KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Kajian Ekonomi Regional Banten

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2013

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan IV Tahun 2013

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2009 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2013

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Transkripsi:

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011

cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda 3. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda 4. Abidin Abdul Haris Peneliti Ekonomi Muda cxçxüu à M Bank Indonesia Bengkulu Jl. A. Yani No.1, BENGKULU Telp: (0736) 21735, Fax: (0736) 21736 Website : www.bi.go.id/web/id/publikasi/ekonomi_regional/

i á UtÇ~ \ÇwÉÇxá t Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. ` á UtÇ~ \ÇwÉÇxá t Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan. a Ät fàütàxz á büztç átá UtÇ~ \ÇwÉÇxá t Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Kompetensi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas dan Kebersamaan. i á ^tçàéü UtÇ~ \ÇwÉÇxá t UxÇz~âÄâ Mewujudkan Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya melalui peningkatan perannya sebagai economic intelligence dan unit penelitian. ` á ^tçàéü UtÇ~ \ÇwÉÇxá t UxÇz~âÄâ Berperan aktif dalam pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pelaksanaan kegiatan operasional di bidang ekonomi, moneter, perbankan, sistem pembayaran secara efektif dan efisien dan peningkatan kajian ekonomi regional serta koordinasi dengan pemerintah daerah serta lembaga terkait.

Halaman ini sengaja dikosongkan

KATA PENGANTAR Penerbitan Perkembangan Perekonomian Daerah ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai keadaan ekonomi, moneter dan perbankan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya Pemerintah Daerah maupun instansi lainnya guna merumuskan suatu kebijakan. Perkembangan Perekonomian Daerah merupakan pengembangan dari Kajian Ekonomi Regional (KER) yang diterbitkan secara triwulanan dan tahunan. Dalam kajian ini dibahas mengenai perkembangan perekonomian regional Provinsi Bengkulu, yang meliputi perkembangan kegiatan sektor riil dan perkembangan kegiatan sektor moneter perbankan, khususnya selama Triwulan III tahun 2011 dan membandingkannya dengan periode/kondisi laporan sebelumnya. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam kajian yang kami susun ini, oleh karena itu kritik serta saran dari pengguna/pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan terbitan berikutnya. Akhirnya kami berharap, semoga terbitan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Bengkulu, 9 Oktober 2011 BANK INDONESIA BENGKULU Causa Iman Karana Pemimpin i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... i ii iv v RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU... 5 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL... 9 1.1. PDRB SISI PENGGUNAAN... 10 1.1.1. Konsumsi Daerah... 10 1.1.2. Investasi Regional... 14 1.1.3. Ekspor dan Impor Regional... 15 1.2. PDRB SISI SEKTORAL... 18 1.2.1. Sektor Pertanian... 19 1.2.2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran... 20 1.2.3. Sektor Jasa-Jasa... 21 1.2.3. Sektor Konstruksi... 22 1.2.5. Sektor Listrik, Gas, dan Air... 23 1.3. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN... 24 BOKS 1 HASIL LIAISON KBI BENGKULU TRIWULAN III - 2011 BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH......27 2.1. PERKEMBANGAN INFLASI... 27 2.2. FAKTOR PENDORONG INFLASI... 28 2.3. INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG/JASA... 28 ii

2.4. INFLASI PERIODE JULI-SEPTEMBER 2011... 32 2.5. PERBANDINGAN INFLASI ANTAR KOTA DI SUMATERA... 34 BOKS. RINGKASAN HASIL PERTEMUAN TPID TRIWULAN III 2011 BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH... 37 3.1. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH... 37 3.1.1. GAMBARAN UMUM... 37 3.1.2. PERKEMBANGAN BANK UMUM... 39 3.1.3. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT... 46 3.2. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN... 48 3.2.1. ALIRAN UANG KARTAL.... 48 3.2.2. PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR... 49 3.2.3. PENEMUAN UANG PALSU... 50 3.2.4. PERKEMBANGAN KLIRING LOKAL... 51 3.2.5. PERKEMBANGAN REAL TIME GROSS SETTLEMENT... 52 3.2.6. TRANSAKSI UANG KARTAL ANTAR BANK (TUKAB)... 53 BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH... 55 4.1. GAMBARAN REALISASI SISI PENERIMAAN... 55 4.2. GAMBARAN REALISASI SISI PENGELUARAN... 57 BAB V PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH... 59 5.1. PERKIRAAN EKONOMI... 59 5.2. PERKIRAAN INFLASI DAERAH... 61 BOKS 3. PERKEMBANGAN PENYELESAIAN PERMASALAH PELABUHAN PULAU BAAI LAMPIRAN DATA PEREKONOMIAN DAN PERBANKAN... 65 LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH... 71 iii

DAFTAR TABEL Tabel 1.1. PDRB Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan... 10 Tabel 1.2. Tabel 1.3. Tabel 1.4. Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam pembentukan PDRB menurut Harga Berlaku Provinsi Bengkulu... 16 Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu... 16 Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu... 17 Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu (yoy) Menurut Sektor... 18 Tabel 1.6. Tabel 1.7. Tabel 2.1. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Lapangan Usaha Provinsi Bengkulu... 19 Perkembangan Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bengkulu... 24 Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang/jasa Kota Bengkulu (Tahunan, y-o-y)... 28 Tabel 2.2. Sumbangan Beberapa Komoditas terhadap Inflasi Bengkulu... 30 Tabel 3.1. Jaringan Kantor Pelayanan Bank Provinsi Bengkulu... 39 Tabel 3.2. Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Bengkulu... 40 Tabel 3.3. Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Umum Provinsi Bengkulu... 41 Tabel 3.4. Tabel 3.5. Tabel 3.6. Tabel 3.7. Perkembangan NPL Kredit Perbankan Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Bengkulu... 43 Perkembangan Kredit Perbankan Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi dan Kelompok Bank di Provinsi Bengkulu... 44 Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi di Provinsi Bengkulu... 45 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Kredit UMKM di Provinsi Bengkulu... 46 Tabel 3.8. Perkembangan Kegiatan Usaha BPR di Provinsi Bengkulu... 46 Tabel 3.9. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu... 48 Tabel 3.10. Perkembangan Kliring dan Cek/Bilyet Giro Kosong Provinsi Bengkulu... 52 Tabel 3.11. Perkembangan Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) Provinsi Bengkulu... 53 Tabel 4.1. Tabel 4.2. Realisasi Penerimaan APBD Triwulan III Tahun 2011 Pemerintah Provinsi Bengkulu. 55 Realisasi Belanja APBD Triwulan III Tahun 2011 Pemerintah Provinsi Bengkulu 57 iv

DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB (LPE, y-o-y) Provinsi Bengkulu (harga konstan 2000)... 9 Grafik 1.2. Konsumsi Rumah Tangga Menurut PDRB Harga Konstan dan Perkembangan Inflasi di Provinsi Bengkulu... 11 Grafik 1.3. Konsumsi Listrik Rumah Tangga dan Perkembangan Kendaraan Milik Swasta di Provinsi Bengkulu... 11 Grafik 1.4. Dana Perorangan dan Kredit Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu 12 Grafik 1.5. Hasil Survei Konsumen di Provinsi bengkulu... 13 Grafik 1.6. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Nirlaba Menurut PDRB Harga Konstan di Provinsi Bengkulu... 14 Grafik 1.7. Perkembangan Dana Pemerintah di Bank Umum dan Belanja Pegawai Pemerintah Daerah di Provinsi Bengkulu... 14 Grafik 1.8. Perkembangan Kredit Investasi dan Konsumsi Semen di Provinsi Bengkulu... 15 Grafik 1.9. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu... 18 Grafik 1.10. Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu... 20 Grafik 1.11. Indikator Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran Provinsi Bengkulu... 21 Grafik 1.12. Indikator Sektor Jasa-Jasa di Provinsi Bengkulu... 21 Grafik 1.13. Indikator Sektor Bangunan di Provinsi Bengkulu... 22 Grafik 1.14. Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu... 23 Grafik 1.15. Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu... 24 Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi IHK Kota Bengkulu... 27 Grafik 2.2. Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan di Kota Bengkulu 29 Grafik 2.3. Sumbangan Inflasi Per Kelompok Barang/Jasa... 30 Grafik 2.4. Indeks Harga Konsumen Kelompok Perumahan/Air/Listrik/Gas/ Bahan Bakar dan Kelompok Bahan Makanan di Kota Bengkulu... 31 Grafik 2.5. Ekspektasi konsumen terhadap Kondisi Mendatang... 32 Grafik 2.6. Disagregasi Inflasi Kota Bengkulu... 33 Grafik 2.7. Realisasi Inflasi Tahun 2011... 34 Grafik 2.6. Inflasi Beberapa Kota di Sumatera... 35 Grafik 3.1. Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non-Performing Loan (NPL) Perbankan Provinsi Bengkulu... 37 Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bank Umum Provinsi Bengkulu... 38 Grafik 3.3. Distribusi Aktiva Bank Umum di Provinsi Bengkulu... 40 Grafik 3.4. Perkembangan Net Interest Margin BPR Provinsi Bengkulu... 47 Grafik 3.5. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu... 49 v

