengan persentase masingmasing 47,15 persen dan 43,25 persen, 52,27 persen, serta yang dijual seluruhnya berturut-turut 41,89 persen, 31,82 persen dan 36,88 persen. Rumah tangga talas sebagian besar seluruh produksinya untuk dijual, yakni mencapai 43,55 persen. Sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi pada periode Mei 2012 April 2013 adalah dipanen sendiri. Dari rumah tangga yang melakukan pemanenan Jumlah rumah tangga tanaman padi yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 99,73 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan padinya. ST2013 mencatat sebanyak 0,27 persen rumah tangga menebaskan atau mengijonkan tanaman padinya. Jumlah rumah tangga tanaman padi yang usahanya tidak/belum panen selama periode Mei 2012 April 2013 ada sebanyak 0,39 persen, baik yang baru tanam maupun yang mengalami puso (hasil panen kurang dari 11 persen dari keadaan normal). Komoditas tanaman padi yang paling banyak tidak/belum panen adalah padi sawah. Tabel 13 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Sistem Pemanenan Utama Jenis Tanaman Dipanen Sendiri Ditebaskan / diijonkan Tidak/Belum Panen Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Padi - Padi Sawah Padi Ladang

48 Seperti halnya padi, sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman palawija pada periode yang sama adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman palawija yang memanen sendiri panennya mencapai 92,70 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan tanaman palawijanya. ST2013 mencatat bahwa sebesar 0,32 persen rumah tangga menebaskan atau mengijonkan tanaman palawijanya, sedangkan yang dipanen bentuk lain sebesar 1,97 persen terutama untuk komoditas ubi kayu yang biasa dipanen daunnya, serta yang dipanen muda sebesar 5,01 persen terutama komoditas jagung. Rumah tangga usaha tanaman palawija yang pada periode Mei 2012 April 2013 mengalami puso juga dianggap tidak panen seperti halnya pada tanaman padi. Jumlah rumah tangga tanaman palawija yang tidak/belum panen ada sebanyak 4,77 persen. Jenis tanaman palawija yang paling banyak tidak/belum panen adalah ubi kayu, hal ini dikarenakan umur tanam ubi kayu bisa 1 tahun lebih. Tabel 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Jenis Tanaman Dipanen Muda Dipanen Bentuk Lain Sistem Pemanenan Utama Dipanen Sendiri Ditebaskan / diijonkan Tidak / Belum Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Jumlah Palawija - Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Talas

49 Rumah tangga tanaman padi paling banyak berlokasi di Kabupaten Sambas (17,13 persen), Kabupaten Landak (11,58 persen), dan Kabupaten Sanggau (11,33 persen). Untuk komoditas padi sawah, daerah yang menjadi sentra padi adalah Kabupaten Sambas, Kabupaten Landak, dan Kabupaten Kubu Raya masing masing sebesar 25,42 persen, 14,41 persen dan 13,17 persen. Adapun untuk padi ladang, kabupaten kota yang memiliki rumah tangga terbanyak adalah di Kabupaten Sintang sebanyak 18,47 persen, Kabupatan Sanggau sebanyak 16,20 persen, dan Kabupaten Landak sebanyak 13,69 persen Jumlah rumah tangga Jagung yang paling dominan di Kalimantan Barat terdapat di Kabupaten Sintang, Kabupaten Sanggau dan Landak dengan persentase masing-masing sebesar 18,27 persen, 13,31 persen, dan 13,21 persen Selain komoditas tanaman padi sawah, Kabupaten Sambas juga merupakan daerah sentra kedelai, dengan jumlah rumah tangga mencapai 79,27 persen dari total rumah tangga kedelai di Kalimantan Barat. Kabupaten lainnya yang mempunyai rumah tangga kedelai terbesar selanjutnya adalah Kabupaten Bengkayang 4,51 persen dan Kabupaten Kubu Raya 3,69 persen, sedangkan selebihnya tersebar pada Kabupaten/Kota di wilayah Kalimantan Barat

50 Tabel 15 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Tanaman Pangan Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.

51 Gambar 17 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan, ST2013

52

53 Subsektor Hortikultura Berdasarkan jenis tanaman, tanaman hortikultura dibedakan menjadi tanaman tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim. Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah-buahan, sayuran, obatobatan, dan tanaman hias. Berdasarkan hasil ST2013, dari 50 jenis tanaman hortikultura semusim utama, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (13,8 ribu rumah tangga). Selain cabai rawit, kacang panjang dan ketimun juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak dikelola rumah tangga usaha hortikultura. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah semangka diikuti dengan tanaman mentimun suri dan melon. Untuk tanaman sayuran semusim, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah jahe, sedangkan anggrek tercatat sebagai jenis tanaman hias semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura. Pada tanaman hortikultura semusim, potensi dan besaran produksi suatu tanaman dapat dilihat dari luas tanamnya. Dalam keadaan normal, semakin besar luas tanam maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyak. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura semusim yang memiliki luas tanam terbesar adalah kacang panjang, sedangkan yang terkecil adalah tanaman pakispakisan. Hal ini berarti potensi terbesar dari tanaman hortikultura semusim di Indonesia terletak pada jenis tanaman kacang panjang.

54 Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim (50 Jenis Tanaman Utama) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m2) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/ Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Blewah Melon Mentimun Suri Semangka Bawang Daun/Prei Bayam Buncis Cabai Besar Cabai Rawit Jamur Kacang Kapri Kacang Panjang Kailan Kangkung Kubis Lobak Ketimun Oyong/Gambas Pak Choi Paria/Pare Petsai/Sawi Putih Sawi Seledri Slada Terung Tomat Jahe Kemangi Kencur Kunyit Kumis Kucing Lempuyang Lengkuas Lidah Buaya

55 Tabel 16 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim (50 Jenis Tanaman Utama) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m2) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/ Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Temu Giring Temu Ireng (Temu Hitam) Temu Kunci Temulawak Temuputih Anggrek Aglaoenema Kamboja Jepang/Adenium Mawar Melati Palm Pisang-Pisangan/Heliconia Pakis-Pakisan Sirih-Sirihan Talas-Talasan Menurut hasil ST2013, durian merupakan jenis tanaman hortikultura tahunan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (36,2 ribu rumah tangga). Selain itu, terdapat juga sekitar 32,1 ribu rumah tangga usaha hortikultura yang mengelola tanaman pisang. Tanaman Rambutan sebanyak 27,8 ribu rumah tangga, jeruk siam/keprok sebanyak 23,6 ribu rumah tangga, dan duku/langsat sebanyak 16,9 ribu yang merupakan 5 komoditas utama yang ada di Kalimantan Barat. ST2013 memberikan informasi mengenai jumlah tanaman hortikultura tahunan yang sudah berproduksi. Dari tabel 17, terlihat bahwa jenis tanaman hortikultura tahunan yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam sudah berproduksi terbesar adalah nenas. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan tahunan yang sudah berproduksi paling banyak adalah tanaman nenas diikuti dengan tanaman jeruk siam dan pisang. Untuk tanaman sayuran tahunan, jengkol merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan tahunan yang paling

56 banyak memilki pohon/rumpun yang sudah berproduksi adalah tanaman sereh, sedangkan bougenvillea spp tercatat sebagai jenis tanaman hias tahunan yang paling banyak memiliki luas tanam yang sudah berproduksi paling besar. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura tahunan yang memiliki luas tanam yang diusahakan/dikelola terbesar adalah nanas. Ditinjau dari besaran rata-rata luas tanam yang diusahakan/dikelola per rumah tangga, tanaman yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam terbesar per rumah tangga adalah nenas. Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan (50 Jenis Tanaman Utama) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Satuan Diusahakan / Dikelola Yang Sudah Produksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Alpukat 123 pohon Belimbing 288 pohon Buah Naga 215 pohon Buah Nona/Srikaya 13 pohon Cempedak pohon Duku/Langsat pohon Durian pohon Jambu Air pohon Jambu Biji pohon Jambu Bol pohon Jeruk Siam/Keprok pohon Jeruk Besar 630 pohon Kedondong 620 pohon Kesemek 16 pohon Lengkeng pohon Mangga pohon Manggis pohon

