Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin"

Transkripsi

1

2

3 Seuntai Kata S ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang- Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Juni Juli Diseminasi hasil ST2013 dilakukan secara bertahap dimulai dengan diseminasi angka sementara, angka tetap dan populasi menurut subsektor. Buku ini memuat potret usaha pertanian di Kabupaten Malinau hasil ST2013 menurut subsektor yang terdiri dari Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan serta Kehutanan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartispiasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau Suryamin

4

5 Daftar Isi - Gambaran Umum 17 - Subsektor Tanaman Pangan 43 - Subsektor Hortikultura 53 - Subsektor Perkebunan 67 - Subsektor Peternakan 85 - Subsektor Perikanan 95 - Subsektor Kehutanan Hasil Survei Pendapatan Usaha Rumah Tangga Pertanian

6 Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari seri publikasi yang diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013.

7 Rangkaian Kegiatan ST2013 Diseminasi Angka Tetap ST2013 Pengolahan ST2013-L di Provinsi Diseminasi Angka Sementara ST2013 Pengolahan ST2013-P di Kabupaten Pelaksanaan Sensus Pertanian 1-31 Mei 2013 Pemutakhiran ST2013-P Pencacahan ST2013-L 1. Pelatihan Petugas Pengolah 2. Monitoring Kualitas 3. Editing/Coding Pelatihan Petugas Pencacah Lengkap (PCL) Pelatihan Instruktur Daerah (INDA) Keterangan : ST2013-P adalah daftar pemutakhiran rumah tangga pertanian ST2013-L adalah daftar pencacahan lengkap usaha pertanian Sosialisasi pelaksanaan ST2013 Publisitas melalui Radio, Spanduk, Banner, Poster, Leaflet, Brosur dan Baliho Koordinasi dengan Bupati, Dinas dan Instansi Terkait

8 RANGKAIAN KEGIATAN ST2013

9

10 1963 Sensus pertanian yang pertama. Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Kabupaten Malinau, kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Kabupaten Malinau. Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian. Hasil sensus belum sempurna, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan adanya Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang berpengaruh terhadap jawaban 1973 Sensus Pertanian yang kedua. Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Kabupaten Malinau, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masingmasing desa yang meliputi luas dan penggunaan lahan; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alatalat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan Sensus pertanian yang ketiga. Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Kabupaten Malinau, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: - Rumah tangga pertanian pengguna lahan: Tanaman padi/palawija, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. - Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum. Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.

11 1993 Sensus pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Kabupaten Malinau, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian Sensus pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Kabupaten Malinau pada Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada Mei Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan nonkonsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Kabupaten Malinau pada Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya updating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan Pengolahan data dilakukan dengan scanner Sensus Pertanian yang keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Kabupaten Malinau pada Mei Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian. Kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya yang dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner.

12 Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Sensus Pertanian adalah pencacahan secara lengkap terhadap seluruh usaha pertanian yang berada di wilayah Kabupaten Malinau. Sensus Pertanian dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 3. Pada bulan Mei 2013 dilaksanakan sensus pertanian yang keenam, yang pertama dilakukan tahun Dalam sensus pertanian dikumpulkan data dari enam subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan termasuk jasa pertanian. Cakupan unit usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 2013 adalah rumah tangga usaha pertanian, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya. Dalam pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 dilakukan pemutakhiran data jumlah sapi dan kerbau yang berada di seluruh wilayah Kabupaten Malinau. Pada kegiatan ST2013, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Konsep dan definisi dari usaha pertanian dijelaskan di bawah ini. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.

13 Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Rumah Tangga Petani Gurem adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Penghitungan jumlah rumah tangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga baik lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Rumah tangga pertanian yang hanya melakukan kegiatan budidaya ikan di laut, budidaya ikan di perairan umum, penangkapan ikan di laut, penangkapan ikan di perairan umum, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, dan jasa pertanian dikategorikan rumah tangga pertanian bukan pengguna lahan. Petani Utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Lahan yang Dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar. Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan, dan lainnya pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya).

14 Perbedaan ST2003-ST2013 Rincian ST2003 ST2013 (1) (2) (3) 1. Cakupan Kotamadya perkotaan bukan pantai non konsentrasi dengan sampel Desa non konsentrasi pertanian di daerah urban dalam kabupaten dan blok sensus non konsentrasi pertanian di kota dicacah dengan snowballing/getok tular, wilayah desa dan blok sensus lain dicacah lengkap. 2. Unit Pencacahan Seluruh rumah tangga yang ada kegiatan pertanian (padi, palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan). Hanya mencakup rumah tangga biasa Hanya rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk usaha (dijual/ditukar). Mencakup rumah tangga biasa, perusahaan, dan lainnya (yayasan, pesantren, dan sebagainya) 3. Petugas Pencacahan tidak menggunakan tim Pencacahan dilakukan secara tim 4. Konsep Rumah Tangga Pertanian 5.Populasi Komoditi Pertanian Rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk dijual dan memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) yang telah ditetapkan Seluruh populasi dari rumah tangga pertanian baik diusahakan maupun tidak Rumah tangga pertanian tidak menggunakan Batas Minimal Usaha Hanya mencakup populasi rumah tangga usaha pertanian (sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar) 6. Daftar Preprinted Tidak ada informasi awal keberadaan rumah tangga untuk melakukan pencacahan Digunakan Daftar Preprinted yang memuat informasi daftar rumah tangga hasil Sensus Penduduk 2010

15 Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, metode pencacahannya adalah sebagai berikut: Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Kecamatan) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. 2. Dalam tabel-tabel di buku ini, data rumah tangga pertanian 2003 dihitung dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST2013.

16

17 Jumlah Ruta Usaha Pertanian Gambaran Umum H asil ST2013 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Malinau pada tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 0,22 persen dibandingkan dengan tahun Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Malinau Tahun 2013 tercatat sebanyak rumah tangga. Kecamatan Malinau Selatan tercatat sebagai kecamatan dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di tahun 2013, yaitu sebanyak rumah tangga. Kecamatan Malinau Selatan, Malinau Utara, Malinau Barat, dan Mentarang merupakan sentra pertanian di Kabupaten Malinau. Hal ini juga terlihat pada hasil ST2013 dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian di kecamatan-kecamatan tersebut yang mencapai 65,02 persen dari total jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Malinau. Peningkatan jumlah rumah tangga pertanian terbesar terjadi di Kecamatan Malinau Barat dengan peningkatan sebesar 48,69 persen. Gambar 1 Jumlah Rumah Tangga Pertanian Usaha Pertanian di Kabupaten Malinau, ST2003 dan ST2013 7,305 7,300 7,295 7,290 7,285 7,280 7,

18 Tabel 1 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kecamatan, ST2003 dan ST2013 No Kecamatan ST2003 Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) ST2013 Perubahan Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

19 Gambar 2 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian, ST2013

20 7,286 7,302 6,676 6,484 3,472 3,952 2,412 3,568 3,554 4, ,919 1,303 2,232 Subsektor Tanaman Pangan terlihat mendominasi usaha pertanian di Kabupaten Malinau. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Kabupaten Malinau adalah di Subsektor Tanaman Pangan dan Peternakan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebanyak rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan adalah sebanyak rumah tangga. Subsektor Jasa Pertanian ternyata merupakan subsektor yang memilki jumlah rumah tangga usaha pertanian paling sedikit, diikuti oleh Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Jasa Pertanian pada tahun 2013 tercatat sebanyak 332 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perikanan tercatat sebanyak rumah tangga. Pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian selama periode tahun 2003 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,22 persen. Peningkatan tertinggi terjadi di Subsektor Perikanan, sebesar 225,25 persen. Sedangkan pada periode yang sama, Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian, yaitu tercatat sebesar 2,88 persen rumah tangga. Gambar 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kabupaten Malinau Menurut Subsektor ST2003 dan ST2013 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 Malinau Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Jasa Pertanian *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor

21 Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Subsektor dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian (RumahTangga) Pertumbuhan Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) SEKTOR PERTANIAN 7,286 7, SUBSEKTOR: TANAMAN PANGAN 6,676 6, PADI 6,504 6, PALAWIJA 2,943 2, HORTIKULTURA 3,472 3, PERKEBUNAN 2,412 3,568 1, PETERNAKAN 3,554 4, PERIKANAN 590 1,919 1, BUDIDAYA IKAN , PENANGKAPAN IKAN 586 1, KEHUTANAN 1,303 2, BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN PENANGKARAN SATWA/TUMBUHAN LIAR 0 3 PEMUNGUTAN HASIL HUTAN DAN PENANGKAPAN SATWA LIAR 980 1, JASA PERTANIAN *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor Dari hasil ST2013, Subsektor Perikanan memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 225% dibandingkan dengan hasil ST2003. Sedangkan Subsektor Tanaman Pangan merupakan satu-satunya subsekctor yang mengalami penurunan yakni sebesar 2,88% dibandingkan dengan hasil ST2003, dimana sub-subsektor palawija yang paling besar penurunannya yakni sebesar 3,98%.

