BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi masyarakat. Menurut Kepmenkes No 128/Menkes/SK/II/2004, puskesmas

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

BAB I PENDAHULUAN. perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, masyarakat. Dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif. bersifat rahasia. Dokumen tersebut dinamakan sebagai rekam medis.

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pemberi pelayanan kesehatan harus meningkatkan pelayanannya dari berbagai. mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun. memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. No. 269/MENKES/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Permenkes No.147 tahun 2010 tentang perijinan Rumah Sakit menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Oleh karena itu, rumah sakit harus berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit. rawat inap, rawat jalan, dan IGD. Rumah Sakit diselenggarakan

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian. biososial (menurut WHO dalam Budi, 2011). Menurut Undang-Undang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Salah satu sarana pelayanan kesehatan adalah rumah sakit. Berdasarkan Undang- Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Menurut Notoatmodjo (2011), pelayanan kesehatan dibedakan menjadi tiga bentuk pelayanan, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health services), pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services), dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services). Dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, ketiga strata atau jenis pelayanan tersebut tidak berdiri sendiri, namun berada dalam suatu sistem, dan saling berhubungan. Terdapat berbagai macam mekanisme hubungan kerja yang memadukan antara satu strata pelayanan kesehatan dengan strata pelayanan kesehatan lainnya, diantaranya dikenal dengan nama sistem rujukan. Indonesia juga menganut sistem rujukan, seperti yang dapat dilihat dalam sistem kesehatan nasional. Menurut Notoatmodjo (2011), sistem rujukan ialah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik tehadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan baik secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani) maupun secara horisontal (antara unit-unit yang setingkat kemampuannya). Apabila pelayanan kesehatan tingkat pertama tidak dapat melakukan perawatan kepada pasien maka pelayanan kesehatan tersebut akan melimpahkan tanggung jawab ke tingkat pelayanan kesehatan diatasnya. Adanya pelimpahan tanggung jawab timbal balik antar fasilitas pelayanan kesehatan, maka akan terjalin komunikasi antara fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang dirujuk. 1

2 Berdasarkan DirjenYanMed (2001), banyak hal yang diduga menjadi penyebab kurang berhasilnya sistem rujukan, diantaranya terputusnya komunikasi dan kebijakan antara pemberi pelayanan medik dasar dan pelayanan medik spesialistik. Oleh karena itu perlunya komunikasi antara fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang dirujuk. Media komunikasi dalam sistem rujukan adalah surat rujukan. Menurut Budi (2011), dalam kegiatan rujukan pasien dokter yang merawat pasien pada saat itu harus membuatkan surat rujukan kepada dokter jaga di fasilitas pelayanan yang dituju. Kemudian fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima pasien rujukan mempunyai kewajiban untuk membuat balasan dari surat rujukan tersebut. Berdasarkan Permenkes RI No. 001 tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan, setiap pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban merujuk pasien bila keadaan penyakit atau permasalaan kesehatan memerlukannya, kecuali dengan alasan yang sah dan mendapat persetujuan pasien atau keluarganya. Berdasarkan Praktek Kerja Pengabdian pada tanggal 27 Juli 24 Agustus 2015 dan studi pendahuluan pada tanggal 25 Januari 2016 di Rumah Sakit Umum Aisyiyah Ponorogo yaitu rumah sakit tipe C yang merupakan fasilitas kesehatan tingkat kedua, dimana memiliki 5 pelayanan dasar rumah sakit. Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh informasi dari 4 berkas rekam medis pasien rujukan bahwa persentase kelengkapan dokumen rujukan 66,77% dan persentase tidak ada dokumen rujukan dalam berkas rekam medis rujukan 33,33%. Ketidaklengkapan dokumen rujukan tersebut terdapat pada informasi administratif. Dokumen rujukan baik informasi administratif maupun informasi klinis harus lengkap mengingat isi dalam dokumen rujukan tersebut riwayat penyakit pasien. Dengan mengisi lengkap dokumen rujukan dapat digunakan sebagai bahan informasi ketika pasien tersebut memerlukan informasi terkait rujukan pasien tersebut. Oleh sebab itu, apabila informasi dokumen rujukan tersebut tidak lengkap dapat mengakibatkan terputusnya informasi pasien rujukan. Ketika merujuk pasien ke faskes tingkat 2 atau 3 dibuatkan surat rujukan oleh dokter yang merawat pasien, dimana dalam pembuatan surat rujukan belum diisi secara lengkap dan penyimpanan dokumen rujukan masih terdapat dokumen rujukan yang

3 belum tersimpan dalam rekam medis pasien rujukan. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengambil judul Pelaksanaan Sistem Rujukan Pasien Rawat Inap di RSU Aisyiyah Ponorogo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah Bagaimana pelaksanaan sistem rujukan pasien rawat inap di RSU Aisyiyah Ponorogo?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pelaksanaan sistem rujukan pasien rawat inap di RSU Aisyiyah Ponorogo. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pelaksanaan alur rujukan pasien rawat inap di RSU Aisyiyah Ponorogo. b. Mengetahui persentase kelengkapan dokumen rujukan pasien rawat inap di RSU Aisyiyah Ponorogo. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi pihak rumah sakit terkait sistem rujukan serta dapat menjadi pertimbangan pengambilan keputusan, guna peningkatan kinerja yang berkesinambungan di masa-masa mendatang. b. Bagi Peneliti Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang permasalahan pada objek penelitian dan menerapkan ilmu rekam medis yang didapat selama masa perkuliahan serta mendapatkan

4 pengalaman dalam upaya pengembangan ilmu rekam medis di masa yang akan datang. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan kajian yang berguna untuk pengembangan pendidikan dan sebagai bahan referensi dalam pengembangan ilmu rekam medis khususnya terkait dengan sistem rujukan. b. Bagi Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai acuan dalam pendalaman materi dengan penelitian yang berhubungan dengan sistem rujukan serta dapat digunakan sebagai referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan peneliti, penelitian yang serupa dengan penelitian ini adalah tiga penelitian dibawah ini : 1. Penelitian Ningsih (2008), dengan judul penelitian Data Sistem Rujukan Sebagai Informasi Pelayanan dan Komunikasi Tertulis Pada Pasien Rujukan Rawat Inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiayah Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peraturan yang mengatur alur informasi serta sistem dokumentasi surat rujukan dan jawaban rujukan, menganalisis surat rujukan dan jawaban rujukan untuk mengetahui fungsi surat rujukan dan jawaban rujukan sebagai sarana komunikasi tertulis antara dokter yang merujuk dengan dokter yang dirujuk dalam memberikan pelayanan kepasa pasien rujukan rawat inap, perbedaan prinsip antara teori dengan pelaksanaan pembuatan surat rujukan, serta sebab-sebab yang mendasari. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif yang didukung pendekatan pengumpulan data kuantitatif serta rancanagan penelitian cross sectional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Ningsih (2008) adalah sama-sama meneliti tentang sistem rujukan dan sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif. Perbedaan

5 penelitian ini dengan penelitian Ningsih (2008) terletak pada lokasi, waktu, spesifikasi tujuan penelitian, dan rancangan penelitian. 2. Penelitian Utami (2011), dengan judul penelitian Pelaksanaan Surat Balasan Rujukan Di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab surat balasan rujukan tidak dibuat serta upaya untuk menyelesaikan masalah pembuatan surat balasan rujukan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta rancangan penilitian cross sectional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Utami (2010) adalah samasama meneliti tentang pelaksanaan pembuatan surat balasan rujukan dan sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Utami (2010) terletak pada lokasi, waktu, spesifikasi tujuan penelitian, rancangan penelitian. 3. Penelitian Yaldia (2005), dengan judul penelitian Tinjauan Tentang Penyimpanan Surat Balasan Rujukan Tahun 2004 Di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab dari 143 lembar surat rujukan dari jumlah 213 lembar tersebut tidak ditemukan, selain itu juga untuk mengetahui akibat apa yang akan muncul apabila surat rujukan tersebut tidak ditemukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan cross sectional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Yaldia (2005) adalah sama-sama meneliti tentang surat rujukan dan samasama menggunakan jenis penelitian kualitatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Yaldia (2005) terletak pada lokasi, waktu, spesifikasi tujuan penelitian, rancangan penelitian. F. Gambaran Rumah Sakit 1. Sejarah Pada tahun 1972 PDA mendirikan Rumah Bersalin di Jl. Dr Sutomo yang diurus oleh PDA bagian PKU dan Rumah Bersalin di Jl. Diponegoro diurus oleh PCA cabang kota bagian PKU dengan penanggungjawab sama yaitu Ibu. Hj. Machfud Thohir. Prakarsa Ibu