Grafik 3.6. Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu... 50 Grafik 3.7. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan di Bengkulu... 51 Grafik 3.8. Perkembangan TUKAB di Provinsi Bengkulu... 53 Grafik 4.1. Perkembangan Kendaraan Bermotor di Provinsi Bengkulu... 56 Grafik 4.2. Perkembangan Dana Milik Pemerintah Provinsi Bengkulu... 58 Grafik 5.1. Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu... 59 Grafik 5.2. Hasil Survei SEK dan SKDU di Provinsi Bengkulu... 60 Grafik 5.3. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan di Kota Bengkulu... 62 Grafik 5.4. Hasil Survei SEK dan SKDU di Provinsi Bengkulu... 63 vi

RINGKASAN EKSEKUTIF Ringkasan Eksekutif PERTUMBUHAN EKONOMI Berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu, perekonomian Provinsi Bengkulu di triwulan III tahun 2011 mengalami pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi secara tahunan tumbuh sebesar 8,23%, sedikit melambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya yang mencapai 8,76%(yoy). Secara triwulanan, perekonomian daerah juga terlihat mengalami peningkatan dimana Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan III dibanding triwulan II 2011 meningkat sebesar 2,39%. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di sisi penggunaan terutama disebabkan oleh meningkatnya konsumsi. Dari sisi sektoral, sektor utama daerah seperti sektor pertanian, perdagangan/hotel/restoran, dan jasa-jasa masih menjadi pendorong utama pertumbuhan. Sektor pertanian dan sektor perdagangan/hotel/restoran, secara tahunan tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya, sedangkan sektor jasa-jasa terlihat mengalami akselerasi. Sektor yang tumbuh paling tinggi secara tahunan di triwulan ini adalah sektor keuangan/persewaan/jasa perusahaan dan sector industri pengolahan kemudian diikuti oleh sektor jasa-jasa. INFLASI Inflasi tahunan Kota Bengkulu 1 pada triwulan III tahun 2011 mencapai 5,63% atau sedikit menurun dibandingkan inflasi pada triwulan II 2011 yang mencapai 5,85%. Pencapaian inflasi pada triwulan laporan ini lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi tahunan pada triwulan III tahun 2010 yang mencapai 7,03%. Namun, inflasi triwulan laporan masih berada di atas inflasi nasional yang hanya sebesar 4,61%. Pencapaian inflasi pada triwulan ini bersifat siklikal yang dipicu oleh adanya peningkatan permintaan masyarakat baik pada masa menjelang tahun ajaran baru maupun pada bulan ramadhan dan lebaran. Adapun total pencapaian inflasi daerah selama tahun 2011 (ytd) adalah sebesar 4,14%. 1 Inflasi yang terjadi di kota Bengkulu diasumsikan dapat mewakili inflasi Provinsi Bengkulu secara keseluruhan 1

Ringkasan Eksekutif Sepanjang triwulan III 2011, Kota Bengkulu 1 terus mengalami inflasi yang dipicu oleh peningkatan konsumsi masyarakat sekaligus mulai terbatasnya pasokan. Inflasi kelompok komoditas bahan makanan secara konsisten termasuk sebagai penyumbang tingginya inflasi sepanjang triwulan laporan, sedangkan kelompok sandang dan pendidikan mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan terutama pada bulan Agustus 2011. Inflasi di kelompok sandang terutama dipicu oleh komoditas emas perhiasan, sedangkan kelompok pendidikan dipicu oleh subkelompok jasa pendidikan antara lain SLTP, SLTA dan akademi/perguruan tinggi. Sementara itu sepanjang triwulan laporan, inflasi pada kelompok bahan makanan terutama disumbang oleh komoditas daging dan hasilnya, padi-padian, ikan segar, dan bumbu-bumbuan. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Pada triwulan III tahun 2011, kinerja bank umum baik konvensional maupun syariah di Provinsi Bengkulu relatif baik. Total aset bank umum mengalami peningkatan diikuti dengan peningkatan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit. Rasio penyaluran kredit terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio) dan kualitas kredit perbankan tidak jauh berbeda dengan triwulan sebelumnya dan masih berada pada tingkat yang relatif baik. Jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank umum pada triwulan III 2011 mengalami peningkatan sebesar 5,26% menjadi sebesar Rp5,98 triliun, sementara kredit yang disalurkan bank umum meningkat sebesar 4,56% menjadi Rp6,95 triliun. Perbandingan dana yang disalurkan dalam bentuk kredit dengan jumlah dana pihak ketiga atau Loan to Deposit Ratio (LDR) sedikit menurun menjadi 116,13% dari sebelumnya 116,91%. Kinerja perkreditan menunjukkan kecenderungan membaik ditandai dengan turunnya rasio NPL menjadi sebesar 2,15% dari sebelumnya sebesar 2,16%. Aliran uang kartal di masyarakat di triwulan III tahun 2011 ditandai dengan adanya penurunan net cash outflow. Pada periode triwulan laporan, penurunan net cash outflow terbilang signifikan yaitu mencapai 61,6% dibanding triwulan sebelumnya yaitu dari Rp628,4 miliar turun menjadi Rp241,5 miliar di triwulan ini. 2

Ringkasan Eksekutif Sementara itu, transaksi pembayaran dengan menggunakan kliring lokal secara nominal mengalami penurunan pada triwulan laporan yaitu dari Rp864,62 miliar di triwulan sebelumnya menjadi Rp850,01 miliar atau menurun 1,69%. Rata-rata perputaran kliring per hari secara nominal mengalami hal yang serupa yaitu menurun 3,28% dari Rp14,174 miliar menjadi Rp13,710 miliar. Turunnya nominal kliring ini disertai dengan penurunan jumlah warkat kliring. Perkembangan transaksi pemindahan dana melalui sistem Real Time Gross Settlement (RTGS), yang umumnya digunakan untuk pemindahan dana antar nasabah dengan jumlah diatas Rp100.000.000, terlihat mengalami peningkatan yang cukup signifikan di triwulan ini dibanding transaksi triwulan sebelumnya, terutama dari sisi nominal transaksi. Nominal transaksi masuk dan keluar daerah meningkat masing-masing sebesar 39,65% dan 29,49% atau sebesar Rp3,9 triliun dan Rp1,9 triliun dibanding triwulan sebelumnya. Dari sisi jumlah warkat transaksi, juga terjadi peningkatan untuk transaksi keluar sebesar 7,37%, sedangkan untuk transaksi masuk mengalami penurunan jumlah warkat sebesar 8,32%. Peningkatan nominal juga terjadi untuk transaksi antar nasabah di dalam Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 23,24% menjadi Rp256 miliar. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bengkulu terlihat realisasi di sisi pendapatan hingga triwulan III tampak masih jauh dari target pendapatan yang telah ditetapkan. Hingga triwulan III 2011, pendapatan daerah baru terealisasi sebesar 26,41% atau sedikit lebih rendah bila dinadingkan dengan realisasi APBD Provinsi Bengkulu Triwulan III 2010 yang mencapai 27,88%. Realisasi belanja Pemerintah Provinsi Bengkulu pada triwulan III tahun 2011 terlihat masih berimbang dengan tingkat realisasi penerimaan daerah yaitu sebesar 23,01%. Serupa dengan realisasi penerimaan, pada triwulan III 2011 ini, realisasi pengeluaran juga sedikit lebih rendah dibandingkan realisasi hingga triwulan III tahun 2010 yang mencapai 24,18%. Belanja pemerintah masih didominasi oleh belanja operasi dengan porsi sebesar 75% dari total pengeluaran pada triwulan III 2011. Berdasarkan pos pengeluarannya, 3

