BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengendalian internal yang tepat dan memadai sangatlah diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

PIAGAM INTERNAL AUDIT

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Internal Audit Charter

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

BAB 1 PENDAHULUAN. Apalagi dalam menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mampu

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi

DAFTAR ISI v. ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

`BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan terus, untuk mencapai tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia perdagangan membuat perusahaanperusahaan

2 Program auditor operasional ditandatangani oleh: a. Direktur b. Internal Auditor c. Kepala Akuntansi dan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi suatu kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan tersebut. Internal

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

PIAGAM SATUAN AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih

Lampiran 1 KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG JADI PADA PT. X VARIABEL INDEPENDEN

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini terdapat tantangan-tantangan serta

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

INTERNAL AUDIT CHARTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2004:5)

Modul ke: AUDIT INTERNAL. Standar Audit Internal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

2015 PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN GAJI

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian pada PT. PLN (Persero) serta pembahasan

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8

KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN VARIABEL INDEPENDEN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang penelitian

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, yakni mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya Sumber Daya Manusia mengakibatkan persaingan di bidang ekonomi yang semakin ketat, begitu juga dengan perkembangan profesi internal auditor yang semakin penting keberadaannya bagi suatu perusahaan, pengawasan internal sekarang ini perlu memiliki sikap yang profesional, bersahabat, dan berusaha selalu membantu pihak auditee atau pihak yang diaudit. Pengawasan internal yang berpandangan lama (tradisional), selama ini masih beranggapan bahwa peranannya semata mata hanya mencari berbagai temuan audit dan mengungkapkan hasil temuan tersebut kepada pihak manajemen yang tingkatannya lebih tinggi daripada auditee. Dikutip dari webmaster@promokes.go.id konsep kemitraan memiliki tujuan umum berupa meningkatkan percepatan, efektivitas dan efisiensi strategi kerja dan upaya pengembangan pada umumnya Faktanya pengawas internal yang memiliki pandangan baru, memandang dirinya sebagai seorang yang berperan membantu auditee dalam menentukan berbagai cara yang dapat ditempuh agar auditee dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik dan lebih berhasil, bukan hanya untuk menghasilkan berbagai temuan temuan dan mengungkapkannya. Karena sifat sensitif dari pekerjaannya, internal auditor pada umumnya menghindari publikasi dan jarang membicarakan hal hal yang berkaitan dengan tugasnya dengan pihak lain di luar sesama internal auditor. Internal auditor yang dididik dengan metode audit keuangan tradisional cenderung menerapkan gaya bermusuhan dalam melaksanakan pemeriksaan, sehingga sedikit manajer yang dapat menerima kehadiran internal auditor dengan senang hati. Masih

banyak sikap internal auditor yang mencari kesalahan dengan menyampaikan temuan temuan yang menyajikan hal hal yang tidak mengenakan bagi auditee. Menurut teori baru internal auditor sebaiknya bersikap sebagai mitra, namun wajib bersikap lugas dan tegas bila kesejahteraan organisasinya terancam. Untuk itu diperlukan berurusan dengan mereka. Dalam konsep tersebut arah internal auditor kini bukan lagi sebagai pengawas akan tetapi lebih sebagai konsultan yang memberlakukan auditee sebagai klien, sehingga mampu memberikan nilai tambah dalam operasionalisasi perusahaan. Ukuran keberhasilan internal auditor tidaklah ditentukan dari jumlah temuan temuan mereka, melainkan apabila ia dapat membantu mitranya dalam perusahaan, banyaknya permintaan yang datang dari mitranya agar diberi bantuan dan ia dapat mendampingi mitranya dalam menghadapi persoalan ketika melaksanakan tugasnya. (Hiro Tugiman, 1996:vii). Masalah penerapan konsep kemitraan ini perlu diterapkan dalam sebuah perusahaan karena dengan adanya konsep kemitraan ini akan menciptakan keadaan yang harmonis antara auditor internal dengan manajemen. Perusahaan perusahaan, baik perusahaan milik swasta maupun milik pemerintah, harus mengambil langkah langkah untuk memperbaiki kinerja perusahaannya. PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Bandung adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan. Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Bandung senantiasa berupaya untuk tetap bertahan bahkan dapat berkembang terutama dalam bidang agrobisnis dan agroindustri untuk memuaskan stakeholders (antara lain pelanggan, pemilik saham, dan karyawan) serta peduli akan lingkungan. Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Bandung ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi Nomor: SK/E.1/2816/VIII/1998 tanggal 1 Juli 1998 tentang Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Jabatan. Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Bandung terdiri atas Direktur Utama yang