57 Tabel 17 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan (50 Jenis Tanaman Utama) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Satuan Diusahakan / Dikelola Yang Sudah Produksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) MATOA BUAH 137 pohon NANGKA pohon NENAS rumpun PEPAYA pohon PISANG rumpun RAMBUTAN pohon SALAK 947 rumpun SAWO pohon SIRSAK 498 pohon SUKUN 577 pohon TERONG BRASTAGI 15 pohon BLIMBING WULUH 45 pohon JENGKOL pohon KLUWIH 123 pohon MELINJO 571 pohon PETAI pohon MAHKOTA DEWA 6 m MENGKUDU/PACE 72 m SALAM 40 m SEREH 557 m SIRIH 117 m ANTHURIUM BUNGA 3 m ANTHURIUM DAUN 14 m BAMBU HIAS 10 m BOUGENVILLEA SPP 38 m KAKTUS 12 m SOKA/IXORA 12 m TABULAMPOT 8 pohon

58 Pada Mei 2013, jumlah rumah tangga usaha hortikultura di Kalimantan Barat adalah sebesar 131,0 ribu rumah tangga. Dilihat dari pola penyebaran, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak dijumpai di Kabupaten Sambas (30,4 ribu rumah tangga) dengan persentase sebesar 23,20 persen. Selain di Kabupaten Sambas, Kabupaten Kubu Raya juga merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga hortikultura yang besar yakni 16,9 ribu dengan persentase sebesar 12,88 persen sedangkan yang terkecil berada di Kota Pontianak dengan persentase sebesar 1,39 persen. Menurut hasil ST2013, kelompok tanaman hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman buah-buahan tahunan yang mencapai 104,4 ribu rumah tangga dan yang paling sedikit diusahakan adalah kelompok tanaman hias tahunan sebanyak 83 rumah tangga. Jika melihat perbandingan antara jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura tahunan dan semusim dapat dilihat bahwa untuk kelompok tanaman buah-buahan, jenis tanaman tahunan lebih banyak diusahakan dibandingkan dengan tanaman semusim. Hal yang berbeda terjadi pada tiga kelompok tanaman hortikultura lainnya karena dibandingkan dengan tanaman tahunan, tanaman semusim lebih banyak diusahakan pada kelompok tanaman sayuran, tanaman hias, dan obat-obatan ST2013 mencatat bahwa dari keempat kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman buahbuahan merupakan kelompok tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura dengan persentase sebesar 79,62 persen (104,4 ribu rumah tangga). Potensi usaha kelompok tanaman buah-buahan tahunan terdapat di Kabupaten Sambas. Hal ini terlihat dari jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan di kabupaten tersebut yang mencapai 27,0 ribu rumah tangga. Untuk kelompok tanaman sayuran tahunan, Kabupaten Sambas juga tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan terbanyak yaitu sebesar 2,8 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman hias tahunan paling banyak dijumpai di Kota Pontianak sedangkan rumah tangga usaha tanaman obatobatan tahunan paling banyak terdapat di Kabupaten Kubu Raya. Berbeda dengan kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman sayuran. Dari 131,1 ribu rumah tangga usaha hortikultura, sebanyak 33,8 ribu rumah tangga mengusahakan kelompok tanaman sayuran semusim. Kelompok tanaman buah-buahan semusim diusahakan oleh sebanyak 3,9 ribu rumah tangga, sedangkan kelompok tanaman obat-obatan semusim diusahakan oleh 8,2 ribu rumah tangga. Tanaman hias merupakan kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura di Kalimantan Barat dengan 269 rumah tangga. Dilihat dari distribusi per kabupaten, Kabupaten Sambas merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan semusim terbesar (2,2 ribu rumah tangga). Rumah tangga usaha

59 DURIAN PISANG RAMBUTAN JERUK SIAM/KEPROK DUKU/LANGSAT MANGGA CABAI RAWIT KACANG PANJANG KETIMUN TERUNG JAHE KANGKUNG Rumah Tangga (ribuan) tanaman sayuran semusim paling banyak juga ditemui di Kabupaten Kubu Raya (4,6 ribu rumah tangga). Kota Pontianak merupakan kabupaten/kota dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman hias semusim terbanyak (114 rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga usaha tanaman obat-obatan semusim terbesar juga terdapat di Kabupaten Kubu Raya (8,2 ribu rumah tangga). Gambar 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Jenis Tanaman Hortikultura, ST Hortikultura Tahunan Hortikultura Semusim

60 Tabel 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan Semusim menurut Kelompok Tanaman dan Kabupaten/Kota, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Buah-buahan Kelompok Tanaman Hortikultura Sayuran Tanaman Obat-obatan / Tanaman Hias Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

61 Berdasarkan hasil ST2013, dari kedelapan jenis tanaman hortikultura strategis, pisang, jeruk, dan cabai merupakan jenis tanaman dengan jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 32,1 ribu; 23,6 ribu; dan 16,8 ribu rumah tangga. Ditinjau menurut penyebaran pada tiap-tiap Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat, usaha tanaman pisang terpusat di Kabupaten Kubu Raya (5,7 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Sambas 4,4 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman jeruk paling banyak berada di Kabupaten Sambas, jumlah rumah tangga usaha tanaman jeruk di Kabupaten Sambas mencapai 70,59 persen dari total petani Jeruk di Kalimantan Barat, yaitu sebanyak 16,7 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman mangga juga paling banyak dijumpai di Kabupaten Sintang. Dari 15,1 ribu rumah tangga usaha tanaman mangga, 15,52 persen berada di Kabupaten tersebut. Rumah tangga usaha tanaman cabai relatif banyak dan menyebar merata antar Kabupaten/Kota. Hal ini mengingat tanaman cabai sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra rumah tangga usaha tanaman cabai terdapat di Kabupaten Ketapang. sedangkan rumah tangga usaha tanaman kunyit paling banyak terdapat di Kabupaten Ketapang, dan anggrek paling banyak dijumpai di Kota Pontianak.

62 Tabel 19 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan Pisang Jeruk Mangga Cabai Kunyit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

63 Jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang ada di suatu daerah secara normal dapat mengindikasikan besaran produksi tanaman pada daerah tersebut. Pada periode ST2013, dari jenis tanaman hortikultura strategis semusim, cabai, dan kunyit merupakan jenis tanaman dengan jumlah tanaman hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 969,1 ribu hektar; 52,3 ribu hektar, dan 3,9 ribu hektar. Tanaman hortikultura di Kalimantan Barat berdasarkan hasil ST2013 cukup menyebar secara merata, kecuali tanaman jeruk yang terpusat di Kabupaten Sambas sebesar 75,34 persen (3,5 juta pohon). Kabupaten Kubu Raya merupakan sentra pisang di Kalimantan Barat dengan persentase 27,24 persen (673,0 pohon) sedangkan untuk jumlah pohon mangga terbesar ada di Kabupaten Ketapang dengan persentase 26,07 persen (35,0 ribu pohon). Luas tanam cabai terbesar berada di Kabupaten Kubu Raya yang mencapai 27,77 persen (269,1 hektar), sedangkan kunyit banyak ditanam di Kabupaten Kapuas Hulu dengan luas tanam mencapai 19,6 hektar.

64 Tabel 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura dan Jumlah/Luas Tanam Hortikultura Strategis Menurut Kabupaten/Kota, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Tanaman Hortikultura Strategis Jumlah Pohon (pohon) Luas Tanam (m2) Pisang Jeruk Mangga Cabai Kunyit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

65 Gambar 19 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Hortikultura, ST2013

66

67 Jumlah Rumah Tangga (ribu) Subsektor Perkebunan Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan di Kalimantan Barat sebanyak 497,5 ribu rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman tahunan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim. Sebanyak 497,0 ribu rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan, sementara jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim sebanyak 1,7 ribu. Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak di Kalimantan Barat berada di Kabupaten Sintang sebanyak 66,6 ribu rumah tangga. Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak kedua dan ketiga adalah Kabupaten Sanggau (66,6 ribu rumah tangga) dan Landak (57,5 ribu rumah tangga). Rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tanaman tahunan berada di Kabupaten Sintang (66,6 ribu rumah tangga), sementara untuk tanaman semusim paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Ketapang (301 rumah tangga). Gambar 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Tanaman, ST ,0 400,0 300,0 200,0 100,0,0 Perkebunan Tahunan Semusim Jenis Tanaman Perkebunan

68 Tabel 21 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Total Tanaman Tahunan Tanaman Semusim (1) (2) (3) (4) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