22 Jumlah Rumah Tangga Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, pada tahun 2003 terlihat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan lebih dari m 2 mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Malinau. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada tahun Tercatat bahwa pada tahun 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan lebih dari m 2 masing- masing adalah sebesar rumah tangga. Penurunan terbesar selama periode , terjadi pada golongan mengusai luas lahan <1.000 m 2 yakni sebesar 50,23 persen atau sebanyak 219 rumah tangga dibandingkan tahun 2003, yang tercatat sebanyak 436 rumah tangga. Usaha pertanian dengan luas lahan antara m 2 pada tahun 2013 adalah sebanyak 67 rumah tangga, menurun sebesar 23,86 persen bila dibandingkan dengan tahun 2003 yang tercatat sebanyak 88 rumah tangga. Golongan luas lahan m 2 tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 140 rumah tangga pada tahun 2013 meningkat sebanyak 29 rumah tangga jika dibandingkan tahun 2003 meningkat sebesar 26,13 persen. Sedangkan sebagian besar rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Malinau berada pada golongan luas lahan lebih dari m 2. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga usaha pertanian memiliki luas lahan yang besar. Gambar 5 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, <

23 No. Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 Golongan Luas Lahan (m2) Rumah Tangga Usaha Pertanian Pertumbuhan Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 < ,449 1, ,671 1, ,261 2, JUMLAH 7,286 7,

24 Tabel 3 menunjukkan bahwa golongan luas lahan lebih dari m 2 merupakan golongan luas lahan dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, baik di tahun 2003 dan Pada tahun 2003 tercatat jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan lebih dari m 2 adalah sebanyak rumah tangga. Pada tahun 2013, terjadi penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan lebih dari m 2 sebesar 11,35 persen, yaitu menjadi sebanyak rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan lebih dari 0,50 hektar hasil ST2003 adalah sebanyak 6651 rumah tangga. Angka ini sedikit meningkat (3,41 persen) pada ST2013, yaitu menjadi sebanyak 6878 rumah tangga. Hal yang menarik yang perlu dicermati adalah masih terdapat rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,10 hektar pada ST2013, meskipun jumlahnya menurun tajam dibanding ST2003.

25 Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Malinau. Dari sebanyak 26,14 juta rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Malinau, sebesar 98,53 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (25,75 juta rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 1,47 persen, atau sebanyak 384 ribu rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebesar 98,53 persen rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, sebesar 55,33 persennya (14,25 juta rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem, sedangkan rumah tangga bukan petani gurem sebesar 44,67 persen (11,50 juta rumah tangga).

26 No Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kecamatan, ST2003 dan ST2013 Kecamatan Rumah Tangga Usaha Pertanian ST2003 Pengguna Lahan ST2013 Rumah Tangga Petani Gurem Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

27 Gambar 7 Peta Sebaran Rumah Tangga Petani Gurem, ST2013

28 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak 10,9 ribu orang petani di Kabupaten Malinau, petani masih didominasi oleh petani laki-laki, yaitu sebanyak orang (68,13 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan hanya sebanyak orang atau sebesar 31,87 persen. Dominasi petani laki-laki di Sektor Pertanian juga terjadi di seluruh Subsektor Pertanian. Persentase jumlah petani laki-laki terbesar berada di Subsektor Perikanan kegiatan Penangkapan Ikan yang mencapai 93,73 persen sementara persentase petani laki-laki paling sedikit berada di Subsektor Peternakan yang hanya mencapai 56,26 persen. Gambar 8 Jumlah Petani Menurut Jenis Kelamin, ST % 68% Laki-laki Perempuan

29 Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin, ST2013 No Sektor/Subsektor Laki-Laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sektor Pertanian*) Subsektor 1 Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan Kehutanan *) Satu orang petani dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah petani secara keseluruhan di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan petani dari masing-masing subsektor.

30 Tabel 6 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama ST2013 No Kelompok Umur Petani Utama Laki-Laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 < JUMLAH *) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian Dari sebanyak rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013, sebanyak rumah tangga usaha pertanian memiliki petani utama berjenis kelamin laki-laki dan 638 rumah tangga memiliki petani utama berjenis kelamin perempuan. Kecenderungan bahwa petani utama laki-laki lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan, terjadi hampir serupa di masing-masing kelompok umur. Di Kabupaten Malinau, tidak terdapat rumah tangga yang petani utamanya berumur kurang dari 15 tahun. Dilihat dari Tabel 6, bila dirinci menurut kelompok umur petani utama, kelompok usia produktif (15 64 tahun) terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya antara tahun. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama antara tahun dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak rumah tangga, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 566 rumah tangga. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama di atas 64 tahun adalah sebanyak 606 rumah tangga.

31 Gambar 9 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jantan Betina Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 tercatat sebanyak 798 ekor, terdiri dari 713 ekor sapi potong dan 85 ekor kerbau. Di Kabupaten Malinau tidak terdapat sapi perah. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina adalah sebanyak 553 ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak 245 ekor. Kecamatan dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kecamatan Malinau Kota, yaitu sebanyak 276 ekor. Sedangkan Kecamatan Kayan Selatan, Kayan Hilir, Pujungan, dan Bahau hulu tidak memiliki ternak besar. Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kecamatan Malinau Kota, yaitu sebanyak 272 ekor, sedangkan jumlah kerbau terbanyak terdapat di Kecamatan Mentarang Hulu sebanyak 51 ekor.

32 Tabel 7 Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin No Kecamatan Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jumlah Sapi dan Kerbau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

33 Gambar 10 Peta Sebaran Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin

34 Lahan pertanian merupakan salah satu modal dalam usaha di bidang pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil ST2003. Rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013 adalah sebesar ,8 m 2, naik sebesar 22,82 persen dibandingkan hasil ST2003 yang tercatat sebesar m 2. Kecamatan Malinau Kota merupakan kecamatan yang memiliki peningkatan rata-rata luas lahan tertinggi di Kabupaten Malinau yakni sebesar ,53 m 2, naik sebesar 220,21 persen dibandingkan hasil ST2003 yang tercatat sebesar 7.342,33 m 2. Adapun kecamatan-kecamatan yang memiliki penurunan rata-rata luas lahan yakni Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Selatan, Bahau Hulu, dan Malinau Selatan. Gambar 11 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Wilayah dan Jenis Lahan ST2003 dan ST2013 (m 2 ) 31, , , , , , , Lahan yang Dikuasai Lahan Bukan Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah

35 Tabel 8 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Kecamatan dan Jenis Lahan, ST2003 dan ST2013 No Kecamatan Lahan Bukan Pertanian ST2003 ST2013 Jenis Lahan Lahan Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Jumlah ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Lahan yang dikuasai ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

36 Gambar 12 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Subsektor, ST Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian Subsektor Tanaman Pangan adalah sebesar 240 rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak 9 rumah tangga. Subsektor Hortikultura tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak 31 rumah tangga, sedangkan Subsektor Perkebunan, Perikanan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masing-masing sebanyak 53 ruta, 36 ruta, dan 30 rumah tangga. Apabila dikaji menurut kecamatan, terlihat bahwa Kecamatan Mentarang merupakan kecamatan dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak (123 rumah tangga).

37 No Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Kecamatan dan Subsektor, ST2013 Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

38 Gambar 13 Peta Sebaran Usaha Pertanian Rumah Tangga Jasa Pertanian, ST2013

39 Gambar 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Subsektor, ST Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian pada Subsektor Tanaman Pangan tercatat sebesar 839 rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Hortikultura, yaitu sebanyak 15 rumah tangga. Subsektor Perkebunan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak 342 rumah tangga, sedangkan Subsektor Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masingmasing sebanyak 21 ruta, 139 ruta, dan 115 rumah tangga.

40 No Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kecamatan dan Subsektor, ST2013 Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

41 Gambar 15 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian, ST2013

42

43 Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut Lainnya Subsektor Tanaman Pangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Kabupaten Malinau didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Dari keseluruhan rumah tangga yang mengelola tanaman pangan sebanyak rumah tangga, 98,14 persen (6.364 rumah tangga) diantaranya mengelola tanaman padi, sedangkan rumah tangga yang mengelola tanaman palawija adalah sebanyak 43,58 persen (2.826 rumah tangga) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan. Selain itu, terdapat 41,73 persen (2.706 rumah tangga) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan di Kabupaten Malinau yang mengelola komoditas padi dan palawija sekaligus. Gambar 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman, ST Padi Palawija

44 Jenis tanaman padi di Kabupaten Malinau terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Di Kabupaten Malinau, jenis padi ladang lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi sawah. Menurut data ST2013 dari rumah tangga tanaman padi di Kabupaten Malinau, sekitar 45,06 persen (2.868 rumah tangga) mengelola tanaman padi sawah, sedangkan padi ladang dikelola oleh sekitar 67,42 persen atau rumah tangga tanaman padi. Selain jumlah rumah tangga usaha pertanian tanaman pangan, ST2013 juga memberikan informasi mengenai luas tanam dari masing-masing komoditas tanaman pangan. Luas tanam untuk tanaman padi secara keseluruhan berjumlah 720,05 hektar yang terdiri dari luas tanam tanaman padi sawah seluas 242,35 hektar dan padi ladang seluas 477,69 hektar. Jika dilihat rata-rata luas tanaman padi per rumah tangga usaha dapat dilihat bahwa rata-rata luas tanam per rumah tangga tanaman padi ladang lebih besar dibandingkan tanaman padi sawah. Satu rumah tangga usaha tanaman padi sawah memiliki luas tanam sekitar 0,84 hektar, sedangkan luas tanam yang dimiliki oleh rumah tangga tanaman padi ladang sekitar 1,11 hektar. Tanaman palawija meliputi kelompok biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Dari 11 komoditas utama palawija, ubi kayu merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija di Kabupaten Malinau diikuti oleh komoditas jagung dan kacang tanah. Persentase jumlah rumah tangga pada tiga komoditas utama ini terhadap jumlah rumah tangga palawija masing-masing adalah 57,32 persen (1.620 rumah tanga), 52,93 persen (1.496 rumah tangga), dan 23,99 persen (678 ruamh tangga). Sedangkan komoditas palawija seperti sorgum, gandum, ganyong, dan garut tidak ada di Kabupaten Malinau Jika dilihat dari besaran luas tanam per komoditas, jagung merupakan komoditas tanaman palawija yang memiliki luas tanam terbesar. Dari 55,4 hektar luas tanam palawija, sekitar 55,71 persen (30,9 hektar) merupakan luas tanam untuk komoditas jagung. Sementara itu, luas tanam ubi kayu yang lebih banyak diusahakan rumah tangga hanya sekitar 34,48 persen seluas 19,1 hektar. Rata-rata luas tanam usaha tanaman palawija lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman padi, yaitu hanya sekitar 0,19 hektar. Menurut komoditasnya, tanaman palawija yang memiliki rata-rata luas tanam terbesar adalah jagung yaitu seluas 0,21 hektar per satu rumah tangga usaha tanaman jagung, sedangkan rata-rata luas tanam tanaman ubi kayu seluas 0,11 hektar per rumah tangga tanaman ubi kayu.

