BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. proses. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-temuan para

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i3 (95-104) PENGGUNAAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Abstrak. Nurina Rahma

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Heni Sri Wahyuni, 2013

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB II PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar

BAB I PENDAHULUAN. dapat diamati oleh panca indera maupun yang tidak dapat diamati oleh panca indera. Karena IPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

Penggunaan PendekatanInkuiri dalam Pembelajaran IPA. Erman Har*) Staf Pengajar Kopertis Wil.X dpk FKIP Universitas Bung Hatta ABSTRAK

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup IPA meliputi alam semesta secara keseluruhan baik

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses yang dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA Menurut Sukarno (dalam Wisudawati & Sulistyowati, 2015), IPA diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini. IPA mempelajari tentang alam dari kejadian-kejadian yang sesuai dengan objek, sesuai dengan kenyataan dan pengamatan dapat diterima akal sehat dan obejektif. Menurut Susanto (2013), IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Dalam hal ini khususnya yang mengajar IPA di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan mengerti hakikat pembelajaran IPA, sehingga dalam mendesain dan melaksanakan pembelajaran. Wahaya (Trianto, 2010) mengatakan bahwa IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai adanya kumpulan fakta, tetapi oleh metode atau sikap ilmiah Berdasarkan uraian tesebut maka yang dimaksud dengan hakikat IPA dalam penelitian ini adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dari kejadian-kejadian ditandai adanya fakta sesuai dengan kenyataan dan pengamatan serta menggunakan prosedur sehingga menumbuhkan sikap ilmiah siswa dengan merumuskan masalah, menarik kesimpulan, sehingga mampu berpikir kritis melalui pembelajaran IPA. 7

8 2.1.1.2 Tujuan Pembelajaran IPA Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika. Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP, 2006), sebagai berikut. 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan tereraturan alam ciptaannya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk ikut berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. 2.1.1.3 Ruang Lingkup Pembelajaran IPA Berdasarkan KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), ruang lingkup kajian IPA untuk SD/MI meliputi berbagai aspek. Aspek pada Standar Kompetensi (SK) IPA adalah mahluk hidup dan proses kehidupan, benda, sifatsifat dan kegunaannya, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara rasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembengan kurikulum disetiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Di sini hanya

9 berfokus pada mata pelajaran IPA. Secara rinci SK dan KD untuk mata pelajaran IPA yang ditunjukkan bagi siswa kelas 3 SD disajikan melalui Tabel 2.1. Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran IPA Kelas 3 Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam 6.1 mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar 6.2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca 6.3 Mendeskripsikan pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia 2.1.2 Pendekatan Inkuiri 6.4 mengidentifikasikan cara dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar Sumber: Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Menurut Gulo (dalam sari 2010), pendekatan Inkuiri merupakan suatu rangkaian belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki tentang alam sekitar secara sistematis, kritis, logis dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan penemuan dengan penuh percaya diri. Menurut Sanjaya (2011), pendekatan inkuiri adalah rangkaian pembelajaran berbasis kontektual, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta yang sudah ada, tetapi dari hasil penemuan sendiri. Menurut Gulo (dalam Anam, 2015), pembelajaran inkuiri suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh rasa percaya diri. Menurut Burder & Byrd (Suprihatiningrum, 2014) merupakan pendendekatan kognitif dalam pembelajaran, yang mana guru menciptakan situasi sehingga siswa dapat belajar sendiri. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip-prinsip. Siswa didorong agar mempunyai pengalaman