Ringkasan Eksekutif belanja pegawai dan hibah mencatat realisasi tertinggi masing-masing sebesar 30,78% dan 20,98%. PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI Perekonomian Bengkulu pada triwulan IV tahun 2011 ini diperkirakan akan optimis mengalami pertumbuhan pada kisaran 8%±1%(yoy). Dari sisi penawaran, sektor utama seperti sektor pertanian, perdagangan perdagangan/hotel dan restoran serta sektor jasa diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan. Sektor jasa dan sektor perdagangan/hotel dan restoran diperkirakan mengalami pertumbuhan yang paling tinggi diantara sektor utama Provinsi Bengkulu tersebut. Adapun pertumbuhan dari sisi permintaan terutama akan masih didorong melalui peningkatan konsumsi rumah tangga, serta akselerasi dari konsumsi pemerintah di periode akhir tahun. Pada triwulan IV tahun 2011, inflasi Bengkulu diperkirakan akan mencapai 5,75%±1% (yoy). Pencapaian inflasi pada triwulan IV 2011 diperkirakan akan lebih rendah bila dibandingkan dengan triwulan III 2011 yang merupakan masa puncak tingginya permintaan masyarakat. Sepanjang triwulan III 2011, harga-harga cenderung mengalami peningkatan sehingga diprediksikan pada triwulan IV 2011 ini merupakan saatnya bagi penurunan kembali harga-harga di pasar seiring dengan permintaan masyarakat yang mulai berkurang. Terbatasnya pasokan terutama dari kelompok bahan makanan diperkirakan masih akan dapat terkendali dan belum akan mengakibatkan lonjakan harga yang signifikan. 4

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU Tabel Indikator Ekonomi Terpilih a. Inflasi dan PDRB INDIKATOR 2010 2011 Tw. I Tw. II Tw. III Tw.IV Tw. I Tw.II Tw.III MAKRO IHK Kota Bengkulu 121,62 124,24 129,06 130,90 131,16 131,51 136,32 Laju Inflasi (y-o-y) 4,18 7,21 7,03 9,08 7,84 5,85 6,68 PDRB-Harga Konstan (miliar Rp) 2.064 2.058 2.117 2.092 2.172 2.237 2.291 - Pertanian 804 773 797 767 826 854 860 - Pertambangan & Penggalian 79 81 83 75 77 78 82 - Industri Pengolahan 86 88 88 91 94 96 100 - Listrik, Gas dan Air Bersih 11 11 12 11 11 11 11 - Bangunan 59 62 64 68 62 65 68 - Perdagangan, Hotel&Restoran 417 404 421 419 430 435 447 - Pengangkutan & Komunikasi 166 171 184 183 185 192 201 - Keuangan, Persewaan dan Jasa 98 102 105 109 113 116 121 - Jasa 344 365 363 370 374 388 401 Pertumbuhan PDRB (y-o-y, %) 7,41 5,46 7,58 2,96 5,24 8,76 8,23 Nilai Ekspor Nonmigas (USD 58 71 72 50 101 58 115 Juta) 1) Volume Ekspor Nonmigas (ribu 503 503 459 92 486 164 770 ton) Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 1) - - - - - - 12 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) - - - - - - 1 1) data sampai dengan Sep 2011 Sumber : SEKD Provinsi Bengkulu & BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara 5

Tabel Indikator Ekonomi Terpilih b. Perbankan INDIKATOR 2010 2011 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III PERBANKAN Bank Umum Total Aset (Triliun Rp) 6,57 6,84 7,11 7,33 7,70 8,30 8,71 DPK (Triliun Rp) 4,16 4,46 4,64 4,69 5,18 5,68 5,99 - Tabungan (Triliun Rp) 2,10 2,37 2,58 2,94 2,79 3,09 3,33 - Giro (Triliun Rp) 1,25 1,17 1,14 0,85 1,45 1,60 1,47 - Deposito (Triliun Rp) 0,81 0,82 0,92 0,89 0,94 0,99 1,18 Kredit (Triliun Rp) Lokasi Proyek 1) 5,80 6,47 6,63 6,53 8,03 8,95 9,40 - Modal Kerja 1,85 2,06 2,19 2,20 2,45 2,66 2,77 - Konsumsi 3,02 3,17 3,46 3,32 4,42 4,93 5,20 - Investasi 0,93 1,24 0,98 1,01 1,16 1,36 1,43 - LDR (%) 139,42 145,07 142,89 139,23 155,02 157,57 156,93 Kredit (triliun Rp) Lokasi Kantor 4,93 5,22 5,49 5,82 6,07 6,64 6,95 - Modal Kerja 1,75 1,94 2,15 2,18 2,29 2,48 2,57 - Konsumsi 2,68 2,75 2,89 3,15 3,26 3,55 3,67 - Investasi 0,50 0,53 0,45 0,48 0,52 0,61 0,70 - LDR (%) 118,34 117,10 118,15 123,98 117,02 116,91 116,03 Kredit MKM Bank Umum Menurut Lokasi Proyek 1) Kredit MKM (Triliun Rp) 5,05 5,61 5,78 5,62 2,27 2,54 2,63 Kredit Mikro (Triliun Rp) 1,42 1,63 1,58 1,49 0,49 0,57 0,59 - Kredit Modal Kerja 0,36 0,40 0,39 0,37 0,45 0,52 0,54 - Kredit Investasi 0,05 0,12 0,04 0,06 0,04 0,05 0,05 - Kredit Konsumsi 2) 1,01 1,11 1,15 1,01 na na na Kredit Kecil (Triliun Rp) 2,75 3,00 3,20 3,13 1,10 1,18 1,12 - Kredit Modal Kerja 0,67 0,72 0,80 0,76 0,94 1,00 0,94 - Kredit Investasi 0,16 0,31 0,17 0,18 0,16 0,18 0,18 - Kredit Konsumsi 2) 1,92 1,97 2,23 2,18 na na na Kredit Menengah (Triliun Rp) 0,88 0,98 1,00 1,00 0,67 0,79 0,92 - Kredit Modal Kerja 0,60 0,68 0,70 0,70 0,45 0,53 0,61 - Kredit Investasi 0,20 0,22 0,23 0,23 0,22 0,26 0,31 - Kredit Konsumsi 2) 0,08 0,08 0,07 0,07 na na na NPL MKM gross (%) na na na na na na na BPR Total Aset (Miliar Rp) 64 73 80 81 89 99 112 DPK (Miliar Rp) 39 44 46 53 57 61 68 - Tabungan (Miliar Rp) 17 17 18 21 22 26 25 - Deposito (Miliar Rp) 22 27 28 31 35 36 43 Kredit (Miliar Rp) Lokasi Proyek 1) 19 20 21 21 21,5 21,6 25,2 - Modal Kerja 11 12 13 13 13 13 15 - Konsumsi 7 7 7 7 7 7 8 - Investasi 1 1 1 1 1,5 1,6 2,2 Kredit UMKM (Miliar Rp) 4) 14 15 16 16 na na na Rasio NPL Gross (%) na na na na na na na Rasio NPL Net (%) na na na na na na na LDR 137,86 131,76 133,06 163,06 125,71 137,25 136,00 1) data sampai dengan Agustus 2011 2) sejak data bulan Januari 2011 kredit berdasarkan jenis penggunaan berdasarkan lokasi proyek terdiri dari kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit yang tidak teridentifikasi. 3) sejak data bulan Januari 2011 data kredit MKM BPR tidak tersedia Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum & BPR, SEKD Provinsi Bengkulu, Bank Indonesia Bengkulu 6

