BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER ATLETIK DI SMP NEGERI 1 TANJUNGSARI GUNUNGKIDUL

PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. seminggu dan dilaksanakan sesuai dengan dikeluarkannya SK penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Juli 1983 (29 tahun, 304 hari), usia sekolah yang sudah cukup matang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND DAN SKIPPING TERHADAP KELINCAHAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (power otot tungkai Sebelum Eksperimen)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat dalam penelitian akan dilaksanakan pada : Jl. Raya Lembang No. 357 Kab. Bandung Barat.

EFEKTIVITAS MODEL LATIHAN PASSING CONTROL FEBI FUTSAL GAMES TERHADAP PENINGKATAN HASIL PASSING CONTROL OLAHRAGA FUTSAL UNTUK PEMAIN PEMULA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan lompat jauh gaya jongkok

Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah MTs Negeri I Telaga Biru. Waktu pelaksanaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mean (M), median (Me), Modus (Mo), standar deviasi (St. Dev), dan varians ( ),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, temuan temuan yang berkaitan dengan perbandingan ketepatan menendang bola ke

Ejournal JJPKO, Volume 08 Nomor 2 Tahun 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. latihan pliometrik. Adapun hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lapangan Voli SMA Negeri I Tibawa.

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PELATIHAN SINGLE LEG SPEED HOP DAN DOUBLE LEG SPEED HOP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

BAB III METODE PENELITIAN

e journal jurnal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume II Tahun 2014)

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC ( BARRIER HOPS ) TERHADAP TINGGI LOMPATAN PEMAIN BOLA BASKET TIM PUTRA SMK N 12 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. olahraga lari sekian ratus meter, sepak bola, voli, badminton, lompat jauh,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Batuda a tentang pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan heading (Jump

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. lapangan, karena itu diadakan pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (Sebelum Eksperimen)

PENGARUH LATIHAN SPLIT SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN SMASH DALAM OLAHRAGA BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI I TAPA.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam satu minggu yaitu Selasa, Kamis, Sabtu pukul sampai dengan WIB.

PENGARUH PELATIHAN DOWN THE LINE DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

Bab IV. Penelitian ini dilakukan pada pemain bola voli putra UNG yang berjumlah 12

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB IV PEMBAHASAN. bab ini diberikan gambaran dan analisis temuan-temuan yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Tisna Prasetya*, Made Darmada**, Citra Permana Dewi***

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian selama 6 minggu, Treatmen atau perlakuanlatihan high

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelum eksperimen (pre test) pada kelompok siswa SMA Negeri 1 Gorontalo yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Analisis Data Pengaruh Latihan Power Tungkai. Terhadap Kemampuan Menyundul Bola

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari pretest dan postest. Data dalam penelitian ini berupa tes kesegaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN

MUHAMMAD IKHWANUDIN NPM

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Variabel (Hasil Tes Awal kekuatan otot

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi ISSN Vol. 3, No.1, Hal , Juni 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah latihan half squat jump dan split

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelum pelaksanaan eksperimen pada siswa yang menjadi sampel penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh merupakan hasil tes kelincahan dan akurasi shooting di dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 3 Cirebon

BAB I PENDAHULUAN. Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK DOUBLE LEG BOUND TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC SPLIT SQUAT JUMP DAN DEPTH JUMP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN BOLAVOLI

BAB IV HASIL PENELITIAN. Semarang Jawa Tengah merupakan salah satu Sekolah Dasar di Gugus Mina

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL SMASH DENGAN METODE LATIHAN PLIOMETRIK DAN MEMPERHATIKAN PANJANG TUNGKAI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SIT-UP THROW TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT PUNGGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre eksperimental. Desain

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca nyaring dengan pemahaman bacaan siswa kelas II SD

PENGARUH LATIHAN ANKLE WEIGHT TERHADAP PENINGKATAN POWER TENDANGAN LONG PASSING PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TELAGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Utara tahun Setelah dilakukan pre-tes dan post tes terhadap Peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