10 dan melakukan percobaan yang memungkinkan menemukan prinsip-prinsip atau pengetahuan bagi dirinya. Tujuan pembelajaran Inkuiri untuk mendorong siswa semakin berani berimajinasi. Dengan imajinasi, siswa dibimbing untuk menciptakan penemuanpenemuan baik penyempurnaan yang telah ada, maupun menemukan ide, gagasan, atau alat yang belum pernah ada sebelumnya. Siswa didorong bukan hanya untuk mengerti materi pelajaran tetapi juga untuk menciptakan penemuan. Berdasarkan uraian tesebut maka yang dimaksud dengan pendekatan inkuiri dalam penelitian ini adalah menempatkan siswa sebagai subjek yang aktif untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis. Siswa juga mampu meningkatkan rasa ingin tahu agar mempunyai pengalaman dan melakukan percobaan sehingga menemukan pengetahuan bagi dirinya. 2.1.2.1 Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Inkuiri Menurut Sanjaya (2011), kelebihan pendekatan inkuiri adalah 1. Pendekatan yang menekankan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran dengan inkuiri lebih bermakna 2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 3. Merupakan pendekatan yang sesuai dengan perkembangan psikologi modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas ratarata, artinya siswa yang memiliki kemampuan berpikir yang bagus tidak terhambat oleh siswa yang memiliki kemampuan yang lemah dalam belajar. Menurut Anam (2015), kelebihan dari pendekatan inkuiri sebagai berikut: 1. Siswa belajar tentang hal-hal yang penting namun mudah untuk dilakukan, siswa didorong untuk melakukan, tidak hanya duduk diam dan mendengarkan. 2. Tema yang digunakan tidak terbatas, bisa dari berbagai sumber.

11 3. Siswa belajar dengan mengarahkan potensi yang mereka miliki, mulai dari kreativitas hingga imajinasi. 4. Melakukan penemuan. Dengan berbagai observasi dan eksperimen dan eksperimen. Menurut Nuryani (2010) Sedangkan kelemahan pendekatan inkuiri sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi bila siswa kurang cerdas hasil pembelajaran kurang efektif. 2. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru apa adanya. 3. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator dan pembimbing siswa dalam belajar. 4. Karena dilakukan secara kelompok maka kemungkinan ada anggota yang kurang aktif 5. Pembelajaran inkuiri kurang cocok untuk pada anak yang usia terlalu muda 6. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang lebih baik. 7. Untuk jumlah kelas yang terlalu banyak sangat merepotkan guru. 8. Pembelajaran akan kurang efektif jika guru tidak menguasai kelas. 2.1.2.2 Langkah-langkah Pendekatan Inkuiri Menurut Susanto (2013), langkah pendekatan inkuiri pada mata pelajaran sains atau IPA di sekolah dasar dapat dikelompokan dalam lima tahap, sebagai berikut: 1. Adanya kegiatan merumuskan pertanyaan yang dapat diteliti melalui percobaan sederhana. Siswa mendapatkan gambaran umum tentang materi hubungan keadaan awan dan cuaca dari guru. Kemudian guru menggali pertanyaan dan siswa menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tentang materi hubungan keadaan

12 awan dan cuaca. Setalah menyampaikan pertanyaan guru melemparkan pertanyaan kepada siswa yang lain. 2. Perumusan hipotesis atau membuat prediksi. Siswa menyampaikan jawaban sesuai pengetahuannya. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi hubungan antara keadaan awan dan cuaca. Setelah itu siswa dibentuk dalam kelompok yang terdiri 4-5 orang. 3. Merencanakan dan melaksanakan suatu percobaan sederhana. Siswa dibimbing oleh guru melakukan percobaan dan siswa mulai menyusun rencana sebelum melakukan percobaan menyiapkan apa saja yang akan diamati, bagaimana langkah kerjanya, alat-alat peraga yang akan digunakan dan mulai melakukan percobaan. 4. Mengomunikasikan hasil pengamatan dengan menggunakan data serta peralatan yang digunakan dalam percobaan sederhana. Siswa dibimbing oleh guru dalam menyiapkan laporan akhir pada lembar kerja siswa dan siswa mengumpulkan informasi saling bertukar pikiran dengan anggota. 5. Menyimpulkan hasil pengamatan dan eksperimen yang telah dilakukan. Setelah selesai menyiapkan laporan akhir, siswa menyimpulkan dan perwakilan kelompok mempresentasikan di depan kelas dengan bimbingan guru. Siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi. Menurut Hamalik (Wisudawati & Sulistyowati (2015:82) langkah-langkah pendekatan inkuiri sebagai berikut. 1. Mengajukan pertanyaan terhadap suatu gejala alami. Guru menggali pertanyaan dan siswa mulai menyampaikan pertanyaanpertanyaan tentang materi hubungan keadaan awan dan cuaca. 2. Merumuskan masalah Siswa mulai mencari tahu apa hubungan keadaan awan dan cuaca 3. Menyusun hipotesis Siswa menyampaikan jawaban sesuai dengan pengetahuan. Setelah itu siswa dibentuk dalam kelompok.

