BAB I PENDAHULUAN. sampai mengancam jiwa (Ranuh, dkk., 2001, p.37). dapat dijumpai pada 5% resipien, timbul pada hari 7-10 sesudah imunisasi dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Negara, juga merupakan salah satu indikator yang paling sensitif dalam

Imunisasi PPI: Program imunisasi nasional

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya 50% angk kematian di Indonesia bisa dicegah dengan imunisasi dan

ASPEK MEDIS DAN KEAMANAN VAKSIN KOMBINASI PENTABIO. Dominicus Husada

IMUNISASI SWIM 2017 FK UII Sabtu, 14 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

Lalu, kekebalan seperti apa yang dimiliki bayi di bulan-bulan pertamanya?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi adalah prosedur yang dilakukan untuk memberikan kekebalan. tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

REKOMENDASI No.: 013/Rek/PP IDAI/IV/2016 Penggantian Vaksin Saat Kelangkaan Vaksin

EVALUASI IMUNOSEROLOGI PADA BAY1 PASCA IMUNISASI HEPATITIS B LENGKAP IMMUNO-SEROLOGICAL EVALUATION OF INFANTS IMMUNIZED WITH HEPA TITIS B VACCINE

: Tingkat pengetahuan, bayi, Kejadian Ikutan Pasca imunisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

GAMBARAN KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI USIA 0 6 BULAN DI BPS BAHAGIA SURAKARTA. Anna Uswatun Qoyyimah 1,Soetarmi 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA PROMOSI DAN PREVENTIVE KESEHATAN BAYI DAN ANAK

Pertanyaan dan Jawaban tentang imunisasi. Petunjuk untuk pemuka masyarakat, kader PSF, kelompok masyarakat, tentang imunisasi di Timor Leste

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasan selanjutnya dalam penelitian ini yang dimaksud imunisasi adalah

BUKU PANDUAN PROSEDUR VAKSINASI

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

Macam kekebalan : (cara timbul) 1.Aktif -Dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen, mis: imunisasi aktif, terpajan secara alamiah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUKU PANDUAN PROSEDUR VAKSINASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN FLYING DOCTOR HEALTH CARE DI PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2012

SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita Dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Puskesmas Oebobo Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan, anak memerlukan asupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN

PELAYANAN IMUNISASI PANDUAN BAB I DEFINISI BAB II

Dosis dan Tempat Pemberian Pada neonates dan bayi diberikan pada vastus lateralis Pada anak dan dewasa di regio deltoid Jangan diberikan di gluteal

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM KIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS INDUSTRI GRESIK

Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak

5 Imunisasi Dasar Lengkap Terbaru Untuk Bayi Beserta Jadwal Pemberiannya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IMUNISASI DASAR. Lilik indahwati, SST

DAN INFORMASI KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI MALANG 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) CAMPAK DENGAN KECEMASAN IBU PASCA IMUNISASI DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Imunitas merupakan daya tahan tubuh. Sistem imun adalah jaringan dalam

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

suatu penyakit, jika suatu saat dia terkena penyakit yang sama maka tubuhnya sudah kebal terhadap penyakit tersebut (Matondang & Siregar,

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MAKALAH PCD IMUNISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUKU SAKU PETUNJUK TEKNIS. Tenaga Kesehatan di Lapangan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. (Informed Consent) Saya sebagai mahasiswa Prodi D III Keperawatan Fakultas Ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. demam, batuk, coryza/pilek, konjungtivitis dan bintik-bintik kecil dengan bagian

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN STATUS IMUNISASI POLIO BAYI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA INDARWATI MRANGGEN JATINOM KLATEN

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu yang dimaksud adalah

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

SEROLOGICAL TEST OF THREE DOSES HEPATITIS B IMMUNIZED CHILDREN IN BOGOR AND PADANG DISTRICT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi (Ranuh, dkk., 2001, p.37). Vaksin mutakhir aman tetapi bukan tanpa resiko maka sebagian orang dapat mengalami reaksi setelah imunisasi yang bersifat ringan bahkan sampai mengancam jiwa (Ranuh, dkk., 2001, p.37). Reaksi KIPI imunisasi Campak yang banyak dijumpai dengan gejala demam yang lebih dari 39,5 0 C yang terjadi pada 5-15% kasus, demam mulai dijumpai pada hari 5-6 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 2 hari. Ruam dapat dijumpai pada 5% resipien, timbul pada hari 7-10 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 2-4 hari (Ranuh, dkk., p.107). Penyuntikan BCG yang benar akan menimbulkan ulkus lokal yang superfisial 3 minggu setelah imunisasi. Ulkus akan sembuh 2-3 bulan dan meninggalkan Parut bulat dengan diameter 4-8mm. Apabila Dosis terlalu tinggi maka ulkus yang timbul terlalu besar, dan apabila penyuntikan terlalu dalam maka parut yang terjadi tertarik kedalam (Ranuh, dkk., p.80).