PENGARUH PELATIHAN LATERAL CONE HOPS DAN DEPHT JUMP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH LATIHAN BOX SKIP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER KARATE DI SMP N 1 KALASAN, SLEMAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

I. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk meneliti suatu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. profil kondisi fisik siswa peserta ekstrakulikuler sepakbola di SMP Negeri 13

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian PS PADMA berdiri pada tanggal 20 Juni 1982 yang beralamat di Jl. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di Lapangan Klebengan Sleman, Yogyakarta. PS PADMA masuk dalam anggota PSS pada tanggal 16 Oktober 1982 dengan mengikuti kompetisi awal di divisi II Sleman, hanya dalam 2 tahun PS PADMA dapat naik tahta hingga ke divisi utama Sleman dengan prestasi yang membanggakan. Pada tahun 1983 PS PADMA masuk ke divisi I dan pada tahun 1984-1985 PS PADMA masuk dalam 4 besar pada divisi I sehingga otomatis dapat naik ke level tertinggi di Sleman yaitu divisi utama. Prestasi yang diraih oleh PS PADMA yaitu pada tahun 1985 dengan menjuarai Dagaran Cup dan pada 1986-1990 selalu mendapat tempat di 4 besar divisi utama, tetapi setelah berjalannya waktu dan bergantinya para pemain PS PADMA prestasi turun sehingga pada tahun 1995-2000 turun level ke divisi I Sleman dan pada tahun 2000-sekarang PS PADMA turun ke divisi II Sleman, tahun ini PS PADMA berteket dapat menaikkan level di divisi I dan divisi utama Sleman. B. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk (1) membuktikan latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki berpengaruh terhadap peningkatan power tungkai atlet sepakbola, (2) membuktikan latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki berpengaruh terhadap peningkatan power tungkai atlet sepakbola, (3) 49

50 membuktikan metode latihan yang lebih efektif dari kedua metode di atas dalam meningkatkan power otot tungkai atlet sepakbola. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan data pre-test hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum sampel diberikan treatment dan data post-test hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test setelah sampel diberikan treatment dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki dan dua kaki. 1. Pliometrik Dengan Tumpuan Satu Kaki a. Data Pretest Dalam penelitian ini data pretest diperoleh dari hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment sebanyak 12 responden. Berdasarkan data hasil pretest diperoleh nilai terendah sebesar 2,56; nilai tertinggi sebesar 2,81; median sebesar 2,58; modus sebesar 2,56; mean sebesar 2,61 dan standar deviasi sebesar 0,077. Dari data tersebut akan dibuat tabel distribusi frekuensi. Sugiyono (2005:29) mengatakan bahwa tabel distribusi frekuensi dapat dibuat dengan menggunakan rumus H.A Sturgees dengan menentukan jumlah kelas interval, menghitung rentang data, dan menentukan panjang kelas. Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 12 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 12 = 4,5 dibulatkan menjadi 5. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal nilai minimal, sehingga

51 diperoleh rentang data sebesar 2,81-2,56 = 0,25. Sedangkan panjang kelas (rentang)/k = (0,25)/5 = 0,05. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Pretest No. Interval f % 1 3,16-3,21 0 0,0% 2 3,01-3,06 0 0,0% 3 2,86-2,91 1 8,3% 4 2,71-2,76 3 25,0% 5 2,56-2,61 8 66,7% Jumlah 12 100,0% Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan distribusi frekuensi pretest hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment di atas dapat digambarkan melalui diagram batang sebagai berikut. Pretest 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 8 3 1 0 0 2,56-2,61 2,71-2,76 2,86-2,91 3,01-3,06 3,16-3,21 Gambar 6. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Data Pretest Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi pretest hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment terletak pada interval 2,56-2,61 sebanyak 8 responden (66,7%) dan paling sedikit terletak pada interval 2,86-2,91 sebanyak 1 responden (8,3%).

