FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH HEALTH EDUCATION

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Pijat Bayi Prematur

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI TINGKAT II PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

Fajarina Lathu INTISARI

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

FREKUENSI KUNJUNGAN SOLUS PER AQUA (SPA) BAYI KAITANNYA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

Maulina. Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI MENOPAUSE

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN FREKUENSI PIJAT DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI RUMAH BERSALIN RACHMI NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI TINGKAT III PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI KABUPATEN KUDUS Nasriyah 1, Ika Tristanti 2

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

Gambaran Pengetahuan Suami Tentang Pendamping Persalinan di RSUD. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

Nelly Malahayati 1. STIKes Bina Nusantara ABSTRAK. : Posyandu, Peran Kader,Dukungan Keluarga

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DIFTERI, PERTUSIS DAN TETANUS (DPT) DI PUSKESMAS COT BA U KOTA SABANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA KEBIDANAN STIKes U BUDIYAH SIGLI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

JUNAINA Karya Tulis Ilmiah STIKes U BUDIYAH Banda Aceh. Abtract

Kurnia Mutiara. Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama jam

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Fajarina Lathu A INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

Oleh : Desi Evitasari, Selvia Septiani ABSTRAK. : Pengetahuan, Ibu Hamil, Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

Fitriani Nur Damayanti 1), Lia Mulyanti 2), Novita Nining Anggraini 3)

Abstrak. Pengetahuan, Teknik Marmet, Pijat Oksitosin, Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin, Kelancaran Pengeluaran ASI.

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

Transkripsi:

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 NORA SAFRINA ABSTRAK Banyak ibu yang belum mengetahui tentang pijat bayi. Pengetahuan ibu yang rendah tentang pijat bayi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, pendidikan, pekerjaan serta pengalaman ibu dalam melakukan pijat bayi. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi BPS Jauniwati yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan dan pengalaman. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18-28 Juli 2013 di Data yang dikumpulkan adalah pengaruh usia, pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman dengan metode wawancara menggunakan kuesioner, dengan uji Chi-Square tes pada target kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan dari 28 responden dewasa akhir dengan pengetahuannya rendah sebanyak 60,7%, dari 21 responden berpendidikan menengah dengan pengetahuannya rendah sebanyak 100%, dari 23 responden yang status pekerjaan non PNS dengan pengetahuannya rendah sebanyak 95,7% dan dari 22 responden yang tidak pernah melakukan pijat bayi dengan pengetahuannya rendah sebanyak 100%. Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai kemaknaan p-value = 0,000 (p 0,05) sehingga ada pengaruh antara pendidikan, pekerjaan dan pengalaman dengan pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Bahwa ada pengaruh antara pendidikan, pekerjaan dan pengalaman terhadap pengetahuan tentang pijat bayi. Dapat memberi masukan bagi tim kesehatan agar dapat memberi informasi dan penyuluhan tentang pijat bayi kepada ibu-ibu yang memiliki bayi di wilayah tersebut agar melakukan pijat bayi sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Kata kunci : Usia, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, pijat bayi PENDAHULUAN Pijatan bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan untuk menghilangkan ketegangan dan kerewelannya, karena pijatan lembut akan membantu mengendurkan otot-ototnya sehingga ia menjadi tenang dan tertidur. Pemijatan terhadap bayi oleh ibunya sendiri juga mempunyai makna sendiri karena sangat berpengaruh terhadap hubungan batin atau hubungan kejiwaan antara ibu dan anak. Bagi sang bayi, pijatan ibu dapat dirasakan sebagai sentuhan kasih sayang yang sangat berarti bagi pembentukan kepribadiannya kelak dikemudian hari (Nestle, 2005). Manfaat Pijat Bayi memberikan keuntungan berupa fisik, fisiologi dan psikologi. Penelitian ini dilakukan oleh prof. T. Field & Scafidi (1986 & 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (barat badan 1.280 dan 1.176 gram), dipijat 3x15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan per hari 20% - 47% lebih banyak dari yang tidak dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan yang berusia 1-3 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali seminggu selama 6 minggu didapatkan kenaikan berat badan yang lebih dari control (Rosalina, 2007). Berdasarkan Laporan Dinas Kabupaten Provinsi Aceh, jumlah bayi pada tahun 2011 sebanyak 92.342 orang. Sementara berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Aceh Besar di dapat bahwa Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2012 jumlah bayi yaitu sebanyak 4.163 orang. Berdasarkan data dari Bidan Praktek Swasta (BPS) Jauniwati di Indrapuri diperoleh jumlah bayi lahir pada tahun 2012 adalah 35 bayi dan hanya 21 bayi yang dilakukan pijat bayi. 1