45 Tabel 11 Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman Rumah Tangga Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanam (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Tanaman Pangan* Padi** Padi Sawah Padi Ladang Palawija** Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut Lainnya *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.

46 Berbeda dengan subsektor lainnya, pada subsektor tanaman pangan, rumah tangga yang mengelola tanaman pangan dengan tujuan seluruh hasilnya digunakan untuk dikonsumsi sendiri (tidak dijual) juga tergolong sebagai rumah tangga usaha pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa sebagian besar rumah tangga tanaman pangan melakukan usaha tanaman pangannya dengan tujuan hasil panennya sebagian untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi untuk dijual. Dari rumah tangga usaha tanaman padi, sekitar 28,92 persen (1.841) rumah tangga bertujuan menjual sebagian hasil panennya. Sementara itu, rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya hanya sekitar 0,58 persen (37 rumah tangga), sedangkan yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panennya ada sekitar 82,98 persen (5.281 rumah tangga). Tabel 12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Keterangan Penjualan Hasil Usaha, ST2013 Padi Jenis Tanaman Keterangan Penjualan Hasil Usaha Dijual Seluruhnya Dijual Sebagian Tidak Dijual Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut

47 Sama dengan rumah tangga padi, sebagian besar rumah tangga palawija (46,81 persen) melakukan usaha tanaman pangannya dengan tujuan hasil panennya sebagian untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi untuk dijual. Rumah tangga yang menjual sebagian hasil panen palawijanya ada sekitar 58,78 persen (1.661 rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panen palawijanya adalah sebesar 81,73 persen (2.338 rumah tangga). Karakteristik penjualan hasil panen ini juga berlaku pada semua komoditas palawija. Sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi pada periode Mei 2012 April 2013 adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman padi yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 97 persen. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan padinya. ST2013 mencatat sebanyak 3 rumah tangga menebaskan padinya, sedangkan rumah tangga yang mengijonkan tanaman padinya hanya sekitar 15 rumah tangga. Jumlah rumah tangga tanaman padi yang usahanya tidak/belum panen selama periode Mei 2012 April 2013 ada sebanyak 3 rumah tangga baik yang baru tanam maupun yang mengalami puso (hasil panen kurang dari 11 persen dari keadaan normal). Komoditas tanaman padi yang banyak tidak/belum panen adalah padi sawah. Tabel 13 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Padi Jenis Tanaman Sistem Pemanenan Utama Dipanen Sendiri Ditebaskan Diijonkan Tidak/Belum Panen Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) Padi Sawah Padi Ladang

48 Seperti halnya padi, sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman palawija pada periode yang sama adalah dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman palawija yang memanen sendiri panennya mencapai 82,50 persen. Beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan atau menebaskan tanaman palawijanya. ST2013 mencatat bahwa hanya sebesar 0,01 persen rumah tangga menebaskan tanamannya, sedangkan yang mengijonkan tanaman palawijanya hanya sekitar 0,07 persen. Rumah tangga usaha tanaman palawija yang pada periode Mei 2012 April 2013 mengalami puso juga dianggap tidak panen seperti halnya pada tanaman padi. Jumlah rumah tangga tanaman palawija yang tidak/belum panen ada sebanyak 9,82 persen (417 rumah tangga). Jenis tanaman palawija yang paling banyak tidak/belum panen adalah kacang tanah. Sebanyak 30,97 persen atau 210 rumah tangga yang menanam kacang tanah belum panen pada periode Mei 2012 April Tabel 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama, ST2013 Jenis Tanaman Dipanen Muda Dipanen Bentuk Lain Dipanen Sendiri Sistem Pemanenan Utama Tidak/Belum Ditebaskan Diijonkan Panen Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Palawija Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sorgum Gandum Talas Ganyong Garut

49 Rumah tangga tanaman padi paling banyak berlokasi di Malinau Selatan (19,69 persen), Malinau Utara (17,47 persen), dan Malinau Barat (15,26 persen). Sentra pertanian di Kabupaten Malinau berada di Kecamatan Malinau Utara, Malinau Barat, Malinau Selatan, dan Mentarang baik untuk komoditas padi maupun palawija khususnya jagung dan ubi kayu. Padi sawah banyak ditemui di Kecamatan Malinau Barat, Malinau Utara dan Mentarang karena kecamatan tersebut sudah dikonsentrasikanuntuk menjadi sentra padi sawah. Sedangkan untuk padi ladang ang masih menggunakan sistem penanaman yang konvensional dengan kebiasaan masyarakatnya yang hanya melakukan satu kali penanaman dalam setahun banyak terdapat di Kecamatan Malinau Selatan. Seperti halnya padi, rumah tangga jagung paling banyak ditemui di Malinau Selatan yaitu sebesar 14,3 persen dari total rumah tangga jagung sedangkan terbanyak kedua didapatkan di Malinau Barat sebesar 13,84 persen. Sementara itu, untuk komoditas ubi kayu juga banyak diusahakan di kecamatan sentra pertanian yakni Malinau Utara, Malinau Selatan, dan Mentarang.

50 Tabel 15 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman, ST2013 No Kecamatan Tanaman Pangan Padi Padi Sawah Padi Ladang Palawija Jagung Kedelai (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya.

51 Gambar 17 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan, ST2013

52

53 Subsektor Hortikultura Berdasarkan jenis tanaman, tanaman hortikultura dibedakan menjadi tanaman tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim. Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah-buahan, sayuran, obatobatan, dan tanaman hias. Berdasarkan hasil ST2013, dari 50 jenis tanaman hortikultura semusim utama, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (797 rumah tangga). Selain cabai rawit, kacang panjang, sawi, dan kangkung juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak dikelola rumah tangga usaha hortikultura di Kabupaten Malinau. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah semangka diikuti dengan tanaman mentimun suri dan melon. Untuk tanaman sayuran semusim, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kunyit dan jahe. Pada tanaman hortikultura semusim, potensi dan besaran produksi suatu tanaman dapat dilihat dari luas tanamnya. Dalam keadaan normal, semakin besar luas tanam maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyak. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura semusim yang memiliki luas tanam terbesar adalah cabai rawit. Hal ini berarti potensi terbesar dari tanaman hortikultura semusim di Kabupaten Malinau terletak pada jenis tanaman cabai rawit.

54 Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Melon Mentimun suri Semangka Bawang daun/prei Bawang merah Bayam Brokoli Buncis Cabai besar Cabai rawit Jamur Kacang panjang Kangkung Labu siam Ketimun Oyong/gambas Paria/pare Petsai/sawi putih Sawi Seledri Terung Tomat Wortel Jahe Kemangi Kencur

55 Tabel 16 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Kunyit Kumis Kucing Lengkuas Temu ireng (temu hitam) Temulawak Anggrek Kamboja jepang/adenium Mawar Melati Nanas-nanasan/bromelia Pisang-pisangan/heliconia Menurut hasil ST2013, rambutan merupakan jenis tanaman hortikultura tahunan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (2.211 rumah tangga). Selain itu, terdapat juga sekitar rumah tangga usaha hortikultura yang mengelola tanaman durian. Adapun cempedak diusahakan oleh rumah tangga. ST2013 memberikan informasi mengenai jumlah tanaman hortikultura tahunan yang sudah berproduksi. Dari tabel 17, terlihat bahwa jenis tanaman hortikultura tahunan yang memiliki persentase jumlah pohon/rumpun/luas tanam sudah berproduksi terbesar adalah pisang. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan tahunan yang sudah berproduksi paling banyak adalah tanaman pisang diikuti dengan tanaman cempedak dan nenas. Untuk tanaman sayuran tahunan, petai merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga hortikultura.

