JUMLAH BAKTERI DAN JAMUR DALAM RUANGAN DI JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga memberikan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1)

ARTIKEL RISET URL artikel:

BAB I PENDAHULUAN. (occupational disease), penyakit akibat hubungan kerja (work related disease)

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004 tentang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. di dalam kehidupan makhluk hidup. Manusia memerlukan udara untuk bernafas

Densitas = Jumlah koloni/cawan x 60m/30m x Luas cawan

PENGARUH PENGGUNAAN VENTILASI (AC DAN NON AC) DALAM RUANGAN TERHADAP KEBERADAAN MIKROORGANISME UDARA

LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA

GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN

ANALISIS ANGKA KUMAN UDARA RUANGAN DI UNIT PELAYANAN TEKNIS DAERAH LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. KULTIVASI MIKROBA

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja yang buruk dapat mengakibatkan masalah bagi. kesehatan karyawan. Jenis bangunan, alat dan bahan, proses pekerjaan

PERBANDINGAN EFEK ANTICANDIDA CHLORHEXIDINE 2% (CHX) TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS

ABSTRAK KONTAMINASI MIKROORGANISME PADA BEDAK PADAT YANG SUDAH DIGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya di dunia (Sugiato, 2006). Menurut Badan Kependudukan Nasional,

ABSTRAK. Kiky Fitria, Pembimbing I : dr. Fanny Rahardja,M.Si. Pembimbing II : dr. Dani, M.Kes.

Pengaruh Lama Penyimpanan Makanan Khas Dayak Telu Ikan Furud (Garra sp) Terhadap Angka Lempeng Total (ALT)

ABSTRAK. Riyma Meilieza, Pembimbing I : Endah Tyasrini, S.Si., M.Si. Pembimbing II: Djaja Rusmana, dr., M.Si.

Uji Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan (Uji Rambut)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN

GAMBARAN KUALITATIF BAKTERI PROBIOTIK (LACTOBACILLUS SP.) DALAM SUSU FERMENTASI

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Anonim, 2004).

ABSTRAK PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI CAIRAN PERAWATAN LENSA KONTAK SEKELOMPOK MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ANALISA BAKTERI COLIFORM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (kontak langsung, melalui makanan minuman maupun udara). Penyakit menular

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB I PENDAHULUAN. polusi udara atau sekitar 5% dari 55 juta orang yang meninggal setiap tahun di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

DETEKSI CEMARAN BAKTERI PADA JAMU TRADISIONAL YANG DIJAJAKAN DI KELURAHAN BANTA-BANTAENG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu,

BAB 1 PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan

SKRIPSI OLEH SISCA NENCY TERESIA MANGUNSONG Universitas Sumatera Utara

IDENTIFIKASI ESCHERICHIA COLI PADA MEJA MAKAN, MEJA PREPARASI, DAN ALAT MAKAN DI BEBERAPA RUMAH MAKAN SEKITAR UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

KUANTIFIKASI TOTAL MIKROBA INDIKATOR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI SIAK PERAWANG. M. R. Ridho 1, C. Jose 2, N. Balatif 3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN JUMLAH MIKROORGANISME UDARA DALAM RUANG KELAS LANTAI 8 UNIVERSITAS ESA UNGGUL

UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN. Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

GAMBARAN ANGKA KUMAN DAN BAKTERI

PENGARUH VOLUME SAMPEL SERUM DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP KADAR ASAM URAT SKRIPSI FITRI JUNITASARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Misbahul Huda, Maria Tuntun Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang

ENUMERASI DAN ANALISIS BAKTERI TANAH DI HUTAN LARANGAN ADAT RUMBIO

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

KELAYAKAN KONSUMSI MINUMAN JUS BUAH MANGGA DAN ALPUKAT DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFFECT AROMATHERAPHY OF ROSE ESSENTIAL OIL (Rosa domacena MILL) TO DECREASE NUMBER A BACTERIAL IN AIR OF CONDITIONED ROOM

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KUMAN UDARA DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN ISOLASI MIKROORGANISME

