BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas pada perkembangan organisasi saat ini sangat diperlukan untuk mendukung kesuksesan perusahaan. Sebuah perusahaan tidak hanya bergantung pada bagaimana perusahaan menghasilkan karyawan yang produktif, berkompeten, tetapi juga bagaimana perusahaan dapat memberi dorongan yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Faktor SDM di dalam setiap perusahaan/badan usaha memegang peranan yang sangat penting karena karyawan berperan sebagai faktor perencana, pelaksana dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan perusahaan. SDM yang produktif akan dapat merancang dan mengaplikasikan semua rancangan yang menjadi sasaran atau target dari suatu organisasi. SDM dikatakan produktif, apabila mempunyai produktivitas kerja yang tinggi serta dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara tepat waktu. Produktivitas kerja karyawan yang tinggi sangat tidak mudah dikarenakan produktivitas karyawan dapat timbul apabila variabel-variabel yang mempengaruhinya seperti disiplin kerja dan budaya dapat berjalan dengan serasi, selaras dan seimbang sehingga dapat memberikan konstribusi yang positif bagi karyawan dan dapat diterima oleh semua karyawan di dalam suatu perusahaan (Hidayah, 2011). Hal ini akan mempengaruhi Produktivitas kerja karyawan pada akhirnya akan mempengaruhi produktivitas organisasi (Zainun, 2004:96).
Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Enshassi (2007) yang menyatakan bahwa produktivitas tetap merupakan subjek yang menarik, menjanjikan penghematan biaya dan efisiensi penggunaan sumber daya. Villa Mahapala adalah salah satu Villa yang terletak di kawasan Sanur Denpasar Bali yang bergerak dibidang jasa penginapan. Didalam menjalankan usahanya, Villa Mahapala sudah memanfaatkan faktor faktor pendukung yang ada agar usahanya berhasil. Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari organisai bekerja dengan semestinya dan tidak menganggu bagian lainya. Tanpa koordinasi akan menyulitkan organisasi itu untuk berfungsi dengan baik. Organisasi menyadari dalam upaya memenuhi target perusahaan, haruslah didukung oleh keterampilan dan keahlian dari seluruh karyawan agar dapat memberikan pelayanan yang baik sudah tentu diperlukan produktivitas kayawan yang baik. Adapun jumlah karyawan Villa Mahapala pada tahun 2014 dilihat dalam tabel 1.1. Tabel 1.1 Jumlah karyawan pada Villa Mahapala Sanur tahun 2014 No. Jumlah Karyawan Departemen/Bagian (Orang) 1. General Manager 1 2. Villa Secretary 1 3. Accounting Manager 8 4. Guest Service Attendant Manager 8 5. Food and Beverage Manager 11 6. Operation Manager 16 7. Bagian IT 2 8. Driver 3 9. Security 6 Total 56 Sumber: Villa Mahapala Sanur Bali, 2014
Tabel 1.1 menunjukan jumlah karyawan tetap yang bekerja di Villa Mahapala Sanur pada tahun 2014 berjumlah 56 orang. Dengan kondisi ini maka perusahaan harus meningkatkan mutu tenaga kerja yang dimiliki agar dapat meningkatkan produktivitas SDM dan produktivitas perusahaan itu sendiri dalam memberikan pelayanan yang maksimal untuk kepuasan pelanggan. Produktivitas kerja merupakan motif ekonomi untuk memperoleh hasil maksimal dengan biaya tertentu, dimana dalam pelaksanaannya produktivitas banyak terletak pada faktor sebagai pelaksana kegiatan perusahaan yaitu para anggota, karyawan atau pekerja (Kembuan, 2011). Produktivitas kerja dalam organisasi tergantung pada keefektifan kerja sama antara individu dan kelompok (Polyzos,2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya produktivitas kerja yaitu menurunnya presensi (kehadiran), meningkatnya labour turnover (tingkat perputaran karyawan), meningkatnya complain (Keluhan) dari karyawan (Saksono, 1997:113). Setiap karyawan diharapkan memiliki gairah kerja yang tinggi sehingga nantinya karyawan dapat mencapai produktivitas perusahaan dengan maksimal. Pentingnya kualitas pengawasan, imbalan kerja, kebijaksanaan perusahaan, kondisi fisik pekerjaan, hubungan dengan individu lain, keamanan pekerjaan, pekerjaan yang menarik, ada kesempatan untuk berprestasi, kesempatan memperoleh penghargaan dan promosi akan meningkatkan produktivitas karyawan dalam bekerja. Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan beberapa karyawan di Villa Mahapala karyawan yang sudah bekerja dengan baik dan sudah lama
