BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Harapan (Expectancy Theory) Pemilihan karir seseorang tidak terlepas dari perwujudan harapan dari sebuah karir yang akan dijalani. Setiap orang yang akan menentukan karir sudah pasti akan mengharapkan hasil dari jerih payah saat menjalani karir tersebut. Dengan kata lain, konsep pengambilan keputusan dalam memilih karir ini berhubungan dengan teori harapan. Teori ini beranggapan bahwa orang-orang termotivasi untuk berperilaku tertentu yang menimbulkan kombinasi yang dikehendaki terhadap hasil yang diinginkan (Kreitner dan Kinicki, 2014:224). Konsep dari pemilihan profesi berhubungan dengan teori motivasi, yaitu teori harapan (expectancy theory). Motivasi berasal dari kata latin movere, yang berarti dorongan atau menggerakan. Menurut (Kreitner dan Kinicki 2014:212) motivasi merupakan proses-proses psikologis yang menyebabkan stimulasi, arahan dan kegigihan terhadap sesbuah kegiatan yang dilakukan secara sukarela yang diarahkan pada suatu tujuan. Pemilihan karir mahasiswa akuntansi ditentukan oleh pengharapan akan karir yang akan mereka pilih apakah karir tersebut dianggap dapat memenuhi kebutuhan individu mereka dan juga mempertimbangkan apakah karir tersebut dapat memberikan imbalan organisasi yang layak seperti kenaikan penghargaan 12

2 13 financial/gaji. Artinya, jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, individu akan sangat terdorong untuk mempoleh hal yang diinginkannya. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah. Oleh karena itu, teori pengharapan ini berfokus pada 3 (tiga) hubungan (Robbins dan Judge, 2015:148): 1) Hubungan upaya dengan kinerja, probabilitas yang dipersepsikan oleh individu yang mengeluarkan sejumlah upaya tertentu itu akan mendorong tercapainya kinerja yang diinginkan. 2) Hubungan kinerja dengan imbalan, sampai sejauh mana individu itu meyakini bahwa berkinerja pada tingkat tertentu akan mendorong tercapainya kinerja yang diinginkan. 3) Hubungan imbalan dengan tujuan pribadi, sampai sejauh mana imbalanimbalan organisasi memenuhi sasaran atau kebutuhan pribadi individu serta potensi daya tarik imbalan tersebut bagi individu yang bersangkutan.

3 14 2. Teori Perilaku Berencana (Theory of Planned Behavior) Teori ini merupakan teori psikologi sosial yang sudah digunakan untuk memprediksi berbagai perilaku, salah satunya adalah untuk memprediksi perilaku konsumen. Pada kasus ini mahasiswa juga dapat diumpamakan sebagai konsumen yang akan memilih perusahaannya untuk tempat berkarir. Teori perilaku berencana (theory of planned behavior atau TPB) merupakan pengembangan lebih lanjut dari theory of reasoned action (TRA) (Jogiyanto, 2007:61). TRA menjelaskan bahwa perilaku (behavior) dilakukan karena individu memiliki minat atau keinginan untuk melakukannya (behavioral intention). Minat perilaku akan menentukan perilaku seseorang. TRA mengusulkan bahwa minat perilaku adalah suatu fungsi dari sikap (attitude) dan norma subjektif (subjective norms) terhadap perilaku. Minat (intention) didefinisikan sebagai keinginan untuk melakukan perilaku. Niat tidak selalu statis dan dapat berubah seiring berjalannya waktu (Jogiyanto, 2007:29). Menurut Jogiyanto (2007:57) menjelaskan minat (intention) berubah menurut waktu, selain itu hasil TRA jangka pendek lebih signifikan dibandingkan dengan hasil TRA jangka panjang. Semakin pendek interval waktunya, semakin jarang terjadi perubahan di minat. Akan tetapi, semakin lebar interval waktu, semakin mungkin terjadi perubahan-perubahan di minat dengan akibat hubungan antara minat dengan perilakunya menjadi lemah. Ajzen mengembangkan teori TPB dengan menambahkan konstruk yang belum ada dalam Theory of Reasoned Action, yaitu perceived behavior control (kontrol perilaku persepsian) untuk mengontrol halangan-halangan internal dan

4 15 eksternal dalam melakukan perilaku (Jogiyanto, 2007:86). Konstruk ini ditambahkan dalam upaya memahami keterbatasan yang dimiliki individu dalam rangka melakukan perilaku tertentu. Salah satu kelebihan dari TPB terhadap TRA adalah kemampuannya untuk menganalisis suatu situasi dimana individualindividual tidak mempunyai kontrol sendiri terhadap perilakunya. Kontrol perilaku persepsian (perceived behavior control), yaitu keyakinan bahwa individu akan melaksanakan atau tidak melaksanakan perilaku tertentu, individu memiliki fasilitas dan waktu untuk melakukan perilaku itu, kemudian individu melakukan estimasi atas kemampuan dirinya apakah dia memiliki kemampuan atau tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan perilaku itu. Teori perilaku berencana (TPB) secara eksplisit mengenal kemungkinan bahwa banyak perilaku yang tidak semuanya dibawah kontrol penuh individu sehingga konsep dari kontrol perilaku persepsian ditambahkan untuk menangani perilaku-perilaku semacam ini (Jogiyanto, 2007). Dalam theory of planned behavior (TPB), perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya minat berperilaku (behavioral intention) (Jogiyanto, 2007:65). Lebih lanjut, minat berperilaku ditentukan oleh tiga macam kepercayaan, antara lain: a. Kepercayaan perilaku (behavioral belief), yaitu kepercayaan tentang kemungkinan terjadinya perilaku. Kepercayaan perilaku akan menghasilkan suatu sikap menyukai atau tidak menyukai terhadap perilaku.

