BAB IV GEOLOGI PANTAI SERUNI DAERAH TAPPANJENG 4.1 Geologi Lokal Daerah Penelitian Berdasarkan pendekatan morfometri maka satuan bentangalam daerah penelitian merupakan satuan bentangalam pedataran. Satuan bentangalam pedataran menempati sekitar wilayah Tappanjeng dan Pantai Seruni. Berdasarkan hasil analisis morfometri yang meliputi parameter bentuk satuan bentangalam dan beda tinggi 10 m. (Foto 4.1) Satuan geomorfologi pedataran Kabupaten Bantaeng terletak pada bagian selatan dengan ketinggian kurang dari 50 meter dari permukaan laut. Wilayah satuan ini menempati lebih kurang 15% dari luas kabupaten yang melampar dari barat ke timur dengan lebar 1,5 km hingga 0,4 km dari pantai. Satuan ini disusun oleh endapan alluvial dan sebagian dari Batuan Gunungapi Lompobattang. Satuan ini mempunyai relief yang datar hingga bergelombang lemah. Wilayah satuan geomorfologi pedataran pada umumnya merupakan daerah dataran pantai yang hingga kini dimanfaatkan sebagai daerah persawahan, permukiman dan industri kecil. (Khalil, 2000) 25
26 x Foto 4.1 Morfologi satuan bentangalam pedataran (x) pada pantai Seruni. Difoto relatif kearah utara. Berdasarkan kandungan airnya maka jenis sungai yang mengalir pada daerah penelitian yaitu sungai permanen dimana debit airnya selalu tetap. Jenis sungai ini berkembang pada sungai Lantebong dan sungai Tangngatangnga (foto 4.2). Berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan interpretasi peta topografi maka pola aliran sungai yang mengalir pada daerah penelitian dapat ditentukan. Pola aliran sungai pada daerah penelitian relatif sejajar maka dapat digolongkan menjadi pola aliran parallel. Sungai-sungai yang mengalir pada satuan geomorfologi ini umumnya berstadia dewasa hingga tua yang mempunyai penampang lembah berbentuk huruf U dan material dasar berupa pasir. Sungai-sungai mengalir dari utara ke selatan dan bermuara Laut Flores. ( Khalil, 2000)
27 Foto 4.2 Sungai yang mengalir pada satuan bentangalam pedataran pada sungai Lantebong. Difoto relatif kearah utara. Secara umum litologi yang menyusun daerah penelitian berupa endapan alluvial dimana penyebaran satuan ini di sepanjang sungai Lantebong. Endapan alluvial sungai pada daerah penelitian berupa material pasir dan batu. Material yang lapuk umumnya berwarna coklat (Foto 4.3). Endapan alluvial pantai berupa material pasir. (Foto 4.4) Menurut Sukamto dan Supriatna (1982) material penyusun endapan alluvial dan pantai terdiri dari kerikil, pasir, lempung, lumpur dan batugamping (Qac). Material penyusun satuan alluvial pada daerah penelitian berupa material kerikil, pasir hingga lempung yang menyebar disepanjang sungai Lantebong hingga pantai Seruni. Berdasarkan kesamaan tersebut maka satuan alluvial pada daerah penelitian disamakan dengan satuan alluvial (Qac) yang berumur Holosen. Satuan regional batuan di Kabupaten Bantaeng ke dalam Batuan Gunungapi Lompobattang yang penyebarannya cukup luas di Mandala Sulawesi Barat bagian selatan. Daerah penelitian terdiri dari endapan alluvial yang tersusun
28 dari material lepas (tidak terkonsolidasi), berukuran lempung sampai bongkah, terutama dari hasil rombakan Batuan Lompobattang. Sebaran endapan ini dijumpai terutama di daerah dataran rendah bagian selatan kabupaten, sepanjang tepi pantai dan aliran sungai. (Khalil, 2000) Foto 4.3 Endapan alluvial pada sungai Lantebong. Difoto relatif kearah utara. Foto 4.4 Endapan alluvial pada Pantai Seruni. Difoto relatif ke arah utara
29 4.2 Karateristik Pantai Seruni Kawasan pantai Seruni merupakan salah satu pantai yang rawan terhadap abrasi hal ini disebabkan oleh kondisi pantai yang berhadapan langsung dengan Laut Flores sehingga energi gelombang yang tiba pada garis pantai sangat besar. Secara umum material penyusun pantai tersebut merupakan material pasir halus hingga kasar. Endapan pasir tersebut berasal dari tarnsportasi sungai dimana terdapat dua muara sungai yaitu Sungai Lantebong dan Sungai Tangngatangnga (foto 4.4) dan terdapat dua kanal yang membawa material pasir ke pantai (foto 4.5). Litologi yang menyusun Pantai Seruni merupakan litologi yang tidak resisten sehingga sangat mudah tererosi oleh arus yang datang ke pantai hal ini dapat dilihat dengan litologi penyusun daerah penelitian berupa endapan alluvial, sehingga garis pantai pada daerah penelitian mudah untuk berubah. Foto 4.4 Sungai Lantebong yang bermuara pada pantai Seruni. Difoto relatif kearah Selatan
Foto 4.5 Kanal Rumah Sakit yang mengalir pada Pantai Seruni dengan material berupa pasir. Difoto relatif kearah Selatan 30