13 4. Perancangan pendekatan investigatif dalam bentuk eksperimen Siswa menyusun rencana sebelum melakukan percobaan menyiapkan apa saja yang diamati, bagaimana langkah kerjanya dan alat-alat peraga yang digunakan 5. Melakukan eksperimen Siswa mulai melakukan percobaan menggunakan alat peraga yang telah disediakan guru. 6. Menyintesis pengetahuan Siswa mengumpulkan informasi dan saling bertukar informasi dengan anggota kelompok temuanya dalam laporan akhir. 7. Memiliki sikap ilmiah Setelah menyiapkan laporan akhir kemudian siswa menyimpulkan dan mempresntasikan di depan kelas. Siswa lain diberi kesempatam untuk menanggapi. Menurut Gulo (dalam Trianto, 2007) 1. Mengajukan Permasalahan Siswa menyampaikan pertanyaan-pertanyan tentang materi hubungan keadaan awan dan cuaca 2. Merumuskan hipotesis Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. 3. Melakukan pengumpulan data Kemudian siswa membentuk kelompok, mulai menyusun rencana untuk melakukan percobaan (proses terjadinya hujan, bagaimana langkahlangkahnya dan mempersiapkan alat-alat peraga yang diperlukan) dan mulai melakukan percobaan dengan bimbingan guru. 4. Menganalisis data Setelah melakukan percobaan, kemudian siswa dan kelompok saling bertukar informasi untuk menyiapkan laporan akhir. 5. Membuat kesimpulan Setelah menyiapkan laporan akhir, kemudian siswa mengimpulkan hasil percobaan untuk dipresentasikan.

14 Ringkasan langkah-langkah pendekatan inkuiri siswa diberi gambaran umum kemudian guru menggali pertanyaan dan siswa menyampaikan pertanyaannya, menyampaikan jawaban sesuai pengetahuannya dan membagi siswa dalam kelompok, menyusun rencana sebelum melakukan percobaan, menyiapkan laporan akhir, menyimpulkan laporan akhir dan mempresentasikannya. Berdasarkan uraian maka yang dimaksud langkah-langkah pendekatan inkuiri adalah merupakan kegiatan pembelajaran inkuiri yang disederhanakan berdasarkan langkah-langkah yang ada dalam pembelajaran inkuiri. Dengan langkah tersebut diharapkan pembelajaran IPA di sekolah dasar dapat terlaksana sebagaimana pembelajaran bermakna dan dapat mempengaruhi siswa dalam bersikap seperti halnya sikap ilmuan dalam pembelajaran IPA. 2.1.3 Hasil Belajar Menurut Abror (dalam Arlis 2010), hasil belajar adalah perubahan keterampilan dan kecakapan, kebiasaan sikap, pengertian, pengetahuan, dan apresiasi, yang dikenal dengan istilah kognitif, afektif, dan psikomotor melalui perbuatan belajar. Menurut Majid (2014:28) hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat penilaian guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiringan. Kedua dampak tersebut bermakna bagi guru dan siswa. Menurut Woordworth (dalam Majid 2014), hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai. Menurut Sudjana (2005) hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil

15 belajar siswa pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar. Menurut Reigeluth (dalam Suprihatiningrum, 2014), hasil belajar dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode alternatif dalam kondisi yang berbeda. Hasil belajar suatu kinerja untuk petunjuk suatu kemampuan yang telah diperoleh. Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan (khusus) perilaku (unjuk kerja). Menurut K.Brahim (dalam Susanto, 2013) Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut Sukmadinata (2009:179), hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis dan memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja. Dengan demikian aktivitas dan produk yang dihasilkan dari aktivitas belajar ini mendapatkan penilaian. Penilaian tidak hanya dilakukan secara tertulis, tetapi juga secara lisan dan penilaian perbuatan. Menurut Damyati & Mudjiono (2013) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angak pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran. Berdasarkan uraian maka dimaksud dengan hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa sehingga pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar yang digunakan untuk guru mengukur tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah tercapai dalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari hasil tes.

