Pengembangan Sistem Mekatronika Pemindah dan Penyusun Barang tanpa Sensor Berbasis Mikrokontroller AT89S51

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGANTONGAN MATERIAL OTOMATIS BERBASIS PLC OMRON CPM 1A

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III. Perencanaan Alat

USER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

BAB III ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. secara otomatis dengan menggunakan sensor PIR dan sensor LDR serta membuat

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, perusahaan yang membuat aki baru masih melakukan

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini ialah dengan melakukan eksperimen secara

SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

SISTEM PEMBERIAN PUPUK TANAMAN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR. Oleh : BASUKO HERMAWANTYO

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING

MODUL OPERASIONAL AMPLIFIER SEBAGAI BAGIAN DARI MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH MEKATRONIKAA

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembuatan rangkaian elektronika di Laboratorium Elektronika Jurusan

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN ALAT

SISTEM PENGATURAN STARTING DAN PENGEREMAN MOTOR UNTUK PINTU GESER OTOMATIS

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 1 PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

Robot Line Follower Berbasis Mikrokontroler Atmega 16 dengan Menampilkan Status Gerak Pada LCD

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERANCANGAN ALAT. eletronis dan software kontroler. Konstruksi fisik line follower robot didesain

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

PEMANFAATAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN LED INFRAMERAH DALAM PENDETEKSI KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu singkat perkembangan teknologi melaju dengan sangat pesat.

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

Karya Akhir SISTEM KERJA PENGENDALI PERANGKAT ELEKTRONIK RUMAH (ON/OFF) BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN MENGGUNAKAN TELEPON CORDLESS

Perancangan Dan Pembuatan Robot Beroda Dan Berlengan Yang Dilengkapi Dengan Kamera Video Berbasis Mikrokotroler AT89S51

LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

MUHAMMA AD NAWAWI MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT

AMIK MDP. Program Studi Teknik Komputer Tugas Akhir Ahli Madya Komputer Semester Ganjil Tahun 2008/2009