56 Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Satuan Diusahakan/ Dikelola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Alpukat 7 pohon Belimbing 10 pohon Buah naga 2 pohon Buah nona/srikaya 1 pohon Cempedak 1544 pohon Duku/langsat 905 pohon Durian 1879 pohon Jambu air 46 pohon Jambu biji 55 pohon Jambu bol 1 pohon Jeruk siam/keprok 836 pohon Jeruk besar 143 pohon Kedondong 11 pohon Lengkeng 192 pohon Mangga 962 pohon Manggis 80 pohon

57 Tabel 17 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Satuan Diusahakan/ Dikelola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) Matoa buah 2 pohon Nangka 78 pohon Nenas 219 rumpun Pepaya 167 pohon Pisang 1275 rumpun Rambutan 2211 pohon Salak 9 rumpun Sawo 3 pohon Sirsak 13 pohon Sukun 27 pohon Jengkol 1 pohon Melinjo 2 pohon Petai 142 pohon Mahkota dewa 2 m Mengkudu/pace 4 m Salam 1 m Sereh 202 m Sirih 3 m Bougenvillea spp 2 m

58 Pada Mei 2013, jumlah rumah tangga usaha hortikultura di Kabupaten Malinau adalah sebesar rumah tangga. Dilihat dari pola penyebaran, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak dijumpai di Kecamatan Malinau Selatan sebesar 21,18 persen (837 rumah tangga). Selain di Kecamatan Malinau Selatan, Malinau Barat, Malinau Utara, Mentarang, dan Malinau Kota juga banyak dijumpai rumah tangga usaha hortikultura dengan jumlah yang cukup besar. Ditinjau menurut Kecamatan, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak selain Malinau Selatan adalah terdapat di Kecamatan Malinau Barat dengan persentase sebesar 18,55 persen sedangkan yang terkecil berada di Kecamatan Bahau Hulu dengan persentase sebesar 1,09 persen. Menurut hasil ST2013, kelompok tanaman hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman buah-buahan 92,86 persen (3.670 rumah tangga) dan yang paling sedikit diusahakan adalah kelompok tanaman hias (30 rumah tangga). Jika melihat perbandingan antara jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura tahunan dan semusim dapat dilihat bahwa untuk kelompok tanaman buah-buahan, jenis tanaman tahunan lebih banyak diusahakan dibandingkan dengan tanaman semusim. Hal yang berbeda terjadi pada tiga kelompok tanaman hortikultura lainnya karena dibandingkan dengan tanaman tahunan, tanaman semusim lebih banyak diusahakan pada kelompok tanaman sayuran, tanaman hias, dan obat-obatan. ST2013 mencatat bahwa dari keempat kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman buahbuahan merupakan kelompok tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura tahunan dengan persentase sebesar 92,28 (3.647 rumah tangga). Potensi usaha kelompok tanaman buah-buahan tahunan terdapat di Kecamatan Malinau Selatan. Hal ini terlihat dari jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan di Kecamatan tersebut yang mencapai 789 rumah tangga. Untuk kelompok tanaman sayuran tahunan, Kecamatan Malinau Selatan juga tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan terbanyak yaitu sebesar 52 rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman obat-obatan tahunan paling banyak terdapat di Kecamatan Malinau Selatan (108 rumah tangga). Berbeda dengan kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman sayuran. Dari rumah tangga usaha hortikultura, sebanyak rumah tangga mengusahakan kelompok tanaman sayuran semusim. Kelompok tanaman buah-buahan semusim hanya diusahakan oleh sebanyak 23 rumah tangga, sedangkan kelompok tanaman obat-obatan semusim diusahakan oleh 209 rumah tangga. Tanaman hias merupakan kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura di Kabupaten Malinau dengan hanya 2 rumah tangga.

59 Rambutan Pisang Durian Cempedak Mangga Cabai Rawit Cabai Besar Kacang Panjang Kunyit Jahe Jumlah Rumah Tangga Dilihat dari distribusi per Kecamatan, Kecamatan Kayan Hulu merupakan kecamatan dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan semusim terbesar yakni 26,08 persen. Rumah tangga usaha tanaman sayuran semusim paling banyak juga ditemui di Kecamatan Malinau Selatan dengan jumlah 425 rumah tangga. Kecamatan Malinau Selatan merupakan kecamatan dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman obat-obatan semusim terbanyak (425 rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga usaha tanaman hias semusim terbesar juga terdapat di Kecamatan Malinau Selatan (16 rumah tangga). Gambar 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Jenis Tanaman Hortikultura, ST Hortikultura Tahunan Hortikultura Semusim Jenis Tanaman Hortikultura

60 Tabel 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan Semusim menurut Kelompok Tanaman dan Kecamatan, ST2013 Kecamatan Rumah Tangga Usaha Hortikultura Buah-buahan Kelompok Tanaman Hortikultura Sayuran Tanaman Obatobatan Tanaman Hias Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

61 Berdasarkan hasil ST2013, dari kedelapan jenis tanaman hortikultura strategis, pisang, mangga, dan cabai merupakan jenis tanaman dengan jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar rumah tangga; 962 rumah tangga; dan 939 rumah tangga. Ditinjau menurut penyebaran pada tiap-tiap Kecamatan di Kabupaten Malinau, usaha tanaman pisang banyak terdapat di Kecamatan Malinau Selatan (397 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman jeruk paling banyak berada di Kecamatan Malinau Barat dan Malinau Selatan. Jumlah rumah tangga usaha tanaman jeruk di Kecamatan Malinau Barat sebanyak 238 rumah tangga dan di Kecamatan Malinau Selatan sebanyak 237 rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman mangga juga paling banyak dijumpai di Kecamatan Malinau Selatan. Dari 962 rumah tangga usaha tanaman mangga, 34,51 persen berada di Kecamatan Malinau Selatan. Rumah tangga usaha tanaman cabai banyak terdapat di Kecamatan Malinau Selatan.

62 Tabel 19 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan, ST2013 Kecamatan Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Rumah Tangga Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Pisang Jeruk Mangga Cabai Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

63 Jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang ada di suatu daerah secara normal dapat mengindikasikan besaran produksi tanaman pada daerah tersebut. Pada periode ST2013, dari jenis tanaman hortikultura strategis semusim, cabai merupakan jenis tanaman dengan jumlah tanaman hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu sebesar 1,21 hektar. Tanaman hortikultura di Kabupaten Malinau berdasarkan hasil ST2013 tidak semua menyebar secara merata, terlihat bahwa usaha tanaman pisang terpusat di Kecamatan Malinau Selatan (13,2 ribu tanaman). Tanaman jeruk paling banyak diusahakan di Kecamatan Malinau Barat. Jumlah tanaman jeruk di Kecamatan Malinau Barat mencapai tanaman dan di Kecamatan Malinau Utara sebanyak tanaman. Tanaman mangga paling banyak diusahakan di Kecamatan Malinau Selatan. Dari tanaman mangga, 38,44 persennya berada di Kecamatan Malinau Selatan, 21,12 persen di Kecamatan Malinau Barat, dan sisanya menyebar di Kecamatan lainnya. Tanaman cabai relatif luas dan menyebar merata antar kecamatan. Hal ini mengingat tanaman cabai sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra tanaman cabai terdapat di Kecamatan Malinau Barat, Malinau Selatan, dan Malinau Kota.

64 Tabel 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura dan Jumlah/Luas Tanam Hortikultura Strategis Menurut Kecamatan, ST2013 Kecamatan Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Tanaman Per Jenis Tanaman Hortikultura Strategis Jumlah Pohon (pohon) Luas Tanam (m 2 ) Pisang Jeruk Mangga Cabai Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

65 Gambar 19 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Hortikultura, ST2013

66

67 Subsektor Perkebunan Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan di Kabupaten Malinau sebanyak rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman tahunan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim. Sebanyak rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan, sementara jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim sebanyak 319 rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak di Kabupaten Malinau berada di Kecamatan Malinau Selatan, yaitu sebanyak 933 rumah tangga. Kecamatan dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak kedua dan ketiga berturut-turut adalah Malinau Barat (581 rumah tangga) dan Malinau Utara (551 juta rumah tangga). Rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tanaman tahunan berada di Kecamatan Malinau Selatan (932 rumah tangga), sementara untuk tanaman semusim paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kecamatan Sungai Boh (127 rumah tangga). Gambar 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Tanaman, ST2013 3,568 3, Perkebunan Tahunan Semusim Tahunan dan Semusim Jenis Tanaman Perkebunan

68 Tabel 21 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman, ST2013 Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan Tanaman Semusim (1) (2) (3) (4) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

69 Secara umum, enam tanaman tahunan berdasarkan banyaknya rumah tangga yang mengusahakan di Kabupaten Malinau berturut-turut adalah karet (1.521 rumah tangga), kopi (1.278 rumah tangga), kakao (1.249 rumah tangga), kelapa (749 rumah tangga), kelapa sawit (430 rumah tangga), dan teh (60 rumah tangga). Kecamatan dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tanaman karet adalah Mentarang (334 rumah tangga), diikuti Malinau Utara (285 rumah tangga). Tanaman kopi paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Malinau Selatan (744 rumah tangga). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Mentarang (318 rumah tangga), diikuti Malinau Selatan (238 rumah tangga). Tanaman kelapa banyak diusahakan oleh rumah tangga di Malinau Selatan (216 rumah tangga) dan disusul Mentarang (132 rumah tangga). Kelapa Sawit paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Malinau Barat (165 rumah tangga), diikuti Malinau Utara (117 rumah tangga). Sedangkan tanaman teh paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kayan Selatan (59 rumah tangga).

70 Tabel 21.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman, ST2013 Kecamatan Rumah Tangga Usaha Tanaman Tahunan Kakao Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Kelapa Sawit Kelapa Kopi Teh (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

71 Tanaman perkebunan semusim yang paling banyak diusahakan di Kabupaten Malinau adalah tanaman Tebu. Adapun tanaman perkebunan semusim yang lain yakni Sereh wangi dan Tembakau hanya saja jumlah rumah tangga yang mengusahakannya sangat sedikit. Rumah tangga yang mengusahakan tanaman tebu ada sebanyak 313 rumah tangga, kemudian rumah tangga yang mengusahakan tanaman sereh wangi ada sebanyak 9 rumah tanga, dan rumah tangga yang mengusahakan tanaman tembakau hanya sebanyak 3 rumah tangga. Usaha perkebunan tanaman semusim banyak didominasi oleh rumah tangga yang berada di Kecamatan yang termasuk kategori sulit yakni Sungai Boh, Kayan Hulu, dan Kayan Selatan. Kecamatan dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tebu adalah Sungai Boh (127 rumah tangga), diikuti Malinau Selatan (92 rumah tangga), dan Kayan Hulu (45 rumah tangga).