6 Mardi Utomo berdiri Rumah Sakit Bersalin Aisyiyah pada tahun 1962 di Jl. Diponegoro. Tahun 1975 mendapat izin resmi Rumah Bersalin Aisyiyah dari Bupati Ponorogo dan mendapat izin dari Gubernur Jawa Timur tahun 1976 serta mendapatkan izin mendirikan RB tahun 1982. Pada tanggal 2 September 1992 menjadi RSAB Aisyiyah dari kepala Dinkes TK I Jawa Timur. Izin sementara sebagai RSU Aisyiyah tanggal 20 September 1994 dari Kepala Dinkes TK I Jawa Timur kepada PDM, setelah itu tahun 1995 perpanjangan ijin penyelenggaraan rumah sakit dari Kepala Dinkes TK I Jawa Timur serta tahun 1997 mendapatkan surat ijin penyelenggaraan rumah sakit dari Menkes RI. Pada tanggal 29 Oktober 2002 mendapatkan pemberian ijin tetap penyelenggaraan rumah sakit dari Menkes RI kepada PDA dan pada tanggal 27 Agustus 2007 mendapatkan surat ijin penyelenggaraan rumah sakit dari Menkes RI No. HK.07.06/III/597/07. Pada tanggal 30 Januari 2013 mendapatkan surat ijin penyelenggaraan perpanjangan rumah sakit dari Bupati Ponorogo dengan No. 188/205/405.27/2013. RSU Aisyiyah Ponorogo merupakan rumah sakit tipe C dengan status terakreditasi 5 pelayanan dasar dari 4 pelayanan dasar yang wajib yaitu pelayanan penyakit dalam, bedah, kesehatan anak, kebidanan dan kandungan, serta pelayanan penyakit syaraf. (sertifikat Akreditasi RS Nomor YM.01.10/III/3776/09). Tahun 2016 RSU Aiyiyah Ponorogo terakreditasi Paripurna Bintang 5 dengan No. KARS-SERT/201/I/2016 tahun 2016. 2. Lokasi RSU Aisyiyah Ponorogo adalah rumah sakit tipe C milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan pendirinya Pimpinan Daerah Aisyiyah Ponorogo yang berlokasi di jalan DR Soetomo nomor 18-24 Ponorogo 63419 Jawa Timur. Telp. (0352) 461560 Hunting Fax. (0352) 484218. 3. Falsafah Rumah Sakit Umum Aisyiyah Ponorogo merupakan saran dakwah bidang kesehatan untuk mewujudkan masyarakat islam yang sebenarbenarnya melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dalam rangka membantu sesama untuk mencari ridho Allah SWT.

7 4. Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi semua lapisan masyarakat dalam rangka terwujudnya masyarakat islam yang sebenarbenarnya melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 5. Motto Motto dari RSU Aisyiyah Ponorogo adalah Layananku Ibadahku. 6. Visi dan Misi a. Visi Terwujudnya rumah sakit yang islami, terpercaya dan menjadi rujukan bagi masyarakat Ponorogo dan sekitarnya. b. Misi 1) Memberikan pelayanan kesehatan yang islami sebagai sarana dakwah 2) Mewujudkan sumber daya insani yang loyal dan profesional 3) Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan memuaskan serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. 7. Sumber Daya Manusia Terdapat karyawan tetap dengan jumlah 287 karyawan, yaitu 116 perawat, 13 bidan, 5 Dr. Spesialis, 7 Dr. Umum, 2 Drg tetap, 24 dokter part time/konsulen. 8. Jenis pelayanan Jenis pelayanan yang terdapat di RSU Aisiyah Ponorogo adalah : a. Pelayanan Rawat Jalan : 1) IGD 2) 9 poli spesialis 3) 7 poli non spesialis 4) Medical check up umum dan TKI 5) ODC (One Day Care)

