tersebut terdapat di atmosfer. Unsur-unsur yang terkandung dalam udara dan

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENERAPAN ALTERNATIVE FUEL PROJECT DI INDUSTRI SEMEN (Studi Kasus Plant 8 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Di Citeureup, Kabupaten Bogor)

8 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Citeureup, Kabupaten Bogor, Provinsi

1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Didorong oleh issue perubahan iklim dunia yang menghangat belakangan ini

Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SUMBER DAYA ENERGI MATERI 02/03/2015 JENIS ENERGI DAN PENGGUNAANNYA MINYAK BUMI

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah

BAB I PENDAHULUAN. memicu terjadinya pemanasan global. Padahal konsep mengenai green accounting

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2015 PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE DAN PENERAPAN CARBON MANAGEMENT ACCOUNTING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

Kerjasama Internasional Mengenai Perubahan Iklim ME4234 KEBIJAKAN IKLIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

EMISI KARBON DAN POTENSI CDM DARI SEKTOR ENERGI DAN KEHUTANAN INDONESIA CARBON EMISSION AND CDM POTENTIAL FROM INDONESIAN ENERGY AND FORESTRY SECTOR

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan pemimpin politik untuk merespon berbagai tantangan dari ancaman

5.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. secara terpadu. Perusahaan ini termasuk perusahaan perseroan terbatas dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

BAB I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia telah meningkatkan emisi gas rumah kaca serta

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. pernah terjadi dan menghadirkan tantangan untuk ekonomi. 7 Untuk

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Persetujuan Alternative Fuel Project PT ITP. Proses persetujuan project pengurangan emisi ini memerlukan waktu

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

Perspektif CDM Pada Proyek Energi Terbarukan & Efisiensi Energi. I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA

Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim. oleh: Erna Witoelar *)

PENANGGULANGAN PEMANASAN GLOBAL DI SEKTOR PENGGUNA ENERGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan dapat diakses dengan mudah. Globalisasi telah mempengaruhi berbagai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pihak menanggung beban akibat aktivitas tersebut. Salah satu dampak yang paling

BAB III PARTISIPASI JEPANG DALAM PENANGANAN ISU PERUBAHAN IKLIM GLOBAL (PROTOKOL KYOTO) 3.1 Isu Perubahan Iklim Global (Global Climate Change)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

BERDAGANG KARBON DENGAN MENANAN POHON: APA DAN BAGAIMANA? 1

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Proyeksi Emisi CO 2 untuk Jangka Panjang

2012, No BAB I PENDAHULUAN

Lembar Fakta Kurva Biaya Pengurangan Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) Indonesia

I. PENDAHULUAN. mencapai 2324,7 juta ton/tahun (Ditjenbun, 2007).

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PERAN PROTOKOL KYOTO DALAM MENGURANGI TINGKAT EMISI DUNIA MELALUI CLEAN DEVELOPMENT MECHANISM

A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

: PT P T PL P N N (P

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

REHABILITASI HUTAN DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM SEKTOR KEHUTANAN DI SULAWESI UTARA

III. METODOLOGI PENELITIAN

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Clean Development Mechanism (CDM) dan Kaitannya Bagi Pengelolaan Energi dan Lingkungan Hidup Dalam Konteks Perubahan Iklim di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini memiliki tema utama yakni upaya yang dilakukan Australia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

STANDAR INDUSTRI HIJAU

SISTEM INFORMASI MONITORING EMISI GAS RUMAH KACA SEKTOR INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia sejak diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio de Janeiro,

Opportunity Cost Dalam Pelaksanaan REDD

2018, No Produk, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya, dan Limbah; d. bahwa Pedoman Umum Inventarisasi GRK sebagaimana dimaksud dalam huruf c

BAB V KESIMPULAN. asing. Indonesia telah menjadikan Jepang sebagai bagian penting dalam proses

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PEMANASAN GLOBAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah

FENOMENA GAS RUMAH KACA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup yang berakal akan selalu berusaha

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

PROSPEK EKONOMI WOOD PELLET (Untuk Bisnis Energi Terbarukan)

Percepatan Peningkatan Aksi-aksi Perubahan Iklim di Tingkat Global : Pandangan Kelompok Masyarakat Sipil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA MALANG

Oleh/by: Nurlita Indah Wahyuni

OVERVIEW PROGRAM KONSERVASI ENERGI DAN REDUKSI EMISI DI SEKTOR INDUSTRI

I. PENDAHULUAN. ini. Penyebab utama naiknya temperatur bumi adalah akibat efek rumah kaca

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU. Disampaikan pada : Workshop Efisiensi Energi di IKM Jakarta, 27 Maret 2012