mengabdi di Villa Mahapala belum pernah diberi penghargaan apapun oleh perusahaan. Dalam hal pembagian pekerjaan seringkali karyawan harus melakukan pekerjaan di luar bidangnya atau merangkap seperti, housekeeping yang menjadi room service yang seharusnya itu adalah pekerjaan dari Food and beverage department, guest service yang seharusnya menjadi pelayan tamu check in harus menjadi bellboy dan porter sehingga timbul kesulitan- kesulitan dan masalah pada musim ramai. Hal lain yang menjadi keluhan karyawan adalah mereka bekerja melebihi jam kerja (8 jam) tetapi tidak mendapatkan uang lembur sesuai dengan hak karyawan. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendidikan, keterampilan, disiplin kerja, budaya, etika kerja, manajemen, tingkat penghasilan, kesempatan berprestasi, beban pekerjaan, budaya organisasi dan teknologi (Tohardi, 2002:452). Apabila faktor-faktor tersebut dapat diterapkan dan dijalankan maka karyawan akan lebih merasa sebagai satu bagian dari perusahaan, sehingga akan lebih semangat dan produktivitas karyawan akan lebih baik (Kanzunnudin, 2006). Berikut tabel yang menunjukkan adanya indikasi menurunnya produktivitas pada Villa Mahapala dilihat dari jumlah tingkat hunian kamar tahun 2014.
Tabel 1.2 Jumlah Tingkat Hunian Kamar di Villa Mahapala Tahun 2014 No Bulan Persentase (%) 1 Januari 26,61 2 Februari 24,28 3 Maret 32,26 4 April 15 5 Mei 16,93 6 Juni 30 7 Juli 45,97 8 Agustus 67,74 9 September 29,03 10 Oktober 25,16 11 November 35 12 Desember 80,64 Sumber: Villa Mahapala Sanur-Bali, 2014 Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui tingkat hunian kamar yang dicapai oleh Villa Mahapala Sanur pada tahun 2014 di bulan Agustus dan Desember sudah melebihi persentase di atas 50%. Pada bulan-bulan lainnya dimana tingkat hunian kamar masih di bawah 50%. Jumlah persentase yang tidak tercapai sesuai dengan jumlah yang ditargetkan perusahaan perlu diperhatikan agar nantinya tingkat hunian kamar yang diharapkan mampu meningkat di tahun berikutnya. Salah satu faktor yang mampu meningkatkan produktivitas secara drastis adalah disiplin karyawan (hanafi et al, 2010). Disiplin kerja karyawan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan organisasi yang efektif dan efisien (Wartana, 2011). Menurut Dewi dan Aeni (2012) untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan suatu sikap kedisiplinan kerja karyawan agar produktivitas kerja dari masing-masing karyawan tersebut dapat ditingkatkan, yang mana pada gilirannya produktivitas kerja karyawan secara
keseluruhan akan meningkat pula, kedisiplinan kerja tersebut akan memelihara sikap mental dan watak mereka untuk semakin menyadari atau memahami terhadap tugas dan tanggung jawab di dalam pekerjaannya. Disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seorang karyawan untuk menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku (Hasibuan, 2007:193). Penelitian yang dilakukan oleh Faslah (2013) yang memperkuat pernyataan tersebut, bahwa untuk menciptakan produktivitas kerja karyawan tidak mudah, banyak faktor mempengaruhinya diantaranya disiplin kerja karyawan pada perusahaan. Sehingga dapat dikatakan dengan disiplin kerja yang baik maka para karyawan akan dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan pada akhirnya karyawan akan mampu memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan organisasi (Sabharwal, 2009). Tingkat kedisiplinan karyawan harus diperhatikan melihat seringnya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan yang dapat merugikan perusahaan. Observasi penelitian yang dilakukan terhadap karyawan Villa Mahapala Sanur, menunjukkan terdapat beberapa indikasi yang menunjukkan kurangnya disiplin kerja seperti: 1. Banyaknya karyawan Villa Mahapala Sanur yang terlambat pada jam masuk kerja atau pulang sebelum berakhir jam kerja tanpa alasan yang dapat diterima. Pada saat pergantian jam kerja masih banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan antara lain pulang mendahului sebelum pergantian jam kerja atau karyawan datang terlambat pada saat di awal memulai kerja.
