BAB II GAMBARAN UMUM PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU DIY

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB II GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. PLUT. KUMKM. Program. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

Dasar Hukum Pembentukan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Binjai.

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PEMBAHASAN. 1. Langkah - langkah Penentuan Tahapan Perencanaan Promosi. mengenalkan kepada pelaku bisnis UMKM di DIY seperti iklan koran,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 136 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

POINTERS MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Pada Acara:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/PER/M.KUKM/XI/2005 T E N T A N G

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG KOMITE PEMASARAN PRODUK UNGGULAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hamel dan Prahalad dalam bukunya Competing for the Future,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sambutan Menteri Negara Koperasi dan UKM PADA ACARA. Temu Nasional Pendamping Koperasi dan UMKM Tahun 2013

Perencanaan dan Perjanjian Kerja

PROFILE DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

URAIAN sebelum perubahan

POINTERS MENTERI KOPERASI DAN UKM

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG PUSAT STRATEGI DAN LAYANAN EKONOMI MASLAHAT

DINAS KOPERASI & UKM SUMUT. PAPARAN KEPALA DINAS KOPERASI & UKM PROVINSI SUMATERA UTARA Drs. AMRAN UTHEH, MAP PADA RAKORNAS BIDANG KUMKM TAHUN 2018

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

Menimbang: a. bahwa Koperasi dan Usaha Kecil memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 52 Tahun : 2014

lampiran 2 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

ADMINISTRASI DAN KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS OLEH LEMBAGA DI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2013, No.40 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENE

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 56 Tahun : 2015

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DEPUTI MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH BIDANG PENGEMBANGAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA 02/PER/DEP.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

NOMOR 5 Tahun 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

2015, No Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pe

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

FAQ LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEWIRAUSAHAAN NASIONAL

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 24 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG KOORDINASI STRATEGIS LINTAS SEKTOR PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA. A. Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU DIY A. Sejarah PLUT KUMKM DIY PLUT-KUMKM adalah Program Kementerian Koperasi dan UKM yang menyediakan jasa-jasa non-finansial secara menyeluruh dan terintegrasi bagi koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah dalam upaya meningkatkan kinerja produksi, kinerja pemasaran, akses pembiayaan, pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui peningkatan kapasitas kewirausahaan, teknis dan manajerial, serta kinerja kelembagaan dalam rangka meningkatkan daya saing KUMKM. Pengembangan PLUT-KUMKM diharapkan mampu mensinergikan dan mengintegrasikan seluruh potensi sumber daya produktif, yang dimiliki Pemerintah Pusat dan Daerah serta Stakehoders terkait dalam rangka penyediaan jasa layanan bagi pengembangan usaha KUMKM. Saat ini, Kementerian Koperasi dan UKM sudah membangun 42 Unit Gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu KUMKM di 42 Provinsi/Kabupaten/Kota di Indonesia. 43 43 Diakses pada tanggal 21 Oktokber 2016. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada situs : http://plut.or.id/ 33

Kementerian Koperasi dan UKM menghadirkan Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk meningkatkan daya saing pelaku usaha, mikro, kecil dan menengah di daerah setempat. Pemerintah Daerah (Pemda) DIY membangun Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (PLUT KUMKM) yang berlokasi di Jalan Hos Cokroaminoto Yogyakarta untuk mengakomodasi segala keperluan dan pengembangan kualitas pelaku usaha kecil. Selain itu, membangkitkan UMKM dan Koperasi sehingga bisa mandiri, dan Kantor PLUT KUMKM DIY diresmikan pada hari Rabu, 25 Juni 2014. PLUT-KUMKM dipimpin oleh seorang kepala kantor yang bertanggungjawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. Adanya peraturan daerah tersebut kemudian diikuti dan diperkuat dengan terbitnya surat Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Nomor 09/PER/M.KUKM/XII/2013 tentang pedoman pelaksanaan program Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 44 Adanya landasan tersebut tersebut semakin memantapkan eksistensi PLUT KUMKM dalam upaya meningkatkan kualitas koperasi dan UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta. 44 Diakses pada tanggal 21 Oktokber 2016. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada situs : http://peraturan.go.id/inc/view/11e44c50e7f5acc0b27e313233313530.html 34

B. Lokasi, Gedung, Sarana dan Prasarana Kantor PLUT KUMKM DIY terletak di Jalan Hos Cokroaminoto, Tegalrejo, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55244, Indonesia. Gedung PLUT KUMKM DIY mempunyai beberapa ruangan sebagai berikut : 45 1. Ruang kepala kantor 2. Ruang administrasi 3. 7 ruangan konsultan 4. Ruang meeting 5. Ruang gallery 6. Ruang perpustakaan 7. Ruang tamu 8. Front office 9. Mushola 10. Garasi 11. 3 toilet Untuk mendukung layanan bahan pustaka bagi masyarakat, Kantor PLUT KUMKM DIY menyediakan ragam dan jenis bahan pustaka yang mendukung dalam pengembangan KUMKM dan PLUT KUMKM DIY juga mempunyai Gallery yang merupakan tempat untuk memamerkan produk KUMKM sehingga masyarakat luar yang datang ke Gallery bisa melihat langsung produk hasil KUMKM. 45 Wawancara dengan Erfan Pradana D selaku Admin PLUT, pada tanggal 17 Oktokber 2016 35