52 Pengkategorian data pretest hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment berdasarkan pada nilai mean dan standar deviasi menggunakan rumus dari Azwar (2011:109) yaitu sebagai berikut. Tingi Sedang Rendah X M SD : X M + SD : M SD X < M + SD : X< M SD Keterangan: : skor hasil pretest : mean : standar deviasi Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus di atas, diketahui bahwa mean (M) sebesar 2,618 dan standar deviasi (SD) sebesar 0,077. Hasil perhitungan tersebut dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori sebagai berikut. Tabel 2. Hasil Kategori Pre-test No. Interval Kategori Frekuensi Persentase (%) Kategori 1 2,69 3 25,00 Tinggi 2 2,54 X < 2,69 9 75,00 Sedang 3 < 2,54 0 0,00 Rendah Jumlah 12 100,00 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan melalui diagram batang sebagai berikut:

Frekuensi 53 Pretest 10 9 8 6 4 2 0 3 0 Rendah Sedang Tinggi Kategori Gambar 7. Diagram Batang Hasil Uji Kategorisasi Pada Pretest Berdasarkan tabel dan gambar di atas, menunjukkan bahwa pre-test hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment berada pada kategori tinggi sebanyak 3 responden (25,00%), kategori sedang sebanyak 9 responden (75,00%), dan tidak ada yang berada pada kategori rendah (0,00%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan pre-test hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment berada dalam kategori sedang (75,00%). b. Data Posttest Dalam penelitian ini data posttest diperoleh dari hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test setelah sampel diberikan treatment dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki sebanyak 12 responden. Berdasarkan data hasil posttest dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki, diperoleh nilai terendah sebesar

54 2,70; nilai tertinggi sebesar 2,91; median sebesar 2,88; modus sebesar 2,91; mean sebesar 2,85 dan standar deviasi sebesar 0,069. Dari data tersebut akan dibuat tabel distribusi frekuensi. Sugiyono (2005:29) mengatakan bahwa tabel distribusi frekuensi dapat dibuat dengan menggunakan rumus H.A Sturgees dengan menentukan jumlah kelas interval, menghitung rentang data, dan menentukan panjang kelas. Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 12 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 12 = 4,5 dibulatkan menjadi 5. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 2,91 2,70 = 0,21. Sedangkan panjang kelas (rentang)/k = (0,021)/5 = 0,04. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Posttest No. Interval f % 1 3,26-3,30 0 0,0% 2 3,12-3,16 0 0,0% 3 2,98-3,02 6 50,0% 4 2,84-2,88 5 41,7% 5 2,70-2,74 1 8,3% Jumlah 12 100,0% Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan distribusi frekuensi hasil posttest dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki di atas dapat digambarkan melalui diagram batang sebagai berikut.

55 Postest 7 6 5 4 3 2 1 0 6 5 1 0 0 2,7-2,74 2,84-2,88 2,98-3,02 3,12-3,16 3,26-3,3 Gambar 8. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Data Posttest Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi hasil posttest dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki terletak pada interval 2,98-3,02 sebanyak 6 responden (50,0%) dan paling sedikit terletak pada interval 2,7-2,74 sebanyak 1 responden (8,3%). Pengkategorian data hasil postest dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki berdasarkan pada nilai mean dan standar deviasi menggunakan rumus dari Azwar (2011: 109) yaitu sebagai berikut. Tingi : X M + SD Sedang : M SD X < M + SD Rendah : X< M SD Keterangan: X : skor hasil postest M : mean SD : standar deviasi

Frekuensi 56 Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus di atas, diketahui bahwa mean (M) sebesar 2,85 dan standar deviasi (SD) sebesar 0,069. Hasil perhitungan tersebut dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori sebagai berikut. Tabel 4. Hasil Uji Kategori Postest No. Interval Kategori Frekuensi Persentase (%) Kategori 1 2,92 0 0,00 Tinggi 2 2,78 X < 2,92 9 75,00 Sedang 3 < 2,78 3 25,00 Rendah Jumlah 12 100,00 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan melalui diagram batang sebagai berikut: 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Postest 9 3 0 Rendah Sedang Tinggi Kategori Gambar 9. Diagram Batang Hasil Uji Kategorisasi Pada Posttest Berdasarkan tabel dan gambar di atas, menunjukkan bahwa hasil posttest dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki tidak ada yang berada pada kategori tinggi (0,0%), berada pada kategori sedang sebanyak 9 responden (75,00%), dan berada pada kategori