69 Secara umum, enam tanaman tahunan berdasarkan banyaknya rumah tangga yang mengusahakan di Kalimantan Barat berturut-turut adalah karet (419,3 ribu rumah tangga), Kelapa sawit (69,5 ribu rumah tangga); Kelapa (57,9 ribu rumah tangga); Lada (17,2 ribu rumah tangga); Kopi (8,9 ribu rumah tangga) dan Kakao (7,1 ribu rumah tangga). Kabupaten/Kota dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan Karet adalah Kabupaten Sintang (65,0 ribu juta rumah tangga, diikuti Kabupaten Sanggau (58,0 ribu rumah tangga) dan Kabupaten LAndak (54,0 ribu rumah tangga). Kepala Sawit paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Sanggau (22,1 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Ketapang (9,7 ribu rumah tangga) dan Kabupaten LAndak (4,5 ribu rumah tangga). Kelapa paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Kubu Raya (16,8 ribu rumah tangga), Kabupaten Sambas (13,3 ribu rumah tangga), dan Kabupaten Pontianak (7,9 ribu rumah tangga). Tanaman Lada banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Sambas (6,1 ribu rumah tangga), Kabupaten Sanggau (3,6 ribu rumah tangga), dan Kabupaten Bengkayang (3,0 ribu rumah tangga). Kopi paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di kabupaten Kubu Raya (4,2 ribu rumah tangga), diikuti Kabupaten Kayong Utara (1,7 ribu juta rumah tangga). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Sanggau (1,6 ribu rumah tangga), Kota Singkawang (1,2 ribu rumah tangga) dan Kabupaten Bengkayang (1,18 ribu rumah tangga).

70 Tabel 21.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Tanaman Tahunan Kakao Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Kelapa Sawit Kelapa Kopi Lada (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

71 Dua tanaman perkebunan semusim yang paling banyak diusahakan di Kalimantan Barat berturut-turut adalah Tebu (1,7 ribu rumah tangga) dan sereh wangi (25 rumah tangga). Usaha perkebunan tanaman semusim terutama tebu menyebar di Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat. Kabupaten dengan dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tebu adalah Sambas (384 rumah tangga), diikuti Kabupaten Ketapang (300 rumah tangga) dan Sintang (238 rumah tangga). Sedangkan Kabupaten dengan jumlah rumah tangga tebu terkecil adalah Kabupaten Bengkayang sejumlah 12 rumah tangga dan Kabupaten Sekadau sebanyak 16 rumah tangga. Untuk tanaman sereh wangi hanya ditanam dibeberapa Kabupaten/Kota saja, dengan jumlah rumah tangga sereh wangi terbanyak adalah di Kabupaten Kapuas Hulu yang berjumlah 11 rumah tangga saja.

72 Tabel 21.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Semusim Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Tanaman Semusim Jenis Tanaman yang diusahakan/dikelola Sereh Wangi Tebu (1) (2) (4) (5) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

73 Jika dilihat dari jumlah tanamannya, populasi tanaman tahunan terbesar yang diusahakan oleh rumah tangga adalah Karet, Kelapa Sawit dan Kelapa menempati posisi ketiga terbesar yang paling banyak diusahakan rumah tangga di Kalimantan Barat. Tanaman Karet jumlah pohonnya paling banyak ada di Kabupaten Sintang 20,79 persen (95,4 juta pohon), Kabupaten Sanggau sebesar 14,14 persen (64,9 juta pohon), Kapuas Hulu 11,45 persen (52,5 juta pohon). Tanaman Kelapa sawit jumlah tanamannya paling banyak terdapat di Kabupaten Sanggau, Kabuaten Ketapang dan Kabupaten Sekadau dengan jumlahnya berturut-turut 10,3 juta pohon, 4,3 juta pohon, dan 3,0 juta pohon. Populasi pohon Kelapa di tiga Kabupaten, yakni di Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Sambas, dan Kabupaten Pontianak persentasenya mencapai 80,7 persen populasi di Kalimantan Barat, dengan jumlah berturut-turut adalah 4,7 juta pohon, 2,4 juta pohon dan 1,9 juta pohon kelapa. Jumlah pohon tanaman lada paling banyak terdapat di Kabupaten Sambas 2,2 juta pohon, Kabupaten Sanggau (1,4 juta pohon), dan Kabupaten Bengkayang (1,3 juta pohon). Komoditas Kakao populasinya banyak terdapat di Kabupaten Sanggau yaitu sebanyak 630,6 ribu pohon, dan Kabupaten Landak sebanyak 317,7 ribu pohon. Jumlah pohon Kopi di Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang persentasenya mencapai 88,76 persen dari total pohon Kopi yang ada di Kalimantan Barat, dengan jumlahnya berturut-turut adalah sebesar 753,6 ribu pohon, 498,4 ribu pohon dan 195,5 ribu pohon.

74 Tabel 22 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Kakao Karet Kelapa Sawit Kelapa Kopi Lada (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

75 Tabel 22.a Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Belum Berproduksi, ST2013 Kabupaten/Kota Kakao Karet Kelapa Sawit Kelapa Kopi Lada (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

76 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa tanaman perkebunan yang diusahakan sebagian besar sudah berproduksi. Hasil Sensus Pertanian 2013 memperlihatkan proporsi tanaman karet yang belum berproduksi sebesar 49,04 persen dari total tanaman yang diusahakan/dikelola dan merupakan komoditas dengan tanaman yang belum berproduksi yang paling besar dibanding komoditas lainnya, Angka proporsi yang relatif cukup besar pada tanaman karet, menggambarkan banyaknya penanaman baru ataupun perluasan. Proporsi tanaman Kelapa Sawit yang belum berproduksi sebesar 23,11 persen, dan proporsi tanaman Kelapa yang belum berproduksi adalah sebesar 17,91 persen. Untuk tanaman lada yang belum berproduksi 34,45 persen, tanaman Kakao proporsinya 28,93 dan komoditas Kopi sebesar 13,32 persen. Jumlah pohon karet yang belum berproduksi di Kalimantan Barat sebanyak 224,9 juta juta pohon, dan paling banyak ditemukan di Kabupaten Sintang sebanyak 47,4 juta pohon. Jumlah pohon Kelapa Sawit yang belum berproduksi di Kalimantan Barat sebanyak 7,0 juta pohon, dan paling banyak ditemui di Kabupaten Sanggau sebanyak 1,9 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon Kelapa yang belum berproduksi di Kalimantan Barat sejumlah 2,0 juta pohon dan paling banyak terdapat di Kabupaten Kubu Raya sebanyak 1,0 juta pohon. Pohon lada yang belum berproduksi di Kalimantan Barat sebanyak 2,5 juta pohon, dimana populasi terbanyak terdapat di Kabupaten Sambas berjumlah 1,0 juta pohon lada. Kakao yang belum berproduksi di Kalbar jumlanya mencapai 573,0 ribu pohon dan terbanyak terdapat di Kabupaten Sanggau 135 ribu pohon Tanaman Kopi yang belum berproduksi di Kalimantan Barat jumlahnya mencapai 217,2 ribu dan paling banyak terdapat di Kabupaten Kubu Raya sebanyak 66,9 ribu pohon.

77 Tabel 22.b Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Sudah Berproduksi, ST2013 Kabupaten/Kota Kakao Karet Kelapa Sawit Kelapa Kopi Lada (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

