Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH 3.1 KONDISI EKONOMI DAERAH TAHUN 2008 DAN PERKIRAAN TAHUN 2009

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

PARIPURNA, 20 NOPEMBER 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

DAFTAR ISI. Daftar Isi- i. Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

8.1. Keuangan Daerah APBD

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI

PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB V PENDANAAN DAERAH

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISIS KEMANDIRIAN FISKAL DALAM UPAYA MENDUKUNG PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

Pertumbuhan yang telah dicapai dari berbagai kebijakan akan memberi dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja, dan mengurangi angka pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di dalam peraturan perundang-undangan telah

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melancarkan jalannya roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah

BAB 3 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

I. PENDAHULUAN. Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh setiap daerah adalah bertujuan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)

Keuangan Daerah APBD BAB VI EKONOMI

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Nomor : 050 / 1447 / / 2015 Nomor : 170 / 1070 / / 2015 Tanggal : 24 Juli 2015 Tanggal : 24 Juli 2015

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

V. PEMBAHASAN. perekonomian daerah. Pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk

I. PENDAHULUAN. Di era Otonomi Daerah sasaran dan tujuan pembangunan salah satu diantaranya

BAB III PEMERINTAH KABUPATEN BERAU

BAB 3 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah

III BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dengan meningkatkan pemerataan dan keadilan. Dengan

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Jalan Imam Bonjol Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Mukomuko Kode Poss 38364

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Komplek Perkantoran Jl.

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kerangka Pendanaan

SOSIALISASI PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

Transkripsi:

B AB I I I R AN C AN G AN K E R AN G K A E K O N O M I D AE R AH 3.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2009 dan Perkiraan Tahun 2010 Perkembangan perekonomian global yang cepat dan dinamis sangat mempengaruhi kondisi perekonomian nasional. Fluktuasi harga komoditi utama dan krisis keuangan yang memicu krisis ekonomi global telah memberikan tekanan pada perekonomian nasional sehingga mengganggu pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang direncanakan. Meskipun pertumbuhan ekonomi secara rata-rata selama periode 2005-2008 mencapai 5,9 persen, pencapaian tersebut dilalui dalam kondisi yang cukup berat. Lonjakan harga minyak mentah di pasar internasional telah memaksa Pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi beberapa kali sehingga meningkatkan laju inflasi. Dengan tingginya inflasi, fundamental ekonomi tereduksi karena tidak saja membuat biaya produksi menjadi lebih mahal tetapi juga melemahkan daya beli masyarakat. Padahal, daya beli masyarakat merupakan faktor dominan dalam menopang perekonomian nasional selama ini. Dalam beberapa tahun ke depan, pengaruh eksternal tersebut masih akan mewarnai perjalanan pembangunan ekonomi Indonesia. Dampak perekonomian nasional yang resisten tersebut akan menjadi studi komparatif dalam rencana kerja pembangunan di daerah. Dengan ini, Pemerintah Kabupaten Lebak akan berupaya melakukan kajian terhadap kondisi perekonomian pada tahun 2009 dan sebelumnya hingga rencana kinerja perekonomian 2010 sehingga diharapkan dapat mampu melakukan berbagai upaya konstruktif dalam memperbaiki kinerja perekonomian secara berkesinambungan. 3.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Kinerja perekonomian Kabupaten Lebak dalam kurun waktu 2006 2009 masih menunjukan sisi yang dinamis. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) pada Tahun 2009 mengalami tekanan yang signifikan sebagai dampak resistennya sektor riil di Kabupaten Lebak terhadap gejolak perekonomian pada tahun berjalan. Munculnya tingkat persaingan pasar yang cepat dan kurang optimalnya Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 40

lembaga keuangan membuat tekanan kepada sektor riil menjadi semakin berat. Seperti yang kita ketahui bersama, peranan permodalan dan kualitas sumberdaya manusia yang professional memberikan pengaruh yang nyata dalam peningkatan output secara kualitatif maupun kuantitatif. Namun, Pemerintah Kabupaten Lebak tetap berupaya melakukan optimalisasi kinerja perekonomian daerah sebagai suatu usaha untuk mempertahankan produktivitas sektoral, konsumsi masyarakat dan investasi lokal secara substantif. Hal ini menunjukan bahwa Pemerintah Kabupaten Lebak berhasil melakukan upaya preventif terhadap kondisi eksternalitas negatif perekonomian global dan nasional yang mendorong peningkatan laju inflasi domestik. Grafik III.a Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lebak Tahun 2006-2009 10 LPE 1 2006 2007 2008 2009 2010* Pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2009 mencapai 4,02 persen atau mengalami perlambatan sebesar 0,04 persen dari Tahun 2008. Hal ini terjadi akibat dampak krisis global dan tekanan terhadap sisi permintaan. Pemerintah Kabupaten Lebak akan terus berupaya melakukan upaya recovery terhadap sector riil, mengingat sector ini masih akan terus dilanda gejolak pada 2 tahun mendatang. Dan Pemerintah Kabupaten Lebak akan menargetkan LPE Tahun 2010 pada kisaran 4,00 persen sebagai suatu langkah konstruktif terhadap kinerja perekonomian daerah dalam mengatasi dampak eksternalitas negative dalam krisis global. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 41

Tabel 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lebak Tahun 2005 2009 Tahun Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) (ADHK) 2006 3,15 2007 4,90 2008 4,06 2009 4,02 2010* 4,00 Sumber : BPS dan Bappeda Kab. Lebak, Keterangan: * = angka perkiraan 3.1.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Optimisme pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lebak dapat dicapai melalui peranan produktivitas yang konsisten terhadap semangat kebangkitan perekonomian pasca krisis global. Berikut adalah perkembangan PDRB Kabupaten Lebak disertai target PDRB pada Tahun berjalan. Grafik III.b Perkembangan PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2006-2010 9000000 8000000 7000000 6000000 5000000 4000000 3000000 2000000 1000000 0 2006 2007 2008 2009 2010* ADHB ADHK Kinerja perekonomian daerah pada Tahun 2009 mencapai nilai 3.852.322 rupiah atau meningkat sebesar 4,02 persen dari Tahun 2008 (ADHK). Melalui berbagai pertimbangan dan analisis perencanaan terhadap perekonomian daerah, maka Pemerintah Kabupaten Lebak mentargetkan untuk pencapaian nilai pertumbuhan PDRB sebesar 4.006.525 rupiah pada Tahun 2010 atau sebesar 4,00 persen. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 42