57 rendah sebanyak 3 responden (25,00%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan hasil posttest dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki berada dalam kategori sedang (75,00%). 2. Pliometrik Dengan Tumpuan Dua Kaki a. Data Pretest Dalam penelitian ini data pretest diperoleh dari hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment sebanyak 12 responden. Berdasarkan data hasil pretest diperoleh nilai terendah sebesar 2,53; nilai tertinggi sebesar 2,78; median sebesar 2,58; modus sebesar 2,53; mean sebesar 2,61 dan standar deviasi sebesar 0,078. Dari data tersebut akan dibuat tabel distribusi frekuensi. Sugiyono (2005:29) mengatakan bahwa tabel distribusi frekuensi dapat dibuat dengan menggunakan rumus H.A Sturgees dengan menentukan jumlah kelas interval, menghitung rentang data, dan menentukan panjang kelas. Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 12 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 12 = 4,5 dibulatkan menjadi 5. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 2,78-2,53 = 0,25. Sedangkan panjang kelas (rentang)/k = (0,25)/5 = 0,05.

58 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Pretest No. Interval f % 1 3,13-3,18 0 0,0% 2 2,98-3,03 0 0,0% 3 2,83-2,88 2 16,7% 4 2,68-2,73 4 33,3% 5 2,53-2,58 6 50,0% Jumlah 12 100,0% Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan distribusi frekuensi pretest hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment di atas dapat digambarkan melalui diagram batang sebagai berikut. Pretest 8 7 6 5 4 3 2 1 0 6 4 2 0 0 2,53-2,58 2,68-2,73 2,83-2,88 2,98-3,03 3,13-3,18 Gambar 6. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Data Pretest Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi pretest hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment terletak pada interval 2,53-2,58 sebanyak 6 responden (50,0%) dan paling sedikit terletak pada interval 2,83-2,88 sebanyak 2 responden (16,7%). Pengkategorian data pretest hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment

59 berdasarkan pada nilai mean dan standar deviasi menggunakan rumus dari Azwar (2011:109) yaitu sebagai berikut. Tingi Sedang Rendah X M SD : X M + SD : M SD X < M + SD : X< M SD Keterangan: : skor hasil pretest : mean : standar deviasi Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus di atas, diketahui bahwa mean (M) sebesar 2,61 dan standar deviasi (SD) sebesar 0,078. Hasil perhitungan tersebut dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori sebagai berikut. Tabel 2. Hasil Kategori Pre-test No. Interval Kategori Frekuensi Persentase (%) Kategori 1 2,69 2 16,67 Tinggi 2 2,53 X < 2,69 10 83,33 Sedang 3 < 2,53 0 0,00 Rendah Jumlah 12 100,00 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan melalui diagram batang sebagai berikut:

Frekuensi 60 12 10 8 6 4 2 0 Pretest 10 2 0 Rendah Sedang Tinggi Kategori Gambar 7. Diagram Batang Hasil Uji Kategorisasi Pada Pretest Berdasarkan tabel dan gambar di atas, menunjukkan bahwa pre-test hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment berada pada kategori tinggi sebanyak 2 responden (16,67%), kategori sedang sebanyak 10 responden (83,33%), dan tidak ada yang berada pada kategori rendah (0,00%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan pre-test hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment berada dalam kategori sedang (83,33%). b. Data Posttest Dalam penelitian ini data posttest diperoleh dari hasil tes power otot tungkai dengan menggunakan vertical jump test setelah sampel diberikan treatment dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki sebanyak 12 responden. Berdasarkan data hasil posttest dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki, diperoleh nilai terendah sebesar 2,57; nilai tertinggi sebesar 2,89; median sebesar 2,77; modus sebesar