78 Serupa dengan kondisi tanaman perkebunan yang belum berproduksi, tanaman perkebunan yang sudah berproduksi paling banyak pada komoditas karet, kelapa sawit. Jumlah dan kelapa. Komposisi tanaman perkebunan yang sudah berproduksi dengan jumlah tanaman untuk komoditas karet, kelapa sawit, kelapa, lada, Kakao dan kopi adalah sebagai berikut, 43,27 persen; 65,52 persen; 69,37 persen; 57,26 persen; 60,50 persen; dan 76,19 persen Jumlah pohon karet yang sudah berproduksi di Kalimantan Barat sebanyak 198,4 juta pohon, dan terbanyak terdapat di Kabupaten Sintang sebanyak 39,2 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon Kelapa Sawit yang sudah berproduksi di Kalimantan Barat berjumlah dengan jumlah 20 juta pohon dan banyak terdapat di Kabupaten Sanggau sebanyak 7 juta pohon kelapa sawit. Selain karet dan Kelapa sawit, pohon kelapa juga merupakan tanaman perkebunan yang memiliki tanaman yang sudah berproduksi terbanyak ketiga. Jumlah pohon kelapa yang sudah berproduksi di Kalimantan Barat sebanyak 7,8 juta pohon dan terbanyak ditemukan di Kabupaten Kubu Raya, yaitu sebanyak 2,8 juta juta pohon. Tanaman lada yang sudah berproduksi jumlahnya mencapai 4,2 juta pohon di Kalimantan Barat, dan paling banyak ditemukan di Kabupaten Sambas sebanyak 1 juta pohon. Sedangkan untuk tanaman Kakao yang sudah berproduksi jumlahnya 1,2 juta pohon dan populasi terbanyak terdapat di kabupaten sanggau sebanyak 444,9 ribu pohon, dan untuk komoditas kopi yang sudah berproduksi jumlahnya berkisar 1,2 juta pohon dan mayoritas terdapat di Kabupaten Kubu Raya dengan jumlah mencapai 624,6 ribu pohon. Selain terlihat dari jumlah pohon/lajar/rumpun, potensi tanaman perkebunan juga dapat dilihat dari luas tanaman perkebunan. Total luas tanaman paling besar di Kalimantan Barat (tanaman tahunan) yang digunakan rumah tangga untuk usaha perkebunan adalah luas tanaman Karet, yaitu 830,1 ribu hektar. Sementara, jika dilihat rata-rata luas tanaman per rumah tangga, maka tanaman kelapa sawit mempunyai rata-rata luas tanaman per rumah tangga paling besar, yaitu sekitar 2,8 hektar per rumah tangga. Meskipun rumah tangga perkebunan di Kalimantan Barat paling banyak mengusahakan Karet, namun demikian luas tanaman karet secara keseluruhan bukan yang paling besar dan begitu pula rata-rata luas tanamannya tidak begitu besar, yaitu hanya sekitar 2 hektar per rumah tangga.

79 Tabel 23.a Luas Tanam Tanaman Tahunan (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Kakao Karet Kelapa Sawit Kelapa Kopi Lada (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

80 Tabel 23.b Luas Tanaman Semusim (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Rosela Sereh Wangi Tebu (1) (2) (3) (4) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

81 Tabel 24.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Menurut Kondisi Tanaman di Kalimantan Barat, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga Yang Diusahakan/Dikelola Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Yang Belum Produksi Yang Sudah Produksi (1) (2) (3) (4) (5) Aren/Enau Asam Jawa Cengkeh Jambu Mete Kakao Kapok Karet Kelapa Sawit Kelapa Kemenyan Kemiri Kopi Lada Pala Pandan Anyaman Pinang/Jambe Sagu

82 Tabel 24.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Luas Tanaman/Luas Tanam Menurut Jenis Tanaman di Kalimantan Barat, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga Luas Tanamam/Luas Tanam (m2) Rata-rata Luas Tanamam/Luas Tanam per Rumah Tangga (m2) (1) (2) (3) (4) Aren/Enau ,00 Asam Jawa ,44 Cengkeh ,28 Jambu Mete ,64 Kakao ,91 Kapok ,98 Karet ,56 Kelapa Sawit ,56 Kelapa ,90 Kemenyan ,50 Kemiri ,37 Kopi ,63 Lada ,77 Pala ,97 Pandan Anyaman ,41 Pinang/Jambe ,84 Sagu ,77

83 Gambar 21 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Perkebunan, ST2013

84

85 Rumah tangga Subsektor Peternakan Berdasarkan hasil ST2013, rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha terbanyak ketiga(176,8 ribu rumah tangga) setelah Subsektor Perkebunan dan Subsektor Tanaman Pangan. Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh rumah tangga pertanian dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu ternak besar/kecil dan ternak lain. Ternak besar/kecil terdiri atas sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi, sedangkan ternak lain terdiri atas ayam lokal (ayam kampung dan ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, itik manila, dan lainnya. Gambar 22 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST ,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0,0 Sapi Potong (ribu) Sapi Perah Kerbau (ratus) Kambing/Domba (ribu) Babi (ribu) Ayam Lokal (ribu) Jenis ternak Ayam Ras Petelur (ratus) Ayam Ras Pedaging (ribu) Itik (ribu) Itik Manila (ratus) Lainnya (ratus)

86 Tabel 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Ruta Usaha Peternakan Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kambing Babi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

87 Tabel 25 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila Lainnya (1) (9) (10) (11) (12) (13) (14) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

88 Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jenis Usaha Peternakan, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Jenis Ternak yang Diusahakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

89 Tabel 27 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kambing Domba Babi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

90 Tabel 27 (lanjutan) Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila (1) (8) (9) (10) (11) (12) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

91 Jumlah Ternak Jika dilihat dari rumah tangga pertanian yang memelihara ternak, hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ternak besar yang banyak dipelihara oleh rumah tangga adalah sapi potong, tercatat sebanyak 46,7 ribu rumah tangga memelihara sapi potong. Ternak kecil yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga pemelihara ternak adalah babi, sebanyak 64,4 ribu rumah tangga tercatat mengusahakan jenis ternak ini. Untuk ayam lokal yang merupakan gabungan dari ayam kampung dan ayam lokal lainnya, hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 92,3 ribu rumah tangga mengusahakan jenis ternak ini. Ayam lokal merupakan jenis unggas yang paling banyak diusahakan rumah tangga. Jika dilihat dari jumlah ternak yang dipelihara oleh rumah tangga pertanian di Kalimantan Barat, sapi potong merupakan ternak besar yang mempunyai populasi paling banyak di Kalimantan Barat dengan jumlah mencapai 136,5 ribu. Sedangkan dari ternak kecil jumlah populasi yang paling besar adalah babi dengan jumlahnya mencapai 455,3 ribu. ayam ras pedaging merupakan jenis ungas terbesar dengan jumlah mencapai 20,3 juta ekor Gambar 23 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST ,0 200,0 150,0 100,0 50,0,0 Itik Manila (ribu) Itik (ribu) Ayam Ras Pedaging (ratus juta) Ayam Ras Petelur (puluhan ribu) Ayam Lokal (puluhan ribu) Babi (puluhan ribu) Kambing / Domba (ribu) Kerbau (ribu) Sapi Perah Sapi Potong (ribu) Jenis Ternak

92 Gambar 24 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Peternakan, ST2013

93

94

95 Subsektor Perikanan Kegiatan usaha pertanian di Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan kegiatan Penangkapan Ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa terdapat 43,5 ribu rumah tangga yang berusaha di Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan terlihat mendominasi usaha rumah tangga Subsektor Perikanan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak 29,3 ribu rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan dan jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan adalah sebanyak 19,6 ribu rumah tangga. Sebanyak 5,4 ribu rumah tangga pertanian di Subsektor Perikanan mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan sekaligus Penangkapan Ikan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan, dapat di rinci ke dalam dua komoditas utama, yaitu Bukan Ikan Hias dan Ikan Hias. Untuk kelompok Bukan Ikan Hias, Budidaya Ikan di kolam/air tawar dengan jenis ikan utama adalah ikan nila terlihat mendominasi kegiatan Budidaya Ikan. Hal ini tercermin dari banyaknya jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan nila sebagai ikan utama, yaitu sebanyak 6,4 ribu rumah tangga, selain ikan nila, ikan toman dan ikan lele banyak yang diusahakan rumah tangga perikanan sebai ikan utamanya, masing-masing sebanyak 4,6 ribu dan 2,6 ribu rumah tangga. Ikan bandeng merupakan jenis ikan utama pada kegiatan Budidaya ikan di Tambak/Air Payau yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak, yaitu sebanyak 299 rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan budidaya di Air laut, Ikan tenggiri merupakan jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga, yaitu sebanyak 19 rumah tangga. Untuk kelompok Ikan Hias, jenis ikan utama yang banyak diusahakan oleh rumah tangga adalah Ikan Arowana superred. Hasil ST2013 mencatat bahwa banyaknya rumah tangga yang mengusahakan Arowana (Super Red) sebagai ikan utama adalah sebanyak 1,9 ribu rumah tangga.