Tabel 3.2 Nilai dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2006 2010 Tahun PDRB (Rp. Juta) Pertumbuhan PDRB (%) Berlaku Konstan 2000 Berlaku Konstan 2000 2006 5.437.900 3.392.776 11,68 3,15 2007 6.029.385 3.559.032 10,88 4,90 2008 6.749.934 3.703.665 11,93 4,06 2009 7.273.939 3,852,322 7.77 4,02 2010* 8.006.213 4.006.525 10,07 4,00 Sumber: BPS dan Bappeda Kab. Lebak; Ket: *angka perkiraan Desakan inflasi dan himpitan fiskal daerah tidak mengendurkan semangat percepatan pembangunan yang digaungkan Pemerintah Kabupaten Lebak. Melalui semangat yang optimis, Pemerintah Kabupaten Lebak berupaya melakukan perbaikan kinerja perekonomian secara sektoral dan berupaya untuk meningkatkan produktivitas berbasis potensi lokal melalui target capaian PDRB Tahun 2010. Grafik III.c Distribusi Sektor Lapangan Usaha Terhadap PDRB Tahun 2006 dan 2009 (ADHK) 40 35 30 25 20 15 10 5 0 2006 2009 Pertanian Pertambangan&Penggalian Industri&Pengolahan Listrik,Gas&Air Bersih Bangunan/Konstruksi Perdagangan,Hotel&Restoran Angkutan&Komunikasi Keuangan,Persewaan&Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 43

Secara umum, kontribusi masing-masing sektor dalam struktur ekonomi di Kabupaten Lebak pada Tahun 2009 memiliki pergerakan yang dinamis. Sektor Pertanian memiliki kontribusi yang signifikan dalam pencapaian produksi sebesar 38,00% secara parsial dan disusul sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 23,35% kemudian sektor Jasa-jasa yang mampu memberikan kontribusi pilihan sebesar 12,84%. Tabel 3.3 Perkembangan Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2006 dan 2009 ADHB dan ADHK Sektor 2006 2009 ADHB ADHK ADHB ADHK Pertanian 35,29 37,88 34,45 38,00 Pertambangan & Penggalian 1,34 1,27 1,31 1,29 Industri & Pengolahan 9,55 9,57 9,26 9,35 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,57 0,41 0,56 0,41 Bangunan/Kontruksi 4,19 4,27 4,05 4,23 Perdagangan, Hotel & Restoran 24,16 23,11 25,35 23,35 Angkutan & Komunikasi 9,56 6,08 9,92 6,06 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4,51 4,51 4,49 4,47 Jasa-jasa 10,84 12,90 10,60 12,84 PDRB Jika kemudian kita membuat pemilahan struktural secara dominasi sektoralnya, maka: 1. sektor primer (primary sector) memiliki kontribusi terhadap PDRB sebesar 38%. 2. sektor sekunder (secondary sector) memiliki kontribusi terhadap PDRB sebesar 9,35%. 3. sektor tersier (services sector) memiliki kontribusi terhadap PDRB sebesar 51,9%. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 44

Dengan ini dapat kita analisis bahwa, peranan sektor pertanian sebagai sektor basis masih mampu memberikan kontribusi yang potensial dalam perekonomian di Kabupaten Lebak secara sektoral. Tabel 3.4 Perkembangan PDRB per Kapita Kabupaten Lebak Tahun 2005 2009 TAHUN Adh. Berlaku Adh. Konstan 2005 4.151.754 2.804.583 2006 4.543.320 2.834.636 2007 4.982.349 2.940.987 2009 5.778.044 3.060.087 2010* 6.368.010 3.107.692 Keterangan: * = angka perkiraan Sumber : BPS dan Bappeda Kab. Lebak Pertumbuhan PDRB perkapita Kabupaten Lebak yang dinamis dalam kurun waktu 2005 2009, menunjukan konsistensi Pemerintah Kabupaten Lebak untuk terus melakukan upaya berkesinambungan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah melalui peningkatan daya beli masyarakat dimana kontribusi dan dukungan konsumsi masyarakat sangat berpengaruh terhadap perekonomian di Kabupaten Lebak. 3.1.3. Tingkat Investasi Tingkat investasi di Kabupaten selama kurun waktu 2006 2009 sangat dipengaruhi oleh gejolak tingkat suku bunga perbankan dan optimalisasi pelayanan investasi itu sendiri tanpa mengesampingkan kondisi peluang dunia usaha dan sumberdaya potensial di Kabupaten Lebak. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 45

NO Jenis Investasi Tabel 3.5 Perkembangan Investasi Di Kabupaten Lebak Tahun 2006 2009 TAHUN 2006 2007 2008 2009 JUMLAH 1 PMDN 806.000.000.000 15.000.000.000-25.000.000.000 846.000.000.000 2 PMA $ 222.590.000 $ 9.250.000 $ 172.100.000 3 NON FASILITATIF 2.400.000.000 $ 8.400.000 3.625.001.000 $ 412.340.000 6.025.001.000 450.181.015.000 122.663.000.000 143.138.892.000 303.320.172.000 1.019.303.079.000 JUMLAH (Rp) 1.256.181.015.000 137.663.000.000 145.538.892.000 331.945.173.000 1.871.328.080.000 JUMLAH (US$) 222.590.000 9.250.000 172.100.000 8.400.000 412.340.000 Sumber: KPPT Kab. Leb 3.1.4. Tingkat Inflasi Grafik III.d Perkembangan Inflasi di Kabupaten Lebak Tahun 2005 2010 14 12 10 8 6 4 2 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010* Inflasi Tingkat inflasi di Kabupaten Lebak dalam kurun waktu 2005-2009 bersifat fluktuatif. Acuan perbandingan inflasi di Kabupaten Lebak menggunakan indikator perbandingan antara PDRB Nominal dengan PDRB Riil (GDP Deflator) dalam tahun tertentu, dimana indikator lainnya menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang pada tataran seimbang dapat mencerminkan tingkat biaya hidup (cost of living). Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 46