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

PENIMBANG GULA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Pengembangan Sistem Mekatronika Pemindah dan Penyusun Barang tanpa Sensor Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Lovely Son 1,*) dan Hendra Firmansyah 2) 1,2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas Kampus Limau Manis, Padang 25163 *E-mail: lovelyson@ft.unand.ac.id ABSTRAK Proses pemindahan dan penyusunan barang pada umumnya dilakukan secara manual oleh manusia dengan bantuan forklift. Pada penelitian ini diusulkan suatu sistem mekatronik yang dapat membantu proses pemindahan dan penyusunan barang secara otomatis. Sistem mekatronik ini menggunakan mikrokontroler AT89S51 sebagai pusat pengendali. Berbeda dengan sistem pemosisian otomatis lainnya, proses pemindahan dan pemosisian barang dilakukan tanpa menggunakan sensor. Dalam hal ini pemosisian dilakukan melalui pengaturan waktu aktifasi motor listrik DC yang digunakan sebagai aktuator. Untuk melihat efektifitas sistem mekatronik yang dibangun maka dibuat suatu prototipe alat pemindah barang yang terdiri atas sistem mekanik dan sistem elektronik. Berdasarkan hasil pengujian terlihat bahwa kesalahan pemosisian maksimum dalam arah sumbu-x untuk kondisi tanpa beban adalah 4%, sedangkan kesalahan pemosisian dalam arah sumbu-z untuk kondisi tanpa beban adalah 6.6%. Kata kunci: Mekatronika, Pemosisian, Mikrokontroller, Sensor, Motor 1. PENDAHULUAN Sistem pergudangan berhubungan dengan proses penempatan serta pengambilan komponen dan produk dari dan menuju tempat tertentu di dalam gudang penyimpanan pada suatu pabrik maupun industri. Salah satu contoh sederhana dari sistem ini adalah proses pemindahan dan penyusunan barang pada rak-rak penyimpanan di dalam gudang. Pada umumnya, proses pemindahan barang dilakukan dengan menggunakan forklift. Forklift dapat membantu manusia mengangkat barang dengan bobot yang berat dan ukuran yang cukup besar. Akan tetapi, penggunaan forklift memiliki beberapa kelemahan seperti proses yang kerja yang lambat dan seringnya terjadi kecelakaan kerja. Penerapan teknologi otomasi pada sistem pergudangan, memungkinkan pekerjaan penempatan dan pengambilan barang dilakukan dengan lebih mudah dan lebih teratur dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan secara manual. Pada penelitian ini diusulkan teknik pemindahan dan penyusunan barang otomatis dengan basis mikrokontroler AT89S51. Sistem pemosisian barang yang dikembangkan pada penelitian ini tidak menggunakan sensor posisi seperti yang sering dijumpai pada sistem otomasi konvensional. Dalam hal ini, variabel waktu aktifasi sistem penggerak (motor) digunakan untuk membantu proses penempatan/pemosisian barang. 2. TINJAUAN PUSTAKA Teknik penyimpanan barang pada sebuah pabrik secara umum dapat dikelompokkan atas dua cara yaitu penyimpanan dalam ruang terbuka dan penyimpanan dalam ruang tertutup(gudang). Penyimpanan barang dalam ruang tertutup menggunakan beberapa komponen utama diantaranya: a. Kotak Penyimpanan dengan menggunakan kotak pada umumnya dipergunakan oleh perusahaanperusahaan yang mempunyai bahan-bahan atau barang-barang dalam bentuk dan ukuran yang relatif kecil. b. Rak Apabila bahan-bahan atau barang yang disimpan di dalam gudang merupakan bahan atau barang dengan ukuran yang agak besar maka penggunaan kotak sebagai tempat penyimpanan barang menjadi tidak cocok lagi. Untuk itu diperlukan rak penyimpanan dengan ukuran yang lebih besar dan barang selanjutnya disusun di atas papan rak yang telah disediakan. TeknikA 66

2.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler adalah suatu semikonduktor yang mengandung sejumlah transistor dalam ukuran yang kecil. Mikrokontroler merupakan komponen yang dapat menyimpan program kontrol yang digunakan untuk mengendalikan berbagai komponen sesuai dengan tujuan pembuatannya. Gambar 1 menampilkan salah satu jenis konstruksi mikrokontroler yaitu mikrokontroler AT89S51 ukuran yang sesuai dengan sistem yang akan dibuat. Bentuk tiga dimensi dari desain alat yang akan dibuat ditunjukkan pada Gambar 3 Gambar 1. Mikrokontroler AT89S51 3. METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara skematik, penelitian ini dilakukan berdasarkan urutan pengerjaan seperti di tampilkan dalam flowchart pada Gambar 2. Gambar 3. Rancangan Komponen Gerak dalam Arah Sumbu Y 3.3 Perancangan Komponen Elektronik Rangkaian elektronika digunakan agar sistem dapat bekerja secara otomatis. Beberapa jenis rangkaian yang digunakan untuk tujuan ini adalah. a. Rangkaian Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler dapat berfungsi dengan baik jika rangkaian dasarnya sudah dibuat. Rangkaian dasar ini dinamakan rangkaian minimum mikrokontroler. Skema dari rangkaian minimum mikrokontroler AT89S51 dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Skema Rangkaian Minimum Mikrokontroler AT89S51 Gambar 2. Flowchart Penelitian 3.2 Perancangan Komponen Mekanik Perancangan komponen mekanik dilakukan dengan menggunakan software AutoCad 2009. Perancangan komponen mekanik ini dilakukan sedetail mungkin dengan jumlah komponen dan b. Rangkaian Aplikasi Input dan Output Rangkaian ini merupakan rangkaian sederhana dari penggunaan mikrokontroler sebagai pengendali atau pengontrol. Rangkaian aplikasi I/O menggunakan tombol Push Button sebagai input dan led sebagai output. Rangkaian ini bersifat aktif Low (diberikan logika awal 0 pada masing - masing pin). Skema dari rangkaian I/O ditunjukkan pada Gambar 5. TeknikA 67

