PENENTUAN PARAMETER KISI KRISTAL HEXAGONAL BERDASARKAN POLA DIFRAKSI SINAR-X SECARA KOMPUTASI. M. Misnawati 1, Erwin 2, Salomo 3

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN STRUKTUR COBALT BERDASARKAN POLA DIFRAKSI ELEKTRON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB VERSI R2008b

PERHITUNGAN NILAI KISI KRISTAL HEXAGONAL BERDASARKAN POLA DIFRAKSI SINAR-X MEGGUNAKAN SUB ROUTINE BISECTION

PERHITUNGAN PARAMETER KISI KRISTAL BERSTRUKTUR HEXAGONAL BERDASARKAN POLA DIFRAKSI ELEKTRON DENGAN DENGAN BANTUAN KOMPUTER ABSTRAK

+ + MODUL PRAKTIKUM FISIKA MODERN DIFRAKSI SINAR X

PERHITUNGAN PARAMETER KISI KRISTAL BERSTRUKTUR HEXAGONAL BERDASARKAN POLA DIFRAKSI ELEKTRON DENGAN DENGAN BANTUAN KOMPUTER ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI SUPERKONDUKTOR YBa 2 Cu 3 O 7-x DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR-X MENGGUNAKAN CELREF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN MEDIA BELAJAR FISIKA BERBASIS KOMPUTER PADA PEMODELAN DIFRAKSI SINAR-X DENGAN KRISTAL BUATAN KUBUS SEDERHANA SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

TUGAS 4 FISIKA ZAT PADAT. Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan. Oleh : Aldo Nofrianto ( /2014 ) Pendidikan Fisika A. Dosen Pengampu Mata kuliah

PENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR OPTIMUM DOPED DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

DIFRAKSI KRISTAL dan KISI RESIPROK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

STRUKTUR BAHAN Y 1-X Pr X Ba 2 Cu 3 O 7-δ KERAMIK SUPERKONDUKTOR HASIL SINTESIS DENGAN REAKSI PADATAN SKRIPSI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI UNDER-DOPED SUPERKONDUKTOR DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA APLIKASI TRANSFORMASI WAVELET UNTUK PENENTUAN FUNGSI DISTRIBUSI RADIAL DIFRAKSI SINAR X ENERGI RENDAH SKRIPSI

PENGARUH VARIASI MASSA BAHAN TERHADAP KUALITAS KRISTAL SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 Te 0,8 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN

METODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

X- RAY DIFFRACTION. Naufal Fauzan You and Affandy Baskoro Adhi Pradana Gilmar Wicaksono M. Helmi Faisal Nicky Rahmana Putra KELOMPOK VI

PENENTUAN SUDUT DEVIASI MINIMUM PRISMA MELALUI PERISTIWA PEMBIASAN CAHAYA BERBANTUAN KOMPUTER

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPIS TIPIS BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 S 0.8 ) HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA

Kaidah difraksi sinar x dalam analisis struktur kristal KBr

SIMULASI XRD ZINC OXIDE TERDOPING MENGGUNAKAN METODE LAUE

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI

PENGARUH PERLAKUAN SUHU PADA PEMBUATAN GREEN CARBON PAPER (GCP) TANPA PEREKAT MENGGUNAKAN KULIT PISANG LILIN

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA

Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd)

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

KARAKTERISASI SUPERKONDUKTOR BSCCO-2223 YANG DISINTESIS DENGAN METODE REAKSI PADATAN

PENENTUAN RUGI-RUGI KELENGKUNGAN FIBER OPTIK MODE TUNGGAL SECARA KOMPUTASI

PENGARUH ATOM SULFUR PADA PARAMETER KISI KRISTAL MATERIAL SEL SURYA Cd(Se 1-x,S x ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

SIMULASI PEMBUATAN POLA CITRA UNTUK MENGETAHUI JARAK ANTARA NANOPARTIKEL DENGAN MENGGUNAKAN LATTICE GENERATOR DAN LATTICE PARAMETER ANALYZER

Karakterisasi XRD. Pengukuran

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PENGARUH ALUR PEMANASAN TERHADAP KARAKTER BAHAN SEMIKONDUKTOR Pb(Se 0,6 Te 0,4 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN SKRIPSI

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

ANALISA DISPERSI MATERIAL SERAT KISI BRAGG MENGGUNAKAN METODE SOFTWARE OPTIGRATING

IDENTIFIKASI PENGARUH VARIASI UKURAN BUTIRAN TERHADAP UNSUR DAN STRUKTUR KRISTAL CANGKANG TELUR AYAM RAS

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.

ABSTRAK. Kata kunci: analisa struktur, matriks, simple beam, truss, frame. vii

Gambar 2.1. momen magnet yang berhubungan dengan (a) orbit elektron (b) perputaran elektron terhadap sumbunya [1]

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN

ANALISIS STRUKTUR DAN SIFAT MAGNET BAHAN SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ ELECTRON-DOPED

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR FISIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN MEKANISTIK DAN METODE PEMBELAJARAN ANIMASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi mikroskopik yang pertama dilakukan adalah analisis

SINTESIS DAN STRUKTUR KRISTAL BAHAN LaMnO 3 DAN La 0,7 Er 0,3 MnO 3 PEROVSKITE SKRIPSI

IDENTIFIKASI KEMURNIAN BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL LINE BINARY PATTERN (LLPB)

BIOSINTESIS NANOPARTIKEL PERAK DENGAN MENGGUNAKAN TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness) DAN KARAKTERISTIKNYA SKRIPSI BIDANG MINAT BIOFISIKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil XRD

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN MODIFIED HAUSDORFF DISTANCE ABSTRAK

Simulasi Estimasi Arah Kedatangan Dua Dimensi Sinyal menggunakan Metode Propagator dengan Dua Sensor Array Paralel

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia.

PETUNJUK PENGGUNAAN PROGRAM RIETICA UNTUK ANALISIS DATA DIFRAKSI DENGAN METODE RIETVELD

ANALISA PERBANDINGAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU ANTARA METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE BINA MARGA 1983 TUGAS AKHIR

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PRINSIP-PRINSIP DIFRAKSI SINAR-X

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian terhidung sejak bulan Juni 2013 sampai dengan

ANALISIS TEKSTUR STAINLESS STEEL (SS) 316-L MENGGUNAKAN METODE DIFRAKSI NEUTRON SKRIPSI NUR RAHMAH HARAHAP

Petunjuk Refinement. Analisis Pola Difraksi Sinar-X Serbuk Menggunakan Metode Le Bail Pada Program Rietica

DAFTAR ISI.. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK.. ABSTRACT... DAFTAR TABEL.. DAFTAR PERSAMAAN..

SYNTHESIS THIN LAYER ZnO-TiO 2 PHOTOCATALYSTS SOL GEL METHOD USING THE PEG (Polyethylene Glycol) AS SOLVENTS SCIENTIFIC ARTICLE

PERHITUNGAN PARAMETER GELOMBANG SUARA UNTUK SUMBER BERBENTUK SEMBARANG MENGGUNAKAN METODA ELEMEN BATAS DENGAN PROGRAM MATLAB ABSTRAK

PENGARUH WAKTU ALUR PEMANASANTERHADAP KUALITAS KRISTAL Sn(S 0,4 Te 0,6 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN

SINTESIS NANOPARTIKEL HEMATITE ( -Fe 2 O 3 ) DENGAN METODE KALSINASI BERBANTUAN GELOMBANG MIKRO

PENENTUAN KOEFISIEN LINIER ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL

Bahan Kuliah Fisika Dasar 2. Optika Fisis

PEMERINGKATAN PENERIMA BEASISWA BANTUAN BELAJAR MAHASISWA DI FAKULTAS MIPA UNS MENGGUNAKAN FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER

KLASIFIKASI PENYAKIT CACAR AIR DAN CAMPAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK DIAGNOSA PENYAKIT MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPISAN TIPIS Sn(So,4Te0,6) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK EVAPORASI VAKUM

PENGEMBANGAN ALAT EKSPERIMEN PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI BERDASARKAN TEORI BIDANG MIRING BERBASIS MICROCOMPUTER BASED LABORATOY (MBL)

Kapabilitas dan Karakterisasi Rigaku MiniFlex Powder Diffractrometer. Kardiawarman Jurusan Pendidikan Fisika-FPMIPA-UPI Jl. Setiabudi 229-Bandung

STRUKTUR KRISTAL DAN MORFOLOGI TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) POWDER SEBAGAI MATERIAL FOTOKATALIS

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS

MENENTUKAN POLA RADIASI BUNYI DARI SUMBER BERBENTUK CORONG. Robi ullia Zarni 1, Defrianto 2, Erwin 3

PREPARASI DAN KARAKTERISASI PADUAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,6 Te 0,4 ) DENGAN METODE BRIDGMAN MELALUI VARIASI WAKTU PEMANASAN

PENENTUAN DENSITAS PLASMA ION KARBON PADA TEKANAN ATMOSFIR UNTUK MENCAPAI KESETIMBANGAN TERMODINAMIK Dadhe Riawan*, Saktioto, Zulkarnain

Pengenalan Pola Karakter Tulisan Tangan Dengan Menggunakan Metoda Clustering Melalui Similarity Measure Approach

ANALISIS SUDUT PUTAR JENIS PADA SAMPEL LARUTAN SUKROSA MENGGUNAKAN PORTABLE BRIX METER

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Pengaruh Suhu Pertumbuhan terhadap Laju Penumbuhan Kristal Tunggal Garam Rochelle (KNaC 6 H 6 O 6.4H 2 O)

BAHAN SEMINAR. PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN KADAR KANDUNGAN MINERAL Ca,Fe,P DAN Zn PADA DAUN MELINJO (Gnetum gnemon) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL

VERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FILTER GABOR ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

Transkripsi:

PENENTUAN PARAMETER KISI KRISTAL HEXAGONAL BERDASARKAN POLA DIFRAKSI SINAR-X SECARA KOMPUTASI M. Misnawati, Erwin, Salomo Mahasiswa Porgram Studi S Fisika Bidang Karakterisasi Material Jurusan Fisika Bidang Fisika Inti Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 89, Indonesia meli.misnawati@gmail.com ABSTRACT Crystal structure especially lattice parameters in hexagonal system is difficult to be determined in conventional way. Therefore, it is necessarily to involve a computer to perform the calculation of parameters of hexagonal crystal lattice. In this study, two computer programs have been written using a software which is called MATLAB version R007b. The first program called Program Menu is used to input the parameters required in performing the lattice parameters of crystal calculation. The second program called Main Program is used to determine the lattice parameters (a and c). The X-ray diffraction data was obtained from reference that is included Cobalt, Magnesium, Titanium and Zinc. The most important data from X-Ray diffraction pattern is angle of X-Ray reflected beam (θ). The Main program will calculate the distance between the planes of unit cell of the crystal (d hkl ). Next, the code will continue the calculation to evaluate the value of lattice parameters (a and c) for all possible planes in the unit cell of the crystal. Finally, the code will choose the same value of lattice parameters (a and c) for different crystal planes (hkl). The result of the lattice parameter s average for Cobalt are a =.58 Å and c = 4.0799 Å, Magnesium has lattice parameters value of a =. Å and c = 5.6 Å, Titanium has lattice parameters value a =.9595 Å and c = 4.696 Å, and Zinc has lattice parameters value a =.677 Å and c = 4.968 Å. In this result, the values of lattice parameters are comparable with the values of lattice parameters in literature and this result can be acceptable. Key words: Hexagonal, lattice parameter, X-Ray, diffraction, and crystal. ABSTRAK Struktur kristal khususnya parameter kisi hexagonal sulit ditentukan dengan perhitungan secara manual, oleh karena itu dibutuhkan bantuan komputer untuk melakukan perhitungan tersebut. Dalam penelitian ini telah dibuat buah program komputer untuk menentukan parameter kisi kristal hexagonal. Program pertama disebut program menu yang mana program ini digunakan untuk menginput parameter-parameter yang diperlukan dalam

perhitungan parameter kisi kristal hexagonal. Program kedua yaitu program utama, digunakan untuk menentukan parameter kisi dan indeks Miller pada puncak-puncak difraksi sinar-x kristal hexagonal. Data diperoleh dari referensi berupa pola difraksi sinar- X dari 4 buah cuplikan yaitu: Cobalt, Magnesium, Titanium dan Zinc. Dari pola difraksi ini dapat ditentukan sudut θ, kemudian komputer akan melakukan perhitungan terhadap jarak antar bidang d hkl. Kemudian, komputer akan menghitung nilai parameter kisi a dan c untuk seluruh bidang yang mungkin muncul dalam sistem kristal. Selanjutnya, akan dipilih nilai a dan c yang sama atau hampir sama untuk dapat menentukan indeks Miller dari puncakpuncak difraksi sinar-x. Hasil perhitungan parameter kisi a dan c adalah Cobalt memiliki nilai parameter kisi rata-rata untuk a =.58 Å dan c = 4.0799 Å, Magnesium memiliki nilai parameter kisi a =. Å dan c = 5.6 Å, Titanium memiliki nilai parameter kisi a =.9595 Å dan c = 4.696 Å, dan Zinc memiliki nilai parameter kisi a =.677 Å dan c = 4.968 Å hasil perhitungan parameter kisi yang didapat terbukti sesuai dengan literatur. Kata kunci: Hexagonal, parameter kisi, sinar-x, difraksi, dan kristal. PENDAHULUAN Bahan dengan struktur hexagonal seperti Cobalt, Magnesium, Titanium dan Zinc merupakan material yang memegang peranan penting dalam teknologi modern saat ini. Sebagai contoh Cobalt yang merupakan bahan ferromagnetik yang banyak digunakan sebagai bahan dasar (metal base) untuk media penyimpanan data (Takei, et al 997). Sehubungan dengan aplikasi ini, maka diperlukan informasi berupa sifat-sifat fisika dari material ini khususnya tentang struktur berupa parameter kisi. Struktur dari materialmaterial ini dapat ditentukan dengan dengan beberapa metode seperti difraksi elektron dan difraksi sinar-x. Metode difraksi elektron menghasilkan pola difraksi elektron dengan menggunakan Transmission Elektron Microscopy (TEM) pola difraksi ini berupa cincincincin difraksi (David, 004). Metode difraksi sinar-x menggunakan seberkas sinar-x yang ditembakkan pada sampel selanjutnya atom-atom sampel menghamburkan sinar-x tersebut berdasarkan hukum Snellius dan sinar yang dihamburkan tersebut diterima oleh detector dan kemudian diterjemahkan sebagai sebuah puncak difraksi. Makin banyak bidang kristal yang terdapat dalam sampel, makin kuat intensitas pembiasan yang dihasilkannya. Tiap puncak yang muncul pada pola XRD mewakili satu bidang kristal yang memiliki orientasi tertentu dalam sumbu tiga dimensi. Puncak-puncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi sinar-x untuk hampir semua jenis material. Biasanya Peneliti menggunakan data American Standard for Testing Material (ASTM) atau struktur data base untuk material. Tentu hal ini belum memudahkan Peneliti untuk menentukan struktur kristal. Adapun alternative lain untuk menentukan struktur kristal dari suatu material dapat dilakukan dengan membuat program komputer untuk melakukan perhitungan terhadap struktur kristal dari suatu material.

Pada penelitian ini akan ditentukan parameter kisi dari material-material yang berstruktur hexagonal dengan menggunakan metode difraksi sinar-x. Penentuan parameter kisi ini dilakukan dengan membuat program komputer yang ditulis dalam bahasa MATLAB. Ada dua program yang akan ditulis dalam penelitian ini, yaitu Program Menu yang fungsinya untuk merekam semua data masukan atau input dan Program Utama yang berfungsi untuk melakukan perhitungan parameter kisi dan menetukan indeks Miller pada puncak-puncak difraksi sinar-x. METODE PENELITIAN Dalam percobaan difraksi akan diperoleh data berupa intensitas pola difraksi I(θ) terhadap sudut hamburan θ. Dari data tersebut biasanya dapat ditentukan hubunganhubungan antar jarak bidang orientasi d(hkl) dan variabel-variabel parameter kisi serta orientasi bidang. Pada penelitian ini digunakan 4 data sekunder berupa pola difraksi sinar-x dari kristal dengan struktur hexagonal yaitu Cobalt, Magnesium, Titanium dan Zinc. Selanjutnya, dari data yang dihasilkan dari proses difraksi sinar-x ini akan dibuat dua program komputer yang digunakan untuk menentukan konstanta kisi dan indeks pada puncak-puncak difraksi sinar-x. Program ini terdiri dari program menu dan program utama yang ditulis dengan menggunakan Matriks Laboratory (MATLAB). Program menu digunakan untuk mempermudah pengguna (user) menginput data-data yang digunakan dalam program utama dan program utama berisi perhitungan, seperti ditampilkan pada Gambar dan Gambar. Gambar. Diagram alir penelitian Gambar. Diagram alir program komputer

HASIL DAN PEMBAHASAN Dari pola difraksi intensitas I(θ) terhadap sudut hamburan θ, maka data yang dapat ditentukan adalah sudut hamburan θ pada setiap puncak-puncak difraksi. Dengan memperoleh θ tersebut dapat ditentukan nilai d(hkl) menggunakan persamaan (). d sinθ = nλ () Untuk selanjutnya setelah nilai d(hkl) ditentukan, akan dilakukan perhitungan terhadap jarak bidang refleksi untuk kristal hexagonal. = + () Dari kedua persamaan diatas dapat ditentukan parameter kisi dengan menggunakan rasio c/a untuk kristal hexagonal yang telah diketahui pada literatur. Setelah mendapatkan nilai parameter kisi maka dapat ditentukan pula indeks Miller pada puncak-puncak difraksi sinar-x dengan cara melakukan seleksi terhadap nilai parameter kisi a dan c yang hampir sama pada setiap sudut hamburan θ yang diinputkan. Program yang telah dibuat dalam penelitian terdiri dari yang pertama yaitu program menu yang merupakan sebuah program yang dibuat melalui perangkat lunak MATLAB yang berfungsi untuk menginput data-data yang diperlukan untuk dapat diproses. Dari datadata yang telah dikumpulkan berikut hasil dari program menu yang digunakan untuk menentukan nilai parameter kisi setiap kristal dan indeks Miller dari puncak-puncak difraksi sinar-x. tampilan program menu dapat dilihat pada Gambar. Gambar. Tampilan program menu untuk menentukan parameter kisi untuk kristal hexagonal Selanjutnya program kedua yaitu program utama yang ditulis dengan MATLAB dan berfungsi untuk melakukan perhitungan. Perhitungan pada program utama memanfaatkan parameter-parameter yang diinputkan kedalam program menu. Setelah program utama dijalankan maka program utama akan melakukan perhitungan terhadap panjang gelombang sinar-x yang disimbolkan dengan lamda, jarak antar bidang dalam kristal d hkl dan parameter kisi a dan c untuk elemen Cobalt, Magnesium, Titanium dan 4

Zinc. Program utama dibuat untuk dapat memproses perhitungan guna untuk menentukan nilai parameter kisi setiap kristal dan menentukan indeks Miller setiap puncak-puncak difraksi sinar-x. Tampilan dari hasil program utama yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Tampilan program utama untuk (a) Cobalt, (b) Magnesium, (c) Titanium dan (d) Zinc. Dengan menginput sudut θ kedalam program maka akan dihasilkan nilai parameter kisi a dan c untuk semua bidang hkl yang mungkin. Perhitungan yang menghasilkan nilai parameter kisi a dan c yang hampir sama pada setiap sudutnya akan dipilih sebagai nilai parameter kisi a dan c yang diharapkan. Dalam hal ini program komputer juga dirancang untuk dapat melakukan seleksi terhadap nilai parameter kisi a dan c yang nilai nya hampir sama pada setiap sudut yang telah diinput. Tampilan Tabel sampai Tabel 4 merupakan nilai a dan c yang telah dipilih dari setiap sudut θ yang diinput. 5

Tabel. Hasil seleksi nilai a dan c yang mendekati sama untuk Cobalt Puncak θ( ) d(å) a(å) c(å) hkl 4.486.480 4.067 00 44.0555.50 4.0 00 47.90.57 4.09 0 Tabel. Hasil seleksi nilai a dan c yang mendekati sama untuk Magnesium Puncak θ( ) d(å) a(å) c(å) hkl.6.7800.0 5. 00 4.8.6054.086 5.08 00 6.60.4588.09 5.6 0 4 47.80.89.085 5.06 0 5 57.6.67.089 5. 0 Tabel. Hasil seleksi nilai a dan c yang mendekati sama untuk Titanium Puncak θ( ) d(å) a(å) c(å) hkl 5.0.556.9486 4.6795 00 8.9.40.954 4.689 00 40.7.4.9495 4.6808 0 4 5.00.757.9496 4.68 0 5 6.94.4749.9499 4.685 0 6

Tabel 4. Hasil seleksi nilai a dan c mendekati sama untuk Zinc Puncak θ( ) d(å) a(å) c(å) hkl 6..47.665 4.944 00 8.98.079.6649 4.9468 00 4..09.6646 4.946 0 4 54..6868.6640 4.945 0 5 70.08.4.668 4.9448 0 Untuk elemen Cobalt nilai a dipilih pada rentang.4 a.6 dan nilai c pada rentang 4.0 c 4.. Pada Tabel seleksi nilai parameter kisi dilakukan oleh komputer pada rentang nilai. a. dan nilai 5. c 5.. Pada setiap sudut yang berbeda nilai a dan c akan menunjukkan nilai yang hampir sama. Sehingga nilai parameter kisi inilah yang diharapkan. Pada Tabel untuk elemen Titanium seleksi dilakukan oleh komputer pada rentang nilai.9 a.0 dan 4.6 c 4.8. Pada Tabel 4 untuk elemen Zinc seleksi dilakukan oleh komputer pada rentang nilai.6 a.7 dan 4.9 c 5.0. Pada Tabel sampai Tabel 4 dapat dilihat bahwa dengan memasukkan nilai θ maka dapat ditentukan nilai parameter kisi yaitu nilai a dan c dari suatu material dengan cepat dan dapat pula ditentukan indeks Miller dari puncak-puncak difraksi tersebut. Dari tabel diatas diperoleh nilai parameter kisi untuk 4 elemen kristal hexagonal dengan nilai parameter kisi yang berbeda. Cobalt memiliki nilai parameter kisi rata-rata untuk a=.58 dan c= 4.0799, Magnesium memiliki nilai parameter kisi rata-rata untuk a=. dan c=5.6, Titanium memiliki nilai parameter kisi rata-rata untuk a=.9595 dan c= 4.696, dan Zinc memiliki nilai parameter kisi rata-rata untuk a=.677 dan c= 4.968. Pada Tabel sampai dengan Tabel 4 nilai parameter kisi telah diseleksi pada rentang tertentu untuk mendapatkan nilai parameter kisi yang sesuai. Dengan demikian dapat ditentukan indeks pada puncak-puncak difraksi sinar-x dari keempat bahan yang digunakan. Untuk elemen Cobalt pada puncak θ= 4 memiliki indeks bidang hkl (00) pada puncak 44 memiliki indeks bidang hkl (00) pada puncak 47 memilliki indeks bidang hkl (0). Pada Magnesium puncak θ=.6 memiliki indeks bidang hkl (00), puncak 4.8 memiliki indeks bidang hkl (00), puncak 6.60 memiliki indeks bidang hkl (0), puncak 47.80 memiliki indeks bidang hkl (0), puncak 57.6 memiliki indeks bidang hkl (0). Titanium pada puncak θ=5.0 memiliki indeks bidang hkl (00), pada puncak 8.9 memiliki indeks bidang hkl (00), puncak 40.7 memiliki indeks bidang hkl (0), pada puncak 5.00 memiliki indeks bidang hkl (0) pada puncak 6.94 memiliki indeks bidang hkl (0). Zinc pada puncak θ=6. memiliki indeks bidang hkl (00), pada puncak 8.98 memiliki indeks bidang hkl (00), pada puncak 4. memiliki indeks bidang hkl (0), pada puncak 54. memiliki indeks bidang hkl (0) dan pada 7

puncak 70.08 memiliki indeks bidang hkl (0). Dari data pada tabel diatas juga dapat dilihat pengaruh kenaikan sudut θ terhadap jarak antar bidang kristal seperti ditampilkan pada Gambar 5. Gambar 5. Hubungan antara jarak bidang dalam kristal (d hkl ) terhadap sudut θ untuk bahan (a) Cobalt, (b) Magnesium, (c) Titanium dan (d) zinc. Pada Gambar 5 terlihat jelas bahwa semakin besar sudut θ yang dihasilkan dalam difraksi sinar-x maka jarak antar bidang dalam kristal semakin kecil. Penurunan ini dikarenakan jarak dari satu set bidang (hkl) adalah jarak terpendek (tegak lurus) dari dua bidang yang berdekatan. Jarak merupakan fungsi dari (hkl), yang secara umum semakin besar harga indeks maka semakin kecil jarak antar bidang tersebut dan semakin besar sudut dan yang dihasilkannya. Pada Tabel sampai Tabel 4 dapat dilihat dengan jelas bahwa hasil penelitian penentuan struktur kristal hexagonal dengan program utama hampir sesuai dengan nilai yang diperoleh dalam literatur. Jika nilai parameter kisi a dan c pada literatur dianggap sebagai P l dan nilai parameter kisi a dan c pada diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan program utama sebagai P u maka dari penelitian ini dapat ditentukan indeks 8

reliabilitas (R). Harga indeks reliabilitas pada penelitian ini adalah < 0.7. Hasil ini dapat dipastikan keluaran yang dihasilkan dapat diterima. KESIMPULAN Program komputer yang telah dibuat dalam software MATLAB versi R007b telah berhasil dijalankan dan telah dilakukan uji coba untuk pola difraksi yaitu Cobalt, Magnesium, Titanium dan Zinc. Parameter kisi yang diperoleh dari perhitungan menggunakan program ini dengan parameter kisi dari referensi kemudian keduanya dibandingkan dengan menghitung indeks reliabilitas dari kedua parameter kisi yaitu a dan c. Indeks reliabilitas dari masing-masing bahan yaitu Cobalt 0.7 dan 0.67, Magnesium 0.4 dan 0.45, Titanium 0. dan 0.8, dan untuk bahan Zinc yaitu 0.9 dan 0.4. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Erwin, M.Sc yang telah sabar membimbing dan memberikan saran pada penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Salomo, M.Si yang banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan penulisan karya ilmiah ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kassi kepada Bang Suhaivi, S.Si yang banyak membantu selama penelitian ini menggunakan MATLAB. DAFTAR PUSTAKA David, R. 004. Hand Book of Physics. CRC Press. Takei. S, S. Shomura, A. Morisako, and M. Matsumoto, (997). J.Appl.Phys. 8, 4674 9