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu

PENGURANGAN EMISI CO 2 MELALUI PENERAPAN PAJAK KARBON (CARBON TAX) DAN PENGARUHNYA TERHADAP ASPEK EKONOMI DAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan iklim global akibat efek rumah kaca merupakan permasalahan lingkungan serius yang saat ini sedang

Pandangan Indonesia mengenai NAMAs

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Iklim Perubahan iklim

BAB I PENDAHULUAN. produksi gabah pada tahun 2013 mencapai 70,87 juta ton dengan. dengan 2013, produksi padi rata-rata meningkat sekitar 3,5% setiap

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Udara di bumi memiliki beberapa unsur yang sangat dibutuhkan oleh kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan. Udara untuk kehidupan sehari-hari tersebut terdapat di atmosfer. Unsur-unsur yang terkandung dalam udara dan diperlukan bagi makhluk hidup yaitu terdiri dari uap air (H 2 O), N 2 O, O 2, Ar dan CO 2. Manusia dan hewan membutuhkan udara untuk proses respirasi, sedangkan tumbuhan memerlukan udara, khususnya CO 2 untuk melakukan fotosintesis. Karbon dioksida dihasilkan melalui dua cara, baik secara alami maupun melalui aktivitas manusia. Karbon dioksida secara alami terbentuk dari proses respirasi, selain itu dapat juga dihasilkan dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan. Oleh karena aktivitas manusia, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer telah meningkat sekitar 35% sejak dimulainya revolusi industri. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa sebagian besar peningkatan suhu global sebesar 0,25 C per dekade sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kontributor utama penyumbang emisi karbon dihasilkan dari penggunaaan bahan bakar fosil, yaitu sebanyak 56,6%. Sedangkan kontributor emisi lainnya adalah deforestasi (17,3%), kegiatan agrikultur dan peternakan (14,3%), serta pemakaian barang yang menghasilkan gas fluorine sebesar 1,1 % dari total keseluruhan (Tabel 1). 1

Tabel 1. Total Emisi Global pada Tahun 2004 Emissions Total Emissions (%) F-gases 1,1 CO2 Fossil fuel use 56,6 CO2 (Other) 2,8 CO2 (deforestation, decay of biomass, etc) 17,3 CH4 14,3 Sumber : IPCC, (2007) Data yang diperoleh dari Departemen Energi, Lawrence Barkeley, industri semen menyumbang karbon dioksida sekitar 5% dari total emisi global. Karbon dioksida dihasilkan dari proses kalsinasi batu kapur saat pemakaian bahan bakar di kiln 1 dan dari pembangkit listrik. Total emisi karbon dari produksi semen total global pada tahun 1994 adalah 307 juta ton, 160 juta ton dari proses produksi semen dan 147 juta ton karbon dari pemakaian energi. Salah satu cara untuk memperlambat bertambahnya gas rumah kaca yaitu dengan menerapkan sistem perdagangan karbon (carbon trading). Clean Development Mechanism (CDM 2 ) merupakan salah satu mekanisme yang dapat mewujudkan carbon trading dan sistem pembangunan yang bersih. CDM ini memungkinkan negara-negara peserta, khususnya negara Annex I 3 memenuhi kewajiban target penurunan emisi gas rumah kaca melalui penurunan emisi di negara lain. Menindaklanjuti hal tersebut, pada tahun 1995, Chief Executive Officer (CEO) dari 200 perusahaan bisnis membentuk suatu forum yang secara 1 Kiln adalah ruang termal terisolasi, dimana suhu didalamnya terkontrol. Proses dalam kiln ini mencakup pengerasan, pembakaran atau pengeringan bahan. Dalam industri semen, kiln merupakan jantung produksi. 2 CDM adalah suatu perjanijian di bawah Protokol Kyoto yang membolehkan negara-negara industri dengan komitmen pengurangan reduksi gas rumah kaca untuk melakukan investasi pada proyek pengurangan emisi di negara berkembang sebagai alternatif disbanding melakukan di negara mereka sendiri dengan biaya yang lebih mahal. 3 Negara Annex I adalah negara-negara maju yang ikut dalam program Protokol Kyoto, seperti negara Eropa, Amerika Utara, Australia dan Jepang. Sedangkan negara-negara yang termasuk negara non Annex yaitu negara-negara berkembang, seperti Indonesia. 2