2. Masih ada pekerjaan yang diselesaikan tidak tepat waktu misalnya karyawan yang membersihkan kamar terlalu lama sehingga tamu seringkali harus menunggu hingga karyawan selesai membersihkan kamar. 3. Karyawan masih menggunakan jam kerja untuk istirahat seperti mengobrol sesama karyawan dan mengganggu karyawan lain yang sedang bekerja. 4. Tidak menggunakan pakaian seragam pada hari-hari tertentu yang seharusnya diseragamkan misalnya karyawan yang bekerja pada malam hari sering menggunakan pakaian di luar ketentuan karena jarangnya atasan untuk mengontrol karyawan pada malam hari. Sanksi dari tindakan indisipliner yang dikenakan pada seorang karyawan, akan tergantung dari derajat pelanggaran yang dilakukan. Sanksi yang diberikan oleh manajemen Villa Mahapala seperti Peringatan lisan, disampaikan kepada seorang karyawan oleh atasan langsung setelah tindakan-tindakan korektif, petunjuk dan nasihat maupun penyuluhan tidak membawa hasil. Setelah diberikan peringatan lisan dan karyawan bersangkutan tidak juga menunjukkan perubahan sikap atau perilaku, maka Villa Mahapala Sanur dapat melakukan pemutusan hubungan kerja. Secara historis, ada definisi tak terhitung jumlahnya tentang budaya organisasi, yang didefinisikan dalam berbagai cara (Sun, 2008) Budaya organisasi didefinisikan sebagai seperangkat keyakinan, nilai-nilai, dan asumsi yang dimiliki oleh anggota organisasi (Gregory et al, 2009). Menurut koskinen et al (2008) Budaya organisasi adalah dasar, asumsi dan pola dalam makna bersama oleh anggota organisasi. Budaya organisasi sering disebut sebagai alasan utama atas
kegagalan pelaksanaan program perubahan organisasi (Griffiths, 2010). Budaya organisasi menjadi kian penting karena menjadi dasar yang akan meningkatkan produktivitas karyawan agar mampu melayani wisatawan. Memang, penelitian cenderung menyimpulkan bahwa budaya organisasi adalah salah satu konsep yang paling populer di medan manajemen dan teori organisasi (Ogbonna et al, 2000). Wirawan (2007:35) menyatakan sejumlah penelitian yang menyimpulkan bahwa budaya organisasi mempunyai peran besar dalam upaya mencapai produktivitas. Penelitian yang dilakukan oleh Mulia (2011) dan Lim (2005) yang meneliti tentang hubungan budaya organisasi dengan produktivitas yang memberikan gambaran tentang sumber daya yang berkualitas tidak akan memberikan hasil kerja yang optimal tanpa adanya budaya organisasi yang baik. Demikian pula sebaliknya jika budaya organisasi buruk akan memberikan hasil kerja yang tidak optimal. Budaya dapat berubah jika terjadi pergantian manajemen atau jika budaya tersebut sudah tidak sesuai dengan keadaan. Budaya organisasi bisa menjadi pembeda yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya (Robbins, 2006). Dalam perkembangannya, terdapat keterkaitan antara budaya dengan desain perusahaan sesuai dengan design culture yang akan diterapkan. Villa Mahapala memiliki desain di setiap villa secara individu dibuat sesuai menurut zodiak, tema zodiak ini terbentang di seluruh penginapan dengan daya tarik yang penuh dengan cita rasa dan elegan yang menjamin tamu akan menikmati pengalaman menginap di villa yang sesuai zodiak mereka. Setiap villa menonjolkan desain unik berdasarkan symbol zodiac dalam suasana dekorasi