c. Sistem Pembayaran Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Nominal dalam triliun Rp kecuali kliring dalam miliar, volume dalam lembar INDIKATOR 2010 2011 Tw. I Tw. II Tw. III Tw.IV Tw.I Tw. II Tw. III SISTEM PEMBAYARAN Inflow 0,24 0,05 0,28 0,09 0,22 0,08 0,59 Outflow 0,19 0,83 0,47 0,75 0,27 0,71 0,83 Pemusnahan Uang 0,16 0,06 0,13 0,09 0,14 0,06 0,21 Nominal Transaksi RTGS 12 18 15 21 16 17 23 Volume Transaksi RTGS 17.230 19.855 19.764 23.536 19.059 19.938 19.537 Rata-rata Harian Nominal 0,20 0,29 0,24 0,33 0,26 0,28 0,38 Transaksi RTGS Rata-rata Harian Volume 282 320 319 368 307 326 0,32 Transaksi RTGS Nominal Kliring Kredit 123 191 180 208 132 256 210 Volume Kliring Kredit 10.257 16.743 16.297 19.298 11.428 20.144 19.998 Rata-rata Harian Nominal 2,02 3,08 2,90 3,26 2,13 4,20 3,40 Kliring Kredit Rata-rata Harian Volume 168 270 263 302 184 330 323 Kliring Kredit Nominal Kliring Debet 440 454 514 556 567 609 639 Volume Kliring Debet 20.066 21.586 21.326 22.082 22.849 23.946 22.419 Rata-rata Harian Nominal 7,21 7,32 8,29 8,68 9,14 9,98 10,31 Kliring Debet Rata-rata Harian Volume 329 348 344 345 369 392 362 Kliring Debet Nominal Kliring Pengembalian 15 13 16 28 22 21 22 Volume Kliring Pengembalian 486 527 610 845 693 830 648 Rata-rata Harian Nominal 0,25 0,21 0,26 0,45 0,36 0,34 0,35 Kliring Pengembalian Rata-rata Harian Volume 8 9 10 13 11 14 10 Kliring Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG 11 11 13 24 16 17 19 Kosong Volume Tolakan Cek/BG 432 461 530 669 620 756 587 Kosong Rata-rata Harian Nominal 0,18 0,18 0,21 0,37 0,27 0,28 0,36 Cek/BG Kosong Rata-rata Harian Volume Cek/BG Kosong 7 7 9 10 10 12 9 Sumber : Bank Indonesia Bengkulu 7

Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Halaman ini sengaja dikosongkan 8

Perkembangan Ekonomi Makro Regional BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu, perekonomian Provinsi Bengkulu di triwulan III tahun 2011 mengalami pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi secara tahunan tumbuh sebesar 8,23%, sedikit melambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya yang mencapai 8,76%(yoy). Secara triwulanan, perekonomian daerah juga terlihat mengalami peningkatan dimana Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan III dibanding triwulan II 2011 meningkat sebesar 2,39%. Grafik 1.1. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB (LPE, y-o-y) Provinsi Bengkulu (harga konstan 2000) 2.300.000 2.250.000 2.200.000 2.150.000 2.100.000 2.050.000 2.000.000 1.950.000 1.900.000 1.850.000 1.800.000 1.750.000 1.700.000 1.650.000 PDRB (skala kiri) LPE (y-o-y; skala kanan) LPE (q-t-q; skala kanan) Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% -2% 2009 2010 2011 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara Peningkatan pertumbuhan ekonomi di sisi penggunaan terutama disebabkan oleh meningkatnya konsumsi. Dari sisi sektoral, sektor utama daerah seperti sektor pertanian, perdagangan/hotel/restoran, dan jasa-jasa masih menjadi pendorong utama pertumbuhan. Sektor pertanian dan sektor perdagangan/hotel/restoran, secara tahunan tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya, sedangkan sektor jasa-jasa terlihat mengalami akselerasi lebih tinggi. Sektor yang tumbuh paling tinggi secara tahunan di triwulan ini adalah sektor 9

Perkembangan Ekonomi Makro Regional keuangan/persewaan/jasa perusahaan dan sektor industri pengolahan kemudian diikuti oleh sektor jasa-jasa. 1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sisi Penggunaan Tabel 1.1. PDRB Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan juta rupiah (kecuali dinyatakan lain) Q-II 2011 Q-III 2011 Jenis Penggunaan Pertumbuhan Pertumbuhan Nilai Nilai Tahunan Tahunan 1. Konsumsi Rumah Tangga 1.411.237 5,88% 1.457.253 6,98% 2. Konsumsi Lembaga Nirlaba 22.414 (1,57%) 23.941 20,45% 3. Konsumsi Pemerintah 343.783 7,85% 356.675 6,56% 4. Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto 247.555 9,11% 259.091 11,74% 5. Perubahan stok (70.114) (13,18%) (48.292) (12,91%) 6. Ekspor 612.997 8,49% 636.784 14,05% 7. Impor 330.082 0,64% 394.175 17,83% PDRB 2.237.790 8,76% 2.291.276 8,23% Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara Konsumsi masih menjadi kontributor utama dalam ekonomi Bengkulu terutama konsumsi rumah tangga. Kontribusi konsumsi terhadap pembentukan PDRB pada triwulan III 2011 mencapai kisaran 80,2% kemudian diikuti kontribusi ekspor-impor 10,6% dan investasi 9,2%. Kontribusi konsumsi tersebut meningkat tipis dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 79%. 1.1.1. Konsumsi Daerah Pertumbuhan konsumsi daerah secara tahunan di triwulan III tahun 2011 ditopang oleh masih cukup tingginya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah secara tahunan masing-masing tumbuh sebesar 6,98% dan 6,56%. Sementara itu, konsumsi lembaga nirlaba mengalami pertumbuhan sebesar 20,45% (yoy). Konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi sekitar 79% dari pembentukan nilai konsumsi, diikuti oleh konsumsi pemerintah yang berkisar 19%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga triwulan ini tercatat 6,98% (yoy) meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan lalu yang hanya mencapai 5,88% (yoy). Tingkat inflasi yang masih terjaga dan 10

Grafik 1.2. Konsumsi Rumah Tangga Menurut PDRB Harga Konstan dan Perkembangann Inflasi di Provinsi Bengkulu 1.445.000 1.420.000 1.395.000 1.370.000 1.345.000 1.320.000 1.295.000 1.270.000 1.245.000 1.220.000 1.195.000 1.170.000 1.145.000 1.120.000 peningkatan kebutuhan seiring dengan berlangsungnya tahun ajaran baru serta hari raya Idul Fitri memicu terjadinya peningkatan konsumsi rumah tangga. Sementara itu, berdasarkan hasil liaison pada triwulan laporan, sektor perdagangann menyatakan mengalami peningkatan penjualan dan mengindikasikan optimisme akan tetap tumbuhnya penjualan hingga periode akhir tahun. Konsumsi RT g(yoy) I II III IV I II III IV I II III 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 - Perkembangan Ekonomi Makro Regional juta rupiah kecuali dinyatakan lain Inflasi YOY (%) 78910111212345 67891011121 23456789 2009 2010 2011 2009 2010 2011 Sumber : Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara, diolah Grafik 1. 3. Konsumsi Listrik Rumah Tangga dan Perkembangan Kendaraan Milik Swasta di Provinsi Bengkulu 110 105 Konsumsi Listrik RT (juta Kwh) 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 Jumlah Kendaraan Baru Roda 2 (kiri) Bus/Truk (kanan) Roda 4 (kanan) 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 300 250 200 150 100 50 2009 2010 2011 2009 2010 2011 Sumber : Dispenda Prov. dan PLN Bengkulu, diolah 11

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Selain itu, peningkatan konsumsi rumah tangga ini juga tercermin melalui tingkat konsumsi listrik rumah tangga sebagaimana terlihat pada Grafik 1.3. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga khususnya terhadap konsumsi nonmakanan tercermin dari data peningkatan pembelian kendaraan baru yang menunjukkan adanya peningkatan data kendaraan baru terutama kendaraan roda dua. Berdasarkan data Juli-Agustus 2011, tampak bahwa rata-rata bulanan pendaftaran kendaraan baru pada triwulan laporan masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata bulanan pada triwulan II 2011, terutama untuk kendaraan bus/truk dan kendaraan roda dua. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga didukung oleh peningkatan kredit konsumsi yang disalurkan perbankan. Kredit konsumsi mengalami kenaikan di triwulan ini sebesar 27,25% dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu dari Rp2,9 triliun menjadi Rp3,7 triliun. Selain itu, jika dibandingkan triwulan II tahun 2011, kredit konsumsi di triwulan ini tumbuh sebesar 3,5% atau lebih rendah dibandingkan triwulan II 2011 yang tumbuh sebesar 8,8% (qtq). Kondisi ini menggambarkan adanya kenaikan konsumsi masyarakat yang dibiayai melalui kredit perbankan. Grafik 1.4. 3.800.000 Kredit Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu 80% 3.600.000 3.400.000 3.200.000 3.000.000 2.800.000 2.600.000 2.400.000 2.200.000 gyoy 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% -10% 2010 2011 Sumber : Lap Bulanan Bank Umum KBI Bengkulu Peningkatan konsumsi dikonfirmasi oleh hasil Survei Konsumen triwulan III 2011 yang menunjukkan adanya kenaikan tingkat konsumsi saat ini dibanding 3 bulan yang lalu terutama untuk komoditas bahan makanan dan sandang. 12

