BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
|
|
- Herman Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga memberikan daya dukung bagi makhluk hidup untuk hidup secara optimal. Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang memprihatinkan. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran tersebut menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia (Depkes, 2004). Udara dibedakan menjadi udara luar ruangan (outdoor air) dan udara dalam ruangan (indoor air). Kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh kualitas udara dalam ruangan, di daerah perkotaan 80% dari kegiatan individu atau manusia berada dalam ruangan (Mukono, 2003). Sebanyak 400 sampai 500 juta orang khususnya di negara yang sedang berkembang berhadapan dengan masalah polusi udara dalam ruangan (Aditama and Hastuti, 2002). Polusi udara dalam ruangan jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan polusi udara luar ruangan, WHO (2005) menyatakan bahwa polusi udara dalam ruangan mempunyai risiko 1000 kali lebih dapat mencapai paru dibandingkan dengan polusi udara luar ruangan. Penelitian yang dilakukan The National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) terhadap 446 bangunan dan gedung di Amerika, menemukan bahwa terdapat lima sumber pencemar udara dalam ruangan yaitu pencemaran dari alat-alat dalam gedung (17%), pencemaran di luar gedung (11%), pencemaran akibat bahan bangunan (3%), pencemaran akibat mikroba (5%), gangguan ventilasi udara (52%), dan sumber yang belum diketahui (25%) (Aditama and Hastuti, 2002). Salah satu sasaran pembangunan kesehatan adalah lingkungan sehat termasuk lingkungan rumah sakit. Rumah sakit merupakan sarana umum dan sebagai tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, Hal ini 1
2 2 memungkinkan untuk terjadinya pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan dan atau dapat menjadi tempat penularan penyakit (Haryono, 2010). Sanitasi lingkungan merupakan salah satu usaha untuk mencapai lingkungan yang sehat melalui pengendalian faktor lingkungan fisik terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan lingkungan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia. Pemerintah Indonesia telah mengatur persyaratan kualitas udara di rumah sakit dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1204/MENKES/SK/X/2004. Sebagai suatu institusi, rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan dalam rangka mengobati dan menyembuhkan penderita, sehingga didapatkan kondisi yang sehat dan terbebas dari penyakit. Dalam kegiatannya terjadi interaksi antara pasien, pengunjung, petugas, peralatan medik, penunjang medik dan non medik, obat-obatan serta bahan lain. Kegiatan di rumah sakit memungkinkan untuk terjadinya pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan dan atau dapat menjadi tempat penularan penyakit, yang disebut dengan infeksi nosokomial (Haryono, 2010). Kualitas lingkungan di rumah sakit menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan, karena beberapa cara transmisi kuman penyebab infeksi dapat terjadi melalui droplet, airborne maupun kontak langsung. Dengan demikian penyebab penyakit dapat berada di udara, lantai, dinding maupun peralatan medis (Suwarni and Soetomo, 2001). Lingkungan yang terkontaminasi mempunyai peran cukup besar sebagai tempat penularan penyakit yang dapat menimbulkan infeksi nosokomial (Widajati et al., 2008). Penyebaran infeksi nosokomial di rumah sakit dapat terjadi pada fasilitas yang ada di rumah sakit seperti pada ruang pembedahan atau operasi, ruang gawat darurat, instalasi rawat jalan, dan ruang rawat inap. Mengingat manusia rata-rata melewatkan 80-95% aktivitasnya di dalam ruangan (Dacarro et al., 2003). Ruang rawat inap berperan sebagai rumah kedua bagi pasien yang sedang menjalani masa pemulihan, ruang rawat inap menjadi penting diperhatikan sanitasinya dibandingkan dengan fasilitas lain di rumah sakit yang juga menjadi sumber infeksi nosokomial. Ruang rawat inap juga memberikan peluang besar bagi
