MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

dokumen-dokumen yang mirip
MASALAH BELAJAR SISWA DAN PENANGANANNYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

PILIHAN PENDIDIKAN LANJUTAN DAN PEKERJAAN SERTA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

PROFIL ASPIRASI KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA PGRI 1 PADANG ABSTRACT

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG PENGEMBANGAN KARIER DI KELAS XI SMA N 2 BAYANG

PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM:

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN KARIR SISWA KELAS XII SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

PEMBERIAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN UNTUK MENINGKATKAN KESIAPAN KARIER MAHASISWA IKIP PGRI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL DENGAN HASIL BELAJAR

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

EMOSI NEGATIF SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI LIMAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 12 Padang)

Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm Studi Bimbingan dan Konseling UPI YPTK Padang

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Jurnal Anisah: 2015.) menyebutkan bahwa siswa SMA berada pada masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Pendapat Siswa Tentang Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok

HASIL PENGOLAHAN AUM SERI UMUM : SMA 1 : X4

BAB I PENDAHULUAN. keterampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

EFEKTIVITAS INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA BUKU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STUDI LANJUTAN SISWA

Volume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Hubungan antara Kemampuan Berinteraksi Sosial dengan Hasil Belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL

CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL EVALUASI LAYANAN INFORMASI

KEBUTUHAN PESERTA DIDIK TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 4 KERINCI. Oleh: Andre Setara Dinata

Kesiapan Siswa dalam MenyelesaikanTugas Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK

Pelaksanaan Layanan Penempatan dan Penyaluran dalam Program Peminatan di Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung Kabupaten Sijunjung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : LINDA FITRIA / 2011

PERSEPSI SISWA TENTANG LAYANAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA YANG DIBERIKAN GURU BK SMAN 1 KUBUNG

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM

THE PROFILE OF CAREER INTEREST TEDENCY ELECTION BASED ON THE TYPE OF STUDENTS PERSONALITY AT CLASS OF XI SENIOR HIGH SCHOOL OF BENGKULU CITY

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

Capaian Tugas Perkembangan Sosial Siswa dengan Kelompok Teman Sebaya dan Implikasinya Terhadap Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Oleh: Iponofita Yani. Fitria Kasih Rahma Wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG

Upaya Guru Bimbingan Dan Konseling Mempersiapkan Peserta Didik Dalam Memilih Sekolah Lanjutan Di Smp Negeri Kota Padang

Peni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kota Sawahlunto

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.

KONTRIBUSI KEBIASAAN BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS VIII MTsN 01 PADANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

PERBEDAAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS UNGGUL DENGAN KELAS REGULER DI SMP N 12 PADANG. Oleh: ABSTRACK

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PENYELESAIAN TUGAS BESAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH GAMBAR PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

LESTARI OCTAVIANI NIM

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

MASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG. Oleh: Sefriani. Fitria Kasih Yusnetti ABSTRACT

Peran Guru Bk/Konselor Dan Guru Mata Pelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Yang Memperoleh Hasil Belajar Rendah

BAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan

Yeni Muslihatul Khoiriyah Drs.Moch. Nursalim, M.Si. Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

INTERAKSI SOSIAL SISWA BERPRESTASI DALAM BELAJAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING JURNAL ILMIAH

PELAKSANAAN EVALUASI LAYANAN INFORMASI YANG DILAKUKAN GURU BK DI SMP NEGERI 11 PADANG (STUDI TERHADAP KELAS VIII)

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja menurut Elizabeth B Hurlock, (1980:25) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN Landasan Pemikiran Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat

Transkripsi:

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR Nofianti Eka Permadi Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang E-mail: nofiantipermadi@gmail.com Abstract Career planning is one aspect of career development tasks that must be accomplished by teenagers. The real reality of learners in the development of the teenager has not been able to plan a career and have problems related to career and job.the purpose of research is to describe the problems faced by the students in career planning and the implications for career guidance services. This research is quantitative descriptive format, with a population of 254 students, as well as samples of the 152 students. Data were collected through questionnaires. The results show most learners have problems in career planning. Keywords: Problem, career planning Abstrak Perencanaan karir merupakan salah satu aspek dari tugas perkembangan karir yang harus dicapai oleh remaja. Realitas dilapangan peserta didik pada masa perkembangan remaja belum mampu merencanakan karir dan memiliki masalah terkait dengan karir dan pekerjaan. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam perencanaan karir dan implikasinya terhadap pelayanan bimbingan karir. Penelitian ini merupakan penelitian kuntitatif dengan format deskriptif, dengan populasi 254 peserta didik, serta sampel 152 peserta didik. Data penelitian dikumpulkan melalui angket. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar peserta didik mengalami permasalahan dalam perencanaan karir. Kata Kunci: Masalah, perencanaan karir PENDAHULUAN Karir merupakan suatu hal yang ditempuh seseorang selama ia menjalani kehidupannya. Setiap individu yang akan berkarir memerlukan persiapan untuk merencanakan karir yang diinginkan. Salah satunya peserta didik (remaja), yang tengah berada pada masa akhir karir sekolah, sehingga perlu untuk merencanakan karir dimasa mendatang. Menurut Yusuf (2011:85) perencanaan karir merupakan salah satu aspek dari tugas perkembangan karir seorang remaja. Sejalan dengan pendapat Yusuf, menurut Super (dalam Sukardi, 1994: 47) remaja dengan usia 14-18 tahun, berada pada tahapan kristalisasi untuk tugas-tugas perkembangan vokasional (karir). Tahapan kristalisasi adalah suatu periode proses kognitif, 134

merumuskan suatu tujuan karir yang bersifat umum melalui sumber kesadaran, kemungkinan, minat, nilai-nilai, dan perencanaan untuk memilih pekerjaan yang disukai. Kemudian menurut Sukardi dan Sumiati (1993:21) memaparkan, perencanaan karir merupakan serangkaian proses panjang yang dilalui oleh individu untuk persiapan yang bukan hanya untuk satu keputusan melainkan untuk berpuluhpuluh keputusan, dengan artian bahwa perencanaan karir memerlukan persiapan yang matang sebab akan mempengaruhi banyak keputusan dalam kehidupan individu. Selanjutnya menurut Sukardi dan Sumiati (1993:26) di dalam perencanaan karir terdapat tiga aspek yang perlu dilakukan oleh individu yaitu penilaian diri, menelaah dan eksplorasi jabatan dan menyusun jadwal kegiatan. Berdasarkan hasil pengolahan AUM umum terhadap 81 peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Padang yang diadministrasikan pada tanggal 20 Februari 2012, 71 orang peserta didik mengalami permasalahan di bidang karir dan pekerjaan (KDP), yang bila dipersentasekan diperoleh hasil 87,7% peserta didik mengalami permasalahan di bidang karir dan pekerjaan. Kemudian dari wawancara yang dilakukan terhadap 15 orang peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Padang pada tanggal 23 April 2012 diperoleh keterangan beberapa peserta didik belum memahami dirinya sendiri atau menilai diri sendiri, contohnya peserta didik tidak mengetahui apa bakat yang dimilikinya, apa minat yang disukainya, mata pelajaran yang disukai dan prestasi akademik yang dapat mendukung karir di masa depan, bila dibiarkan maka hal ini akan menjadi masalah yang menghalangi perencanaan karir peserta didik. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Sukardi dan Sumiati (1993:27) dimana, penilaian diri merupakan fondasi bagi seluruh perencanaan karir, individu harus mengetahui apa yang diinginkan, minatminat, karakteristik kemampuan dan kepribadiannya sendiri. Kemudian masalah selanjutnya yang banyak dialami oleh peserta didik berdasarkan pengadministrasian AUM umum adalah pada bidang waktu senggang (WSG) yakni 74% dari 81 peserta didik, diartikan bahwa peserta didik belum mampu menyusun jadwal kegiatan sehari-hari dan mengakibatkan peserta didik bermasalah dalam penggunaan waktu senggang. Permasalah pengaturan waktu ini juga akan 135