khusus mendalami sustainable development, yang disebut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD 4 ). Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan dalam segala bidang, salah satunya bidang industri. Dewasa ini perkembangan perindustrian di Indonesia semakin meningkat seiring dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam konteks mekanisme CDM khususnya, Indonesia sebagai negara non-annex I memiliki keuntungan masuknya investasi asing, terutama dari negara Annex I dalam mendukung proyek perindustrian yang ramah lingkungan. CDM adalah peluang investasi modal asing sehingga tidak ada kewajiban bagi pemerintah Indonesia untuk mengikuti. Kewajiban pemerintah dalam hal ini bukan dalam konteks CDM, tetapi kewajiban sebagai peratifikasi United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC 5 ), yaitu berkewajiban memberikan laporan nasional secara periodik tentang hasil inventarisasi gas rumah kaca (sektor energi dan non energi), serta upaya yang telah dilakukan dalam rangka menekan dampak negatif perubahan iklim. Sebagai negara non- Annex I, Indonesia belum diwajibkan untuk menurunkan emisi gas rumah kacanya dan berhak untuk mendapatkan bantuan dana untuk capacity building dan technology transfer dalam rangka menekan dampak negatif perubahan iklim. Pemerintah Indonesia telah memiliki komitmen dalam menanggulangi dampak perubahan iklim, sebagai salah satu peserta dalam Protokol Kyoto, 4 WBCSD ini melaksanakan proyek spesifik dalam bidang yang berkaitan dengan semen, ban, kimia, dan air yang tepat guna. Pada tahun 2000, organisasi dari seluruh perusahaan semen di dunia menciptakan, mengembangkan dan mempromosikan cara-cara praktis bagi industri untuk melestarikan lingkungan dibawah WBCSD. Tujuh belas perusahaan semen tergabung dalam WBCSD, salah satunya Heidelberg Cement (Germany). 5 UNFCCC adalah sebuah perjanjian internasional yang dihasilkan ketika Earth Summit, pada tahun 1992. Tujuan dari perjanjian ini adalah melakukan stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca dalam atmosfer. Protokol Kyoto adalah salah satu hasil kerja UNFCCC. 3

Indonesia meratifikasi protokol tersebut pada 28 Juni 2004 dengan disahkannya UU Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Kyoto Protocol to The United Nations Framework of Climate Change. Selanjutnya, pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) membentuk badan khusus untuk menangani masalah CDM yaitu Komisi Nasional Mekanisme Pembangunan Bersih (KN-MPB) yang disahkan melalui Kepmen No. 206/2005 pada tanggal 21 Juli 2005. Pada intinya, tugas KN-MPB ini adalah mengevaluasi proyek-proyek CDM yang masuk ke Indonesia, yang dapat diajukan oleh perusahaan yang memang bergerak dalam bidang reduksi karbon untuk mendapatkan CER, maupun perusahaan-perusahaan jenis lainnya. Berdasarkan informasi per 1 Maret 2011, ada 61 proyek CDM yang telah disetujui oleh Komnas Mekanisme Pembangunan Bersih dan telah terdaftar di Eksekutif CDM (Tabel 2). Berdasarkan kesepuluh tipe proyek CDM teregistrasi didapatkan total rata-rata reduksi emisi tahunan sebesar 1.339.670 ton CO2. Tabel 2. Status CDM Terkini di Indonesia per 1 Maret 2011 Tipe Proyek CDM Teregistrasi Jumlah Proyek Rata-rata reduksi Emisi Tahunan CO2 (ton CO2) Biogas 22 53.006 Biomasa 7 44.779 Penghindaran terbentuknya gas metana 6 27.879 Pemulihan dan pemanfaatan kembali 6 67.490 gas metana Energi baru dan terbarukan lainnya 5 384.000 Penggantian bahan bakar 4 99.975 Semen 4 338.462 Efisiensi energi 2 26.731 PLTA 2 15.683 Dekomposisi N20 1 80.668 Pemanfaatan gas 1 390.893 Pengurangan emisi PFC 1 78.041 Total 61 1.339.670 Sumber: IGES CDM Project Database, (2011) 4