96 Tabel 28 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Ikan Utama yang Diusahakan, ST2013 Jenis Ikan Utama Bukan Ikan Hias Air Laut Air Payau Air Tawar Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Ikan Hias Jumlah Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Arowana Kerapu Sunu 7 Bandeng 299 Nila Super Red Ikan Laut Lainnya 33 Nila 103 Toman Arowana Silver 110 Udang Windu 60 Lele Arowana (Green) 106 Udang Vaname / Udang Putih 21 Bawal Air Tawar Arowana (Golden) 47 Ikan Payau Lainnya 9 Mas 865 Arowana (Banjar) 29 Jelawat 364 Mas Koki 16 Gabus 321 Koi 9 Patin 283 Cupang/Betta Hias 8 Mujair 251 Ikan Hias Laut dan Hewan Laut 5 Gurami 178 Cupang/Betta Laga 4

97 Apabila ditinjau menurut Kabupaten/Kota, hasil ST2013 menunjukkan bahwa Kabupaten Hulu merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan terbanyak (7,9 ribu rumah tangga), diikuti oleh Kabupaten Sintang yang tercatat memiliki sebanyak 2,1 ribu rumah tangga usaha budidaya ikan. Kabupaten yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan paling sedikit adalah Kabupaten Kayong Utara, yaitu hanya sebanyak 83 rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa untuk usaha Budidaya Bukan Ikan Hias di Kalimantan Barat, paling banyak rumah tangga mengusahakan ikan di Kolam/air tawar dan di perairan umum. Tercatat sebanyak 11,6 ribu rumah tangga di Kalimantan Barat mengusahakan Budidaya Ikan di Kolam/air tawar, sedangkan sebanyak 5,9 ribu rumah tangga di Kalimantan Barat mengusahakan Budidaya Ikan di perairan umum. Kabupaten Kapuas Hulu merupakan kabupaten yang memiliki rumah tangga terbanyak yang mengusahakan budidaya bukan ikan hias di Kolam air tawar, yaitu sebanyak 2,0 ribu rumah tangga. Di Kabupaten Kapuas Hulu juga paling banyak mengusahakan budidaya bukan ikan hias di perairan umum, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 4,3 ribu rumah tangga. Hasil ST2013 juga mencatat bahwa terdapat sebanyak 2,2 ribu rumah tangga usaha Budidaya Ikan Hias. Usaha Budidaya Ikan Hias di Kalimantan Barat paling banyak diusahakan di Kabupaten Kapuas Hulu, yaitu sebanyak 2,1 ribu rumah tangga (95,59 persen).

98 Tabel 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Di Laut / Di Tambak / Air Payau Bukan Ikan hias Di Kolam / Air Tawar/Di Sawah Di Perairan Umum Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

99 Jumlah Rumah Tangga Gambar 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Budidaya, ST , ,0 8000,0 6000,0 4000,0 2000,0 - Di Laut Di Tambak/ Air Payau Di Kolam / Air Tawar Di Sawah Di Perairan Umum Ikan Hias

100 Tabel 30 Rata-Rata Luas Baku Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan (m 2 /rumah tangga, ST2013 Bukan Ikan hias Kabupaten/Kota Di Laut Di Tambak/ Air Payau Di Kolam / Air Tawar Di Sawah Di Perairan Umum Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sambas 10, ,53 230,12 200,00 49,09 22,70 Bengkayang 1 284, , , , ,62 2,00 Landak 0,00 0, ,12 609, ,24 10,00 Pontianak 0, , ,19 0,00 105,33 85,00 Sanggau 0,00 0,00 626, ,44 140,96 645,50 Ketapang 52, ,85 541, ,25 144, ,00 Sintang 0,00 0,00 451,33 276,47 33, ,10 Kapuas Hulu 0,00 0,00 249,87 400,00 35,13 265,90 Sekadau 0,00 0,00 376,77 570,00 248,55 146,24 Melawi 0,00 0,00 379,57 887,50 56, ,00 Kayong Utara 96, ,50 187,37 0,00 0,00 1,00 Kubu Raya 477, , ,52 48,00 84,40 173,40 Pontianak 0, , ,62 53, , ,91 Singkawang 24, ,00 587,94 556,67 82,00 75,43 Kalimantan Barat 466, ,32 718, ,84 152,55 330,77

101 Luas baku budidaya ikan menunjukkan luas baku wadah (areal) yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya ikan. Rata-rata luas baku budidaya ikan terbesar adalah untuk jenis budidaya bukan ikan hias di tambak/air payau, yaitu sebesar 4,3 hektar/rumah tangga, sedangkan rata-rata luas baku paling kecil adalah untuk budidaya bukan ikan hias di perairan umum, dengan rata-rata luas baku sebesar 152 m 2 /rumah tangga. Sedangkan untuk rata-rata luas baku budidaya ikan hias yaitu sebesar 330 m 2 /rumah tangga. Jenis ikan yang dikembangkan dan masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 11 jenis yaitu: Nila, Lele, Ikan Mas, Bandeng, Kakap, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Gurame, Patin, dan Kerapu. Mengacu pada jenis ikan yang dikembangkan dalam Renstra KKP, rumah tangga usaha Budidaya Ikan dapat dirinci menurut jenis ikan utama yang diusahakan. Terlihat bahwa di Kalimantan Barat, jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha Budidaya Ikan adalah Ikan Nila, kemudian diikuti oleh Ikan Lele, Ikan Mas dan Ikan Bandeng. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila, Ikan Lele, Ikan Mas dan Ikan Bandeng adalah masing-masing sebanyak 6,5 ribu rumah tangga; 2,6 ribu rumah tangga; 8656 rumah tangga; dan 315 rumah tangga. Untuk komoditas Ikan Nila yang merupakan komoditas unggulan nasional (memiliki jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan terbanyak). Di Kalimantan Barat, Kabupaten Kapuas Hulu tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila terbanyak, yaitu sebanyak 991 rumah tangga. Komoditas Ikan Lele paling banyak ditemui di Kabupaten Sintang, yaitu sebanyak 628 rumah tangga. Rumah tangga usaha Budidaya Ikan Mas paling banyak ditemui di Kabupaten Landak yaitu sebanyak 203 rumah tangga, sedangkan rumah tangga usaha Budidaya Ikan Bandeng paling banyak ditemui di Kabupaten Sambas dengan jumlah rumah tangga sebanyak 157 rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha Budidaya Patin banyak diusahakan masing-masing di Kabupaten Kapuas Hulu sebanyak 226 rumah tangga

102 Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Utama, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Ikan Utama Nila Lele Mas Ikan Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

103 Dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan hias, ikan hias yang paling banyak diusahakan di Kalimantan Barat adalah arowana terutama dari jenis super red. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ikan hias utama yang diusahakan oleh rumah tangga usaha perikanan untuk ikan arowana, yaitu sebanyak 2,2 ribu rumah tangga. Kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan arowana sebagai komoditas utama adalah Kabupaten Kapuas Hulu, yaitu sebanyak 2,1 ribu rumah tangga dengan persentase 97,69 persen. Untuk komoditas ikan hias lainnya seperti ikan Koi, ikan Mas Koki dan Cupang walaupun bukan merupakan ikan hias yang utama di Kalimantan Barat, namun sudah ada beberapa rumah tangga yang menekuni budidaya ikan hias tersebut. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan hias Koi sudah ada di Kabupaten Sambas, Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak, dan Kota Singkawang dengan jumlah sebanyak 9 rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan Ikan mas Koki sebanyak 16 rumah tangga dan paling banyak terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu, dan jumlah rumah tangga yang membudidayakan ikan cupang sebanyak 14 rumah tangga dan paling banyak terdapat di Kota Pontianak.

104 Tabel 32 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Hias Menurut Jenis Ikan Hias Utama, ST2013 No Jenis Ikan Hias Jumlah Rumah Tangga (1) (2) (3) 1 Arowana Koi 9 3 Mas Koki 16 4 Cupang 14

105 Gambar 26 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan, ST2013

106 Selain kegiatan Budidaya Ikan, terdapat kegiatan Penangkapan Ikan di Subsektor Perikanan. Kegiatan Penangkapan Ikan terdiri dari dua jenis, yaitu kegiatan Penangkapan Ikan di Laut dan Kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Dari sebanyak 29,3 ribu rumah tangga usaha Penangkapan Ikan, terdapat sebanyak 11,9 ribu rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut dan sebanyak 17,4 ribu rumah tangga mengusahakan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Sedangkan sebanyak 87 rumah tangga mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan baik di Laut maupun di Perairan Umum. Kondisi ini terjadi karena dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) usaha penangkapan ikan dengan pengelolaan terpisah (unit usaha) yang dilakukan oleh anggota rumah tangga yang berbeda. Jadi dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) unit usaha penangkapan ikan. Bila ditinjau per masing-masing Kabupaten/Kota, Kabupaten Kapuas Hulu merupakan Kabupaten dengan rumah tangga usaha Penangkapan Ikan terbanyak, yaitu sebanyak 6,0 ribu rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Sekadau merupakan Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan paling sedikit, yaitu sebanyak 123 rumah tangga. Jika dirinci menurut jenis usaha penangkapan ikan, terlihat bahwa Kabupaten Kubu Raya merupakan Kabupaten yang memiliki potensi usaha Penangkapan Ikan di Laut karena memiliki jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut terbanyak, yaitu sebanyak 3,0 ribu rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 25,13 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Kalimantan Barat. Untuk kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Kabupaten Kapuas Hulu merupakan Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum terbanyak, yaitu sebanyak 6,0 ribu rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 34,47 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Kalimantan Barat.