Grafik 1.5. Hasil Survei Konsumen di Provinsi Bengkulu Perkembangan Ekonomi Makro Regional 125 105 85 65 45 25 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 2009 2010 2011 Sumber : Survei Ekspektasi Konsumen, BI Bengkulu Pertumbuhan konsumsi pemerintah di triwulan laporan secara tahunan mencatatkan pertumbuhan meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 6,56%. Secara triwulanan, konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 3,75%, atau sedikit melambat bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,4% (qtq). Peningkatan ini didorong oleh pengeluaran pemerintah seiring dengan telah dilaksanakannya proyek-proyek pemerintah. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi lembaga nirlaba mencatatkan pertumbuhan tahunan yang cukup tinggi sebesar 20,45% (Grafik 1.7). Konsumsi pemerintah tercermin dari pertumbuhan giro pemerintah di bank umum yang mengalami penurunan. Pada triwulan II 2011 giro pemerintah yang ada di bank umum mencapai Rp1,06 triliun, sementara ditriwulan laporan giro pemerintah turun menjadi Rp957 miliar. Jumlah Giro pemerintah pada triwulan III 2011 ini meningkat 25,8% dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010. Hal ini menunjukkan masih terbatasnya realisasi keuangan daerah hingga triwulan III 2011. 13

Grafik 1.6. Perkembangan Dana Pemerintah di Bank Umum Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1.300.000 1.100.000 900.000 700.000 500.000 300.000 g(yoy) Giro Milik Pemerintah juta rupiah kecuali dinyatakan lain 60% 40% 20% 0% -20% -40% -60% -80% 100.000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3-100% 2009 2010 2011 Sumber : Lap Bulanan Bank Umum KBI Bengkulu dan Pemerintah Provinsi Bengkulu, diolah Grafik 1.7. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Nirlaba Menurut PDRB Harga Konstan di Provinsi Bengkulu 365.000 355.000 345.000 335.000 Kons. Pemerintah g(yoy) 14% 12% 10% 25.000 24.000 23.000 22.000 juta rupiah kecuali dinyatakan lain Kons. Lemb. Nirlaba g(yoy) 52% 42% 32% 325.000 315.000 305.000 295.000 285.000 275.000 I II III IV I II III IV I II III 8% 6% 4% 2% 21.000 20.000 19.000 18.000 17.000 I II III IV I II III IV I II III 22% 12% 2% -8% -18% 2008 2009 2010 2008 2009 2010 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara, diolah 1.1.2. Investasi Regional Data investasi regional yang tergambar dari data Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pada tabel 1.1. menunjukkan adanya peningkatan. PMTDB pada triwulan laporan meningkat sebesar 11,74% (yoy) sedangkan triwulan sebelumnya tercatat tumbuh sebesar 9,11% (yoy). Pencatatan PMTDB ini merupakan investasi yang bersifat tambahan dan 14

Perkembangan Ekonomi Makro Regional dilakukan oleh pelaku ekonomi daerah setempat yang dapat berupa tambahan bangunan atau peralatan untuk kegiatan usaha yang telah dijalaninya. Data penjualan semen dapat mengindikasikan arah pertumbuhan investasi di Provinsi Bengkulu. Pertumbuhan tahunan konsumsi semen daerah sepanjang triwulan laporan meningkat 16% menjadi 140.911 ton. Demikian pula bila dilihat dari indikator penyaluran kredit investasi oleh perbankan, perkembangan investasi tersebut terlihat searah dan terus dalam tren meningkat. Secara tahunan, kredit investasi triwulan laporan mengalami peningkatan sebesar 56,97%. Grafik 1.8. Perkembangan Kredit Investasi dan Konsumsi Semen di Provinsi Bengkulu juta rupiah kecuali dinyatakan lain 700.000 650.000 600.000 550.000 500.000 Kredit Investasi 70% 60% 50% 40% 30% 20% 60.000 55.000 50.000 45.000 40.000 Kons. Semen (ton) g(yoy) 110% 90% 70% 50% 30% 450.000 10% 35.000 10% 400.000 350.000 g(yoy) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0% -10% 30.000 25.000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9-10% -30% 2010 2011 2010 2011 Sumber : Lap Bulanan Bank Umum KBI Bengkulu dan Asosiasi Semen Indonesia, diolah 1.1.3. Ekspor dan Impor Regional Kegiatan ekspor terlihat meningkat di triwulan laporan dimana terjadi peningkatan ekspor secara tahunan (yoy) sebesar 14,05% sedangkan triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 8,49%. Sementara itu, impor antar daerah/negara turut mengalami peningkatan sebesar 17,83%, sedangkan triwulan sebelumnya sebesar 0,64%(yoy). Tren perkembangan ekspor dan impor antar daerah/negara di triwulan laporan dapat dilihat pada tabel 1.2. Peningkatan impor antar daerah tersebut diperkirakan terjadi untuk memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat pada periode hari raya Idul Fitri. 15

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tabel 1.2. Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam pembentukan PDRB menurut Harga Konstan Provinsi Bengkulu juta rupiah 2010 2011 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Ekspor 565.051 558.356 548.052 578.418 612.997 636.784 Impor 327.987 334.533 350.181 313.433 330.082 394.175 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, angka sementara Perkembangan volume ekspor daerah ke mancanegara berdasarkan pemberitahuan ekspor barang secara tahunan mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Tabel 1.3 di bawah menggambarkan kegiatan perdagangan lintas negara dari dan ke Provinsi Bengkulu yang dicatat berdasarkan data Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Tabel 1.3. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu Mata Dagangan Lemak/minyak hewan/nabati Kakao dan produk kakao Bahan bakar mineral Karet dan barang dari karet Lainnya Total nilai dalam ribu dollar, volume dalam ton 2010 2011 Proporsi Ket. Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 % Nilai 11.919 10.530 13.264 10.227 15.787 16.038 13,9% Volume 15.500 13.970 15.500 10.000 13.498 15.002 1,9% Nilai 585 669 514 188 187 196 0,2% Volume 225 200 200 50 50 50 0,01% Nilai 23.061 10.348 3.136 31.205 31.461 45.394 39,3% Volume 449.736 184.092 51.257 462.035 488.720 705.573 91,7% Nilai 34.287 31.966 32.263 59.792 52.911 51.987 45% Volume 11.109 11.041 9.178 12.522 10.857 11.571 1,5% Nilai 1.282 6 737 66 1.282 1.870 1,6% Volume 26.522-16.032 1.777 24.894 37.515 4,9% Nilai 71.134 53.520 49.914 101.478 101.628 115.486 100% Volume 502.646 503.092 92.167 486.384 538.019 769.711 100% Sumber : SEKDA Provinsi Bengkulu. BI Bengkulu; Dari tabel 1.3. terlihat adanya peningkatan volume ekspor barang ke mancanegara yang berasal dari Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan secara tahunan. Peningkatan nilai ekspor secara signifikan terjadi pada komoditas batubara yaitu sebesar 339%(yoy). Sementara karet yang memiliki proporsi terbesar dalam ekspor Provinsi Bengkulu tumbuh sebesar 63%(yoy). 16