61 2,77; mean sebesar 2,74 dan standar deviasi sebesar 0,086. Dari data tersebut akan dibuat tabel distribusi frekuensi. Sugiyono (2005:29) mengatakan bahwa tabel distribusi frekuensi dapat dibuat dengan menggunakan rumus H.A Sturgees dengan menentukan jumlah kelas interval, menghitung rentang data, dan menentukan panjang kelas. Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 12 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 12 = 4,5 dibulatkan menjadi 5. Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal-nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 2,89 2,57 = 0,32. Sedangkan panjang kelas (rentang)/k = (0,032)/5 = 0,06. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Posttest No. Interval f % 1 3,21-3,27 0 0,0% 2 3,05-3,11 0 0,0% 3 2,89-2,95 2 16,7% 4 2,73-2,79 9 75,0% 5 2,57-2,63 1 8,3% Jumlah 12 100,0% Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan distribusi frekuensi hasil posttest dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki di atas dapat digambarkan melalui diagram batang sebagai berikut.

62 Postest 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 9 2 1 0 0 2,57-2,63 2,73-2,79 2,89-2,95 3,05-3,11 3,21-3,27 Gambar 8. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Data Posttest Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi hasil posttest dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki terletak pada interval 2,73-2,79 sebanyak 9 responden (75,0%) dan paling sedikit terletak pada interval 2,57-2,63 sebanyak 1 responden (8,3%). Pengkategorian data hasil postest dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki berdasarkan pada nilai mean dan standar deviasi menggunakan rumus dari Azwar (2011: 109) yaitu sebagai berikut. Tingi : X M + SD Sedang : M SD X < M + SD Rendah : X< M SD Keterangan: X : skor hasil postest M : mean SD : standar deviasi

Frekuensi 63 Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus di atas, diketahui bahwa mean (M) sebesar 2,74 dan standar deviasi (SD) sebesar 0,086. Hasil perhitungan tersebut dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori sebagai berikut. Tabel 4. Hasil Uji Kategori Postest No. Interval Kategori Frekuensi Persentase (%) Kategori 1 2,82 2 16,67 Tinggi 2 2,65 X < 2,82 9 75,00 Sedang 3 < 2,65 1 8,33 Rendah Jumlah 12 100,00 Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan melalui diagram batang sebagai berikut: 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Postest 9 2 1 Rendah Sedang Tinggi Kategori Gambar 9. Diagram Batang Hasil Uji Kategorisasi Pada Posttest Berdasarkan tabel dan gambar di atas, menunjukkan bahwa hasil posttest dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki berada pada kategori tinggi sebanyak 2 responden (16,7%), berada pada kategori sedang sebanyak 9 responden (75,00%), dan berada pada kategori rendah sebanyak 1 responden (8,3%). Dengan demikian

64 dapat disimpulkan bahwa kecenderungan hasil posttest dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki berada dalam kategori sedang (75,00%). 3. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data Uji prasyarat dilakukan sebelum melakukan analisis data. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah uji normalitas dan uji homogenitas variansi. Berikut ini adalah hasil dari uji normalitas dan uji homogenitas variansi. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Data pada uji normalitas diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Uji normalitas dilakukan menggunakan bantuan komputer program SPSS for windows 13.00 dengan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Z hitung lebih kecil dari Z tabel (1,96) atau signifikansi lebih besar dari 0,05 (P>0,05). Berikut adalah hasil uji normalitas data hasil pretest dan posttest dalam penelitian ini. Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Variabel Z hitung P (Sig.) Ket Tumpuan Pretest 0,934 0,347 Normal Satu Kaki Posttest 0,824 0,506 Normal Tumpuan Pretest 0,881 0,420 Normal Dua Kaki Posttest 0,722 0,674 Normal Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil uji normalitas diketahui bahwa nilai Z hitung lebih kecil dari Z tabel (1,96) dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau (p>0,05); sehingga dapat