membawahi empat bidang yaitu Direktur Produksi, Direktur Pemasaran, Direktur SDM/Umum dan Direktur Keuangan. Dimana masing masing direktur tersebut membawahi inspektur dan bagian bagian lain sesuai dengan fungsi dan kedudukannya. Karena lingkup usaha yang begitu besar maka, Direktur PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Bandung membutuhkan bantuan dari Satuan Pengawasan Internal (SPI), dimana tugas pokok dari Satuan Pengawasan Internal (SPI) adalah membantu manajemen agar dapat menyelesaikan tugasnya secara efektif dan efisien. Staf pemeriksaan internal merupakan faktor yang penting dan merupakan alat untik menilai efektivitas prosedur atau kebijakan perusahaan tersebut telah di taati. Di Indonesia organisasi dan pendidikan internal auditor baru muncul tahun 1980-an, dengan terbentuknya Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern (FKSPI) BUMN/BUMS. Kemajuan dari bidang profesi internal auditor yang ingin dicapai tidak akan dapat diwujudkan tanpa dukungan dari pihak lain di luar internal auditor. Dalam melakukan pengawasan internal auditor berarti mencari mitra dan tidak akan berhasil dalam melakukan tugasnya tanpa adanya bantuan dari mitranya. Berdasarkan hal tersebut, tujuan internal auditor yang ingin dicapai pada waktu yang akan datang adalah meningkatkan jumlah orang yang ingin dengan sepenuh hati menyatakan bahwa mereka telah mendapat berbagai manfaat dalam interaksinya dengan internal audit. Apakah dengan adanya penerapan konsep kemitraan terhadap efektivitas pengawasan intern berpengaruh bagi perusahaan? Dalam konsep ini internal auditor bukan lagi sebagai pengawas akan tetapi sebagai konsultan yang memberlakukan auditee sebagai klien, sehingga mampu memberikan nilai tambah dalam perusahaan. Adanya fenomena tersebut di atas telah mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul:

PENGARUH PENERAPAN KONSEP KEMITRAAN TERHADAP EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN INTERN 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis mengidentifikasi masalah pada penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana Penerapan Konsep Kemitraan di PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Bandung? 2. Bagaimana Pelaksanaan Efektivitas Pemeriksaan Intern pada PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Bandung? 3. Apakah Pengaruh Penerapan Konsep Kemitraan Terhadap Efektivitas Pemeriksaan Intern Bersifat Signifikan? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui: 1. Penerapan Konsep Kemitraan di PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Bandung. 2. Pelaksanaan Efektivitas Pemeriksaan Intern pada PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Bandung. 3. Pengaruh Signifikansi Penerapan Konsep Kemitraan Terhadap Efektivitas Pemeriksaan Intern. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian yang telah penulis lakukan diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang berkaitan dengan permasalahan ini, terutama:

1. Bagi penulis sendiri, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang internal auditing khususnya mengenai konsep kemitraan dan pengaruhnya dengan efektivitas pemeriksaan intern. 2. Bagi perusahaan pada umumnya dan sistem pengendalian internal pada khususnya, penelitian ini dapat memberikan masukan dan gagasan gagasan baru yang mungkin dapat dilaksanakan untuk meningkatkan fungsi pengawasan internal perusahaan. 3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi referensi untuk digunakan dalam penelitian yang sama pada objek dan lingkup penelitian yang berbeda, sehingga dapat menyempurnakan skripsi ini. 1.5 Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran Seiring dengan perkembangan profesi internal auditor yang disebabkan semakin tingginya pengakuan atas pentingnya keberadaan internal auditor bagi suatu perusahaan, pengawasan internal sekarang ini perlu memiliki sikap yang profesional, bersahabat, dan berusaha selalu membantu pihak auditee atau pihak yang diaudit. Pengawasan internal yang berpandangan lama (tradisional), selama ini masih beranggapan bahwa perananya semata mata hanya mencari berbagai temuan audit dan mengungkapkan hasil temuan tersebut kepada pihak manajemen yang tingkatannya lebih tinggi daripada auditee. Hiro Tugiman (1997 : 127) Pengawas internal yang memiliki pandangan baru, memandang dirinya sebagai seorang yang berperan membantu auditee dalam menentukan berbagai cara yang dapat ditempuh agar auditee dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik dan lebih berhasil, bukan hanya untuk menghasilkan berbagai temuan temuan dan mengungkapkannya.