d. Rangkaian Catu Daya Rangkaian catu daya berfungsi sebagai sumber tegangan. Pada rangkaian ini, tegangan keluaran diatur sesuai dengan harga masukan yang dibutuhkan oleh rangkaian minimum mikrokontroler, rangkaian output mikrokontroler serta rangkaian H-Bridge. Bentuk rangkaian catu daya dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 5. Rangkaian Aplikasi Input dan Output Pada Gambar 5 diperlihatkan posisi pemasangan push Button pada mikrokontroler. Push button dipasang pada port 1 dan port 2. Ketika push button ditekan, sinyal dari push button akan diteruskan ke mikrokontroler. Mikrokontroler selanjutnya memberikan perintah berupa nyala led yang terhubung dengan port 0 dan mengaktifkan LDR yang ada pada rangkaian yang terdapat pada Gambar 6. Rangkaian yang terdapat pada Gambar 6 akan mengaktifkan relay. Kondisi relay yang aktif digunakan untuk mengantarkan sinyal ke rangkaian H-Bridge driver motor DC Gambar 8. Skema Rangkaian Catu Daya 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Alat pemindah dan penyusun barang otomatis dibuat sesuai dengan hasil rancangan yang telah dilakukan. Foto alat yang telah dibuat diperlihatkan pada Gambar 9. Pada Gambar 9 terlihat bahwa alat pemindah dan penyusun barang otomatis mempunyai enam buah rak untuk penempatan barang. Dalam hal ini ketelitian pemosisian dan penempatan barang dievaluasi dalam arah sumbu-x dan sumbu-z. Gambar 6. Rangkaian Output c. Rangkaian H-Bridge Driver Motor DC Rangkaian ini berfungsi sebagai penggerak dan pembalik arah putaran dari motor DC. Skema rangkaian H-Bridge Driver Motor DC dapat dilihat pada Gambar 7 Gambar 9. Alat pemindah dan penyusun barang otomatis Pada Gambar 10 ditunjukkan skema pengujian penempatan barang pada enam buah posisi pada rak. Gambar 7. Skema Rangkaian H-Bridge Driver Motor DC TeknikA 68

tanpa beban. Sama halnya dengan pemosisian dalam arah sumbu-x, hubungan linier juga digunakan untuk pemosisian dalam arah sumbu-z. Gambar 10. Skema pengujian penempatan barang pada rak. Pada Gambar 10 terlihat bahwa alat pemindah mula-mula diletakkan di posisi awal (0,0,0). Selanjutnya alat pemindah digerakkan ke posisi 1 sampai 6. Penempatan barang pada setiap posisi dilakukan sebanyak enam kali. Selanjutnya harga rata-rata hasil pemosisian dihitung. Dalam hal ini motor penggerak searah sumbu X berfungsi menggerakkan barang dalam arah sumbu -x, sedangkan motor penggerak searah sumbu Z berfungsi menggerakkan barang dalam arah sumbu -z. Sementara itu, motor penggerak searah sumbu Y berfungsi untuk memosisikan barang ke tengah rak. Dalam pemosisian tanpa sensor, pengaturan gerak motor dilakukan berdasarkan harga durasi waktu delay pemberian tegangan ke motor penggerak. Durasi waktu ini dihitung berdasarkan pendekatan fungsi linier hubungan posisi gerak barang terhadap waktu delay. Pada Gambar 11 diperlihatkan hubungan posisi dalam sumbu-x terhadap waktu delay pemberian tegangan ke motor untuk kasus tanpa beban. Hasil pada Gambar 11 menunjukkan adanya hubungan linier antara posisi barang dalam sumbu-x dan waktu delay. Gambar 12. Hubungan posisi barang dalam sumbu -z terhadap waktu delay untuk kondisi tanpa beban Dengan menggunakan grafik pada Gambar 12 maka dilakukan pengujian pemosisian pada posisi x = 35 cm. Pada Gambar 13 diperlihatkan hasil kesalahan pemosisian dalam kondisi tanpa beban, beban 0.5 kg dan beban 1 kg. Dari Gambar 13 terlihat bahwa kesalahan pemosisian maksimum sekitar 4% diperoleh untuk kasus pemosisian menggunakan beban 0.5 dan 1 kg. Gambar 13. Kesalahan pemosisian dalam arah sumbu -x untuk x = 35 cm Dengan menggunakan waktu delay pada Gambar 12 maka dilakukan pemosisian dalam arah gerak sumbu-z. Hasil kesalahan pemosisian pada titik z = 15 cm diperlihatkan pada Gambar 14. Gambar 11. Hubungan posisi dalam sumbu -x terhadap waktu delay untuk kondisi tanpa beban Pada Gambar 12 diperlihatkan hubungan waktu pemberian tegangan ke motor penggerak terhadap perubahan posisi dalam arah sumbu-z untuk kasus Gambar 14. Kesalahan pemosisian dalam arah sumbu -z untuk z = 15 cm TeknikA 69