C. Visi, Misi dan Tujuan Berikut adalah Visi, Misi, Tujuan, yang di tetapkan kantor PLUT KUMKM DIY sebai berikut : 46 1. Visi Menjadi Pusat Layanan Terpadu utama yang memampukan Koperasi dan UMKM dalam membangun potensi unggulan daerah 2. Misi Menjadi pendamping dan pembina yang dapat memberikan solusi permasalahan pada koperasi dan pengusaha mikro, kecil, dan menengah (centre for problem solving). Menjadi mediator dan sumber informasi yang dapat memberi rujukan yang tepat pada koperasi dan pengusaha mikro, kecil, dan menengah untuk mendapatkan solusi yang spesifik (centre of referral) Menjadi etalase dan sumber inspirasi yang dapat menghadirkan praktik terbaik dari pengembangan 46 Diakses pada tanggal 21 Oktokber 2016. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada situs: http://www.plutjogja.com/visi-dan-misi-plut-kumkm/ 36

koperasi dan pengusaha mikro, kecil, dan menengah (centre for best practice). 3. Tujuan Bertambahnya potensi unggulan daerah D.I Yogyakarta yang dikembangkan oleh Koperasi dan UMKM. Meningkatnya produktifitas Koperasi dan UMKM D.I Yogyakarta. Meningkatnya nilai tambah Koperasi dan UMKM D.I Yogyakarta. Meningkatnya kualitas kerja Koperasi dan UMKM D.I Yogyakarta. Meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM D.I Yogyakarta. Menguatnya jaringan layanan usaha yang dikembangkan bersama dengan lembaga kemitraan yang ada di D.I Yogyakarta. D. Struktur Organisasi Setiap aktivitas usaha perusahaan memerlukan adanya struktur organisasi, karena setiap fungsi yang ada dalam organisasi tidak akan bekerja berdasarkan kelompok masing-masing, melainkan terjadi suatu kerjasama yang baik dan teratur sesuai dengan tujuan organisasi. Selain itu 37

struktur organisasi dapat memberikan gambaran jelas mengenai tugas dan jabatan serta wewenang yang dimiliki oleh seseorang yang ada dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu dalam penerapan struktur organisasi harus dapat mencerminkan sebuah totalitas, sehingga kelangsungan hidup organisasi akan terwujud. Struktur organisasi mempunyai peranan penting dalam menunjang tercapinya tujuan suatu organisasi. Dengan adanya struktur organisasi, dapat diketahui alur wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi. Ditinjau dari wewenang dan hubungan kerja organisasi. Berikut merupakan struktur organisasi PLUT KUMKM DIY dan tugasnya : S.Sudarso, S.Pd (Kepala kantor) Merupakan kepala kantor PLUT yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh kantor PLUT KUMKM DIY. Erfan Pradana D (Administrasi) Kegiatan penyusunan dan pencatatan data serta informasi (drafting and recording data + information) secara sistematis dengan tujuan untuk menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam satu hubungan satu sama lain. Moh Mursyid (Pustakawan) Yang mengurus perpustakaan PLUT KUMKM DIY. 38

PLUT KUMKM mempunyai 7 konsultan yang membantu anggota atau mitra PLUT KUMKM dalam konsultasi bisnis, pendampingan dan mentoring bisnis. Yuli Afriyandi (Koordinator Konsultan) Imam Syafi'I (Konsultan Teknis) Wira Sutirta (Konsultan Strategis) Wahyu Tri Atmojo (Konsultan Teknis) Annas Setiawan Prabowo (Konsultan Teknis) Novita Budi Kurniatri (Konsultan Teknis) Rosalia Kurnia Handari (Konsultan Teknis) E. Tugas dan Fungsi Tugas PLUT-KUMKM yang diharapkan mampu mensinergikan dan mengintegrasikan seluruh potensi sumber daya produktif, yang dimiliki Pemerintah Pusat dan Daerah serta Stakehoders terkait dalam rangka penyediaan jasa layanan bagi pengembangan usaha KUMKM. Fungsi Dalam Peraturan Mentri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 09/PER/M.KUKM/XII/2013 disebutkan: 39