Tabel 3.6 Tingkat Inflasi di Kabupaten Lebak pada Tahun 2005-2010 Tahun Inflasi (%) 2005 11,79 2006 8,27 2007 5,70 2008 7,58 2009 3,60 2010* 4,50 Keterangan: *= Angka Perkiraan Sumber : BPS dan Bappeda Kabupaten Lebak Tingkat inflasi tahun 2009 berada pada 3,60 persen. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas perekonomian daerah pada sisi permintaan dan sisi penawaran bergerak secara responsive sebagai akibat tekanan krisis global yang mengakibatkan stabilitas perekonomian menjadi sangat terganggu terutama pada sector riil sebagai pilar perekonomian di Kabupaten Lebak. 3.1.4. Kependudukan Kependudukan dan beragam permasalahannya di Kabupaten Lebak dalam kurun waktu 2005 2008 Tabel 3.7 Kependudukan di Kabupaten Lebak 2005 2008 Jumlah Indeks Indeks Indeks Indeks Tahun Penduduk Penganggur Kelangsungan Hidup Pengetahuan Daya Beli Pembangunan Masyarakat 2005 1.176.350 106.974 62,67 76,51 59,76 66,31 2006 1.202.909 126.158 63,33 76,51 60,12 66,65 2007 1.219.033 129.059 63,52 76,51 60,18 66,74 2008 1.234.459 132.027 63,60 76,51 61,30 67,10 Sumber: Bappeda Kab. Lebak Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 47

Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (Human Index) di Kabupaten Lebak mengakibatkan kualitas produktivitas perekonomian yang rendah dan menjadikan multi-persoalan yang berkepanjangan. Akan tetapi, Pemerintah Kabupaten Lebak tetap berupaya melakukan pembenahan terhadap pembangunan perekonomian, kesehatan dan pendidikan melalui program jangka pendek dan jangka panjang yang terukur sehingga semangat melakukan percepatan pembangunan dan menghapuskan daerah tertinggal dapat segera terealisir secara komprehensif. 3.1.5. Rencana target ekonomi makro pada tahun Perencanaan 2011 Capaian kinerja perekonomian pada Tahun 2009 dan revitalisasi kebijakan ekonomi makro Tahun 2010 di Kabupaten Lebak menjadi tolak ukur target ekonomi makro pada Tahun 2011 secara evaluatif. Fokus pemulihan perekonomian nasional dan pemeliharaan kesejahteraan rakyat menjadi target dalam RKP Tahun 2011. Kemudian fokus percepatan pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat dan kapasitas pemerintahan menjadi target dalam RKPD Propinsi Banten Tahun 2011. Maka, dengan ini Pemerintah Kabupaten Lebak akan mengambil fokus RKPD Tahun 2011 kepada pengembangan perekonomian rakyat dan penanganan desa tertinggal melalui sasaran 4 prioritas pembangunan kepada: Peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi yang berbasis sumberdaya lokal. Peningkatan akses dan mutu pelayanan pendidikan, kesehatan, kependudukan dan ketenagakerjaan. Pengembangan wilayah melalui peningkatan infrastruktur dan pengelolaan lingkungan hidup, serta Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur dan tata kelola aset daerah. Strategi pengembangan perekonomian rakyat melalui pengembangan ekonomi daerah berbasis komoditas dan penanganan desa tertinggal merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Lebak dalam melakukan kebijakan perekonomian secara ekspansif dalam percepatan pembangunan pada tahun 2011. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 48

3.1.6. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Berdasarkan analisis terhadap realisasi kinerja ekonomi daerah pada Tahun 2009 dan Tahun 2010, disusul tekanan inflasi yang multi-dimensi membuat basis perekonomian di Kabupaten Lebak yang masih didominasi oleh sektor pertanian sebagai sektor basis menjadi paling beresiko terutama terhadap tingkat persaingan pasar dan kualitas infrastruktur yang dapat meningkatkan nilai tambah terhadap produktivitas lokal. Maka, Pemerintah Kabupaten Lebak berupaya optimis dalam mengambil kebijakan perbaikan perekonomian lokal melalui upaya restrukturisasi terhadap kualitas infrasruktur yang dapat memberikan dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang pada Tahun 2011 ditargetkan untuk mencapai nilai 4,52 persen sebagai bentuk revolusi perekonomian daerah dalam percepatan pembangunan. 3.1.7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berikut adalah target nilai produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Lebak pada Tahun 2011 sebagai terjemahan dalam capaian target pertumbuhan ekonomi daerah pada Tahun 2011. Tabel 3.7 Target Nilai PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2011 Sektor ADHK (juta) Pertanian 1.579.067 Pertambangan & Penggalian 47.679 Industri & Pengolahan 379.167 Listrik, Gas dan Air Bersih 18.650 Bangunan/Kontruksi 170.598 Perdagangan, Hotel & Restoran 979.756 Angkutan & Komunikasi 252.501 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 175.214 Jasa-jasa 582.878 PDRB 4.185.510 Sumber : Bappeda Kabupaten Lebak Sektor Pertanian sebagai sektor basis, masih mendominasi perekonomian di Kabupaten Lebak yang kemudian diharapkan dapat memberikan nilai tambah secara sektoral dalam upaya pengembangan ekonomi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 49

daerah berbasis komoditas unggulan sebagai langkah strategis dalam meningkatkan daya saing daerah terhadap pasar. 3.1.8. Inflasi Tantangan tingkat persaingan global melalui Asean China Free Trade Agreement 2010 (ACFTA 2010), disusul kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) akan memberikan dampak tersendiri terhadap inflasi di Kabupaten Lebak pada Tahun 2011, maka Pemerintah Kabupaten Lebak berencana untuk melakukan upaya recovery terhadap sektor basis dengan melakukan pengendalian inflasi lokal dengan sasaran inflasi Tahun 2011 sebesar 4,80 persen. 3.2. Tantangan Dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2010 Dan Tahun 2011 Analisis Kondisi Internal dan Kondisi Eksternal Kabupaten Lebak Kondisi Internal Daerah Tabel 3.8 Tabel Analisis SWOT Kondisi Eksternal Daerah Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Tersedianya Jumlah penduduk yang cukup besar Tersedianya Sumberdaya Alam lokal (local resources) yang potensial Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana publik Meningkatnya optimalisasi pelayanan publik dan transparasi Rendahnya kualitas SDM terutama di perdesaan yang sebagian besar berketerampilan rendah (low skilled). Terbatasnya kompetensi dan kapasitas Masyarakat Lokal Terbatasnya kapasitas keuangan daerah serta rendahnya manajemen aset daerah Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan Tersedianya sarana Rendahnya kuantitas dan dan prasarana kualitas atlit lokal yang penunjang berprestasi penyelenggaraan Porprop Keterangan: Angka dalam jutaan Sumber : BPS dan Bappeda Kabupaten Lebak Berkembangnyalembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun informal pembangunan Ekonomi masyarakat lokal berbasis Agroindustri Tersedianya pengembangan struktur ruang kedalam 2 (dua) Wilayah Pengembangan yaitu Wilayah Pengembangan Utama dan Wilayah Pengembangan Penunjang Reformasi Birokrasi menuju tata pemerintahan yang baik (good governmante governance) Ditetapkannya Kabupaten Lebak sebagai Tuan Rumah pada Pekan Olahraga Provinsi Banten 2010 Meningkatnya migrasi Penduduk lintas sektoral. (Net Inmigration of Workers) Rendahnya tingkat akuntabilitas dunia usaha dalam pelaksanaan pembangunan selaku mitra Pemerintah Daerah, Adanya dampak negatif yang dapat mempengaruhi struktur lingkungan, sosial dan budaya Adanya potensi hambatan arah kebijakan nasional Meningkatnya daya saing regional Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 50

