INurhaida Hamzah, Kesuma Sayuti. Fak. Teknologi Pertanian Universitas Andalas ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
DIVERSIFIKASI PRODUK UBI KAYU DAN UBI JALAR DALAM USAHA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI KELOMPOK WANITA TANI SAWAH TANGAH KABUPATEN TANAH DATAR 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang terbentang di sepanjang garis

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. dibuat dengan menambahkan santan, gula merah, daun pandan dan. pisang.menurut Veranita (2012), bolu kukus adalah bolu yang berbahan

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pola Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat Tahun Sumber : Susenas ; BPS diolah BKP Kementan

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH PRODUK TEMPE DENGAN DIVERSIFIKASI PRODUK MENJADI NUGGET. Novelina dan Diana Sylvi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan pangan menurut Indrasti (2004) adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

POTENSI INDUSTRI TEPUNG LOKAL DI JAWA TIMUR BAGIAN SELATAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. didasarkan pada nilai-nilai karakteristik lahan sangat diperlukan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang tertuang di dalam Millenium Development Goals (MDGs).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kerupuk adalah salah satu produk olahan tradisional yang digemari

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

PENGGUNAAN TERIGU DAN TEPUNG KOMPOSIT UBI JALAR PUTIH-KECAMBAH KEDELAI-KECAMBAH KACANG HIJAU DALAM PEMBUATAN COOKIES BERSERAT TINGGI

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ketergantungan terhadap tepung terigu, maka dilakukan subtitusi tepung terigu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

PENDAHULUAN. terus melemah dan akhirnya tidak laku di pasaran. Menurut perkiraan United State Department of Agriculture (USDA)yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, teksturnya yang lembut sehingga dapat dikonsumsi anak-anak

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Makanan tradisional merupakan wujud budaya yang berciri kedaerahan,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. asupan zat gizi makro yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi vitamin A

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. KEP disebabkan karena defisiensi zat gizi makro. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai negara agraris (Simatupang et al, 2002)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bekerja adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

PENDAHULUAN. sebagai bahan baku atau bahan tambahan untuk membuat berbagai jenis makanan.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR LAMPIRAN. viii

Seminar Nasional 2010 Character Building for Vocational Education Jur. PTBB, FT UNY 5 Desember

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kecipir (Psophocarpus tetragonolobus). Di beberapa daerah,

I PENDAHULUAN. diantaranya adalah umbi-umbian. Pemanfaatan umbi-umbian di Indonesia belum

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

BAB I PENDAHULUAN. baik di daerah tropis salah satunya yaitu tanaman munggur. Tanaman ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

I. PENDAHULUAN. yang memadai akan mengakibatkan terjadinya kerawanan sosial berupa

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

KUALITAS DAN DAYA TERIMA NAGASARI PADAT GIZI SEBAGAI MAKANAN ANAK BALITA

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

UJI GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DARI PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DAN BEKATUL SKRIPSI

Pelatihan Pembuatan Trek Suit Mas (Tepung Senerek Untuk Susu, Biskuit Dan Mie Basah) Guna Meningkatkan Nilai Jual Senerek di Desa Mangunrejo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. seluruh penduduk Indonesia. Pemenuhan kebutuhan pangan harus dilakukan

Transkripsi:

PENINGKATAN NILAI TAMBAH UBI KAYU DAN UBI JALAR MELALUI PENERAPAN DIVERSIFIKASI PRODUK JADI MAKANAN CEPAT SAJI DI KELOMPOK WANITA TANI SAWAH TANGAH KECAMATAN PARIANGAN KABUPATEN TANAH DATAR (IPTEKS) INurhaida Hamzah, Kesuma Sayuti Fak. Teknologi Pertanian Universitas Andalas ABSTRAK Ubi kayu dan ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang dapat dijadikan sebagai komoditi alternatif pengganti beras. Salah satu daerah pengahasil ubi jalar di Kabupaten Tanah Datar adalah Nagari Sawah Tangah. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah Meningkatkan nilai guna dan citra ubi, membantu pemerintah untuk meningkatkan keterampilan kelompok tani dalam usaha pelaksaan diversifikasi produk, dan Meningkatkan pendapatan keluarga dengan memberikan keterampilan. Pelatihan diberikan dengan metade pedagogi yang meliputi metode ceramah, demonstrasi dan diskusi. Alat peraga yang disediakan berupa bahan mentah, peralatan yang digunakan untuk pembuatan produk dan ditempatkan juga produk yang sudah jadi. Tim Iptek akan menentukan dan melibatkan peserta secara aktif dalam proses pengolahan produk. Terakhir dilakukan evaluasi terhadap ilmu yang sudah diperoleh. Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada hari minggu tanggal 15 Agustus 9 yang bertempat di Kantor Wali Nagari Sawah Tangah Kabupaten Tanah Datar. Pelatihan diikuti oleh 25 orang peserta. Berdasarkan hasil diskusi antara tim iptek dengan peserta disimpulkan bahwa peserta sudah mengenal produk dari bahan ubi, namun mereka belum pernah mendapatkan ilmu atau keterampilan tentang proses pengolahannya. Selanjutnya berdasarkan quisioner yang dibagikan, terlihat peserta sangat tertarik untuk mencoba mengolah produk yang berbahan dasar ubi, bahkan mereka tertarik untuk berwiraswasta. Kata kunci : Ubi-ubian, dertifikasi produk, pelatihan, wanita sawah tangah PENDAHULUAN Ubi memiliki potensi untuk dimanfaatkan dalam penganekaragaman produk pangan, karena tersedia banyak dan harga relatif murah. Sumatera barat merupakan salah satu daerah yang berpotensi dalam menghasilkan ubi kayu dan ubi jalar. Menurut laporan Dinas Tanaman Pangan Sumatera Barat, produksi ubi kayu tahun 5 sebesar 114.149

ton, tahun 6 sebanyak 133.45 ton, tahun 7 sebanyak 114.55 ton. Kabupaten Tanah Datar merupakan sentra produksi kedua di Sumatera Barat setelah Kabupaten Agam dengan produksi 14.934 ton tahun 6 dan 12.93 ton pada tahun 7. Salah satu daerah pengahasil ubi jalar di Kabupaten Tanah Datar adalah Nagari Sawah Tangah yang terletak 1 km dari jalan raya dan 7 km dari ibu kota Kabupaten. Kenagarian sawah Tangah mempunyai dua kelompok tani yaitu Anjuang Sikaladi dan Angin Berembus. Dari hasil survey team, kedua kelompok tani ini mengusahakan ubi kayu dan ubi jalar secara intensif. Kelompok tani ini pernah dibina dan dapat sumbangan dana dari instansi terkait tetapi beberapa tahun terakhir tidak lagi. Ubi dapat diolah menjadi tepung komposit yang selanjutnya dijadikan flake, produk isntan seperti energen dan beberapa makanan ringan yang siap untuk dipasarkan. Berdasarkan hal ini, perlu sekali untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok wanita tani melalui pelatihan-pelatihan pengolahan pangan yang berdampak meningkatkan pendapatan. Produk olahan ubi kayu dan ubi jalar sampai saat ini sangat terbatas yaitu berupa keripik dan kerupuk, dan produk pangan tradisional. Antara lain kolak dan lopek. Untuk meningkatkan daya guna terlebih dahulu adalah dijadikan tepung, dan dari tepung dapat dikembangkan menjadi bahan untuk berbagai produk. Bahkan tepung ubi dapat digunakan sebagai pengganti minimal bahan subsitusi produk yang berbahan dari tepung terigu Sebagai subsitusi tepung ubi dapat digunakan dalam pembuatan donat dan stik. Tepung campuran ubi dan kacang tanah atau kacang hijau dapat digunakan dalam dibuatkan untuk makanan siap saji seperti sereal dan bubur bayi. MATERI DAN METODE Bahan yang digunakan dalam pelatihan ini adalah ubi-ubian, yang meliputi ubi kayu dan ubi jalar. Dimana bahan tersebut disubstitusikan dengan terigu dalam pengolahan aneka produk pangan. Seperti : Stik ubi jalar, Bolu kukus Ubi jalar ungu, Donat ubi jalar merah, Chees stik ubi kayu, cookies ubi jalar ungu, makanan siap saji. (resep terlampir).

Pelatihan diberikan dengan metade pedagogi yang meliputi metode ceramah, demonstrasi dan diskusi. Alat peraga yang disediakan berupa bahan mentah, peralatan yang digunakan untuk pembuatan produk. Dan ditempatkan juga produk yang sudah jadi. Tim Iptek akan menentukan dan melibatkan peserta secara aktif dalam proses pengolahan produk. Terakhir dilakukan evaluasi terhadap ilmu yang sudah diperoleh. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelatihan dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15 Agustus 9, bertempat di Kantor Wali Nagari Sawah Tangah Kabupaten Tanah Datar. Acara dibuka oleh tim IPTEK tepat pukul 9. WIB yang dihadiri oleh 19 orang peserta. Pelatihan dimulai dengan penyampaian teori beberapa pengolahan produk dari ubi kayu dan ubi jalar disertai peragaan produk yang telah dihasilkan dan demonstrasi proses pengolahan produk tersebut. Kemudian terhadap produk yang telah dihasilkan dilakukan uji organoleptik, yang meliputi aroma, rasa, warna dan tekstur oleh peserta. Peserta juga diminta untuk memebrikan komentar. Acara pelatihan ditutup pukul 16. WIB, dimana akhir dari rangkaian pelatihan ini adalah pemberian quisioner, dialog dan diskusi antara tim iptek dan peserta, terlihat peserta sangat aktif dan antusias bertanya. Hal ini dapat menggambarkan bahwa peserta sangat tertarik untuk mengolah produk berbahan dasar ubi kayu ataupun ubi jalar. Selain bahan yang digunakan mudah didapat dan relatif murah, proses dan alat yang digunakan dalam pengolahan produk ini juga sangat sederhana dan produk yang dihasilkan juga disukai oleh para peserta itu sendiri. Adapun data-data yang diperoleh adalah : 1. Tingkat pendidikan

4 35 3 25 15 1 5 SD SMP SMU D3 S1 Series1 Diagram 1. Diagram tingkat pendidikan peserta pelatihan 2. Tingkat Pengetahuan Peserta terhadap Aneka Produk Berbahan Dasar Ubi-ubian Persentase (%) 1 1 8 6 Persentase (%) 4 a. Sudah mengetahui b. Belum mengetahui Diagram 2. Diagram Tingkat pengetahuan peserta terhadap aneka produk Berbahan Dasar Ubi-ubian 3. Tingkat Keterampilan Peserta dalam Menghasilkan Produk dari ubi-ubian ataupun Campuran dengan Terigu.

Persentase (%) 1 1 8 6 4 a. Sudah menghasilkan b. Belum menghasilkan Persentase (%) Diagram 3. Diagram Tingkat Keterampilan Peserta dalam Menghasilkan Produk dari ubiubian ataupun Campuran dengan Terigu. 4. Tingkat Kesukaan Peserta Terhadap Produk yang Dihasilkan 1 1 8 6 Series1 4 1. Suka 2. Kurang suka 3. Tidak suka Diagram 4. Diagram Tingkat kesukaan peserta terhadap produk yang dihasilkan

5. Tingkat Keinginan Peserta untuk Mengolah Produk dari Bahan Ubi-Ubian 1 1 8 6 4 Persentase Mengolah Produk (%) Persentase Berwiraswasta (%) a. Ingin b. Ragu-ragu c. Tidak Ingin Diagram 5. Diagram Tingkat Keinginan Peserta untuk Mengolah Produk dari Bahan Ubi- Ubian dan Berwiraswasta IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Tingkat pendidikan peserta pelatihan yang relatif sudah hampir baik, membuat mereka mudah untuk menerima teknologi 2. Pengetahuan peserta pelatihan terhadap produk ubi-ubian awalnya hanya sebatas mengetahui 3. Setelah diadakan pelatihan peserta yang hanya mengetahui produk ubi-ubian, sudah mengetahui proses pengolahan produk yang berbahan dasar ubi-ubian 4. Pelatihan yang diadakan tim iptek diterima baik oleh peserta, sehingga mereka merasa bahwa pelatihan tersebut bermanfaat dan sebagian besar dari mereka berminat untuk berwiraswasta, walau sebagian kecil lain masih ragu-ragu

Saran Berdasarkan dialog dan diskusi dengan peserta pelatihan, mereka yang masih ragu-ragu untuk berwiraswasta, memberikan alasan bahwa mereka masih terkendala oleh modal. Maka disarankan kepada pemerintah setempat dan terutama pada dinas tanaman pangan untuk dapat memeberikan bantuan modal, sehingga mereka bisa berwiraswasta dan mempunyai penghasilan sendiri yang dapat membantu perekonomian keluarga. DAFTAR PUSTAKA Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumatera Barat. 6. Perkembangan Tanaman Ubi Jalar. Padang