8 b. Pelayanan Rawat Inap : 1) Rawat Inap umum dan spesialis 2) Operasi 3) Persalinan c. Pelayanan penunjang : 1) Instalasi farmasi 24 jam 2) Radiologi 24 jam 3) Laboratorium 24 jam 4) Pemulasaran jenazah 5) Bina rohani pasien dan karyawan 6) Home care Berikut adalah perfomance RSU Aisyiyah Ponorogo tahun 2013 sampai dengan 2015 : Tabel 1. Perfomance RSU Aisyiyah Ponorogo Tahun 2013-2015 No. Indikator Standar Satuan 2013 2014 2015 1. BOR (Bed Occupation 60-85 % 69,50 71,35 70,13 Rate) 2. LOS (Length Of Stay) 6-9 Hari 3,53 3,12 3,36 3. TOI (Turn Over 1-3 Hari 1,66 1,35 3,36 Interval) 4. BTO (Bed Turn Over) 40-50 Kali 67,1 77,22 73,03 5. NDR (Netto Death <25 % 2,40 2,00 1,90 Rate) 6. GDR (Gross Death <45 % 4,60 3,26 3,15 Rate) Sumber : Sub Bagian Rekam Medis RSU Aisyiyah Ponorogo Berdasarkan tabel perfomance tahun 2013-2015 di atas, bahwa BOR sudah sesuai dengan standar yaitu 60-85%, dimana BOR tertinggi adalah tahun 2014 dan di tahun 2015 mengalami penurunan. LOS belum memenuhi standar dan TOI sudah sudah sesuai standar. BTO RSU Aisyiyah Ponorogo diatas standar yaitu lebih dari 50 kali. Berikut adalah jumlah kunjungan pasien rawat inap di RSU Aisyiyah Ponorogo pada tahun 2015 :

9 Tabel 2. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap Tahun 2015 No. Bulan Jumlah 1. Januari 885 2. Februari 890 3. Maret 856 4. April 845 5. Mei 1048 6. Juni 829 7. Juli 776 8. Agustus 787 9. September 801 10. Oktober 835 11. November 561 12. Desember 749 Total 9862 Sumber : Sub Bagian Rekam Medis RSU Aisyiyah Ponorogo Berdasarkan tabel jumlah kunjungan pasien rawat inap tahun 2015 di atas, bahwa kunjungan pasien rawat inap paling banyak pada bulan Mei yaitu sebanyak 1048 pasien rawat inap dan kunjungan pasien paling sedikit pada bulan November sebanyak 561 pasien rawat inap. Berikut adalah jumlah pasien rujukan rawat inap di RSU Aisyiyah Ponorogo pada tahun 2015 : Tabel 3. Jumlah Pasien Rujukan Rawat Inap Tahun 2015 No. Bulan Jumlah 1. Januari 11 2. Februari 2 3. Maret 11 4. April 7 5. Mei 12 6. Juni 8 7. Juli 10 8. Agustus 6 9. September 12 10. Oktober 10 11. November 5 12. Desember 6 Total 99 Sumber : Sub Bagian Rekam Medis RSU Aisyiyah Ponorogo Berdasarkan tabel jumlah pasien rujukan rawat inap tahun 2015 di atas, bahwa rujukan pasien paling banyak pada bulan Mei dan September yaitu sebanyak 12 pasien rujukan. dan rujukan pasien paling rendah pada bulan Februari yaitu 2 pasien rujukan.