3.3. Arah Kebijakan Ekonomi daerah Arah kebijakan ekonomi diarahkan dengan memperkuat perekonomian berbasis potensi lokal yang berorientasi dan berdaya saing secara global melalui peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat yang didukung dengan percepatan pembangunan serta membuka seluas-luasnya peluang usaha dan kemudahan pelayanan perijinan investasi dengan mengurangi dampak ekonomi biaya tinggi. Upaya ini diharapkan akan mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan ekonomi lokal sejalan pula dengan pemanfaatan peluang ekonomi regional dan nasional dengan melibatkan seluruh pelaku ekonomi baik masyarakat maupun dunia usaha yang didukung oleh pemerintah melalui penyediaan sarana dan prasaran infrastruktur perekonomian. Dengan tergalinya potensi ekonomi lokal diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja terutama dampaknya dapat menciptakan peningkatan pendapatan bagi masyarakat miskin dan usaha mikro. Berdasarkan kebijakan ekonomi tersebut perlu pula dilakukan menciptakan suatu mekanisme yang lebih efektif dalam memberdayakan unsurunsur masyarakat dan dunia usaha kedalam suatu jaringan sehingga potensi ekonomi lokal dapat dikembangkan menjadi kekuatan ekonomi riil. Melalui kebijakan ekonomi sebagaimana telah diuraikan yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat akan menciptakan peningkatan kemampuan daya beli dan daya pikul masyarakat yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan pendapatan daerah. 3.4. Analisis dan perkiraan Sumber-sumber Pendanaan daerah Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan pendanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan telah diatur sesuai dengan urusan dan kewenangan yang diserahkan kepada pemerintah daerah. Sumber-sumber pendanaan daerah meliputi dana desentralisasi, dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan, hal ini diatur untuk mencegah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 51

tumpang tindih ataupun tidak tersedianya pendanaan pada suatu bidang pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibiayai dari APBD yang diantaranya diperoleh dari dana desentralisasi sedangkan penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan dan tanggungjawab pemerintah dibiayai dari APBN yang didekonsentrasikan kepada Pemerintah Provinsi ataupun tugas pembantuan yang dilimpahkan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka tugas pembantuan. 3.4.1 Dana Desentralisasi Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan adanya sumber-sumber pendanaan daerah yang cukup. Pemerintahan Daerah dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan kewenangan yang telah diberikan oleh Pemerintah sebagai daerah otonom memperoleh sumber keuangan yang antara lain berupa kepastian tersedianya pendanaan dari Pemerintah sesuai dengan urusan pemerintah yang diserahkan dan kewenangan memungut serta mendayagunakan pajak daerah dan retribusi daerah sebagai pendapatan daerah. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terdapat perubahan jenis-jenis sumber pendapatan asli daerah yang dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2011 untuk Pajak Daerah dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi dan Bangunan diberlakukan mulai tahun 2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang masih dalam proses penyusunan serta penerbitan Peraturan Daerah sebagai landasan pelaksanaannya sehingga untuk tahun 2011 masih terjadi transisi pelaksanaan Undang-Undang tersebut. Sumber-sumber pendanaan daerah diperoleh diantaranya dari Pendapatan Daerah yang meliputi : 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari : - Pajak Daerah - Retribusi Daerah - Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 52

Pajak Daerah terdiri dari : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak mineral bukan logam dan batuan, Pajak Parkir, Pajak Sarang Burung Walet dan jenis pajak baru yaitu Pajak Air Tanah, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Retribusi Daerah diperoleh dari pengelompokkan yaitu : - Retribusi Jasa Umum - Retribusi Jasa Usaha - Retribusi Perijinan Tertentu Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan terdiri dari : - Bagian Laba Atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Mililk Daerah. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah terdiri dari : Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan, Penerimaan Jasa dari Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pendayagunaan Kekayaan Milik Daerah yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga. 2. Dana Perimbangan terdiri dari : - Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak - Dana Alokasi Umum (DAU) - Dana Alokasi Khusus (DAK). Bagi Hasil Pajak diperoleh dari : Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perhutanan, Perkebunan dan Pertambangan, Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 21, Pasal 25 dan Pasal 29 dan Cukai hasil tembakau. Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam diperoleh dari : Iuran Hak Pengusahaan Hutan, Provisi Sumber Daya Hutan, Iuran Tetap (Landrent), Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi (Royalti), Pungutan Pengusahaan Perikanan, Pungutan Hasil Perikanan, Pertambangan Minyak Bumi. 3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri dari : - Pendapatan Hibah - Dana Darurat - Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi - Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 53

Tabel 3.9 Realisasi Pendapatan Kabupaten Lebak 2006-2010 No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 1 Pendapatan asli daerah 36.756.673.922 48.937.969.974 51.095.272.123 58.021.746.576 0 a. Pajak daerah 5.146.506.642 5.965.022.206 7.418.832.719 7.111.016.717 b. Retribusi daerah 17.930.560.504 26.050.298.044 29.630.839.568 38.134.320.720 c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang 1.290.076.394 1.119.391.930 1.921.883.509 2.277.986.593 dipisahkan d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 12.389.530.382 15.803.257.794 12.123.716.327 10.498.422.546 2 Dana perimbangan 558.384.447.337 637.383.925.205 662.722.279.645 688.615.574.665 0 a. Dana bagi hasil Pajak/bagi hasil bukan 35.299.204.373 40.725.142.939 42.438.918.645 44.359.050.665 pajak b. Dana alokasi umum 458.050.000.000 507.639.000.000 554.305.361.000 576.180.524.000 c. Dana alokasi khusus 30.410.000.000 51.176.000.000 65.978.000.000 68.076.000.000 d. Bagi Hasil Pajak Propinsi 14.625.242.964 17.843.782.266 0 0 e. Bantuan Keuangan dari Propinsi 20.000.000.000 20.000.000.000 0 0 3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 0 2.000.000.000 90.540.403.458 35.208.745.857 0 a. Pendapatan Hibah 0 2.000.000.000 4.000.000.000 0 b. Dana Darurat 0 0 0 0 c. Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi 0 0 19.038.604.058 20.208.745.857 d. Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus 0 0 47.501.799.400 37.250.779.000s e. Bantuan Keuangan dari Propinsi 0 0 20.000.000.000 15.000.000.000 TOTAL PENDAPATAN 595.141.121.259 688.321.895.179 804.357.955.226 781.846.067.098 0 Sumber: DPPKD Kabupaten Lebak, 2006-2010 Keterangan : Realisasi tahun 2010 sampai dengan kuartal pertama No. Tabel 3.10 Perkembangan Target PAD Kabupaten Lebak Tahun 2006-2010 Tahun PAD (Rp.) Pertumbuhan (%) APBD (Rp.) Proporsi (%) 1 2006 33.479.668.750 28,56 669.904.187.962 5,00 2 2007 51.461.107.636 34,94 771.371.952.548 6,67 3 2008 76.942.599.000 33,12 870.702.263.146 8,84 4 2009 74.268.196.396-3,48 884.755.439.332 8,39 5 2010 69.769.837.320-6,06 886.482.112.355 7,87 Rata-Rata per tahun Sumber: DPPKD Kabupaten Lebak, 2006-2010 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 54

Perkembangan target Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lebak selama tahun 2006-2010, rata-rata pertumbuhan per tahunnya mengalami kenaikan sebesar 24,25%. Bila melihat kemampuan keuangan Kabupaten Lebak dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan rata-rata per tahun kontribusi terhadap APBD 6,93% berarti bahwa secara kemandirian fiskal Kabupaten Lebak masih masuk dalam kategori rendah, karena pendapatan di luar PAD mencapai 84,35%, yaitu dari Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Tabel 3.11 Perkembangan Dana Perimbangan Kabupaten Lebak Tahun 2006-2010 No. Tahun Dana Perimbangan (Rp.) Pertumbuhan (%) APBD (Rp.) Proporsi (%) 1 2006 546.541.575.000 35,08 669.904.187.962 81,59 2 2007 588.601.000.000 7,15 771.371.952.548 76,31 3 2008 661.417.629.000 11,01 870.702.263.146 75,96 4 2009 682.574.430.825 3,20 884.755.439.332 77,15 5 2010 789.207.931.825 15,62 886.482.112.355 89,03 Rata-rata per tahun Sumber: DPPKD Kabupaten Lebak, 2006-2010 Dana Perimbangan terdiri atas Dana Bagi Hasil, yang bersumber dari pajak dan sumberdaya alam, serta Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Alokasi Umum yang diluncurkan dari pemerintah pusat ke daerah bertujuan untuk menghindari kesenjangan fiskal (fiscal gap) antar daerah, dimana DAU ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu dengan penekanan pada aspek pemerataan dan keadilan yang selaras dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan. Adapun formula dan perhitungan DAU ditetapkan sesuai undang-undang, dengan harapan akan tercapai kemandirian fiskal daerah, yang diindikasikan oleh penurunan alokasi DAU yang signifikan dari tahun ke tahun. Perkembangan Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten Lebak selama kurun waktu 2005 sampai dengan 2009 cenderung mengalami peningkatan, hal tersebut menunjukkan bahwa derajat kemandirian fiskal Kabupaten Lebak masih rendah, karena masih tergantung dari kontribusi pemerintah pusat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 55

Untuk perkembangan dana perimbangan secara total selama kurun waktu 2005 sampai dengan 2009 rata-rata pertumbuhan per tahunnya sebesar 14,65%, dan kontribusi terhadap APBD dalam kurun waktu yang sama sebesar 79,30%. Tabel 3.12 Perkembangan Lain-lain Pendapatan yang Sah Kabupaten Lebak Tahun 2006-2010 No. Tahun Lain-lain Pendapatan yang Sah (Rp.) Pertumbuhan (%) APBD (Rp.) Proporsi (%) 1 2006 6.500.000.000-87,40 669.904.187.962 0,97 2 2007 36.370.000.000 82,13 771.371.952.548 4,71 3 2008 87.639.304.000 58,50 870.702.263.146 10,07 4 2009 57.566.156.210-34,31 884.755.439.332 6,51 5 2010 27.504.343.210-52,22 886.482.112.355 3,10 Rata-rata per tahun Sumber: DPPKD Kabupaten Lebak, 2006-2010 Perkembangan lain-lain pendapatan daerah yang sah secara kumulatif selama kurun waktu tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 rata-rata pertumbuhan pertahunnya sebesar Rp. 43.115.960.684 sementara kontribusi terhadap APBD dalam kurun waktu yang sama baru sebesar 5,07%. Tabel 3.13 Tax Ratio di Kabupaten Lebak Tahun 2006 2010 No. Tahun Pajak Daerah (Rp) PDRB ADHK (Rp) Tax Ratio (%) 1 2006 4.787.300.000 3.289.215.000.000 0,14 2 2007 5.202.300.000 3.392.777.000.000 0,15 3 2008 6.275.000.000 3.559.032.000.000 0,17 4 2009 7.531.500.000 3.842.250.000.000 0,20 5 2010 7.781.950.000 4.006.525.000.000 0,20 Sumber: Diolah dari Data BPS dan DPPKD Tax ratio adalah prosentase penerimaan pajak terhadap PDRB tahun berkenan yang perbandingannya relatif masih rendah. Rendahnya tax ratio dimaksud dikarenakan sumber-sumber pungutan pajak daerah hanya sebagian kecil dari kegiatan produktivitas masyarakat. Sebagai gambaran, tax ratio di Kabupaten Lebak pada tahun 2006 sebesar 0,14%, dan pada tahun 2009 sebesar 0,20% dengan tingkat pertumbuhan rata-rata tiap tahunnya sebesar 0,16%. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 56

Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak untuk kurun waktu tahun 2009 2014 diproyeksikan dengan memperhitungkan tingkat inflasi dengan asumsi rata-rata per tahun sebesar 7-11%. Hasil proyeksi seperti yang tercantum dalam tabel 3.6 di bawah ini. Tabel 3.14 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 (Ribu Rupiah) Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014 PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah 81.596.680 85.630.212 89.864.262 94.308.829 98.974.407 103.872.018 Hasil Pajak Daerah 7.311.500 7.677.075 8.060.929 8.463.975 8.887.174 9.331.533 Hasil Retribusi Daerah 45.501.831 47.776.923 50.165.769 52.674.057 55.307.760 58.073.148 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 1.852.099 1.898.401 1.945.862 1.994.508 2.044.371 2.095.480 26.931.250 28.277.813 29.691.703 31.176.288 32.735.103 34.371.858 Dana Perimbangan 685.229.878 716.765.405 749.809.559 784.436.067 820.722.302 858.749.459 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 40.962.688 41.986.755 43.036.424 44.112.335 45.215.143 46.345.522 Dana Alokasi Umum 576.191.190 605.000.750 635.250.787 667.013.326 700.363.993 735.382.192 Dana Alokasi Khusus 68.076.000 69.777.900 71.522.348 73.310.406 75.143.166 77.021.746 Lain-lain Pendapatan yang Sah Dana Penyeimbang dari Pemerintah 65.550.000 57.037.500 58.088.438 59.165.648 60.269.790 61.401.534 0 - - - - - Dana Darurat 0 - - - - - Pendapatan Hibah 4.000.000 - - - - - Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 22.050.000 22.050.000 22.601.250 23.166.281 23.745.438 24.339.074 19.500.000 19.987.500 20.487.188 20.999.367 21.524.351 22.062.460 20.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 Jumlah PAD 832.376.558 859.433.117 897.762.258 937.910.544 979.966.499 1.024.023.012 Keterangan: Menggunakan asumsi berdasarkan data tahun 2004-2007 Untuk memprediksi pendapatan daerah tahun 2009 2014 diperlukan suatu data pendukung yang salah satunya adalah data PDRB. Proyeksi pertumbuhan PDRB atas harga konstan Kabupaten Lebak dilakukan dengan menggunakan rumus geometri dengan asumsi bahwa kondisi di masa depan sama dengan kondisi yang terjadi saat ini dan saat sebelumnya. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 57

Tabel 3.15 PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Lebak Tahun 2005-2009 (Juta Rupiah) No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009* 1 Pertanian 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.291.646 1.294.831 1.351.926 40.868 41.332 45.711 316.631 332.460 346.840 12.299 14.177 14.733 5 Bangunan dan Kontruksi 127.911 135.931 154.346 Perdagangan, Hotel dan 6 Restoran 753.459 778.392 818.916 7 Pengangkutan dan Komunikasi 185.885 203.623 214.826 Keuangan, Persewaan dan jasa 8 Perusahaan 154.291 158.608 164.335 9 Jasa-jasa 406.225 433.423 447.399 1.416.893 1.411.440 46.955 48.768 354.578 360.131 15.119 15.763 158.214 160.721 856.074 916.339 225.103 236.259 166.959 171.072 477.170 494.187 Jumlah 3.289.215 3.392.777 3.559.032 3.703.665 3.842.250 Sumber : PDRB Kabupaten Lebak 2003-2008 (BPS Kab. Lebak) * : Angka sementara Tabel 3.19 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008 (Juta Rupiah) No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008* 2009* 1 Pertanian 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.869.235 2.001.375 2.192.697 66.442 73.140 86.121 93.149 460.063 522.676 589.329 26.969 32.755 35.671 38.811 5 Bangunan dan Kontruksi 188.336 217.252 253.696 Perdagangan, Hotel dan 6 Restoran 1.105.975 1.239.495 1.398.841 7 Pengangkutan dan Komunikasi 397.987 505.813 546.891 Keuangan, Persewaan dan jasa 8 Perusahaan 227.499 252.721 280.442 9 Jasa-jasa Sumber 2.381.827 2.443.103 95.169 644.493 662.544 41.179 282.803 289.259 1.630.522 1.870.963 645.434 719.825 309.388 320.063 526.671 592.672 645.698 732.109 781.835 Jumlah 4.869.177 5.437.899 6.029.386 6.848.009 7.273.939 : PDRB Kabupaten Lebak 2003-2008 (BPS Kab. Lebak) * : Angka sementara Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 58

Tabel 3.20 Proyeksi PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 (Juta Rupiah) No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 Pertanian 1.473.145 1.537.943 1.609.340 1.687.787 1.772.996 1.867.651 2 Pertambangan dan Penggalian 46.589 47.037 47.513 48.019 48.548 49.114 3 Industri Pengolahan 361.104 368.468 376.399 384.905 393.914 403.664 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 17.709 19.419 21.398 23.688 26.313 29.398 5 Bangunan dan Kontruksi 161.492 165.199 169.201 173.504 178.075 183.036 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 888.154 925.027 965.560 1.009.984 1.058.111 1.111.430 7 Pengangkutan dan Komunikasi 232.093 241.262 251.321 262.324 274.218 287.366 8 Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan 164.568 164.688 164.815 164.949 165.087 165.234 9 Jasa-jasa 508.123 541.579 579.214 621.476 668.442 721.860 Jumlah 3.852.976 4.010.622 4.184.760 4.376.635 4.585.705 4.818.753 Sumber : Hasil analisis menggunakan asumsi inflasi dan LPE rata-rata per-tahun (data dasar 2004-2007) Tabel 3.10 Proyeksi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 (Juta Rupiah) No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 Pertanian 2.731.774 2.999.488 3.215.451 3.418.024 3.664.122 3.902.290 2 Pertambangan dan Penggalian 103.016 113.112 121.256 128.895 138.176 147.157 3 Industri Pengolahan 713.454 783.372 839.775 892.681 956.954 1.019.156 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 44.071 48.390 51.874 55.142 59.112 62.954 5 Bangunan dan Kontruksi 313.063 343.743 368.493 391.708 419.911 447.205 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.804.988 1.981.877 2.124.572 2.258.420 2.421.026 2.578.393 7 Pengangkutan dan Komunikasi 714.495 784.516 841.001 893.984 958.351 1.020.644 8 Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan 342.493 9 Jasa-jasa 813.766 376.057 403.133 428.530 893.515 957.848 1.018.192 459.384 489.244 1.091.502 1.162.450 Jumlah 7.581.119 8.324.069 8.923.402 9.485.576 10.168.537 10.829.492 Sumber : Hasil analisis menggunakan asumsi inflasi dan LPE rata-rata per-tahun (data dasar 2004-2007) 3.4.2 Dana Dekonsentrasi Dana dekonsentrasi pada dasarnya adalah dana yang berasal dari adanya pelimpahan urusan dan wewenang dari pemerintah (Kementrian/Lembaga) kepada Gubernur selaku wakil pemerintah sehingga analisis dan perkiraan sumber dana dekonsentrasi hanya dilakukan dalam rangka penyusunan RKPD Pemerintah Provinsi. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 59

3.4.3 Dana Tugas Pembantuan Dana tugas pembantuan adalah dana yang berasal dari penugasan pemerintah (Kementrian/Lembaga) kepada Pemerintah Daerah dan atau Desa dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada Kementrian/ Lembaga yang menugaskan. Pendanaan dalam rangka tugas pembantuan dilaksanakan setelah adanya penugasan dari Kementrian/Lembaga kepada Kepala Daerah yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Kepala Daerah. Dalam pelaksanaan tugas pembantuan seringkali pemerintah daerah berkewajiban untuk menyediakan anggaran pendamping (cost sharing) terutama untuk kegiatan non fisik. 3.5. Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan terutama bidang ekonomi dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dapat memperkuat pendapatan daerah melalui pajak dan retribusi daerah atas penyediaan sarana dan prasarana yang dapat dijadikan sumber pungutan daerah. Kebijakan pengelolaan keuangan daerah diarahkan melalui optimalisasi pungutan pendapatan daerah dan pendayagunaan piutang daerah serta peningkatan efektifitas dan efesiensi dalam belanja daerah dengan memperhatikan prioritas-prioritas kebutuhan daerah. 3.5.1. Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi serta koordinasi dan optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah baik yang bersumber dari pendapatan asli daerah maupun dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pengelolaan pendapatan asli daerah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Daerah dengan memperhatikan azas efektifitas dan efesiensi serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 60

tidak membebani masyarakat sebagai akibat kebijakan yang menimbulkan ekonomi biaya tinggi dan tetap memperhatikan dampak lingkungan dan kelestarian alam dalam kegiatan masyarakat dibidang eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam. Selain dari pada itu pemerintah daerah dapat menyediakan pelayanan atas kebutuhan masyarakat melalui penyediaan fasilitas sarana dan prasarana infrastrukutur yang dapat dijadikan sumber pendapatan daerah atas penggunaan fasilitas tersebut (cost recovery) Dalam pengelolaan pendapatan daerah, peranan pemerintah pusat masih cukup besar dalam bentuk dana perimbangan yaitu bagi hasil pajak/bukan pajak, DAU dan DAK. Dengan demikian ketergantungan sumber pendapatan daerah pada pemerintah masih dominan sepanjang belum adanya perubahan kebijakan dari pemerintah dan atau perkembangan perekonomian di daerah yang dapat dijadikan sumber pendapatan daerah. Beberapa langkah positif yang dapat mengoptimalkan potensi pendapatan daerah serta lebih mengefektifkan cara pemungutannya perlu membangun mekanisme pengelolaan pendapatan yang berkelanjutan untuk menekan potensi kebocoran dan manipulasi sumber-sumber pendapatan daerah secara bertahap dan konsisten perlu diterapkan sistem yang mendukung adanya transparansi dan akuntabel yang meliputi data obyek dan subyek serta mekanisme pemungutan, penyetoran, penatausahaan dan pertanggungjawaban pengelolaan pendapatan daerah. 3.5.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah Dengan berpedoman pada azas umum pengelolaan keuangan daerah, kebijakan belanja daerah diarahkan melalui kajian berdasarkan anggaran berbasis kinerja melalui pencapaian hasil dari input yang direncanakan dan berorientasi tidak hanya terhadap hasil juga dengan mempertimbangkan manfaat dan dampak dari setiap kegiatan yang dibiayai dari belanja daerah. Selain dari pada itu kebijakan belanja daerah tetap memperhatikan azas akuntabilitas perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas, efisiensi, logis dan realistis dalam penggunaan anggaran. Kebijakan dimaksud merupakan implikasi dan keterpaduan dari kemampuan pendapatan daerah, kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 61

Pusat serta disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2009-2014 dengan memperhatikan kebijakan prioritas. Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam penentuan program/kegiatan prioritas dimaksud adalah : 1. Pelaksanaan program/kegiatan pada RPJMD yang targetnya belum tercapai; 2. Program/kegiatan yang mendesak sebagai respon atas dinamika kondisi sosial ekonomi daerah dan memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat serta ketentuan perundang-undangan. 3. Program/kegiatan yang menunjang peningkatan pelayanan pada masyarakat dan memiliki nilai keberpihakan yang tinggi pada masyarakat. 4. Program/kegiatan yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak. 5. Program/kegiatan yang merupakan lanjutan dan atau penyelesaian tahap sebelumnya. Berkaitan dengan kondisi pendapatan sebagaimana diuraikan sebelumnya serta dikaitkan dengan permasalahan yang dihadapi, maka kebijakan belanja daerah diarahkan sebagai berikut : a. Belanja diarahkan untuk membiayai belanja wajib dan mengikat dalam rangka melaksanakan tugas umum pemerintahan. b. Membiayai urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan yaitu, urusan wajib dan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya pemenuhan kewajiban daerah dalam peningkatan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat d. Belanja langsung diprioritaskan untuk membiayai program/kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD untuk melayani dan menyediakan barang/jasa publik yang dibutuhkan masyarakat. e. Melakukan efisiensi terhadap plafon anggaran belanja langsung SKPD dan mengalihkannya pada belanja langsung program yang terkait dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 62

pengentasan kemiskinan, peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan IPM. f. Peningkatan efektivitas belanja program melalui sinergitas antar program yang ditujukan untuk pengentasan kemiskinan, peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan IPM. Tabel 3.11 Pengelolaan Alokasi Belanja Kabupaten Lebak Tahun 2005-2009 (Ribu Rupiah) No Belanja Daerah 2005 2006 2007 2008 2009 1 Belanja Tidak Langsung 260.534.778.834 314.757.838.103 332.392.571.559 444.448.276.430 478.938.500.782 a. Belanja pegawai 217.673.305.703 265.112.787.965 294.471.115.559 392.200.295.000 437.059.433.554 b. Belanja Barang dan Jasa 17.598.546.195 22.295.937.979 0 0 0 c. Belanja Perjalanan Dinas 4.568.252.650 6.859.523.000 0 0 0 d. Belanja Pemeliharaan 4.345.601.401 5.594.017.720 0 0 0 e. Belanja Modal 0 0 0 0 0 f. Belanja Bunga 0 0 500.000.000 4.934.000 331.600.667 g. Belanja subsidi 0 0 0 0 0 h. Belanja Hibah 0 0 3.640.000.000 21.386.113.000 15.905.000.000 i. Belanja Bantuan sosial 0 0 22.881.456.000 16.940.000.000 11.905.000.000 j. Belanja Bagi hasil 14.048.483.000 14.517.275.000 9.000.000.000 12.000.000.000 13.180.000.000 k. Belanja Bantuan Keuangan 0 0 0 0 l. Belanja tidak terduga 2.300.589.885 378.296.439 1.900.000.000 1.916.934.430 557.466.561 2 Belanja Langsung 152.504.180.365 335.551.349.859 430.585.880.989 420.565.946.716 405.641.438.550 a. Belanja Pegawai 7.258.278.380 6.717.378.500 44.229.054.300 41.722.339.685 40.140.767.006 b. Belanja Barang dan Jasa 26.314.196.844 42.857.170.057 90.890.547.549 107.312.246.795 110.555.789.550 c. Belanja Perjalanan Dinas 3.245.549.000 6.361.534.500 d. Belanja Pemeliharaan 65.646.610.665 158.692.990.299 e. Belanja Modal 50.039.545.476 120.922.276.503 295.396.279.140 271.531.360.236 254.944.881.994 Total Belanja Daerah 413.038.959.199 650.309.187.962 762.978.452.548 865.014.223.146 884.755.439.332 Sumber: DPPKD Kabupaten Lebak, 2005-2009 Keterangan : Kepmendagri 29/2002 untuk TA. 2004 2006 ; Permendagri 13/2006 untuk TA. 2007 dst. 0 Tahun Anggaran Tabel 3.12 Perkembangan Alokasi Belanja Tidak Langsung 2005-2009 Belanja Tdk Langsung (Rp.) Pertumbuhan (%) Belanja APBD (Rp.) Proporsi (%) 2005 260.534.778.834 7,11 413.038.959.199 63,08 2006 314.757.838.103 17,23 650.309.187.962 48,40 2007 332.392.571.559 5,31 762.978.452.548 43,57 2008 444.448.276.430 25,21 870.702.263.146 51,04 2009 479.114.000.782 7,80 884.755.439.332 54,15 Rata-rata per tahun 12,5 52,04 Sumber : DPPKD Kabupaten Lebak, 2005-2009 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 63

Belanja tidak langsung Kabupaten Lebak pada tahun 2009 mengalami peningkatan dari belanja tidak langsung tahun 2005 dengan rata-rata peningkatan per tahunnya sebesar 12,5 % sedangkan proporsi terhadap belanja APBD rata-rata pertahun sebesar 52,04 %. Tahun Anggaran Tabel 3.13 Perkembangan Alokasi Belanja Langsung 2005-2009 Belanja Langsung (Rp.) Pertumbuhan (%) Belanja APBD (Rp.) Proporsi (%) 2005 152.504.180.365 29,34 413.038.959.199 36,92 2006 335.551.349.859 54,55 650.309.187.962 51,60 2007 430.585.880.989 22,07 762.978.452.548 56,43 2008 420.565.946.716-2,38 870.702.263.146 48,30 2009 405.641.438.550-3,55 884.755.439.332 45,85 Rata-rata per tahun 20,006 47,82 Sumber: DPPKD Kabupaten Lebak, 20054-209 Belanja Langsung Kabupaten Lebak dua tahun terakhir mengalami penurunan baik dari segi jumlah maupun persentase proporsi terhadap belanja APBD secara keseluruhan. Tabel 3.14 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 (Ribu Rupiah) No Belanja 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 Belanja Tidak Langsung 462.265.644 480.751.139 498.731.929 517.939.806 538.657.398 560.203.694 a. Belanja pegawai 419.232.218 438.001.507 455.521.567 473.742.430 492.692.127 512.399.812 b. Belanja Bunga 4.934 0 0 0 0 0 c. Belanja subsidi 0 0 0 0 0 0 d. Belanja Hibah 20.535.000 18.356.400 18.535.000 18.535.000 19.276.400 20.047.456 e. Belanja Bantuan sosial 8.500.000 8.840.000 8.500.000 8.840.000 9.193.600 9.561.344 f. Belanja Bagi hasil 13.500.000 14.040.000 14.601.600 15.185.664 15.793.091 16.424.814 g. Belanja Bantuan Keuangan 0 0 0 0 0 0 h. Belanja tidak terduga 493.492 1.513.232 1.573.761 1.636.712 1.702.180 1.770.267 2 Belanja Langsung 389.297.459 404.869.357 421.064.132 437.906.697 455.422.965 473.639.883 a. Belanja Pegawai 42.691.413 44.399.070 46.175.032 48.022.034 49.942.915 51.940.632 b. Belanja Barang dan Jasa 104.912.671 109.109.178 113.473.545 118.012.487 122.732.986 127.642.306 d. Belanja Modal 241.693.375 251.361.110 261.415.554 271.872.177 282.747.064 294.056.946 Total Belanja 851.563.103 885.620.496 919.796.060 955.846.503 994.080.363 1.033.843.577 Sumber : DPPKD Kabupaten Lebak, asumsi dari data 2009-2011 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 64

Tabel 3.15 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 (Ribu Rupiah) Uraian Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 PEMBIAYAAN DAERAH Penerimaan Pembiayaan Daerah 25.419.588 32.948.043 28.929.615 25.004.167 21.358.777 17.246.602 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya 21.919.588 29.150.193 24.941.873 20.817.037 16.962.291 12.630.292 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 3.500.000 3.797.850 3.987.743 4.187.130 4.396.486 4.616.310 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 6.233.040 6.760.660 6.895.811 7.068.206 7.244.911 7.426.034 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 2.000.000 2.170.200 2.224.455 2.280.066 2.337.068 2.395.495 Pembayaran Pokok Utang 33.040 33.040 - - - - Pemberian Pinjaman Daerah 4.200.000 4.557.420 4.671.356 4.788.139 4.907.843 5.030.539 Jumlah Pembiayaan Netto 19.186.548 26.187.383 22.033.805 17.935.961 14.113.866 Sumber : DPPKD Kabupaten Lebak, proyeksi menggunakan asumsi dari data dasar tahun 2009-2014 9.820.568 3.5.3. Kebijakan Pembiayaan Daerah Kebijakan pembiayaan daerah pada dasarnya merupakan bagian dari struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai penyeimbang adanya surplus atau defisit antara pendapatan dan belanja daerah. Dalam pembiayaan daerah apabila terjadi surplus anggaran dapat dianggarkan untuk penyediaan pengeluaran pembiayaan yang dapat diterima kembali pada tahun berjalan atau tahun berikutnya dan untuk penyediaan anggaran penyertaan modal dan investasi daerah serta penyediaan dana cadangan. Pembiayaan daerah disediakan pula untuk penyediaan apabila terjadi defisit anggaran baik bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu (SiLPA) atau penerimaan dari pengembalian pinjaman (piutang) dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011 65