Tabel 1.4. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Nilai ekspor Provinsi Bengkulu secara tahunan di triwulan ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 116% (yoy). Peningkatan yang terjadi yaitu dari US$53.520 ribu menjadi US$115.486 ribu. Jika ditelaah lebih lanjut, peningkatan ini didorong oleh komoditas batubara yang membukukan nilai ekspor yang cukup tinggi pada triwulan laporan. Bila dilihat jumlah ekspor berdasarkan negara pembeli (Tabel 1.4), Amerika Serikat, Belgia dan China merupakan negara dengan jumlah nilai pembelian terbesar atas komoditas dari Bengkulu. Jumlah transaksi ketiga negara tersebut sebesar US$58.183 ribu atau sekitar 50% dari nilai ekspor di triwulan ini. Negara Pembeli Amerika Serikat Thailand Singapura Malaysia Hongkong Jerman Belgia India Jepang China Lainnya Total Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu Ket. Sumber : SEKDA Provinsi Bengkulu. BI Bengkulu; nilai dalam ribu dollar. volume dalam ton 2010 2011 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Nilai 13.339 9.841 10.207 26.584 19.114 26.583 Volume 4.327 3.470 2.777 23.468 3.956 5.939 Nilai 4.892 996 1.251 582 1.119 2.221 Volume 96.724 18.166 16.232 10.987 17.252 33.844 Nilai 7.799 9.159 9.144 13.745 9.855 9.793 Volume 2.907 3.132 2.656 3.061 1.970 22.909 Nilai 4.688 1.932 488 3.267 1.299 2.767 Volume 85.849 26.877 9.203 45.540 18.188 36.191 Nilai - - - - - - Volume - - - - - - Nilai - 56 - - - - Volume - 20 - - - - Nilai 12.610 11.833 13.911 12.410 17.596 17.965 Volume 15.343 14.352 15.681 10.444 13.841 15.405 Nilai 5.113 13.648 12.425 Volume 83.107 209.207 216.995 Nilai 16.782 14.085 10.249 Volume 137.358 33.883 73.016 Nilai 0 5.339 13.635 Volume 0 91.438 206.715 Nilai 27.806 16.548 14.913 22.995 16.004 19.848 Volume 297.942 87.812 45.618 172.419 95.458 158.696 Nilai 71.134 53.520 49.914 101.478 101.628 115.486 Volume 503.092 209.303 92.167 486.384 538.019 769.711 17

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.9. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu 1.500 1.300 1.100 900 700 500 300 100 Karet CPO Batubara dalam US$/100 kg untuk karet US$/metric ton untuk CPO & batubara (100) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2009 2010 2011 Sumber : DSM Bank Indonesia dan Bloomberg. Diolah 1.2. PDRB Sisi Sektoral Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDRB Bengkulu (y-o-y) Menurut Sektor persen Lapangan Usaha 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Air dan Gas 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan dan Persewaan 9. Jasa-jasa Tw-IV 2010 0,82-35,74 8,21 16,86 9,72 4,4 11,04 15,25 9,10 Tw-I 2011 2,71-2,94 9,09 2,78 5,32 3,06 11,49 15,53 8,83 Tw-II 2011 10,52-3,73 9,04 0,90 6,28 7,72 12,62 13,77 6,33 Tw-III 2011 7,88-0,61 12,87-2,71 7,10 6,04 9,30 15,14 10,46 P D R B 2,96 5,24 8,76 8,23 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara Sebagian besar sektor utama daerah mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi secara tahunan (yoy) di triwulan ini. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian, perdagangan-hotel-restoran dan sektor jasajasa. Sektor pertanian tumbuh 7,88%, sektor perdagangan-hotel-restoran tumbuh 6,04% dan sektor jasa-jasa tumbuh 10,46%. Adapun sektor yang tumbuh paling tinggi di triwulan ini adalah keuangan dan persewaan dengan pertumbuhan mencapai 15,14%. 18

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tabel 1.6. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Lapangan Usaha Provinsi Bengkulu Lapangan Usaha juta rupiah (kecuali dinyatakan lain) Q1-2011 Q-2 2011 Q-3 2011 Nilai Porsi Nilai Porsi Nilai Porsi 1. Pertanian 826.300 43,11% 854.637 38,2% 860.279 37,5% 2. Pertambangan dan Penggalian 76.575 3,08% 78.243 3,5% 82.151 3,6% 3. Industri Pengolahan 93.623 4,22% 95.768 4,3% 99.612 4,3% 4. Listrik. Gas dan Air 10.881 0,46% 11.033 0,5% 11.199 0,5% 5. Bangunan 62.176 3,06% 65.452 2,9% 68.265 3,0% 6. Perdagangan. Hotel dan Restoran 430.187 18,60% 435.558 19,5% 446.873 19,5% 7. Pengangkutan dan Komunikasi 184.701 7,74% 192.415 8,6% 200.647 8,8% 8. Keuangan dan Persewaan 113.042 4,55% 116.078 5,2% 120.529 5,3% 9. Jasa jasa 374.323 15,19% 388.606 17,4% 401.721 17,5% PDRB 2.171.809 100 % 2.237.790 100% 2.291.276 100% Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara Struktur perekonomian Provinsi Bengkulu sebagaimana terlihat dari tabel 1.6 di atas terlihat masih didominasi oleh sektor pertanian diikuti sektor perdagangan-hotel-restoran dan sektor jasa-jasa. Kontribusi ketiga sektor ini terhadap perekonomian Provinsi Bengkulu mencapai 75% di triwulan laporan. Naik turunnya ketiga sektor tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu secara keseluruhan. 1.2.1. Sektor Pertanian Laju pertumbuhan sektor pertanian secara tahunan mengalami perlambatan di triwulan ini menjadi sebesar 7,88%, sedangkan di triwulan sebelumnya mencapai 10,52%. Sektor ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian daerah karena porsi sektor ini terhadap perekonomian sekitar 38%. Peningkatan di sektor ini diperkirakan karena terjadinya peningkatan produksi terutama pada subsektor perkebunan, selain didukung oleh berlangsungnya musim panen tanaman bahan makanan di awal triwulan III 2011. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu pada triwulan III 2011 mengkonfirmasi pertumbuhan sektor pertanian melalui Saldo Bersih Tertimbang (SBT) realisasi kegiatan usaha di sektor pertanian yang masih dalam kisaran positif. Pertumbuhan sektor pertanian juga 19

Perkembangan Ekonomi Makro Regional dapat dikonfirmasi melalui jumlah kredit sektor pertanian, yang meskipun secara tahunan mengalami penurunan hingga 11%, namun secara triwulanan mengalami peningkatan sebesar 12%. Kredit pertanian yang disalurkan perbankan di triwulan laporan sebesar Rp219 miliar, sementara pada triwulan II 2011 mencapai Rp196 miliar. Grafik 1.10. Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu 265.000 255.000 245.000 235.000 225.000 215.000 205.000 Kredit Pertanian (Rp Juta) gyoy 80% 60% 40% 20% 0% 40000 35000 30000 25000 20000 15000 Realisasi Ekspor Perkebunan (Ton) gyoy 145% 95% 45% 195.000 185.000-20% 10000 5000-5% 175.000-40% 0-55% 9 8 7 6 5 4 3 2 1 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2010 2011 2010 2011 Sumber : Bank Indonesia Bengkulu. diolah 1.2.2. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan III 2011 mengalami pertumbuhan yaitu sebesar 6,04%(yoy). Jika dibanding triwulan sebelumnya, pertumbuhan di triwulan ini sedikit lebih rendah dimana triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 7,72%(yoy). Sektor ini memiliki peran yang cukup dominan dalam PDRB Provinsi Bengkulu dengan porsi sekitar 19,5% yaitu kedua tertinggi setelah sektor pertanian. Pertumbuhan di sektor ini juga terlihat dari pertumbuhan kredit ke sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mengalami pertumbuhan sebesar 24% (yoy). Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) juga memperkuat kondisi pertumbuhan yang terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran dimana di triwulan III tahun 2011 sebagian besar pelaku usaha menyatakan adanya peningkatan realisasi penjualan khususnya dari subsektor perdagangan dan restoran. 20

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.11. Indikator Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Provinsi Bengkulu 1.950.000 1.750.000 1.550.000 1.350.000 1.150.000 950.000 750.000 550.000 350.000 150.000 Kredit PHR (Rp Juta) gyoy 77% 57% 37% 17% -3% -23% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2009 2010 2011 1.2.3. Sektor Jasa - Jasa Sektor jasa-jasa mengalami akselerasi pertumbuhan pada triwulan laporan dengan tumbuh sebesar 10,46%, jauh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 6,33%. Porsi sektor ini terhadap ekonomi daerah juga cukup besar yaitu sekitar 17,5%, sehingga sektor ini merupakan salah satu pendukung tumbuhnya ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi di sektor ini diperkirakan masih didorong oleh subsektor jasa pemerintahan umum. Grafik 1.12. Indikator Sektor Jasa-jasa di Provinsi Bengkulu 450.000 400.000 Kredit Sektor Jasa (juta Rp) PDRB Sektor Jasa (juta Rp) 16,00 Realisasi Sektor Jasa (Hasil SKDU) 350.000 11,00 300.000 250.000 6,00 200.000 150.000 1,00 100.000 I II III IV I II III IV I II III 50.000 I II III IV I II III IV I II III -4,00 2009 2010 2011 2009 2010 2011-9,00 Sumber : Bank Indonesia Bengkulu & BPS Provinsi Bengkulu. diolah & angka sementara 21

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Laju pertumbuhan sektor jasa-jasa juga terlihat dari pembiayaan perbankan secara tahunan. Laju pertumbuhan kredit untuk sektor jasa khususnya jasa sosial dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya juga tumbuh sebesar 29,9% sedangkan triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 13,1%. Sementara dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) di triwulan III tahun 2011 menunjukkan peningkatan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sektor jasa-jasa yang searah dengan pertumbuhan sektor jasa-jasa. Hasil saldo bersih realisasi responden di sektor jasa ini terlihat pada grafik 1.12. 1.2.4. Sektor Konstruksi Pertumbuhan sektor konstruksi secara tahunan di triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding triwulan II tahun 2011. Sektor konstruksi secara tahunan di triwulan ini tumbuh sebesar 7,10% sedangkan triwulan sebelumnya tumbuh 6,28%. Adapun porsi sektor ini terhadap ekonomi daerah terbilang masih cukup rendah yaitu hanya sekitar 3%. Dari sisi kredit perbankan, kredit ke sektor konstruksi mengalami peningkatan dimana laju pertumbuhan secara tahunan meningkat 8,62% dari Rp155 miliar di triwulan II tahun 2010 menjadi Rp169 miliar di triwulan laporan. Hal ini terlihat pada grafik 1.13 di bawah. Data konsumsi semen daerah di triwulan ini juga menunjukkan adanya peningkatan yang dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 16%. Grafik 1.13. Indikator Sektor Konstruksi di Provinsi Bengkulu 65.000 60.000 55.000 Kons. Semen (ton) 110,00% 90,00% 600 500 Penyaluran Kredit (miliar Rp) 50.000 70,00% 400 45.000 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000 g(yoy) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 50,00% 30,00% 10,00% -10,00% -30,00% 300 200 100 - Konstruksi Perumahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2010 2011 2010 2011 Sumber : Bank Indonesia dan Asosiasi Semen Indonesia. diolah 22

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sementara itu, pertumbuhan juga terjadi pada penyaluran kredit perumahan oleh perbankan daerah. Kredit tersebut secara tahunan meningkat sebesar 29,77%, yaitu dari Rp3670 miliar di triwulan III tahun 2010 menjadi Rp476 miliar di triwulan laporan. 1.2.5. Sektor Listrik, Gas dan Air Sektor listrik, gas dan air secara tahunan mengalami penurunan di triwulan ini, yaitu sebesar 2,71%, menurun bila dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 0,9%. Porsi sektor ini terhadap perekonomian daerah masih cukup kecil yaitu hanya sebesar 0,5%. Penurunan pertumbuhan ini juga terindikasi dari rendahnya kredit perbankan yang disalurkan pada sektor listrik/gas dan air di Provinsi Bengkulu. Secara tahunan, kredit di sektor ini juga mengalami penurunan yaitu sebesar 1,7%, sementara secara triwulanan turun sebesar 1% (qtq) sebagaimana terlihat pada Grafik 1.14. Penurunan di sektor listrik/gas dan air tidak sejalan dengan adanya kecenderungan peningkatan konsumsi listrik sebagaimana data yang diperoleh dari PLN Cabang Bengkulu. Dimana peningkatan konsumsi listrik ini dipicu oleh kenaikan konsumsi listrik konsumen rumah tangga. Dengan minimnya perkembangan sektor listrik/air dan gas dikhawatirkan akan munculnya ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan. Grafik 1.14. Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu 295 285 Konsumsi Listrik 40 35 16.100 14.100 Kredit Sektor Listrik, Gas, Air (juta Rp) 4900% 275 12.100 3900% 265 255 245 235 225 215 Jml. Pelanggan (ribu orang-kiri) Konsumsi (Juta KWh-kanan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2010 2011 30 25 20 15 10.100 8.100 6.100 4.100 2.100 100 gyoy 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2900% 1900% 900% -100% 2010 2011 Sumber : PLN Bengkulu dan Bank Indonesia. diolah 23

Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1.3. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Indikator kesejahteraan petani sebagaimana tergambar melalui indikator nilai tukar petani (NTP) sampai dengan bulan September 2011 cenderung menurun bila dibanding triwulan sebelumnya. Namun demikian, terlihat adanya arah balik terutama mendekati pada periode akhir triwulan III. Perubahan NTP ini dapat menggambarkan bahwa tingkat kesejahteraan hidup petani relatif sedikit menurun dibanding triwulan sebelumnya. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang/jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, maka secara relatif semakin kuat tingkat kemampuan beli petani. Nilai Tukar Petani berubah dari 102,63 pada triwulan II 2011 menjadi 101,71 di triwulan laporan. Grafik 1.15. Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu 115 110 105 100 95 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2009 2010 2011 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; diolah Tabel 1.7. Perkembangan Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bengkulu Jumlah Pengangguran dan TPT Ribuan untuk jumlah, % untuk TPT Feb. 2010 Agus.2010 Feb.2011 Agus.2011 Juml. TPT Juml. TPT Juml. TPT Juml. TPT 36 4,1 39 4,6 30 3,4 21 2,4 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 24

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Jumlah pengangguran dan tingkat pengangguran terbuka, sebagaimana data terakhir dari BPS, menunjukkan adanya penurunan yang cukup signifikan. Hingga data rilis BPS pada bulan Februari tahun 2010, jumlah pengangguran sebesar 36 ribu orang dengan tingkat pengangguran sebesar 4,1% sedangkan pada bulan yang sama tahun 2011 tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 3,4% dengan jumlah pengangguran sebanyak 30 ribu orang. Pada data rilis BPS bulan Agustus 2011, jumlah pengangguran di Provinsi Bengkulu kembali mengalami penurunan menjadi sebanyak 21 ribu orang atau sebesar 2,4% dari keseluruhan angkatan kerja. Kondisi ini menggambarkan adanya perbaikan kondisi ekonomi dan sosial di Bengkulu. 25

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Halaman ini sengaja dikosongkan 26

BOKS 1 HASIL LIAISON KBI BENGKULU TRIWULAN III 2011 Kegiatan Liaison selama Triwulan III-2011 1 dilakukan melalui kunjungan wawancara terhadap 6 contact yang bergerak dalam subsektor perdagangan besar & eceran, pengangkutan, industri tanpa migas dan lembaga keuangan non-bank. Profil contact sebagai berikut: Volume penjualan domestik berupa produk maupun jasa yang dijual pelaku usaha secara umum mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan penjualan antara lain disebabkan oleh meningkatnya permintaan dan peningkatan produktivitas melalui perluasan wilayah pemasaran. Selain itu, momen lebaran dan liburan sekolah menjadi faktor pendorong lainnya terhadap peningkatan volume penjualan domestik. Sementara itu, secara umum volume penjualan pada tahun depan diproyeksikan masih akan mengalami peningkatan seiring adanya penambahan kapasitas usaha dan jaringan usaha. Sub Sektor Perdagangan besar dan eceran Tabel 1. Liaison : Volume Penjualan Produk Perdagangan eceran barang elektronik Likert Scale Saat Ini Proyeksi Domestik Domestik 0 2 Industri tanpa migas Surat kabar 2 1 Pengangkutan Angkutan darat 2 2 Hotel Penginapan 2 2 Lembaga keuangan non bank Jasa pembiayaan kendaraan dan elektronik 1 2 Tingkat utilisasi kapasitas usaha secara umum memiliki kecenderungan mengalami peningkatan, salah satu subsektor yang mengalami peningkatan adalah subsektor hotel yang naik sebesar 20% dari tahun sebelumnya. Utilisasi kapasitas di subsektor industri tanpa migas mencapai 100%, sedangkan utilisasi layanan keuangan pada lembaga keuangan non-bank sebesar 75% dari seluruh jaringan usaha yang tersedia. Secara umum, tingkat utilisasi pada triwulan III-2011 rata-rata berkisar 80%. Jumlah tenaga kerja secara keseluruhan cenderung meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya terutama untuk tenaga kerja tetap. Hal ini 1 Hasil Diary Notes per individual contact diakses terbatas

antara lain disebabkan langkah yang diambil perusahaan dalam ekspansi usaha berupa peningkatan kapasitas usaha dan pembukaan jaringan usaha. Sebagian besar pelaku usaha akan merencanakan untuk menambah tenaga kerja pada tahun depan. Sebagian besar harga jual pelaku usaha cenderung tetap pada triwulan ini, hal ini disebabkan para pelaku usaha mencoba mempertahankan daya saing produk atau jasa layanannya. Sekalipun harga cenderung stabil, namun margin secara total mengalami sedikit peningkatan. Harga jual pada tahun depan diproyeksikan meningkat sebagai upaya mengantisipasi kemungkinan naiknya biaya operasional. Pada tahun berjalan sebagian pelaku usaha yang menjadi contact sedang melakukan investasi antara lain berupa penambahan kapasitas usaha dan jaringan usaha. Sebagian besar contact masih akan melakukan investasi pada tahun depan.

