EKSTRAKSI EMAS DARI LIMBAH PAPAN SIRKUIT TELEPON GENGGAM MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBRAN CAIR EMULSI

dokumen-dokumen yang mirip
Ekstraksi Emas dari Limbah Papan Sirkuit Telepon Genggam Menggunakan Teknik Membran Cair Emulsi

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

3. Metodologi Penelitian

TRANSPOR IODIN MELALUI MEMBRAN KLOROFORM DENGAN TENIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari - Juli tahun 2012

TRANSPOR ION TEMBAGA (II) MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

4 Hasil dan Pembahasan

Uji Selektifitas Transpor Fenol Melalui Teknik Membran Cair Fasa Ruah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIFITAS SURFAKTAN DAN RECOVERY MEMBRAN DALAM DIFUSI FENOL ANTAR FASA TANPA ZAT PEMBAWA. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh KHAIRUNNISSA NO.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI Percobaan modul 3 TITRASI SPEKTROFOTOMETRI

3 Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

3 METODOLOGI PENELITIAN

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

PENGARUH ELEKTROLIT HNO3 DAN HCl TERHADAP RECOVERY LOGAM Cu DENGAN KOMBINASI TRANSPOR MEMBRAN CAIR DAN ELEKTROPLATING MENGGUNAKAN SEBAGAI ION CARRIER

Olly Norita Tetra *, Zaharasmi, dan Gionanda Laboratorium Elektro/Fotokimia, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Andalas, Padang

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

STUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB I PENDAHULUAN I.1

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

SNI Standar Nasional Indonesia

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI-2221

4. Hasil dan Pembahasan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN

Laporan Kimia Analitik KI-3121

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1

BAB III METODE PENELITIAN

Herinda Sensustania, Rachmat Triandi Tjahjanto*, Danar Purwonugroho ABSTRAK ABSTRACT

Penentuan Kadar Besi selama Fase Pematangan Padi Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan februari 2015 dan berakhir pada bulan agustus 2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Program Studi

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

BAB I PENDA HULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Transkripsi:

Mesomeri Imam Santoso et. al. EKSTRAKSI EMAS DARI LIMBAH PAPAN SIRKUIT TELEPON GENGGAM MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBRAN CAIR EMULSI Imam Santoso, Tritiyatma.H.N, Silvana Titian a Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun 13220, Jakarta Corresponding author: imamsantoso_chem@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan persen ekstraksi emas dari limbah papan sirkuit telepon genggam dengan teknik membran cair emulsi menggunakan MIBK sebagai carrier. Reaksinya terjadi secara simultan di permukaan membran, antara senyawa yang akan dipisahkan pada fasa umpan dengan senyawa pembawa pada fasa organik. Logam emas hasil reaksi akan terdifusi ke fasa membran yang pada akhirnya hasil ekstraksi terkumpul dan terkonsentrasi di fasa penerima. Sebelum diaplikasikan ke limbah telepon, terlebih dahulu dipelajari beberapa parameter yang berpengaruh terhadap perolehan persen ekstraksi. Pada penelitian ini kondisi optimum untuk parameter pembuatan fasa emulsi yaitu 1:1, pengaruh kecepatan pembuatan emulsi pada yaitu 1000 rpm. Pengaruh konsentrasi carrier terhadap persen ekstraksi emas dengan konsentrasi MIBK sebesar 3%, pengaruh kecepatan kontak terhadap persen ekstraksi emas adalah pada 1000 rpm. Penerapan kondisi optimum pada limbah papan sirkuit telepon genggam memberikan persen ekstraksi Au sebesar 83,24%. Kata kunci: limbah papan sirkuit telepon genggam, MIBK, teknik membran cair emulsi. Pendahuluan Emas atau Aurum (Au) adalah logam yang bernilai sejak peradaban manusia. Emas memiliki konduktivitas panas dan listrik yang baik serta tidak bereaksi atau terkorosi oleh udara dan bahan lainnya. Oleh karena itu, emas dijadikan mata uang koin dan standar keuangan dibanyak negara. Selain itu emas juga digunakan sebagai perhiasan, dekorasi, untuk melapisi logam lain dan bahan tambalan gigi dibidang kedokteran (Sugiarto, 2010). Emas yang dipergunakan biasanya diperoleh dari hasil pertambangan. Namun, emas merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga manusia berupaya mencari alternatif lain yaitu memanfaatkan emas dari limbah. Salah satu limbah yang banyak mengandung emas adalah limbah telepon genggam. Semakin hari perkembangan teknologi telepon genggam semakin maju, hal ini berdampak pada peningkatan limbah telepon genggam. Apabila limbah telepon genggam ini dimanfaatkan tentunya akan mengurangi pencemaran. Selain itu, limbah telepon genggam mudah diperoleh dan harganya lebih murah dibandingkan dengan bebatuan yang mengandung logam emas (Sofyan, 2010). Metode pemisahan emas yang biasa digunakan adalah amalgamasi dan sianidasi. Amalgamasi adalah proses pengikatan logam emas dari bijih menggunakan merkuri (Widodo, 2008). Sianidasi merupakan proses pelarutan selektif oleh asam sianida dimana hanya logamlogam tertentu yang dapat larut, misalnya ; Au, Ag, Cu, Zn, Cd dan Co (Guzman, 1999). Metode amalgamasi dan sianidasi menimbulkan berbagai permasalahan, antara lain; pemborosan sumber daya mineral karena banyak logam emas dan residu yang terbuang seingga tingkat perolehan (recovery) logam emas rendah. Vol. 1, No. 2, Tahun 2011 111

