PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: LILIS SETIYOWATI A

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR TAHUN 2016/2017

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR TAHUN 2016/2017

IMPLEMENTASI BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KESULITAN MATEMATIKA DI SDN BADRAN SURAKARTA

PROBLEMATIKA GURU DALAM MENGOLAH RAPORT KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR. Oleh : ABDUL KHOLIKH A

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESULITAN GURU BERSERTIFIKASI DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH (Studi Kasus pada Guru-Guru Bersertifikasi di SMK Sakti Gemolong)

PERSEPSI GURU TERHADAP PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI KELAS RENDAH DI SDN 03 SEWUREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN 2016/2017

Diajukan oleh : Anida Fathur Rochmah A

Oleh: Haris Ali Murfi (A )

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP SISWA PADA KURIKULUM 2013 KELAS I DI SD NEGERI 1 TANJUNG BOYOLALI

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI (STUDI KASUS DI SMK NEGERI SE-SURAKARTA)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

Naskah Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Srata-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SURAKARTA) Diajukan Kepada. Program Studi Magister Manajemen

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD N 02 KEDUNGAMPEL TAHUN 2016/2017

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKUNTANSI SESUAI KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI di KOTA KLATEN

PERSEPSI GURU TENTANG PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SD MUHAMMADIYAH 24 GAJAHAN SURAKARTA

Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh: INTAN DWI ASTUTI NINGSIH A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KURIKULUM 2013 DI SDN TANJUNGREJO 1 MALANG

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

KARAKTER KREATIFITAS DAN KEMANDIRIAN PADA SISWA

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 23 SEMANGGI SURAKARTA TAHUN 2016/2017

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN PPKN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Colomadu)

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Biologi

TINGKAT KESIAPAN GURU DAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DALAM KURIKULUM 2013 KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KOTA SOLO

PEMBELAJARAN UNGGAH-UNGGUHING BAHASA JAWA SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS 5 SD MUHAMMADIYAH PK BOYOLALI

Diajukan oleh: ALFIAN CHANDRA PUSPITA A

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA KELAS III SD NEGERI PONCOWARNO TAHUN AJARAN 2013/2014

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI KELAS II DAN IV SD NEGERI 1 SIMO

PERSEPSI GURU TERHADAP PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI KELAS RENDAH DI SDN 03 SEWUREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN 2016/2017

Suwarno, Wahyu Doko Ariyanto PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRACT

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

PERSEPSI GURU TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SD N NGABEYAN 3 KARTASURA. Oleh: M. BAHAR ALFIAN A

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI NIRMALA BANTUL

PERAN STRATEGIS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) DALAM PENINGKATAN MUTU SEKOLAH JENJANG SMA DI KOTA YOGYAKARTA

PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

IMPLEMENTASI BUKU GURU SEBAGAI ACUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA KURIKULUM 2013 BERBASIS LESSON STUDY PADA SISWA SMP

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

ANALISIS PENILAIAN AUTENTIK MENURUT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PADA KELAS IV SD NO. 4 BANYUASRI

Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktif di SMK Negeri 1 Tarakan

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PERAN PENDIDIK DALAM MEMBIMBING PESERTA DIDIK DYSCALCULIA PADA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016


ANALISIS KUALITAS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK KELAS IV KURIKULUM 2013 SD MUHAMMADIYAH 24 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

KENDALA-KENDALA PESERTA DIDIK DALAM MENCAPAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 3 PARIAMAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Diajukan Oleh : NURUL FADHILA A

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PERSEPSI GURU TERHADAP METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SDN BAKALAN.

PERSIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

Yulia Maftuhah Hidayati 1), Titik Septiani 2) Abstarct

454 Penerapan Model Pembelajaran

Naskah Publikasi Ilmiah. Oleh : KHOIROTUN NISA A

PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI. Oleh Oka Deva Yunianto NIM

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 23 SEMANGGI SURAKARTA TAHUN 2016/2017

KENDALA GURU DALAM MELAKUKAN PENILAIAN PADA PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR GUGUS DELIMA BANDA ACEH

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.

