HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP 137 JAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 56 JAKARTA

baku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KETERLAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL PADA GURU BK SMPN DI JAKARTA TIMUR

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain

serta ilmu-ilmu sosial lainnya, hlm.33 2 Abdurrahmat Fathoni, Metode Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Rineka cipta, 2006), hlm.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi tertentu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA KELAS XI MA NEGERI TLOGO-BLITAR.

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: kegiatan kesiswaan, sikap kedisiplinan belajar. 1. Pendahuluan Sekolah perlu memberikan. muka, dilaksanakan di sekolah agar

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA

III. METODOLOGI PENELITIAN. No. 1 Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar di bentengi dengan bukti

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Jln. Brigjen Piola Isa Kel. Wongkaditi Kecamatan Kota Utara Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket uji coba

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Seperti yang

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Narbuko dan Achmadi (2004: 2) metode penelitian adalah :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah. beralamat di Jalan Pramuka No. 62 Giwangan, Yogyakarta.

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN DUKUNGAN EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. No Kelas Jumlah 1 XII Busana XII Busana XII Busana 3 32 Jumlah 94 Tabel 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. regresi dan analisis korelasi. Teknik analisis regresi digunakan untuk mengetahui

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (Desa Kemiri, Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali) Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Semarang. Sekolah ini beralamat di Jalan Sentro Jambu. Jumlah kelas keseluruhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah

HUBUNGAN GAYA BERPIKIR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS VII DI KECAMATAN LOANO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penggunaan media CD interaktif terhadap minat dan hasil belajar dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID Oleh: Ardiles Delta Asmara 1) Dra. Indira Chanum, M.Psi. 2) Sjenny A. Indrawati, Ed.D. 3) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran prestasi belajar siswa kelas VII dengan menyesuaikan diri pada lingkungan barunya di MTs Al-Hamid, dan untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian diri dengan prestasi belajar siswa kelas VII di MTs Al-Hamid Jakarta Timur.Populasi berjumlah 104 siswa baru di MTs Al-Hamid yaitu kelas VII yang terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode Simple Random Sampling dengan jumlah sampel yang digunakan 40 siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasi Product Moment Pearson. Instrumen yang digunakan berdasarkan kategori penyesuaian diri oleh Mohammad Asrori dan nilai rapor untuk variabel prestasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian ini, variabel penyesuaian diri yang mendapatkan skor tinggi berjumlah 55% dari sampel dengan nilai di atas nilai mean (78,92), sedangkan variabel prestasi belajar yang mendapatkan skor tinggi juga berjumlah 55% dilihat dari nilai KKM pada sekolah tersebut. Diperoleh hasil korelasi hubungan antara penyesuaian diri dan prestasi belajar sebesar 0,430 dengan nilai r tabel sebesar 0,312.Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penyesuaian diri dan prestasi belajar pada siswa kelas VII di MTs Al-Hamid Jakarta Timur karena r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Kata Kunci: Penyesuaian diri siswa, prestasi belajar siswa kelas VII di MTs Al-Hamid Jakarta Timur. Pendahuluan Pada tahun ajaran 2011-2012, Madrasah Tsanawiyah Al-Hamid menerima seratus siswa baru kelas VII dari latar belakang keluarga yang beragam dan alasan-alasan yang berbeda untuk menjadi siswa di sekolah tersebut. Alasan-alasan tersebut antara lain karena keinginan sendiri, karena mengikuti 1 Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, delta_as@yahoo.co.id 2 Dosen Bimbingan dan Konseling FIP UNJ 3 Dosen Bimbingan dan Konseling FIP UNJ teman yang mendaftar di MTs Al-Hamid dan karena paksaan orang tua. Guru BK di MTs Al-Hamid menyatakan bahwa siswa yang bersekolah di MTs Al-Hamid sebelumnya tidak pernah berpisah dari orang tuanya. Pola hidup yang baru ini mewajibkan siswa hidup mandiri. Penyesuaian dengan lingkungan baru tersebut meliputi pola hidup sehari-hari, mempunyai teman-teman baru maupun penyesuaian

Hubungan Antara Kemampuan Penyesuaian Diri dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Di Mts Al-Hamid diri dengan cara belajar yang belum pernah mereka alami. Siswa yang dapat menyesuaikan diri de-ngan baik, apalagi dengan cara belajar yang baru dari sekolah tersebut tidak menemukan masalah dalam menunjang prestasi belajar, tetapi guru BK menyatakan kebanyakan siswa kelas VII di sekolah ini mengalami hambatan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan cara belajar yang belum pernah mereka alami, yaitu kegiatan-kegiatan yang sudah terjadwal dengan rapi dari pukul 04.30 sampai dengan pukul 22.30. Padatnya kegiatan belajar di sekolah ini membuat siswa lelah dan tidak ada waktu untuk mengulang pelajaran yang telah diberikan. Hal ini terutama dialami oleh siswa yang bersekolah di MTs Al-Hamid karena paksaan orang tua disebabkan siswa belum dapat menyesuaikan diri dengan aktivitas belajar dengan pola yang baru dan pada akhirnya nilai-nilai siswa tidak terlampaui KKM. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai: Apakah Terdapat Hubungan antara Penyesuaian Diri dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII di MTs Al-Hamid Jakarta Timur? Tujuan diadakan penelitian ini yaitu untuk mengetahui cara siswa meningkatkan prestasi belajar dengan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Mengetahui penyebab siswa kelas VII belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Mengetahui hubungan antara penyesuaian dan prestasi belajar siswa kelas VII di MTs Al-Hamid Jakarta. Kajian Teori Hakikat Penyesuaian Diri Individu mengatasi masalah secara efektif melalui sebuah mekanisme yang disebut penyesuaian. Calhoun dan Acocela menyatakan bahwa penyesuaian diri adalah interaksi individu yang terusmenerus dengan dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar individu hidup. (Calhoun dan Acocela, 2000) Ketiga faktor ini secara konstan mempengaruhi seseorang dari ketiganya berhubungan secara timbal balik. Masalah-masalah yang muncul merupakan efek dari interaksi, merupakan sesuatu yang lazim dan tidak dapat dihindari. Karakteristik Penyesuaian Diri Subjek didik (Siswa) Mohammad Asrori membagi karakteristik tersebut menjadi tujuh bagian.(muhammad Asrori, 2008) Adapun karakteristik penyesuaian diri remaja adalah sebagai berikut: a. Penyesuaian diri remaja terhadap peran dan identitasnya Penyesuaian diri remaja secara khas berupaya untuk dapat berperan sebagai subjek yang kepribadiannya memang berbeda dengan anakanak ataupun orang dewasa. b. Penyesuaian diri remaja terhadap pendidikan Penyesuaian diri remaja secara khas berjuang ingin meraih sukses dalam studi, tetapi dengan cara-cara yang menimbulkan perasaan bebas dan senang, terhindar dari tekanan dan konflik, atau bahkan frustasi. c. Penyesuaian diri remaja terhadap kehidupan seks Penyesuaian diri remaja dalam konteks ini adalah memahami kondisi seksual dirinya dan lawan jenisnya serta mampu bertindak untuk menyalurkan dorongan seksualnya dan dapat dimengerti dan dibenarkan oleh norma sosial dan agama. d. Penyesuaian diri remaja terhadap norma sosial Perjuangan penyesuaian diri remaja terhadap norma sosial adalah ingin menginteraksikan antara dorongan untuk bertindak bebas dengan tuntutan norma sosial pada masyarakat. e. Penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan waktu luang Upaya penyesuaian diri remaja dengan melakukan penyesuaian antara dorongan kebebasannya serta inisiatif dan kreativitasnya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. f. Penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan uang Perjuangan penyesuaian diri remaja adalah berusaha untuk mampu bertindak secara proporsional, melakukan penyesuaian antara kelayakan pemenuhan kebutuhannya dengan kondisi ekonomi orang tuanya. g. Penyesuaian diri remaja terhadap kecemasan, konflik, dan frustrasi Proses perkembangan remaja yang sangat dinamis, remaja sering kali dihadapkan pada kecemasan, konflik, dan frustasi. Strategi kecemasan

yang digunakan dalam penyesuaian diri dengan kecemasan, konflik, dan frustasi tersebut biasanya melalui suatu mekanisme yang disebut mekanisme pertahanan diri. Hakikat Prestasi Belajar Menurut Utami Munandar, prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan. Prestasi yang sangat menonjol dalam suatu bidang mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut.(utami Munandar, 1983) Menurut Mulyati, belajar adalah suatu usaha sadar dari individu, untuk mencapai tujuan peningkatan diri, melalui latihan-latihan, pengulangan-pengulangan, dan perubahan terjadi bukan karena proses kebetulan. (Mulyati, 2007) Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil suatu proses aktivitas belajar yang membawa perubahan tingkah laku pada diri siswa (individu). Perubahan tersebut meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap, kemudian aspek-aspek tersebut dievaluasikan dan diaktualisasikan dalam angka atau skor yang dapat dilihat dalam buku rapor de-ngan berdasarkan standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang berbeda pada masing-masing sekolah. Keberhasilan siswa dalam proses belajarnya dapat dilihat dari prestasi yang dicapai dalam kurun waktu tertentu dalam hal ini dapat dilihat dari nilai yang dibukukan dalam bentuk buku laporan pendidikan atau raport. Nilai-nilai yang tertera dalam buku tersebut merupakan penjumlahan nilai dari seluruh mata pelajaran yang diperoleh siswa dalam satu semester. Besar kecilnya nilai yang diperoleh menunjukkan besar kecilnya prestasi yang dicapai. Hakikat Remaja Piaget mengemukakan istilah adolescene atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescene memiliki arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.(elizabeth B. Hurlock, 1980) Remaja merupakan masa ketika seseorang individu meninggalkan masa anak-anak menuju kepada masa dewasa dengan segala perubahan yang bersifat mengarah kepada kematangan emosional, mental, sosial maupun fisik. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII MTs Al-Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur pada waktu kurang lebih 4 bulan, dari bulan Februari sampai dengan Mei 2013. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VII MTs Al-Hamid Jakarta Timur. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, yakni melihat bentuk hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Metode korelasi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Dengan demikian, metodologi penelitian dengan metode korelasi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian untuk melihat bentuk hubung-an antara variabel-variabel yang diteliti. Metode penelitian ini diharapkan dapat menemukan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti yaitu penyesuaian diri dengan prestasi belajar siswa, dan seberapa erat juga berartinya hubungan kedua variabel tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah non tes. Pada variabel penyesuaian diri data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yaitu tipe pilihan (tertutup) dengan menggunakan skala Likert. Pertanyaan yang diajukan kepada para siswa dalam angket ini adalah mengenai penyesuaian diri. Angket diberikan kepada siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian diri terhadap prestasi siswa. Variabel prestasi belajar data dokumentasi dari nilai rata-rata siswa di semester satu. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson.Sebelum melakukan analisa data maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data untuk memenuhi persyaratan dalam perhitungan korelasi product moment. Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan teknik statistik: hipotesis nol, yang menunjukkan tidak adanya hubungan (lebih kecil dari nol) antara penyesuaian diri dengan prestasi belajar. Hipotesis alternatifnya menunjukkan ada hubungan (sama dengan nol, mungkin lebih besar dari nol atau lebih kecil dari nol). Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan

10 Hubungan Antara Kemampuan Penyesuaian Diri dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Di Mts Al-Hamid korelasi Product Moment dari Pearson karena melukiskan hubungan antara dua gejala interval, (Sutrisno Hadi, 2004) yaitu penyesuaian diri (variabel x) dengan prestasi belajar (variabel y). Hasil dan Pembahasan Data penyesuaian diri diperoleh dari 40 responden siswa/i MTs Al-Hamid kelas VII dengan beragam alasan bersekolah di sekolah tersebut. Hasil penghitungan angket terdiri dari 28 pernyataan diperoleh skor rata-rata maksimum 97 dan skor minimum 49. Penghitungan melalui SPSS 18 diperoleh Mean (M) sebesar 78,92, Median (ME) sebesar 81, Mode (MO) sebesar 75, Varian (SD 2 ) sebesar 132,79 dan Simpangan Baku (S) sebesar 11,52. Dilihat dari rentangan skor (range=48) dan simpangan baku=11,52 yang berarti variansinya 132,79 termasuk cukup tinggi. Artinya penyesuaian diri siswa MTs Al-Hamid kelas VII jika dilihat berdasarkan hasil mengikuti pilihan teman dan terdapat 6 siswa yang bersekolah di MTs Al-Hamid karena paksaan orang tua namun sudah dapat menyesuaikan diri dengan baik. Gambaran penyesuaian diri siswa MTs Al-Hamid kelas VII pada setiap dimensi dan indikator dilihat dari jumlah skor tiap butir yang telah diperoleh masing-masing dimensi dan indikator. Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang dan skor jawaban berada pada rentangan 4-1 untuk jawaban positif dan 1-4 untuk jawaban negatif, maka apabila semua siswa mendapat skor 4, skor maksimal keseluruhan adalah 160. Jika semua siswa mendapat skor 3 maka total skor 120. Jika semua siswa mendapat skor 2 maka total skor 80. Jika semua siswa mendapat skor terendah 1 maka skor terendah 40. Apabila dibuat kategori maka rentangannya adalah 120-160 untuk kategori tinggi, 80-119 untuk kategori sedang, dan 40-79 untuk kategori rendah (Tabel 1) Tabel 1: Distribusi Frekuensi Skor Dimensi Penyesuaian Diri mean sebesar 78,92 sebagian besar di atas rata-rata dan rentangan variansinya cukup tinggi. Dapat dikatakan bahwa siswa MTs Al-Hamid kelas VII sudah memiliki penyesuaian diri yang baik. Siswa yang penyesuaian dirinya masih berada pada skor di bawah nilai mean didominasi oleh siswa yang bersekolah dengan alasan karena paksaan orang tua untuk bersekolah di MTs Al-Hamid yaitu sebanyak 15 siswa dari 18 siswa pada kelas interval tersebut, 2 karena keinginan sendiri dan 1 karena mengikuti pilihan teman. Dari 22 siswa yang memperlihatkan data tertinggi dari skor penyesuaian diri, 15 diantaranya bersekolah di MTs Al-Hamid karena keinginan sendiri, 1 orang siswa memilih sekolah karena Perolehan skor penyesuaian diri terhadap peran dan identitasnya 7,1% pada kategori tinggi dan 7,1% pada kategori sedang. Kesimpulan dari data tersebut bahwa siswa yang termasuk dalam kategori tinggi sudah mampu menjalankan peran dan identitas se-bagai remaja. Siswa merasa puas mengikuti kegiatan di sekolah, siswa mampu untuk memulai pertemanan, tidak meniru gaya orang lain dan siswa mampu dalam berperan sebagai dirinya sendiri. Sedangkan siswa yang termasuk pada kategori sedang, dapat disimpulkan mereka cukup mampu menjalankan peran dan identitas sebagai remaja. Siswa cukup memiliki kepuasan dalam mengikuti kegiatan sekolah, siswa cukup berani untuk memulai hubun-

11 gan pertemanan, dan cukup mampu untuk berperan sebagai dirinya sendiri. Perolehan skor penyesuaian diri terhadap pendidikan sebesar 10,7% pada kategori sedang. Siswa sudah cukup mau untuk menerima masukan untuk kemajuan prestasinya dan bergabung dengan temantemannya untuk belajar bersama. Terdapat 3,6% pada dimensi ini yang berada pada kategori tinggi, dapat disimpulkan bahwa siswa dapat menyesuaikan diri terhadap pendidikannya dan dengan kegiatan belajar di sekolah. Perolehan skor penyesuaian diri terhadap kehidupan seks tergolong sedang yaitu sebesar 10,7%. Siswa masih dalam proses pembelajaran dalam menyesuaikan dirinya dengan lawan jenis. Berdasarkan pilihan siswa pada angket, siswa tidak pernah disakiti oleh teman lawan jenis dan cukup dapat berinteraksi dengan baik terhadap teman lawan jenis. Terdapat 3,6% pada dimensi ini yang berada pada kategori tinggi, dapat disimpulkan bahwa siswa sudah mengenal perubahan-perubahan yang terjadi pada fisiknya namun ada beberapa siswa yang pada instrumen memilih masih memiliki ketakutan terhadap adanya perubahan tersebut. Perolehan skor penyesuaian diri terhadap norma sosial tidak terdapat pada kategori tinggi namun terdapat pada kategori sedang yaitu sebesar 14,3%. Siswa di sekolah tersebut cukup mampu menyesuaikan diri terhadap norma-norma sosial yang berlaku di lingkungan sekolahnya. Siswa sudah cukup berinisiatif untuk membantu kesulitan temannya namun berdasarkan pilihan pada beberapa siswa masih ada siswa yang terpancing untuk marah dengan temantemannya. Siswa cukup aktif pula berpartisipasi sosial tanpa mengharapkan imbalan. Perolehan skor penyesuaian diri terhadap waktu luang tidak terdapat pada kategori tinggi namun terdapat pada kategori sedang yaitu sebesar 14,3%. Siswa cukup dapat mengatur waktu luang yang dimiliki. Siswa mampu mengatur waktu luang dengan baik dan tak ingin ada orang lain yang mengatur waktu luang yang dimilikinya. Siswa menggunakan waktu luangnya untuk mengerjakan PR namun ada beberapa siswa yang memilih untuk berkumpul dengan teman dari pada belajar. Perolehan skor penyesuaian diri terhadap penggunaan uang tergolong tinggi dan sedang yaitu sebesar 7,1%. Siswa yang termasuk kategori tinggi sudah dapat menyesuaikan diri terhadap penggunaan uang, dan hal tersebut tidak mengganggu prestasi belajarnya. Siswa mampu berhemat untuk meringankan beban orang tuanya dan tidak menjadi boros saat berpisah dari orang tua. Siswa mampu menahan diri untuk membeli barang-barang seperti milik temannya, sehingga ia tidak menghabiskan uang yang diberikan orang tua sebelum waktunya. Sedangkan siswa yang dalam kategori sedang juga sebesar 7,1% berarti siswa cukup dapat menyesuaikan diri terhadap penggunaan uang. Siswa cukup membiasakan diri untuk berhemat ketika jauh dari orang tua. Siswa menghabiskan uang pemberian orang tua sesuai dengan waktunya namun kadang tidak bisa menahan diri untuk membeli barang seperti milik teman. Perolehan skor penyesuaian diri terhadap kecemasan, konflik dan frustrasi tergolong sedang yaitu sebesar 10,7%. Siswa yang termasuk kategori ini cukup dapat menyesuaikan diri terhadap kecemasan, konflik dan frustrasi yang mereka alami namun beberapa siswa memilih masih perlu bantuan dari orang lain dalam menyelesaikan kecemasan, konflik dan frustrasi yang mereka rasakan. Terdapat 3,6% pada dimensi ini yang berada pada kategori tinggi, dapat disimpulkan bahwa siswa mampu menyesuaikan diri terhadap kecemasan, konflik dan frustrasi yang dialami. Data prestasi belajar diperoleh dari 40 siswa MTs Al-Hamid yang menjadi responden. Hasil pengumpulan data diperoleh rata-rata skor tertinggi 82,50 dan 65,56 untuk skor terendah. Penghitungan dengan menggunakan SPSS18 diperoleh Mean (M) sebesar 73,62. Median (ME) 73,5. Varian (SD2) 17,93 dan simpangan baku (S) 4,23. Skor prestasi belajar yang telah diperoleh dikategorisasikan menjadi dua untuk memudahkan analisa melihat tinggi rendahnya prestasi belajar siswa MTs Al-Hamid kelas VII, yaitu: >73 terlampaui dan <73 tidak terlampaui KKM. Kategorisasi terlampaui KKM mencapai 55% atau sebanyak 22 siswa dari 40 responden (11 siswa yang bersekolah karena paksaan orang tua, 9 siswa karena keinginan sendiri dan 2 siswa bersekolah karena mengikuti teman). Data terendah terdapat pada kategorisasi tidak terlampaui KKM sebanyak 45% atau 18 siswa. Berdasarkan penjabaran distribusi data pa-