72 Tabel 21.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Semusim Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman, ST2013 Kecamatan Rumah Tangga Usaha Tanaman Semusim Sereh Wangi Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Tebu Tembakau (1) (2) (3) (4) (5) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

73 Jika dilihat dari jumlah tanamannya, populasi tanaman tahunan terbesar yang diusahakan oleh rumah tangga adalah karet, yakni sebanyak 668 ribu pohon yang banyak berada di Kecamatan Malinau Utara, Malinau Barat, dan Mentarang. Populasi terbesar kedua adalah tanaman kakao, yaitu sebanyak 657 ribu pohon yang banyak diusahakan di Kecamatan Malinau Barat dan Mentarang. Tanaman kopi menempati posisi ketiga terbesar yang paling banyak diusahakan rumah tangga, yaitu sebanyak 566 ribu pohon. Kakao paling banyak berada di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Selain tanaman karet, kakao, dan kopi, potensi subsektor perkebunan juga pada komoditas kelapa sawit (292 ribu pohon), kelapa (7.960 pohon), dan teh (14 ribu pohon). Kecamatan dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan kelapa sawit adalah Malinau Barat dengan jumlah pohon sebanyak 165 ribu pohon. Kelapa paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Malinau selatan dengan pohon. Sedangkan komoditas terakhir yakni teh banyak diusahakan di kecamatan Kayan Selatan yakni dengan jumlah pohon mencapai 12,5 ribu pohon.

74 Tabel 22 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman, ST2013 Kecamatan Kakao Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Kelapa Sawit Kelapa Kopi Teh (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

75 Tabel 22.a Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Belum Berproduksi, ST2013 Kecamatan Kakao Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Kelapa Sawit Kelapa Kopi Teh (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

76 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa tanaman perkebunan yang diusahakan sebagian besar belum berproduksi. Hasil Sensus Pertanian 2013 memperlihatkan proporsi tanaman karet yang belum berproduksi sebesar 86,42 persen dari total tanaman yang diusahakan/dikelola, proporsi tanaman kakao yang belum berproduksi sebesar 40,22 persen, dan proporsi tanaman kopi yang belum berproduksi adalah sebesar 27,18 persen. Angka proporsi yang relatif cukup besar pada tanaman karet, menggambarkan banyaknya penanaman baru ataupun perluasan. Jumlah pohon karet yang belum berproduksi di Kabupaten Malinau sebanyak 577 ribu pohon, dan paling banyak ditemukan di Kecamatan Malinau Barat, Mentarang, dan Malinau Utara dengan banyaknya pohon masing-masing adalah 136 ribu pohon, 134 ribu pohon, dan 124 ribu pohon. Jumlah pohon kakao yang belum berproduksi di Kabupaten Malinau sebanyak 264 ribu pohon, dan paling banyak ditemui di Kecamatan Malinau Barat sebanyak 92 ribu pohon. Selain karet dan kakao, pohon kopi juga banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha perkebunan di Kabupaten Malinau. Jumlah pohon kopi yang diusahakan/dikelola rumah tangga usaha perkebunan adalah sebanyak 566 ribu pohon. Dari sebanyak 566 ribu pohon kopi tersebut, sebanyak 154 ribu pohon (27,18 persen) masih belum berproduksi. Kecamatan Malinau Barat merupakan kecamatan yang memiliki jumlah pohon kopi yang belum berproduksi paling banyak (46 ribu pohon).

77 Tabel 22.b Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Sudah Berproduksi, ST2013 Kecamatan Kakao Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Kelapa Sawit Kelapa Kopi Teh (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

78 Serupa dengan kondisi tanaman perkebunan yang belum berproduksi, tanaman perkebunan yang sudah berproduksi paling banyak pada komoditas karet, kakao, dan kopi. Jumlah pohon karet yang sudah berproduksi di Kabupaten Malinau sebanyak 26,7 ribu pohon dan paling banyak ditemui di Kecamatan Malinau Utara, yaitu sebanyak 13,1 ribu pohon. Jumlah pohon kopi yang sudah berproduksi di Kabupaten Malinau sebanyak 310,9 ribu pohon, dan terbanyak ditemui di Kecamatan Malinau Selatan sebanyak 586,66 juta pohon. Sedangkan jumlah pohon kopi yang sudah berproduksi paling sedikit di Kecamatan Kayan Selatan dengan jumlah 10 pohon. Selain karet dan kopi, pohon kakao juga merupakan tanaman perkebunan yang memiliki tanaman yang sudah berproduksi terbanyak ketiga. Jumlah pohon kakao yang sudah berproduksi di Kabupaten Malinau sebanyak 268,3 ribu pohon dan terbanyak ditemui di Kecamatan Mentarang, yaitu sebanyak 115,1 ribu pohon. Selain terlihat dari jumlah pohon/lajar/rumpun, potensi tanaman perkebunan juga dapat dilihat dari luas tanaman perkebunan. Total luas tanaman paling besar di Kabupaten Malinau (tanaman tahunan) yang digunakan rumah tangga untuk usaha perkebunan adalah luas tanaman karet, yaitu 17,2 juta m 2. Sementara, jika dilihat rata-rata luas tanaman per rumah tangga, maka tanaman kelapa sawit mempunyai rata-rata luas tanaman per rumah tangga paling besar, yaitu sekitar 2,05 hektar per rumah tangga.

79 Tabel 23.a Luas Tanam Tanaman Tahunan (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman, ST2013 Kecamatan Kakao Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Kelapa Sawit Kelapa Kopi Teh (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

80 Tabel 23.b Luas Tanaman Semusim (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman, ST2013 Kecamatan Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Sereh Wangi Tebu Tembakau (1) (2) (3) (4) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

81 Tabel 24.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Menurut Kondisi Tanaman di Kabupaten Malinau, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah rumah tangga Yang Diusahakan/ Dikelola Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Yang Belum Berproduksi Yang Sudah Berproduksi (1) (2) (3) (4) (5) Aren/Enau Cengkeh Kakao Karet Kelapa Sawit Kelapa Kemiri Kopi Lada Panili/Vanili Pinang/Jambe Teh

82 Tabel 24.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Luas Tanaman/Luas Tanam Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Malinau, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga Luas Tanaman/Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanaman/Luas Tanam per Rumah Tangga (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Aren/Enau Cengkeh Kakao Karet Kelapa Sawit Kelapa Kemiri Kopi Lada Panili/Vanili Pinang/Jambe Teh Kapas Nilam Rosela Sereh Wangi Tebu Tembakau

83 Gambar 21 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Perkebunan, ST2013

84

85 Subsektor Peternakan Berdasarkan hasil ST2013, rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha terbanyak kedua (4.330 rumah tangga) setelah Subsektor Tanaman Pangan. Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh rumah tangga pertanian dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu ternak besar/kecil dan ternak lain. Ternak besar/kecil terdiri atas sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi, sedangkan ternak lain terdiri atas ayam lokal (ayam kampung dan ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, itik manila, angsa, kalkun, burung merpati, burung puyuh, dan kelinci. Gambar 22 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST2013 4,330 3,063 2,

86 Tabel 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak, ST2013 Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

87 Tabel 25 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak, ST2013 Kecamatan Babi Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila Lainnya (1) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

88 Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kecamatan dan Jumlah Jenis Usaha Peternakan, ST2013 Kecamatan Jumlah Jenis Usaha Peternakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

89 Tabel 27 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak, ST2013 Kecamatan Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

90 Tabel 27 (lanjutan) Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak, ST2013 Kecamatan Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Malina (1) (8) (9) (10) (11) (12) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

91 Jika dilihat dari rumah tangga pertanian yang memelihara ternak, hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ternak besar yang banyak dipelihara oleh rumah tangga adalah sapi potong, tercatat sebanyak 199 rumah tangga memelihara sapi potong. Ternak kecil yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga pemelihara ternak adalah babi, sebanyak 2248 rumah tangga tercatat mengusahakan jenis ternak ini. Untuk ayam lokal yang merupakan gabungan dari ayam kampung dan ayam lokal lainnya, hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 3063 rumah tangga mengusahakan jenis ternak ini. Ayam lokal merupakan jenis unggas yang paling banyak diusahakan rumah tangga. Jika dilihat dari jumlah ternak yang dipelihara oleh rumah tangga pertanian di Kabupaten Malinau, sapi potong merupakan jenis ternak besar yang paling besar populasinya yakni sebanyak 658 ekor. Untuk jenis ternak kecil yang paling besar populasinya di Kabupaten Malinau adalah babi sebanyak ekor. Sedangkan dari jenis ungags yang paling besar populasinya adalah ayam ras pedaging dengan jumlah ternak sebanyak ekor. Gambar 23 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST ,791 61, , ,898 1,616 Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila

92 Gambar 24 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Peternakan, ST2013

93

94

95 Subsektor Perikanan Kegiatan usaha pertanian di Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan kegiatan Penangkapan Ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa terdapat rumah tangga yang berusaha di Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan terlihat mendominasi usaha rumah tangga Subsektor Perikanan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak 614 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan dan jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan adalah sebanyak 1500 rumah tangga. Sebanyak 195 rumah tangga pertanian di Subsektor Perikanan mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan sekaligus Penangkapan Ikan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan, dapat di rinci ke dalam dua komoditas utama, yaitu Bukan Ikan Hias dan Ikan Hias. Namun, di Kabupaten Malinau tidak terdapat rumah tangga yang melakukan usaha budidaya ikan hias. Untuk kelompok Bukan Ikan Hias, Budidaya Ikan di kolam dengan jenis ikan Nila terlihat mendominasi kegiatan Budidaya Ikan. Hal ini tercermin dari banyaknya jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan nila sebagai ikan utama, yaitu sebanyak 441 rumah tangga. Selain ikan nila, Ikan Mujair dan Patin juga banyak diminati dengan jumlah rumah tangga yang mengusahakan maisng-masing adalah 61 rumah tangga dan 55 rumah tangga

96 Tabel 28 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Ikan Utama yang Diusahakan, ST2013 Bukan Ikan Hias Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga (1) (2) AIR PAYAU Nila 3 AIR TAWAR Nila 441 Mujair 61 Patin 55 Lele 28 Gabus 6 Mas 6 Baung Putih 2 Bawal Air Tawar 2 Gurami 2 Parang 2

97 Apabila ditinjau menurut Kecamatan, hasil ST2013 menunjukkan bahwa Kecamatan Malinau Selatan merupakan Kecamatan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan terbanyak (119 rumah tangga), diikuti oleh Kecamatan Malinau Utara yang tercatat memiliki sebanyak 105 rumah tangga usaha budidaya ikan. Kecamatan Malinau Utara memiliki lahan khusus yang digunakan untuk usaha budidaya ikan di kolam air tawar. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa untuk usaha Budidaya Bukan Ikan Hias di Kabupaten Malinau, paling banyak rumah tangga mengusahakan ikan di Kolam. Tercatat sebanyak 606 rumah tangga atau 98,69 persen di Kabupaten Malinau mengusahakan Budidaya Ikan di Kolam.

98 Tabel 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Kecamatan dan Jenis Budidaya Ikan, ST2013 Kecamatan Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Di Laut Di Tambak Bukan Ikan Hias Di Kolam Di Sawah Di Perairan Umum (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau Ikan Hias

99 Gambar 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Budidaya, ST Rumah Tangga Perikanan Di Kolam/Air Tawar Di Tambak/Air Payau Di Laut Di Sawah Di Perairan Umum Ikan Hias Bukan Ikan Hias Ikan Hias

100 Tabel 30 Rata-Rata Luas Baku Budidaya Ikan Menurut Kecamatan dan Jenis Budidaya Ikan (m 2 /rumah tangga, ST2013 Kecamatan Di Laut Di Tambak/Air Payau Bukan Ikan Hias Di Kolam/Air Tawar Di Sawah Di Perairan Umum Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

101 Luas baku budidaya ikan menunjukkan luas baku wadah (areal) yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya ikan. Rata-rata luas baku budidaya ikan terbesar adalah untuk jenis budidaya bukan ikan hias di kolam/air tawar, yaitu sebesar 395,04 m 2 /rumah tangga, sedangkan rata-rata luas baku paling kecil adalah untuk budidaya bukan ikan hias di sawah, dengan rata-rata luas baku sebesar 188,2 m 2 /rumah tangga. Jenis ikan yang dikembangkan dan masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 11 jenis yaitu: Nila, Lele, Ikan Mas, Bandeng, Kakap, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Gurame, Patin, dan Kerapu. Mengacu pada jenis ikan yang dikembangkan dalam Renstra KKP, rumah tangga usaha Budidaya Ikan dapat dirinci menurut jenis ikan utama yang diusahakan. Terlihat bahwa di Kabupaten Malinau, jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha Budidaya Ikan adalah Ikan Nila, kemudian diikuti oleh Ikan Patin. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila dan Ikan Patin adalah masing-masing sebanyak 444 rumah tangga dan 55 rumah tangga. Untuk komoditas Ikan Nila yang merupakan komoditas unggulan nasional (memiliki jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan terbanyak), Kecamatan Malinau Selatan tercatat sebagai Kecamatan dengan jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila terbanyak, yaitu sebanyak 93 rumah tangga. Diikuti oleh Kecamatan Malinau Barat (80 rumah tangga) dan Malinau utara (56 rumah tangga). Untuk komoditas ikan Patin banyak diusahakan di Kecamatan Malinau Utara dengan jumlah rumah tangga sebanyak 25 rumah tangga.

102 Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Kecamatan dan Jenis Ikan Utama, ST2013 Kecamatan Jenis Ikan Utama Nila Lele Mas Gurame Bandeng Patin Kakap Kerapu Udang Windu Udang Vaname (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau Rumput Laut

103 Gambar 26 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan, ST2013

104 Selain kegiatan Budidaya Ikan, terdapat kegiatan Penangkapan Ikan di Subsektor Perikanan. Kegiatan Penangkapan Ikan terdiri dari dua jenis, yaitu kegiatan Penangkapan Ikan di Laut dan Kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Kabupaten Malinau merupakan daerah yang tidak memiliki garis pantai, sehingga kegiatan penangkapan ikan di laut tidak ada. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, jumlah rumah tangga yang melakukan penangkapan ikan ada sebanyak 1500 rumah tangga dimana semuanya dilakukan di perairan umum. Bila ditinjau per masing-masing Kecamatan, Kecamatan Sungai Boh merupakan Kecamatan dengan rumah tangga usaha Penangkapan Ikan terbanyak, yaitu sebanyak 336 rumah tangga. Diikuti oleh kecamatan Malinau Selatan dengan jumlah 257 rumah tangga dan Pujungan dengan jumlah 201 rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Malinau Barat merupakan Kecamatan dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan paling sedikit, yaitu sebanyak 13 rumah tangga.

105 Tabel 33 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kecamatan dan Jenis Penangkapan Ikan, ST2013 Kecamatan Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Jenis Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum (1) (2) (3) (4) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

106 Gambar 27 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Jenis Penangkapan, ST2013 1,500 1,500 Usaha Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum 0

107 Unit usaha penangkapan ikan adalah suatu kesatuan usaha penangkapan ikan yang dilakukan anggota rumah tangga dengan pengelolaan tersendiri dan menanggung resiko usaha. Dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari satu unit usaha. Karakteristik unit usaha penangkapan ikan di Subsektor Perikanan dapat dibedakan juga menurut jenis kapal/perahu utama yang digunakan. Kapal/perahu utama yang digunakan dapat berupa kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa perahu motor tempel merupakan jenis perahu yang paling banyak digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, yaitu digunakan oleh sebanyak 936 unit usaha. Kecamatan Malinau Selatan merupakan Kecamatan yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum dengan perahu motor tempel sebagai jenis kapal/perahu utama yang digunakan, yaitu sebanyak 174 unit usaha. Setelah perahu motor tempel, kepal/perahu utama yang digunakan berikutnya yakni adalah tanpa perahu. Dari hasil ST2013 terlihat ada sebanyak 342 unit usaha yang melakukan penangkapan ikan di perairan umum yang dilakukan tanpa perahu. Kecamatan Sungai Boh adalah yang terbanyak dengan 132 unit usaha. Kemudian diikuti oleh Kecamatan Kayan Hulu dengan 69 unit usaha.

108 Kecamatan Tabel 34 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kecamatan dan Jenis Kapal/ Perahu Utama yang Digunakan, ST2013 Kapal Motor Perahu Motor Tempel Di Laut Perahu Tanpa Motor Tanpa Perahu Kapal Motor Di Perairan Umum Perahu Motor Tempel Perahu Tanpa Motor Tanpa Perahu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

109 Selain dibedakan menurut jenis kapal/perahu yang digunakan, karakteristik unit usaha penangkapan ikan dapat dibedakan menurut jenis alat tangkap utama yang digunakan. Jenis alat tangkap utama yang digunakan antara lain pukat, jaring, pancing, perangkap serta lainnya. Alat tangkap utama yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum adalah jenis jaring. Sebanyak 295 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan perangkat paling sedikit ditemui di Kabupaten Malinau, yaitu hanya sebanyak 89 unit usaha. Kecamatan Kayan Hulu merupakan kecamatan yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan jaring sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 83 unit usaha.