Beberapa kendala ditemui pada saat dilakukan pemosisian dalam arah sumbu x. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pergerakkan alat tidak lancar. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ketidaklurusan poros power screw yang digerakkan oleh motor. Selain itu, masalah lainnya adalah gerakan perpindahan penggerak dalam arah sumbux yang relatif lambat. Kondisi ini diakibatkan jarak pitch pada power screw yang berfunggi sebagai penggerak sangat kecil, sehingga perubahan jarak yang dihasilkan untuk setiap putaran power screw lebih kecil. Selain itu putaran motor yang lambat juga menjadi salah satu faktor penyebab lambatnya gerakan alat. Permasalahan yang dijumpai pada penggerak dalam arah sumbu z secara umum hampir sama dengan permasalahan yang terjadi pada penggerak dalam arah sumbu -x. Hal ini dikarenakan prinsip kerja penggerak, serta motor yang digunakan hampir sama meskipun arah sumbu gerak berbeda. Pada bagian penggerak searah sumbu -y, tidak terlalu banyak permasalahan yang terjadi. Permasalahan utama yang dihadapi adalah ketidakmampuan motor bergerak jika digunakan barang dengan bobot yang cukup besar. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan dari torsi penggerak pada motor. DAFTAR PUSTAKA [1] Agung Pamudi, Nugroho. 2006. Sistem Otomasi. [2] Tim Lab Mikroprosesor BLPT. 2007. Pemograman Mikrokontroler AT89S51 dengan C/C++ dan Assembler. Andi. Yogyakarta. [3] Tim Asisten Mekatronika. 2010. Modul Praktikum Mekatronika. Jurusan Teknik Mesin FT-UA. Padang [4] Widodo, Muljo dan Indra Djodikusumo. 1972. Mekatronika. Laboratorium Teknik Produksi dan Metrologi Industri Jurusan Teknik Mesin, FTI, ITB. 5. KESIMPULAN Pada penelitian ini berhasil dikembangkan sistem mekatronika tanpa sensor yang digunakan sebagai alat pemindah dan penyusun barang. penelitian ini dilakukan mulai dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan data dan studi literatur serta dilanjutkan dengan tahap perancangan alat, pembuatan komponen mekanik dan komponen elektronik serta pemograman. Dari pembuatan dan pengujian alat, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Pembuatan alat dilakukan secara bertahap dari pembuatan komponen mekanik, dilanjutkan komponen elektronik, dan terakhir pemograman. 2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa gerakan alat agak lambat. Hal ini terjadi karena dalam pengujian digunakan motor dengan putaran lambat. Disamping itu, jarak pitch power screw yang digunakan juga sangat kecil. 3. Pemosisian dengan menggunakan beban memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pemosisian tanpa menggunakan beban. TeknikA 70