Hasil pengujian secara simultan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut.

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN TEORI Theory of Reasoned Action (TRA)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan laporan keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Inspektorat daerah merupakan salah satu unit yang melakukan audit

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. terhadap Kualitas Audit, maka penulis dalam bab ini akan memberikan saran. Adapun kesimpulan yang dapat penulisan berikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Profesi di bidang akuntansi merupakan profesi yang penuh dengan masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKA AUDITOR, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOTA SURAKARTA

PENGARUH TEKANAN ETIS, KOMPETENSI, KOMITMEN PROFESIONAL, DAN SITUASI KONFLIK AUDIT TERHADAP SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan sifatnya teori dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: teori

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

DAFTAR TABEL TABEL 3.1 OPERASI VARIABEL TABEL 3.2 BOBOT PENILAIAN KUESIONER TABEL 3.3 INTERVAL VARIABEL X DAN VARIABEL Y...

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behaviour)

Dosen Pembimbing : Anasta Surya Ginting SE,.MM.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan)

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kecurangan walaupun dalam pelaksanaannya sangat memungkinkan. akuntansi yang berlaku di Indonesia (Agoes, 2007).

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Miller dan Bailey (2001), auditing adalah: An audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu organisasi profesi setiap anggota. komitmen profesi. Harsanti (2001) menyatakan bahwa komitmen dapat dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

III KERANGKA PEMIKIRAN

V. SIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. c. Independensi auditor secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci. dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan. memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan

BAB V KESIMPULAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

Tinjauan Umum Etika Profesi

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua. kreditor, dan investor atau calon investor.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan kondisi dan fakta-fakta mengenai suatu perusahaan dan sebagai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap sebagai salah satu bidang profesi yang terorganisasi (Jiwo, 2011). kalangan belakangan ini adalah konsultan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan berperan untuk mengurangi risiko informasi yang terkandung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan dalam Putri, 2005). Oleh karena itu komitmen organisasi akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behavior)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan laporan hasil audit. Agar pemerintah puas dengan pekerjaan

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Marantha

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi para pengusaha untuk berbuat menghalalkan segala cara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi Akuntan Publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi membawa liberalisasi di segala bidang, termasuk liberalisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kemunculannya pada pertengahan abad 20 sampai dengan abad 21

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan

ABSTRAK. Kata kunci: profesionalisme, komitmen organisasi, etika profesi, dan pengalaman auditor

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah

HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH

BAB I PENDAHULUAN. mempekerjakan auditor untuk memeriksa catatan keuangan. Revolusi industri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Akuntan Publik di Semarang dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.1. Rincian Responden Penelitian

Transkripsi:

PEMBAHASAN Uji Hipotesis Dalam penelitian ini terdapat empat hipotesis yang telah diuji secara simultan dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah variabel tekanan etis, kompetensi, komitmen profesional, dan situasi konflik audit berpengaruh secara simultan terhadap skeptisme profesional auditor. Hasil pengujian secara simultan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Berdasarkan tabel 7 diatas ini menunjukkan nilai signifikansi 0,619 (lebih besar dari α = 0,05), artinya tekanan etis tidak berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor pada α = 0,05 (tingkat kesalahan 5%). Hasil pengujian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Utami et al. (2006) bahwa pegawai berharap menerima nilai-nilai etis atau norma perilaku organisasi, namun organisasi gagal untuk memenuhi standar moral personalnya. Dari perspektif auditor, konflik etis umumnya meliputi situasi auditor merasakan tekanan dari pihak atasannya untuk mengkompromikan nilai-nilai personal mereka untuk mencapai tujuan organisasi (Leicht dan Fennel, 1987). Sesuai dengan Theory Reasoned action yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1980. 116) yang menyatakan bahwa niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku menentukan akan dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tersebut dipengaruhi oleh faktor penentu dasar yang berhubungan dengan attitude towards behavior dan berhubungan dengan perilaku sosial yaitu subjective norms. Hal ini disebabkan oleh perbedaan indikator ketika mengukur tekanan etis tidak diturunkan dari sikap mental auditor untuk skeptis jika auditor tidak mempunyai komitmen atas standar 32

etikanya, mereka merasionalkan perilaku tidak etis sebagai bagian yang diperlukan dalam pekerjaan atau lingkungan bisnis dan bisa menghindari konflik internal (Shafer, 2002). Perilaku auditor IGE Timor Leste untuk selalu skeptis dalam profesinya menghadapi situasi tekanan etis yang dipengaruhi secara signifikan oleh pihak lain, termasuk latarbelakang pendidikan auditor IGE, budaya institusi yang dihadapi auditor IGE yang cenderung tergantung pada pimpinan auditor IGE, aturan-aturan etika yang diperlukan auditor IGE dalam lingkungan profesinya turut mempengaruhi sikap skeptisme profesional auditor, tanpa memperhatikan apakah perilakunya sesuai dengan kode etik atau tidak. Sistem pengawasan yang lemah dari auditor IGE, serta tidak adanya kode etik auditor terhadap anggotanya menjadi penyebab kurangnya sikap skeptis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa situasi dalam tekanan etis yang berbeda-beda dan bermacam-macam oleh auditor IGE akan mempengaruhi sikap skptisme profesional auditor yang dimiliki. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Berdasarkan tabel 7, di atas menunjukkan nilai signifikansi 0,596 (lebih besar dari α = 0,05), artinya kompetensi tidak berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor pada α = 0,05 (tingkat kesalahan 5%). Hasil pengujian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Silalahi (2013) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif antara kompetensi terhadap skeptisisme profesional auditor. Yang berarti bahwa semakin bertambah kompetensi seseorang dalam bidang auditing maka akan semakin tinggi skeptisisme profesional auditor. Kompetensi umum yang perlu dimiliki oleh auditor adalah pemahaman mengenai akuntansi, khususnya akuntansi sektor publik dan pemerintahan termasuk pemahaman terhadap 33

standar akuntansi pemerintahan dan pemahaman auditor mengenai sistem pengendalian intern, Cris (2009). Hal ini berarti bahwa skeptisme profesional auditor IGE, dapat dicapai jika auditor yang berkompetensi akan memiliki keahlian-keahlian yang diperoleh dari beberapa seminar atau pelatihan-pelatihan dalam hal pengauditan, sehingga mempengaruhi seorang auditor untuk memiliki sikap skeptisisme profesional auditor. Sesuai dengan Theory Reasoned action tentang tindakan yang beralasan, disebabkan dari dua faktor dasar penentunya, yakni individu dalam sifat alaminya dan pancaran pengaruh sosial kepada orang tersebut menganggap bahwa, pentingnya sikap atas perilaku dan norma subyektif secara relatif, sebagian bergantung kepada maksud di balik penelitian yang dilakukan. Auditor IGE Timor Leste, sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit memang harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya. Dengan melihat hasil penelitian ini maka, bisa dikatakan kompetensi tidak membantu auditor IGE dalam menyelesaikan audit secara efektif, disebabkan tidak adanya standar akuntansi di Timor Leste sebagai acuan mengakibatkan kurangnya pemahaman mengenai akuntansi, khususnya akuntansi sektor publik dan pemerintahan, dan pemahaman auditor mengenai sistem pengendalian intern. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa auditor yang berkompetensi akan memiliki keahlian-keahlian yang diperoleh dari beberapa seminar atau pelatihan-pelatihan dalam hal pengauditan, sehingga mempengaruhi seorang auditor untuk memiliki sikap skeptisisme profesional auditor. 34

Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga Berdasarkan tabel 7 di atas ini menunjukkan nilai signifikansi. 0,000 (sig<0,05), artinya komitmen profesional berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor pada α = 0,05 (tingkat kesalahan 5%). Hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa komitmen profesional berpengaruh pada skeptisme profesional auditor. Beberapa penelitian sebelumnya memperkuat hasil penelitian ini. Utami et al. (2007) menyatakan bahwa komitmen profesional mendasari perilaku, sikap, dan orientasi profesional seseorang dalam menjalankan tugasnya. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan Januarti (2011) yang menemukan bahwa komitmen profesional tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi dan pertimbangan etis auditor. Hal tersebut dapat dikarenakan perbedaan persepsi mengenai komitmen profesional antara auditor IGE dan perbedaan budaya organisasi atau institusi dapat menjadi faktor penting yang membedakan pemahaman masing-masing auditor mengenai komitmen profesional. Sesuai dengan Theory Reasoned action tentang tindakan yang beralasan, yakni sifat alaminya dan pancaran pengaruh sosial kepada obyek tersebut, bahwa faktor kepribadian adalah sikap perseorangan atas perilaku, tidak seperti sikap umumnya, kepada berbagai lembaga, atau berbagai obyek, yang berkaitan dengan berbagai ketentuan berdasarkan norma subyektif. Maksudnya berbagai pertimbangan atas sikap, lebih penting daripada pertimbangan normatif, sedangkan bagi sebagian lainnya pertimbangan normatif lebih penting. Komitmen profesional auditor IGE nampak pada komitmennya untuk selalu antusias dengan pekerjaannya sebagai auditor, selain itu auditor mempunyai tingkat komitmen profesional yang tinggi mempunyai pengaruh 35

positif dan signifikan terhadap skeptisme profesional auditor. Artinya apabila komitmen profesional auditor IGE ditingkatkan, maka akan meningkatkan skeptisme profesional auditornya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, apabila seorang auditor mempunyai kepercayaan dan penerimaan terhadap nilai-nilai profesi auditor, berusaha secara sungguh-sungguh demi kepentingan profesinya dan memelihara keanggotaan sebagai seorang auditor, maka akan berpengaruh pada semakin besarnya tingkat skeptisme tersebut. Hasil Pengujian Hipotesis Keempat Berdasarkan tabel 7, diatas ini menunjukkan nilai signifikansi 0,104 (lebih besar dari α = 0,05), artinya situasi konflik audit tidak berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor pada α = 0,05 (tingkat kesalahan 5%). Hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa situasi konflik audit tidak berpengaruh pada skeptisme profesional auditor. Pengujian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Maghfirah (2005), dan Silalahi (2013). Yang menyatakan bahwa semakin besar resiko pada situasi audit maka seorang auditor akan semakin tinggi skeptisisme profesional auditor. Dimana dalam pelaksanaan auditnya seorang audit menemukan situasi audit yang beresiko besar, maka dalam pengumpulan bukti audit diperlukan sikap skeptisme yang lebih tinggi karena audit dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai atas pendeteksian salah saji yang material dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan indikator ketika mengukur situasi konflik audit tidak diturunkan dari sikap mental auditor untuk skeptis, sehingga merasionalkan perilaku tidak etis sebagai bagian yang diperlukan dalam pekerjaan atau lingkungan bisnis dan bisa menghindari konflik internal. Sesuai dengan Theory Reasoned Action yang berkaitan dengan 36

sebab yang mendahului perilaku semaunya sendiri. Dalam upaya mengungkapkan pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap niat untuk melakukan atau perilaku tidak melakukannya, secara tidak langsung, tindakan yang beralasan berdasarkan kepada anggapan bahwa berperilaku dengan cara yang pantas; yakni mengambil berbagai keterangan secara langsung maupun tidak mempertimbangkan berbagai akibat dari perilakunya. Situasi konflik audit terhadap skeptisme profesional auditor IGE tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan, disebabkan oleh pihak lain termasuk belum adanya aturan-aturan kode etik auditor di Timor Leste, dan adanya perbedaan yang akan mengarahkan sikap, tingkah laku dan perbuatan auditor dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, kaitannya untuk menjaga mutu auditor IGE yang tinggi, melalui skeptisisme profesional auditor yang dimiliki, tanpa memperhatikan apakah perilakunya sesuai dengan kode etik atau tidak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku auditor IGE dan latarbelakang pengetahuan serta kurangnya pemahaman penerapan profesi auditor, menghadapi situasi konflik audit yang berbeda-beda dan bermacam-macam akan mempengaruhi seorang auditor melalui sikap skeptisisme profesional auditor yang dia miliki. 37