3 3 pengunjung, pekerja medis, pekerja non medis, serta pasien pada jam-jam tertentu untuk berinteraksi di dalamnya. Melihat faktor pemeliharaan ruangan di rumah sakit seperti kebersihan pada ruang rawat inap berbeda dengan ruang operasi dan isolasi yang menggunakan sterilisasi yang ketat, akses untuk masuk ke ruang rawat inap lebih mudah mengingat kepentingan berkunjung ke ruang rawat inap lebih tinggi dibandingkan dengan ruang cuci atau dapur. Penyebab polusi udara dalam ruangan juga berhubungan dengan bangunan itu sendiri, perlengkapan dalam ruangan (karpet, AC, dan sebagainya), kondisi bangunan, suhu, kelembaban, pertukaran udara, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perilaku orang-orang yang berada di dalam ruangan (EPA, 2008). Lantai ruang perawatan di rumah sakit merupakan salah satu media selain udara yang menjadi tempat untuk bertebarannya berbagai jenis mikroorganisme. Menurut Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan No.1204/MENKES/SK/X/2004, tingkat kebersihan lantai dipersyaratkan dengan angka kuman 5-10 CFU/cm 2, sehingga lantai ruang perawatan harus dipelihara kebersihannya dengan selalu mengadakan penyapuan, pengepelan dan pemberian desinfektan tertentu. Prevalensi infeksi nosokomial dari masing-masing rumah sakit sangat bervariasi. Surveilans yang pernah dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO) di lima puluh lima Rumah Sakit di Asia Tenggara, Eropa, Mediterania dan Pasifik pada tahun 1987 sebanyak 8,7% pasien yang dirawat di rumah sakit mengalami infeksi nosokomial (WHO, 2002). Dari 4 region tersebut, Asia Tenggara dengan besaran kasus 10% menjadi region tertinggi kasus infeksi nosokomial. Angka terendah ada di Eropa, dengan jumlah kasus 7,7% (Ducel et al., 2002). Insiden infeksi nosokomial di Amerika Serikat ± 5%, di Malaysia prevalensinya ± 12,7%, di Taiwan ± 13,8% (Hasyim, 2005). Data mengenai kejadian, angka kesakitan dan angka kematian infeksi nosokomial di Indonesia masih langka, tetapi diperkirakan cukup tinggi mengingat keadaan rumah sakit dan kesehatan umum relatif belum begitu baik. Survei sederhana yang telah dilakukan oleh Subdit Surveilans Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman
4 4 (Ditjen PPM&PLP) di 10 rumah sakit umum tahun 1987, angka infeksi nosokomial cukup tinggi, yaitu 6% hingga 16% dengan rerata 9,8%. Menurut Hasyim (2005) di Jakarta prevalensi infeksi nosokomial sebesar ± 41,1%, di Surabaya ± 73,3% dan Yogyakarta ± 5,9%. Infeksi nosokomial menggunakan media untuk menginfeksi pasien % infeksi nosokomial disebabkan oleh penularan melalui udara. Udara mengandung berbagai jenis organisme yang luar biasa banyaknya dan jumlah ini bergantung pada beberapa faktor luar antara lain: petugas (dokter, perawat), peralatan, material medis, makanan, minuman, pengunjung, keluarga, lingkungan fisik, dan penderita lain (Darmadi, 2008). Hasil kajian kualitas udara bakteriologis yang dilakukan oleh Suripatty Novi (2008) menunjukkan bahwa dari 8 jumlah sampel terdapat 3 rumah sakit dengan ruang perawatan yang indeks angka kuman maksimum telah melewati nilai batas syarat dan 1 rumah sakit ruang perawatan indeks angka kuman minimum di bawah minimum. Hasil identifikasi bakteri patogen pada udara ruang perawatan rumah sakit di Maluku tahun 2008 menunjukkan tidak mengandung kuman patogen (Vibrio cholera, Salmonela Sp dan Streptococcus) namun positif jamur (Suripatty and Mintu, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Raharja (2012), menunjukkan hasil kualitas suhu udara pada semua ruang persalinan praktik bidan swasta di kota Banjarbaru tidak sesuai standar, suhu udara lebih dari 26 0 C. Kelembaban udara pada semua ruang persalinan juga tidak sesuai standar, kelembaban melebihi nilai standar 60% RH. Hasil berdasarkan angka kuman di udara menunjukkan sebanyak 29,4% ruang persalinan dengan kualitas angka kuman udara memenuhi syarat dan 70.6% ruang persalinan tidak memenuhi syarat. Penelitian yang dilakukan oleh Wikansari (2012) di kamar ruang rawat inap rumah sakit Kota Semarang, menunjukkan hasil bahwa rata-rata kuman pada rawat inap kelas II dan III penyakit pasca bedah sebesar 281 CFU/m 3 dan 717 CFU/m 3, sedangkan rata-rata kuman pada ruang rawat inap kelas II dan kelas III penyakit dalam sebesar CFU/m 3 dan CFU/m 3. Sejumlah kamar memiliki angka kuman melebihi ambang batas total kuman di ruang rawat inap.
