BAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

BAB V PEMBAHASAN. A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan. 1 tahun masing-masing adalah sebanyak 15 responden (50%), sehingga total

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). 1) Metode kontrasepsi sederhana. 2) Metode kontrasepsi hormonal

HUBUNGAN KONTRASEPSI ORAL DAN KANKER PAYUDARA : STUDI KASUS KONTROL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

BAB I PENDAHULUAN. wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologis (normal), sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Poin ke 5 dalam Milenium Development Goals (MDG) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

KONTRASEPSI INJEKSI ( INJECTION CONTRACEPTIVE)

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN VASEKTOMI

BAB I PENDAHULUAN. payudara, dan kanker ovarium (Maysaroh, 2013). Salah satu kanker yang

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon akif estrogen/progesin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon akif.

GAMBARAN MENSTRUASI IBU PADA AKSEPTOR ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI DI RB MEDIKA JUWANGI KABUPATEN BOYOLALI

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. di dunia khususnya negara berkembang. Menurut data WHO didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program keluarga berencana (KB) merupakan bagian yang terpadu

BAB I PENDAHULUAN. melalui program Keluarga Berencana (BKKBN,2010). pemerintah yang pada awalnya diatur berdasarkan Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

HASIL Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita

I. PENDAHULUAN. seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal atau muda merupakan salah satu tahap dari siklus

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah. untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1999).

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. disertai rasa gatal yang hebat pada kemaluan % wanita di Indonesia. akseptor kontrasepsi Keluarga Berencana (KB).

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sumber daya manusia dengan angka kelahiran yang sangat. berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang.

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 249 juta jiwa dan sekaligus menduduki posisi ke-5 di dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Para ahli tulang Indonesia sepakat bahwa dengan meningkatnya harapan

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk

BAB IV HASIL PENELITIAN. diambil dari para wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) dengan kelahiran per tahun. Peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang paling umum yang diakibatkan oleh HPV. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi

PENDAHULUAN. (hamil dan tidak hamil), dimana terjadi ketidakseimbangan pada flora vagina, laktobasilus, dan terjadi peningkatan bakteri anaerob, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan program kesehatan pada umumnya dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang kita kenal seperti. sekarang ini adalah buah perjuangan yang cukup lama yang dilakukan

Medan, Maret 2014 Hormat saya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organisation (WHO) Keluarga Berencana (KB)

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan "Keluarga Berkualitas 2015" adalah keluarga yang bertaqwa

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

Kontrasepsi Hormonal (PIL)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Penurunan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan penyakit inflamasi yang mengenai jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause adalah periode menstruasi spontan yang terakhir pada seorang wanita. Periode ini terjadi karena adanya penurunan sekresi hormon estrogen dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara retrospektif setelah 12 bulan amenorea tanpa disertai dengan penyebab patologis (Nelson, 2008; Glasier et al., 2006a). Prevalensi onset menopause di dunia menunjukkan angka yang berbedabeda. Rata-rata onset menopause di Eropa adalah 54 tahun, di Amerika Utara adalah 51.4 tahun, di Amerika Latin adalah 48.6 tahun, dan di Asia (Hong Kong, Indonesia, Korea, Malaysia, Filipina, Singapore dan Taiwan) adalah 51.1 tahun (Palacios et al., 2010). Menopause terjadi pada usia rata-rata 51 tahun dan buku-buku sejarah mengungkapkan bahwa rata-rata usia tersebut tidak berubah setelah beberapa abad (Glasier et al., 2006a). Sedangkan menurut penelitian Agoestina yang dilakukan di Bandung menyebutkan bahwa pada umur 48 tahun, 50% dari wanita Indonesia telah mengalami menopause (Wiknjosastro, 2005a). Perbedaan onset menopause tersebut tentunya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni, faktor keturunan, riwayat kelahiran atau paritas, kebiasaan merokok, dan pemakaian kontrasepsi. Kontrasepsi adalah salah satu 1

2 bagian dari praktek Keluarga Berencana (KB) sebagai suatu kontrol laju pertumbuhan penduduk yang disengaja melalui berbagai cara guna mengurangi angka kelahiran (O Brien, 2009). Sebelum menopause, kesuburan wanita menurun seiring dengan bertambahnya usia dan angka konsepsi mulai turun sejak pertengahan 30-an. Kehamilan di atas 40 tahun meningkatkan risiko baik bagi ibu maupun janinnya sehingga wanita dianjurkan melanjutkan kontrasepsi selama 1 tahun setelah menstruasi spontan terakhir apabila berusia 50 tahun atau lebih, dan selama 2 tahun setelah menstruasi spontan terakhir apabila berusia kurang dari 50 tahun (Glasier et al., 2006a). Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa pil kombinasi dosis rendah dapat digunakan dengan aman oleh perempuan berusia > 35 tahun sampai masa menopause (Saifuddin et al., 2006). Kontrasepsi kombinasi estrogen-progesteron yakni pil oral kombinasi, dapat diberikan dengan aman kepada wanita pada usia reproduksi tua yang tidak merokok karena bermanfaat sebagai kontrasepsi efektif, dapat menurunkan perdarahan yang tidak teratur, dan gejala vasomotor, serta memiliki manfaat jangka panjang yang potensial seperti penurunan risiko patah tulang di antara wanita pasca menopause, penurunan risiko terjadinya kanker ovarium, endometrium dan kolorektal (Kaunitz, 2008). Namun, di samping manfaatnya tersebut pemakaian kontrasepsi pil oral kombinasi memiliki efek menyebabkan peningkatan berat badan pada pemakainya (Pinem, 2009). Hal ini karena adanya pengaruh komponen estrogen dan progesteron yang menyebabkan retensi cairan dan peningkatan

3 nafsu makan (Wiknjosastro, 2005b). Akan tetapi, adanya penimbunan lemak ini dapat menyebabkan peningkatan hormon estrogen. Hal ini karena, estrogen jenis estron sebagian besar dapat diperoleh dari hasil konversi androstenedion di jaringan adiposa perifer. Estron ini dapat diperoleh melalui peningkatan efisiensi pada tahun sebelumnya dari kelenjar adrenal dan juga sel lemak sehingga peningkatan konversi androstenedion berbanding lurus dengan peningkatan berat badan. (Varney, 2006a). Sementara pada kontrasepsi non hormonal, dalam hal ini Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) tidak memiliki mekanisme tersebut melainkan kontrasepsi tersebut memiliki keterbatasan yaitu risiko terjadinya Infeksi Menular Seksual (IMS), Penyakit Radang Panggul (PRP) dan perforasi akibat ujung AKDR yang menembus dinding uterus sehingga dapat merusak organ reproduksi wanita (Wiknjosastro, 2005b). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fauziah (2004) terhadap 308 orang sebagai sampel, insidensi vaginosis bakterial yang berkaitan erat dengan IMS pada pemakaian AKDR sekitar 43.6% atau sekitar 1.72 kali. Sementara menurut Meirik (2007) tingkat kejadian PRP dalam 20 hari pertama setelah insersi AKDR sekitar 9.7 per 1000 wanita. Sedangkan insidensi perforasi karena AKDR Cu T 380A adalah 0.6 per 1000 insersi dan untuk jenis AKDR Progestasert insidennya 1.1 per 100 insersi (Cunningham et al, 2006). Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kecamatan Jebres Surakarta karena populasi akseptor KB cukup banyak dan menurut sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan penelitan serupa di lokasi ini.

4 Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui perbedaan onset menopause antara akseptor pil oral kombinasi dengan akseptor non hormonal dalam hal ini AKDR di Kecamatan Jebres Surakarta. B. Rumusan Masalah Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yakni adakah perbedaan onset menopause antara akseptor pil oral kombinasi dengan akseptor non hormonal di Kecamatan Jebres Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan onset menopause antara akseptor pil oral kombinasi dengan akseptor non hormonal di Kecamatan Jebres Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetaui onset menopause pada akseptor pil oral kombinasi. b. Untuk mengetahui onset menopause pada akseptor non hormonal dalam hal ini AKDR. c. Untuk mengetahui jenis metode kontrasepsi yang dapat memperpanjang onset menopause.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah serta dapat digunakan sebagai pertimbangan atau masukan untuk menambah wawasan bagi pengembangan ilmu kedokteran dan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Aplikatif Memberikan tambahan wawasan kepada masyarakat dan akseptor kontrasepsi tentang pengaruh pemakaian kontrasepsi pil oral kombinasi (hormonal) dan AKDR (non hormonal) terhadap onset menopause.