Imam Santoso et. al. Disamping itu terjadi degradasi lingkungan yang disebabkan oleh pembuangan sisa merkuri dan sianida ke perairan. Metode amalgamasi dan sianidasi kurang menguntungkan dari segi ekonomi, lingkungan dan kesehatan, sehingga digunakan teknik baru untuk pemisahan emas yaitu teknik membran cair emulsi. Teknik membran cair emulsi merupakan teknik yang potensial dan efektif dalam proses pemisahan emas. Reaksi terjadi secara simultan di permukaan membran, antara senyawa yang akan dipisahkanyang berada di fasa umpan dengan senyawa pembawa pada fasa organik. Logam emas hasil reaksi akan terdifusi ke fasa membran yang pada akhirnya hasil ekstraksi terkumpul dan terkonsentrasi di fasa penerima. Ekstraksi berjalan sangat cepat karena tebal lapisan membran yang dilewati sangat tipis dan luas permukaan yang besar per unit volume (Mok et al., 1997). Mesomeri penukaran ion antara emas dengan carrier metil isobutil keton. MIBK yang terlarut dalam fasa - membran bereaksi dengan ion AuCl 4 dan proton H + menghasilkan spesi AuCl 4 MIBK, di permukaan antara fasa membran dengan fasa MIBK (org) + H + (org) + AuCl 4 - (aq) AuCl 4 MIBK (org) Spesi AuCl 4 -MIBK terdifusi ke fasa - membran, kemudian ion AuCl 4 dan ion H + terlepas masuk ke fasa penerima. Terlepas dan masuknya ion AuCl - 4 serta ion H + ke fasa internal disebabkan oleh gradien konsentrasi emas. Senyawa carrier yang telah melepaskan ion AuCl 4 - dan H +, kembali ke permukaan fasa membran. Secara keseluruhan proses transpor - berpasangan difusi ion AuCl 4 dan H + dari fasa eksternal ke fasa internal (proses pelucutan/stripping) digambarkan sebagai berikut : Mekanisme transpor ekstraksi dan reekstraksi didasarkan pada jenis reaksi Gambar 1. Skema Proses Transpor Emas Melalui Membran Cair Emulsi (Coelhoso, 1995) 112 Vol. 1, No. 2, Tahun 2011