KIPI imunisasi DPT diantaranya kemerahan, bengkak, dan nyeri pada lokasi penyuntikan. Bayi akan menderita demam ringan, sering gelisah dan menangis terus-menerus selama beberapa jam pasca suntikan (Ranuh, dkk., p.80). Kasus poliomielitis yang berkaitan dengan vaksin telah dilaporkan terjadi pada resipien. Diperkirakan terdapat 1 kasus lumpuh pasca imunisasi polio yang berkaitan dengan vaksin pada setiap 2,5 juta dosis Oral Polio Vaccine (OPV) yang diberikan (Ranuh, dkk., p.102). Laporan KIPI DKK Semarang bulan Juli sampai Desember 2009 ada 3 kasus, yaitu 2 kasus pasca imunisasi Bias DT dan TT dengan gejala anak pertama pingsan dan gejala anak kedua gatal, mata membengkak setelah mendapat perawatan dokter dan rumah sakit dapat disembuhkan. Kasus lainnya yaitu pasca imunisasi BCG bayi umur 2 bulan dengan gejala kejang dirujuk ke RSDK Semarang yang akhirnya meninggal (Profil Kesehatan Kota Semarang, 2009). Data dari laporan bulanan hasil kegiatan diluar gedung terdapat 1 kasus KIPI Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dan TT di SD Banget Ayu Wetan 03 berupa Abses ditempat penyuntikan dan sudah ditangani dengan baik (Puskesmas Bangetayu Semarang, 2009). Hasil studi pendahuluan tentang kejadian ikutan pasca imunisasi di Puskesmas Bangetayu Semarang didapatkan 15 ibu yang membawa anaknya

untuk diimunisasi, dan didapatkan 6 ibu yang mengeluh bayinya demam setelah diimunisasi, dan kejadian ini tidak dilaporkan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran kejadian ikutan pasca imunisasi dan cara Penanganan KIPI oleh ibu di Puskesmas Bangetayu Semarang B. Rumusan Masalah Bagaimanakah gambaran mengenai KIPI dan cara penanganan KIPI oleh ibu di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang 2010? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran mengenai KIPI dan cara penanganan KIPI oleh ibu di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik ibu meliputi umur, pendidikan, dan status pekerjaan b. Mendeskripsikan tentang kejadian ikutan pasca imunisasi c. Mendeskripsikan cara penanganan kejadian ikutan pasca imunisasi D. Manfaat 1. Bagi Puskesmas Bangetayu Semarang Puskesmas dapat mengetahui adanya KIPI yang dilaporkan ataupun yang tidak dilaporkan dan penanganan KIPI oleh ibu dan diharapkan Puskesmas

Bangetayu dapat memberikan promosi kesehatan pada ibu yang membawa bayinya periksa 2. Bagi Peneliti Peneliti dapat menerapkan teori penelitian secara langsung dan juga dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya 3. Bagi Istitusi pendidikan Sebagai gambaran serta informasi bagi penelitian selanjutnya 4. Bagi ibu atau masyarakat Ibu dapat mengetahui tentang kemungkinan adanya kejadian ikutan pasca imunisasi E. Keaslian Tabel 1. Keaslian Judul Peneliti Tujuan Objek Jenis Hasil Studi Imunogenisitas dan Reaktogenesitas Vaksin Hepatitis B DNA Rekombinan (Uniject) Buatan Bio Farma di Kabupaten Bogor Muljati Prijanto Untuk mengetahui daya lindung (imunogenisitas) dan keamanan (reaktogenisitas) vaksin hepatitis B rekombinan, mengetahui prevalensi HB pada bayi baru lahir dan umur dua bulan dan mengamati KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Bayi umur 0-12 bulan Deskriptif Prevalensi HbsAg pada kelompok bayi dan dua bulan masing-masing sebesar 1,06% dan 2,73%. Imunogenisitas dan serokonversi pada bayi seronegatif pada kelompok tersebut masing-masing 97,47% dan 95,70% dengan titer rata-rata anti HBs sebesar 190.2132 mlu/ml dan 219.3921 miu/ml. Sesudah imunisasi tiga dosis imunogenisitas pada kelompok 0 dan dua bulan sebesar 95.83% dan 96.36%. Titer rata-rata sebelum dan sesudah imunisasi HB pada kelompok 0 bulan sebesar 0.0075 mlu/ml dan 191.1085 miu/ml, sedangkan pada kelompok dua bulan sebesar 0.3125 mlu/ml dan 280.2924 miu/ml. Pengamatan KIPI tidak menunjukkan reaksi simpang yang bermakna.

Tabel 1. Keaslian Judul Peneliti Tujuan Objek Jenis Hasil Evaluasi Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah Campak di Daerah Khusus Ibukota Jakarta Bambang Heriyanto untuk mengetahui tanggap kebal dan kejadian ikutan pasca imunisasi Anak-anak kelas 1-5 SD Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan adanya serokonversi antibodi campak sebesar 97,50% pasca BIAS campak dan hasil perhitungan GMT titer antibodi campak menunjukkan bahwa nilai GMT sebesar 6,26 setara dengan titer antibodi netralisasi campak sebesar 100,43 sebelum imunisasi dan 7,12 setelah imunisasi, hasil dari evaluasi serologi ini menunjukkan bahwa pemberian BIAS campak pada murid SD kelas I- V dapat memberikan kekebalan terhadap injeksi campak sebesar 97,50%. Pemeriksaan potensi vaksin menunjukkan adanya titer vaksin antara 104,0-104,15 per dosis. Hasil pemantauan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) menunjukkan adanya kenaikan suhu badan 37,5-38,4 derajat C = 0,66 % sedangkan yang mengalami ruam kulit atau rash selama 3 hari = 0,33 %. 1. Dalam penelitian sebelumnya obyek yang diteliti adalah : a) Bayi umur 0-12 bulan dan tujuan penelitian untuk mengetahui daya lindung (imunogenisitas) dan keamanan (reaktogensitas) vaksin hepatitis B rekombinan, mengetahui prevalensi HB pada bayi baru lahir dan umur dua bulan dan mengamati KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dengan metode penelitian deskriptif. b) Anak-anak kelas 1-5 SD dan tujuan penelitian untuk mengetahui tanggap kebal dan kejadian ikutan pasca imunisasi dengan menggunakan metode deskriptif

2. Dalam penelitian sekarang obyek yang diteliti adalah ibu yang memiliki bayi umur 0-12 bulan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran mengenai KIPI dan cara penanganan KIPI oleh ibu di Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang 2010 dengan menggunakan metode deskriptif.