107 Tabel 33 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Di Laut Jenis Penangkapan Ikan Di Perairan Umum (1) (2) (3) (4) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

108 Jumlah Rumah tangga (dalam ribu) Gambar 27 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Jenis Penangkapan, ST ,0 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0,0 Di Laut Di Perairan Umum Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Jenis Penangkapan Ikan

109 Unit usaha penangkapan ikan adalah suatu kesatuan usaha penangkapan ikan yang dilakukan anggota rumah tangga dengan pengelolaan tersendiri dan menanggung resiko usaha. Dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari satu unit usaha. Karakteristik unit usaha penangkapan ikan di Subsektor Perikanan dapat dibedakan juga menurut jenis kapal/perahu utama yang digunakan. Kapal/perahu utama yang digunakan dapat berupa kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa Kapal motor merupakan jenis perahu yang paling banyak digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, yaitu digunakan oleh sebanyak 6,0 ribu unit usaha. Sedangkan unit usaha penangkapan ikan di laut yang tanpa menggunakan kapal/perahu menunjukkan jumlah yang paling sedikit di Kalimantan Barat, yaitu hanya sebanyak 676 unit usaha. Kabuapten Kubu Raya merupakan Kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut dengan Kapal Motor dan Perahu Motor Tempel sebagai jenis kapal/perahu utama yang digunakan, yaitu masing-masing sebanyak 1,5 ribu unit usaha dan 1,3 ribu unit usaha. Lain halnya kondisi yang ditemui pada kegiatan penangkapan ikan di perairan umum. Unit usaha yang menggunakan perahu motor tempel merupakan yang terbanyak dilakukan oleh unit usaha penangkapan ikan di perairan umum. Sebanyak 8,1 ribu unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan perahu motor tempel dalam melakukan kegiatan usaha di bidang penangkapan ikan di perairan umum. Sedangkan unit usaha yang menggunakan kapal motor merupakan jenis yang paling sedikit ditemui di Kalimantan Barat, yaitu hanya sebanyak 1,6 ribu unit usaha. Kabupaten Kapuas Hulu merupakan Kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum dengan menggunakan perahu motor tempel, yaitu sebanyak 5,1 ribu unit usaha.

110 Tabel 34 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kapal/ Perahu Utama yang Digunakan, ST2013 Di Laut Di Perairan Umum Kabupaten/Kota Kapal Motor Perahu Motor Tempel Perahu Tanpa Motor Tanpa Perahu Kapal Motor Perahu Motor Tempel Perahu Tanpa Motor Tanpa Perahu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

111 Selain dibedakan menurut jenis kapal/perahu yang digunakan, karakteristik unit usaha penangkapan ikan dapat dibedakan menurut jenis alat tangkap utama yang digunakan. Jenis alat tangkap utama yang digunakan antara lain pukat, jaring, pancing, perangkap serta lainnya. Untuk kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di Kalimantan Barat adalah jenis pukat. Sebanyak 6,4 ribu unit usaha penangkapan ikan di laut menggunakan pukat sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perangkap paling sedikit ditemui di Kalimantan Barat, yaitu hanya sebanyak 684 unit usaha. Kabupaten Kubu Raya merupakan Kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan pukat sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 1,9 ribu unit usaha. Sama halnya dengan kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum adalah jenis pukat juga. Sebanyak 5,6 ribu unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan pukat sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Kabupaten Ketapang merupakan Kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan pukat sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 1,4 ribu unit usaha.

112 Tabel 35 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Alat Tangkap Utama yang Digunakan, ST2013 Di Laut Di Perairan Umum Kabupaten/Kota Pukat Jaring Pancing Perang kap Lainnya Pukat Jaring Pancing Perang kap Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

113 Gambar 28 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan, ST2013

114

115 Rumah Tangga (ribu) Subsektor Kehutanan R umah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan mencakup ke dalam 4 (empat) jenis kegiatan, yaitu kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan, Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar, Menangkap Satwa Liar dan Memungut Hasil Hutan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 36,3 ribu rumah tangga pertanian Subsektor Kehutanan. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak 20,6 ribu rumah tangga mengusahakan kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan. Jenis kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan tercatat sebagai kegiatan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling banyak. Gambar 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Jenis Budidaya, ST ,0 20,0 15,0 10,0 5,0,0 Budidaya Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar Jenis Kegiatan Penangkapan Satwa Liar Pemungutan Hasil Hutan

116 Tabel 36 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kegiatan, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/ Tumbuhan Liar Jenis Kegiatan Penangkapan Satwa Liar Pemungutan Hasil Hutan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

117 Jika dirinci menurut Kabupaten/Kota, jumlah rumah tangga usaha kehutanan, paling banyak ditemui di Kabupaten Sintang, yaitu sebanyak 6,0 ribu rumah tangga. Kabupaten yang memiliki rumah tangga usaha kehutanan kedua terbanyak yaitu Kabupaten Kapuas Hulu dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013 adalah sebanyak 5,5 ribu rumah tangga. Kedua Kabupaten tersebut memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan yang cukup banyak karena kondisi alam/geografisnya yang masih memungkinkan untuk melakukan usaha tanaman kehutanan. Berbeda halnya dengan Kota Pontianak yang tercatat sebagai Kota dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling sedikit, yaitu sebanyak 72 rumah tangga. Hal ini dapat dimaklumi karena kepadatan penduduk dan lahan pertanian khususnya lahan kehutanan yang sudah semakin sedikit di wilayah ini. Selain Kota Pontianak, KotaSingkawang juga merupakan Kota kedua yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling sedikit, yaitu sebanyak 457 rumah tangga. Seperti telah diuraikan sebelumnya, budidaya tanaman kehutanan merupakan jenis kegiatan di Subsektor Kehutanan yang memiliki rumah tangga usaha terbanyak (20,6 ribu rumah tangga). Selain Budidaya Tanaman Kehutanan, kegiatan memungut hasil hutan juga paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Kalimantan Barat. Sebanyak 16,2 ribu rumah tangga tercatat mengusahakan kegiatan memungut hasil hutan, dimana Kabupaten Ketapang merupakan Kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha pemungutan hasil hutan, yaitu sebanyak 2,8 ribu rumah tangga. Kegiatan menangkap satwa liar menempati posisi ketiga dalam urutan banyaknya jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013. Tercatat sebanyak 3,6 ribu rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan satwa liar di Kalimantan Barat. Kabupaten Sintang merupakan Kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan penangkapan satwa liar yaitu sebanyak 1,2 ribu rumah tangga. Hal ini sangat memungkinkan terjadi di Kabupaten Sintang mengingat kondisi alam yang memungkinkan serta didukung oleh faktor lingkungan. Kegiatan lainnya di subsektor kehutanan adalah kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 279 rumah tangga usaha kehutanan di Kalimantan Barat mengusahakan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar.