Mesomeri Untuk mengetahui kadar emas hasil ekstraksi, digunakan rumus sebagai berikut : % Ekstraksi emas = 100 % Bahan dan Metode Penelitian Alat dan Bahan Kimia yang digunakan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pengaduk magnet, ultrasonik HPLC, mikro pipet, ph meter, corong pisah, satu set spektrofotometer serapan atom dan alat-alat gelas yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari AuCl 4 dari Merck kondisi PA, limbah papan sirkuit telepon genggam, aquades, metil isobutil keton (MIBK) kondisi PA dari Merck, span 80 dari sigma, Natrium Hidroksida (NaOH) kondisi PA, Natrium Sulfit (Na 2 SO 3 ) kondisi PA, Asam Klorida pekat (HCl) kondisi PA dan paraffin kondisi PA (Sigma). Cara Kerja Penelitian 1. Pembuatan Kurva Kalibrasi Sebanyak 6,25mL larutan asam aurat klorida 1.000 ppm dimasukkan ke dalam labu ukur 250mL, lalu diencerkan hingga tanda batas. Setelah itu diperoleh larutan induk emas 25 ppm. Kemudian, larutan induk diencerkan menjadi 1,0 ppm, 2,0 ppm, 3,0 ppm, 4,0 ppm, 5,0 ppm, 6,0 ppm, 8,0 ppm dan 10 ppm. Lalu, diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang maksimal 242,8nm. Setelah itu, dibuat kurva kalibrasi antara absorbansi dengan konsentrasi larutan standar emas. 2. Penentuan Kondisi Optimum a. Pengujian Kestabilan Emulsi 1). Pembuatan fasa emulsi 1 : 1 x Imam Santoso et. al. Sebanyak 5mL fasa membran yang terdiri dari: 0,5mL Span 80 ; 5,0mL paraffin dimasukkan ke dalam gelas kimia 50mL. Kemudian, fasa membran dicampurkan dengan 5mL fasa internal yang terdiri dari natrium hidroksida 0,4M dan natrium sulfit 0,4M ph=2. Setelah itu, campuran diaduk menggunakan magnetik stirrer dengan kecepatan 500rpm selama 5 menit. 2). Pembuatan fasa emulsi 1 : 2 Sebanyak 10mL fasa membran yang terdiri dari: 0,75mL Span 80 ; 10mL paraffin dimasukkan ke dalam gelas kimia 50mL. Kemudian, fasa membran dicampurkan dengan 5mL fasa internal yang terdiri dari: natrium hidroksida 0,4M dan natrium sulfit 0,4M. Setelah itu, campuran diaduk menggunakan magnetik stirrer dengan kecepatan 500rpm selama 5 menit. 3). Pembuatan fasa emulsi 2 : 1 Sebanyak 5mL fasa membran yang terdiri dari: 0,5mL Span 80 ; 5,0mL paraffin dimasukkan ke dalam gelas kimia 50mL. Lalu, fasa membran dicampurkan dengan 10mL fasa internal yang terdiri dari : natrium hidroksida 0,4M dan natrium sulfit 0,4M. Setelah itu, campuran diaduk menggunakan magnetik stirrer dengan kecepatan 500rpm selama 5 menit. b. Pengaruh Kecepatan Pengadukan Pembuatan Emulsi Terhadap Kestabilan Emulsi 1) Berdasarkan langkah 2.a. dipilih perbandingan emulsi yang stabil. 2) Buat emulsi berdasarkan langkah c.1, tetapi kecepatan pengadukan pembuatan emulsi diubah menjadi 200rpm, 400rpm, 600rpm, 800rpm dan 1000rpm. Tentukan tinggi emulsi setiap 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40 dan 45 menit. Vol. 1, No. 2, Tahun 2011 113

Imam Santoso et. al. 3) Tentukan kecepatan yang menunjukkan kondisi emulsi yang stabil. c. Pengaruh Konsentrasi Carrier Terhadap Persen Ekstraksi Emas 1) Emulsi dibuat dengan perbandingan volume fasa membran dan fasa internal sesuai dengan langkah b.1 dengan kecepatan pengadukan pembuatan emulsi sesuai dengan langkah b.3. Kemudian, tambahkan carrier MIBK 1%. 2) Campurkan emulsi pada langkah c.1 dengan 20mL fasa eksternal yang mengandung 25ppm emas. 3) Lakukan pengadukan dengan kecepatan kontak 500rpm dan waktu kontak 5 menit. 4) Biarkan emulsi terpisah dari fasa 5) Tentukan konsentrasi fasa eksternal dengan spektrofotometri serapan atom. Lalu, hitung persen ekstraksi emas. 6) Lakukan langkah yang sama dari c.1 sampai c.5, tetapi konsentrasi carrier divariasikan dari 2%, 3%, 4% dan 5% 7) Biarkan emulsi terpisah dari fasa 8) Tentukan konsentrasi fasa eksternal dengan spektrofotometri serapan atom. Lalu, hitung persen ekstraksi emas. d. Pengaruh Kecepatan Kontak Terhadap Persen Ekstraksi Emas 1) Kondisi optimum berdasrkan langkah a.4, b.3 dan c.6 diterapkan pada langkah ini. Tetapi kecepatan kontak divariasikan dari 200rpm, 400rpm, 600rpm, 800rpm dan 1000rpm. 2) Biarkan emulsi terpisah dari fasa 3) Tentukan konsentrasi fasa eksternal dengan spektrofotometri serapan atom. Lalu, hitung persen ekstraksi emas. 3. Penerapan Kondisi Optimum pada Limbah Papan Sirkuit Telepon Genggam Mesomeri 1) Timbang limbah telepon genggam yang mengandung emas. 2) Lakukan destruksi dengan aqua regia, panaskan hingga hampir kering, tambahkan 25mL HCl, lalu panaskan kembali selama 10 menit. Saring dengan akuades hangat 50mL, tentukan konsentrasi filtrat dengan SSA.. 3) Lakukan kontak dengan emulsi sesuai kondisi optimum. 4) Biarkan emulsi terpisah dari fasa 5) Tentukan konsentrasi fasa eksternal dengan spektrofotometri serapan atom. 6) Lakukan pemecahan fasa emulsi menggunakan alat Ultrasonik HPLC. 7) Tentukan konsentrasi fasa internal dengan spektrofotometri serapan atom pada λ= 242,8nm. 8) Hitung persen ektraksi emas total pada fasa eksternal dan fasa internal. Hasil dan Pembahasan 1. Kurva Kalibrasi Untuk mengetahui kelinieran antara absorban terhadap konsentrasi larutan standar dibuat kurva kalibrasi. Kurva kalibrasi menggambarkan hubungan antara absorban dengan konsentrasi larutan Au standar. Konsentrasi larutan Au standar dibuat 1,0 ppm; 2,0 ppm ; 3,0 ppm; 4,0ppm; 5,0 ppm; 6,0 ppm; 8,0 ppm dan 10 ppm. Dari hasil pengukuran didapat kurva seperti pada gambar 2 di bawah ini. Dari kurva tersebut didapat persamaan garis lurus y=0,0213x + 0,0013 dan harga koefisien kelinieranya (R) = 0,9963. Menurut hukum Lambert Beer angka (R)=0,9963 memberikan arti bahwa terdapat hubungan yang linier antara absorban dengan konsentrasi Au(III) standar. 114 Vol. 1, No. 2, Tahun 2011