berdampak kepada perencanaan karir peserta didik seperti pendapat Sukardi dan Sumiati (1993:29), persiapan untuk membuat keputusan dalam perencanaan karir dimulai dari menyusun daftar kegiatan untuk diri sendiri. Masalah yang terjadi pada peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Padang dalam perencanaan karirnya adalah kesenjangan dimana seharusnya peserta didik telah mampu merencanakan karirnya namun pada kenyataannya peserta didik masih belum dapat merencanakan karirnya. Oleh sebab itu, diharapkan masalah-masalah yang dialami peserta didik dalam perencanaan karir dapat segera dientaskan, di sinilah tugas guru BK untuk dapat memberikan pelayanan bimbingan karir, agar peserta didik tidak bingung dalam merencanakan karir mereka. Kegiatan guru BK atau konselor sekolah untuk membantu peserta didik dalam mengentaskan permasalahan yang salah satunya dalam bidang karir, didukung oleh legalitas yang salah satunya tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor yaitu pada bagian kompetensi profesional, yang salah satu kompetensi intinya adalah mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif terdapat empat kompetensi yang diharapkan yaitu sebagai berikut. 1. Melaksanakan program bimbingan dan konseling 2. Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan bimbingan dan konseling 3. Memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli 4. Mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling. Kemudian menurut Fatimah (2006:184) hal yang dapat dilakukan guru BK di sekolah adalah memberikan cara-cara mengatasi masalah dan hambatan dalam perencanaan dan pemilihan karir sehubungan dengan kemungkinan keterbatasan lingkungan dan keadaan diri. Berdasarkan wawancara dengan 10 orang peserta didik kelas X pada tanggal 26 Februari 2013 diketahui kurangnya informasi dari guru BK kepada peserta didik mengenai hasil tes IQ, tes minat dan tes bakat pesreta didik, yang menyebabkan peserta didik tidak mampu menilai dan memahami kemampuan diri sendiri. Kemudian dari wawancara dengan 3 orang guru BK di SMA Negeri 1 Padang 136

tanggal 26 Februari 2013, diketahui pelayanan bimbingan karir di SMA Negeri 1 Padang belum optimal, karena guru BK tidak menjelaskan informasi jabatan atau pekerjaan yang dapat dijadikan karir oleh peserta didik secara mendalam, sebab hanya diberikan satu kali layanan informasi mengenai karir pada peserta didik kelas X dalam satu tahun ajaran, sehingga dapat berakibat peserta didik tidak mengetahui jabatan atau bidang karir yang dapat ditekuninya nanti. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengungkap apa permasalahan-permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam perencanaan karir dan implikasinya terhadap pelayanan bimbingan karir. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan format deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Padang dengan jumlah populasi 254 peserta didik, kemudian besar sampel penelitian adalah 152 peserta didik, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan sampel proportional random sampling, kemudian untuk penentuan responden penelitian dengan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket dengan menggunakan skala likert. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik persentase. HASIL PENELITIAN Berikut ini akan dipaparkan data rangkuman mengenai hasil penelitian tentang masalah-masalah yang dihadapi peserta didik dalam perencanaan karir. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Penelitian Mengenai Permasalahan yang Dihadapi Peserta Didik dalam Perencanaan Karir (n = 152) No Sub variabel Rekapitulasi Hasil Penelitian (%) Selalu Sering Kadang- Kadang Jarang Tidak Pernah 1 Penilaian 3,5 12,8 32,1 34,7 16,9 diri 2 Menelaah 2,19 6,62 21,3 31,3 38,6 dan eksplorasi jabatan 3 Menyusun jadwal kegiatan 3,6 10,1 28,9 35,2 22,2 Rata-Rata 3,1 9,7 27 34 26 Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa rata-rata 26% tidak pernah mengalami masalah dalam perencanaan karir dan diartikan 74% peserta didik pernah (selalu, sering, kadang-kadang, dan jarang) mengalami masalah dalam perencanaan karir. Sehingga berdasarkan hasil rekapitulasi penelitian didapatkan keterangan bahwa ada peserta didik yang tidak pernah mengalami masalah dalam 137

perencanaan karir dan juga ada peserta didik yang mengalami masalah dalam perencanaan karir, serta memerlukan bantuan pengentasan masalah yang salah satunya dapat dilakukan oleh guru BK melalui pelayanan bimbingan karir. Lebih jelasnya berikut akan dipaparkan mengenai masalah-masalah yang dihadapi peserta didik dalam perencanaan karir, yang dapat menjadi fokus guru BK dalam pengentasannya karena lebih dari 50% peserta didik yang pernah (selalu, sering, kadangkadang, dan jarang) mengalaminya pada tabel 2. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan pada bagian sebelumnya, peneliti akan membahas lebih lanjut mengenai keterkaitan hasil penelitian dengan teori yang telah dikemukakan mengenai masalah-masalah yang dihadapi peserta didik dalam perencanaan karir pada kajian teori. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa hanya 26% peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Padang tidak mengalami masalah dalam perencanaan karirnya, sehingga dapat diartikan 74% peserta didik atau sebagian besar peserta didik memerlukan bantuan/ bimbingan dari guru BK melalui pelayanan bimbingan karir. Berdasarkan hasil penelitian di atas, hal tersebut tidaklah sesuai dengan keadaan seharusnya sebagaimana yang dijelaskan oleh Yusuf (2011:85), di mana seorang peserta didik yang berada pada tahap perkembangan remaja, semestinya sudah mampu merencanakan karir sebagai wujud tercapainya tugas perkembangan karir, karena perencanaan karir merupakan salah satu aspek tercapainya tugas perkembangan remaja. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai hasil penelitian berdasarkan tujuan penelitian. 1. Masalah-masalah yang Dihadapi Peserta Didik dalam Penilaian Diri untuk Perencanaan Karir Perencanaan karir yang baik di masa depan memerlukan penilaian yang baik terhadap diri sendiri yang nantinya dapat dijadikan acuan/ landasan dalam membuat keputusan pilihan karir, dari penelitian ini terungkap bahwa hanya 16,9% peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Padang yang tidak pernah merasakan atau mengalami masalah dalam penilaian diri untuk perencanaan karir yang terungkap pada instrumen penelitian. Jika dilihat dari indikator dan item pernyataan pada instrumen penelitian untuk penilaian diri maka yang paling sering peserta didik alami adalah pada indikator kemampuan diri 138

dengan item kurang yakin dengan kemampuan sendiri, tidak memiliki pengetahuan karir yang luas, sulit mengeluarkan ide/ gagasan untuk menyelesaikan suatu masalah yang berhubungan dengan karir, tidak mengetahui apa yang harus dilakukan untuk memilih karir, dan tidak mampu mengerjakan setiap tugas dengan baik dan tepat waktu. Kemudian juga pada indikator kepribadian, item yang sering dialami peserta didik adalah kurang percaya diri untuk berhasil dimasa depan dalam karir, sulit untuk bersikap disiplin, dan sulit untuk berinisiatif. Permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam penilaian diri ini sesuai dengan pendapat Roos (dalam Syahril dan Ahmad, 1987:31) bahwa pada peserta didik atau individu masalah yang akan timbul dalam karir dan jabatan adalah merasa cemas setelah keluar sekolah dan tidak tahu pekerjaan apa yang harus dikerjakan atau tidak tahu apa yang harus dilakukan dimasa mendatang, kemudian adanya rasa cemas apakah mendapat pekerjaan setelah lulus atau tidak, cemas akan berhasil sehingga tidak percaya diri. Permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam menilai diri untuk merencanakan karir ini tidak dapat memenuhi hal-hal yang diperlukan dalam perencanaan karir seperti yang dijelaskan oleh Sukardi dan Sumiati (1993: 20) yaitu perencanaan karir di masa depan memerlukan pemahaman terhadap diri sendiri. Pemahaman terhadapa bakat-bakat, minat-minat, sifat-sifat, pengalaman-pengalaman, nilai-nilai, dan cita-cita. Pemahaman yang baik dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan karir dan pengambilan keputusan. Hal senada juga diungkapkan oleh Yusuf (2002:44) bahwa faktor yang mempengaruhi perencanaan karir salah satunya adalah faktor pemahaman diri pribadi yang mencakup pemahaman terhadap kecerdasan, pengetahuan, dan wawasan, minat, sikap, nilai-nilai yang dianut dan sifat-sifat pribadi. Kemudian Winkel dan Hastuti (2007:685) juga menyatakan hal yang sama bahwa perencanaan karir yang matang dan keputusan yang bijaksana terletak dalam pengolahan informasi tentang diri sendiri dan lingkungan hidup siswa. Dari pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa penilaian diri merupakan hal yang 139

utama dan mendasar dalam perencanaan karir seorang individu. 2. Masalah-masalah yang Dihadapi Peserta Didik dalam Menelaah dan Eksplorasi Jabatan untuk Perencanaan Karir Gambaran hasil sub variabel dalam menelaah dan mengeksplorasi jabatan oleh peserta didik dari penelitian ini, terungkap bahwa hanya 38,6% peserta didik yang tidak pernah mengalami atau merasakan permasalahan di dalam instrumen penelitian pada indikator menelaah dan mengeksplorasi jabatan untuk perencanaan karir. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dipahami bahwa sebagian peserta didik pernah mengalami permasalahan dalam menelaah dan mengeksplorasi jabatan untuk merencanakan karirnya dan juga sebagian kecil peserta didik tidak pernah mengalami atau merasakan permasalahan dalam menelaah dan mengeksplorasi jabatan untuk perencanaan karir, jika dilihat dari indikator dan item pernyataan pada instrumen penelitian untuk menelaah dan eksplorasi jabatan maka yang paling sering peserta didik alami adalah pada item peserta didik kurang memiliki pengethauan yang luas mengenai lapangan pekerjaan dan jenisjenis pekerjaan, peserta didik tidak mengetahui pekerjaan yang dapat dikerjakan setamat sekolah untuk dijadikan karir, peserta didik kesulitan menentukan pilihan jurusan di kelas XI, peserta didik kesulitan untuk berkonsultasi dengan guru BK mengenai jenis-jenis pekerjaan yang dapat dipilih, peserta didik kesulitan mencari informasi mengenai karir, dan peserta didik kurang pengalaman dalam suatu percakapan sehingga dirasa akan sulit untuk wawancara pekerjaan. Menurut Batubara (2012:95) semestinya dalam menelaah dan mengeksplorasi jabatan pada masa perkembangan usia remaja seharusnya individu yang tengah berada dalam tahap transisi sudah mampu mengenal pekerjaan-pekerjaan atau karir yang sesuai dengan dirinya. Selanjutnya menurut Sukardi dan Sumiati (1993:27) bahwa pengidentifikasian jabatan atau karir penting bagi peserta didik yang berada pada masa perkembangan remaja, hal ini disebabkan karena a) untuk melihat jabatan yang telah ada baik atau belum, b) untuk melihat pekerjaan yang akan dipilih dapat dinikmati atau tidak, serta c) untuk melihat apakah pekerjaan yang akan 140

dipilih akan berhasil atau tidak. Karena itulah untuk mengidentifikasi pilihan karir peserta didik memerlukan bantuan dari guru BK agar peserta didik mampu mengidentifikasi pilihan karir yang sesuai dengan dirinya. 3. Masalah-masalah yang Dihadapi Peserta Didik dalam Menyusun Jadwal Kegiatan untuk Perencanaan Karir Gambaran hasil sub variabel dalam menyusun jadwal kegiatan untuk perencanaan karir oleh peserta didik dari penelitian ini, terungkap bahwa hanya 22,2% peserta didik yang tidak pernah mengalami masalah dalam menyusun jadwal kegiatan untuk perencanaan karir. Permasalahan yang dialami peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Padang ini dari hasil analisi statistik didapatkan hasil bahwa sebagian besar peserta didik sering mengalami masalah pada item instrumen penelitian sebagai berikut: peserta didik merasa bahwa kegiatan sangat padat sehingga sulit untuk merencanakan karir, peserta didik merasa bosan dengan rutinitas sekolah saat ini sehingga peserta didik khawatir akan bosan dengan kegiatan pekerjaan nantinya, peserta didik merasa bila ia bekerja nanti ia tidak memiliki cukup waktu lagi untuk hobi, peserta didik merasa tidak cukup waktu untuk mengurus kepentingan sendiri, peserta didik kesulitan membuat daftar kegiatan yang dapat membantu perencanaan karir, peserta didik kesulitan melakukan sesuatu dengan tepat waktu, peserta didik merasa yang dilakukan sehari-hari tidak berhubungan dengan perencanaan karir, serta peserta didik merasa kegiatan sehari-hari yang dilakukan terlalu padat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diartikan bahwa peserta didik belum siap untuk merencanakan karir, karena menurut Sukardi dan Suamiati (1993:29) sasaran dari perencanaan karir adalah untuk membuat suatu keputusan yang bijaksana, yang dimulai dari tidak menunda-nunda persiapan untuk karir dan menyusun jadwal kegiatan serta melaksanakan jadwal yang telah dibuat tersebut, dengan demikian seorang individu akan siap untuk merencanakan karirnya. 4. Implikasi Pelayanan Bimbingan Karir terhadap Masalah-masalah yang Dihadapi Peserta Didik dalam Perencanaan Karir Hasil penelitian seperti yang telah dibahas sebelumnya dapat dijadikan oleh guru bimbingan dan konseling 141

(BK) sebagai bahan masukan untuk pelayanan bimbingan karir di SMA Negeri 1 Padang, dan yang paling utama adalah sebagai bahan masukan oleh guru BK dalam membantu peserta didik mengentaskan masalah yang dihadapi dalam perencanaan karirnya. Untuk acuan guru BK dalam membantu peserta didik dan dalam membuat rencana pelayanan bimbingan karir, dapat terfokus pada indikator instrumen penelitain, sebab sebagian besar siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang berada pada tingkat klasifikasi bermasalah dalam perencanaan karir. Berikut penjabaran dari indikator penelitian dan layanan yang memungkinkan untuk diberikan pada peserta didik, pada penilaian diri peserta didik untuk perencanaan karir meliputi indikator menilai minat, kemampuan diri, dan kepribadian peserta didik untuk merencanakan karir yang sesuai, untuk penilaian diri ini dapat diberikan pelayanan bimbingan karir meliputi layanan; a) informasi, seperti layanan informasi mengenai bakat/ kemampuan, b) konseling perorangan untuk mengentaskan permasalahan perencanaan karir peserta didik secara perorangan, dan c) konseling kelompok untuk mengentaskan permasalahan perencanaan karir peserta didik secara kelompok. Kemudian juga dapat diupayakan pemberian kegiatan pendukung BK seperti, aplikasi instrumen dengan mengadakan tes bakat dan minat karir peserta didik. Kemudian untuk menelaah dan mengeksplorasi jabatan untuk perencanaan karir meliputi menelaah pilihan jabatan untuk karir, menelaah persyaratan dari suatu jabatan, dan mengeksplorasi keterampilan khusus yang dibutuhkan dalam sebuah jabatan untuk berkarir, untuk menelaah dan mengeksplorasi jabatan ini dapat diberikan pelayanan bimbingan karir yang meliputi layanan; a) penguasaan konten, seperti penguasaan konten mengenai cara berpendapat dan cara membuat surat lamaran, b) konseling perorangan untuk mengentaskan permasalahan perencanaan karir peserta didik secara perorangan, c) bimbingan kelompok dengan membahas pekerjaan atau pendidikan lanjutan yang dapat dimasuki setamat SMA dan d) konseling kelompok untuk mengentaskan permasalahan perencanaan karir peserta didik secara kelompok. Kemudian untuk kegiatan pendukung BK yang dapat diberikan adalah tampilan kepustakaan seperti 142

bahan bacaan yang berisikan jenis-jenis pekerjaan yang dapat dimasuki peserta didik dan juga seperti daftar perguruan tinggi yang memungkinkan bagi peserta didik. Selanjutnya dalam menyusun jadwal kegiatan untuk perencanaan karir meliputi menyusun jadwal kegiatan umum yang dilakukan, menilai minat dalam setiap kegiatan yang telah disusun, menilai prestasi yang dicapai dalam setiap kegiatan, serta mengidentifikasi sifat karakter pribadi yang tampak pada setiap kegiatan, dapat diberikan pelayanan bimbingan karir yang meliputi layanan a) penguasaan konten dengan materi pembuatan jadwal kegiatan sehari-hari, b) konseling perorangan untuk mengentaskan permasalahan perencanaan karir peserta didik secara perorangan, dan c) konseling kelompok untuk mengentaskan permasalahan perencanaan karir peserta didik secara kelompok. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahas tentang masalah-masalah yang dihadapi peserta didik dalam perencanaan karir, dapat disimpulkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam perencanaan karir adalah sebagai berikut: dalam, 1) penilaian diri; pada indikator, a) kemampuan diri, dengan masalah kurang yakin dengan kemampuan sendiri dan sulit mengeluarkan ide/ gagasan untuk menyelesaikan suatu masalah, b) kepribadian, dengan masalah kurang percaya diri, sulit untuk bersikap disiplin, dan sulit untuk berinisiatif. 2) Menelaah dan eksplorasi jabatan; pada indikator a) pilihan jabatan dengan masalah kurang memiliki pengetahuan yang luas mengenai lapangan pekerjaan, dan kesulitan mencari informasi mengenai karir untuk bekerja setamat sekolah, b) keterampilan khusus, dengan masalah kurangnya pengalaman dalam suatu percakapan sehingga dirasa akan sulit untuk wawancara pekerjaan dan kurangnya pembendaharaan kata (bahasa inggris/ asing). 3) Menyusun jadwal kegiatan; pada indikator a) kegiatan umum yang dilakukan, dengan masalah sulit membuat daftar kegiatan yang dapat membantu perencanaan karir, b) menilai prestasi dalam setiap kegiatan, dengan masalah sulit untuk mengerjakan tugas dengan tepat waktu, dan peserta didik sulit mengerjakan tugas yang menuntut hasil yang baik. Sehingga untuk perencanaan karir, pada umumnya peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Padang mengalami masalah dalam merencanakan karirnya dan memerlukan bantuan guru BK untuk 143

mengatasi masalahnya, salah satunya dapat disalurkan ke dalam pelayanan bimbingan karir. Saran Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian, maka dengan ini penulis mengemukakan beberapa saran, yaitu sebagai berikut: diharapkan kepada Guru BK di SMA Negeri 1 Padang memberikan layanan informasi mengenai dunia karir, seperti informasi mengenai penilaian diri/ pemahaman diri peserta didik, kemudian informasi tentang karir, menelaah dan mengeksplorasi jabatan untuk karir, serta menyusun jadwal kegiatan, kemudian juga membantu mengentaskan masalah yang dihadapi peserta didik dalam merencanakan karir melalui layanan konseling perorangan agar peserta didik dapat merencanakan karir guna memenuhi tugas perkembangan karirnya. Diharapkan kepada Guru Mata Pelajaran agar dapat membantu peserta didk untuk merencanakan karir dengan cara melatih kepercayaan diri peserta didik untuk mampu berbicara di depan forum di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung, kemudian juga membantu peserta didik memperkaya pembendaharaan bahasa asing dengan memakai bahasa asing dalam proses pembelajaran dan membantu peserta didik agar dapat berkomunikasi secara efektif dalam berbicara agar terlatih untuk berdialog saat wawancara kerja. Selanjutnya, diharapkan kepada pihak sekolah untuk dapat merealisasikan pemakaian bahasa asing dalam proses pembelajaran untuk semua kelas, agar peserta didik memiliki keterampilan berbahasa asing untuk merencanakan karirnya. Kemudian diharapkan kepada peserta didik di SMA Negeri 1 Padang dapat mencari dan menambah informasi mengenai jenis-jenis pekerjaan serta persyaratan yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut, kemudian diharapkan juga peserta didik mengatur jadwal kegiatan sehari-hari agar dapat merencanakan karir dengan baik. Selanjutnya diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat mengungkap dan meneliti variabel lain yang berkontribusi terhadap perencanaan karir peserta didik, seperti perolehan informasi karir, manajemen waktu, dll. DAFTAR RUJUKAN Batubara, J. 2012. Perkembangan dan Pemilihan Karier menurut Ginzberg dan Implikasinya terhadap Bimbingan dan Konseling. Prosiding Seminar Internasional Malaysia Indonesia. 144

13-15 November 2012, Padang, Indonesia. Hlm. 92-97. Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Fatimah, E. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Pustaka Setia. Bandung. Sukardi, D. K dan Sumiati, D. M. 1993. Panduan Perencanaan Karier. Usaha Nasional. Surabaya. Sukardi, D. K. 1994. Penggunaan Tes dalam Konseling Karir. Usaha Nasional. Surabaya. Syahril dan Ahmad, R. 1987. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Angkasa Raya. Padang. Yusuf, S. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Remaja Rosdakarya. Jakarta. 145