118 Tabel 37 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan, ST2013 Budidaya Tanaman Kehutanan Komoditas Jumlah Rumah Tangga Jumlah Populasi Rata-rata tanaman yang diusahakan/ dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Gaharu Sengon/Jeunjing/Albazia Tengkawang Akasia Jabon Bambu Meranti Jati Sungkai Mahoni Ulin Bakau Bintangur Rimba Campuran Gerunggung Medang Bangkirai Jati Putih/Gmelina

119 Tabel 38 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Menurut Komoditas, ST2013 Komoditas Jumlah Rumah Tangga Pembibitan Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata-rata tanaman yang diusahakan/ dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Gaharu Sengon/Jeunjing/Albazia Jabon Tengkawang Akasia Mahoni Jati Tanjung Ulin

120 Tabel 39 Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman Kabupaten/Kota Akasia Bambu Jati Mahoni Sengon Jabon (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sambas Bengkayang Landak Pontianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Pontianak Singkawang Kalimantan Barat

121 Tanaman kehutanan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan adalah tanaman sengon. Dimana tanaman sengon tesebut sangat baik digunakan untuk tiang bangunan rumah atau kayu kaso dan kayu papan. Sebanyak 605,9 ribu tanaman sengon diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Kalimantan Barat. Kabupaten Sambas merupakan Kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman sengon sebanyak 270,7 ribu tanaman sengon (44,67 persen). Sebaliknya, Kabupaten Sekadau memiliki jumlah tanaman sengon paling sedikit, yaitu sebanyak 63 tanaman. Tanaman akasia tercatat diusahakan di Kalimantan Barat sebanyak 273,8 ribu tanaman. Kabupaten Kubu Raya merupakan Kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman akasia. Sebanyak 129,9 ribu tanaman (47,43 persen) diusahakan di Kabupaten tersebut. Tanaman Jabon juga banyak diusahakan di Kalimantan Barat, tanaman ini diusahakan di Kalimantan Barat sebanyak 241,8 ribu tanaman. Kabupaten Kubu Raya merupakan Kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman Jabon. Sebanyak 94,4 ribu tanaman jabon (39,06 persen) diusahakan di Kubu Raya. Tanaman Bambu yang merupakan tanaman yang sangat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia tercatat diusahakan di Kalimantan Barat sebanyak 87,4 ribu tanaman. Kabupaten Ketapang merupakan Kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman bambu. Sebanyak 43,9 ribu tanaman bambu (50,16 persen) diusahakan di Kabupaten tersebut. Tanaman Jati merupakan tanaman yang sangat baik digunakan untuk bahan baku furniture dan keracinan bernilai tinggi yang berasal dari kayu, selain mempunyai daya tahan yang baik, tanaman ini mempunyai serat tanaman yang khas dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Tanaman Jati tercatat diusahakan di Kalimantan Barat sebanyak 47,7 ribu tanaman. Kabupaten Bengkayang merupakan Kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman Jati ini. Sebanyak 14,8 ribu tanaman jati terdapat di Kabupaten tersebut dan menguasai 30,94 persen populasi Jati di Kalimantan Barat

122 Tanaman mahoni yang juga sangat baik untuk mebel dan furnitur, tercatat sebanyak 28 ribu tanaman terdapat di Kalimantan Barat. Sama halnya dengan tanaman Jati, di Kabupaten Bengkayang merupakan Kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman ini. Sebanyak 9,1 ribu tanaman mahoni dapat kita jumpai di Kabupaten tersebut dan menguasai 32,62 persen tanaman mahoni yang diusahakan di Kalimantan Barat..

123 Gambar 30 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Kehutanan, ST2013

124

125 Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Jumlah Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sebagian besar (69,01 persen) rumah tangga pertanian mempunyai sumber pendapatan utama dari usaha tanaman perkebunan. Sementara itu, sebanyak 23,20 persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha tanaman padi dan palawija. Sementara rumah tangga pertanian yang menjadikan usaha pertanian lainnya sebagai sumber pendapatan utama masing-masing kurang dari 5 persen. Tabel 40 Jumlah Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sumber Pendapatan utama Jumlah Rumah Tangga Pertanian Persentase (%) (1) (2) (3) Tanaman Padi dan Palawija ,20 Tanaman Hortikultura ,92 Tanaman Perkebunan ,01 Peternakan ,43 Budidaya ikan di laut 0 0,00 Budidaya ikan di tambak/air payau 329 0,07 Budidaya ikan di kolam air tawar 190 0,04 Budidaya ikan di sawah 0 0,00 Budidaya ikan di perairan umum 932 0,19 Budidaya ikan hias 122 0,02 Penangkapan ikan di laut ,71 Penangkapan ikan di perairan umum ,63 Tanaman Kehutanan 155 0,03 Penangkaran Satwa/ Tumbuhan Liar 12 0,00 Pemungutan hasil hutan/ Penangkapan satwa liar ,53 Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman ,23 Jumlah ,00

126 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dan Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu Di Kalimantan Barat rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian berdasarkan hasil ST2013-SPP adalah sebesar Rp 30,9 juta per rumah tangga per tahun atau Rp 2,58 juta per rumah tangga per bulan. Pendapatan dari kegiatan usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha di sektor pertanian dan usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di sektor pertanian lebih tinggi jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian sebesar Rp 16,5 juta per rumah tangga per tahun (53,50 persen). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di luar sektor pertanian sebesar Rp 2,6 juta per rumah tangga per tahun (8,27 persen). Tabel 41 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan Rata-rata pendapatan (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Usaha di Sektor Pertanian ,16 53,50 2 Usaha di Luar Sektor Pertanian 2 557,12 8,27 3 Pendapatan/Penerimaan Lainnya dan Transfer 4 015,09 12,99 4 Buruh Pertanian 2 715,47 8,78 5 Buruh di Luar Pertanian 5 088,71 16,46 Jumlah ,55 100,00 Pendapatan/penerimaan dari rumah tangga pertanian yang bersumber dari salah satu anggota rumah tangga yang menjadi buruh juga dikelompokkan menjadi dua yaitu buruh pertanian dan buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh pertanian lebih rendah jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh pertanian sebesar Rp 2,7 juta per rumah tangga per tahun (8,78 persen). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh di luar pertanian sebesar Rp 5,1 juta per rumah tangga per tahun (16,46 persen). Disamping itu, ada rumah tangga yang mempunyai pendapatan/penerimaan dari bukan usaha dan bukan buruh yaitu dari pendapatan/penerimaan lain dan transfer. Rata-rata

127 pendapatan/penerimaan rumah tangga dari lainnya dan transfer sebesar Rp 4,0 juta per rumah tangga per tahun (12,99 persen). 60,0 Gambar 31 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (juta Rp) 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0,0 Lainnya Budidaya Ikan Hias Perdagangan, Akomodasi, Penyediaan, Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Transportasi, Pergudangan, Informasi, Peternakan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Bukan Hasil Industri Pengolahan Hasil Pertanian Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Tanaman Kehutanan Keuangan, Persewaan, dan Jasa Pensiun, sewa lahan, bunga, transfer dll Konstruksi Jasa Pertanian Budidaya Ikan di Perairan Umum Tanaman Perkebunan Penangkapan Ikan di Laut Penangkapan Ikan di Perairan Umum Tanaman Hortikultura Budidaya Ikan di Tambak/Air Payau Budidaya Ikan/Biota Lain di Kolam Air Air, Daur Ulang, Pembangunan, dan Tanaman Padi dan Palawija Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar Dilihat berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga, rata-rata pendapatan rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya dari kegiatan lainnya adalah sebesar Rp 53,7 juta per rumah tangga per tahun usaha lainnya termasuk menjadi PNS. Selanjutnya pada urutan kedua adalah rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha budidaya ikan hias sebesar Rp 53 juta per rumah tangga per tahun. Dan urutan ketiga rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha Perdagangan, Akomodasi, Penyediaan, Makan minum sebesar Rp 48,8 juta per rumah tangga per tahun.

128 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan per rumah tangga pertanian yang berasal dari usaha di sektor pertanian di Kalimantan Barat sebesar 16,5 juta rupiah setahun. Dari besarnya pendapatan tersebut, jika dilihat dari jenis usaha di sektor pertanian, rata-rata pendapatan terbesar diperoleh dari usaha Tanaman Perkebunan, yaitu sebesar 11,7 juta rupiah setahun atau sekitar 70,47 persen. Setelah itu diikuti oleh usaha Tanaman Padi sebesar 2,4 juta rupiah (14,44 persen),ternak dan unggas sebesar 0,65 juta (3,92 persen), tanaman hortikultura sebesar 0,64 juta rupiah (3,86 persen), penangkapan ikan dilaut 0,4 juta (2,44 persen) pemungutan hasil hutan / penangkapan satwa liar 0,3 juta (1,86 persen) dan tanaman palawija 0,2 juta (1,13 persen). Tabel 42 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Rata-rata pendapatan setahun (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Padi 2 369,92 14,33 2 Tanaman Palawija 186,38 1,13 3 Tanaman Hortikultura 639,09 3,86 4 Tanaman Perkebunan ,13 70,47 5 Ternak/ Unggas 647,76 3,92 6 Budidaya ikan di laut 0,23 0,00 7 Budidaya ikan di tambak/ air payau 12,32 0,07 8 Budidaya ikan di kolam air tawar 38,55 0,23 9 Budidaya ikan di sawah 0,01 0,00 10 Budidaya ikan di perairan umum 65,95 0,40 11 Budidaya ikan hias 0,08 0,00 12 Penangkapan ikan di laut 404,17 2,44 13 Penangkapan ikan di perairan umum 93,29 0,56 14 Tanaman Kehutanan 2,48 0,01 15 Penangkaran Tumbuhan Liar 0,00 0,00 16 Penangkaran Satwa Liar 0,21 0,00 17 Pemungutan hasil hutan/ Penangkap-an satwa liar 308,23 1,86 18 Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman 116,37 0,70 Jumlah ,17 100,00