Mesomeri Imam Santoso et. al. Gambar 2. Kurva Kalibrasi antara konsentrasi larutan standar Au terhadap Absorban 2. Penentuan Kondisi Optimum a. Pengujian Kestabilan Emulsi Waktu (menit) Tinggi (cm) 0 4,4 5 4,4 10 4,4 15 4,4 20 4,4 25 4,4 30 4,1 35 4,1 40 4,1 45 4,1 Dari hasil pengujian kestabilan fasa emulsi pada perbandingan antara fasa membran dan fasa internal 1 :1 dengan kecepatan pengadukan 1000 rpm merupakan komposisi yang paling stabil. Kestabilan emulsi ditandai dengan tidak terjadinya lagi penurunan tinggi emulsi. Emulsi yang stabil akan mempengaruhi persen ekstraksi emas. Semakin stabil suatu emulsi, semakin tinggi persen ekstraksi emas. a. Pengaruh Konsentrasi Carrier MIBK Terhadap Persen Ekstraksi Au Pengaruh konsentrasi MIBK terhadap persen ekstraksi Au dapat dilihat pada gambar 4. Dari gambar 4 terlihat bahwa persen ekstraksi Au akan naik pada konsentrasi MIBK 3% yaitu sebesar 72,03% dan mengalami penurunan pada konsentrasi MIBK 4% dan 5%. Pada konsentrasi 4% dan 5% mobilitas Au-MIBK lambat karena molekul MIBK terlalu rapat Vol. 1, No. 2, Tahun 2011 115

Imam Santoso et. al. Mesomeri Gambar 4. Pengaruh Konsentrasi MIBK terhadap Persen Ekstraksi Au a. Pengaruh Kecepatan Kontak Terhadap Persen Ekstraksi Emas Pengaruh kecepatan kontak terhadap persen ekstraksi Au(III) dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Pengaruh Kecepatan Kontak Terhadap Persen Ekstraksi Au(III) akibat tingginya konsentrasi, hal ini mengakibatkan kecepatan transpor menurun dan kembalinya MIBK setelah proses stripping ke permukaan fasa organik mengalami hambatan. Pada konsentrasi MIBK di bawah kondisi optimum yaitu 1% dan 2%, persen ekstraksi Au juga cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena MIBK tidak mampu mengkomplekskan semua ion Au yang ada di fasa umpan. Rendahnya konsentrasi MIBK menyebabkan turunnya mobilitas pembentukan senyawa kompleks dengan ion Au(III) Persen ekstraksi mencapai optimum pada kecepatan kontak 400 rpm. Hal ini disebabkan karena peningkatan kecepatan kontak menjadi 400 rpm, akan meningkatkan kesempatan kontak antara fasa umpan dengan pelarut organik. Dengan demikian tumbukan antara MIBK dengan ion Au(III) semakin efektif. Akibatnya kompleks Au(III)-MIBK yang terbentuk juga meningkat. Pada peningkatan kecepatan kontak menjadi 600 rpm, 800 rpm dan 1000 rpm, persen ekstraksi menurun. Penurunan persen ekstraksi ini disebabkan karena terbentuknya emulsi. Kompleks Au(III)- 116 Vol. 1, No. 2, Tahun 2011