pintar terinspirasi oleh kontemporer arsitektur Bali serta bar yang terletak dekat lobby yang menarik penampilan dengan perpaduan sempurna untuk menunjukkan ciri khas dari zodiac cocktail yang membuat Villa Mahapala berbeda dengan villa-villa lainnya di Denpasar. Setiap tempat mempunyai kebiasaan dan aturan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu pula dalam dunia kerja, kebiasaan kerja atau lebih sering disebut dengan budaya kerja setiap perusahaan perusahaan mempunyai perbedaan bahkan sudah menjadi karakter tersendiri bagi suatu perusahaan. Di Villa Mahapala Sering terjadi labour turnover (tingkat perputaran karyawan) sebagai kerugian perusahaan dan mengakibatkan rendahnya loyalitas karyawan yang menjadi masalah budaya organisasi di Villa Mahapala. Menurut Mathis dan Jackson (2006:138), salah satu kerugian terbesar dalam terjadinya turnover adalah biaya yang harus dikeluarkan. Adanya karyawan yang keluar masuk setiap bulan mengakibatkan kerugian finansial yang tidak sedikit sehingga perusahaan kesulitan untuk mencari pengganti yang membuat manajemen mengorbankan waktu dan biaya mereka. Tingkat perputaran karyawan yang terlalu tinggi mengakibatkan biaya yang ditanggung organisasi jauh lebih tinggi dibanding kesempatan memperoleh peningkatan kinerja dari karyawan baru (Suwandi dan indriantoro, 1999:123). Adapun biaya yang dikeluarkan manajemen tersebut meliputi: proses rekrutmen, wawancara, job training dan job placement sehingga mengganggu kinerja dan produktivitas akan menurun.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang tersebut yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian adalah : 1) Apakah disiplin kerja dan budaya organisasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Villa Mahapala Sanur? 2) Apakah disiplin kerja dan budaya organisasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap produktivitas kerja karyawan pada Villa Mahapala Sanur? 3) Variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Villa Mahapala Sanur? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini dari pokok permasalahan diatas adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan budaya organisasi secara simultan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Villa Mahapala Sanur. 2) Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan budaya organisasi secara parsial terhadap produktivitas kerja karyawan pada Villa Mahapala Sanur. 3) Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Villa Mahapala Sanur.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan teoritis 1) Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kelengkapan pengetahuan teoritis mahasiswa terutama di bidang Manajemen SDM, khususnya mengenai Produktivitas kerja karyawan. 2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan dalam pembuatan makalah yang tertarik untuk meneliti variabel disiplin kerja, budaya organisasi terhadap produktivitas kerja karyawan. 1.4.2 Kegunaan praktis 1) Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi, bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi perusahaan agar dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. 2) Dapat menjadi referensi bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan disiplin kerja dan budaya organisasi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. 1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara bab yang satu dengan bab yang lain mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Terdiri atas latar belakang masalah yang mengarah pada pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini memuat tentang materi atau teori-teori yang digunakan dalam melakukan pembahasan yang meliputi produktivitas, disiplin kerja dan budaya organisasi, serta hipotesis penelitian. Bab III : Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang metode yang digunakan dalam memecahkan masalah, meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variable, definisi operasional variable, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV : Data dan pembahasan hasil penelitian Bab ini memuat tetntang gambaran umum perusahaan, deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan mengenai hasil penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan tentang simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran yang diberikan berdasarkan simpulan.