5 5 Pada ruang rawat inap penyakit dalam ada beberapa ruang ditemukan Staphylococcus Aureus. Jumlah pasien, pengunjung dan penunggu merupakan sekelompok orang yang menjadi sumber bakteri dalam ruang perawatan. Bakteri pada orang dapat ditemukan pada kulit, hidung dan mulut. Jumlah pasien, penunggu dan pengunjung dari hari pertama dengan hari berikutnya akan berbeda-beda, pada hari-hari tertentu seperti akhir pekan atau hari libur jumlah pengunjung bisa melebihi dari hari biasanya. Sejumlah mikroorganisme pada udara dan lantai ruang perawatan dipengaruhi oleh faktor pembawa yang ikut berperan terhadap penyebaran mikroorganisme tersebut. Pencegahan dan pengendalian infeksi tersebut harus diperhatikan mengingat peran rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan bagi orang sakit dengan sistem kekebalan tubuh yang berkurang dan harus juga melindungi orang sehat, yaitu pengunjung dan pekerja baik pekerja medis maupun non medis di dalamnya. Penelitian tentang kualitas udara dan lantai di rumah sakit menjadi penting dilakukan karena udara dan lantai merupakan salah satu media perpindahan bagi mikrobiologi penyebab infeksi nosokomial dari orang sakit ke orang sakit dan dari orang sakit ke orang sehat. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta merupakan rumah sakit swasta yang terletak di kota yogyakarta. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah memiliki ruang rawat inap jenis kelas utama (VIP) dan kelas bangsal. Jumlah pasien dan pengunjung setiap hari cukup padat. Ruang rawat inap kelas bangsal terdapat lebih dari 3 tempat tidur untuk pasien, dan rentan untuk terjadinya penularan penyakit melalui udara. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh faktor yang mempengaruhi angka kuman udara dan lantai pada ruang rawat inap. Pemeriksaan dan pengukuran angka kuman udara dan lantai ruang rawat inap penting dilakukan mengingat kegiatan pengukuran ini mendeteksi terjadinya infeksi nosokomial. Pemilihan parameter angka kuman udara dan lantai dikarenakan indeks angka kuman udara dipengaruhi oleh kondisi kesehatan lingkungan pada ruang perawatan.
6 6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam ini adalah: 1. Adakah hubungan antara jumlah pasien dalam ruangan dengan angka kuman udara di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta? 2. Adakah hubungan antara jumlah penunggu dalam ruangan dengan angka kuman udara di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta? 3. Adakah hubungan antara jumlah pengunjung dalam ruangan dengan angka kuman udara di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta? 4. Adakah hubungan antara sanitasi ruang dalam ruangan dengan angka kuman udara di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta? 5. Adakah hubungan antara jumlah pasien dengan angka kuman lantai di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta? 6. Adakah hubungan antara jumlah penunggu dengan angka kuman lantai di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta? 7. Adakah hubungan antara jumlah pengunjung dengan angka kuman lantai di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta? 8. Adakah hubungan antara jumlah sanitasi ruang dengan angka kuman lantai di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta? 9. Apakah ada perbedaan angka kuman udara dan lantai berdasarkan perbedaan hari pada ruangan rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum dari ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan angka kuman udara dan lantai pada ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah.