16 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Sari (2012). Dengan menggunakan pendekatan dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan guru diperoleh jumlah skor keterampilan guru dan dapat mengetahui respon siswa dalam pembelajaran IPA. Melalui pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dari persentase ketuntasan siklus I dengan persentase 33, siklus II dengan persentase 60% menjadi 75% pada siklus III. Penelitian yang dilakukan oleh Koida (2014) menggunakan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran, dapat menyalurkan pesan dan maksud kepada siswa dan dapat merangsang pikiran, perasaan serta perhatian siswa sehingga proses pembelajaran terjadi. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus. Pada siklus I persentase ketuntasan dengan 50 dan siklus II mengalami peningkatan klasikal yaitu 95%. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Prasetyo (2010) penggunaan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan menggunakan alat peraga benda-benda nyata meningkatkan respon siswa dalam pembelajaran sehingga berminat dan siswa juga berperan aktif dalam pembelajaran. Menurut Dalila & Koloibas (2009) hasil penelitian pembelajaran IPA menggunakan pendekatan inkuiri lebih efektif dan memberi bimbingan pada siswa. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, ternyata pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari prasiklus sampai siklus III. 2.3 Kerangka Berpikir Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar suatu lingkungan belajar. Proses belajar dan mengajar IPA di SD Negeri Kebumen 01 Kecamatan Kalibiru, siswa lebih banyak pasif atau mendengarkan penjelasan guru. Pendekatan yang digunakan masih menggunakan metode konvensional yaitu guru menjelaskan di depan kelas dan siswa

17 mendengarkan mendengarkan penjelasan dari guru, guru menanyakankan kesulitan siswa tidak ada yang bertanya. Kemudian siswa mengerjakan latihan. Pembelajaran seperti ini masih kurang bervariasi sehingga peran guru lebih dominan yang menyebabkan siswa kurang terlibat dalam pembelajaran. Model pembelajaran masih kurang menarik, sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Keadaan ini akan diperbaiki dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran agar hasil belajar siswa meningkat dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri merupakan suatu rangkaian belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki tentang alam sekitar secara sistematis, kritis, logis dan analisis sehingga dapat merumuskan penemuan dengan penuh percaya diri. Penerapan pendekatan pembelajaran ini dimuali dari siswa mendapat gambaran umum tentang materi, kemudian guru menggali pertanyaan dan siswa menyampaikan pertanyaanpertanyaan, guru melemparkan pertanyaan tersebut kepada siswa yang lain. Siswa menjawab pertanyaan sesuai pengetahuannya, guru memberikan penjelasan tentang materi, siswa dibentuk dalam kelompok. Menyusun rencana sebelum melakukan percobaan dan siswa mulai melakukan percobaan dengan alat peraga yang sudah disediakan. menyiapkan laporan akhir dalam lembar kerja siswa dan siswa saling bertukar pikiran dengan anggota kelompok. Menyimpulkan dan perwakilan kelompok mempresentasi ke depan kelas, kelompok lain diberi kesempatan memberi tanggapan. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri akan meningkatkan hasil belajar siswa serta mengembangkan kemampuan siswa untuk menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan. Penjelasan langkah kerangka berpikir dalam bentuk Gambar 2.1.

18 Pembelajaran Konvensional Hasil Belajar KKM 70 SK 6 Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam Pendekatan inkuiri Siswa mendapat gambaran umum tentang materi, guru menggali pertanyaan dan siswa menyampaikan pertanyaan-pertanyaan, guru melemparkan pertanya kepada siswa yang Siswa menyampaikan jawaban sesuai pengetahuannya, guru menjelaskan materi dan siswa dibagi dalam kelompok Pengukuran Hasil Belajar menyusun rencana sebelum melakukan percobaan bagaimana langkahnya dan alat peraga dan siswa mulai melakukan percobaan dengan alat peraga yang disediakan Tes Menyusun laporan akhir dan saling bertukaran informasi dengan anggota kelompok Hasil Belajar KKM 70 Menyimpulkan informasi dan mempresentasikan di depan kelas, kemudian kelompok lain diberi kesempatan memberi tanggapan Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

19 2.4 Hipotesis Tindakan Hipotesis Tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar IPA diduga dapat diupayakan melalui pendekatan inkuiri siswa kelas 3 SD Negeri Kebumen 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016.