BAB I PENDAHULUAN. glossocolecidae, dan lumbricidae (Khairulman dan Amri, 2009: 1-3).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mudah dibudidayakan, media dan pakannya mudah diperoleh sehingga. dapat berkesinambungan ketersediaannya serta memiliki kandungan

BAB I PENDAHULUAN. hewan yang menjijikkan dan kurang dimanfaatkan oleh masyarakat

THE EFFECT OF PALM STEM SAWDUST AND MANILA GRASS ON GROWTH AND COCOON PRODUCTION OF AFRICAN EARTHWORM (Eudrilus eugeniae)

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak mengandung senyawa organik dan bahan mineral yang cukup baik dari alam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan memisahkan objek penelitian menjadi 2

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 5 kelompok perlakuan yaitu, 1 kelompok perlakuan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memudahkan hewan tanah khususnya cacing untuk hidup di. sebagai pakan ayam dan itik. Para peternak ikan juga memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

LAMPIRAN ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 1. Analisis pertambahan bobot cacing tanah Eudrilus eugeniae.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN JERAMI PADI DAN PENAMBAHAN KOTORAN AYAM SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia adalah

PENGARUH KOMBINASI MEDIA SERBUK GERGAJI BATANG POHON KELAPA

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kotoran manusia atau hewan, dedaunan, bahan-bahan yang berasal dari tanaman

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. eugeniae sering disebut cacing Afrika, atau ANC (African Night Crawler).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

PERTUMBUHAN TANAMAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA ARANG SEKAM DAN COCOPEAT DENGAN PEMBERIAN STARBIO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

TANAMAN PENGHASIL PATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

ERNI WAHYU FITHRIANA A

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Cacing Eudrilus eugeniae (African Night Crawler /ANC)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan makanan pada saat masa penggantian dari makanan kuning telur ke

VERMIKOMPOS A. Pengertian Vermikompos B. Keunggulan Vermikompos

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

merang terutama selulosa (Subaryanto, 2011). Bersumber dari pernyataan tersebut, sangat mungkin sekali mengganti media tumbuh jamur merang yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi dunia yang dinamis dan semakin terbatasnya cadangan energi

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

PENGARUH KOMBINASI MEDIA SERBUK GERGAJI BATANG POHON KELAPA

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

BAB II KAJIAN TEORI. tergolong pada kelompok binatang lunak karena tidak memiliki tulang. belakang (avertebrata). Kedudukan Eudrilus eugeniae dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

Menurut Syariffauzi (2009), pengembangan perkebunan kelapa sawit membawa dampak positif dan negatif Dampak positif yang ditimbulkan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

PENDAHULUAN. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia mempunyai banyak manfaat bagi. kelangsungan hidup manusia. Salah satunya adalah tanaman aren (Arenga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH KOMBINASI MEDIA SERBUK GERGAJI BATANG POHON KELAPA

EFEKTIVITAS AIR KELAPA DAN AMPAS TEH TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) PADA MEDIA TANAM YANG BERBEDA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Padi Organik Dan Bekatul Organik. ditanam dan diolah menurut standar yang telah ditetapkan (IRRI, 2007).

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIVITAS AIR KELAPA DAN AMPAS TEH TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SRI REJEKI (Aglonema donna carmen) PADA MEDIA TANAM YANG BERBEDA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

VERMIKOMPOS. Oleh Suharyanto (Staf pengajar Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

VERMIKOMPOS (Kompos Cacing Tanah) PUPUK ORGANIK BERKUALITAS DAN RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL ) terbuat dari bahan-bahan alami,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

Limbah dan Pemanfaatannya. Telco 1000guru dengan SMA Batik 1 Solo 23 Februari 2012

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cacing tanah merupakan hewan tingkat rendah yang tidak memiliki tulang belakang (avertebrata) dan bertubuh lunak. Hewan ini paling sering dijumpai di tanah dan tempat lembab, yang banyak mengandung senyawa organik dan bahan mineral yang cukup baik dari alam maupun dari sampah limbah pembuangan penduduk. Cacing tanah sendiri telah dikenal dari berbagai familia yaitu moniligastridae, megascolecidae, eudrillidae, glossocolecidae, dan lumbricidae (Khairulman dan Amri, 2009: 1-3). Masyarakat mengerti manfaat dari cacing tanah antara lain sebagai penyubur tanah, namun dalam pelaksanaan pemanfaatan cacing tanah ini pun masih sangat terbatas. Cacing tanah memiliki banyak manfaat seperti menyuburkan tanah dan juga kesehatan manusia. Menurut Rony Palungkun (2008) mengatakan bahwa kandungan protein yang dimiliki cacing tanah sangatlah tinggi, yakni mencapai 64-76%. Selain protein cacing tanah juga mengandung abu, serat dan lemak tak jenuh. Cacing tanah mengandung auksin yang merupakan perangsang tumbuh untuk tanaman (Rony Palungkun, 2008: 12). Cacing tanah dari famili eudrillidae yaitu cacing Afrika yang dikenal dengan nama ilmiah Eudrilus eugeniae atau lebih sering disebut dengan cacing African Night Crawler (ANC). Seperti namanya cacing ini berasal dari dataran hangat benua Afrika yang telah banyak dikembangkan untuk 1

keperluan ternak diberbagai penjuru dunia. Cacing tanah jenis Eudrilus eugeniae memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari cacing lain, dan nafsu makannyapun juga lebih besar. Eudrilus eugeniae berkembang lebih cepat daripada cacing lokal lain. Tidak salah apabila Cacing African Night Crawler (ANC) sebagai produsen kascing yang dapat diunggulkan (Reinecke and Viljoen 1993 dalam Jorge Dominguez., dkk., 2001: 342). Cacing Eudrilus eugeniae dapat sebagai penyubur lahan pertanian alami, dikarenakan aktivitas cacing itu sendiri di dalam tanah yang dapat menggemburkan dan menghasilkan mineral bagi tanah. Selain itu tubuh cacing Eudrilus eugeniae dapat digunakan untuk bahan makanan bagi hewan ternak, salah satunya pakan ayam. Unsur-unsur yang diperlukan dalam pakan ternak selain karbohidrat dan vitamin, juga diperlukan protein dan mineral (Khairulman dan Amri, 2009: 18). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae di antaranya adalah media hidup cacing itu sendiri. Cacing pada alaminya hidup di tanah yang lembab dan banyak mengandung senyawa organik seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Bahan organik yang bisa dijadikan media hidup cacing tanah antara lain kotoran hewan ternak, ampas tahu, ampas singkong, ampas sagu, serbuk gergaji, kompos, jerami padi, sekam padi, kulit pisang, dan sebagainya (Sugiantoro, 2012: 58). Media hidup secara langsung dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi cacing tanah. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa 2

terdapat banyak bahan yang dapat digunakan sebagai media hidup, namun demikian media hidup yang seperti apa yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan reproduksi cacing tanah. Persoalan ini membutuhkan jawaban apabila diinginkan peningkatan budidaya cacing tanah. Pohon aren atau enau (Arenga pinnata, Merr.) merupakan tumbuhan yang menghasilkan bahan-bahan industri. Begitu banyak ragam produk yang dipasarkan setiap hari yang berasal dari bahan baku pohon aren dan permintaan produk-produk tersebut baik untuk kebutuhan ekspor maupun kebutuhan dalam negeri semakin meningkat. Hampir semua bagian pohon aren bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari bagian fisik (akar, batang, daun, dll) maupun hasil produksinya berupa gula aren. Meskipun demikian, penggunaan batang pohon aren sebagai media tumbuh cacing tanah memang belum pernah dilakukan, maka dari itu peneliti tertarik untuk menggunakan gergaji aren sebagai media pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae. Ketersediaan serbuk gergaji aren dapat diperoleh di tempat-tempat industri seperti pembuat bihun. Penelitian ini guna memanfaatkan serbuk gergaji aren yang sudah tidak dimanfaatkan. Selain itu, batang aren mengandung pati. Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, terdiri atas amilosa dan amilopektin, dan karbohidrat merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh cacing Eudrilus eugeniae untuk pertumbuhannya (Jacobs dan Delcour 1998 dalam Heny Herawati, 2010: 31). 3

Rumput manila (Zoysia matrella) adalah salah satu rumput yang hidup di daerah tropis. Rumput manila merupakan rumput yang sering ditumbuhkan di lapangan sepakbola, salah satunya dapat dilihat di lapangan sepakbola Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY. Rumput tentunya akan terus tumbuh dan berkembang, sehingga rumput lapangan sepakbola akan selalu dikontrol ketebalannya sesuai standard lapangan sepakbola dan sisa dari hasil potongan rumput tersebut biasanya hanya dibuang begitu saja atau dijadikan sebagai kompos. Rumput yang difermentasi dan dijadikan sebagai pupuk kompos memiliki kandungan zat kompleks yang bermanfaat. Rumput sebagaimana tanaman hijau lainnya, dapat menjadi sumber makanan bagi cacing tanah. Pemakaian rumput sebagai media pemeliharaan cacing tanah dapat secara tunggal atau dikombinasikan dengan bahan lain. Berdasarkan keterangan di atas, maka kombinasi antara serbuk gergaji aren dan rumput manila berpeluang untuk dijadikan sebagai media pertumbuhan cacing Afrika, untuk itulah penelitian ini dilakukan. B. Identifikasi Masalah 1. Apakah pengaruh kombinasi media serbuk gergaji aren dan rumput manila terhadap pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae? 2. Apakah pengaruh kombinasi media serbuk gergaji aren dan rumput manila terhadap produksi kokon cacing Eudrilus eugeniae? 3. Media manakah yang paling optimal untuk pertumbuhan dan produksi kokon cacing Eudrilus eugeniae? 4

4. Bagaimana kualitas kascing dari bekas kombinasi media pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae? C. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada apakah terdapat pengaruh baik dari kombinasi media serbuk gergaji aren dan rumput manila terhadap pertumbuhan dan produksi kokon cacing Eudrilus eugeniae. D. Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat pengaruh yang baik dari kombinasi media serbuk gergaji aren dan rumput manila terhadap pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae? 2. Apakah terdapat pengaruh yang baik dari kombinasi media serbuk gergaji aren dan rumput manila terhadap produksi kokon cacing Eudrilus eugeniae? E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh kombinasi media serbuk gergaji aren dan rumput manila terhadap pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae. 2. Mengetahui pengaruh kombinasi media serbuk gergaji aren dan rumput manila terhadap produksi kokon cacing Eudrilus eugeniae. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi masyarakat a. Masyarakat dapat mengetahui manfaat dari cacing Eudrilus eugeniae dan memanfaatkannya. 5

b. Masyarakat dapat mengembangbiakkan cacing Eudrilus eugeniae dengan baik. c. Masyarakat dapat mengetahui media yang optimal untuk pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae. G. Definisi Operasional 1. Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, berat, dan jumlah sel yang bersifat irreversible, dalam penelitian ini indikator untuk pertumbuhan cacing Eudrilus eugeniae adalah pertambahan biomassa cacing yang dihasilkan pada masing-masing bak media perlakuan pada akhir penelitian. 2. Produksi kokon adalah jumlah kokon yang dihasilkan cacing Eudrilus eugeniae selama 2 bulan, dalam penelitian ini indikator untuk produksi kokon adalah jumlah kokon, berat kokon dan indeks kokon (perbandingan lebar x panjang x 100%) pada masing-masing perlakuan berbeda. 3. Cacing tanah yang digunakan adalah jenis cacing tanah African Night Crawler (ANC) atau Eudrilus eugeniae, dengan berat rata-rata untuk satu bak perlakuan 35 gram, umur cacing tidak ditentukan. Cacing Eudrilus eugeniae didapatkan dari peternakan cacing yang berada di Godean, Yogyakarta. 4. Media dalam penelitian ini yang dimaksud adalah substansi yang diisikan ke dalam wadah yang digunakan untuk pemeliharaan cacing Afrika. Media yang digunakan : serbuk gergaji batang pohon aren dan 6

rumput manila. Serbuk gergaji batang pohon aren diperoleh dari pohon aren di daerah waduk Sermo, Kulonprogo. Serbuk gergaji kemudian didiamkan 1 bulan agar kondisi gergaji menjadi lapuk. Rumput manila diperoleh dari limbah hasil pemotongan rumput lapangan sepakbola Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY yang sudah siap untuk digunakan sebagai media karena sudah tersungkup dalam trash bag selama 1 bulan. 5. Pakan adalah makanan yang diberikan untuk cacing Eudrilus eugeniae selama penelitian berlangsung. Pakan yang digunakan adalah ampas tahu yang dibeli di pasar Demangan. 7