65 disimpulkan bahwa data penelitian pada pre-test menggunakan vertical jump test sebelum diberikan treatment dan data post-test menggunakan vertical jump test setelah diberikan treatment dengan menggunakan metode latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki dan dua kaki berdistribusi normal. Secara lengkap perhitungan dapat dilihat pada lampiran uji normalitas. b. Uji Homogenitas Variansi Uji homogenitas variansi dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dari populasi berasal dari variansi yang sama dan tidak menunjukan perbedaan yang signifikan satu sama lain. Dalam penelitian ini, tes statistik yang digunakan adalah Uji F. Uji F adalah tes yang dilakukan dengan membandingkan varian terbesar dan varian terkecil. Syarat agar variansi bersifat homogen apabila nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel pada signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil perhitungan uji homogenitas data dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows 13.0 menunjukan bahwa F h <F t dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05; berarti data kedua kelompok tersebut bersiifat homogen. Berikut adalah hasil uji homogenitas variansi data pretest dan posttest. Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Variansi Tumpuan Satu Kaki Tumpuan Dua Kaki Kelompok Db F h F t P(Sig.) Ket. Pretest_ Posttest Pretest_ Posttest 1:22 0,128 4,301 0,724 Homogen 1:22 0,269 4,301 0,609 Homogen

66 Dari data di atas menunjukkan bahwa untuk data pre-test dan posttest diketahui nilai F hitung (F h ) lebih kecil dari F tabel (F t ) dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05), artinya data pre- dan post-test kedua kelompok tersebut bersifat homogen, sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan Uji-t. c. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu: (1) ada pengaruh latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki terhadap peningkatan power tungkai atlet sepakbola di PS PADMA Sleman, (2) ada pengaruh latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki terhadap peningkatan power tungkai atlet sepakbola di PS PADMA Sleman, (3) metode latihan pliometrik tumpuan satu kaki lebih berpengaruh dalam meningkatkan power otot tungkai atlet sepakbola dari pada metode latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki di PS PADMA Sleman. Untuk pengujian hipotesis, langkah yang dilakukan adalah menganalisis hasil uji-t. Kriteria hipotesis akan diterima apabila harga harga t hitung lebih besar dari t tabel pada taraf signifikansi 5%, dan signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima. 1) Hipotesis I Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini berbunyi ada pengaruh latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki terhadap peningkatan power tungkai atlet sepakbola di PS PADMA Sleman. Berikut hasil pengujian hipotesis pertama.

67 Tabel 7. Hasil Uji Paired Test (Uji T) Pliometrik Dengan Tumpuan Satu Kaki Kelompok Mean t hitung t tabel Sig. Keterangan Pretest 2,617 Posttest 2,852 7,903 2,201 0,000 T hitung >t tabel (signifikan) Dari tabel di atas, hasil analisis data diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 7,903 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kemudian nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel pada taraf signifikansi 5%, sehingga diperoleh t tabel sebesar 2,201. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel (7,903>2,201). Apabila dibandingkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari signifikansi 0,05 (0,000<0,05), maka hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan diterima. Artinya, ada pengaruh latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki terhadap peningkatan power tungkai atlet sepakbola di PS PADMA Sleman. 2) Hipotesis II Pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini berbunyi ada pengaruh latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki terhadap peningkatan power tungkai atlet sepakbola di PS PADMA Sleman. Berikut hasil pengujian hipotesis pertama. Tabel 7. Hasil Uji Paired Test (Uji T) Pliometrik Dengan Tumpuan Dua Kaki Kelompok Mean t hitung t tabel Sig. Keterangan Pretest 2,610 Posttest 2,742 5,411 2,201 0,000 T hitung >t tabel (signifikan)

68 Dari tabel di atas, hasil analisis data diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 5,411 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kemudian nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel pada taraf signifikansi 5%, sehingga diperoleh t tabel sebesar 2,201. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel (5,411>2,201). Apabila dibandingkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari signifikansi 0,05 (0,000<0,05), maka hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan diterima. Artinya, ada pengaruh latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki terhadap peningkatan power tungkai atlet sepakbola di PS PADMA Sleman. 3) Hipotesis III Pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini berbunyi metode latihan pliometrik tumpuan satu kaki lebih berpengaruh dalam meningkatkan power otot tungkai atlet sepakbola dari pada metode latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki di PS PADMA Sleman. Selanjutnya, untuk melihat keefektifan metode latihan pliometrik tumpuan satu kaki dan dua kaki ditunjukkan dari hasil nilai rata-rata dibawah ini. Tabel 7. Keefektifan Metode Latihan Pliometrik Tumpuan Satu Kaki Dan Dua Kaki Kelompok Mean Gain Score Tumpuan Satu Kaki Tumpuan Dua Kaki Pretest 2,617 Posttest 2,852 Pretest 2,610 Posttest 2,742 0,235 0,132