Dari hasil wawancara dengan 6 orang ibu yang memiliki bayi didapatkan bahwa 4 dari 6 ibu kurang mengetahui pijat bayi serta belum mengetahui manfaat lebih jauh dari pijat bayi dan belum memahami bagaimana memijat bayi yang benar sehingga tidak bisa melakukan pemijatan secara mandiri. Alasan orang tua memijatkan bayinya karena bayi sedang sakit batuk, rewel dan terjatuh. Mereka mengatakan belum mendapatkan informasi tentang pijat bayi sebelumnya. Sementara itu 2 dari 4 ibu mengatakan takut untuk melakukan pijat bayi karena menurut mereka bayi yang baru lahir tulangnya lembek dan apabila dipijat takut bisa berakibat fatal yaitu patah. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar?. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh usia ibu terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar b. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati c. Untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati d. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi. 2. Bagi Tempat Penelitian Sebagai bahan dan data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi. 3. Institusi Pendidikan Sebagai bahan informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang pemijatan bayi. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai pedoman untuk bisa mengembangkan hasil selanjutnya untuk mengembangkan ilmu selanjutnya METODE PENELITIAN Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka pengaruh antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan kerangka teori yang digunakan untuk konsep pijat bayi menurut Roesli (2008). Usia Pendidikan Pekerjaan Pengalaman Pijat Bayi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti, yaitu sebagai berikut: 1. Pengetahuan ibu tentang Pijat Bayi : Segala hal yang diketahui ibu tentang pijat bayi yaitu pijat yang dilakukan untuk menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan bayi. Variabel ini akan diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil ukur akan di katagorikan dalam 2 katagori, yaitu (1)Tinggi apabila x x artinya nilai responden diatas atau sama dengan nilai rata-rata dan (2)rendah apabila x < x artinya nilai responden dibawah nilai rata-rata. Hasil ukur tersebut berskala ordinal. 2

2. Usia : Kelompok umur responden yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang pijat bayi. Variabel ini akan diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil ukur dikatagorikan dalam 2 katagori, yaitu (1) Dewasa Menengah apabila usia responden 18 s/d 35 tahun dan (2)Dewasa Akhir 36 s/d 45 tahun. Hasil ukur tersebut berskala ordinal. 3. Pendidikan : Tingkat pendidikan akhir yang telah ditempuh ibu yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Variabel ini akan diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil ukur dikatagorikan dalam 2 katagori, yaitu : (1) Tinggi (D- III S3) dan (2)Menengah (SMP - D-II). Hasil ukur tersebut berskala ordinal. 4. Pekerjaan : Jenis pekerjaan ibu yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Variabel ini akan diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil ukur dikatagorikan dalam 2 katagori, yaitu : (1) Pegawai Negeri (PNS) dan (2) Non PNS. Hasil ukur tersebut berskala ordinal. 5. Pengalaman : Kegiatan yang berhubungan seputar pijat bayi yang pernah dilakukan ibu yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Variabel ini akan diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil ukur dikatagorikan dalam 2 katagori yaitu : (1) Pernah : apabila responden pernah melakukan pijat bayi dan (2) Tidak Pernah : apabila responden belum pernah melakukan pijat bayi. Hasil ukur tersebut berskala ordinal. Hipotesa 1. Tidak ada pengaruh antara usia terhadap 2. Ada pengaruh antara pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar 3. Ada pengaruh antara pekerjaan terhadap 4. Ada pengaruh antara pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi di BPS Jauniwati dari bulan November 2012 sampai dengan April 2013 yaitu sebanyak 35 orang. 2. Sampel Adapun pengambilan sampel dalam Penelitian ini dilakukan dengan metode total sampling dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 35 orang. Desain penelitian Jenis Penelitian dalam penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan pendekatan crossectional, yaitu variabel sebab atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penulisan diukur atau dikumpulkan secara simultan (pada waktu bersamaan) (Notoadmodjo, 2005). Tempat dan Waktu Penelitian Pengumpulan data Penelitian ini akan dilakukan di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar, Penelitian ini dilakukan dari tanggal 18 sampai dengan tanggal 28 bulan Juli Analisa Data a. Analisis Univariat Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel yang diteliti (Arikunto, 2006). b. Analisis Bivariat Pada penelitian ini, analisa bivariat yang digunakan untuk mengukur hubungan adalah analisa silang dengan menggunakan tabel silang yang di kenal dengan baris kali kolom (B x K) dengan derajat kebebasan (df) yang sesuai dengan tingkat kemaknaan 5% (α = 0,05) (Candra, 2009). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan selama 10 hari dimulai tanggal 18-28 Juli 2013 di BPS Jauniwati 3