1. Fasilitasi pemberian layanan pengembangan usaha KUMKM; 2. Melakukan mediasi bagi KUMKM dalam membangun hubungan dengan pemangku kepentingan lainnya; 3. Menstimulasi perkembangan usaha KUMKM; dan 4. Peningkatan kualitas KUMKM secara inovatif, kreatif & produktif. 47 Pelaksanaan kewenangan, tugas dan fungsi kantor PLUT KUMKM DIY tidak terlepas dengan serangkaian kerjasama dan koordinasi dengan institusi yang membidangi KUMKM baik ditingkat Propinsi maupun tingkat Nasional termasuk melaksanakan kerja sama dan koordinasi dengan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten atau kota di Propinsi DIY juga menjalin kemitraan dengan institusi - institusi lain diluar PLUT KUMKM DIY serta dengan kelompok - kelompok masyarakat. F. Kelembagaan PLUT-KUMKM merupakan lembaga penyedia jasa layanan usaha ditingkat Provinsi, yang didukung dengan unit-unit PLUT-KUMKM yang berbasis regionalisasi (gabungan beberapa kabupaten/kota). 47 Diakses pada tanggal 21 Oktokber 2016. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada situs: http://peraturan.go.id/inc/view/11e44c50e7f5acc0b27e313233313530.html 40

Struktur kelembagaan dan fungsi PLUT-KUMKM secara lengkap dapat dilihat pada Gambar berikut: PLUT-KUMKM di tingkat Provinsi merupakan unit pelaksana teknis (UPT) yang dikelola oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi yang menangani urusan KUMKM. Apabila diperlukan, PLUT- KUMKM di tingkat Provinsi dapat membentuk beberapa unit PLUT- KUMKM regional untuk meningkatkan jangkauan layanan usaha bagi KUMKM, serta untuk menyediakan jenis-jenis layanan usaha yang sesuai dengan kebutuhan KUMKM dan keunggulansumberdaya setempat. Kelompok sasaran PLUT-KUMKM regional atau wilayah dapat 41

mencakup KUMKM di beberapa kabupaten/kota yang saling berdekatan, atau KUMKM di sentra produksi yang mencakup beberapa wilayah. Dalam struktur seperti ini, maka PLUT-KUMKM di tingkat Provinsi akan menjalankan fungsi sebagai koordinator, pendamping dan pengawas bagi PLUT-KUMKM regional. Sementara itu PLUT-KUMKM regional akan menyediakan layanan usaha bagi KUMKM di wilayahnya, dan mengembangkan jaringan dengan mitra terkait. Pola hubungan dan tatakelola PLUT-KUMKM Provinsi dan regional akan diatur lebih lanjut. Struktur kelembagaan PLUT-KUMKM di daerah juga akan dilengkapi dengan pengembangan PLUT-KUMKM ditingkat nasional yang akan dikelola oleh Pusat Pengembangan Kewirausahaan di Kementerian Koperasi dan UKM. Lembaga di tingkat nasional ini akan menjalankan tugas sebagai koordinator, mediator, pembina dan pengawas bagi pelaksanaan fungsi dan kegiatan PLUT-KUMKM di daerah. Sebagai koordinator, lembaga ini akan memfasilitasi adanya kerja sama dan pertukaran informasi antar PLUT-KUMKM diberbagai provinsi. Lembaga ini juga dapat bertindak sebagai mediator dalam penyelesaian masalah - masalah KUMKM yang bersifat lintas provinsi dan sektor, yang tidak dapat ditangani pada tataran tingkat provinsi. Sebagai pembina, lembaga ini akan memfasilitasi peningkatan kapasitas 42

PLUT-KUMKM di daerah. Sebagai pengawas, lembaga ini akan memantau, mengevaluasi dan memberikan masukan terkait pelaksanaan standar operasional dan pelayanan oleh PLUT-KUMKM di daerah. Pelaksanaan fungsi pengawasan akan diperkuat dengan standard operating procedures (SOP) dan standar pelayanan minimal (SPM) bagi PLUT- KUMKM yang akan diterbitkan pada tahun 2013. Lembaga ini juga dapat bertindak sebagai mediator dalam penyelesaian masalah-masalah KUMKM yang bersifat lintas provinsi dan sektor, yang tidak dapat ditangani pada tataran tingkat provinsi. Sebagai pembina, lembaga ini akan memfasilitasi peningkatan kapasitas PLUT- KUMKM di daerah. Sebagai pengawas, lembaga ini akan memantau, mengevaluasi dan memberikan masukan terkait pelaksanaan standar operasional dan pelayanan oleh PLUT-KUMKM di daerah. Pelaksanaan fungsi pengawasan akan diperkuat dengan standard operating procedures (SOP) dan standar pelayanan minimal (SPM) bagi PLUT-KUMKM. 48 48 Diakses pada tanggal 21 Oktokber 2016. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada situs: http://pendamping-kumkm.com/plut/kelembagaan/ 43