Kemitraan antara internal auditor dengan manajemen akan menimbulkan suasana yang harmonis antara keduanya. Saat ini pengawasan internal dipandang sebagai suatu konsep hubungan antar manusia yang mempersatukan pengawasan internal, manajemen, dan auditee dalam suatu hubungan yang baru, yang ditandai dengan adanya rasa saling menyukai antara pihak yang terlibat di dalamnya. Konsep kemitraan menjadikan komunikasi antara internal auditor dengan manajemen berjalan dengan baik. Informasi akan menjadi semakin lengkap apabila didukung oleh manajemen. Selain itu, adanya dukungan dari manajemen juga akan mempercepat pemeriksaan, sehingga informasi tepat waktu dan hasil auditnya up to date. Kemitraan dengan manajemen akan meningkatkan struktur pengawasan internal. Semakin tinggi status pengawasan internal, semakin sedikit kesulitan yang ia hadapi dalam melaksanakan tugasnya. Rasa ketergantungan pengawasan internal terhadap manajemen tidak boleh menyebabkan pengawas internal mengkompromikan kebenaran, kejujuran, integritas, atau kwalitas kerjanya. Dengan adanya konsep kemitraan ini, audit internal akan memiliki hubungan yang erat dengan manajemen. Auditee akan memikirkan hal terbaik bagi dirinya sehingga ia akan merasa wajib memberitahukan berbagai temuan audit yang diketahuinya dengan cara yang terbaik dan professional kepada auditor. Pengawasan internal auditor yang berpandangan baru, tidak memandang pemeriksaan internal sebagai suatu proses yang bersifat rahasia, yang diakhiri dengan diterbitkannya suatu laporan audit. Ia yakin bahwa berbagai hal penting bagi suatu pemeriksaan terjadi selama pemeriksaan tersebut berlangsung, bukan setelah laporan audit diterbitkan. Hasil nyata dari suatu pemeriksaan adalah terjadinya perubahan yang menurut manajemen bermanfaat bagi manajemen itu sendiri untuk meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.

Pemeriksaan intern merupakan kegiatan penilaian bebas, dipersiapkan organisasi sebagai suatu jasa terhadap organisasi. Kegiatan utamanya memeriksa dan menilai efektivitas dan kecukupan dari sistem pengendalian manajemen. Tanpa fungsi internal audit, dewan direksi atau pemimpin unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja organisasi, megingat pengertian audit menurut Sawyer (2005 : 9), yang diadopsi oleh Dewan Direksi IIA pada bulan Juli 1999 adalah sebagai berikut: Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan resiko, kecukupan control, dan pengelolaan organisasi. Di samping tugas pokok untuk menilai dan memperbaiki kinerja organisasi, lebih lanjut layanan yang diharapkan dari internal auditor adalah membantu semua level manajemen dalam rangka pertanggungjawaban mereka. Definisi Audit Internal untuk menggambarkan lingkup audit internal modern yang luas dan tak terbatas menurut Sawyer (2005 : 10), adalah sebagai berikut : Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan oleh auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi oleh perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.

Sedangkan ruang lingkup dari internal audit secara jelas dikemukakan oleh Hiro Tugiman (1996 : 14) sebagai berikut: Lingkup pekerjaan pemeriksaan internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab. Selanjutnya, menurut Gill Courte Manche dalam The New Internal Auditing yang diedit oleh Hiro Tugiman (1997 : 17), bahwa ruang lingkup audit internal dirangkum dalam tiga kunci, yaitu: 1. Memastikan (menentukan, menmverifikasi), apakah sesuatu itu ada atau tidak. 2. Menilai (mengevaluasi, menaksir), pengendalian berdasarkan kriteria yang sesuai. 3. Merekomendasikan (memberi saran), tindakan kepada manajemen Dengan teori teori dasar dan konsep konsep audit di atas menunjukkan bahwa keberadan internal audit dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan untuk membantu manajemen dalam rangka memperbaiki kinerja perusahaan, dimana internal audit dengan fungsi yang terintegrasi bekerja sama dengan manajemen dalam menjalankan fungsinya sebagai pengawas internal. Seiring dengan berkembangnya profesi internal auditor yang disebabkan semakin tingginya pengakuan atas pentingnya keberadaan internal auditor bagi suatu perusahaan, internal auditor sekarang perlu memiliki sikap professional, bersahabat, dan berusaha selalu membantu pihak auditee. Untuk itu diperlukan suatu konsep kemitraan dengan manajemen di dalam pelaksanaan tugas sebagai internal auditor agar tercipta hubungan yang harmonis antara manajemen dan auditor.