129 Usaha yang menghasilkan rata-rata pendapatan relatif kecil (kurang dari 1 %) terdiri dari usaha Budidaya Ikan di Laut, di Tambak/Air Payau, di Kolam Air Tawar, di Sawah, di Perairan Umum, Budidaya Ikan Hias, Penangkapan Ikan di Perairan Umum,tanaman kehutanan, Penangkaran Tumbuhan Liar, Penangkaran Satwa Liar, dan Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Satwa Liar dan jasa pertanian dan pembibitan. Berdasarkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa secara makro subsektor perkebunan dan tanaman pangan nampaknya merupakan sub sektor andalan di Kalimantan Barat, khususnya dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian. Tabel 43 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dan Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) Sumber Pendapatan Utama Rata-rata pendapatan Setahun yang Lalu (000 Rp) (1) (2) A. SEKTOR PERTANIAN 1. Tanaman Padi dan Palawija 8 595,84 2. Tanaman Hortikultura ,96 3. Tanaman Perkebunan ,33 4. Peternakan ,17 5. Budidaya Ikan di Laut 2 455,00 6. Budidaya Ikan di Tambak/Air Payau ,60 7. Budidaya Ikan/Biota Lain di Kolam Air Tawar 6 522,65 9. Budidaya Ikan di Perairan Umum , Budidaya Ikan Hias , Penangkapan Ikan di Laut , Penangkapan Ikan di Perairan Umum , Tanaman Kehutanan 9 012, Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar , Pemungutan Hasil Hutan/Penangkapan Satwa Liar , Jasa Pertanian ,22

130 Tabel 43 (lanjutan) Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) Sumber Pendapatan Utama Rata-rata pendapatan Setahun yang Lalu (000 Rp) (1) (2) B. DI LUAR SEKTOR PERTANIAN 17. Industri Pengolahan Hasil Pertanian 8 052, Industri Pengolahan Bukan Hasil Pertanian 6 735, Pertambangan dan Penggalian 7 816, Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin 8 121, Air, Daur Ulang, Pembangunan, dan Pembersihan Limbah dan Sampah 3 210, Konstruksi 6 127, Perdagangan, Akomodasi, Penyediaan, Makan minum 9 807, Transportasi, Pergudangan, Informasi, dan Komunikasi 8 431, Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 4 823, Lainnya 9 163,11 C. PENDAPATAN/PENERIMAAN LAINNYA 27. Pensiun, sewa lahan, bunga, transfer dll 6 411,17 Rata-rata ,16 Dilihat secara mikro, jika rumah tangga pertanian diklasifikasikan menurut pendapatan utama disektor pertanian, maka terlihat bahwa rumah tangga yang pendapatan utamanya dari pemungutan hasil hutan / penangkapan satwa liar menunjukkan rata-rata pendapatan yang paling tinggi yaitu sebesar 35,8 juta rupiah setahun. Kemudian diikuti oleh kelompok rumah tangga yang pendapatan utamanya dari peternakan dengan rata-rata 23,8 juta pertahun, rumah tangga perkebunan rata-rata pendapatannya 20,8 juta pertahun. Sedangkan untuk subsektor perikanan menunjukkan rata-rata pendapatan yang cukup bervariasi 2,4 juta pada budidaya ikan dilaut sampai 26,9 juta untuk rumah tangga budidaya ikan di peraidran umum.

131 Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: Para Gubernur Kalimantan Barat Para Anggota DPRD Kalimantan Barat Para Bupati/Wali Kota se-kalimantan Barat Kepala BPS Kabupaten/Kota se-kalimantan Barat Para Camat/Lurah/Kepala Desa se-kalimantan Barat Dinas/Instansi yang terkait Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Para Ketua RW/RT dan seluruh masyarakat Kalimantan Barat yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013

132 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT Jl. Sutan Syahrir 24/42 Pontianak Telp. : (0561) , , , Fax. : (0561) Homepage : bps6100@bps.go.id

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR .36 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Potret Usaha Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Subsektor (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) ISBN : 978-602-70458-4-2

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR 5106006.1300 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .6100 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 627.388 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 244 Perusahaan

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) Katalog BPS : 5106006.21 POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) 1 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin Seuntai Kata S ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Mojokerto Tahun 2013 sebanyak 1490 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Mojokerto Tahun 2013

Lebih terperinci

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

Drs. Morhan Tambunan, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak 8.289 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 6.939 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si. Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST213 merupakan amanat

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 5.617 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 21 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak 9.539 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak lima (5)

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 9.203 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 3 (tiga) unit Jumlah perusahaan pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 12.798 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013 sebanyak 22.879 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 4.588 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 2 perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9.856 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Drs. H. Basiran Suwandi

Drs. H. Basiran Suwandi Ucapan Terima Kasih Berdasarkan hasil Pendataan ST2013, Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bontang Tahun 2013 sebanyak 3.740 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 2

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 4.932 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4.488 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 69.995 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 47 perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 213 sebanyak 18.757 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bangka

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mamuju Tahun 2013 sebanyak 36.343 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mamuju Tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak 5.982 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1222 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak 28.199 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 9.968 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak 24.813 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 38 532 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pangandaran Tahun 2013 sebanyak 275.212 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Kabupaten Pangandaran

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak 34.35 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1223 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak 43.158 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Katalog BPS : 5106002.6472 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Ucapan Terima Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Samarinda Tahun 2013 sebanyak 10.267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 3.791 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS : 5106002.6109 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak 35.235 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sekadau 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 52.187 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari 93117 Homepage : http://www.kendarikota.bps.go.id E-mail : bps7471@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 18377 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 2.530 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 1 perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 8.729 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 27 Perusahaan Jumlah sapi/kerbau

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8207 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 8,39 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak 17.469 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak 13. 932 rumah tangga Jumlah sapi/kerbau di Simeulue pada 1 Mei 2013 sebanyak 23.156 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIMEULUE Seuntai

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak 7.667 rumah tangga Jumlah sapi dan kerbau di Lhokseumawe pada 1 Mei 2013 sebanyak 7.758 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KOTA LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 38.728 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau 93726 Homepage : http://www.baubaukota.bps.go.id E-mail : bps72@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian di Kota

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8205 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 22,17 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 13.063 rumah tangga Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tradisional di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 3 unit/area Jumlah

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak 91.874 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sambas Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak 24.009 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 15 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 2.381 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Makassar Tahun 2013 sebanyak 6.500 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Makassar Tahun 2013 sebanyak 13 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak 38.911 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .1274 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak 3.384 rumah tangga Tidak ada perusahaan berbadan hukum di daerah Kota Tebing Tinggi hasil pendataan ST2013 Jumlah Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 21 267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : http://www.wakatobikab.bps.go.id E-mail : bps07@bps.go.id Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 38.649 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 18.992 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 5.314 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak 12.801 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2013 sebanyak 10.017 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sanggau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sanggau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sanggau Tahun 2013 sebanyak 70.212 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sanggau Tahun 2013 sebanyak 19 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sidenreng Rappang Tahun 2013 sebanyak 33.664 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sidenreng

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 102.330 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 20.032 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 18 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 8.831 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 8.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 19 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke. Drs. Pardjan, M.Si

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke. Drs. Pardjan, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013 sebanyak 17.394 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 29.790 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

KOTA PEKANBARU. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pekanbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

KOTA PEKANBARU. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pekanbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pekanbaru Tahun 2013 sebanyak 11.299 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Pekanbaru Tahun 2013 sebanyak 47 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak 32.708 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak 4.183 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 113.047 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 23 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak 8.311 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 54.677 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak Rumah Tangga

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak Rumah Tangga Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak 4.540 Rumah Tangga Jumlah Perusahaan Pertanian Tidak Berbadan Hukum di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah Usaha

Lebih terperinci