110 Tabel 35 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Propinsi dan Jenis Alat Tangkap Utama yang Digunakan, ST2013 Kecamatan Di Laut Di Perairan Umum Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

111 Gambar 28 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan, ST2013

112

113 Subsektor Kehutanan R umah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan mencakup ke dalam 4 (empat) jenis kegiatan, yaitu kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan, Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar, Menangkap Satwa Liar dan Memungut Hasil Hutan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak rumah tangga pertanian Subsektor Kehutanan. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak 1253 rumah tangga mengusahakan kegiatan Penangkapan Satwa Liar. Jenis kegiatan Penangkapan Satwa Liar tercatat sebagai kegiatan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling banyak di Kabupaten Malinau. Gambar 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Jenis Budidaya, ST2013 2,231 1, Subsektor Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Penangkaran Penangkapan Satwa Pemungutan Hasil Satwa/Tumbuhan Liar Liar Hutan

114 Tabel 36 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Kecamatan dan Jenis Kegiatan, ST2013 Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Budidaya Tanaman Kehutanan Jenis Kegiatan Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar Menangkap Satwa Liar Memungut Hasil Hutan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

115 Jika dirinci menurut kecamatan, jumlah rumah tangga usaha kehutanan, paling banyak ditemui di kecamatan Malinau Selatan, yaitu sebanyak 465 rumah tangga. Kecamatan yang memiliki rumah tangga usaha kehutanan kedua dan ketiga terbanyak yaitu kecamatan Mentarang dan Sungai Boh dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013 masing-masing adalah sebanyak 422 rumah tangga dan 308 rumah tangga. Ketiga kecamatan tersebut memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan yang cukup banyak karena kondisi alam/geografisnya serta kemudahan akses penjualan yang masih memungkinkan untuk melakukan usaha kegiatan kehutanan. Seperti telah diuraikan sebelumnya, Penangkapan Satwa Liar merupakan jenis kegiatan di Subsektor Kehutanan yang memiliki rumah tangga usaha terbanyak (1253 rumah tangga). Selain Penangkapan Swatwa Liar, kegiatan memungut hasil hutan juga paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Kabupaten Malinau. Sebanyak 993 rumah tangga tercatat mengusahakan kegiatan memungut hasil hutan, dimana Kecamatan Mentarang merupakan kecamatan yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha pemungutan hasil hutan paling banyak, yaitu sebanyak 172 rumah tangga. Kegiatan budidaya tanaman kehutanan menempati posisi ketiga dalam urutan banyaknya jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013. Tercatat sebanyak 630 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan budidaya tanaman kehutanan di Kabupaten Malinau. Kecamatan Malinau Selatan merupakan kecamatan dengan jumlah rumah tangga terbanyak untuk kegiatan budidaya tanaman kehutanan. Sebanyak 260 rumah tangga melakukan kegiatan budidaya tanaman kehutanan. Hal ini sangat memungkinkan terjadi di Kecamatan Malinau Selatan mengingat kondisi alam yang memungkinkan serta didukung oleh faktor lingkungan. Kegiatan lainnya di subsektor kehutanan adalah kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa hanya ada sebanyak 3 rumah tangga usaha kehutanan di Kabupaten Malinau mengusahakan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Kegiatan usaha penangkaran satwa/tumbuhan liar hanya terdapat di Kecamatan Malinau Utara dan Kecamatan Kayan Selatan dengan jumlah rumah tanga masing-masing sebanyak 2 rumah tangga dan 1 rumah tangga.

116 Tabel 37 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan, ST2013 Komoditas Jumlah Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata-Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Gaharu Jati Ulin Mahoni Sengon/jeunjing/albazia Rotan Meranti Kapur Bambu Jabon Bayur Kruing Agathis Akasia Waru

117 Tabel 38 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Menurut Komoditas, ST2013 Komoditas Jumlah Rumah Tangga Budidaya Tanaman Kehutanan Jumlah Populasi Rata-Rata Tanaman yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Gaharu Jati Meranti Mahoni Ulin Sengon/jeunjing/albazia Kapur Bayur Rotan Akasia

118 Tabel 39 Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman, ST2013 Kecamatan Jenis Tanaman Akasia Bambu Jati Mahoni Sengon Jabon Waru Jati Putih Suren (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Kayan hulu Sungai boh Kayan selatan Kayan hilir Pujungan Bahau hulu Malinau kota Malinau selatan Malinau barat Malinau utara Mentarang Mentarang hulu Malinau

119 Tanaman kehutanan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan adalah tanaman jati. Dimana tanaman jati memang memiliki nilai jual yang lebih baik karena memiliki nilai lebih jika dioleh menjadi mebel atau furnitur sehingga banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Malinau. Sebanyak tanaman jati diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Kabupaten Malinau. Kecamatan Mentarang merupakan kecamatan yang paling banyak mengusahakan tanaman jati, yakni sebanyak tanaman jati (34,25 persen). Tanaman mahoni juga merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur selain tanaman jati dan memiliki nilai jual yang juga cukup baik. Tanaman mahoni yang diusahakan di Kabupaten Malinau sebanyak 1427 tanaman. Kecamatan Malinau Kota merupakan kecamatan yang paling banyak mengusahakan tanaman mahoni. Sebanyak 710 tanaman mahoni (49,75 persen) diusahakan di Kecamatan Malinau Kota. Tanaman sengon merupakan salah satu tanaman komoditas utama yang diusahakan di Kabupaten Malinau. Di Kabupaten Malinau, tanaman sengon tercatat terdapat sebanyak 1048 tanaman. Kecamatan Malinau Kota merupakan kecamatan yang paling banyak mengusahakan tanaman sengon. Sebanyak 1015 tanaman sengon diusahakan di Kecamatan Malinau Kota.

120 Gambar 30 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Kehutanan, ST2013

121

122

123 Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Jumlah Rumah Tangga Pertanian Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sebagian besar (79,64 persen) rumah tangga pertanian mempunyai sumber pendapatan utama dari usaha tanaman padi dan palawija. Sementara itu, sebanyak 6,89 persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar. Usaha pertanian lain yang banyak menjadi sumber pendapatan utama rumah tangga pertanian adalah usaha tanaman perkebunan sebanyak 5,02 persen rumah tangga pertanian. Sementara rumah tangga pertanian yang menjadikan usaha pertanian lain seperti peternakan, tanaman hortikultura, budidaya ikan, penangkapan ikan, dan jasa pertanian dan pembibitan tanaman sebagai sumber pendapatan utama masing-masing kurang dari 5 persen. Tabel 40 Jumlah Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sumber Pendapatan Utama Jumlah Rumah Tangga Pertanian Persentase (%) (1) (2) (3) Tanaman Padi dan Palawija Tanaman Hortikultura Tanaman Perkebunan Peternakan Budidaya ikan di laut Budidaya ikan di tambak/air payau Budidaya ikan di kolam air tawar Budidaya ikan di sawah Budidaya ikan di perairan umum Budidaya ikan hias Penangkapan ikan di laut Penangkapan ikan di perairan umum Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/ Tumbuhan Liar 0 Pemungutan hasil hutan/ Penangkapan satwa liar Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman Jumlah

124 Alih Fungsi Lahan Oleh Rumah Tangga Usaha Pertanian Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan alih fungsi lahan selama lima tahun yang lalu berdasarkan hasil SPP2013 ada sebanyak 351 rumah tangga. Menurut hasil SPP2013, terjadi alih fungsi lahan dari lahan sawah menjadi lahan pertanian bukan sawah yakni seluas 755,74 m 2, dan tidak ada lahan sawah yang beralih fungsi menjadi lahan bukan pertanian. Sedangkan rata-rata luas alih fungsi lahan pertanian bukan sawah menjadi lahan sawah dan lahan bukan pertanian per rumah tangga selama lima tahun yang lalu masing-masing seluas 1623,93 m 2 dan 1866,10 m 2. Adapun rata-rata luas alih fungsi bukan pertanian menjadi lahan sawah seluas 5752,99 m 2 dan lahan bukan pertanian menjadi lahan pertanian bukan sawah seluas 6812,82 m 2. Tabel 41 Rata-rata Luas Alih Fungsi Lahan Per Rumah Tangga Pertanian yang melakukan alih fungsi Selama 5 Tahun yang Lalu di Kabupaten Malinau dan Jenis Lahan (m 2 ), ST2013 Lahan Semula Alih Fungsi Lahan Menjadi Rata-rata Luas (m2) Lahan Sawah menjadi Lahan Pertanian Bukan Sawah menjadi Lahan Bukan Pertanian menjadi (1) (2) (3) Lahan Pertanian Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian 0.00 Jumlah Lahan Sawah Lahan Bukan Pertanian Jumlah Lahan Sawah Lahan Pertanian Bukan Sawah Jumlah Jumlah Rumah Tangga Pertanian yang melakukan Alih Fungsi Lahan 351 Rumah Tangga

125 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dan Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu Secara nasional, rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian berdasarkan hasil ST2013-SPP adalah sebesar Rp 51,9 juta per rumah tangga per tahun atau Rp 4,32 juta per rumah tangga per bulan. Pendapatan dari kegiatan usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha di sektor pertanian dan usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di sektor pertanian lebih tinggi jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian sebesar Rp 15,9 juta per rumah tangga per tahun (30,7%). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di luar sektor pertanian sebesar Rp 4,5 juta per rumah tangga per tahun (8,76%). Tabel 42 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan/Penerimaan Rata-Rata Pendapatan (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Usaha di Sektor Pertanian Usaha di Luar Sektor Pertanian Pendapatan/Penerimaan Lain dan Transfer Buruh Pertanian Buruh di Luar Pertanian Jumlah ,00 Pendapatan/penerimaan dari rumah tangga pertanian yang bersumber dari salah satu anggota rumah tangga yang menjadi buruh juga dikelompokkan menjadi dua yaitu buruh pertanian dan buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh pertanian lebih rendah jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh pertanian sebesar Rp 1,44 juta per rumah tangga per tahun (2,78%). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh di luar pertanian sebesar Rp 18,7 juta per rumah tangga per tahun (36,05%). Disamping itu, ada rumah tangga yang mempunyai pendapatan/penerimaan dari bukan usaha dan bukan buruh yaitu dari pendapatan/penerimaan lain dan transfer. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari lainnya dan transfer sebesar Rp 11,2 juta per rumah tangga per tahun (21,72%).