69 C. Pembahasan Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai gain score pada pliometrik tumpuan satu kaki sebesar 0,235 dan nilai gain score pada pliometrik tumpuan dua kaki sebesar 0,132. Artinya, metode latihan pliometrik tumpuan satu kaki lebih efektif dalam meningkatkan power otot tungkai atlet sepakbola dari pada metode latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki di PS PADMA Sleman ditunjukkan dari nilai gain score pada pliometrik tumpuan satu kaki lebih besar dibanding nilai gain score pada pliometrik tumpuan dua kaki (0,235>0,132). Maka hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan diterima, artinya metode latihan pliometrik tumpuan satu kaki lebih efektif dalam meningkatkan power otot tungkai atlet sepakbola dibanding metode latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki di PS PADMA Sleman. 1. Latihan Pliometrik Dengan Tumpuan Satu Kaki Berpengaruh Terhadap Peningkatan Power Tungkai Atlet Sepakbola Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa ada pengaruh latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki terhadap peningkatan power tungkai atlet sepakbola di PS PADMA Sleman. Hal ini ditunjukkan dari nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel (7,903>2,201), dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05). Latihan pliometrik adalah suatu latihan yang favorit di gunakan oleh pelatih pada saat ini, terutama pada cabang olahraga yang membutuhkan

70 kemampuan daya ledak otot tungkai atau lengan. Latihan pliometrik adalah latihan yang memungkinkan otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin. Latihan ini memerlukan beban lebih untuk pinggul, tungkai, dan punggung bagian bawah, dan juga melibatkan otototot yang menyeimbangkan lutut dan ankle. Metode latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki Saat melakukan salah satu kaki membentuk sudut 90 derajat, kemudian lompat setinggi mungkin dan mendarat dengan kaki yang sama. Usahakan agar kaki penyeimbang tidak menyentuh tanah. Mendaratlah dengan salah satu kaki sebagai penyangga badan dan kemudian lompat lagi dengan posisi semula. Apabila latihan pliometrik dengan tumpuan satu kaki dapat dilakukan dengan baik maka dapat membantu para pembina, pelatih, dan guru olahraga agar dapat menerapkan dan memiliki kemampuan konseptual serta keterampilan dalam membantu mengungkap potensi olahragawan dalam mencapai puncak prestasi serta dapat meningkatkan power tungkai atlet sepakbola. Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang dominan menggunakan kaki dalam permainannya. Salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola adalah shooting. Shooting merupakan usaha dari seorang pemain untuk menendang bola sekeras dan seakurat mungkin untuk memasukkan bola kegawang lawan. Untuk memiliki kemampuan shooting yang baik, pemain sepakbola harus memiliki power otot tungkai yang kuat. Oleh karena itu latihan power menjadi salah satu menu latihan yang tidak boleh diabaikan oleh pelatih sepakbola. Banyak metode-metode latihan