5 16 b. Kepercayaan normatif (normative belief), yaitu kepercayaan tentang ekspektasi normatif dari orang lain dan motivasi untuk menyetujui ekspektasi tersebut. Kepercayaan normatif menghasilkan tekanan sosial atau norma subjektif. c. Kepercayaan kontrol (control belief), yaitu kepercayaan tentang keberadaan faktor-faktor yang akan memfasilitasi atau merintangi kinerja dari perilaku dan kekuatan persepsian dari faktor-faktor tersebut. Kepercayaan kontrol akan menghasilkan kontrol perilaku persepsian. Berdasarkan teori perilaku berencana, perilaku merupakan suatu fungsi dari minat, dimana minat yang lebih kuat akan mengarahkan pada suatu perilaku. Dalam hal ini terdapat tiga hal yang berkaitan atau menjadi sumber dari suatu minat yaitu sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku persepsian. Berikut ini adalah penjelasan yang diungkapkan Ajzen dalam Jogiyanto (2007) mengenai tiga hal diatas : a. Sikap terhadap perilaku (Attitude towards the behavior) Sikap akan merujuk pada tingkatan yang dimiliki oleh individu dalam membuat evaluasi yang sifatnya baik atau tidak baik terhadap suatu perilaku. Jadi pada intinya sikap merupakan hal yang diciptakan oleh suatu individu itu sendiri. Sikap tersebut nantinya akan mengarahkan individu kepada hal dia anggap baik maupun tidak baik.

6 17 b. Norma Subyektif (Subjective Norms) Norma subyektif merujuk pada tekanan sosial yang dihadapi individu untuk dapat menampilkan perilaku tertentu ataupun tidak menampilkannya. Norma subyektif disini merupakan penilaian orang lain terhadap individu, dimana individu tersebut nantinya akan terpengaruh oleh penilaian orang lain tersebut dan mengikuti apa yang dinilai baik dan buruk oleh orang lain tersebut. Hingga terkadang apa yang menjadi penilaian orang lain tersebut menjadi beban atau tekanan bagi suatu individu. c. Kontrol Perilaku Persepsian (Perceived Behavior Control) Kontrol perilaku persepsian merujuk pada kemudahan atau kesulitan untuk menampilkan perilaku tertentu, serta asumsi yang dibuat oleh individu yang mencerminkan pengalaman masa lalu sebagai bahan antisipasi dalam menghadapi rintangan. Hal ini berarti bahwa individu memiliki asumsi terhadap suatu pilihan yang ada, dimana asumsi tersebut dapat berupa anggapan kemudahan atau kesulitan serta rintangan dalam mencapai suatu hasil. Pada akhirnya, asumsi yang dibuat oleh individu mungkin akan mengarahkan perilakunya. Sehingga secara skematiknya dapat digambarkan sebagai berikut:

7 18 Gambar 2.1 Theory of Planned Behavior Kepercayaankepercayaan Perilaku (Behavior beliefs) Sikap terhadap perilaku (Attitude towards behavior) Kepercayaankepercayaan normatif (Normative beliefs) Norma Subyektif (Norma Subjective) Minat Perilaku (Behavioral Intention) Perilaku (Behavior) Kepercayaankepercayaan kontrol (Control beliefs) Kontrol Perilaku Persepsian (Perceived Behavior Control) Sumber : (Jogiyanto, 2007:69) Lebih lanjut, sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior), normanorma subyektif (subjective norms), dan kontrol perilaku persepsian (perceived behavior control) akan mengakibatkan minat perilaku (behavioral intention) sehingga diharapkan dengan mengidentifikasi sikap mahasiswa akuntansi, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian dapat memprediksi keputusan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir akuntan publik.

8 19 3. Sikap Sikap (attitude) adalah eveluasi kepercayaan (belief) atau perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan (Jogiyanto, 2007:36). Sikap pada hakikatnya merupakan kecenderungan pernyataan seseorang, baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan yang mencerminkan bagaimana merasakan tentang orang, objek atau kejadian dalam lingkungannya. Sedangkan menurut (Kreitner dan Kinicki, 2014:159) sikap adalah kecenderungan terpelajar untuk memberikan tanggapan dalam cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan respek terhadap suatu objek. Apabila kita mempunyai sikap positif tentang pekerjaan kita, maka kita akan bekerja lebih lama dan lebih keras. Sikap mendorong kita untuk bertindak dengan cara spesifik dalam konteks spesifik. Artinya, sikap mempengaruhi perilaku pada berbagai tingkat yang berbeda. Berbeda dengan nilai-nilai yang menunjukkan keyakinan menyeluruh bahwa mempengaruhi perilaku di semua situasi. Beagley (2012) mendefinisikan sikap sebagai pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Bila individu mempersepsikan profesi akuntan publik sebagai profesi yang baik dan menyenangkan baginya serta individu tersebut memiliki sikap yang positif terhadap profesi akuntan publik, maka kemungkinan besar niatnya untuk berkarir sebagai akuntan publik juga akan semakin besar dan pada akhirnya memutuskan untuk berkarir sebagai akuntan publik setelah lulus. Sugahara dan Boland (2006) membuktikan bahwa mahasiswa

9 20 akuntansi yang berniat untuk menjalani karir sebagai Certified Public Accountant (CPA) memiliki sikap yang positif (favorable) terhadap profesi akuntan publik. Penelitian Law (2010) juga menunjukkan sikap terhadap perilaku (disebutkan dalam penelitian ini sebagai nilai intrinsik) mempengaruhi keputusan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir sebagai certified public accountant (CPA) secara positif dan signifikan. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut telah dibuktikan bahwa sikap mahasiswa terhadap suatu profesi mampu digunakan untuk memprediksi keputusan mereka menjalani suatu karir. 4. Norma Subyektif Ajzen dalam Bagley (2012) berpendapat bahwa norma subyektif adalah perasaan atau dugaan-dugaan seseorang terhadap harapan-harapan dari orang-orang yang ada di dalam kehidupannya mengenai dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tertentu. Norma subyektif adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap suatu kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007:42). Sugahara dan Boland (2006) mendefinisikan norma subyektif sebagai tekanan sosial dari seseorang yang memiliki hubungan dengan pembuat keputusan. Lebih jauh, Sulistiani (2012) menyebutnya dengan the influence of human factors. Dalam beberapa konteks penelitian yang berbeda, norma subyektif dikenal pula dengan personal or moral norms, perceived social pressures, atau personal feelings of moral

10 21 obligation untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku. Pengaruh tersebut dapat berasal dari orang tua, keluarga, teman/ rekan kerja, dosen di universitas, dan pakar profesional dari suatu profesi. Bila individu mempersepsikan orang-orang di sekitarnya (keluarga, teman-teman, dan dosen) menganggapnya mampu serta memiliki kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi akuntan publik maka kemungkinan sikapnya untuk berkarir sebagai akuntan publik juga akan semakin besar dan pada akhirnya akan memilih untuk berkarir sebagai akuntan publik setelah lulus. 5. Kontrol Perilaku Persepsian (Perceived Behavior Control) Menurut Kreitner dan Kinicki (2014:185) persepsi adalah proses kognitif yang memungkinkan kita menginterpretasikan dan memahami lingkungan sekitar kita. Proses persepsi mempengaruhi lebih banyak dibandingkan kesan yang orangorang buat terhadap satu sama lain. Pada dasarnya persepsi tersebut merupakan apa yang dipahami individu terhadap sesuatu. Pemahaman tersebut terkadang benar atau salah hampir sama dengan karakteristik dari sikap. Dengan kata lain persepsi juga menimbulkan dorongan untuk melakukan suatu perbuatan berdasarkan pola pikir yang diterima dari suatu individu. Menurut Lubis (2010:93) persepsi merupakan bagaimana orang-orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Pada dasarnya persepsi tersebut bisa berarti benar atau salah dan hanya merupakan sebuah pendapat. Manusia bertindak atas dasar persepsi mereka dengan mengabaikan apakah persepsi itu mencerminkan kenyataan sebenarnya. Pada kenyataannya setiap manusia memiliki

11 22 persepsinya sendiri atas suatu kejadian. Uraian kenyataan seseorang mungkin jauh berbeda dengan uraian orang lain. Kontrol perilaku persepsian (perceived behavior control) adalah kemudahan atau kesulitan persepsian untuk melakukan suatu perilaku (Jogiyanto, 2007:64). Kontrol perilaku persepsian ditentukan oleh adanya control beliefs yaitu kepercayaan tentang keberadaan faktor-faktor yang akan memfasilitasi atau justru menghalangi perilaku (Jogiyanto, 2007:66). Bila individu memiliki control beliefs yang kuat mengenai faktor yang dapat memfasilitasi suatu perilaku, maka individu tersebut akan memiliki persepsi yang tinggi untuk dapat mewujudkan perilaku. Jika individu merasa dirinya memiliki kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi akuntan publik, maka kemungkinan keputusannya untuk berkarir sebagai akuntan publik juga akan semakin tinggi dan pada akhirnya akan memilih untuk berkarir sebagai akuntan publik setelah lulus. Sebaliknya, bila individu merasa dirinya tidak memiliki kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi akuntan publik, maka kemungkinan keputusannya untuk berkarir sebagai akuntan publik akan semakin rendah dan pada akhirnya tidak akan memilih untuk berkarir sebagai akuntan publik setelah lulus.

12 23 6. Karir Pada umumnya sebagian orang menilai karir adalah suatu pekerjaan yang dijabat oleh seseorang pada saat tertentu. Akan tetapi penilaian itu tidak sepenuhnya benar karena karir adalah serangkaian posisi atau pekerjaan yang dijalani seseorang selama hidupnya (Marwansyah, 2014:207). Sedangkan menurut Handoko (2010:122) karir adalah sejarah pekerjaan seseorang, atau serangkaian posisi yang dipegangnya selama kehidupan kerja. Artinya, semua orang dengan sejarah kerja mereka disebut mempunyai karir. Handoko (2010:123) menyatakan bahwa untuk mencapai karir yang diinginkan, diperlukan proses yang disebut perencanaan karir. Perencanaan karir adalah proses yang digunakan oleh seseorang untuk memilih tujuan-tujuan karir dan jalur untuk mencapai tujuan itu (Marwansyah, 2014:208). Perencanaan karir sangat diperlukan seseorang yang ingin mencapai kesuksesan. Oleh karena itu, karir harus dibentuk melalui suatu perencanaan yang cermat yang dirinci atas beberapa konsep dasar sebagai berikut : a. Karir Karir adalah perkembangan para karyawan secara individu dalam jenjang jabatan/kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan. b. Jalur karir Jalur karir adalah pola pekerjaan-pekerjaan berurutan yang membentuk karir seseorang.

13 24 c. Sasaran-sasaran karir Sasaran-sasaran karir adalah posisi di waktu yang akan datang dimana seseorang berjuang untuk mencapainya sebagai bagian dari karirnya. d. Perencanaan karir Perencanaan karir adalah proses dimana seseorang memilih sasaran karir, dan jalur karir menuju sasaran tersebut. e. Pengembangan karir Pengembangan karir adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir. Sebagian besar orang gagal mengelola karir mereka, karena tidak memperhatikan konsep-konsep dasar perencanaan karir tersebut. Mereka tidak menyadari bahwa sasaran-sasaran karir dapat memacu karir mereka dan menghasilkan kesuksesan yang lebih besar. Pemahaman akan konsep-konsep tersebut tidak menjamin kegiatan, akan tetapi dapat mengarahkan pada penetapan sasaran karir sehingga perencanaan dan pengembangan karir dapat terlaksana. Secara umum proses perencanaan dan pengembangan karir dapat dijelaskan sebagai berikut:

14 25 Gambar 2.2 Kerangka Perencanaan dan Pengembangan Karir Perencanaan Karir Jalur-Jalur Karir Sasaran-sasaran Karir Pengembangan Karir Sumber : Handoko (2010:124) Umpan Balik Perencanaan karir diawali dengan pemahaman tentang diri, yang membantu seseorang untuk melihat jangkar karir mana yang lebih menonjol. Kemudian, ia dapat menetapkan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Segala hal yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang dimasa depan, harus dipertimbangkan. Belajar memahami diri sendiri yang realistis dapat membantu seseorang untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat mempengaruhi perkembangan karirnya. Sering terjadi, seseorang menerima sebuah tawaran kerja

15 26 tanpa mempertimbangkan apakah pekerjaan itu cocok dengan minat dan kemampuannya. Pendekatan seperti ini seringkali berakhir dengan kegagalan. 7. Profesi Profesi memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi. Menurut Nursalim (2015:12) profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Artinya pekerjaan yang disebut profesi itu tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu. Profesi bukan sekedar pekerjaan atau vocation, melainkan suatu pekerjaan khusus yang mempunyai ciri-ciri expertise (keahlian), responsibility (tanggung jawab), dan rasa kesejawatan. Menurut Isnanto (2009:6) profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Ciri-ciri profesi menurut Isnanto (2009:7) adalah: 1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahuntahun. 2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi. 3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

16 27 4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus. 5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi. Syarat-syarat suatu profesi menurut Isnanto (2009:8) antara lain : 1. Melibatkan kegiatan intelektual. 2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus. 3. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan. 4. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen. 5. Mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi. 6. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. 7. Menentukan baku standarnya sendiri dalam hal ini adalah kode etik. 8. Akuntan Publik Akuntan publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam (Pasal 1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan

17 28 Akuntan publik di definisikan oleh Arens at al (2014:38) adalah sebagai berikut : CPA : a person who has met state regulatory requirement including passing the uniform CPA exam and has thus been certified. A CPA may have as his or her primary responsibility the performance of the audit function on published historical financial statement of commercial and non commercial financial entities. Akuntan publik dapat diartikan sebagai seseorang yang telah memenuhi persyaratan peraturan termasuk lulus ujian sertifikasi akuntan publik. Seorang akuntan bersertifikat akuntan publik mempunyai tanggung jawab utama untuk melakukan fungsi audit atas laporan keuangan historis yang diterbitkan entitas-entitas keuangan yang bersifat komersial dan nonkomersial. (Arens at al, 2015:19). Akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri keuangan atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan publik. (Soekrisno Agus, 2014:44). Sebagian besar profesional muda yang ingin menjadi CPA memulai karir mereka dengan bekerja pada sebuah KAP. Setelah menjadi CPA, banyak yang meninggalkan KAP asalnya dan bekerja di lingkungan industri, pemerintah, atau pendidikan. Mereka dapat terus menjadi CPA tetapi sering kali melepas hak mereka untuk berpraktik sebagai auditor independen di kebanyakan negara bagian, para CPA harus memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan dan persyaratan lisensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, wajar saja jika akuntan menjadi CPA tetapi tidak berpraktik sebagai auditor independen. (Arens at al, 2015:18).

18 29 Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik adalah pemeriksaan laporan keuangan dan konsultasi di bidang keuangan. Jenis pekerjaan tersebut mencerminkan seorang akuntan yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) akan selalu berhubungan dengan klien, yaitu perusahaan yang meminta jasa pada kantor akuntan publik. Hal tersebut menunjukan bahwa jenis pekerjaan profesi akuntan publik adalah pekerjaan yang tegantung pada jasa yang diminta oleh kliennya. Perizinan menjalankan praktik sebagai akuntan publik diberikan oleh Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) UU No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik, jika seseorang memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang syah. 2. Berpengalaman praktik memberikan jasa asurans dan jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 3. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. 5. Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin Akuntan Publik. 6. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

19 30 7. Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang diterapkan oleh Menteri. 8. Tidak berada dalam pengampuan. Berikut ini adalah gambaran jenjang karir akuntan publik (Arens at al, 2015:32): 1. Asisten staf, bertugas melakukan sebagian besar pekerjaan audit yang terinci. 2. Auditor senior, bertugas untuk mengkoordinasikan dan bertanggung jawab atas pekerjaan lapangan audit, termasuk mengawasi dan mereview pekerjaan staf. 3. Manajer, bertugas membantu penanggung jawab merencanakan dan mengelola audit, mereview pekerjaan auditor senior, serta membina hubungan dengan klien. Seorang manajer mungkin bertanggung jawab atas lebih dari satu penugasan pada saat yang sama. 4. Partner, bertugas mereview keseluruhan pekerjaan audit dan terlibat dalam keputusan-keputusan audit yang signifikan. Seorang partner adalah pemilik KAP dan karenanya mengemban tanggung jawab akhir dalam melaksanakan audit dan melayani klien. Bekerja di KAP dapat mengetahui berbagai macam perusahaan terutama perlakuan auditnya dan sering bepergian keluar kota untuk mengaudit ke perusahaan (klien). Pengalaman di KAP membuat seorang individu dicari oleh perusahaan karena dianggap telah menguasai akuntansi sesuai standar yang berlaku. Namun bekerja di KAP juga terdapat kekuranganya, seperti pekerjaan yang melebihi perusahaan biasa yang mengharuskan lembur.

20 31 9. Keputusan Keputusan muncul saat seseorang menetapkan pilihan atas beberapa alternatif yang tersedia dihadapannya, tetapi konsekuensinya sangat menentukan di masa selanjutnya. Sebagai individu, setiap saat manusia melakukan pembuatan keputusan baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk orang banyak atau organisasi. Menurut (Salusu, 2015:32) pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Dengan kata lain, keputusan mempercepat diambilnya tindakan dan mendorong lahirnya gerakan dan perubahan. Sedangkan menurut (Sunyoto dan Burhanudin, 2015:54) pengambilan keputusan adalah sarana atau alat untuk mencapai tujuan organisasi. Sebagai proses menentukan pilihan dari beberapa alternatif. Menurut Moorhead dan Griffin (2013:203) menyatakan pengambilan keputusan sebagai kegiatan pemilihan diantara berbagai alternatif yang tersedia. Sama dengan pengertian sebelumnya, akan selalu terdapat pilihan alternatif yang nantinya akan dipengaruhi oleh berbagai faktor. 10. Penelitian Terdahulu Bagley, dkk (2012) mengkaji dengan variabel independen yang digunakan adalah sikap, norma subyektif, dan perceived behavior control. Variabel dependen adalah keputusan karir di kantor akuntan publik big four dan kantor akuntan publik nonb big four. Populasi pada penelitian ini adalah para akuntan dan mahasiswa di bidang akuntansi. Hasil dari analisis menunjukan bahwa variabel sikap dan norma

21 32 subyektif signifikan sedangkan variabel perceived behavior control tidaklah signifikan. Pada penelitian ini menghasilkan jawaban yang berbeda antara para calon akuntan dan akuntan profesional. Perbedaan tersebut terjadi karena identifikasi yang berbeda antara kedua kelompok tersebut mengenai keuntungan dan kerugian dalam berkarir pada KAP Big Four. Sulistiani (2012) mengkaji tentang Aplikasi Theory of Planned Behavior. Variabel independen yang digunakan adalah persepsi dan sikap, norma subyektif dan perceived behavior control. Variabel dependen adalah niat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai akuntan publik. Populasi yang digunakan adalah mahasiswa akuntansi di Universitas Diponegoro. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa variabel sikap dan persepsi tidak signifikan dikarenakan kesalahan peneliti dalam memasukkan indikator-indikator faktor persepsi suatu profesi atau lebih tepatnya nilai intrinsik profesi menjadi faktor sikap. Sedangkan variabel norma subyektif dan perceived behavior control berpengaruh secara signifikan terhadap niat berkarir sebagai akuntan publik. Firmansyah (2014) mengkaji dengan variabel dependen yaitu keputusan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir pada kantor akuntan publik big four dan kantor akuntan publik non-big four. Populasi yang digunakan adalah mahasiswa pendidikan profesi akuntansi di Universitas Diponegoro dan UNISBANK Semarang. Hasil dari analisis menunjukan bahwa variabel sikap memberikan pengaruh secara signifikan terhadap keputusan berkarir di kantor akuntan publik big four dan non-big four. Sedangkan variabel lingkungan dan variabel persepsi individu tidak

22 33 berpengaruh signifikan terhadap keputusan karir mahasiswa akuntansi di kantor akuntan publik big four dan non-big four. Tabel 2.3 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Pengarang (Tahun) 1 Penelope L. Bagley, dkk (2012) Variabel Variabel Independen : Sikap, norma subyektif dan perceived behavior control Hasil Variabel sikap dan variabel norma subyektif dinyatakan signifikan tetapi variabel perceived behavior control tidak signifikan 2 Dewi Sulistiani Variabel Independen : Variabel persepsi dan sikap (2012) Persepsi dan sikap, tidak berpengaruh signifikan norma subyektif dan sedangkan norma subyektif perceived behavior dan perceived behavior control control berpengaruh signifikan 3 Edo Firmansyah Variabel Independen : Variabel sikap dinyatakan (2014) Sikap,lingkungan signifikan sedangkan variabel mahasiswa dan persepsi lingkungan mahasiswa dan individual variabel persepsi individual tidak signifikan Sumber : Penelope L. Bagley, dkk (2012), Dewi Sulistiani (2012), Edo Firmansyah (2014)

23 34 B. Rerangka Pemikiran 1. Pengaruh Sikap mahasiswa terhadap Keputusan Sikap pada hakikatnya merupakan kecenderungan pernyataan seseorang, baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan yang mencerminkan bagaimana merasakan tentang objek, orang, atau kejadian yang di alaminya. Bagley, dkk (2012) telah berhasil menunjukan bahwa sikap memiliki pengaruh terhadap keputusan mahasiswa akuntansi dalam berkarir. Mereka mengungkapkan bahwa tindakan yang dilakukan merupakan perwujudan dari sikap dan evaluasi individu terhadap suatu peristiwa. Pernyataan ini mendukung dengan jelas bahwa sifat sebagai faktor internal yang berasal dari dalam suatu individu yang dapat memberikan pengaruh kepada tindakan yang dilakukan individu secara sadar. Sikap nantinya dapat mengarahkan individu kepada hal yang dia anggap baik maupun tidak baik, dan kemudian individu perlu mengambil tindakan atas hal tersebut. Sehingga sikap di sini akan berpengaruh secara langsung terhadap keputusan individu dalam memilih karirnya sesuai dengan teori planned of behavior bahwa sikap akan mengarahkan tindakan individu. Ha1 : Sikap berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir akuntan publik

24 35 2. Pengaruh Norma Subyektif mahasiswa terhadap Keputusan Norma subyektif adalah pengaruh dari pihak lain (dosen, teman dan keluarga) terhadap individu dalam pengambilan keputusan pilihan karir. Bagley, dkk (2012) mengatakan norma subyektif adalah pengaruh pihak lain (orang tua, dosen dan teman) terhadap keputusan karir mahasiswa akuntansi. Pengaruh pihak lain (orang tua, dosen dan teman) pada pemilihan keputusan berkarir mahasiswa akuntansi adalah saran. Saran untuk mahasiswa akuntansi bekerja di kantor akuntan publik karena gaji yang besar, pelatihan karyawan yang lebih baik dan keseimbangan kehidupanpekerjaan (work life balance) dan lingkungan kerja tanpa stres. Sedangkan Firmansyah (2014) menyatakan lingkungan yang menciptakan norma subyektif, dimana pada akhirnya yang bisa dianggap memberikan pengaruh adalah lingkungan yang ditunjukan dalam bentuk norma subyektif. Lingkungan tersebut dapat mempengaruhi keputusan karir mahasiswa akuntansi. Menurut teori perilaku berencana (teory of planned behavior) tentang norma subyektif adalah untuk memprediksi pengaruh dari pihak lain (orang tua, teman dan dosen) terhadap keputusan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik. Ha2 : Norma subyektif berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir akuntan publik

25 36 3. Pengaruh Perceived behavior control terhadap Keputusan Perceived behavior control adalah kemudahan atau kesulitan persepsian untuk melakukan perilaku. Jika individu merasa dirinya memiliki kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan menjadi akuntan publik, maka kemungkinan keputusannya untuk berkarir sebagai akuntan publik akan semakin besar setelah lulus. Bagley, dkk (2012) mengatakan perceived behavior control adalah individu percaya kesulitan syarat perilaku terhadap minat. Kesulitan syarat terhadap minat berkarir di kantor akuntan publik seperti tekanan dan durasi kerja yang lama. Mahasiswa akuntansi merasa tidak mampu bekerja di kantor akuntan publik karena durasi kerja yang lama dan tekanan di lingkungan pekerjaan. Itu sebabnya kesulitan syarat perilaku tersebut mengurangi minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir menjadi akuntan publik. Sebaliknya semakin tinggi tekanan sosial yang diterima oleh mahasiswa akuntansi, semakin kuat pula niat mahasiswa akuntansiuntuk melanjutkan karier sebagai akuntan publik. Ha3 : Perceived behavior control berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir akuntan publik Berdasarkan teori dan penjelasan yang telah disampaikan sebelumnya maka terdapat tiga jenis variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sikap, norma subyektif dan perceived behavior control. Sedangkan variabel dependennya adalah keputusan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir akuntan

26 37 publik. Berikut ini adalah kerangka pemikiran yang disusun untuk mempermudah pemahaman hipotesis: Gambar 2.4 Rerangka Pemikiran Sikap Norma Subyektif Perceived B. Hipotesis Behavior Control Keputusan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir akuntan publik C. Hipotesis Ha1 : Sikap berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir akuntan publik Ha2 : Norma subyektif berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir akuntan publik Ha3 : Perceived behavior control berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Akuntan publik adalah suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Akuntan publik adalah suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akuntan publik adalah suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu pertimbangan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Perilaku Rencanaan (Theory Of Planned Behavior) Melanjutkan sekolah dan menyelesaikan pendidikan merupakan sebuah tujuan yang semestinya dicapai oleh setiap siswa. Untuk

Lebih terperinci

II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Kepatuhan Pajak Menurut Norman. D.Nowak dalam Zain (2004) kepatuhan Wajib Pajak diartikan sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Theory of Reasoned Action (TRA) dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Theory of Reasoned Action (TRA) dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Theory of Reasoned Action Theory of Reasoned Action (TRA) dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) dalam Law (2010) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen Theory of planned behaviour merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1980; Fishbein

Lebih terperinci

Pertemuan ke-2. MK. Etika dan Profesi. Dr. I Wayan S. Wicaksana 02. Profesi (MK. Etika Profesi) 1

Pertemuan ke-2. MK. Etika dan Profesi. Dr. I Wayan S. Wicaksana 02. Profesi (MK. Etika Profesi) 1 PROFESI Pertemuan ke-2 MK. Etika dan Profesi Dr. I Wayan S. Wicaksana iwayan@staff.gunadarma.ac.id 02. Profesi (MK. Etika Profesi) 1 Topik Bahasan Definisi Ciri-ciri Prinsip Etika Profesi Syarat Profesi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi tersebut seharusnya kongruen dengan nilai-nilai yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi tersebut seharusnya kongruen dengan nilai-nilai yang ada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Legitimasi Teori legitimasi didasarkan pada adanya fenomena kontak sosial antara sebuah organisasi dengan masyarakat, di mana diperlukan sebuah tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Theory of Planned Behavior Theory Reasoned Action (TRA) pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behavior)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behavior) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behavior) Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) merupakan perluasan dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

Hasil pengujian secara simultan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut.

Hasil pengujian secara simultan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut. PEMBAHASAN Uji Hipotesis Dalam penelitian ini terdapat empat hipotesis yang telah diuji secara simultan dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah variabel

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha saat ini dapat memberikan kontribusi yang besar untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Salah satu lapangan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan tumpuan pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai salah satu sumber penerimaan

Lebih terperinci

PROFESI. Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

PROFESI. Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. PROFESI PROFESI Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. PROFESI Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS II. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Theory of Planned Behavior/TPB digunakan sebagai model dan kerangka teori karena sudah banyak diterapkan dan teruji dalam menangkap hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awal tahun 2013 telah telah berkembang issue tentang liberalisasi profesi penyedia jasa di bidang keuangan, khususnya akuntan. Liberalisasi profesi akuntan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang A. Teori Planned Behavior BAB II TINJAUAN PUSTAKA Theory of planned behavior merupakan teori yang dikembangkan oleh Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang dikemukakan oleh Fishbein

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Theory of Planned Behaviour Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan niat, dalam hal ini adalah tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) & AKUNTAN PUBLIK

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) & AKUNTAN PUBLIK INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) & AKUNTAN PUBLIK MISI DIDIRIKANNYA IAPI Menyediakan SDM profesional bidang akuntansi yang memiliki kompetensi sesuai standar global melalui proses rekrutmen anggota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behaviour)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behaviour) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang terkait secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper dan Schindler,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karir sebagai seorang akuntan publik sangat menantang dan dihargai

BAB I PENDAHULUAN. Karir sebagai seorang akuntan publik sangat menantang dan dihargai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karir sebagai seorang akuntan publik sangat menantang dan dihargai secara finansial. Profesi sebagai seorang akuntan dari sebuah perusahaan akuntan publik sangat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Teori Perilaku Terencana atau Theory of Planned Behavior (selanjutnya disingkat TPB, dikemukakan olehajzen (1991). Teori

Lebih terperinci

Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014

Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014 Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014 oleh : Yoga Adi Prabowo (190110080095) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Golput atau golongan putih merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi pertimbangan dasar dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi pertimbangan dasar dijelaskan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa dasar-dasar ilmu yang menjadi fondasi dan landasan dasar teori. Beberapa teori dan ilmu yang menjadi pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Widiatami dan Cahyonowati (2013) Penelitian Widiatami dan Cahyonowati (2013) menguji tentang Determinan Pilihan Karir pada Mahasiswa Akuntansi (Studi

Lebih terperinci

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Hal ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk selalu berkembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori pengaharapan (expectancy theory) dari teori motivasi. Motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori pengaharapan (expectancy theory) dari teori motivasi. Motivasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pengharapan Teori dasar yang digunakan sebagai landasan teori dalam pemilihan karir adalah teori pengaharapan (expectancy theory) dari teori motivasi.

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN TEORETIS dan PERUMUSAN HIPOTESIS. Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh American Institute of Certified

BAB II. TINJAUAN TEORETIS dan PERUMUSAN HIPOTESIS. Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh American Institute of Certified BAB II TINJAUAN TEORETIS dan PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Mahasiswa Akuntansi Pengertian mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No. 60 Tahun 1999 adalah peserta didik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat saat ini dapat memicu persaingan yang semakin meningkat diantara para pelaku bisnis. Berbagai macam usaha untuk

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (Studi Empiris pada Mahasiswa Universitas Diponegoro) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perilaku Terencana The theory of planned behavior (TPB) merupakan pengembangan dari theory of reasoned action (Ajzen dan Fishbein,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini direncanakan tanggal 11 November 2015 22 Desember 2015. Penelitian ini merupakan studi empiris yang dilakukan di Universitas Mercu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang

BAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Label Halal Label adalah sejumlah keterangan pada kemasan produk. Secara umum, label minimal harus berisi nama atau merek produk, bahan baku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya, seorang individu akan melewati beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya, seorang individu akan melewati beberapa BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya, seorang individu akan melewati beberapa tahap perkembangan. Keseluruhan tahap perkembangan itu merupakan proses yang berkesinambungan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012 Hak Cipta 2012 pada Negara, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan, baik besar maupun kecil pada umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba. Laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karir sebagai seorang akuntan publik sangat menantang dan dihargai secara

BAB I PENDAHULUAN. Karir sebagai seorang akuntan publik sangat menantang dan dihargai secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karir sebagai seorang akuntan publik sangat menantang dan dihargai secara finansial. Profesi sebagai seorang akuntan dari sebuah perusahaan akuntan publik sangat

Lebih terperinci

Dewi Sulistiani Andri Prastiwi, S.E., M.Si., Akt. Universitas Diponegoro

Dewi Sulistiani Andri Prastiwi, S.E., M.Si., Akt. Universitas Diponegoro FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (Studi Empiris pada Mahasiswa Universitas Diponegoro) Dewi Sulistiani

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan) BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan) Dalam Theory of Reasoned Action (TRA) dijelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di jaman era globalisasi ini, para pelaku profesi harus menjalankan profesinya secara profesional. Para pelaku profesi harus bekerja secara profesional untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir sangat berarti bagi profesi akuntan khususnya para auditor. Munculnya beberapa kasus mengenai profesi auditor di awal abad ini mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan akuntansi di Indonesia dewasa ini kian meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan akuntansi di Indonesia dewasa ini kian meningkat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pendidikan akuntansi di Indonesia dewasa ini kian meningkat. Hal ini terbukti dengan makin bertambahnya lembaga-lembaga pendidikan baik lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung untuk dapat dinyatakan lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi mahasiswa adalah

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK I. UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans dan hasil pekerjaannya

Lebih terperinci

PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA DENGAN PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOUR

PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA DENGAN PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOUR PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA DENGAN PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOUR Hendro Lukman & Sugim Winata Universitas Tarumanagara Email: hendrolukman@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya

Oleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya PROFESI Oleh Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom / Teknik Informatika Untag Surabaya Materi Profesi Ciri - Ciri Profesi Prinsip Prinsip Syarat Syarat Suatu Profesi Peranan Etika dalam Profesi Profesi Profesi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian auditor dan kriteria seorang auditor

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian auditor dan kriteria seorang auditor BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian auditor dan kriteria seorang auditor Auditor independen atau akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin dari mentri keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty)

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty) 8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty) Salah satu bentuk kecurangan yang terjadi dibidang pendidikan dinamakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU 10 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Theory of Planned Behavior (TPB) Teori perilaku rencanaan (theory of planned behavior atau TPB) merupakan pengembangan lebih lanjut

Lebih terperinci

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen 55 PEMBAHASAN Berdasarkan karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh, hasil penelitian menunjukkan bahwa profil contoh mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) pada contoh yang hanya mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dari lulusan S1 akuntansi perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dari lulusan S1 akuntansi perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan salah satu program studi yang paling banyak diminati oleh masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dari lulusan S1 akuntansi perguruan tinggi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975) 9 TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku yang telah Direncanakan (Theory of Planned Behavior) Para teoritikus sikap memiliki pandangan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek sudah dapat dijadikan prediktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. Rerangka Teori dan Pengembangan Hipotesa 2. 1. Rerangka Teori 2.1.1 Pengertian Pajak dan Wajib Pajak Menurut UU KUP No. 16 Tahun 2009, pasal 1 ayat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24

BAB I. Pendahuluan. rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah anugrah yang mulia namun ibu rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24 jam, selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas

BAB I PENDAHULUAN. bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Auditor independen ialah merupakan suatu akuntan publik yang bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas keuangan komersial maupun non

Lebih terperinci

THEORY OF REASONED ACTION

THEORY OF REASONED ACTION THEORY OF REASONED ACTION THEORY OF REASONED ACTION INTRODUCTION Akar teori : Psikologi Sosial Menjelaskan bagaimana dan mengapa sikap mempengaruhi perilaku 1872, Charles Darwin studi tentang sikap terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya masing-masing, yang tercermin melalui

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya masing-masing, yang tercermin melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki budaya masing-masing, yang tercermin melalui perilaku para anggotanya, para karyawannya, kebijakan-kebijakannya, dan peraturan-peraturannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar untuk memilih jurusan. Baik itu berasal dari diri

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar untuk memilih jurusan. Baik itu berasal dari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurusan Akuntansi merupakan salah satu jurusan yang terdapat pada dunia pendidikan dalam lingkup ilmu sosial. Walaupun di setiap Perguruan Tinggi menawarkan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan karir Mahasiswa Akuntansi Di Kantor Akuntan Publik BigFour Dan Kantor Akuntan Publik Non-Big Four SKRIPSI

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan karir Mahasiswa Akuntansi Di Kantor Akuntan Publik BigFour Dan Kantor Akuntan Publik Non-Big Four SKRIPSI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan karir Mahasiswa Akuntansi Di Kantor Akuntan Publik BigFour Dan Kantor Akuntan Publik Non-Big Four (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UGM, UII, UNDIP, UNIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku terhadap pelanggaran, ketidakjujuran, dan penyimpangan akademik atau biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, masyarakat Indonesia diharapkan mengalami perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan, teknologi, politik,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang meningkat di Indonesia, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah perusahaan yang ada di BEI pada tahun 2013 sebanyak 494

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat ketat bagi para pelaku bisnis, sehingga berdampak pada adanya tuntutan bagi setiap manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada kliennya. Jasa yang diberikan oleh akuntan publik bisa diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. kepada kliennya. Jasa yang diberikan oleh akuntan publik bisa diklasifikasikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntan publik merupakan suatu profesi akuntan yang memberikan jasa kepada kliennya. Jasa yang diberikan oleh akuntan publik bisa diklasifikasikan menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun persaingan diantara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. maupun persaingan diantara sesama tenaga kerja yang semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya manusia memiliki sifat dasar untuk mengejar atau mencapai segala sesuatu yang telah dicita-citakannya. Seorang individu diharapkan bisa memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja (Riggio, 1990)

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. sebagai tanggapan (penerimaan langsunga dari sesuatu) atau merupakan

BAB II. Tinjauan Pustaka. sebagai tanggapan (penerimaan langsunga dari sesuatu) atau merupakan 7 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Persepsi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Persepsi didefinisikan sebagai tanggapan (penerimaan langsunga dari sesuatu) atau merupakan proses seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. (Singgih dan Bawono, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. (Singgih dan Bawono, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh para pengelola perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaji. Sejauh ini Negara memiliki dua sumber pendapatan yaitu pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dikaji. Sejauh ini Negara memiliki dua sumber pendapatan yaitu pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mewujudkan kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional, masalah pembiayaan Negara menjadi hal yang sangat penting untuk dikaji. Sejauh ini Negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensi 2.1.1 Definisi Intensi Intensi didefinisikan sebagai dimensi probabilitas subjek individu dalam kaitan antara diri dan perilaku. Intensi merupakan perkiraan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik,

BAB I PENDAHULUAN. spesialis, dan doktor. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor.

Lebih terperinci

NIAT UNTUK MENGAMBIL CHARTERED ACCOUNTANT DENGAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR. Indira Januarti

NIAT UNTUK MENGAMBIL CHARTERED ACCOUNTANT DENGAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR. Indira Januarti NIAT UNTUK MENGAMBIL CHARTERED ACCOUNTANT DENGAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR Guhti Ayu Sri Wardani Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro sriwardani.guhtiayu@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Merokok 1. Intensi Merokok Intensi diartikan sebagai niat seseorang untuk melakukan perilaku didasari oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat pesat menyebabkan meningkatnya minat dan keinginan sumber daya manusia khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rendahnya loyalitas karyawan menjadi salah satu masalah dalam dunia bisnis yang melibatkan banyak kepentingan didalamnya. Jika ketidakloyalitasan karyawan

Lebih terperinci

7-6. sumber : hal. 276

7-6. sumber : hal. 276 7-6 a. Mengapa penting bagi auditor untuk menentukan apakah mereka memiliki kompetensi untuk menyelesaikan suatu perikatan sebelum menerima perikatan tersebut? Penting bagi auditor untuk menetukan apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang lapangan pekerjaan yang semakin beragam untuk semua angkatan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. peluang lapangan pekerjaan yang semakin beragam untuk semua angkatan kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis yang terus berkembang secara tidak langsung memberikan peluang lapangan pekerjaan yang semakin beragam untuk semua angkatan kerja. Dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar.

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Bastian (2007:11), pendidikan adalah kunci kemajuan semua bidang.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Bastian (2007:11), pendidikan adalah kunci kemajuan semua bidang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting karena dapat merubah dunia menjadi lebih baik, dengan pendidikan seseorang bisa mendapat ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena BAB II LANDASAN TEORI A. Intensi Berwirausaha 1. Pengertian Intensi Berwirausaha Fishbein dan Ajzein (Sarwono, 2002) mengembangkan suatu teori dan metode untuk memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dihadapkan dalam beberapa pilihan hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dihadapkan dalam beberapa pilihan hidup yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dihadapkan dalam beberapa pilihan hidup yang mengharuskan untuk mengambil satu pilihan yang menurutnya terbaik. Seperti halnya dalam mengejar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas keuangan komersial maupun non

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK : APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Muria Kudus)

Lebih terperinci

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millenium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin berkembang, dan dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan tersebut membuat permintaan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi. Diajukan Oleh :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi. Diajukan Oleh : PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBEDAKAN PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK (Studi Pada Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya Kantor Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya Kantor Akuntan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan Indonesia mengalami tantangan yang semakin berat di masa mendatang. Seiring dengan semakin mengglobalnya keadaan ekonomi, akan mudah terjadi perpindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era masa kini perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu persaingan yang semakin meningkat

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci