ANALISIS PENILAIAN AUTENTIK MENURUT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PADA KELAS IV SD NO. 4 BANYUASRI
|
|
- Glenna Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PENILAIAN AUTENTIK MENURUT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PADA KELAS IV SD NO. 4 BANYUASRI I Made Endra Danu Merta 1, I Made Suarjana 2, Luh Putu Putrini Mahadewi 3 1,2 Jurusan PGSD, 3 Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia endradanu@gmail.com 1, pgsd_undiksha@yahoo.com 2, lppmahadewi@undiksha.ac.id 3 Abstrak Masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya pemahaman guru mengenai penilaian autentik menururt kurikulum Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan perencanaan penilaian autentik, (2) mendeskripsikan pelaksanaan penilaian autentik, dan (3) mendeskripsikan hambatan yang dialami guru dalam penilaian autentik menurut kurikulum 2013 pada tema makananku sehat dan bergizi pada kelas IV SD No. 4 Banyuasri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah studi dokumen, observasi, dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu guru kelas IV SD No. 4 Banyuasri. Obyek penelitian adalah perencanaan, pelaksanaan, dan hambatan yang dialami guru kelas IV dalam penilaian autentik menurut pembelajaran kurikulum Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) perencanaan penilaian autentik di kelas IV SD No. 4 Banyuasri memperoleh nilai 87,50 berada pada kategori baik, (2) pelaksanaan penilaian autentik di kelas IV SD No. 4 Banyuasri memperoleh nilai 93,75 berada pada kategori amat baik, dan (3) hambatan guru dalam pelaksanaan penilaian autentik adalah banyaknya jumlah peserta didik, banyaknya penilaian yang harus dilakukan, dan ketersediaan waktu dalam melakukan penilaian. Berdasarkan hasil penelitian, penilaian autentik menurut kurikulum 2013 pada kelas IV SD No. 4 Banyuasri berjalan dengan baik namun masih mengalami hambatan dalam pelaksanaannya. Kata-kata kunci: penilaian autentik, pembelajaran, kurikulum 2013 Abstract The problems in this study is the lack of understanding of the authentic assessment of teachers according to the curriculum in This study aims to (1) describe the planning of authentic assessment, (2) describe the implementation of authentic assessment, and (3) describe the obstacle that is experienced by the teacher in authentic assessment according to curriculum 2013 on the topic my food is healthy and nutritious in fourth grade in SD No. 4 Banyuasri. This research is a qualitative research. Data collection methods used in this research is the study of documents, observation, and interviews. Data were analyzed using descriptive analysis. The subjects used in this research is fourth grade teacher in SD No. 4 Banyuasri. Object of this research is the planning, implementation, and obstacle that is experienced by the fourth grade teachers in authentic assessment according to the curriculum The results showed that (1) the planning of authentic assessment in fourth grade in SD No. 4 Banyuasri gained in the good category, (2) the implementation of authentic assessment in fourth grade in SD No. 4 Banyuasri scored in the category very well, and (3) the teacher obstacles in the implementation of authentic assessment is the large number of students, number of assessment to be done, and the availability of time to do the assessment. Based on
2 this research, authentic assessment according to the curriculum 2013 at the fourth grade in SD No. 4 Banyuasri run well but still get some obstacles in its implementation. Key words: authentic assessment, learning, curriculum 2013 PENDAHULUAN Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan tiga aspek dari sekian banyak aspek yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan. Oleh sebab itu, di samping kurikulum yang cocok dan proses pembelajaran yang benar perlu sistem penilaian yang baik dan terencana. Seorang guru yang profesional harus menguasai ketiga aspek tersebut yaitu penguasaan kurikulum termasuk di dalamnya penguasaan materi, penguasaan metode pengajaran, dan penguasaan penilaian. Ketiga aspek tersebut harus dikuasai guru guna meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia ditandai dengan adanya penyempurnaan-penyempurnaan yang dilaksanakan oleh pemerintah pada setiap aspek pendidikan. Salah satu aspek pendidikan yang mengalami perkembangan terus menerus guna peningkatan kualitas pendidikan adalah kurikulum pendidikan nasional. Perubahan kurikulum yang dilakukan pemerintah merupakan suatu niatan untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Perubahan KTSP menjadi kurikulum 2013 adalah upaya yang dilakukan pemerintah guna mencapai mutu pendidikan yang optimal. Perubahan kurikulum dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 mengakibatkan perubahan paradigma pada proses pembelajaran, di mana setiap aktivitas belajar diharapkan dapat membentuk sikap dan perilaku mulia dalam diri siswa. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik (Sagala, 2010). Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu (1) proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki siswa dalam proses berpikir, (2) pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Pembelajaran pada kurikulum 2013 di SD menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif. Menurut Prastowo (2013) pembelajaran tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema dilakukan melalui beberapa pendekatan. Pembelajaran tematik terintegratif yang diterapkan di sekolah dasar beracuan pada pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Kurniasih dan Berlin (2014) adalah proses pembelajaran yang dirancang sedimikian rupa agar peserta didik secara aktif dapat mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Menurut Abidin (2014)
3 pendekatan saintifik memiliki komponen proses pembelajaran yaitu: (1) mengamati, (2) menanya, (3) mencoba, (4) menalar, dan (5) mengkomunikasikan. Perubahan kurikulum juga membawa implikasi terjadinya perubahan pada penilaian. Menurut Daryanto (2014) penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga dapat menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian yang dilakukan guru di kelas terkait dengan kegiatan dengan kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah proses menghimpun fakta-fakta dan dokumen belajar siswa untuk melakukan perbaikan program pembelajaran. Penilaian juga dapat memberikan umpan ballik kepada pendidik agar menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. Standar penilaian bertujuan untuk menjamin perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya, dan pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, halhal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian adalah sebagai berikut (a) penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD pada KI-3 dan KI-4, (b) penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya, (c) sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan, dan (d) hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Standar penilaian pada kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signigikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan (Kemendikbud, 2014). Penilaian autentik bertujuan untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata di mana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Yasri (2013) menjelaskan penilaian autentik memiliki relevansi terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum 2013 yang mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lainlain. Menurut Permendikbud No. 104 tahun 2014, kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Penilaian autentik dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu kepada penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik, dan jurnal. Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian produk, dan portofolio. Perubahan paradigma pembelajaran dalam kurikulum 2013 ini, mendatangkan masalah bagi pendidik dalam proses penilaian. Guru masih bingung dalam proses penilaian yang dapat memberikan gambaran yang utuh mengenai sikap,
4 keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau masyarakat dan juga bagaimana format penilaiannya. Sebenarnya penilaian autentik sudah tidak asing lagi pada KBK dan KTSP, hanya saja pelaksanaannya belum maksimal. Pada KBK dan KTSP, guru sekolah dasar kebanyakan mempraktikkan penilaian hanya sebatas penilaian pengetahuan saja sedangkan dalam kurikulum 2013 guru dituntut untuk melakukan penilaian pada aspek pegetahuan, sikap dan keterampilan. Permasalahan sama dialami guru kelas IV SD No. 4 Banyuasri yang masih menerapkan kurikulum Guru masih bingung dengan penilaian autentik yang diterapkan dalam kurikulum Banyaknya jenis penilaian membuat guru kurang maksimal dalam melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran siswa. Guru menganggap penilaian autentik ini rumit dan sulit untuk dilakukan. Mengingat salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik maka pelaksanaannya perlu diperhatikan guru dan kepala sekolah. Berbagai permasalahan mengenai penilaian autentik di SD No. 4 Banyuasri perlu dikaji sehingga perencanaan dan pelaksanaan penilaian autentik sesuai dengan tuntutan kurikulum Selain itu, hambatan yang dialami guru dalam pelaksanaan penilaian autentik dapat diatasi. Terkait dengan temuan permasalahan mengenai penilaian autentik yang dilakukan guru kelas IV sehingga dipandang perlu untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Penilaian Autentik Menurut Kurikulum 2013 Temma Makananku Sehat dan Bergizi Pada Siswa Kelas IV Semester Genap SD No. 4 Banyuasri tahun Pelajaran 2014/2015. METODE Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif dengan latar alamiah dan menggunakan berbagai metode. Tempat penelitian ini adalah di SD No. 4 Banyuasri. Subjek penelitian adalah guru kelas IV SD No. 4 Banyuasri. Objek penelitian ini adalah perencanaan, pelaksanaan, dan hambatan yang dialami guru kelas IV dalam penialia autentik menurut kurikulum 2013 pada tema makananku sehat dan bergizi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen, observasi, dan wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar ceklist dokumen, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Dokumen yang dimaksud dalam RPP yang dimiliki guru kelas IV SD No. 4 Banyuasri. Observasi yang dilakukan dalam penelitian adalah observasi pelaksanaan penilaain autentik yang dilakukan guru kelas IV dalam pembelajaran kurikulum Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur. Wawancara semiterstruktur digunakan untuk menemukan permasalahan lebih terbuka, agar pihak yang diajak wawancara dapat mengeluarkan pendapat dan ideidenya. Pedoman wawancara dalam penelitian ini berisi tentang uraian penelitian yang dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan. Data penelitian yang telah terkumpul berupa perencanaan penilaian autentuk, pelaksanaan penilaian autentik, dan hambatan yang dialami guru dalam perencanaan ataupun pelaksanaan penilaian autentik dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Perencanaan penilaian autentik secara langsung tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru. RPP yang dibuat guru mengacu pada Permendikbud No. 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Untuk mengetahui perencanaan penilaian autentik menurut kurikulum 2013 kelas IV SD No. 4 Banyuasri dilakukan dengan menggunakan teknik studi dokumen dengan perdoman pada lembar ceklist dokumen yang disesuaiakan dengan Permendikbud No. 103 tahun 2014 dan Permendikbud No. 104 tahun Hasil data perencanaan penilaian autentik yang dilakukan guru dapat dilihat pada Tabel 1.
5 Tabel 1. Hasil Data Perencanaan Penilaian Autentik No Indikator Hasil Penilaian 1 Kesesuaian penilaian pada RPP dengan silabus. 4 2 Cakupan penilaian meliputi penilaian terhadap KI-1 dan 2 KI-2 yaitu penilaian sikap. 3 Cakupan penilaian meliputi penilaian terhadap KI-3 2 yaitu penilaian pengetahuan. 4 Cakupan penilaian meliputi penilaian terhadap KI-4, 4 yaitu penilaian keterampilan. 5 Kesesuaian teknik penilaian dengan aspek yang dinilai. 4 6 Ketepatan instrumen penilaian dengan teknik penilaian 4 yang dipilih. 7 Menentukan tindak lanjut hasil penilaian. 4 8 Kelengkapan pedoman penskoran 4 Total Nilai 28 Konversi Total Nilai Perencanaan Penilaian Ke Skala 87, Kategori Nilai Baik Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa perencanaan penilaian autentik pada kelas IV di SD No. 4 Banyuasri berada pada kategori baik dengan nilai yang diperoleh sebesar 87,50. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru kelas IV sudah baik dalam perencanaan penilaian yang dibuat dalam RPP. Secara rinci hasil penilaian mengenai perencanaan penilaian autentik dideskripsikan sebagai berikut (1) penilaian yang dibuat guru dalam RPP subtema makananku sehat dan bergizi telah menyesuaikan dengan penilaian yang ada pada silabus, (2) perencanaan penilaian sikap yang dibuat guru dalam RPP tema makanku seha dan bergizi dengan subtema makananku sehat dan bergizi sudah mengukur kompetensi sikap siswa yakni sikap spiritual dan sikap sosial. Pada penilaian sikap yang mengukur KI-1 dan KI- 2 guru sudah merancang penilaian dengan observasi sesuai dengan penilaian yang ada pada silabus. Guru tidak mengembangkan penilaian diri, penilaian antar peserta didik, dan jurnal, (3) perencanaan penilaian pengetahuan yang dibuat guru dalam RPP subtema makananku sehat dan bergizi sudah mampu mengukur penilaian terhadap pengetahuan siswa. Hal ini dapat dilihat dari RPP yang dibuat selama pembelajaran yang mencantumkan penilaian tes tulis sesuai dengan RPP. Sedangkan penilaian tes lisan dan penugasan yang merupakan bagian dari penilaian pengetahuan menurut kurikulum 2013 tidak dicantumkan dalam RPP, (4) perencanaan penilaian keterampilan yang dibuat guru dalam RPP sudah mengukur penilaian terhadap keterampilan siswa. Penilaian keterampilan yang dibuat guru dalam RPP berupa daftar periksa yang meliputi: penilaian kinerja, penilaian proyek, dan penilaian produk. Penilaian keterampilan yang dibuat guru mengacu pada buku pelajaran siswa dan buku pegangan guru. Sedangkan penilaian portofolio yang ada pada silabus tidak dicantumkan dalam RPP, (5) perencanaan penilaian dalam RPP dari pembelajaran sudah menggunkan teknik penilaian yang baik. Teknik penilaian yang dibuat sudah sesuai dengan aspek yang dinilai. Pada RPP yang dibuat guru, teknik observasi sudah mampu mengukur nilai sikap yang dimiliki siswa baik pada sikap spiritual dan sikap sosial. Tes tulis yang dibuat guru sudah mampu mengkur pengetahuan siswa, dan daftar periksa yang meliputi
6 penilaian kinerja, penilaian proyek, dan penilaian produk sudah mampu menilai keterampilan yang dimiliki siswa, (6) instrumen penilaian yang dirancang dalam RPP sudah sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih. Lembar observasi yang dibuat pada RPP sesuai dengan teknik observasi yang akan digunakan untuk mengukur sikap. Soal uraian pada RPP sesuai dengan teknik tes tulis yang akan digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa. Daftar cek dan skala penilaian pada RPP sesuai dengan teknik penilaian kinerja, proyek, dan produk untuk mengukur keterampilan siswa, (7) perencanaan penilaian dalam RPP subtema makananku sehat dan bergizi sudah mencantumkan tindak lanjut penilaian. Tindak lanjut penilaian yang terdapat RPP yakni program remedial bagi peserta didik yang pencapain kompetensinya di bawah ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di atas ketuntasan. Setiap pembelajaran pada RPP yang dibuat guru menerapkan program remedial dan program pengayaan yang berbeda, (8) perencanaan penilaian dalam RPP dari pembelajaran subtema makananku sehat dan bergizi yang dibuat guru sudah mencantumkan pedoman penskoran. Pelaksanaan penilaian autentik diperoleh dengan observasi saat pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan guru kelas IV SD No. 4 Banyuasri menurut kurikulum Hasil data pelaksanaan penilaian autentik dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Data Pelaksanaan Penilaian Autentik No Indikator Hasil Penilaian 1 Memberikan penghargaan terhadap keaktifan peserta didik 4 2 Memberikan penilaian terhadap keterampilan siswa di dalam 3 pelaksanaan pembelajaran 3 Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi hasil belajar 4 4 Melakukan tindakan refleksi untuk peningkatan kualitas 4 pembelajaran. Total Nilai 15 Konversi Total Nilai Pelaksanaan Penilaian Ke Skala ,75 Kategori Nilai Amat Baik Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa pelaksanaan penilaian autentik pada kelas IV di SD No. 4 Banyuasri berada pada kategori amat baik dengan nilai yang diperoleh sebesar 93,75. Hasil tersebut menunjukkan guru kelas IV sudah amat baik dalam pelaksanaan penilaian autentik. Secara rinci hasil penilaian pelaksanaan penilaian autentik dideskripsikan sebagai berikut (1) guru selalu memberikan penghargaan pada setiap pembelajaran yang dilakukan pada. Penghargaan yang paling sering dilakukan guru adalah tepuk tangan terhadap siswa yang mampu melaksanakan tugas dengan baik mauoun siswa yang masih kurang. Penghargaan tepuk tangan ini dilakukan guru bersama para siswa untuk memotivasi semua siswa dlaam mengikuti pembelajaran. Guru juga memberi teguran kepada beberapa siswa yang seringkali membuat keributan selama pembelajaran berlangsung, (2) penilaian terhadap keterampilan siswa meliputi penilaian terhadap kompetensi sikap dan keterampilan. Penilaian sikap yang dilaksanakan guru sudah mencakup penilaian sikap spritual dan sikap sosial siswa. Penilaian sikap dilakukan guru sat siswa melakukan diskusi kelompok. Dalam pembelajaran subtema makananku sehat dan bergizi belum tampak guru nelaksanakan penilaian diri, penilaian antar peserta diidk, dan jurnal. Penilaian terhadap kompetensi keterampilan yang
7 dilaksanakan guru dalam pembelajaran antara lain penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian, produk, dan portofolio. Meskipun dalam perencanaan penilaian pada RPP tidak mencantumkan portofolio tetapi guru selalu mengumpulkan hasil penilaian siswa pada rak yang telah disediakan untuk arsip portofolio siswa, (3) penilaian dan hasil evaluasi belajar meliputi penilaian terhadapa kompetensi pengetahuan siswa. Penilaian terhadap kompetensi pengetahuan dilakukan guru saat pembelajaran berlangsung. Penilaian pengetahuan yang dilakukan guru adalah tes tulis dan penugasan. Tes tulis diberikan guru pada akhir setiap pembelajaran sebagai evaluasi pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. Penugasan yang diberikan guru biasanya diambil dari buku siswa untuk dikerjakan secara individu maupun kelompok, (4) setiap pembelajaran yang dilaksanakan guru harus memberikan tindak lanjut penilaian. Guru sudah memberikan program tindak lanjut berupa remidi dan pengayaan. Mengetahui hambatan yang dialami guru dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan penilaian autentik menurut kurikulum 2013 kelas IV SD No. 4 Banyuasri dilakukan dengan teknik wawancara yang berpedoman pada pedoman wawancara disesuaikan dengan Permendikbud No 103 tahun 2014 dan Permendikbud No. 104 tahun Dari hasil wawancara hambatan yang dialami guru dalam perencanaan penilaian autentik sangat minimal karena penilaian sudah ada panduan dalam Permendikbud No. 104 tahun 2014 dan pada buku guru. Hambatan yang dialami dalam pelakasanaan terletak pada jumlah peserta didik, banyaknya penilaian yang harus dilakukan, dan ketersediaan waktu. Solusi yang telah dilakukan guru untuk mengatasi hambatan yang dialami baik dlam perencanaan dan pelaksanaan penilaian autentik adalah dengan mengatur dengan baik semua kegiatan pembelajaran, bertukar pengalaman dengan rekan kerja dan tutor. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa perencanaan penilaian autentik pada kelas IV SD No. 4 Banyuasri adalah baik dengan nilai yang diperoleh 87,50. Penilaian sudah tercantum dalam RPP dan disesuaikan dengan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dan Permendikbud No.104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Namun, dalam perencanaan yang dibuat ada beberapa penilaian yang tidak dicantumkan dan dikembangkan guru dalam RPP. Perencanaan penilaian yang dibuat pada RPP sudah disesuaikan dengan silabus dan buku pelajaran siswa. Guru sudah mampu mengembangkan penilaian autentik pada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan Permendikbud No 103 tahun 2013 yang menyatakan RPP dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. Penilaian autentik dalam RPP menggunakan rincian kompetensi yang hendak diukur. Kompetensi yang hendak diukur adalah kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga kompetensi tersebut sudah dibuat pada bagian penilaian pada RPP. Penilaian yang terdapat pada RPP menuntut peserta didik untuk aktif dalam setiap pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pengertian penilaian autentik menurut Permendikbud No. 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan penilaian autentik merupakan bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. Senada dengan hal tersebut, Kurniasih dan Berlin (2014) menyatakan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
8 Perencanaan penilaian autentik tidak boleh dipisahkan dengan teknik penilaian yang akan digunakan. Pada RPP yang dibuat guru sudah mencantumkan teknik penilaian yang akan digunakan untuk mengukur kompetensi. Instrumen yang digunakan juga sesuai dengan teknik yang digunakan. Instrumen penting dibuat untuk memudahkan guru dalam menilai siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut dipertegas dalam Permendikbud No. 81A tahun 2013 yang menyatakan sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Hasil penilaian yang diperoleh guru perlu dilakukan tindak lanjut untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dan perbaikan pembelajaran berikutnya. Dalam RPP yang dibuat guru tindak lanjut yang direncanakan berupa program pengayaan dan program remidi. Hal ini sesuai dengan Permendikbud No. 81A tahun 2013 bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian menurut kurikulum 2013 adalah tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan. Selain itu, pedoman penskoran merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan penilaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian autentik pada kelas IV SD No. 4 Banyuasri adalah amat baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang diperoleh saat pelaksanaan penilaian autentik sebesar 93,75. Pelaksanaan penilaian autentik berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat. Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil belajar siswa. Penilaian sikap, keterampilan dan pengetahuan sudah dilaksanakan guru dengan baik. Penilaian sikap selalu dilakukan guru selama pembelajaran. Penilaian sikap dilakukan guru dengan observasi saat siswa melakukan diskusi. Hal ini dipertegas oleh pendapat Kurniasih dan Berlin (2014) yang menyatakan observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan mengguanakan instrumen yang berisi sejumlah indikator. Penilaian kompetensi pengetahuan yang dilakukan guru selama pembelajaran adalah tes tulis dan penugasan. Hal ini dipertegas dengan pendapat Daryanto (2014) yang menyatakan penilaian autentik dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu kepada standar penilaian yang terdiri dari pengetahuan melalui tes tulis, tes, lisan, dan penugasan Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pada pembelajaran subtema makananku sehat dan bergizi semua jenis penilaian keterampilan telah dilakukan guru yakni, penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian produk, dan portofolio sudah dilakukan guru. Hal ini dipertegas dalam Permendikbud No. 104 tahun 2014 yang menyatakan penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian produk dan portofolio. Hambatan-hambatan yang dialami guru dalam perencanaan dan pelaksanaan penilaian autentik tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan oleh karena sudah ada panduan dan juga ada pada buku pegangan guru. Hambatan yang dialami selama pelaksanaan penilaian autentik yakni banyaknya jumlah siswa, banyaknya penilaian yang harus dilakukan, dan keterbatasan waktu. Solusi yang telah dilakukan guru untuk mengatasi hambatanhambatan yang dialami baik dalam perencanaan dan pelaksanaan penilaian autentik adalah dengan mengatur dengan baik semua kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, bertukar pengalaman dengan rekan kerja juga merupakan salah satu cara yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ditemui selama melakukan penilaian autentik. Dalam Permendikbud No. 81A Tahun 2013 telah dijelaskan bahwa pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri atau secara bersamasama melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah
9 tertentu difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Hal ini berarti peran kepala sekolah sangat diperlukan dalam mengatasi hambatan yang dialami guru dalam pembelajaran termasuk dalam hal penilaian. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nopi Sutantri (2014) yang berjudul Kemampuan Guru Menyusun dan Melaksanakan Asesmen Autentik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kelas X SMK Pariwisata Triatma Jaya Badung. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa hambatan yang dialami guru dalam merancang dan melaksanakan penilaian autentik adalah penyusunan soal yang banyak, format yang terlalu rumit membuat guru kewalahan dalam melakukan penilaian kepada setiap peserta didik. Hambatan ini dapat diselesaikan guru dengan melakukan diskusi secara intern dalam MGMP bahasa Indonesia. SIMPULAN Berdasarkan uraian tersebut simpulan penelitian ini adalah, (1) perencanaan penilaian autentik pada kelas IV SD No. 4 Banyuasri berada pada kategori baik dengan nilai yang diperoleh sebesar 87,50. Setiap RPP yang dibuat sudah mencantumkan penilaian autentik, yakni penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, namun tidak semua jenis penilaian pada setiap kompetensi dirancang dan dikembangkan dalam RPP, (2) pelaksanaan penilaian autentik pada kelas IV SD No. 4 Banyuasri berada pada kategori amat baik dengan nilai yang diperoleh sebesar 93,75. Penilaian yang dilaksanakan guru sudah berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat. Penilaian yang dilakukan sudah mampu mengukur kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa. (3) meskipun perencanaan dan pelaksanaan penilaian autentik berjalan dengan baik, tetapi masih ada hambatan yang dialami guru, yaitu banyaknya jumlah peserta didik, banyaknya penilaian yang harus dilakukan, dan ketersediaan waktu dalam melakukan penilaian. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan beberapa saran yaitu: (1) Guru disarankan lebih memahami tentang kurikulum 2013, terutama pemahaman terhadap penilaian autentik. (2) Disarankan kepada pihak sekolah untuk merekomendasikan guru menjadi pembicara dalam workshop atau seminar terkait penilaian dalam kurikulum 2013, (3) Disarankan kepada peneliti lain untuk melakukan uji empiris di sekolah lain sehingga informasi hasil penelitian ini semakin diperkaya dan dapat dipercaya serta dipertanggungjawabkan secara ilmiah. DAFTAR RUJUKAN Abidin, Yunus Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum Bandung: PT Refika Aditama. Daryanto Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum Yogyakarta: Gava Media. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurniasih, Imas dan Berlin Sani Implementasi Kurikulum Cetakan Ke-1. Surabaya: Kata Pena. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Jakarta:
10 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Prastowo, Andi Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: Diva Press. Sagala, Syaiful Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Yasri Penilaian Otentik dalam Implementasi Kurikulum Tersedia pada tend/news/index/163 (diakses tanggal 5 januari 2015).
TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Bangsa akan menjadi maju jika pendidikan diperhatikan dengan serius oleh para pemegang
Lebih terperinciOleh: LILIS SETIYOWATI A
PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 53 TAHUN 2015 DI SD MUHAMMADIYAH 24 GAJAHAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA
174 Jurnal Pendidikan Guru Sekolaah Dasar Edisi 2 Tahun ke-6 2017 PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA THE IMPLEMENTATION OF AUTHENTIC ASSESSMENT IN SEKOLAH DASAR
Lebih terperinciPERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA
PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK PEMBELAJARAN / 282 PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA THE AUTHENTIC ASSESSMENT IMPLEMENTATION ON BAHASA INDONESIA LEARNING
Lebih terperinciPENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DI KELAS VIIIA9 SMP NEGERI 1 SINGARAJA
PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DI KELAS VIIIA9 SMP NEGERI 1 SINGARAJA Arista Ediawati, I Nym Sudiana, Ni Md Rai Wisudariani Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Lebih terperinci2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan adalah pendidikan khusus yang dirancang untuk mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja yang sesuai dengan bidang keahliannya dan mengembangkan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS IV A SEKOLAH DASAR NEGERI 4 WATES KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO
PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS IV A SEKOLAH DASAR NEGERI 4 WATES KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSTANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciPENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013
PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) GELOMBANG 4 TAHUN 2014 DI LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENILAIAN OTENTIK DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN
826 IMPLEMENTASI PENILAIAN OTENTIK DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN Via Yustitia Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Jl. Dukuh
Lebih terperinciPENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS
PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG. Oleh
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG Oleh Klara Ken Laras Edi Suyanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: klarakenlaras6@gmail.com Abstract This
Lebih terperinciPena Vol 7 No.2 Desember 2017 ISSN
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII CI DI SMP NEGERI1 KOTA JAMBI Rustam* FKIP Universitas Jambi ABSTRACT The purpose of this study is to determine the implementation
Lebih terperinciANALISIS KESENJANGAN PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SDN 4 KAMPUNG BARU
ANALISIS KESENJANGAN PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SDN 4 KAMPUNG BARU I Gede Dharma Putra 1, I Gede Margunayasa 2, Putu Nanci Riastini 3 1,2,3 Jurusan PGSD, FIP Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang berkembang pendidikan dipandang sebagai suatu kebutuhan penting dan sarana demi memajukan pembangunan negara. Pendidikan menjadi tuntutan wajib
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ARTIKEL E-JOURNAL
PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Lebih terperinciPENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013
PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013 (Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013) Penilaian Otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO Oleh Yuni Setiawati Iqbal Hilal Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: yunisetiawati520@yahoo.com Abstract
Lebih terperinciPENERAPAN PENILAIAN KINERJA PADA PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
PENERAPAN PENILAIAN KINERJA PADA PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR Risa Listyaningrum, Sri Estu Winahyu, Muchtar Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang 65145 E-mail: risalistyaningrum19@gmail.com
Lebih terperinciPENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI MA MUHAMMADIYAH 1 MALANG
Vol. 1, No. 1, Desember 2017, hal. 72-78 ISSN 2598-8158 PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI MA MUHAMMADIYAH 1 MALANG Baiduri 1, Dwi Priyo Utomo 2, Alfiani Athma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masuk pada era globalisasi yang menuntut adanya perubahan di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai
Lebih terperinciPEMAHAMAN GURU TENTANG KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH DI SD 2 PADOKAN BANTUL
Perencanaan Pembelajaran Tematik... (Riberto Weni) 543 PEMAHAMAN GURU TENTANG KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS RENDAH DI SD 2 PADOKAN BANTUL TEACHERS UNDERSTANDING OF CONCEPTS OF THEMATIC
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK BAB VIII PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Dr. Imam Sujadi, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR. Oleh
PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR Oleh Teguh Eka Sofia Agustina Kahfie Nazaruddin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: teguhbawono46@gmail.com Abstract
Lebih terperinciInstructional Design
TUGAS INDIVIDU Instructional Design Dosen Pembimbing: Drs. SUHANTO KASTAREDJA, M.Pd. Oleh : Dicky Putri Diharja (12-530-0009) E class/ 2012 FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION ENGLISH DEPARTMENT
Lebih terperinciBAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN
BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN A. Pendahuluan Penilaian merupakan langkah lanjutan yang umumnya dilakukan oleh pendidik dengan berbasis pada data pengukuran yang tersedia. Penilaian atau Assessment
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN AUTHENTIC ASSESSMENT BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA ISLAM AL-HIDAYAH JEMBER
EVALUASI PELAKSANAAN AUTHENTIC ASSESSMENT BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA ISLAM AL-HIDAYAH JEMBER Arie Eko Cahyono Dosen IKIP PGRI Jember arie.arion@gmail.com Abstract This
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari pendekatan tradisional, dimana siswa hanyalah sebagai objek pendidikan, kurang aktif didalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Lebih terperinciKata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1
Penerapan Pendekatan Saintifik...(Mega Selvira Paut) 511 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS IV DI SD PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA THE IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH TO STUDENTS GRADE IV
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang senantiasa berusaha untuk mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum dengan jelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi salah satu sarana untuk membantu manusia menjadi insan yang lebih baik. Adapun tujuan pendidikan nasional menurut UUD Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penilaian hasil belajar siswa sejalan dengan perubahan kurikulum yang digunakan dalam satuan pendidikan Indonesia, yang tentunya disesuaikan dengan
Lebih terperinciKEMAMPUAN GURU DALAM PENYUSUNAN EVALUASI UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSEMPLUM SESUAI KURIKULUM 2013 SISWA KELAS IX DI SMPN 1 BANJAR
KEMAMPUAN GURU DALAM PENYUSUNAN EVALUASI UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSEMPLUM SESUAI KURIKULUM 2013 SISWA KELAS IX DI SMPN 1 BANJAR Elly Khalimah, I Nengah Martha, I Gede Nurjaya Jurusan Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (JURNAL) Oleh INDAH SURIYANA SYAIFUDDIN LATIF SUGIMAN
1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (JURNAL) Oleh INDAH SURIYANA SYAIFUDDIN LATIF SUGIMAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2014 2
Lebih terperinciPENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS
PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Judul. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di SMP
1 A. Judul BAB I PENDAHULUAN Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di B. Latar Belakang Kurikulum di Indonesia telah seringkali mengalami perubahan. Selama dan
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS Ayu Galuh Pujawati 1, I Wayan Sujana, Ni Nyoman Ganing 3 1,,3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan 1. Profil Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan Nama
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 TINGGARSARI
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 TINGGARSARI Ketut Indah Arfika Yani 1, Ni Ketut Suarni 2, I Made Citra Wibawa 3 Jurusan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK KETERAMPILAN MENULIS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP DI KECAMATAN KALASAN ARTIKEL E-JOURNAL
PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK KETERAMPILAN MENULIS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP DI KECAMATAN KALASAN ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. berbagai pihak yang berkaitan dengan implementasi Authentic Assessment dalam
178 BAB VI PENUTUP Pada bab ini dipaparkan tentang kesimpulan yang ditarik dari temuan hasil penelitian. Kemudian dari kesimpulan tersebut diajukan implikasi dan saran bagi berbagai pihak yang berkaitan
Lebih terperinciMETODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DITA TRICANDRIA NINGSIH MUGIADI HERMAN TARIGAN
METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL Oleh DITA TRICANDRIA NINGSIH MUGIADI HERMAN TARIGAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014
Lebih terperinciBioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi
ANALISIS KESESUAIAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TUJUAN PEMBELAJARAN DI SMAN MOJOKERTO ANALYSIS OF SUITABILITY OF SCIENTIFIC APPROACH LEARNING WITH LEARNING OBJECTIVE IN STATE SENIOR
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI NIRMALA BANTUL
Implementasi Pendekatan Saintifik... (Justus B. Batmalo) 471 IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI NIRMALA BANTUL IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC
Lebih terperinciSTUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG
Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2 Nomor: 1 Bulan Januari Tahun 2017 Halaman: 105 112 STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI
Lebih terperinciIndonesian Journal of History Education
IJHE 4 (2) (2016) Indonesian Journal of History Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijhe Pelaksanaan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Purwareja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kurikulum, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian merupakan salah satu hal yang tidak dapat terlepas dari sebuah kurikulum, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Lebih terperinciKata kunci: perangkat pembelajaran, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013
TELAAH PERANGKAT DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU BIOLOGI SMA KELAS X DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 DAN 81 A TAHUN 2013 Pramisya Indah Cahyahesti, Sri Endah Indriwati,
Lebih terperinciSOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34
HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD
PENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD Ni Komang Santi Nopiyanti 1, Made Sulastri 2, Ign. I Wayan Suwatra 3 1 Jurusan PGSD,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu seberapa baik
Lebih terperinciUniversitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2 3.
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN FAKTUAL PADA TEMA CITA-CITAKU SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 PEGUYANGAN Ni
Lebih terperinciTabel 1 Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya
Lampiran 1 Tabel 1 Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya 1. Pengkajian silabus KI dan KD Materi pembelajaran Proses
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI DAN HASIL BEAJAR JURNAL. Oleh
PENERAPAN TEKNIK EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI DAN HASIL BEAJAR JURNAL Oleh Sri Surani Kurniawati Dra. Asmaul Khair, M.Pd. Dr. Sowiyah, M.Pd. PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG. Oleh
PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG Oleh Shelvina Elvira Nurlaksana Eko Rusminto Siti Samhati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: shelvina11@yahoo.co.id
Lebih terperinciKETERAMPILAN CALON GURU BIOLOGI MERANCANG PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BIOLOGY TEACHER CANDICATE SKILLS IN DESIGN LEARNING CURRICULUM 2013
KETERAMPILAN CALON GURU BIOLOGI MERANCANG PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BIOLOGY TEACHER CANDICATE SKILLS IN DESIGN LEARNING CURRICULUM 2013 Yokhebed 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB TEMA HIDUP RUKUN DENGAN TEMAN BERMAIN DI KELAS II SDN 14 BANDA ACEH
PELAKSANAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB TEMA HIDUP RUKUN DENGAN TEMAN BERMAIN DI KELAS II SDN 14 BANDA ACEH Rina Melly Suciyati, Nurhaida, Linda Vitoria Universitas Syiah Kuala rinamellysuciyati@gmail.com
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP
PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP DIAN BUDIANA,M.PD. Disiapkan sebagai Bahan Diklat Sertifikasi Guru dalam Jabatan Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan tentang implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsannya. Secara pedagogis,
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mencakup kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara terpadu. Penilaian pada kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan landasan pendidikan di Indonesia. Dari sekian. berkembangnya kualitas potensi peserta didik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kurikulum sangat diperlukan untuk pendidikan di seluruh Indonesia karena kurikulum merupakan landasan pendidikan di Indonesia. Dari sekian banyak unsur sumber daya
Lebih terperinciPengembangan Perangkat Penilaian Autentik Berbasis Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran IPA/Biologi di Sekolah Menengah Pertama
Pengembangan Perangkat Penilaian Autentik Berbasis Kurikulum 213 Pada Mata Pelajaran IPA/Biologi di Sekolah Menengah Pertama Putri Handayani Sitompul 1, Syarifuddin 2 1 SMP Negeri 1 Perbaungan, Kabupaten
Lebih terperinciKeberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu komponen penting dalam mentransformasi pengetahuan, keahlian, dan nilai-nilai akhlak dalam pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu menghadapi persaingan global. Persaingan global menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk sumber daya manusia yang dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan demikian kebutuhan manusia yang semakin kompleks
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBELAJARAN GURU PADA SD NEGERI 1 PEUKAN PIDIE KABUPATEN PIDIE
ISSN 2302-0156 5 Pages pp. 224-228 MANAJEMEN PEMBELAJARAN GURU PADA SD NEGERI 1 PEUKAN PIDIE KABUPATEN PIDIE Nora Feri, 1 Cut Zahri Harun, 2 Nasir Usman 2 1 Magister Administrasi Pendidikan Program Banda
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKUNTANSI SESUAI KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI di KOTA KLATEN
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKUNTANSI SESUAI KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI di KOTA KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan tahap-tahap perencanaan pembelajaran tematik
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Perencanaan Pembelajaran Tematik Berikut ini merupakan tahap-tahap perencanaan pembelajaran tematik yang telah dihimpun dari hasil penelitian
Lebih terperinciPEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TEKNIK PENILAIAN AUTENTIK PERKULIAHAN KAJIAN IPS SD TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)
Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2442-6350 IMPLEMENTASI TEKNIK PENILAIAN AUTENTIK PERKULIAHAN KAJIAN IPS SD TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) Naniek Sulistya Wardani 1 1 Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI. Oleh
PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI Oleh Try Wahyuni Ni Nyoman Wetty S. Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: ntywahyuni@gmail.com Abstract This
Lebih terperinciBAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH
BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH A. Pandangan tentang Pembelajaran Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG. Oleh
PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG Oleh Nuraini Siti Samhati Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: Ainiidsy@yahoo.com Abstract
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD N 02 KEDUNGAMPEL TAHUN 2016/2017
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD N 02 KEDUNGAMPEL TAHUN 2016/2017 Disusun Sebagai Salahsatu Syarat Menyelesaikan Program Studi Sarjan Strata 1 pada Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar fakultas
Lebih terperinciANALISIS SIKAP SOSIAL SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN DENGAN KURIKULUM 2013
ANALISIS SIKAP SOSIAL SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN DENGAN KURIKULUM 2013 Pande Putu Cahya Mega Sanjiwana 1, Kt. Pudjawan 2, I Gd. Margunayasa 3 1,3 Jurusan PGSD, 2 Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan
Lebih terperinciKURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK 2015 1 PPT- 3.4
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMAN 1 BANDARLAMPUNG. Oleh
PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMAN 1 BANDARLAMPUNG Oleh Riwanti Manik Mulyanto Widodo Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: riwanti_manik@yahoo.com ABSTRACT
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR TAHUN 2016/2017
ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR TAHUN 2016/2017 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GEDONG TATAAN. Oleh
PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GEDONG TATAAN Oleh Anggun Mawar Sari Nurlaksana Eko Rusminto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: anggun.mawarsari@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia agar dapat mengembangkan segala potensi diri melalui proses belajar atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.
Lebih terperinciEDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus
EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus PENGEMBANGAN SILABU Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat ditempuh melalui formal dan nonformal. Pendidikan formal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk kebutuhan penting bagi manusia karena pendidikan dapat memotivasi diri kita untuk menjadi lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan
Lebih terperinciTerima kasih telah mengunjungi
PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
Lebih terperinciSementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Sejalan dengan itu, R. Gagne dalam Susanto (2013:1)
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 KELAS VIII SEMESTER GENAP DI SMP SWASTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 KELAS VIII SEMESTER GENAP DI SMP SWASTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU. Oleh
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU Oleh Kalisa Eviyana Iqbal Hilal Karomani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : kalisaeviyana@yahoo.co.id Abstract The problem
Lebih terperinciANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO
ANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO Pramono 1), Nurul Afifah 2) dan Ria Karno 3) 1 Fakultas Keguruan
Lebih terperinciKESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL
KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL PUTRA SURIANTO 10070136 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciANALISIS PROSES PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SDN MONGGANG.
Perencanaan Pembelajaran Tematik... (Indah Haryati Amakae) 479 ANALISIS PROSES PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SDN MONGGANG. ANALYSIS OF THEMATIC LEARNING PLANNING
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN GURU/KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH KURIKULUM 2013
Kode Kuesioner Tanggal Lokasi Kota : : - -2014 : MONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN GURU/KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH KURIKULUM 2013 Satuan Pendidikan SD SMP SMA SMK (tandai salah satu) A. DATA RESPONDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembelajaran di sekolah dasar hanya menekankan pada penguasaan konsep (kognitif) yang di uji dengan tes tulis obyektif dan subyektif sebagai
Lebih terperinciPERSEPSI GURU TENTANG PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SD MUHAMMADIYAH 24 GAJAHAN SURAKARTA
PERSEPSI GURU TENTANG PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SD MUHAMMADIYAH 24 GAJAHAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR KURIKULUM 2013 PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK 2 SURAKARTA
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta http://journal.student.uny.ac.id/ 151 IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR KURIKULUM 213 PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO
Lebih terperinci