71 untuk meningkatkan power otot tungkai, maka harus lebih cermat dan tepat dalam memilih metode latihan mana yang baik dan efektif untuk meningkatkan power otot tungkai atlet. 2. Latihan Pliometrik Dengan Tumpuan Dua Kaki Berpengaruh Terhadap Peningkatan Power Tungkai Atlet Sepakbola Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa ada pengaruh latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki terhadap peningkatan power tungkai atlet sepakbola di PS PADMA Sleman. Hal ini ditunjukkan dari nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel (5,411>2,201), dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05). Metode latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki adalah suatu gerakan lompat tegak ke depan dengan kedua lutut dilipat. Pastikan kedua lutut mendekati dada. Tolakan dengan kedua kaki dan mendarat juga dengan kedua kaki, begitu kaki menyentuh tanah secepatnya meloncat lagi. Latihan ini mengembangkan kecepatan dan power untuk otot-otot tungkai dan pinggul, khususnya kerja otot-otot gluteal, hamstrings, quadriceps dan gastrocnemius dengan kecepatan yang tinggi dan penuh tenaga, latihan ini bermanfaat untuk mengembangkan kecepatan dan daya ledak yang diperlakukan pada saat lari. Power merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan, merupakan dasar dalam setiap melakukan bentuk aktifitas. Power juga sering diartikan sebagai daya ledak yang mempunyai makna kempuan untuk mengeluarkan kekuatan maksimal dalam waktu relatif singkat. Latihan merupakan proses yang sistematis untuk meningkatkan kualitas fisik dan

72 bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu metode latihan menjadi sangatlah penting bagi seorang pelatih. Latihan menjadi sangat efektif jika dilakukan dengan program yang baik dan disesuaikan dengan sumber energi dominan yang terdapat dalam cabang olahraga tertentu. 3. Metode Latihan Pliometrik Tumpuan Satu Kaki Lebih Berpengaruh Dalam Meningkatkan Power Otot Tungkai Atlet Sepakbola Dari Pada Metode Latihan Pliometrik Dengan Tumpuan Dua Kaki Di PS PADMA Sleman Hasil analisis data diketahui bahwa nilai metode latihan pliometrik tumpuan satu kaki lebih efektif dalam meningkatkan power otot tungkai atlet sepakbola dibanding metode latihan pliometrik dengan tumpuan dua kaki di PS PADMA Sleman. Hal ini ditunjukkan dari nilai gain score pada pliometrik tumpuan satu kaki sebesar 0,235 lebih besar dari pada nilai gain score pada pliometrik tumpuan dua kaki sebesar 0,132 atau (0,235>0,132). Artinya, tumpuan satu kaki dianggap lebih fokus pada kaki yang ditumpu jadi dapat menghasilkan kekuatan yang maksimal dibandingkan kekuatan dari tumpuan dua kaki yang mendapatkan bantuan dari kaki kanan dan kaki kiri. Gerakan pliometrik lebih banyak menggunakan kontraksi esentrik dan konsentrik dibanding dengan isometrik. Kontraksi esentrik adalah tindakan melepas dimana otot mengembang dan dicirikan dengan jenis negatif. Kontraksi konsentrik adalah tindakan yang berganti-ganti dimana oto-otot memendek dengan cara yang positif. Kosentrik isometrik adalah gerakan meregang dengan meniadakan panjang otot. Latihan pliometrik akan efektif

73 apabila pelatih dapat menyusun periodisasi latihan yang tepat. Di sini pelatih perlu memandu antara frekuensi, volume, intensitas beserta pengembangannya. Perpaduan tepat dengan program latihan akan menghasilkan penampilan maksimal. Dengan porsi yang tepat, pliometrik efektif sebagai physical maintenance dalam kompetisi. Pliometrik adalah salah satu metode untuk mengembangkan eksplosif power, yang merupakan komponen penting dalam pencapaian prestasi sebagian besar atlet. Prinsip metode latihan pliometrik adalah otot selalu berkontraksi baik pada saat memanjang (eccentric) maupun memendek (concentric) latihan pliometrik bermanfaat untuk meningkatkan reaksi syaraf otot, keeksplosifan, kecepatan dan kemampuan untuk membangkitkan gaya (tenaga) ke arah tertentu. Latihan pliometrik akan mendapatkan hasil yang baik jika dilakukan dengan sempurna dan intensitas tinggi. Pada dasarnya latihan yang dilakukan pada setiap cabang olahraga harus mengacu dan berpedoman pada prinsip-prinsip latihan. Proses latihan yang menyimpang sering kali mengakibatkan kerugian bagi atlet maupun pelatih. Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting terhadap aspek fisiologis dan psikologis olahragawan, dengan memahami prinsip-prinsip latihan akan mendukung upaya untuk meningkatkan kualitas latihan.