dengan jumlah responden 35 orang. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Ibu Yang Memiliki Bayi di BPS Jauniwati Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengalaman Melakukan Pijat Bayi pada Ibu Yang Memiliki Bayi di BPS Jauniwati Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui dari 35 responden frekuensi terbanyak dijumpai pada usia dewasa akhir yaitu sebanyak 28 responden (80%). Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Yang Memiliki Bayi di BPS Jauniwati Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui dari 35 responden berdasarkan pengalaman dengan frekuensi terbanyak di jumpai pada ibu yang tidak pernah melakukan pijat bayi sebanyak 22 responden (62,9%). Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Piijat Bayi di BPS Jauniwati Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui dari 35 responden tingkat pendidikan dengan frekuensi terbanyak dijumpai pada pendidikan menengah yaitu sebanyak 21 responden (60%) Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Yang Memiliki Bayi di BPS Jauniwati Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui dari 35 responden mayoritas ibu yang memiliki pengetahuan rendah sebanyak 22 responden (62,9%). Tabel 5.6 Pengaruh Usia Ibu Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui dari 35 responden, status pekerjaan dengan frekuensi terbanyak dijumpai pada Non PNS yaitu sebanyak 23 responden (65,7%) Berdasarkan Tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa dari 28 responden yang usia ibu dewasa akhir dengan pengetahuannya rendah sebanyak 60,7% dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 39,3%, sedangkan dari 7 responden yang usia ibu 4

dewasa menengah dengan pengetahuannya rendah sebanyak 71,4% dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 28,6%. telah dilakukan, didapatkan p-value 0,600 yang berarti p-value > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa nol (H 0 ) ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh antara usia terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Tabel 5.7 Pengaruh Pendidikan Ibu Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Sipil) dengan pengetahuannya rendah sebanyak 95,7% dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 4,3%, dan dari 12 responden yang bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) tidak ada yang pengetahuannya rendah, dibanding dengan pengetahuannya yang tinggi sebanyak 100%. disimpulkan bahwa H a diterima, yang berarti ada pengaruh antara pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Tabel 5.9 Pengaruh Pengalaman Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Berdasarkan Tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa dari 21 responden yang pendidikan ibu menengah dengan pengetahuannya rendah sebanyak 100% dan tidak ada yang pengetahuannya tinggi, dan dari 14 responden yang pendidikan ibu tinggi dengan pengetahuannya rendah sebanyak 7,1% dibandingkan dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 92,9%. disimpulkan bahwa H a diterima, yang berarti ada pengaruh antara pendidikan ibu terhadap pengetahuan tentang pijat bayi. Tabel 5.8 Pengaruh Pekerjaan Ibu Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Berdasarkan Tabel 5.8 diatas dapat dilihat bahwa dari 23 responden yang status pekerjaan ibu Non PNS (Pegawai Negeri Berdasarkan Tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa dari 22 responden yang pengalaman ibu tidak pernah melakukan pijat bayi dengan pengetahuannya rendah sebanyak 100% dan tidak ada yang pengetahuannya tinggi, sedangkan dari 13 responden yang pengalaman ibu pernah melakukan pijat bayi tidak ada yang pengetahuannya rendah dibanding dengan pengetahuan yang tinggi sebanyak 100%. disimpulkan bahwa H a diterima, yang berarti ada pengaruh antara pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi. PEMBAHASAN 1. Pengaruh usia ibu terhadap telah dilakukan, didapatkan p-value 0,600 yang berarti p-value > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa nol (H 0 ) ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh 5

antara usia terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini (Meliono, 2007) Makin tua usia seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang (Hidayat, 2007). Berdasarkan asumsi peneliti didapatkan bahwa walaupun usia ibu sebagaian besar berada pada kategori dewasa akhir namun masih banyak ibu yang belum mengerti tentang pijat bayi sehingga didapatkan hasil tidak ada pengaruh antara usia terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Hal ini disebabkan karena walaupun ibu sudah berusia dewasa namun masih banyak yang memiliki pengetahuan yang rendah tentang pijat bayi. Maka dapat disimpulkan bahwa ibu dengan usia dewasa akhir lebih banyak yang pengetahuannya rendah dari pengetahuan yang tinggi. 2. Pengaruh pendidikan ibu terhadap disimpulkan bahwa H a diterima, yang berarti ada pengaruh antara pendidikan ibu terhadap pengetahuan tentang pijat bayi. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilainilai yang baru diperkenalkan (Arikunto, 2006) Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin 6