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap

KUALITAS UDARA DALAM RUANG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X DITINJAU DARI KUALITAS BIOLOGI, FISIK, DAN KIMIAWI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga

Argon 0,93% Ne, He, CH4, H2 1,04% Karbon Dioksida 0,03% Oksigen 20% Nitrogen 78% Udara

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial

BAB III METODE PENELITIAN

Kualitas Udara Mikrobiologis Ruang di Ruang Senat Guru Besar Gedung Rektorat Universitas Indonesia

Ririh Citra Kumalasari 1. Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip *)Penulis korespondensi:

Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang

SULOLIPU p-issn X Vol.17 No.1 (Juni 2017)

ABSTRAK HASIL KULTUR MIKROBIOLOGI BEBERAPA SAMPEL MAKANAN DARI BEBERAPA WARUNG MAKAN DI SEKITAR UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6

ANALISIS TOTAL KUMAN UDARA DI RUANG RAWAT INAP SERUNI RSUD dr.m.yunus BENGKULU ABSTRACT

Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012

Teknik Isolasi Mikroorganisme

1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

JUMLAH BAKTERI DAN JAMUR DALAM RUANGAN DI JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK Slamet Poltekkes Kemenkes Pontianak, Jl. 28 Oktober Siantan Hulu, Pontianak Abstrak: Jumlah Bakteri dan Jamur dalam Politeknik Kementerian Pontianak. Tujuan penelitian untuk melihat jumlah dan persentase koloni bakteri dan jamur di ruangan kampus Jurusan Analis. Penelitian bersifat deskriptif dengan rancangan crosssectional. Jumlah keseluruhan ruangan di lingkungan kampus Jurusan Analis berjumlah adalah 38 ruangan. Sampel adalah 4 ruangan dipilih dengan metode simple random sampling. Pemeriksaan jumlah koloni bakteri dan jamur dilakukan dengan metode perangkap. Media nutrient agar digunakan untuk menumbuhkan bakteri, sedangkan media potatodextrose agar digunakan untuk menumbuhkan jamur. Cawan petri kemudian diinkubasi pada suhu 30 o C selama 24 jam. Hasil pemeriksaan didapatkan jumlah koloni bakteri di ruang Laboratorium 259 CFU, kamar asrama 120 CFU, ruang kelas 282 CFU dan perpustakaan 30 CFU. Jumlah koloni jamur di ruang kamar asrama 43 CFU, lab Bakteriologi 22 CFU, kelas 2 15 CFU, dan perpustakaan 8 CFU. Persentase koloni bakteri di ruang lab Bakteriologi 92,2%, kelas 2 84,5%, perpustakaan 78,9% dan asrama 73,6%. Persentase koloni jamur di ruang kamar asrama 26,4%, perpustakaan 21,1%, kelas 2 15,5%, dan lab Bakteriologi 7,8%. Kata kunci : mikroba, bakteri, jamur, hygiene ruangan Abstract: Total Bacteria and Fungi in the Room at the Campus Health Analyst Department of Health Ministry of Health Polytechnic of Pontianak. The purpose of the study to look the number and percentage of colonies of bacteria and fungi in campus Analyst Department of Health. Design this study was descriptive cross-sectional. The total number of rooms on campus Department of Health Analyst room numbering is 38. Sampling sites are 4 rooms and selected by simple random sampling method. Examination of the number of colonies of bacteria and fungi was conducted using traps. Nutrient agar medium used to grow the bacteria, whereas potatodextrose media to be used for growing mushrooms. Petri dishes were then incubated at 30 C for 24 hours. The result examination found the number of bacterial colonies in the Laboratory 259 CFU, dorm rooms 120 CFU, classrooms 282 CFU and library 30 CFU. The number of fungal colonies in the dorm room 43 CFU, Bacteriology lab 22 CFU, class 2 15 CFU and library 8 CFU. The percentage of bacterial colonies in the lab space Bacteriology 92,2%, grade 2 is 84,5%, libraries 78,9% and dormitories 73.6%. The percentage of fungal colonies in the dorm room space 26,4%, 21,1% libraries, 15,5% grade 2 and 7,8% bacteriology lab. Keywords : microbes, bacteria, fungi, hygiene room Mikroba ditemukan di hampir semua tempat, di air yang kita minum, udara yang kita hirup dan bumi yang kita pijak. Mikroba juga hidup di dalam dan di permukaan tubuh kita. Mikroba menempati semua seluk dari bentuk kehidupan dan lingkungan. Pada beberapa situasi, mikroba itu dapat berbahaya. Dalam mikrobiologi, pekerjaan yang dilakukan haruslah dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi pada media, material dan tubuh oleh mikroba (Jhonson, 2010). Mikroba penyebab penyakit mengisi seluruh ruangan dan dapat berpindah tempat atau menginfeksi orang sehat melalui udara. Udara karena sifatnya yang selalu mengalir dan mengisi seluruh ruangan mudah sekali memindahkan mikroba dari satu tempat ke tempat lain. Mikroba tersebut bisa jadi merupakan patogen atau paling tidak menjadi kontaminan bagi media pertumbuhan di laboratorium. Mikroba yang dapat menyebar lewat udara adalah di antaranya adalah bakteri dan jamur, meskipun udara bukan merupakan 247

248 Sanitarian, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2014, hlm. habitat asli dari bakteri dan jamur. Di samping itu, udara juga tidak menyediakan kebutuhan bagi pertumbuhan mikroba tersebut. Mikroba itu dapat berasal dari tanah, sisa makanan, atau material organik yang membusuk lalu tertiup angin, dapat pula berasal dari aktivitas manusia yang ada di sekitar lingkungan tersebut. Seseorang yang bekerja di dalam satu ruangan dengan kepadatan mikroba yang tinggi dengan sendirinya mendapatkan resiko yang besar akan terjangkitnya penyakit. Ditambah lagi jika instansi tempat bekerja itu merupakan sarana pelayanan publik seperti institusi pendidikan atau sarana pelayanan kesehatan di mana terdapat banyak sekali aktivitas manusia yang mungkin sekali membawa mikroba dan menyebarkannya di dalam ruangan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari United State Environmental Protection Agency (USEPA) tentang peluang manusia terpapar polusi menyebutkan bahwa derajat polusi dalam ruang dua sampai lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan polusi dari luar ruangan (Jhonson, 2010). Satu ruangan kerja, bersih dari mikroba menjamin keamanan dan kenyaman pekerja di dalamnya. Jika pekerja di dalam ruangan tersebut terinfeksi mikroba, maka dampak yang ditimbulkan selain menurunkan produktivitas pribadi, juga memberikan resiko bagi pekerja yang lain sehingga produktivitas instansi secara keseluruhan juga menurun. Analisa terhadap adanya kontaminan di satu ruangan sangat penting sebagai gambaran kebersihan udara pada satu waktu tertentu, membantu menentukan tingkat resiko kesehatan terhadap pekerja di dalamnya, atau untuk mengevaluasi keberhasilan suatu metode sterilisasi ruangan. Mikroba kontaminan dalam ruangan dapat dengan sengaja diperangkap dan ditumbuhkan pada suatu media. Dengan cara ini mikroba dapat diukur jumlahnya atau diidentifikasi untuk menentukan spesies dan persentasenya dalam populasi pada satu ruangan. METODE PENELITIAN Penelitian bersifat deskriptif dengan rancangan crosssectional. Peneliti melakukan observasi dan pengukuran variabel pada satu saat bersamaan, hanya dikenai satu kali pengukuran dan tanpa dilakukan tindak lanjut.populasi dalam penelitian ini adalah banyaknya ruangan di 247-251 lingkungan kampus Jurusan Analis. Berdasarkan observasi peneliti, bangunan di lingkungan kampus Jurusan Analis meliputi kantor, kelas, laboratorium, aula, tempat ibadah, dan asrama dengan jumlah ruangan sebanyak 38. Sampel dalam penelitian ini adalah 4 ruangan di lingkungan kampus Jurusan Analis. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling sehingga semua ruangan di lingkungan kampus Jurusan Analis berkesempatan menjadi tempat pengambilan sampel. HASIL Tabel 1. Jumlah Koloni Bakteri di Ruangan Kampus Jurusan Analis Jumlah bakteri paling tinggi terdapat di laboratorium Bakteriologi disebabkan karena di ruangan ini dilakukan praktikum Bakteriologi secara kontinyu dengan melibatkan sampel dan media yang mengandung bakteri dalam jumlah besar. Kegiatan mahasiswa yang tinggi dan dalam waktu lama di ruangan ini juga menyebabkan tingginya jumlah bakteri. Hal ini sejalan dengan pendapat Pramudiarja (2012) bahwa jika ada 1 orang yang masuk ke suatu ruangan maka jumlah bakteri di udara akan meningkat sebanyak 37 juta bakteri/jam. Lamanya mahasiswa menjalan praktikum di ruang lab Bakteriologi minimal 2 jam setiap praktikum (Pramudiarja, 2012). Jumlah koloni bakteri paling sedikit ditemukan di ruang perpustakaan (30 CFU). Hal ini disebabkan karena di ruangan ini aktivitas manusia paling rendah dibandingkan 3 ruangan yang lain. Perpustakaan relatif sedikit dikunjungi oleh mahasiswa. Ruang perpustakaan juga hanya diisi oleh 3 orang staf sehingga aktivitas administrasi menjadi minimal. Selain itu di ruangan ini terpasang air conditioner (AC) dan secara rutin lantainya dibersihkan oleh staf sehingga udara di dalamnya relatif lebih bersih dari mikroba.

Slamet, Jumlah Bakteri dan Jamur... 249 lantainya dibersihkan oleh staf sehingga udara di dalamnya relatif lebih bersih dari mikroba. Tabel 4. Jumlah Koloni Jamur Tiap m 3 Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah koloni per-meter kubik ruangan paling tinggi terdapat di lab Bakteriologi. Meskipun demikian, angkanya masih jauh di bawah standar Permenkes Nomor. 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri yang menyatakan bahwa jumlah kuman di dalam ruangan harus berjumlah kurang dari 700 koloni/m 3 udara serta bebas kuman patogen (Lisyastuti, 2010). Tabel 3. Jumlah Koloni Jamur di Ruangan Kampus Jurusan Analis Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah koloni jamur per-meter kubik ruangan paling tinggi terdapat ruang kamar asrama, yaitu 0,54 CFU/ m 3. Meskipun demikian, angkanya masih jauh di bawah standar Permenkes Nomor 1405/Menkes/ SK/XI/2002 tentang Persyaratan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri yang menyatakan bahwa jumlah kuman di dalam ruangan harus berjumlah kurang dari 700 koloni/ m 3 udara serta bebas kuman patogen (Lisyastuti, 2010). Tabel 5. Persentase Koloni Bakteri Tiap Asrama mengandung koloni jamur paling tinggi, yaitu 43 CFU, dikarenakan lebih banyak aktivitas domestik yang dilakukan dibandingkan 3 ruangan lainnya. Di asrama mahasiswa melakukan kegiatan seperti mencuci, menjemur, makan minum, dan mandi. Hal ini menyebabkan kondisi di asrama lebih lembab. Jamur tumbuh sangat baik pada kondisi udara yang lembab dan kurang cahaya. Jamur dapat tumbuh dalam suasana anaerob dengan kelembaban udara lebih dari 65%. Sisa makanan dan tumpukan pakaian mahasiswa juga menyebabkan jamur mudah tumbuh di lingkungan asrama (Lisyastuti, 2010). Jumlah koloni jamur paling sedikit ditemukan di ruang perpustakaan, yaitu 8 CFU. Hal ini disebabkan karena di ruangan ini aktivitas manusia paling rendah dibandingkan 3 ruangan yang lain. Perpustakaan relatif sedikit dikunjungi oleh mahasiswa. Ruang perpustakaan juga hanya diisi oleh 3 orang staf sehingga aktivitas administrasi menjadi minimal. Selain itu di ruangan ini terpasang air conditioner (AC) dan secara rutin Tingginya persentase bakteri di ruang lab karena keberadaan aktivitas praktikum di dalamnya selalu melibatkan bakteri hidup yang masih aktif sehingga jumlahnya sangat dominan. Aktivitas praktikum yang terus menerus dan kondisi ruangan yang cocok bagi pertumbuhan bakteri juga menjaga jumlah bakteri jauh melebihi jumlah jamur. Jumlah bakteri yang banyak itu menyebabkan kemampuannya berkompetisi dengan jamur yang juga terdapat di dalam ruangan lab menjadi meningkat. Persentase koloni jamur adalah banyaknya koloni jamur dalam tiap 100 koloni mikroba di dalam ruangan yang diperiksa.

