Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng

dokumen-dokumen yang mirip
RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng

11. STRUKTUR ORGANISASI

13. MENYESUAIKAN STRUKTUR DAN KONTROL DENGAN STRATEGI (Matching Structure and Control to Strategy)

Addr : : Contact No :

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/**

# $ !!" ! #$! $% # %!!!'(!! +!! % %+!'!! " #! # % #, #,-! #! )!! %" .'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!'" /!.!% % ) $ % & (!!!!.!% %!$

# $ !!" ! # $! $ % !!" # %!!! '(!! # * $ %!+ + +!! % %+!'!! " " " #! # % # '!$ #, #,-! # '-!!! #! )!! %" .'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

10/30/2013. N. Tri Suswanto Saptadi

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

KONSEP EKONOMI MANAJERIAL ILMU MANAJEMEN

AKUNTANSI MANAJEMEN. OLEH: JULI ANWAR, S.E., M.Ak

BAB I PENDAHULUAN. Chan (2003) mendefinisikan relationship marketing sebagai pengenalan

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

MATERI TAMBAHAN MANAJEMEN STRATEGI Angkatan 19 SIB 3 By : Dra. Peni Sawitri, MM

Peranan Informasi Dalam Kualitas Produk Dan Jasa Layanan

BAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Persaingan dunia industri yang semakin ketat khususnya di industri

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak akan lepas dari kegiatan tersebut. Sejak dulu alat transportasi

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

MANAJEMEN PRODUKSI Dalam AGRIBISNIS

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

==========================================

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Taufiqur Rachman 1

BAB II LANDASAN TEORI

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam lima tahun belakangan ini, pengguna internet di Indonesia telah. bertumbuh dengan signifikan.

SKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision)

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

Mata Kuliah MANAJEMEN BIAYA. Materi: MANAJEMEN BIAYA DAN STRATEGI. Fakultas/Jurusan EKONOMI / AKUNTANSI

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK

Introduction to. Chapter 9. Production Management. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh besar terhadap kelangsungan bisnis bank tersebut.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 2 Strategi Supply Chain

PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG,

ANALISIS PENGARUH IMPLEMENTASI INPUT RELATIONSHIP MERKETING TERHADAP CUSTOMER LOYALTY PADA PERUSAHAAN BATIK DANAR HADI SURAKARTA SKRIPSI

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Sistem Informasi Manufaktur

AKUNTANSI MANAJEMEN. Buku : Akuntansi Manajerial Garrison/Noreen. Dosen : 1. BUDI S. PURNOMO, SE., MM,.MSi. 2. POPPY SUSIANI H, SE, SE.

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI. Berdasarkan hasil analisa proses pengembangan produk baru di Bio

Manajemen Operasi Internasional

Perancangan Tata Letak

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Persaingan dalam dunia usaha yang semakin cepat mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen.

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

BAB 2 LANDASAN TEORI

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

Oleh: Hana Pertiwi ST

Quality Management. D Rizal Riadi

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

BAB I PENDAHULUAN. (4) kemampuan teknologis dan sistem. Sumber-sumber daya yang dimiliki. mempertahankan kelangsungaan hidupnya.

Akuntansi Biaya. Just in Time (JIT) dan Backflushing. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN. manajemen mutu terpadu seperti Total Quality Management (TQM) agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia

BAB 3 LEAN PRODUCTION SYSTEM

Enterprise Resource Planning

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perusahaan manufaktur, proses produksi merupakan kegiatan yang

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT UNTUK MEMENANGKAN PERSAINGAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. adanya aktivitas usaha ke arah persaingan untuk meraih pangsa pasar yang terbesar.

Pertemuan 5 MANAJEMEN STRATEGI Pengamatan Lingkungan Internal dan Analisis Lingkungan Internal

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

PENETAPAN HARGA & TARGET. Prepared by Yuli Kurniawati

to business (B2B). Bentuk kerja sama ini dapat membantu upaya efisiensi bisnis (perusahaan) dengan institusi bisnis lainnya.

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

Bab I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas saat ini menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di

BAB III DISAIN PRODUK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada PT X mengenai

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

MANAGING WORK EFFECTIVELY

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba atau menambah nilainya sendiri. Kualitas dari SDM akan sangat

Just-in-Time Production Systems (JITPS) in Developing. Countries: The Nigerian Experience

Manajemen Produksi Beberapa Konsep Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

BIAYA TENAGA KERJA A. Pengawasan Biaya Tenaga Kerja 1. Perencanaan dan analisa biaya tenaga kerja a. Product engineering (pengembangan produk).