PENGELOLAAN PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER DI SDN KEPATIHAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2016/2017 TESIS

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS IV A SEKOLAH DASAR NEGERI 4 WATES KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI MELALUI METODE MIND MAPPING

PROBLEMATIKA GURU DALAM MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK PADA KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI BAYAN NO. 216 SURAKARTA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 PAINAN

MEDIA PEMBELAJARAN PPKN PADA ANAK TUNARUNGU DI SMP BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi Kasus SMP-LB Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016)

PEMAHAMAN GURU TENTANG KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH DI SD 2 PADOKAN BANTUL

PENILAIAN AUTENTIK MATA PELAJARAN MATEMATIKA KURIKULUM 2013 GURU KELAS IV KOTA SEMARANG

KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SD RUJUKAN SDN 1 KEMIRI BOYOLALI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

PENGELOLAAN EVALUASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI SALATIGA 06 TESIS

Economic Education Analysis Journal

PEMANFAATAN PENGGUNAAN BUKU SISWA MATA PELAJARAN PPKN KELAS XI PADA KURIKULUM 2013 (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 1 Gemolong)

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

PERAN KAUM URBAN DALAM MENJAGA KEGOTONGROYONGAN DI MASYARAKAT PERKOTAAN (Studi Kasus: Buntarejo, RT 01/04, Kadokan, Grogol, Sukoharjo Tahun 2017)

PEMBINAAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SD MUHAMMADIYAH 8 JAGALAN TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MOVING CLASS DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

IMPLEMENTASI MIRA (MORNING IQRA ) SEBAGAI PENGUATAN KETERAMPILAN MEMBACA IQRA KELAS II SD MUHAMMADIYAH 21 BALUWARTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI PUNUNG KABUPATEN PACITAN TESIS

Transkripsi:

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh : Selvi Meilita Sari A510130303 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Persepsi guru terhadap penilaian autentik yang telah disempurnakan dalam Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 di SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat, 2) Kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan penilaian autentik, dan 3) Solusi yang digunakan guru dalam mengatasi kendala yang dihadapi. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian fenomenologi. Narasumber dalam penelitian ini adalah wakil kepala sekolah kurikulum, wali kelas 5B dan 6A. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengujian keabsahan data yang diperoleh menggunakan triangulasi metode dan sumber. Tahapan analisis data pada penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru beranggapan penilaian autentik sudah bagus dalam artian mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Walaupun dalam pelaksanaannya guru merasa belum sempurna, namun guru selalu berusaha untuk memahami dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan penilaian autentik secara lebih baik, Guru mengalami kendala dalam melaksanakan penilaian sikap spiritual dan keterampilan, contohnya guru mengalami kesulitan dalam menentukan nilai sikap. Solusi yang digunakan guru adalah dengan cara berdiskusi bersama tim, yang membahas tentang kendala yang dihadapi oleh masing-masing guru. Kata kunci: Permendikbud nomor 23 tahun 2016, Penilaian autentik, Persepsi ABSTRACT The research aims to describe: 1) Teacher s perceptions toward authentic assessment that has been perfected in Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 in SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat, 2) Obstacles faced by teachers in implementing authentic assessment, 3) the solution used by teachers in overcoming the obstacles encountered. This research used a qualitative research with phenomenology research design. Informant in this research is the vice principal of curriculum, class guardian 5B and 6A. the data collection techniques used were interviews, observative, and documentation. Testing the validity of the data obtained using the triangulation of methods and source. The stages of data analysis in this research is data reduction, data presentation, and conclusion. The results of this research teachers assume authentic assessment is good in the sense that include assessment of attitudes, knowledge and skills however, teachers are always trying to understand and improve the ability to perform better authentic assessment. Teachers have problems in conducting assessments spiritual attitudes and skills for example, teachers have difficulty in the determining the value of the attitude. The solution used by teachers is by discussing with the team that talks about the obstacles faced by each teacher. Keywords: Permendikbud nomor 23 tahun 2016, authentic assessment, perception. 1

1. PENDAHULUAN Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk menanamkan ilmu yang bermanfaat bagi siswa melalui proses pembelajaran yang bermakna. Pendidikan Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada sistem pendidikan memiliki komponen yang sangat penting salah satunya adalah kurikulum. Kedudukan kurikulum dalam kegiatan administrative sekolah memegang peranan yang sangat penting. Akan tetapi, kurikulum tidak akan memberi imbas apapun ketika tidak direalisasikan dengan tata laksana yang baik, tepat, dan cermat di sekolah. Pada penerapan Kurikulum 2013 memang banyak manfaat yang dirasakan oleh guru, siswa maupun orang tua, namun tidak sedikit juga menimbulkan masalah yang dirasakan oleh para guru. Masalah yang dihadapi oleh para guru adalah dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa. Munculnya masalah tersebut, berdampak pada kurikulum yang diterapkan di sekolah. Banyak sekolah yang kembali menerapkan kurikulum yang lama, karena para guru merasa penilaian pada kurikulum yang lama lebih mudah dipahami dan tidak rumit serta hanya mengacu pada aspek pengetahuan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan bahwa pelaksanaan penilaian autentik ditemukan beberapa masalah dan kendala. Masalah yang ada di SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat diantaranya adalah dalam melakukan penilaian sikap spiritual dan penilaian keterampilan. Guru kesulitan dalam menentukan nilai sikap spiritual pada siswa. Pasalnya dalam menentukan nilai, tidak ada kriteria atau syarat yang signifikan sedangkan sikap spiritual merupakan sikap yang berhubungan dengan Allah SWT sehingga guru kesulitan dalam menentukan nilai pasti. Pada penilaian keterampilan, guru bingung dalam melakukan tindak lanjut yang berkaitan dengan hasil karya siswa. Masalah tersebut diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Made Endra Danu Merta 2

dkk (2015: 4) yang menyatakan bahwa Guru masih bingung dengan penilaian autentik yang diterapkan dalam kurikulum 2013. Banyaknya jenis penilaian membuat guru kurang maksimal dalam melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran siswa. Guru menganggap penilaian autentik ini rumit dan sulit untuk dilakukan. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pelaksanaan penilaian autentik berjalan dengan baik. peneliti nantinya akan meneliti persepsi guru terhadap penilaian autentik yang telah disempurnakan dalam Permendikbud nomor 23 tahun 2016 di SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat, kendala yang dihadapi dalam melaksanakan penilaian autentik,dan solusi yang digunakan guru dalam mengatasi kendala yang dihadapi. 2. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian fenomenologi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat yang berlokasi di Jl. Dr. Moewardi No. 24 Surakarta. Alasan dipilihnya sekolah ini adalah dikarenakan SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat telah menerapkan kurikulum 2013 dengan penilaian autentik yang telah disesuaikan dalam Permendikbud Nomor 23 tahun 2016. Sekolah ini juga selalu berusaha untuk update dan menyesuaikan terkait dengan Permendikbud yang terbaru. Narasumber dalam penelitian ini yaitu wakil kepala sekolah kurikulum, wali kelas 5B dan 6A. dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pengamat dan pewawancara. Hal tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data, memperoleh pengalaman dan memudahkan peneliti untuk mengetahui dan memahami situasi yang terjadi. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam sebuah penelitian. Penelitian ini menggunakan triangulasi metode dan sumber. Setelah itu data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data interactive model. Langkah-langkah model 3

interaktif melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Miles dan Huberman (Sugiyono 2010: 337). Dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pedoman wawancara digunakan agar dalam melakukan wawancara berjalan dengan baik dan terarah serta peneliti juga dapat mengembangkan pertanyaan wawancara sesuai dengan topik yang dibahas. Pedoman observasi digunakan agar dalam melakukan pengamatan peneliti mendapatkan data yang dibutuhkan. Pedoman dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang mendukung hasil penelitian yang telah diperoleh melalui wawancara dan observasi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian pada umumnya digunakan dalam proses pendidikan. Penilaian merupakan penentu berhasil tidaknya guru menyampaikan ilmu kepada siswanya serta mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Hal tersebut sejalan dengan pengertian penilaian menurut Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 pada pasal 1 yang menjelaskan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian hasil belajar pada pendidikan dasar dan menengah meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. 3.1 Persepsi Guru Terhadap Penilaian Autentik yang Telah Disempurnakan dalam Permendikbud nomor 23 tahun 2016 di SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Persepsi guru terhadap penilaian autentik diterapkan pada guru yang telah melakukan penilaian autentik. Guru yang telah melakukan penilaian autentik pasti juga sudah menggunakan berbagai jenis penilaian autentik. Pada pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan oleh guru, pasti muncul berbagai tanggapan mulai dari manfaat yang diperoleh, kendala yang dihadapi maupun solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terkait persepsi guru terhadap penilaian autentik yang telah disempurnakan dalam Permendikbud nomor 23 tahun 2016 didapatkan informasi bahwa guru beranggapan bahwasanya penilaian 4

autentik sudah bagus, karena sudah mencakup semua aspek yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam menentukan siswa naik kelas atau tidak itu bukan hanya mengacu pada penilaian pengetahuan saja. Pernyataan tersebut didukung dengan pendapat Fajar Cahyadi dan Apriliana Purwandari (2014: 41) yang menyatakan bahwa Penilaian autentik merupakan sistem penilaian yang bagus. Dengan penilaian tersebut dapat menilai kemampuan siswa secara keseluruhan, tidak hanya pada ranah pengetahuan siswa saja. Guru menyadari bahwa dalam melaksanakan penilaian autentik itu belum sempurna, namun guru selalu berusaha untuk memahami dan meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan penilaian autentik. Guru juga memilih dan memilah materi mana yang perlu dan tidak perlu disampaikan pada siswa serta berusaha untuk lebih kreatif dalam mengembangkan instrumen penilaian. Contohnya saat membuat instrumen penilaian, guru harus menyesuaikan dengan kemampuan daya tangkap siswa. 3.2 Kendala yang Dihadapi Guru dalam Melaksanakan Penilaian Autentik Berdasarkan hasil penelitian terkait kendala yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan penilaian autentik didapatkan informasi bahwa pada pelaksanaan penilaian autentik guru mengalami kendala seperti dalam melakukan penilaian sikap. Contohnya saat guru sedang fokus pada satu siswa yang mengalami kesulitan, siswa yang lain menjadi ramai. Hal tersebut berdampak pada proses pembelajaran yang tidak kondusif. Pembelajaran yang tidak kondusif akan mempengaruhi konsentrasi siswa itu sendiri, sehingga materi yang disampaikan oleh guru tidak diterima dengan baik oleh siswa. Guru mengungkapkan bahwa kelas yang rata-rata terdiri dari 30 siswa ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda, serta masalah yang berbeda pula sehingga guru kesulitan dalam melakukan penilaian sikap. Penilaian sikap yang dilakukan oleh guru dilaksanakan setiap hari sehingga guru merasa keberatan harus melakukan penilaian sikap sebanyak 30 siswa. Pernyataan tersebut diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh Rusman (2015: 41) yang menyatakan bahwa Setiap guru tentunya harus menyadari bahwa menghadapi 30 siswa dalam satu kelas, berarti menghadapi 30 macam keunikan atau karakteristik. Konsekuensi logis adanya hal 5

ini, guru harus mampu melayani setiap siswa sesuai karakteristik mereka orang per orang. Kendala bukan hanya terjadi pada penilaian sikap saja tetapi juga pada penilaian keterampilan. Contohnya kendala pada penilaian keterampilan adalah saat siswa sudah selesai mengerjakan tugas, guru bingung tindak lanjut seperti apalagi yang akan diterapkan pada siswa pasalnya tidak ada panduan yang membahas tentang tindak lanjut penilaian keterampilan. Pendapat tersebut diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Made Endra Danu Merta dkk (2015: 4) yang menyatakan bahwa Guru masih bingung dengan penilaian autentik yang diterapkan dalam kurikulum 2013. Banyaknya jenis penilaian membuat guru kurang maksimal dalam melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran siswa. Guru menganggap penilaian autentik ini rumit dan sulit untuk dilakukan. 3.3 Solusi yang Digunakan dalam mengatasi kendala yang Dihadapi Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam melaksanakan penilaian autentik didapatkan informasi bahwa guru mempunyai solusi yang dapat meminimalisir adanya kendala yang susah untuk diselesaikan. Guru mengungkapkan sebelum proses pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa aspek apa yang akan dinilai. Indikator yang akan digunakan oleh guru juga disampaikan kepada siswa. Pernyataan tersebut diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh Rusman (2015: 89) yang menyatakan bahwa Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru. Guru mengungkapkan pada penilaian sikap dalam satu kelompok, biasanya guru menunjuk satu siswa untuk menjadi ketua kelompok. Jadi jika terdapat siswa yang ramai atau tidak mengerjakan sesuai tugas yang diberikan, siswa yang ditunjuk sebagai ketua kelompok tadi bertanggung jawab untuk melaporkannya kepada guru. guru merasa cara tersebut sangat efektif untuk menanggulangi kondisi kelas di saat guru sedang sibuk menjelaskan materi di kelompok lain. Guru juga menunjuk ketua kelas untuk mencatat siswa yang tidak dapat bekerjasama dengan siswa lainnya. 6

Pada penilaian sikap, guru mengungkapkan bahwa guru lebih fokus pada siswa-siswa yang mempunyai catatan sikap yang kurang baik seperti tidak membawa buku, tidak mengerjakan tugas dan terlambat masuk kelas. Pernyataan tersebut diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh Majid (2015: 142) yang menyatakan bahwa Guru harus mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Pada penilaian keterampilan, guru selalu menyampaikan kepada siswa tentang apa yang akan dipelajari nantinya. Aturan main yang akan digunakan dan aspek apa saja yang akan dinilai juga disampaikan oleh guru sehingga, siswa dapat mempersiapkan diri dengan baik dan jika siswa ingin ramai pasti akan berpikir terlebih dahulu karena penilaian sikap tidak akan luput dari pengamatan guru. Pendapat tersebut diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh Kunandar (2013: 35) yang menyatakan bahwa Gambaran perkembangan belajar peserta didik perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar. Solusi tersebut juga diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh Majid (2015: 231) yang menyatakan bahwa Guru harus menyediakan alternative strategi pembelajaran bagi siswa yang mengalami kesulitan. 4. PENUTUP Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa: Penilaian autentik memiliki dampak positif bagi siswa, karena pada dasarnya penilaian autentik menilai dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Walaupun pada pelaksanaannya para guru mengalami kendala, namun pihak sekolah selalu mengusahakan untuk mengatasi kendala tersebut. Salah satu upaya Dinas Pendidikan dan pihak sekolah adalah dengan mengadakan workshop yang diikuti oleh semua guru. Di mana dalam workshop tersebut nanti akan membahas kendala yang dihadapi guru dan mencari solusi bersama. Penilaian autentik juga membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Proses pembelajaran menjadi hidup dan lebih bermakna serta menciptakan hubungan yang interaktif antara guru 7

dan siswa. Penilaian autentik juga menguntungkan bagi orang tua, karena berguna untuk mengetahui perkembangan akademik anaknya masing-masing. Penilaian autentik menilai dari semua aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat menjadi acuan bagi siswa dan orang tua untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa. DAFTAR PUSTAKA Cahyadi, Fajar dan Apriliana Purwandari. (2014). Penilaian Autentik Mata Pelajaran Matematika Kurikulum 2013 Guru Kelas IV Kota Semarang. Universitas PGRI Semarang 4 (2). Diakses pada tanggal 14 Desember 2016 pukul 09.41 WIB Kunandar. 2013. Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Majid, Abdul. 2015. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Merta, M.E.D. Made Suarjana dan Luh Putu Putrini Mahadewi. (2015). Analisis Penilaian Autentik Menurut Pembelajaran Kurikulum 2013 Pada Kelas IV Sd No. 4 Banyuasri. e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. 3 (1). Diakses pada tanggal 11 Oktober 2016 pukul 17.57 WIB Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, praktik dan penilaian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta 8