12 Hubungan Antara Kemampuan Penyesuaian Diri dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Di Mts Al-Hamid da tabel, hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa MTs Al-Hamid kelas VII menyatakan bahwa siswa MTs Al-Hamid kelas VII memiliki prestasi belajar yang telah melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan presentase 55%. Data tersebut menunjukan bahwa hanya setengahnya saja yang memiliki prestasi belajar sudah baik, sisanya masih belum terlampaui KKM yaitu berjumlah 18 siswa dari 40 siswa meskipun dari 18 siswa tersebut terdapat 10 siswa yang bersekolah karena paksaan orang tua, sisanya 7 orang karena keinginan sendiri dan satu orang karena mengikuti pilihan teman. Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan standar KKM yang telah ditetapkan oleh tiap sekolah di Indonesia. Siswa dinilai berprestasi jika hasil belajar pada rapornya berada di atas dari nilai KKM yang telah ditetapkan. Madrasah Tsanawiyah Al-hamid menetapkan nilai rata-rata KKM untuk 17 mata pelajaran yaitu sebesar 73. Artinya, prestasi belajar siswa dinilai baik jika nilai rapor siswa lebih besar atau sama dengan 73 berdasarkan nilai KKM. Uji normalitas menggunakan uji liliefors. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui data dari kedua variabel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Diperoleh L hitung (Lh) = 0,1. Pada taraf signifikansi 5% dan n 40 nilai L tabel (Lt) =0,14. Hal ini berarti Lh < Lt dengan demikian disimpulkan bahwa data diperoleh dari populasi yang berdistribusi normal. Artinya data sample berasal dari populasi yang berdistribusi normal, yaitu sebagian besar populasi berada pada kategori yang sedang atau rata-rata, hanya sedikit yang penyesuaian dirinya berada pada kategori tinggi. Data yang normal akan memberikan nilai ekstrim rendah dan ekstrim tinggi yang sedikit dan kebanyakan mengumpul di tengah, demikian juga nilai rata-rata, modus dan median relatif dekat. Hasil penghitungan uji hipotesis dengan menggunakan rumus Product Moment diperoleh koefisien korelasi antara Kemampuan Penyesuaian Diri dengan Prestasi Belajar (r hitung) sebesar 0,430. Pada taraf signifikansi 5% dan n = 40 diperoleh r tabel 0,312. Dari penghitungan tersebut disimpulkan bahwa antara Kemampuan Penyesuaian Diri (X) dan Prestasi Belajar (Y) terdapat hubungan yang positif sebesar 0,430. Untuk mengetahui hubungan tersebut signifikansi atau tidak selanjutnya dilakukan uji signifikansi. Berdasarkan hasil kategorisasi dan penghitungan lainnya menunjukan bahwa masih banyak siswa yang belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru di sekolahnya. Terlihat juga dalam hasil prestasi belajar mereka, terdapat 18 siswa yang memiliki nilai belum terlampaui KKM dan jika dilihat dari nama siswa kebanyakan siswa yang hasil belajarnya belum terlampaui KKM adalah siswa yang kemampuan penyesuaian dirinya sebagian besar berada dalam kategorisasi sedang atau di bawah nilai mean yaitu sebanyak 11 siswa (8 siswa karena paksaan orang tua, 2 siswa karena keinginan sendiri dan 1 siswa karena mengikuti pilihan teman). Terdapat 22 siswa yang skor kemampuan penyesuaian dirinya di atas nilai mean, dan pada skor prestasi belajar juga terdapat 22 siswa yang nilainya di atas KKM, dari 22 siswa terdapat 14 siswa yang sama-sama mendapat nilai yang tinggi antara penyesuaian diri dengan prestasi belajar (4 siswa karena paksaan orang tua, 9 siswa karena keinginan sendiri dan 1 siswa karena mengikuti pilihan teman). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan antara kemampuan penyesuaian diri dengan prestasi. Semakin tinggi skor penyesuaian diri maka sebagian besar skor prestasi belajar juga tinggi. Data tersebut juga menjelaskan bahwa beberapa siswa yang bersekolah karena paksaan orang tua, sudah dapat beradaptasi dengan baik yang terlihat dari skor kemampuan penyesuaian diri dengan prestasi belajar samasama mendapatkan skor yang tinggi. Simpulan dan Saran Penelitian yang telah dilakukan memberikan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif antara penyesuaian diri dengan prestasi belajar. Prestasi belajar cenderung naik jika penyesuaian diri juga mengalami kenaikan, dan saran-saran yang dapat dibuat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa yang sudah masuk di MTs Al-hamid perlu mengenali lingkungan sekolah barunya. Hal ini dilakukan agar selanjutnya siswa merasa nyaman berada di sekolah sehingga siswa bersemangat untuk berprestasi di sekolah. 2. Orangtua siswa membantu untuk memilih sekolah lanjutan yang nyaman baginya agar dapat menyesuaikan diri dengan baik pada lingkungan

13 baru yang akan berdampak pada prestasi belajarnya. 3. Guru Pembimbing memberikan layanan orientasi dan informasi dengan tema menyesuaikan diri di sekolah baru dan memberikan treatment untuk memotivasi penyesuaian diri siswa di sekolah. 4. Pihak Sekolah perlu menambah personel guru BK di sekolah. Daftar Pustaka Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Calhoun, James F. dan Joan Ross Acocela. terj. R. S. Danim, Sudarwan. 2000. Metode Penelitian Untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta: Bumi Aksara. Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hurlock, Elizabeth B. 1980. Perkembangan Anak: Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Mulyati. 2007. Pengantar Psikologi Belajar. Yogyakarta: Quality Publishing. Munandar, S.C. Utami. 1983. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: BPT. IKIP.