BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang paling sering dijumpai pada anak. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008; American Cancer. sisanya sebagian besar AML (Rudolph, 2007).

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

Kejadian Anemia Pada Penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Cancer Society (2014), Leukemia adalah jenis kanker yang

BAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

Pola Lekemia Limfoblastika akut di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RS. Dr. Pirngadi Medan

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu merupakan beban

BAB I PENDAHULUAN. yang berbatas pada bagian superfisial kulit berupa bintul (wheal) yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. Intususepsi merupakan salah satu penyebab tersering dari obstruksi usus dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasien keganasan berisiko tinggi menderita anemia (Estrin, 1999). Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. pemeriksaan rutin kesehatan atau autopsi (Nurdjanah, 2014).

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : NURHIDAYAH J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit. kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006).

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia adalah kanker yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh rumah sakit di Indonesia dengan angka kematian 5,7%-50% dalam tahun

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Epilepsi merupakan salah satu penyakit pada otak tersering mencapai 50 juta

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler. mengenai organ lain kecuali susunan saraf pusat.

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. angka morbiditas, namun angka mortalitas leukemia juga dilaporkan di Amerika. Sampai

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Trombosit merupakan salah satu komponen penyusun

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.

: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat. Oleh sebab itu,

Editor : Yayan Akhyar Israr. Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menduduki urutan ke 10 dari urutan prevalensi penyakit. Inflamasi yang terjadi pada sistem saraf pusat

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dari rata-rata nasional (1,4%), yaitu pada urutan tertinggi ke-6 dari 33 provinsi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh dikenal dengan benda asing endogen (Yunizaf, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

B A B I PENDAHULUAN. Sampai saat ini sepsis masih merupakan masalah utama kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit dan pola pengobatan,

BAB I PENDAHULUAN. Polisitemia Vera (PV) adalah salah satu jenis keganasan mieloproliferatif.

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Leukemia Mieloid Akut (LMA) adalah salah satu kanker darah yang ditandai dengan transformasi ganas dan gangguan diferensiasi sel-sel progenitor dari seri mieloid. Bila tidak diobati, penyakit ini akan mengakibatkan kematian secara cepat dalam waktu beberapa minggu sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). Insiden LMA cukup jarang tapi termasuk salah satu penyumbang terbesar angka kematian yang diakibatkan kanker. Angka kejadian LMA untuk semua umur di dunia sebanyak 3,7 per 100.000 penduduk pertahun (Deschler & Lubbert, 2006). Angka kejadian meningkat menjadi 4 per 100.000 penduduk per tahun berdasarkan jumlah kasus dan kematian pada tahun 2008 2012. Diperkirakan pada tahun 2015 akan ada sekitar 20.830 kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012). Penelitian di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta mendapatkan sebanyak 210 pasien didiagnosis LMA sejak tahun 1999 sampai dengan 2011. Rata-rata jumlah per tahun adalah 16 pasien dengan jumlah tertinggi pada tahun 2010 sebanyak 27 pasien (Supriyadi et al, 2011). Dari data rekam medis Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang, jumlah pasien LMA rawat inap dari tahun 2008-2013 adalah sebanyak 73 kasus. Walaupun LMA dapat terjadi pada semua kelompok usia, LMA adalah bentuk umum leukemia akut pada orang dewasa, insidennya makin

sering ditemukan sejalan dengan meningkatnya usia dan hanya sebagian kecil (10-15%) leukemia yang terjadi di masa anak (Hoffbrand & Moss, 2013). Rata-rata usia pasien LMA di Amerika Serikat adalah 67 tahun (Sekeres, 2014). Dalam penelitian terhadap 25 orang pasien LMA di poliklinik rawat jalan dan rawat inap Bagian Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang serta RS swasta di kota Padang pada tahun 2014 didapatkan nilai rerata usia pasien LMA adalah 39,5 tahun (Asputra H, 2015). Untuk kejadian berdasarkan jenis kelamin, dalam suatu penelitian di Amerika didapatkan bahwa prevalensi LMA pada pria berusia >65 tahun lebih tinggi dari wanita >65 tahun. Namun tidak ditemukan perbedaan insiden berdasarkan jenis kelamin pada pasien yang lebih muda (Turbeville, 2015). Patogenesis utama LMA adalah adanya blokade maturitas yang menyebabkan proses diferensiasi sel-sel seri mieloid terhenti pada sel-sel muda blast, hal ini mengakibatkan terjadinya akumulasi sel blast tersebut di sumsum tulang. Akumulasi ini akan menyebabkan gangguan hematopoesis normal dan pada akhirnya mengakibatkan sindrom kegagalan sumsum tulang yang ditandai dengan sitopenia (anemia, leukopenia dan trombositopenia). Hal ini menyebabkan munculnya tanda dan gejala utama LMA berupa rasa lelah, perdarahan dan mudah infeksi. Selain itu bisa juga terjadi infiltrasi sel blast ke organ yang akan menimbulkan tanda dan gejala bervariasi tergantung organ yang diinfiltrasi (Kurnianda, 2009). Oleh karena itu pemeriksaan fisik, darah lengkap dan sumsum tulang termasuk langkah awal yang penting dalam diagnosis pasien LMA.

Keberhasilan pengobatan LMA di Indonesia masih sangat rendah bila dibandingkan laporan penelitian dari negara lain. Faktor yang paling berperan terhadap hal ini adalah kematian yang tinggi akibat infeksi berat atau sepsis (Sjakti et al, 2012). Hal ini juga berkaitan erat dengan kualitas pelayanan pendukung dan infrastruktur lainnya yang masih terbatas di negara berkembang (Howard et al, 2008). Saat ini penelitian mengenai LMA masih jarang dilakukan di Indonesia. Meskipun kasusnya cukup jarang, namun progresifitas penyakit ini sangat cepat sehingga berbahaya jika tidak segera dikenali dan ditatalaksana dengan tepat. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran karakteristik pasien LMA yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang periode Juli 2015- Juni 2016 sebagai gambaran terbaru dari kasus-kasus LMA di RSUP DR. M. Djamil Padang. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana gambaran karakteristik pasien LMA yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang periode Juli 2015 Juni 2016? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien LMA yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang periode 1 Juli 2015 30 Juni 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui distribusi pasien LMA berdasarkan usia. 2. Untuk mengetahui distribusi pasien LMA berdasarkan jenis kelamin. 3. Untuk mengetahui distribusi pasien LMA berdasarkan keluhan utama. 4. Untuk mengetahui distribusi pasien LMA berdasarkan manifestasi klinis. 5. Untuk mengetahui distribusi pasien LMA berdasarkan kadar hemoglobin. 6. Untuk mengetahui distribusi pasien LMA berdasarkan jumlah leukosit. 7. Untuk mengetahui distribusi pasien LMA berdasarkan jumlah trombosit. 8. Untuk mengetahui distribusi pasien LMA berdasarkan jumlah sel blast. 9. Untuk mengetahui distribusi pasien LMA berdasarkan klasifikasi French American British (FAB). 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUP DR. M. Djamil Padang tentang gambaran insiden dan karakteristik pasien LMA yang dirawat sehingga berguna dalam peningkatan pelayanan serta penyediaan fasilitas perawatan dan pengobatan yang lebih baik. 2. Sebagai tambahan informasi bagi petugas kesehatan dalam memahami karakteristik pasien LMA sehingga diharapkan tidak terjadi keterlambatan dalam diagnosis maupun penatalaksanaan, sehingga risiko kematian bisa berkurang.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang membutuhkan data penelitian ini, sehingga bisa dilakukan penelitian selanjutnya dengan desain penelitian yang lebih sempurna.