positif terhadap obyek tersebut (Meliono, 2007). Berdasarkan asumsi peneliti didapatkan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin baik pengetahuan ibu tentang pijat bayi dan semakin rendah tingkat pendidikan ibu maka semakin rendah pengetahuan ibu sehingga terdapat pengaruh antara pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan ibu sangat mempengaruhi pola pikir dan informasi yang diterima oleh ibu khususunya tentang pijat bayi. Tingkat pendidikan ibu yang sebagian besar hanya kategori menengah keatas tentunya membuat akses informasi yang diterima ibu juga terbatas, yang berakibat pada rendahnya pengetahuan ibu tentang pijat bayi, maka dapat disimpulkan bahwa ibu dengan pendidikan menengah lebih banyak yang pengetahuannya rendah dibanding dengan pengetahuan yang tinggi. 3. Pengaruh pekerjaan ibu terhadap disimpulkan bahwa H a diterima, yang berarti ada pengaruh antara pekerjaan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Memang secara tidak langsung pekerjaan turut andil dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, hal ini dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan erat dengan proses pertukaran informasi. Dan hal ini tentunya akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. (Notoadmodjo, 2003) Berdasarkan asumsi peneliti bahwa didapatkan bahwa ibu yang bekerja sebagai PNS memiliki pengetahuan yang tinggi tentang pijat bayi dibandingkan dengan ibu yang bekerja sebagai non PNS sehingga terdapat hubungan antara pekerjaan terhadap BPS Jauniwati Pekerjaan ibu tentunya sangat mempengaruhi interaksi sosial. Dalam proses interaksi sosial tentunya sering terjadi pertukaran informasi. Dalam hal ini sebagaian ibu-ibu mendapatkan informasi seputar pijat bayi dari teman-teman dilingkungan pekerjaan, hal tersebut tentunya sangat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi, maka dapat disimpulkan bahwa ibu yang bekerja sebagai wiraswasta lebih banyak yang pengetahuannya rendah dibanding dengan pengetahuan yang tinggi. 4. Pengaruh pengalaman ibu terhadap disimpulkan bahwa H a diterima, yang berarti ada pengaruh antara pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya (Meliono, 2007) Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoadmodjo, 2005). 7

Berdasarkan asumsi peneliti didapatkan bahwa ibu yang berpengaslaman tentunya memiliki pengetahuan yang tinggi sedangkan ibu yang tidak berpengalaman melakukan pijat bayi memiliki pengetahuan yang rendah sehingga terdapat pengaruh antara pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Pengalaman tentunya sangat menentukan pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Dari pengalaman inilah ibu mendapatkan pengetahuan tentang pijat bayi. Apabila ibu pernah melakukan pijat bayi sebelumnya tentunya ibu sudah mengetahui tentang pijat bayi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ibu yang pengalaman tidak pernah melakukan pijat bayi lebih banyak yang pengetahuannya rendah dibanding dengan pengetahuan yang tinggi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut: 1. Tidak ada pengaruh antara usia terhadap 2. Ada pengaruh antara pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar 3. Ada pengaruh antara pekerjaan terhadap 4. Ada pengaruh antara pengalaman terhadap pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Jauniwati Indrapuri Aceh Besar Saran 1. Bagi Tim Kesehatan di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar agar dapat memberi informasi dan penyuluhan tentang pijat bayi kepada ibu-ibu yang memiliki bayi di wilayah tersebut. Hal ini agar dapat menumbuhkan kesadaran ibu untuk melakukan pijat bayi yang sangat bermanfaat bagi bayi itu sendiri. 2. Bagi Institusi Akademi Kebidanan Yayasan U Budiyah diharapkan agar dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswi khususnya tentang masalah pijat bayi. 3. Bagi peneliti lanjutan agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai dasar pengkajian lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Candra, B. (2009). Pengantar Statistic Kesehatan. Jakarta: EGC Hidayat. (2007). Metodologi Penelitian keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika Meliono, I., (2007). Pengetahuan. In: MPKT Modul 1. Jakarta: FEUI. Nestle. (2005). Pentingnya Pijat Bayi. Dikutip dari : https://www.sahabat nestle.co.id/page/anak/parenting/tips/p entingnya-pijat-bayi pada tanggal 7 Januari 2013 Notoadmodjo, S. (2003). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Roesli, (2008). Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : Trubus Agrowida. Rosalina.(2007). Fisiologi Pijat Bayi, Bandung : Johnson & Johnson Indonesia & Trikarsa Multi Media 8