Konsep kemitraan merupakan salah satu konsep dalam internal auditing yang mendasari pola hubungan antar manusia (human relation) yang positif di dalam organisasi. Konsep ini pertama kali dikemukakan oleh Victor Z. Brink pada sekitar tahun 1950. Sementara Gill Courte Manche (1996 : 144), menyatakan bahwa arti konsep kemitraan adalah: Konsep kemitraan merupakan usaha untuk melepaskan diri dari filosofi audit internal yang tidak bersahabat. Internal auditor bukan merupakan orang luar yang harus ditakuti dan kurang dipercaya oleh orang orang dalam perusahaan karena walaupun fungsi auditor internal berbeda dengan fungsi fungsi manajemen lainnya tetapi ia masih tetap merupakan bagian dari manajemen dan menjadi pendukung bagi terlaksananya pemeriksaan (audit) yang dilakukan oleh auditor. Hal senada di ungkapkan oleh Sawyer (2002 : 2): A partnership is a relationship involving close corporation between parties who have specified and joint rights and responsibilities. A partnership is a delicate relationship. It is founded on mutual trust. It should combine complementary skill and assets that each partner brings to the undertaking. It calls for mutual respect and for agreement on what each partner demands of the other. Dengan adanya konsep kemitraan, maka akan terbentuk pula hubungan kerja yang baik antara auditor internal dengan manajemen sehingga meningkatkan kebebasan auditor internal dalam mengemukakan pendapatnya. Kemitraan dengan manajemen juga akan meningkatkan status auditor internal, sehingga akan semakin sedikit kesulitan yang akan dihadapi oleh auditor internal dalam melaksanakan tugasnya. Keberhasilan internal auditor dalam melaksanakan audit tidak dapat lepas dari faktor independensi, kemampuan professional, lingkup pemeriksaan, dan pelaksanaan tugas internal audit itu sendiri. Hasil audit yang berupa analisis, penelitian, rekomendasi, dan informasi aktivitasnya yang direview akan menjadi lebih baik.

Manajemen (Auditee) Pemeriksaan Intern Efektif Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Konsep Kemitraan Internal auditor mampu bertindak protektif terhadap auditee dan mampu membantu manajemen untuk mencapai peningkatan yang diharapkan Senantiasa sadar untuk tetap terpisah dari tanggung jawab operasional Mampu bekerja sama dengan seluruh tingkatan manajemen secara persuasif Menghindari penggunaan kekuasaan terhadap auditee yang melampaui batas wewenangnya Lebih memfokuskan pada masalah pengendalian Senantiasa menghargai manajemen dalam membantu pelaksanaan tanggung jawabnya Keselarasan tujuan audit dengan kebutuhan pengungkapan dalam kerangka kesejahteraan sosial Internal Auditor Ya Tidak Bermanfaat Tidak bermanfaat Memperbaiki Tidak memperbaiki Independensi pemeriksaan intern Perencanaan dan program pemeriksaan Pelaporan hasil pemeriksaan intern Tindak lanjut

1.5.2 Hipotesis Dengan melihat uraian kerangka pemikiran di atas dan penjelasannya. Penulis merumuskan hipotesis yang akan di buktikan melalui penelitian ini yaitu: Pengaruh Penerapan Konsep Kemitraan Terhadap Efektivitas Pemeriksaan Intern Bersifat Signifikan 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode studi kasus dengan pendekatan kuantitatif. Metode studi kasus digunakan karena penulis hanya melakukan penelitian di satu perusahaan saja, sedangkan penelitian kuantitatif menggunakan angka angka dan berhipotesis. Penulis dalam melakukan penelitian, melakukan tahap tahap yang dimulai dari metode penelitian yang digunakan, operasionalisasi variabel, rancangan pengujian hipotesis, analisis data dan teknik pengumpulan data dan sumber data. yaitu: Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini 1. Wawancara, yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan komunikasi secara langsung dengan pejabat yang berwenang sehubungan dengan objek yang sedang diteliti pada PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Bandung. 2. Dokumentasi, yaitu dengan cara melihat dan mempelajari dokumen dokumen, buku buku, dan catatan catatan yang berkaitan dengan objek yang sedang diteliti. 3. Kuesioner, yaitu mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian kepada PT Perkebunan Nusanatara VIII (Persero) Bandung.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian pada PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) yang beralamat di Jl. Sindang Sirna No. 4 Bandung, sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai selesai.