Transkripsi:

1 Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng 5. MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF MELALUI STRATEGI TINGKAT FUNGSIONAL 1. Strategi Functional Level adalah: Upaya untuk meningkalkan efektivitas operasi di dalam perusahaan pada proses produksi, pemasaran. manajemen material, R & D, dan SDM. Apa saja yang dapat dilakukan para manager pada tingkat fungsional atau operasional untuk meningkatkan efisiensi, mutu, inovasi, dan respon pada pelanggan. Meskipun strategi mungkin memfokus pada fungsi tertentu tetapi umumnya melibatkan beberapa fungsi sehingga diperlukan koordinasi. Strategy yang dipakai oleh Lloyds Bank (pada opening case) adalah pendekatan reengineering (Business Reengineering Process) melalui penyederhanaan struktur biaya, mempertahankan pelanggan, dan meningkatkan mutu pelayanan (Service Quality Improvement Program, SQIP). Kunci keberhasilan adalah adanya koordinasi intensif antar fungsi. 2. Bagaimana Mencapai Efisiensi Prima Efisiensi ialah output / input: semakin efisien suatu perusahaan, makin sedikit inputs yang dipakai untuk menghasilkan output terlentu, dan struktur biayanya semakin rendah. (a) Produksi vs Efisiensi Economies of scale adalah alat reduksi biaya produksi per unit input karena memproduksi dalam volume besar. Terjasi reduksi biaya total karena menurunnya fixed cost dan variable cost memproduksi dalam volume besar memungkinkan spesialisasi spesialisasi meningkatkan produktivitas. Peningkatan economies of scale ada batasnya. Setelah melampaui batas MES (minimum efficient scale) reduksi biaya sangat sulit dicapai. Perusahaan yang terlalu besar sering membentuk birokrasi yang rumit yang seringkali jadi sumber inefisiensi dan meningkatkan overhead. (b) Produksi dan efisiensi: Efek belajar Efek belajar (learning effects) adalah penghematan biaya yang terjadi akibat belajar sambil berbuat. Pengalaman meningkatkan keterampilan dan produktivitas pekerja sehingga menurunkan biaya produksi. Pengalaman meningkatkan efisiensi sehingga menurunkan biaya. Learning effects lebih terasa pada proses produksi dengan teknologi canggih. Learning effects akan menurun dan hilang; hanya terjadi selama periode awal operasi misalnya 2-3 tahun. (c) Produksi dan efisiensi: Kurva Pengalaman

2 Kurva Pengalaman menunjukkan reduksi biaya produksi secara sistematis sebagai akibat dari economies of scale dan learning effects. Rumus umum adalah setiap kali produksi kumulatif dobel, biaya menurun 20 % dibanding kumulatif produksi sebelumnya. Contoh pada industri pesawat terbang, biaya produksi airframe ke 8 menjadi 80 % dari produksi ke 4; biaya airframe ke 16, 80 % dari produksi ke 8 Implikasi kurva pengalaman pada perumusan strategi adalah terjadinya peningkatan produksi yg mengakibatkan keunggulan biaya, sehingga pangsa pasar perlu ditingkatkan. Berlakunya kurva pengalaman memiliki batas karena : - Efek ekonomies of scale dan learning effects juga terbatas. - Keunggulan biaya dapat menjadi usang karena teknologi baru. - Teknologi yang berbeda untuk membuat barang sejenis, memiliki struktur biaya yang berbeda. (d) Produksi dan efisiensi: Teknologi manufaktur yang luwes Adalah lebih efisien membuat produk dengan sedikit variasi dibanding banyak variasi karena faktor economies of scale. Akhir-akhir ini telah banyak diterapkan konsep "flexible manufacluring technology" (FMT) atau lean production (teknologi manufaktur luwes). - Memproduksi barang dengan banyak variasi dengan mass customization. - Keunggulan biaya dapat dicapai melalui: Reduksi set-up-times untuk peralatan canggih. Peningkatan pemakaian mesin melalui perbaikan scheduling. Peningkatan mutu. Economies of scale. Bentuk FMT yang lain adalah flexible machine (FMC). (e) Marketing & Efficiency Strategi marketing = bagaimana memposisikan diri dalam : Peningkatan pangsa pasar --> produksi meningkat, unit cost turun. Penurunan angka defeksi (beralih ke pesaing) pelanggan menurunkan biaya per unit. Angka defeksi pelanggan (customer defection rate, CDR) adalah persentase pelanggan yang berpindah ke pesaing dalam setahun. Mendapatkan pelanggan memakan biaya (fixed dan variabel); perginya pelanggan berarti peningkatan fixed cost. Makin setia pelanggan, makin kecil biaya dan makin besar laba per pelanggan. Pelanggan setia juga jadi alat promosi yang gratis. Penurunan biaya defeksi pelanggan sebesar 5 % mengakibatkan kenaikan laba 25-28 % per pelanggan (tergantung industrinya). Bagaimana menurunkan CDR? Dengan membangun brand loyalty! (f) Material Management, JIT dan efisiensi Material Manajemen ialah kegiatan memperoleh material inputs, menangani material dalam proses dan mendistribusi output ke pelanggan.

3 o Biaya material dan transportasi meliputi 50-70 % nilai jual. Penurunan biaya sedikit saja, sudah dapat meningkatkan laba secara signifikan. o Perlu penerapan sistem manajemen yang efektif; yang telah dikenal luas ialah JIT (just in time system). o Kelemahan JIT ialah keadaan (cukup tidaknya) buffer-stock mempengaruhi kemampuan merespon peningkatan demand. (g) R & D Strategy vs Efisiensi Peran R & D dalam meningkatkan efisiensi : - Disain produksi yang mudah dikerjakan. - Inovasi proses produksi. (h) Human Resource Strategy vs Efisiensi Bagaimana meningkatkan produktivitas karyawan. Training Pembentukan self-managing teams : - Dapat meningkatkan mutu dan produktivitas sampai 30 % secara signifikan. - Diikuti sistem bonus. Membayar kinerja karyawan; bukan individu tetapi kelompok. (i) Infrastruktur vs Efisiensi TOP management menciptakan komitment seluruh karyawan pada efisiensi. Menjamin adanya kerjasama fungsional. Kesimpulan pada Tabel 5. 3. Bagaimana Mencapai Mutu Prima Strategi yang utama ialah menerapkan konsep TQM. Filosofi TQM adalah sbb: Mutu meningkat, biaya turun karena : - mengurangi kerja ulang - sedikit kesalahan - sedikit kelambatan - waktu dan material digunakan lebih baik Meningkatkan produktivitas Meningkatkan pangsa pasar. dan harga produk Meningkatkan lapangan kerja Ada 14 langkah dalam menerapkan konsep TQM (Deming's 14 Points to Quality). Bagaimana implementasi konsep TQM (a) Membangun komitmen organisasi pada mutu - TQM hanya akan berguna bila setiap anggota organisasi mendukung. - Contoh, Xerox mendidik seluruh karyawan, dimulai dari top management ke bawah tentang konsep TQM. (b) Fokus pada pelanggan Fungsi marketing mengenali quality gap. Bersama fungsi lain menutupi gap.

4 (c) Perkenalkan cara mengukur mutu. Hal ini relatif mudah untuk barang, sulit untuk jasa. (d) Tetapkan target mutu dan terapkan sistem insentif. (e) Cari masukan dari karyawan. (f) Kenali cacat dan telusuri sumbernya. Umumnya merupakan tugas produksi dan manajemen material. (g) Jalin kerjasama dengan supplier. (h) Mendisain produk yang mudah dibuat. (i) Hilangkan hambatan kerjasama fungsional. 4. Bagaimana Mencapai Inovasi Prima Inovasi adalah salah satu pilar paling penting dari keunggulan kompetitif. Hanya 20 % upaya inovasi yang berhasil secara komersil; kegagalan terjadi akibat: (a) Uncertainty (tidak menentu) Apakah terdapat cukup demand untuk teknologi baru, ketika di bawa ke pasar. Resiko gagal lebih besar pada quantum (banyaknya) innovation dibanding incremental (penambahan) innovation. (b) Komersialisasi teknologi yang lemah. Terdapat cukup demand tetapi teknologi baru tidak disesuaikan dengan kebutuhan pasar (tidak user friendly). (c) Strategy positioning yang tidak sesuai. Perusahaan membuat produk yang menarik tetapi gagal dalam memasarkan. (d) Myopia teknologi. Perusahaan terobsesi dengan teknologi baru sehingga lupa tentang realita pasar. (e) Lambat mencapai pasar. Cycle time dari R&D ke produksi/pasar terlalu lama. Untuk membangun kompetensi melalui inovasi, ada 3 langkah utama: (a) Membangun kemampuan riset Basic dan applied research Memiliki lab. riset sendiri atau kerjasama dengan universitas. (b) Mengadakan proyek (khusus) Proyek menangani seluruh proses inovasi, mulai perumusan konsep awal, pelaksanaan riset dan membawa hasil ke pasar. Sebelum jadi proyek. melalui seleksi / evaluasi. (c) Integrasi cross-fungsional harus dijamin. Pembentukan Tim Pengembangan Produk Anggota dari berbagai fungsi. Mulai dari konsep sampai membawa ke pasar. Agar berfungsi positif, tim harus dipimpin seorang "kelas berat". Tim harus ada anggota dari fungsi kunci, anggota Tim harus dekat satu sama lain, memiliki rencana kerja dan aturan main yang jelas. Menerapkan sistem Partly Parallel Development Process Untuk mempersingkat cycle time. Menghindari pemborosan.

5 5. Bagaimana Menciptakan Respon Prima bagi Pelanggan Respon prima bagi pelanggan berarti memberi memenuhi selera pelanggan. Langkah utama ialah menciptakan efisiensi, mutu, inovasi yang prima. Prasyarat lain untuk respon yang prima ialah : (a) Memfokuskan perhatian pelanggan melalui : Leadership Perilaku seluruh karyawan Membawa pelanggan ke dalam perusahaan, untuk mengetahui apa keinginan pelanggan. (b) Memuaskan keinginan pelanggan Menerapkan strategi customization untuk memenuhi berbagai keinginan yang unik. Contoh, Panasonic membuat lebih dari 10.000 variasi disain sepeda. Toshiba membuat 9 word processor dengan assembly line yang sama. Memberi respon cepat - Meningkatkan brand loyalty secara efektif. - Waktu merespon dapat dibuat singkat bila ada koordinasi yang baik antara marketing, produksi, dan material serta adanya sistem informasi yang baik.