250 Sanitarian, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2014, hlm. 247-251 Tabel 6. Persentase Koloni Jamur Tiap Tabel 6 menunjukkan bahwa ruangan dengan persentase jamur paling tinggi adalah di kamar asrama, yaitu 26,4%, dan ruangan dengan persentase jamur paling rendah adalah laboratorium Bakteriologi, yaitu 7,8%. Persentase koloni jamur paling tinggi didapatkan dari ruangan asrama karena di asrama kondisinya sangat cocok seperti kelembaban dan kebutuhan nutrisi yang memadai sehingga kemampuannya berkompetisi dengan bakteri menjadi meningkat. Gambar 3. Diagram Persentase Koloni Kamar Asrama Gambar 4. Diagram Persentase Koloni Kelas 2 KESIMPULAN Gambar 1. Diagram Persentase Koloni Laboratorium Bakteriologi Gambar 2. Diagram Persentase Koloni Perpustakaan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan kesimpulan sebagai berikut: Jumlah koloni bakteri tertinggi didapat dari ruang laboratorium Bakteriologi dengan jumlah 259 CFU, dan terendah pada ruang Perpustakaan dengan jumlah 30 CFU. Jumlah koloni jamur tertinggi didapat dari ruang kamar asrama dengan jumlah 43 CFU, dan terendah pada ruang Perpustakaan dengan jumlah 8 CFU. Persentase koloni bakteri tertinggi didapat di ruang laboratorium Bakteriologi (92,2%) dan terendah di kamar asrama (73,6%) Persentase koloni jamur tertinggi didapat di kamar asrama (26,4%) dan terendah di laboratorium Bakteriologi (7,8%). Disarankan bagi instansi kampus Jurusan Analis Politeknik Poltekkes Kemenkes Pontianak agar memperhatikan adanya cemaran bakteri dan jamur di ruangan, baik kantor, kelas, laboratorium, dan asrama sehingga

Slamet, Jumlah Bakteri dan Jamur... 251 dapat membuat kebijakan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan dosen, staf, dan mahasiswa di Jurusan Analis terkait adanya potensi infeksi oleh mikroba. Bagi mahasiswa, agar lebih memperhatikan segala DAFTAR PUSTAKA Johnson Ted R. And Case Christine R. 2010. Laboratory Experimentsin Microbiology, Pearson Education Inc., San Fransico, CA, USA. Lisyastuti Esi. 2010. Jumlah Koloni Mikroorganisme Udara dalam Ruang dan Hubungannya dengan Kejadian Sick Building Syndrome (SBS) pada Pekerja Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) BPPT di Kawasan Puspiptek Serpong Tahun 2010, aktivitas baik di kelas, laboratorium, maupun asrama agar dapat meminimalkan efek kontaminasi oleh mikroba dan bagi mahasiswa dan masyarakat umumnya agar lebih berhati-hati dengan kegiatan di dalam ruangan karena mikroba selalu tersebar di dalam ruangan dan menyebar lewat udara sehingga berpotensi menyebabkan penyakit. Tesis, Fakultas Masyarakat, Universitas Indonesia. Pramudiarja Uyung, 2012, Tiap Masuk Ruangan, 1 Manusia Sumbang 37 Juta Bakteri, diakses dari http://hot.detik.com/read/ 2012/03/29/121529/1879882/763/tiap- masuk-ruangan-1-manusia-sumbang-37- juta-bakteri?hd771 104bcj.