Mesomeri MIBK terperangkap di dalam emulsi dan sulit dikeeluarkan.i. 3. Penerapan Kondisi Optimum pada Limbah Papan Sirkuit Telepon Genggam Sampel limbah papan sirkuit telepon genggamdi peroleh dari P.T. Nexian dengan ukuran rata-rata panjang 10cm dan lebar 6cm. Sampel diambil bagian interfacenya saja. Dari 10 papan sirkuit diperoleh berat 0,8g. Sampel kemudian didestruksi menggunakan aquaregia. Berikut merupakan persamaan reaksi yang terjadi: Kesimpulan Imam Santoso et. al. Pada penelitian ini kondisi optimum untuk parameter pembuatan fasa emulsi yaitu 1:1, pengaruh kecepatan pembuatan emulsi pada yaitu 1000 rpm. Pengaruh konsentrasi carrier terhadap persen ekstraksi emas dengan konsentrasi MIBK sebesar 3%, pengaruh kecepatan kontak terhadap persen ekstraksi emas adalah pada 1000 rpm. Ekstraksi logam Au(III) dari limbah papan sirkuit telepon genggam menggunakan teknik membran cair emulsi memberikan persen ekstraksi sebesar 83,24% (w/w) Saran Sampel yang telah didestruksi menggunakan aquaregia ditambahkan aquades sebanyak 50mL.. Larutan tersebut diukur menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pad. Dari hasil perhitungan diperoleh konsentrasi emas sebesar 4,6413 ppm. Penerapan sampel pada kondisi memberi persen ekstraksi emas sebsear 83,24% (w/w) Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang penggunaan berbagai macam carrier sehingga diperoleh carrier yang selektif. Penggunaan carrier yang selektif diharapkan dapat meningkatkan persen ekstraksi emas. Daftar Pustaka : Clayton, W. 1973. Theory of Emulsion, 4 th Edition. Philadelphia : The Blakiston Co. Coelhoso, I.M. dan T.F Moura. 1995. Transport Mechanism in Liqiud Membrane with Ion Exchange Carriers. Journal of Membrane Science, Vol. 108 Hal. 284-292 Diantoro, Yimi. 2010. Emas, Investasi dan Pengolahannya. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Guzman L dan Segarra M. 1999. Electrochemistry of Conventional Gold Cyanidation. Journal of Electrochimica Acta, Vol. 44 No.16, Hal. 2625 2632 Haltermann, Johann. 2010. Methyl Isobutyl Ketone Material Safety Data Sheet. Texas, United State : Johann Haltermann Ltd Kaghazchi, Tahereh dan Ali Kargari. 2004. Role of Emulsifier in Extraction of Gold (III) from Aqueous Solutions using The Emulsion Liquid Membrane Tehnique. Elsevier, Vol. 162 Hal. 237-247 Kislik, Vladimir S. 2010. Liquid Membranes.Oxford : Elsevier Marsden J, House I. 1992. The chemistry of gold extraction. London, UK : Ellis Horwood Ltd Vol. 1, No. 2, Tahun 2011 117

Imam Santoso et. al. Mesomeri Mok, Y. S., W. K. Lee, and Y. K. Lee. 1997. Modeling of Liquid Emulsion Membranes Facilitated by Two Carriers. Journal of Chem. Eng. Vol. 66, Hal. 11-20. Nemeh, I. A. dan A.P.V Peteghem. 1992. Sorbitan Monoleat (Span 80) Decamposition During Membrane Ageing, A Kinetic Study. Journal of Membrane Science, Vol. 74 Hal. 9-17 Pradityo, Sapto dan Kartika Chandra.2011.Segunung Emas, Setumpuk Racun.http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2011/03/07/LIN/mbm.20110307.LIN136 102.id.html. 21 Oktober 2011, pk 21:05 Santoso, Imam. 2009. Separation of Penicillin G from Fermentaion Broth by Emulsion Liquid Membrane Technique. Indo J. Chem, Vol. 10 No. 1 Hal. 46-50 Sofyan, Muhammad.2010. Limbah Ponsel Mengandung Emas. http://bisnisjabar.com/index.php/2010/11/limbah-ponsel-mengandung-emas/. 25 Juli 201, pk 21:36 Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi ke-5. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka Widodo. 2008. Pengaruh Perlakuan Amalgamasi Terhadap Tingkat Perolehan Emas dan Kehilangan Merkuri. Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan, Vol. 1, Hal. 47-53 118 Vol. 1, No. 2, Tahun 2011