126 Gambar 32 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) Dilihat berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga, rata-rata pendapatan rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya dari kegiatan usaha budidaya ikan hias adalah sebesar Rp 63,43 juta per rumah tangga per tahun. Selanjutnya pada urutan kedua adalah rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha lain di luar sektor pertanian yaitu sebesar Rp 47,88 juta per rumah tangga per tahun. Dan urutan ketiga rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha budidaya ikan di perairan umum, Rp 44,52 juta per rumah tangga per tahun. Sedangkan rata-rata pendapatan yang paling kecil adalah rata-rata pendapatan dari rumah tangga dengan sumber pendapatan utama dari usaha penangkapan satwa/tumbuhan liar yakni sebesar Rp 14,98 juta per rumah tangga per tahun.

127 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan per rumah tangga pertanian yang berasal dari usaha di sektor pertanian di Kabupaten Malinau sebesar 15,9 juta rupiah setahun. Dari besarnya pendapatan tersebut, jika dilihat dari jenis usaha di sektor pertanian, rata-rata pendapatan terbesar diperoleh dari usaha Tanaman Padi, yaitu sebesar 10,1 juta rupiah setahun atau sekitar 63,7 persen. Setelah itu diikuti oleh usaha Peternakan sebesar 2,1 juta rupiah (13,6 %), dan Pemungutan hasil hutan sebesar 1,57 juta rupiah (9,86 %). Berdasarkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa secara makro subsektor tanaman pangan khususnya padi nampaknya merupakan sub sektor andalan di Kabupaten Malinau, khususnya dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian. Tabel 42 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Rata-Rata Pendapatan Setahun (000 Persentase Rp) (%) (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Padi Tanaman Palawija Tanaman Hortikultura Tanaman Perkebunan Ternak/ Unggas Budidaya ikan di laut Budidaya ikan di tambak/ air Budidaya ikan di kolam air tawar Budidaya ikan di sawah Budidaya ikan di perairan umum Budidaya ikan hias Penangkapan ikan di laut Penangkapan ikan di perairan Tanaman Kehutanan Penangkaran Tumbuhan Liar Penangkaran Satwa Liar Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman Jumlah

128 Tabel 44 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan Utama Rata-Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) (1) (2) (3) SEKTOR PERTANIAN 1 Tanaman Padi dan Palawija Tanaman Hortikultura Tanaman Perkebunan Ternak/ Unggas Budidaya ikan di laut 6 Budidaya ikan di tambak/ air 7 Budidaya ikan di kolam air tawar Budidaya ikan di sawah 9 Budidaya ikan di perairan umum 10 Budidaya ikan hias 11 Penangkapan ikan di laut 12 Penangkapan ikan di perairan umum Tanaman Kehutanan 14 Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar 15 Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman DILUAR SEKTOR PERTANIAN 17 Industri Pengolahan Hasil Pertanian Industri Pengolahan Bukan Hasil Pertanian Pertambangan dan Penggalian Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin 21 Air, Daur Ulang, Pembangunan, dan Pembersihan Limbah dan Sampah Konstruksi Perdagangan, Akomodasi, Penyediaan, Makan minum Transportasi, Pergudangan, Informasi, dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Lainnya PENDAPATAN/PENERIMAAN LAINNYA 27 Pensiun, sewa lahan, bunga, transfer dll RATA-RATA

129 Namun dilihat secara mikro, jika rumah tangga pertanian diklasifikasikan menurut pendapatan utama, maka terlihat bahwa rumah tangga yang pendapatan utamanya dari budidaya ikan di kolam air tawar menunjukkan rata-rata pendapatan yang paling tinggi yaitu sebesar 128,5 juta rupiah setahun. Kemudian diikuti oleh kelompok rumah tangga yang pendapatan utamanya dari peternakan menunjukkan rata-rata pendapatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 67,9 juta rupiah setahun. Selanjutnya untuk rumah tangga yang pendapatan utamanya dari pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar (21,7 juta rupiah setahun), penangkapan ikan (17,8 juta rupiah setahun) dan hortikultura (16,1 juta rupuah setahun) mempunyai rata-rata pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dari tanaman pangan (15,5 juta rupiah setahun), dan perkebunan (15,9 juta rupiah setahun). Sedangkan rumah tangga yang pendapatan utamanya dari luar sektor pertanian mempunyai rata-rata pendapatan berkisar antara 3 sampai 14 juta rupiah setahun, dan untuk penghasilan utama dari penerimaan lain (pensiun, transfer, dll) rata-rata pendapatan rumah tangga sebesar 16,6 juta rupiah setahun.

130

131 Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Kabupaten Malinau mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: Bupati Kabupaten Malinau Wakil Bupati Kabupaten Malinau Sekretaris Daerah Kabupaten Malinau Para Kepala Dinas Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau Para Anggota DPRD Kabupaten Malinau Para Camat/Lurah/Kepala Desa di seluruh Kabupaten Malinau Lembaga/Instansi yang terkait Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Seluruh Warga/masyarakat Kabupaten Malinau yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013

132

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR .36 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Potret Usaha Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Subsektor (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) ISBN : 978-602-70458-4-2

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana Seuntai Kata ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik S(BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR 5106006.1300 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) Katalog BPS : 5106006.21 POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) 1 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR .61 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

Drs. Morhan Tambunan, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 5.617 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 21 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si. Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST213 merupakan amanat

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak 9.539 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak lima (5)

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak 8.289 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013 sebanyak 22.879 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 6.939 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 9.203 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 3 (tiga) unit Jumlah perusahaan pertanian

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 4.588 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 2 perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1222 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak 28.199 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9.856 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bintan Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS. 5106002.1223 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak 43.158 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4.488 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Mojokerto Tahun 2013 sebanyak 1490 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Mojokerto Tahun 2013

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 12.798 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak 24.813 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mamuju Tahun 2013 sebanyak 36.343 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mamuju Tahun

Lebih terperinci

Drs. H. Basiran Suwandi

Drs. H. Basiran Suwandi Ucapan Terima Kasih Berdasarkan hasil Pendataan ST2013, Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bontang Tahun 2013 sebanyak 3.740 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 2

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 4.932 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 213 sebanyak 18.757 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bangka

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 69.995 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sebanyak 47 perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak 13. 932 rumah tangga Jumlah sapi/kerbau di Simeulue pada 1 Mei 2013 sebanyak 23.156 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIMEULUE Seuntai

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak 5.982 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 38 532 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pangandaran Tahun 2013 sebanyak 275.212 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Kabupaten Pangandaran

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 9.968 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Katalog BPS : 5106002.6109 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak 35.235 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sekadau 2013 sebanyak

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak 34.35 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 213 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 2.530 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak 1 perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 18377 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 3.791 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 52.187 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Katalog BPS : 5106002.6472 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA Ucapan Terima Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Samarinda Tahun 2013 sebanyak 10.267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 13.063 rumah tangga Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tradisional di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak 3 unit/area Jumlah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage : http://www.wakatobikab.bps.go.id E-mail : bps07@bps.go.id Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari 93117 Homepage : http://www.kendarikota.bps.go.id E-mail : bps7471@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 8.729 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak 27 Perusahaan Jumlah sapi/kerbau

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .1274 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak 3.384 rumah tangga Tidak ada perusahaan berbadan hukum di daerah Kota Tebing Tinggi hasil pendataan ST2013 Jumlah Perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8207 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 8,39 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Pulau Morotai Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak 7.667 rumah tangga Jumlah sapi dan kerbau di Lhokseumawe pada 1 Mei 2013 sebanyak 7.758 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KOTA LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SINTANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SINTANG Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sintang Tahun 2013 sebanyak 69,09 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sintang Tahun 2013 sebanyak 34 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 38.728 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau 93726 Homepage : http://www.baubaukota.bps.go.id E-mail : bps72@bps.go.id Ucapan Terima Kasih Jumlah Rumahtangga usaha pertanian di Kota

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 18.992 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA .8205 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 22,17 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Halmahera Utara Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak 17.469 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 2.381 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak 91.874 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sambas Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Makassar Tahun 2013 sebanyak 6.500 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Makassar Tahun 2013 sebanyak 13 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak 38.911 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 21 267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2013 sebanyak 10.017 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak 24.009 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Indonesia Tahun 2013 sebanyak 15 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013 sebanyak 17.394 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sidenreng Rappang Tahun 2013 sebanyak 33.664 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Sidenreng

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 102.330 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 20.032 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak 18 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 5.314 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .6100 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 627.388 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak 244 Perusahaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 113.047 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 23 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 54.677 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak Rumah Tangga

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak Rumah Tangga Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak 4.540 Rumah Tangga Jumlah Perusahaan Pertanian Tidak Berbadan Hukum di Kota Pariaman Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah Usaha

Lebih terperinci

KOTA PEKANBARU. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pekanbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

KOTA PEKANBARU. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pekanbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pekanbaru Tahun 2013 sebanyak 11.299 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Pekanbaru Tahun 2013 sebanyak 47 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 38.649 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar Tahun 2013 sebanyak 8.311 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Pematangsiantar

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 8.831 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak 20 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 sebanyak 68.162 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 8.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bandar Lampung Tahun 2013 sebanyak 19 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

KABUPATEN PASAMAN BARAT

KABUPATEN PASAMAN BARAT 12 Jumlah rumahtangga usaha pertanian di Pasaman Barat Tahun 2013 sebanyak 58.366 rumahtangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Pasaman Barat Tahun 2013 sebanyak 14 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak 37.849 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Batang Tahun 2013 sebanyak 11 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sanggau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sanggau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sanggau Tahun 2013 sebanyak 70.212 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sanggau Tahun 2013 sebanyak 19 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak 27.136 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 29.790 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci