BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Koperasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah Rowosari berdiri pada tahun 2003, saat itu berkantor pusat di Gempolsewu Kecamatan Rowosari. Pada Tanggal 19 September Tahun 2003 kantor pusat Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah pindah ke Weleri tepatnya di Komplek Pasar Weleri lantai Dasar Blok D 16 17 Weleri Kendal 51355 No. (0294) 641192. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan beberapa faktor pada akhir tahun 2005 Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah berkantor pusat JL. Bahari no. 09 Gempolsewu Rowosari. Salah satu tokoh pendiri Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah adalah Bapak Karyono Hono Pasto, SE yang sekaligus menjabat sebagai Manajer pada saat itu. Dari bulan ke bulan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah Rowosari mengalami pertumbuhan yang cukup baik dan dibukanya kantor cabang di weleri dan patebon memudahkan nasabah dalam bertransaksi. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari dukungan manajemen yang professional dalam menjalankan usaha jasa yang memberikan 27
28 perlindungan mendasar bagi para nasabah. Kemampuan berinovasi dan melakukan terobosan dan juga adanya pelatihan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas, Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah Rowosari telah mencanangkan biaya mminimal 5 % dari biaya personalia. Program Pendidikan Karyawan juga dilaksanakn oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah sedikitnya 2 (dua) karyawan per tahun dari jumlah karyawan. 4.1.2. Struktur Organisasi KJKS BMT Ben Barokah Struktur organisasi adalah merupakan suatu kerangka yang menunjukan segenap tugas pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Hubungan di antara fungsi fungsi serta wewenang dan tanggung jawab tiap tiap pekerja. Struktur organisasi selalu di pengaruhi oleh situasi dai n kondisi dari luasnya ooperasi perusahaan, sehingga struktur organisasi harus bersifat fleksibel agar mudah disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Struktur organisasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah dilihat dari hubungan kerja, seluruh wewenang dan tanggung jawab, menggunakan system organisasi garis dan staf yang berarti bahwa kekuasaan dari pimpinan secara luas, penuh dan vertikal dilangsungkan kepada pejabat pejabat yang memimpin kesatuan kesatuan dibawahnya. Tiap tiap kepala yang memimpin bagian / seksi berkuasa mempertanggung jawabkan atas hal yang menyangkut tugasnya. Demikian juga tiap tiap bagian / seksi mempertanggung jawabkan secara langsung kepada pimpinan yang diatasnya.
29 Sedangkan fungsi staf memberikan pembinaan dan pelayanan kepada fungsi ini. Adapun bagian struktur organisasi ini dapat dilihat jelas pada gambar 4.1 Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dapat diuraikan pembagian kerja atas struktur organisasi sebagai berikut: Gambar 4.1 Struktur Organisasi KJKS BMT Ben Barokah
30 4.2. Layanan Pembiayaan KJKS BMT Ben Barokah BMT BEN BAROKAH melayani berbagai macam pembiayaan untuk anggota dengan pilihan akad sesuai spesifikasi kebutuhan berdasarkan prinsip syariah: Musyarakah, Murabahah, Mudharabah, Qordhul hasan, Ijaroh, Rahn. Peneliti menganalisis pada pembiayaan, adapun proses dalam mengajukan pembiayaan sebagai berikut: PERSYARATAN UMUM Warga Negara Indonesia Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah Mempunyai usaha riil dan berada di sekitar wilayah kerja KJKS BMT Ben Barokah Lama usaha mininmal 1 tahun Tujuan pembiayaan untuk kebutuhan modal kerja atau investasi Memiliki usaha tetap Jaminan atas nama milik sendiri atau suami/istri PERSYARATAN DOKUMEN FC. KTP suami istri (bagi yang sudah menikah) FC. Kartu Keluarga FC. Jaminan (BPKB / Sertifikat) FC. SK dan Slip Gaji (bagi karyawan swasta) FC. Karpeg, Taspen dan SK terakhir (bagi PNS) Gambar 4.2 Prosedur Pembiayaan Mudharabah 4.3. Analisis Data 4.3.1. Prinsip prinsip akuntansi menurut PSAK No. 105 paragraf 8-11 (Paragraf 8) Pada prinsipnya dalam penyaluran tidak ada jaminan, namun agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan maka pemilik dana dapat meminta jaminan dari
31 pengelola dana atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila pengelola dana terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad. (Paragraf 9) Pengembalian dana syirkah temporer dapat dilakukan secara parsial bersamaan dengan distribusi bagi hasil atau secara total pada saat akad diakhiri. (Paragraf 10) Jika dari pengelolaan dana syirkah temporer menghasilkan keuntungan maka porsi jumlah bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selama periode akad. Jika dari pengelolaan dana syirkah temporer menimbulkan kerugian maka kerugian finansial menjadi tanggungan pemilik dana. Prinsip Pembagian Hasil Usaha (Paragraf 11) Pembagian hasil usaha dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba. Dalam prinsip bagi hasil usaha berdasarkan bagi hasil, dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross profit) bukan total pendapatan usaha (omset). Sedangkan dalam prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba bersih yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan modal. Dari uraian diatas sesuai dengan paragraf 8 prinsip bagi hasil yang dilakukan oleh KJKS BMT Ben Barokah Rowosari adalah laba bersih (profit sharing) karena lebih mudah dalam pengelolaan modal
32. KJKS BMT Ben Barokah memberikan nisbah kepada pengelola dana sebesar 40 : 60 (pemilik dana : pengelola dana). Sesuai dengan paragraf 8 tentang jaminan pembiayaan KJKS BMT Ben Barokah memberikan jaminan kepada pegelola dana berupa: BPKB atau Sertifikat agar kedua belah pihak sama sama saling percaya. 4.3.2. Pengakuan dan Pengukuran Peneliti melakukan penelitian tentang akuntansi untuk pemilik dana karena hanya membahas pembiayaan, adapun kesesuai munurut PSAK no. 105 sebagai berikut: Akuntansi untuk pemilik dana PSAK No. 105 Paragraf 12-24 (Paragraf 12) Dana yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana. Menurut penjelasan dari KJKS hasil dari wawancara, pada saat penyerahan pembiayaan diakui sebagai pembiayaan. (Paragraf 13) Pengukuran investasi adalah sebagai berikut: a. investasi dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang diberikan pada saat pembayaran; penjelasannya: pengukuran pembiayaan di KJKS dalam bentuk kas/tunai diukur sebesar jumlah yang dibayarkan. b. investasi dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar aset nonkas pada saat penyerahan: jika nilai wajar
33 lebih rendah daripada nilai tercatatnya diakui sebagai kerugian; jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya diakui sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad. Penjelasan: dalam bentuk nonkas KJKS tidak menggunakan pembiayaan dalam bentuk nonkas karena masyarakat/nasabah lebih menyukai pembiayaan dalam bentuk kas. (Paragraf 14) Jika nilai investasi turun sebelum usaha dimulai disebabkan rusak, hilang atau faktor lain yang bukan kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana, maka penurunan nilai tersebut diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo investasi. (Paragraf 15) Jika sebagian investasi hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana, maka kerugian tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil. Penjelasan: par 14 & 15 tidak digunakan karena dalam par 13 pada point (b) tentang pembiayaan nonkas seperti penjelasan di atas. (Paragraf 16) Usaha dianggap mulai berjalan sejak dana atau modal usaha diterima oleh pengelola dana. Penjelasan: jadi, maksudnya pada saat nasabah menerima uang tunai sebagai pembiayaan, sudah dianggap bahwa usahanya sudah dimulai. (Paragraf 17) Dalam investasi yang diberikan dalam bentuk barang (nonkas) dan barang tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan secara efektif dalam kegiatan usaha, maka kerugian tersebut tidak langsung
34 mengurangi jumlah investasi namun diperhitungan pada saat pembagian bagi hasil. Penjelasan: tidak digunakan karena dalam par 13 pada point (b) tentang pembiayaan nonkas seperti penjelasan di atas. (Paragraf 18) Kelalaian atas kesalahan pengelola dana, antara lain,ditunjukkan oleh: a. Persyaratan yang ditentukan di dalam akad tidak dipenuhi. b. Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim dan/atau yang telah ditentukan dalam akad;atau c. Hasil keputusan dari institusi yang berwenang. Penjelasan: akad perjanjian yang harus ditaati oleh nasabah karena sudah tercantum didalam perjanjian akad pembiayaan al-. (Paragraf 19) Jika akad berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum dibayar oleh pengelola dana, maka investasi diakui sebagai piutang. Penjelasan: pengakuan nasabah yang belum lunas atau nunggak dan belum bayar oleh nasabah, diakui sebagai piutang jatuh tempoh. (Paragraf 20) Jika investasi melebihi satu periode pelaporan, penghasilan usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati. Penjelasan: pengakuan bagi hasil di KJKS sebesar 40:60 (Paragraf 21) Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad berakhir diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan
35 kerugian investasi. Pada saat akad berakhir, selisih antara: investasi setelah dikurangi penyisihan kerugian investasi; dan pengembalian investasi ; diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Penjelasan: pengakuan kerugian sebelum akad pembiayaan berakhir dan bukan kelalaian nasabah diakui kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian pembiayaan, kemudian mengurangi pembiayaan. (Paragraf 22) Pengakuan penghasilan usaha dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan usaha dari pengelola dana. Tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha. Penjelasan: pengakuan penghasilan usaha bisa di perhitungkan dari laporan laba/rugi dari nasabah. (Paragraf 23) Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola dana dan tidak mengurangi investasi. Penjelasan: kerugian yang diakibatkan kesalahan nasabah yang tidak sesuai dengan akad perjanjian maka tidak mengurangi pembiayaan. (Paragraf 24) Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang dari pengelola dana. Penjelasan: pengakuan keuntungan yang belum dibayarkan ke koperasi diakui sebagai piutang pendapatan bagi hasil.
36 JURNAL AKUNTANSI MUDHARABAH KJKS BMT BEN BAROKAH ROWOSARI 1) Pada saat KJKS melakukan pembayaran pembiayaan dalam bentuk kas kepada mudharib Db. Pembiayaan Kr. Rekening Nasabah 2) Pengeluaran biaya dalam rangka akad Db. Uang muka akad Kr. Rekening Nasabah 3) Pengakuan biaya-biaya yang dikeluarkan atas pemberian pembiayaan sesuai kesepakatan diakui sebagai biaya Db. Beban akad Kr. Uang muka akad 4) Penerimaan keuntungan Db. Rekening Nasabah Kr. Pendapatan bagi hasil 5) Belum menerima keuntungan Db. Piutang Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Kr. Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah 6) Pencatatan kerugian yang timbul bukan akibat kelalaian atau kesalahan mudharib. Db. Pembiayaan jatuh tempo Kr. Pembiayaan
37 7) Pencatatan kerugian yang timbul akibat kelalaian atau kesalahan mudharib. Db. Piutang Pembiayaan Kr. Pembiayaan 8) Pelunasan pembiayaan sebelum atau saat akad jatuh tempo Db. Rekening nasabah Kr. Pembiayaan 9) Pembentukan PPAP pembiayaan Db. Beban penyisihan kerugian aktiva produktif Kr. Penyisihan kerugian aktiva produktif 10) Penghapusan PPAP pembiayaan Db. Penyisihan kerugian aktiva produktif Pembiayaan Kr. Pembiayaan 11) Pembayaran mitra usaha untuk pembiayaan (macetnya pembiayaan karena kesalahan mudharib/negligence): a. Penerimaan setoran kas: Db. Rekening Nasabah Kr. Penyisihan kerugian aktiva produktif b. Pengakuan bagi hasil: Db. Rekening Nasabah Kr. Pendapatan bagi hasil Mudharabah Sumber: Data KJKS BMT Ben Barokah Rowosari
38 4.4. Pembahasan Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti di KJKS BMT Ben Barokah Rowosari adalah jurnal akuntansi dan laporan keuangan 1 (satu) periode yaitu laporan posisi keuangan (neraca), laporan perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan penggunaan ZIS, laporan sumber dan penggunaan Qordhul hasan. Dari data interview yang di dapat, dapat dianalisis perlakuan pembiayaan di KJKS BMT Ben Barokah sebagai berikut : 1. KJKS BMT Ben Barokah sebagai pemilik dana (shahibul maal) yang menyediakan dana secara penuh dan nasabah bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dalam kegiatan usaha. 2. Jangka waktu pembiayaan, pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan KJKS dan nasabah. 3. KJKS ikut serta dalam pengelolaan usaha nasabah yang berkaitan dengan tempat usaha, tata cara usaha, dan obyek investasinya (investasi yang terikat). 4. Pembiayaan diberikan dalam bentuk tunai kas. 5. Untuk pembagian keuntungan dari penggelola dana (mudharib) dinyatakan dalam bentuk nisbah yang sudah disepakati antara shahibul maal dengan mudharib. 6. KJKS menanggung seluruh risiko kerugian usaha yang dibiayai kecuali jika nasabah melakukan kecurangan, lalai, atau menyalahi perjanjian yang mengakibatkan kerugian usaha
39 7. Nisbah bagi hasil yang ditetapkan oleh KJKS dalam pembiayaan adalah 40% : 60% (KJKS : Nasabah) 8. Pembagian keuntungan dilakukan dengan menggunakan metode bagi laba (profit sharing) 9. kerugian usaha, pemilik modal dapat menyertakan persyaratan kepada pengelola dalam menjalankan usahanya dan harus disepakati secara bersama. 10. KJKS memberikan jaminan kepada nasabah berupa: BPKB dan Sertifikat Dari jurnal diatas dapat di analisis Perlakuan akuntansi pengakuan dan pengukuran di KJKS BMT Ben Barokah sebagai berikut : a. Pembiayaan dalam bentuk kas diakui pada saat pembayaran sebesar jumlah uang yang diberikan KJKS kepada pengelola dana. b. Pembiayaan yang diberikan secara bertahap diakui pada setiap tahap pembayaran. c. Biaya yang terjadi akibat akad diakui sebagai bagian pembiayaan setelah disepakati bersama. d. Penyisihan penghapusan pembiayaan dibentuk pada saat nasabah menerima pembiayaan dari KJKS untuk mengantisipasi angsuran tunggakan (macet) dalam pembayaran. e. Pengakuan keuntungan/laba pembiayaan diakui pada periode terjadinya hak bagi hasil f. Pengakuan kerugian pembiayaan diakui pada saat
40 terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi saldo pembiayaan. g. Kerugian yang timbul akibat kelalaian atau kesalahan mudharib diakui sebagai piutang jatuh tempo. Pengakuan di KJKS pada laporan posisi keuangan (neraca) pada akun pembiayaan apabila ada penyisihan penghapusan aset produktif maka pembiayaan dikurangi dengan penyisihan penghapusan aset produktif lihat tabel 4.1. Pengakuan di laporan laba/rugi atau pada KJKS laporan perhitungan hasil usaha dengan nama akun pendapatan bagi hasil apabila terjadi keuntungan dari pengelola dana (nasabah). Tabel 4.1 Pembiayaan Mudharabah Asset Pembiayaan Mudharabah Cadangan kerugian Sumber: Data Olahan XXX (XXX) XXX Pembagian hasil usaha diakui sebagai pendapatan bagi hasil dihitung sebagai berikut gambarannya. Contoh perhitungan pembagian hasil usaha:
41 Tabel 4.2 Perhitungan Pembagian Hasil Usaha Penjualan Rp 10.000.000 HPP (Rp 6.500.000) Laba kotor Rp 3.500.000 Biaya biaya (Rp 2.500.000) Laba (Rugi) bersih Rp 1.000.000 Jadi, cara untuk menghitung bagi hasil dengan nisbah 40 : 60 Pemilik dana : 40% x Rp 1.000.000 = Rp 400.000 Pengelola dana : 60% x Rp 1.000.000 = Rp 600.000 Sumber: Data Olahan Pengukuran yang dilakukan oleh KJKS adalah dengan melihat laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba/rugi. Pengukuran pada laporan posisi keuangan (neraca) dilihat dari akun pembiayaan yang sudah diakui pada periode tertentu, sehingga untuk pengukuran memberikan nilai dari akun pembiayaan yang sudah diakui didalam transaksi. Misal: Pada tanggal 1 januari 2014, KJKS BMT Ben Barokah Rowosari mencairkan pembiayaan sebesar Rp 10.000.000 untuk pembiayaan, maka jurnalnya: Db. Pembiayaan Mudharabah 10.000.000 Kr. Rekening Nasabah 10.000.000 Dari contoh diatas pengukuran adalah dasar pengukuran aktivitas perusahaannya diukur dalam satuan uang (Ahmadfuadi, 2010). Jadi, dari akun pembiayaan pada transaksi diatas senilai Rp 10.000.000.
42 Tabel 4.3 PERBANDINGAN PERLAKUAN AKUNTANSI KJKS BMT BEN BAROKAH DENGAN PSAK NOMOR 105 NO PERLAKUAN AKUNTANSI 1. Pengakuan & Pengukuran KETERANGAN KONTRIBUSI / KJKS BMT PSAK 105 TEMUAN Sesuai : Sesuai, Par 12 Dana mengakui pembiayaan yang disalurkan oleh pemilik pada saat dana diakui penyerahan. sebagai investasi pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana. Sesuai : Par 12 Menurut penjelasan dari KJKS hasil dari wawancara, pada saat penyerahan pembiayaan diakui sebagai pembiayaan. Contoh: Pada tanggal 1 januari 2014, KJKS BMT Ben Barokah Rowosari mencairkan pembiayaan sebesar Rp 10.000.000 untuk pembiayaan, maka jurnalnya: Db. Pembiayaan Mudharabah 10.000.000 Kr. Rekening Nasabah 10.000.000 Par 13 point (a) penjelasannya: pengukuran pembiayaan di KJKS dalam bentuk kas atau tunai diukur sebesar jumlah yang dibayarkan. Contoh: pada transaksi diatas akun pembiayaan senilai Rp 10.000.000. Par 16 Penjelasan: jadi, maksudnya pada saat nasabah menerima uang tunai sebagai pembiayaan, sudah dianggap bahwa usahanya sudah dimulai. Contoh: sudah mengisi form perjanjian pembiayaan al, menyerahkan persyaratan dokumen seperti: FC KTP suami istri (bagi yang sudah menikah), FC KK, FC Par 13 Pengukuran investasi adalah sebagai berikut: a. investasi dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang diberikan pada saat pembayaran; Par 16 Usaha dianggap mulai berjalan sejak dana atau modal usaha diterima oleh pengelola dana. Sesuai, diukur sebesar jumlah pembayaran. Sesuai, pada intinya nasabah(pengelo la dana) sudah menerima dana (uang)
43 jaminan (BPKB / Sertifikat), FC. SK dan Slip Gaji (Bagi Karyawan Swasta), FC. Karpeg, Taspen dan SK terakhir (bagi PNS), setelah disetujui bagian accounting memberikan informasi bahwa akad sudah terlaksana, dan bagian teller melakukan pencairan uang kepada nasabah. Kemudian nasabah menerima uang dari KJKS. Par 18 Penjelasan: akad perjanjian yang harus ditaati oleh nasabah karena sudah tercantum didalam perjanjian akad pembiayaan al. Contoh: nasabah mengisi form Perjanjian Pembiayaan Al- Mudharabah pada pasal 7 tentang Cedera Janji: a. Anggota/calon anggota tidak melaksanakan kewajiban pembayaran/pelunasan tepat pada waktu yang diperjanjikan sesuai dengan tanggal jatuh tempo. b. Anggota/calon anggota tidak menggangsur pokok pembiayaan dan margin selama 3(tiga) bulan berturutturut sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan. c. Dokumen atau keterangan yang diserahkan/diberikan anggota/calon anggota kepada KJKS BMT Ben Barokah sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 7 akad ini palsu, tidak sah atau tidak benar. d. Anggota/calon anggota tidak memenuhi dan atau melanggar sebagian dan atau seluruh syarat dan ketentuan yang tercantum dalam akad ini. Par 18 Kelalaian atas kesalahan pengelola dana, antara lain,ditunjukkan oleh: a. Persyaratan yang ditentukan di dalam akad tidak dipenuhi. b. Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim dan/atau yang telah ditentukan dalam akad;atau c. Hasil keputusan dari institusi yang berwenang. Sesuai, pada intinya sama dengan akad perjanjian.
44 Par 19 Penjelasan: pengakuan nasabah yang belum lunas atau nunggak dan belum bayar oleh nasabah, diakui sebagai piutang jatuh tempoh. Contoh: Pada tanggal 1 januari 2014, KJKS BMT Ben Barokah Rowosari mencairkan pembiayaan sebesar Rp 10.000.000 untuk pembiayaan. UD. Pak Untung sepakat melakukan pembayaran modal pembiayaan secara di angsur atau bertahap sebanyak 3x dalam 6 bulan. 1. Bulan Februari akan dikembalikan modal sebesar Rp 2.500.000 2. Bulan April akan dikembalikan modal sebesar Rp 2.500.000 3. Bulan Juni akan dikembalikan modal sebesar Rp 5.000.000 Namun, pada bulan februari UD. Pak Untung belum membayar angsuran pokok, maka jurnal KJKS pada Februari sbb: Db. Pembiayaan Mudharabah jth. Tempoh 2.500.000 Kr. Pembiayaan Mudharabah 2.500.000 Par 20 Penjelasan: pengakuan bagi hasil di KJKS sebesar 40:60 Contoh: UD. Pak Untung melaporkan keuntungannya sebesar Rp 1.000.000 kepada KJKS maka perhitungnya: KJKS (40%) = 40% x 1.000.000 = Rp 400.000 Db. Rekening nasabah 400.000 Kr. Pendapatan bagi hasil 400.000 Par 21 Penjelasan: pengakuan Par 19 Jika akad berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum dibayar oleh pengelola dana, maka investasi diakui sebagai piutang. Par 20 Jika investasi melebihi satu periode pelaporan, penghasilan usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati. Sesuai, samasama diakui sebagai piutang. Sesuai, hak bagi hasil dibagi sesuai dengan kesepakatan. Par 21 Kerugian Sesuai, sama-
45 kerugian sebelum akad pembiayaan berakhir dan bukan kelalaian nasabah diakui kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian pembiayaan, kemudian mengurangi pembiayaan. Contoh: UD. Pak Untung melaporkan kerugian sebesar Rp 1.000.000 kepada KJKS maka, a. Apakah nasabah sudah menjalankan usahanya sesuai akad yang sudah disepakati pada pasal 7 tentang cedera janji. Jika sudah menjalankan maka kerugian tersebut ditanggung KJKS dan mengurangi pembiayaan. Jika hal tersebut dilanggar maka KJKS tidak menanggung kerugian dan tidak mengurangi pembiayaan. b. Maka jurnalnya: Db. Kerugian Pembiayaan Mudharabah 1.000.000 Kr. Pembiayaan Mudharabah 1.000.000 Par 22 Penjelasan: pengakuan penghasilan usaha bisa di perhitungkan dari laporan laba/rugi dari nasabah. Contoh: UD. Pak Untung melaporkan keuntungan tanggal 15 februari sebesar Rp 1.000.000 kepada KJKS maka perhitungannya: KJKS (40%) = 40% x 1.000.000 = Rp 400.000 yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad berakhir diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian investasi. Pada saat akad berakhir, selisih antara: investasi setelah dikurangi penyisihan kerugian investasi; dan pengembalian investasi ; diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Par 22 Pengakuan penghasilan usaha dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan usaha dari pengelola dana. Tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha. sama mengurangi pembiayaan jika bukan kelalaian atau kesalah dari nasabah (pengelola) Sesuai, perhitungan dari bagi hasil dilihat dari laporan laba/rugi nasabah
46 Par 23 Penjelasan: kerugian yang diakibatkan kesalahan nasabah yang tidak sesuai dengan akad perjanjian maka tidak mengurangi pembiayaan. Contoh: UD. Pak Untung melaporkan kerugian sebesar Rp 1.000.000 kepada KJKS, setelah ditelusuri nasabah tersebut melanggar akad yang sudah disepakati pada pasal 7 tentang cedera janji, maka jurnalnya: Db. Piutang Pembiayaan 1.000.000 Kr. Pembiayaan 1.000.000 Par 24 Penjelasan: pengakuan keuntungan yang belum dibayarkan ke koperasi diakui sebagai piutang pendapatan bagi hasil. Contoh: UD. Pak Untung belum melaporkan keuntungannya pada tanggal 15 februari sebesar Rp 1.000.000, namun UD. Pak Untung melaporkan keuntungan pada tanggal 5 maret kepada KJKS maka perhitungnya: KJKS (40%) = 40% x 1.000.000 = Rp 400.000 15 Februari: Db. Piutang pendapatan bagi hasil Mudharabah 400.000 Kr. Pendapatan bagi hasil 400.000 5 Maret: Db. Rekening nasabah 400.000 Kr. Piutang Pendapatan bagi hasil 400.000 Par 23 Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola dana dan tidak mengurangi investasi. Par 24 Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang dari pengelola dana. Sesuai, tidak mengurangi pembiayaan karena terjadi kelalaian atau kesalahan dari nasabah (pengelola) Sesuai, samasama mengakui keuntungan yang belum dibayarkan sebagai piutang. Sumber: Data Olahan
47 4.5. Analisis Dilihat dari hasil analisis yang dilakukan, maka pembahasan yang dapat di simpulkan dari penelitian adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah Rowosari telah sesuai dengan perlakukan akuntansi berdasarkan pedoman yang ada dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 105 yaitu pengakuan dan pengukuran. Koperasi sudah menyusun sesuai dengan PSAK 105. KJKS BMT Ben Barokah Rowosari menganut Sistem Sentralisasi dimana seluruh dana yang diperoleh dari kantor cabang investasi dan pembiayaan dilaporkan ke kantor pusat tiap bulannya dan setiap tahun akan diadakan rekonsiliasi. Harta kekayaan koperasi dapat dijadikan jaminan hutang dengan dibebani hak tanggungan atau digadaikan berdasarkan keputusan Rapat Anggota, dan harta kekayaan koperasi tidak boleh diatasnamakan oleh pengurus, pengawas dan atau pengelola dan harus dicatat atas nama koperasi yang bersangkutan. Pengawasan harta KJKS BMT Ben Barokah dipercayakan kepada general manager yang terdiri dari setiap manager memiliki teller, accounting dan analisis pembiayaan yang akan ditagih oleh bagian marketing. Disamping pengawasan tersebut, pengawasan tertinggi dilakukan oleh audit intern dan kabag keuangan.