I. PENDAHULUAN. buatan siklamat, dan pengawet boraks (Mardianita, 2012). yang akan dikonsumsi. Makanan atau minuman tersebut harus memiliki nilai

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. KUALITAS SIRUP GOJI BERRY (Lycium barbarum L.) DENGAN KOMBINASI KADAR ANGKAK DAN SUHU PEMANASAN

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN. anorganik dan limbah organik. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal

KUALITAS SIRUP GOJI BERRY (Lycium barbarum L.) DENGAN KOMBINASI KADAR ANGKAK DAN SUHU PEMANASAN

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Depy Afiandiningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan dan kosmetik di berbagai negara. Pangan yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada pada masa pemulihan dari sakit. Kerena yoghurt mengandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah pare (Widayanti dkk., 2013).

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit hipertensi termasuk penyakit kronik akibat gangguan sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hayatun Nufus, 2013

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. pemanasan dan konsentrasi angkak maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. satunya adalah buah kersen atau biasa disebut talok. Menurut Verdayanti (2009),

PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS

BAB I PENDAHULUAN. di pasar saat ini adalah berbentuk flake. Sereal dalam bentuk flake dianggap

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

PEMANFAATAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA PRODUK SOSIS PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) SERUNI KEL. TENGAH KEC. PELAYANGAN KOTA JAMBI

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

BAB I PENDAHULUAN. asam asetat Acetobacter xylinum. Nata terbentuk dari aktivitas bakteri Acetobacter

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB I PENDAHULUAN. industri pangan karena mempunyai banyak kelebihan, diantaranya adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

(3) KENALI DENGAN BAIK MANFAAT BAH AN TAMBAHAN PANGAN Ardiansyah PATPI Cabang Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

I. PENDAHULUAN. populer di dunia, berasal dari Asia Tenggara, serta menjadi tanaman buah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. tetap tinggi. Maka dari itu orang tua harus pandai pandai dalam memilih zat gizi pada anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Akan tetapi, perubahan gaya hidup dan pola makan yang tak sehat akan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Astawan (2008), jambu biji merupakan buah yang sangat

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

PERBEDAAN KADAR FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR PUSAT KOTA DENGAN PINGGIRAN KOTA PADANG. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pola hidup sehat masyarakat sangat terdukung oleh adanya makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

BAB I PENDAHULUAN. padat dan sering menjadi pelengkap untuk makan roti, dan dibuat inovasi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

BAB I PENDAHULUAN. tangga, industri, pertambangan dan lain-lain. Limbah berdasarkan sifatnya

RINGKASAN. melalui minumannya; untuk tikus kontrol diberikan air minum DANG BUNYAN FAUZI. F TOKSISITAS DAN IMUNOGENISITAS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan

BAB I PENDAHULUAN. dan pembinaan dari pemerintah. Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

I. PENDAHULUAN. (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEWARNA ALAMI; Sumber dan Aplikasinya pada Makanan & Kesehatan, oleh Dr. Mutiara Nugraheni, S.T.P., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko

PEMANFAATAN BIJI ROSELLA (HIBISCUS SABDARIFFA) DALAM PEMBUATAN MINUMAN FUNGSIONAL PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada sekarang ini, industri kuliner berkembang pesat di dunia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri pangan dunia berkembang dengan pesat. Salah satu produk minuman yang banyak disukai adalah sirup. Sirup merupakan produk yang mempunyai daya simpan relatif panjang. Hal ini berkaitan dengan tingginya kadar gula dalam produk tersebut, sehingga umumnya sirup tidak membutuhkan bahan pengawet maupun proses sterilisasi. Selain itu, pembuatannya mudah dan dapat dikerjakan dengan alat yang sederhana (Margono dkk., 1993). Sirup merupakan minuman yang populer dikonsumsi oleh semua kalangan. Sayangnya, di Indonesia semakin marak berita yang mengungkap bahwa sirup yang beredar di pasaran tidak aman untuk dikonsumsi. Menurut investigasi sebuah stasiun televisi, bahwa dari beberapa sampel sirup ditemukan berbagai bahan berbahaya, seperti pewarna rodhamin B, pemanis buatan siklamat, dan pengawet boraks (Mardianita, 2012). Pada masa kini konsumen semakin selektif dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi. Makanan atau minuman tersebut harus memiliki nilai gizi yang tinggi serta aman bagi kesehatan. Kondisi ini mendorong dilakukannya usaha pengembangan produk sirup buah yang menyehatkan dan bebas dari bahan kimia berbahaya. Buah goji berry (Lycium barbarum L.) merupakan buah yang berasal dari daerah Cina. Buah berwarna orange kemerahan ini mengandung banyak 1

2 manfaat bagi kesehatan karena mengandung antioksidan, vitamin C, dan serat pangan dalam jumlah yang tinggi. Akan tetapi, konsumsi goji berry di Indonesia masih rendah karena buah ini belum cukup populer di kalangan masyarakat. Produk asli Indonesia yang menggunakan ekstrak goji berry masih sebatas produk jus buah dan krim pelembab (Tessa, 2011). Produsen harus membuat produk yang menarik dan inovatif agar produk sirup tersebut dapat bersaing di pasaran. Hal tersebut menjadi pertimbangan digunakannya Bahan Tambahan Pangan (BTP) dalam produk sirup. BTP yang umum digunakan dalam produk sirup adalah pewarna. Pewarna makanan dibagi menjadi dua, yaitu pewarna sintetis (buatan) dan pewarna natural (alami). Penggunaan zat warna sintesis lebih banyak ditemui karena lebih murah dan mudah didapat. Pewarna sintetis yang aman digunakan untuk makanan (food grade) pun harus dibatasi jumlahnya, karena pada dasarnya setiap bahan sintetis yang masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan efek negatif. Bahkan, beberapa negara di Eropa dan Jepang telah melarang penggunaan pewarna sintetis tersebut (Sari, 2008). Salah satu pewarna alami yang cukup dikenal adalah angkak. Angkak merupakan beras hasil fermentasi kapang Monascus purpureus yang dapat menghasilkan pigmen merah. Angkak sudah digunakan sejak ribuan tahun lalu sebagai pewarna makanan maupun sebagai obat penurun kolesterol dan demam berdarah. Lewat sejarah panjang tersebut, belum ada laporan mengenai dampak negatif dari angkak. Ekstrak angkak telah terbukti aman untuk dikonsumsi (Tisnadjaja, 2006).

3 Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan pembuatan produk olahan berbahan dasar goji berry, yaitu sirup goji berry. Produk sirup ditambahkan pewarna alami yang berasal dari angkak agar sirup memiliki warna yang lebih menarik. B. Keaslian Penelitian Angkak sudah cukup sering digunakan sebagai pewarna alami pada bahan pangan. Tania (2010) melakukan pembuatan sirup fungsional dari Monascus purpureus JI. Tania membuat empat jenis perlakuan sirup, yaitu sirup yang berasal dari pertumbuhan Monascus purpureus dalam medium tepung beras dengan pemanasan 80 C, sirup dari medium sukrosa dengan pemanasan 100 C, sirup kontrol 12% dengan pemanasan 100 C, dan sirup kontrol 2% dengan pemanasan 100 C. Perlakuan kontrol merupakan pembutan sirup dengan bahan baku angkak dari pasar. Uji organoleptik menunjukkan panelis lebih menyukai sirup kontrol 2% dengan pemanasan 100 C dibandingkan perlakuan lain. Adapun Novandinar (2010) telah melakukan pembuatan sirup dari kelopak bunga rosella. Sirup dibuat dengan variasi perlakuan suhu pemanasan (50 dan 95 C), waktu pemanasan (20, 30, dan 40 menit), dan lama penyimpanan (0, 1, 2, 3, dan 4 hari). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan terbaik terjadi pada sirup rosela yang dibuat pada suhu 95 C selama 40 menit pada hari ke-1 yaitu 67,11%.

4 Dengan demikian belum terdapat penelitian mengenai pembuatan sirup goji berry dengan variasi kadar angkak (0%; 0,05%, 0,15%, dan 0,30%) dan suhu pemanasan (70 C dan 100 C). C. Rumusan Masalah 1. Apakah variasi kadar angkak (0%; 0,05%; 0,15%; dan 0,30%) dan suhu pemanasan (70 C dan 100 C) pada proses pembuatan sirup berpengaruh positif terhadap kualitas sirup goji berry (Lycium barbarum L.) yang dihasilkan? 2. Berapakah kadar angkak dan suhu pemanasan yang paling tepat digunakan dalam menghasilkan sirup goji berry (Lycium barbarum L.) yang terbaik? 3. Apakah pigmen yang dihasilkan dari angkak dapat efektif digunakan untuk mewarnai sirup goji berry (Lycium barbarum L.)? D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh variasi kadar angkak (0%; 0,05%; 0,15%; dan 0,30%) dan suhu pemanasan (70 C dan 100 C) pada pembuatan sirup terhadap kualitas sirup goji berry (Lycium barbarum L.) yang dihasilkan. 2. Menentukan kadar angkak dan suhu pemanasan dalam menghasilkan sirup goji berry (Lycium barbarum L.) yang terbaik. 3. Mengetahui apakah pigmen yang dihasilkan dari angkak dapat diterapkan pada sirup goji berry (Lycium barbarum L.).

5 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan penggunaan angkak sebagai zat pewarna alami sehingga dapat mengurangi zat pewarna sintetis pada produk pangan. Selain itu, juga bermanfaat untuk memperkenalkan buah goji berry (Lycium barbarum L.) di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga diharapkan buah tersebut dapat dimanfaatkan dengan lebih optimal.