1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata pada dasarnya merupakan fenomena perjalanan manusia secara perorangan atau kelompok dengan berbagai macam tujuan asalkan bukan untuk mencari nafkah atau menetap (Muljadi dan Warman, 2009). Wisatawan berkunjung ke suatu destinasi pariwisata karena tertarik oleh sesuatu hal, seperti di Ujung Kulon dan Komodo yang terkenal serta banyak menarik wisatawan untuk berkunjung karena memiliki binatang langka, Pyramid di Mesir dikunjungi oleh jutaan wisatawan setiap tahun, karena tertarik oleh bangunan-bangunan kuno dan bersejarah (Bagyono, 2014). Kedatangan wisatawan tersebut tentu dengan tujuan untuk pemperoleh manfaat (benefit) dan kepuasan (satisfactions), manfaat dan kepuasan dapat diperoleh apabila suatu destinasi pariwisata mempunyai daya tarik wisata yang menarik, sehingga dapat memukau pengunjung dengan keunikan dan keindahan yang dimiliki. Dalam mengembangkan kepariwisataan, diperlukan pemanfaatan dan pengelolaan sebuah destinasi pariwisata yang memiliki daya tarik wisata yang menarik. Pemanfaatan dan pengelolaan menjadi hal yang sangat penting karena daya tarik wisata menjadi dasar bagi kepariwisataan, tanpa adanya suatu daya tarik wisata, maka kepariwisataan akan sulit untuk dikembangkan. Menurut Latupapua (2011: 99-100), terdapat tiga poin dalam mengembangkan potensi wisata antara lain: (1) kawasan objek wisata pantai berpotensi untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata. (2) strategi pengembangan yang 1
2 diharapkan berdasarkan hasil analisis SWOT, dan (3) persepsi wisatawan terhadap pengembangan objek dan daya tarik wisata. Kegiatan pariwisata di suatu destinasi pariwisata harus beradaptasi terhadap tuntutan perubahan dengan selalu memperhatikan suara dari berbagai pihak khususnya wisatawan, suara tersebut berupa persepsi maupun ekspektasi mereka dalam upaya merubah destinasi pariwisata tersebut agar menjadi lebih baik. Menurut Kusherdyana (2011: 17), persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu proses yang diterima stimulus individu melalui alat reseptor yaitu alat indera. Persepsi akan terbentuk positif apabila sesuatu hal yang dilihat maupun kejadian yang dialami oleh manusia positif, persepsi akan berbentuk negatif apabila manusia melihat suatu hal tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Wisatawan cenderung memiliki persepsi yang berbedabeda dalam menilai suatu destinasi pariwisata yang dikunjunginya, apabila destinasi pariwisata tersebut bagus tentu akan menimbulkan persepsi positif dan apabila tidak bagus maka akan menimbulkan persepsi yang negatif. Sedangkan ekspektasi merupakan sebuah keinginan atau harapan seseorang (wisatawan) terhadap sesuatu yang belum terpenuhi. Persepsi dan ekspektasi wisatawan sangat diharapkan sebagai masukan bagi para pemangku kepentingan (stakeholder) baik pemerintah daerah maupun pihak swasta, untuk memperbaiki segala kekurangan yang ada, sehingga destinasi pariwisata tersebut menjadi lebih baik dan layak untuk dikunjungi serta dinikmati oleh wisatawan. Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi wisata yang beragam dan sangat indah. Sebagai
3 provinsi yang sedang mengembangkan industri pariwisata, Provinsi Nusa Tenggara Barat saat ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata favorit bagi para wisatawan lokal maupun asing, karena memiliki keindahan alam serta seni dan budaya yang beragam. Pada tahun 2013, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Ripparda) yang mengatur perwilayahan Destinasi Pariwisata Daerah (DPD) yang berjumlah 11 Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) yang berada di pulau Lombok dan Sumbawa. Kesebelas kawasan tersebut salah satunya adalah kawasan Lakey Hu u yang berada di Kabupaten Dompu. Kawasan tersebut diperuntukkan sebagai kawasan wisata pantai, wisata bawah laut, wisata olah raga berbasis bahari, wisata budaya dan wisata kuliner (Disbudpar NTB 2014). Kabupaten Dompu adalah satu dari sepuluh Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi NTB. Kabupaten ini terletak di Pulau Sumbawa bagian tengah, batas administrasi Kabupaten Dompu yaitu, sebelah utara berbatasan dengan Laut Flores dan Kabupaten Bima, sebelah selatan berbatasan dengan Lautan Indonesia, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bima, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sumbawa. Kabupaten Dompu memiliki potensi wisata alam, budaya, dan sejarah. Tata Ruang Wilayah Kabupaten Dompu dalam Rencana Pola Ruang menerangkan bahwa pengembangan pariwisata di Kabupaten Dompu dibagi menjadi pariwisata alam dan pariwisata budaya. Arahan pengembangan kawasan wisata diprioritaskan pada kawasan wisata alam yaitu kawasan wisata Lakey-Hu u, (Ibrahim, 2015).
4 Destinasi pariwisata Lakey-Hu u dikenal memiliki daya tarik wisata pantai yang tersohor sebagai salah satu tempat surfing (berselancar) terbaik di Indonesia bahkan dunia (Kompas.com 2015). Pantai yang terdapat di destinasi pariwisata Lakey-Hu u memiliki enam jenis gelombang yaitu: Lakey Peak, Lakey Pipe, Periscope, Cuplestone, Nangas Doros, dan Nangas (RTRW Kab. Dompu, 2012). Dari ke enam jenis gelombang tersebut, hanya Lakey Peak, Lakey Pipe, dan Periscope saja yang sering digunakan sebagai tempat surfing. Sisanya Cuplestone, Nangas Doros, dan Nangas tidak bisa digunakan sebagai tempat surfing karena tingkat keamanannya sangat membahayakan bagi wisatawan, seperti banyaknya berbatuan di spot surfing nya, sehingga membuat para wisatawan takut melakukan kegiatan surfing di tempat tersebut. Setiap tahun di destinasi pariwisata Lakey-Hu u selalu diadakan kejuaraan Surfing bertaraf Internasional dengan peserta dari berbagai negara, seperti Australia, Jerman, Belanda, dan Amerika. Kompetisi Surfing tingkat Internasional yang pernah diadakan antara lain: Dompu Indonesia Open surfing pada tahun 1996-1997 yang diadakan oleh International Surfing Association (ISA) dengan Indonesia surfing association (INSA). Pada tahun 1999-2000 dilaksanakan pertandingan eksebisi antara California (USA) dengan Bali, yang disponsori oleh Carlos Cagatas Foundation. Selanjutnya pada tahun 2003-2004 diadakan Dompu Wave Master 2003. Tahun 2009 diadakan Lakey Peak Sultan Cup yang diikuti oleh 50 peserta, terakhir adalah kejuaraan Kite Surfing Contest pada tahun 2010, kompetisi tersebut diikuti oleh peserta dari dalam dan luar negeri (Disbudpar Dompu, 2012).
5 Penyelenggaraan kejuaraan Surfing tingkat Internasional merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan pada saat Festival Lakey setiap tahunnya. Selain kejuaraan Surfing, ada juga pergelaran seni budaya serta lomba masak kuliner khas Kabupaten Dompu. Event tersebut memiliki tujuan untuk membangun citra pariwisata Kabupaten Dompu sekaligus mempromosikannya ke tingkat Nasional maupun Internasional. Meskipun pelaksanaan Ferstival Lakey diselenggarakan setiap tahun, tetapi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir terhitung mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Dompu mengalami penurunan yang sangat signifikan. Pada tahun 2010 total wisatawan sebanyak 107.625 orang, meningkat menjadi 110.237 orang pada tahun 2011, dan tahun 2012 meningkat lagi menjadi 110.976 orang. Pada tahun 2013 kembali meningkat menjadi 125.196 orang. Tetapi pada tahun 2014 terjadi penurunan kunjungan wisatawan yang sangat signifikan dengan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 33.378 orang, (Badan Pusat Statistik Kabupaten Dompu, 2015). Adanya Festival Lakey yang diselenggarakan setiap tahunnya tidak memberikan kontribusi banyak terhadap tingkat kunjungan wisatawan di Kabupaten Dompu. Malah sebaliknya, tingkat kunjungan wisatawan pada tahun 2014 mengalami penurunan yang sangat signifikan. Persepsi dan ekspektasi wisatawan sangat diharapkan apabila ingin meningkatkan kunjungan wisatawan di destinasi pariwisata Lakey-Hu u. Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan tersebut, maka diperlukan peran stakeholder untuk segera mengelola dan memperbaiki indikator penentu yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Seperti,
6 menjaga atraksi yang dimiliki, menyediakan fasilitas yang lengkap, mempermudah akses menuju lokasi serta menyediakan sumber informasi yang lengkap. Pengelolaan serta perbaikan komponen-komponen tersebut, harus didasari atas penilaian serta harapan dari wisatawan, apabila semua indikator tersebut dapat dikelola dengan benar, maka tingkat kunjungan tamu di destinasi pariwisata Lakey-Hu u akan semakin meningkat. Perkembangan destinasi pariwisata Lakey-Hu u sudah dimulai sejak tahun 1985. Banyak wisatawan yang datang langsung dari Pulau Bali untuk mengunjungi Lakey-Hu u, (Ibrahim, 2015). Sejak tahun 1985 sampai sekarang, destinasi pariwisata Lakey-Hu u telah banyak mengalami perubahan seperti keberadaaan komponen-komponen destinasi pariwisata antara lain Attraction, Accessibility, Amenities, dan Ancillary yang lengkap dalam mendukung jalannya aktifitas kepariwisataan di destinasi pariwisata Lakey-Hu u. Komponen lainnya yaitu keterlibatan masyarakat (community Involvement) sudah mulai terlihat dengan memberikan pelayanan kepada wisatawan, salah satunya dalam bentuk pelayanan perbaikan papan surfing (ding repair). Hasil observasi sementara yang dilakukan mendapatkan hasil bahwa komponen-komponen destinasi pariwisata (Attraction, Accessibility, Amenities, Ancillary, dan Community Involvement) yang terdapat di destinasi pariwisata Lakey-Hu u telah tersedia, tetapi belum dikelola secara optimal diantaranya adalah bak sampah yang sudah rusak, kurangnya tempat parkir, keberadaan tempat memperbaiki papan surfing (ding repair) yang kurang baik, serta banyaknya sampah yang berserakan di destinasi pariwisata Lakey-Hu u. Adanya
7 beberapa permasalahan tersebut dapat menimbulkan rasa kenyamanan wisatawan berkurang, sehingga menimbulkan persepsi buruk wisatawan terhadap destinasi pariwisata Lakey-Hu u. Persepsi buruk yang timbul tentu berdampak pula terhadap tingkat kunjungan tamu di destinasi pariwisata Lakey-Hu u, kalau tidak ditanggulangi secara tepat dan cepat oleh para stakeholder, maka minat wisatawan untuk mengujungi destinasi pariwisata Lakey-Hu u akan semakin menurun. Penentuan kawasan pariwisata Lakey-Hu u sebagai lokasi penelitian dilatarbelakangi oleh keberadaan kepariwisataan di Kabupaten Dompu khususnya Lakey-Hu u yang telah berkembang sejak lama, dan komponen-komponen destinasi pariwisata yang ada di Lakey-Hu u telah tersedia tetapi belum dikelola secara optimal. Pada fase pengembangan, destinasi pariwisata Lakey-Hu u masih memerlukan beragam penelitian yang diambil dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian penelitian yang akan dilakukan difokuskan untuk mengidentifikasi kondisi komponen-komponen penentu destinasi pariwisata, persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap kualitas komponen destinasi pariwisata, serta program improvisasi komponen-komponen destinasi pariwisata Lakey-Hu u. Dengan demikian, penelitian tentang persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap kualitas komponen destinasi pariwisata Lakey-Hu u dipandang sangat penting dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam membangun dan mengembankan destinasi pariwisata Lakey-Hu u yang labih baik.
8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakan kondisi komponen-komponen penentu destinasi pariwisata Lakey-Hu u? 2. Bagaimanakah persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap kualitas komponen destinasi pariwisata yang terdapat di Lakey-Hu u? 3. Bagaimanakah program improvisasi komponen-komponen destinasi pariwisata Lakey-Hu u? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui kondisi komponen-komponen penentu destinasi pariwisata Lakey-Hu u, mengkaji persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap kualitas komponen destinasi pariwisata Lakey-Hu u, Serta program improvisasi komponen-komponen destinasi pariwisata Lakey-Hu u. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mendeskripsikan kondisi komponen-komponen penentu destinasi pariwisata Lakey-Hu u 2. Menganalisis persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap kualitas komponen destinasi pariwisata Lakey-Hu u.
9 3. Mendeskripsikan program improvisasi komponen-komponen destinasi pariwisata Lakey-Hu u. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pengembangan dan pembangunan keilmuan khususnya Ilmu Kepariwisataan, serta informasi mengenai presepsi dan ekspektasi wisatawan merupakan aspek yang sangat penting dalam kelangsungan aktivitas wisata pada suatu kawasan pariwisata. Penelitian ini diharapkan menjadi acuan dalam pengembangan penelitian pariwisata yang akan datang. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan membantu praktisi pariwisata, pemerintah daerah serta para pengelola destinasi pariwisata Lakey-Hu u sebagai bahan masukan bagi mereka untuk mengelola serta mengembangan destinasi pariwisata Lakey-Hu u dengan baik serta sesuai dengan keinginan maupun kebutuhan wisatawan. Untuk itu, persepsi dan ekspektasi wisatawan sangatlah diperlukan, sehingga kedepannya nanti keberadaan destinasi pariwisata Lakey- Hu u akan menjadi lebih baik.