Perkembangan Inflasi Daerah BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH 2.1. Perkembangan Inflasi Inflasi tahunan Kota Bengkulu 1 pada triwulan III tahun 2011 mencapai 5,63% atau sedikit menurun dibandingkan inflasi pada triwulan II 2011 yang mencapai 5,85%. Pencapaian inflasi pada triwulan laporan ini lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi tahunan pada triwulan III tahun 2010 yang mencapai 7,03%. Namun, inflasi triwulan laporan masih berada di atas inflasi nasional yang hanya sebesar 4,61%. Pencapaian inflasi pada triwulan ini bersifat siklikal yang dipicu oleh adanya peningkatan permintaan masyarakat baik pada masa menjelang tahun ajaran baru maupun pada bulan ramadhan dan lebaran. Adapun total pencapaian inflasi daerah selama tahun 2011 (ytd) adalah sebesar 4,14%. Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi IHK Kota Bengkulu 20% Bengkulu (y-o-y) Nasional (y-o-y) 15% 10% 5,63% 5% 4,61% 0% 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 2008 2009 2010 2011 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 1 Inflasi yang terjadi di kota Bengkulu diasumsikan dapat mewakili inflasi Provinsi Bengkulu secara keseluruhan 27

Perkembangan Inflasi Daerah 2.2. Faktor Pendorong Inflasi Sepanjang triwulan III 2011, Kota Bengkulu 1 terus mengalami inflasi yang dipicu oleh peningkatan konsumsi masyarakat sekaligus mulai terbatasnya pasokan. Inflasi kelompok komoditas bahan makanan secara konsisten termasuk sebagai penyumbang tingginya inflasi sepanjang triwulan laporan, sedangkan kelompok sandang dan pendidikan mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan terutama pada bulan Agustus 2011. Inflasi di kelompok sandang terutama dipicu oleh komoditas emas perhiasan, sedangkan kelompok pendidikan dipicu oleh subkelompok jasa pendidikan antara lain SLTP, SLTA dan akademi/perguruan tinggi. Sementara itu sepanjang triwulan laporan, inflasi pada kelompok bahan makanan terutama disumbang oleh komoditas daging dan hasilnya, padi-padian, ikan segar, dan bumbu-bumbuan. 2.3. Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa Kota Bengkulu (Tahunan, y-o-y) Kelompok Barang/Jasa Tw II-2011 Tw III-2011 IHK Inflasi (%) IHK Inflasi (%) Bahan makanan 152,73 7,17 164,07 4,95 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 142,38 8,01 144,11 5,83 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 133,28 8,04 134,27 7,36 Sandang 134,32 8,94 142,86 13,70 Kesehatan 119,65 4,79 120,44 5,27 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 119,16 2,91 130,31 9,52 Pengangkutan, Komunikasi dan Jasa Keuangan 102,26-0,62 103,35 0,21 Inflasi Umum 131,51 5,85 136,32 5,63 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Sebagaimana terlihat dalam tabel 2.1, inflasi pada triwulan III 2011 terjadi pada seluruh kelompok barang atau jasa. Kelompok yang mengalami inflasi tahunan paling tinggi di triwulan ini adalah kelompok sandang, kemudian diikuti oleh kelompok pendidikan/rekreasi/olahraga dan kelompok perumahan/air/listrik/gas dan bahan bakar masing-masing sebesar 13,70%, 9,52% dan 7,36%. Sementara itu, kelompok bahan makanan yang memiliki peran besar sebagai penentu arah inflasi Kota Bengkulu, pada triwulan laporan membukukan inflasi tahunan sebesar 4,95%. 28

Perkembangan Inflasi Daerah Inflasi kelompok sandang pada triwulan laporan meningkat tajam bila dibandingkan dengan rata-rata historisnya yang hanya tercatat sebesar 6,33% (yoy). Pada Grafik 2.2., terlihat bahwa sebagian besar subkelompok dalam kelompok bahan makanan mengalami inflasi. Inflasi tahunan tertinggi untuk kelompok bahan makanan disumbang oleh subkelompok sayur-sayuran yang mengalami inflasi sebesar 32,59% dan subkelompok buah-buahan sebesar 24,33%. Sementara untuk subkelompok bumbu-bumbuan mengalami deflasi sebesar 35,13% (yoy), sehingga secara keseluruhan mengakibatkan pencapaian inflasi tahunan pada kelompok bahan makanan tidak terlalu tinggi. Grafik 2.2. Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan di Kota Bengkulu 240 190 140 90 40 Daging dan hasilnya Sayur sayuran Ikan Segar Bumbu bumbuan Padi, Umbi dan hasilnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 2010 2011 Jika melihat sumbangan inflasi per komoditas terhadap inflasi bulanan sepanjang triwulan III tahun 2011 sebagaimana terlihat di Tabel 2.2, komoditas penyumbang inflasi yang berasal dari kelompok bahan makanan terlihat sangat mendominasi pencapaian inflasi daerah di setiap bulan pada Triwulan III 2011. Secara mengejutkan, kelompok pendidikan melalui komoditas SLTA menjadi komoditas yang menyumbang pencapaian inflasi tertinggi pada bulan Agustus 2011, dimana kondisi ini belum pernah terjadi sebelumnya. Komoditas yang mengalami peningkatan harga cukup signifikan dari bulan Juli 2011 hingga September 2011 antara lain yaitu beras dan cabe merah. Kelompok komoditas lainnya yang turut mempengaruhi inflasi daerah di triwulan ini 29

Perkembangan Inflasi Daerah yaitu subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya dari kelompok komoditas sandang yang mengalami inflasi sebesar 28,92%, jauh lebih tinggi dari rata-rata historisnya yang hanya 15,32%. Tabel 2.2. Sumbangan Beberapa Bulanan di Bengkuluu Komoditas terhadap Inflasi/Deflasi Juli 2011 No Komoditas 1. Daging Ayam Ras 2. Bawang Putih 3. Telur Ayam Ras 4. Angkutan Udara 5. Cabe Merah 6. Bayam 7. Kape-Kape 8. Daging Sapi 9. Sawi Hijau 10 Emas Perhiasan Jumlah Sumb. Komoditas 0.27 SLTA -0.19 Cabe Merah 0.12 Bawang Merah Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Agustus 2011 0.09 Daging Ayam Ras -0.07 Bayam 0.07 Telur Ayam Ras 0.07 Emas Perhiasan 0.06 Bawang Putih 0.06 Tongkol 0.04 Kape-Kape 0.52 Jumlah Sumb. 0.28 0.22-0.20-0.18 0.15 0.15 0.12 0.11 0.06 0.06 0.77 Persen (%) September 2011 Komoditas Sumb. Cabe Merah 0..45 Beras 0..23 Akademi/Perg. Tinggi 0..13 Daging Ayam ras -0.1 Tongkol 0..09 Emas Perhiasan 0..06 Bumbu Masak Jadi 0..04 Sawi Hijau -0. 04 Telur Ayam Ras -0. 04 Angkutan Udara 0..04 Jumlah 0..86 Keterangan : Kelompok Bahan Makanan Kelompok Makanan Jadi/Minuman/R Rokok/Tembakau Kelompok Perumahan/Air/Listrik/Gas/ /Bahan Bakar Kelompok Sandang Kelompok Pendidikan/Rekreasi/Olahraga Kelompok Transpor/Komunikasi/Jasa Keuangan Kelompok Kesehatan Grafik 2.3. Sumbangan Inflasi Bulan Juni Per Kelompok Barang/Jasa persen Sandang 0,06 Kesehatan - Pendidikan, Rekreasi, Olahraga 0,13 Transpor, Komunikasi, Jasa Keuangan - Perumahan, Air, Listrik, Gas, Bahan Bakar 0,08 Bahan Makanann 0,70 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, Tembakau 0,03 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 30