7 7 2. Tujuan khusus a. Mengetahui hubungan antara jumlah pasien dengan angka kuman udara di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakrta. b. Mengetahui hubungan antara jumlah penunggu dengan angka kuman udara di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakrta. c. Mengetahui hubungan antara jumlah pengunjung dengan angka kuman udara di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakrta. d. Mengetahui hubungan antara sanitasi ruang dengan angka kuman udara di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakrta. e. Mengetahui hubungan antara jumlah pasien dengan angka kuman lantai di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. f. Mengetahui hubungan antara jumlah penunggu dengan angka kuman lantai di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. g. Mengetahui hubungan antara jumlah pengunjung dengan angka kuman lantai di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. h. Mengetahui hubungan antara sanitasi ruang dengan angka kuman lantai di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. i. Mengetahui perbedaan angka kuman udara dan angka kuman lantai berdasarkan perbedaan hari di rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Hasil ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi kepada: 1. Peneliti Dapat menjadi bahan masukan dalam menambah ilmu pengetahuan tentang sanitasi dan kualitas udara di ruang perawatan rumah sakit.
8 8 2. Rumah Sakit Sebagai bahan pertimbangan dan upaya dalam pengambilan keputusan pembinaan kesehatan lingkungan Rumah Sakit, serta memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak Rumah Sakit dalam meningkatkan program pencegahan penyakit yang disebabkan kuman di udara dan lantai. 3. Akademisi Diharapkan ini dapat menjadi salah satu acuan serta rujukan bagi peneliti lain yang mempunyai minat yang sama guna pengembangan lebih lanjut tentang angka kuman udara dan lantai ruang perawatan di Rumah Sakit. E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Nama dan No tahun 1. Wikansari (2012) 2. Raharja (2012) 3. Prasasti, et al. (2005) Judul Aspek yang diteliti Persamaan Perbedaan Pemeriksaan Total Kuman Udara dan Staphylococus Aureus di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X Kota Semarang Angka kuman udara pada ruang persalinan praktik bidan swasta dikota Banjarbaru Pengaruh kualitas udara dalam ruangan ber-ac terhadap gangguan kesehatan 1. Angka kuman udara 2. Keberadaan Staphylococcus Aureus 1. Kondisi fisik lingkungan, kondisi fisik bangunan, sanitasi ruang persalinan 2. Angka kuman udara 1. Kualitas fisik ruangan, kualitas mikrobiologi 2. Gangguan kesehatan, variabel terikat, variabel terikat bebas bebas, pengambilan sampel, objek bebas variabel terikat dan
9 9 4. Suripatty dan Mintu (2008) Kajian kualitas udara beberapa rumah sakit di provinsi maluku 1. Suhu, kelembaban, pencahayaan, dan kebisingan 2. Angka kuman udara terikat, bebas, tujuan, lokasi 5. (Abdollahi and Mahmoudz adeh, 2012) Microbial profile of air contamination in hospital wards Jenis mikroba di udara. variabel bebas variabel terikat dan 6. Triyantoro et al. (2003) Faktor penentu angka kuman lantai ruang perawatan Dahlia RSU Banyumas 1. Jumlah pasien, jumlah pengunjung, jumlah penunggu, frekuensi pembersihan lantai, suhu ruangan, kelembaban, pencahayaan, berat sampah hasil pembersihan lantai 2. Angka kuman lantai bebas Perbedaan ini dengan sebelumnya adalah ini mengukur angka kuman udara dan angka kuman lantai sedangkan yang lain hanya mengukur salah satu variabel saja. Penelitian ini melihat perbedaan angka kuman udara dan lantai berdasarkan perbedaan hari.
BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat adalah bagian pokok dibidang kesehatan khususnya adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan suatu bagian menyeluruh, integrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumberdaya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/MENKES/PER/2010 tentang perizinan rumah sakit disebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Anonim, 2004).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial masih merupakan masalah yang penting bagi kesehatan karena dapat meningkatkan angka kematian dan salah satu komplikasi tersering bagi pasien yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia Rumah Sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan
Lebih terperinciInfeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat
BAB 1 PENDAHULUAN Setiap kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan atau meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator, salah satunya adalah melalui penilaian terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu bertambah setiap tahunnya. Salah satu jenis infeksi tersebut adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi masih menjadi permasalahan di berbagai negara berkembang di dunia karena menjadi penyebab kematian dan kecatatan dengan jumlah kasus yang selalu bertambah setiap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan untuk memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, rumah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, rumah sakit sebagai unit pelayanan medis tentunya tidak lepas dari pengobatan dan perawatan penderita
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT III MANADO Cristallica Mogolaingo Safrudin*, Woodford Baren Solaiman Joseph*, Finny Warouw* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial terjadi di seluruh negara di dunia, salah satunya adalah Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial terjadi di seluruh negara di dunia, salah satunya adalah Indonesia. Survei prevalensi yang dilakukan WHO di 55 rumah sakit dari 14 negara yang mewakili
Lebih terperinciANGKA KUMAN UDARA DAN LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ANGKA KUMAN UDARA DAN LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 1 Windi Wulandari, 2 Adi Heru Sutomo, dan 3 Susi Iravati Mahasiswa di Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia (petugas, pasien dan pengunjung) serta kegiatan pelayanan kesehatan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta menyelenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang. Seperti halnya di Indonesia, penyakit infeksi masih merupakan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi nosokomial merupakan permasalahan yang sering terjadi di rumah sakit yang mengindikasikan rendahnya kualitas mutu pelayanan kesehatan. Hal ini berkaitan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. termasuk golongan tumbuhan. Jamur bersifat heterotropik yaitu organisme yang tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jamur adalah mikroorganisme yang termasuk golongan eukariotik dan tidak termasuk golongan tumbuhan. Jamur bersifat heterotropik yaitu organisme yang tidak mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perhatian terhadap infeksi daerah luka operasi di sejumlah rumah sakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhatian terhadap infeksi daerah luka operasi di sejumlah rumah sakit di Indonesia cukup tinggi. Mengingat kasus infeksi menunjukkan angka yang cukup tinggi. Tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung. rumah sakit yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Flora mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah suatu medium tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan partikulat debu dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif)
Lebih terperinciPendahuluan BAB I. A. Latar Belakang Masalah
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diderita pasien selama dirawat di rumah sakit atau di tempat pelayanan lain, atau infeksi yang disebabkan oleh mikroba
Lebih terperinciNo. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :
KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KELUARGA PASIEN TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL PADA RUANG KELAS III INSTALASI RAWAT INAP TERPADU A DAN RAWAT INAP TERPADU B RUMAH SAKIT UMUM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sanitasi rumah sakit akan terkait erat dengan unsur pelayanan teknis medis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai unsur pelayanan kepada masyarakat, tentunya dalam penerapan sanitasi rumah sakit akan terkait erat dengan unsur pelayanan teknis medis dan teknis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang bersifat asasi. Bagi setiap negara, masalah kesehatan merupakan pencerminan nyata kondisi dan kekuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kematian di dunia.salah satu jenis infeksi adalah infeksi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia.salah satu jenis infeksi adalah infeksi nosokomial. Infeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga patogen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, prion dan protozoa ke dalam tubuh sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan, udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990). Udara dapat dikelompokkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya infeksi silang atau infeksi nosokomial. penting di seluruh dunia dan angka kejadiannya terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks. Kompleksitasnya tidak hanya dari segi jenis dan macam penyakit yang harus memperoleh perhatian dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di rumah sakit 3 x 24 jam. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi nosokomial merupakan infeksi serius dan berdampak merugikan pasien karena harus menjalani perawatan di rumah sakit lebih lama. Akibatnya, biaya yang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat, yang berhubungan,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit berbasis lingkungan merupakan penyakit yang proses kejadiannya atau fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat, yang berhubungan, berakar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat. lantai makanan dan benda-benda peralatan medik sehingga dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit melakukan beberapa jenis pelayanan di antaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan
Lebih terperincipromotif (pembinaan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) serta dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif (pembinaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi tersebut. Menurut definisi World Health Organization. (WHO, 2009), Healthcare Associated Infections (HAIs)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Healthcare Associated Infections (HAIs) atau sering disebut dengan istilah infeksi nosokomial adalah merupakan masalah penting di seluruh dunia dan menjadi
Lebih terperincinosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan pasien dengan berbagai penyakit diantaranya adalah penyakit infeksi, dari mulai yang ringan sampai yang terberat. Masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyebaran suatu penyakit merupakan akibat dari hubungan interaktif antara manusia dan lingkungannya. Agent penyakit dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui udara,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kuratif, rehabilitatif, dan preventif kepada semua orang. Rumah sakit merupakan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi kesehatan yang menyediakan pelayanan kuratif, rehabilitatif, dan preventif kepada semua orang. Rumah sakit merupakan suatu pemenuhan
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : RIA RIKI WULANDARI J
PERBEDAAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI BERDASARKAN KATEGORI OPERASI PADA PASIEN BEDAH YANG DIBERIKAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008 SKRIPSI
Lebih terperinciBagian XIII Infeksi Nosokomial
Bagian XIII Infeksi Nosokomial A. Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian infeksi nosokomial 2. Menjelaskan Batasan infeksi nosocomial 3. Menjelaskan bagaimana proses terjadinya infeksi nosocomial
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan tempat berkumpulnya segala macam penyakit, baik menular maupun tidak menular. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadian penyakit infeksi
21 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadian penyakit infeksi semakin meningkat, termasuk angka kejadian infeksi nosokomial. 1 Infeksi nosokomial merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian dari rantai pelayanan kesehatan tidak terlepas dari tanggung jawab memberikan pelayanan gawat darurat. Di dalam PERMENKES RI Nomor:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat penting pada saat sekarang ini, karena akan menambah masa perawatan pasien di rumah sakit sekaligus akan memperberat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat untuk melindungi bayi sebelum, selama dan sesudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dengan menganut asas norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera maka tuntutan masyarakat untuk melindungi bayi sebelum, selama dan sesudah persalinan dirasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. Rumah sakit memiliki resiko untuk terjadi Health care Associated
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga pada pengembangan rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular kronis yang telah lama di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini mampu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat mortalitas di dunia. Infeksi nosokomial menempati urutan keempat
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN
KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, prion dan protozoa ke dalam tubuh sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated Infections (HAIs) terjadi di seluruh dunia, baik di negara sedang berkembang maupun negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan tugasnya bagi dokter Aegroti Salus Lex Suprema, yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir, 2009).Keselamatan pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme atau parasit dalam jaringan tubuh (1). Infeksi tidak hanya menjadi masalah kesehatan bagi Indonesia bahkan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siregar (2004) menyebutkan bahwa rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan gawat darurat, yang merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu, maupun pada permukaan jaringan tubuh kita sendiri, di segala macam tempat serta lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit (RS) merupakan suatu unit yang sangat kompleks. Kompleksitas ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit (RS) merupakan suatu unit yang sangat kompleks. Kompleksitas ini tidak hanya berkaitan dengan rumah sakit sebagai tempat pelayanan medis namun juga
Lebih terperinciIDENTIFIKASI BAKTERI UDARA PADA INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU. Rosa Dwi Wahyuni
IDENTIFIKASI BAKTERI UDARA PADA INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU Rosa Dwi Wahyuni Departemen ilmu patologi klinik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako. Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumen rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks. Kompleksitasnya sebuah rumah sakit tidak hanya dari jenis dan macam penyakit yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan visi dan misi pembangunan kesehatan yang tertuang di dalam paradigma sehat bahwa Indonesia berupaya di tahun 2010 tercipta Indonesia sehat, maka lingkungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan Tuberkulosis (TB) di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda namun terbatas pada kelompok tertentu. Setelah perang kemerdekaan, TB
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting dalam melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna, dan berhasil guna dengan mengutamakan
Lebih terperinciINFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN
1 INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN PENGERTIAN Infeksi adalah proses ketika seseorang rentan (susceptible) terkena invasi agen patogen/infeksius dan menyebabkan sakit. Nosokomial berasal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi adalah masuk dan berkembangnya mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai dengan gejala klinis baik lokal maupun sistemik (Potter & Perry,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di udara, permukaan kulit, jari tangan, rambut, dalam rongga mulut, usus, saluran
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroba atau mikroorganisme terdapat hampir di semua tempat. Mikroba terdapat di udara, permukaan kulit, jari tangan, rambut, dalam rongga mulut, usus, saluran pernafasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Alat kesehatan meliputi barang, instrumen atau alat lain yang termasuk tiap komponen, bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan rumah sakit adalah lingkungan yang mengandung berbagai dampak negatif terhadap semua komponen yang terlibat dalam proses pelayanan kesehatan yang mana dampak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya yang berkaitan dengan makanan dan minuman masih menjadi masalah yang paling sering ditemukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan transportasi, baik industri minyak dan gas bumi, pertanian, industri kimia, industri logam dasar, industri jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional, pusat terapi dan diagnosis yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Alat pelindung diri (APD) merupakan suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana secara teknis dapat mengurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) khususnya Pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian bayi dan Balita. Pneumonia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor yang penting untuk meningkatkan derajat kesehatan oleh karena itu kualitas makanan yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan suatu rumah sakit. Penampilan fisik termasuk bangunan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penampilan fisik suatu rumah sakit merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan suatu rumah sakit. Penampilan fisik termasuk bangunan, penataan ruang, insfrakstruktur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit infeksi kronis menular yang menjadi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. intelejensi bagi setiap orang guna menjalani kegiatan serta aktifitas sehari-hari secara
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kewaspadaan umum (universal precaution) merupakan salah satu upaya pengendalian infeksi di rumah sakit yang oleh Departemen Kesehatan telah dikembangkan sejak tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa di negara yang sedang berkembang seperti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui bahwa di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia, angka kejadian anak yang mengalami penyakit tropis cukup tinggi. Hal ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang ditularkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, merupakan penyebab kematian terutama di negaranegara berkembang di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia yang mempengaruhi atau mungkin dipengaruhi, sehingga merugikan perkembangan fisik,
Lebih terperinciSalah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi atau Healthcare Associated Infections (HAIs) di rumah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat penyembuhan dan pemulihan penderita. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Di Indonesia, infeksi merupakan salah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar
Lebih terperinci1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu
1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian, ternyata
Lebih terperinciBAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN
BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN 1.1 Kesimpulan Pada bab sebelumnya telah diuraikan pembahan mengenai Rumah Sakit Korban Lakalantas Kendal, sehingga dapat disimpulkan berbagai masalah, dan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Dampak dari proses pelayanan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat, maka rumah sakit dituntut untuk melaksanakan pengelolaan program Keselamatan dan Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kejadian infeksi nosokomial mengindikasikan rendahnya kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya pencegahan infeksi
Lebih terperinci