Proyek CDM yang terkait dengan penerapan teknologi rendah emisi di industri semen yaitu penggantian bahan bakar fosil dengan bahan bakar alternatif, seperti yang sudah diterapkan di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Sejak Januari 2005, perusahaan ini sudah menerapkan penggunaan bahan bakar alternatif dalam proses produksi semennya. 1.2 Perumusan Masalah Salah satu perusahaan semen di Indonesia, yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dapat menghasilkan produksi 18,6 juta ton semen per tahun. Jumlah emisi CO2 yang diperkirakan bertambah akibat kebutuhan akan semen yang cenderung meningkat akan mempengaruhi dan merusak lingkungan. Sejak tahun 2002, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mulai memenuhi syarat untuk ikut dalam carbon fund dalam rangka mempertahankan ISO 14001 mengenai sistem manajemen lingkungan. Hal tersebut ditandai dengan penyerahan Project Idea Note disertai Letter of Acceptance dari Menteri Lingkungan Hidup dikirim ke World Bank. Proses pemenuhan syarat untuk ikut serta dalam carbon fund terdiri dari beberapa tahap dan membutuhkan waktu yang lama. Perusahaan ini memerlukan waktu sekitar empat tahun sampai project dapat dilaksanakan di plant. Melihat beberapa feed back positif carbon fund diantaranya yaitu dana Certified Emission Reduction (CER 6 ) dari jumlah pengurangan emisi akibat project dan investasi teknologi yang ramah lingkungan, keikutsertaan perusahaan ini dalam program pengurangan emisi membuka peluang untuk menghasilkan semen berkualitas dan ramah lingkungan dengan mengganti bahan bakar. 6 CER adalah bentuk sertifikat setiap penurunan emisi sebesar 1 ton CO2 yang diterbitkan oleh Badan Pelaksana MPB. Hal tersebut diatur sesuai dengan kesepakatan Protokol Kyoto. Di negaranegara berkembang, seperti Indonesia, harga rata-rata setiap CER yaitu 3-5 USD. 5

Perusahaan ini terlibat dalam dua proyek yang terdiri dari proyek pengurangan emisi dari kegiatan pencampuran bahan semen (Blended Cement Project) dan proyek pemakaian bahan bakar alternatif (Alternative Fuel Project). Pada tahun 2008, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mendapatkan first CER Penerimaan pembayaran atas penjualan 80.967 CER adalah sebesar 40.303 USD (setelah dikurangi biaya persiapan proyek). Hal tersebut menjadikan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merupakan perusahaan pertama di Indonesia penerima CER dalam kerangka proyek CDM. Pada proses pembakaran di sebelas kiln PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk digunakan bahan bakar batubara sebagai bahan bakar utama sedangkan bahan bakar pemantik awal setelah shut down menggunakan bahan bakar Industry Diesel Oil (IDO) karena memiliki nyala api yang tinggi dibandingkan dengan batubara. Konsumsi batubara perusahaan ini rata-rata mencapai 1,7 juta ton per tahun dan IDO 20 ribu ton per tahun. Kebutuhan akan batubara yang semakin meningkat diikuti dengan menurunnya persediaan menyebabkan harga batubara cenderung naik. Batubara yang tergolong high calori value (CV lebih besar dari 6000 kkal) harganya mencapai Rp 1.035.000/ton pada tahun 2011. Sejak tahun 2007, khususnya di plant 8 perusahaan ini menggunakan mixing sekam padi, serbuk gergaji, cangkang kelapa sawit, dan oil sludge sebagai bahan bakar alternatif. Alternative fuel dalam proses pembakaran di kiln memiliki peran sebagai pengganti sebagian bahan bakar fosil yaitu sebanyak 3-5%. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian mengenai bagaimana proses pemanfaatan bahan bakar alternatif di industri semen, efisiensi emisi, penghematan biaya yang diterima perusahaan dan nilai manfaat bersih yang 6

diterima perusahaan selama tujuh tahun umur proyek sehingga memberi insentif perusahaan lain untuk dapat ikut serta dalam kegiatan mewujudkan sustainable development. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu: 1. Mengidentifikasi bagaimana proses persetujuan carbon fund dan penerapan alternative fuel project yang dilakukan perusahaan. 2. Melihat dampak emisi penerapan alternative fuel project yang dilakukan perusahaan, baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan informasi kepada kalangan industri tentang peluang diversifikasi energi dengan menggunakan bahan bakar alternatif berupa limbah industri, serbuk gergaji dan sekam padi. 2. Menjadi sumber informasi bahwa penggunaan bahan bakar alternatif bernilai rendah merupakan upaya penurunan emisi. 3. Sumber informasi untuk perusahaan itu sendiri, terkait manfaat dari pemakaian bahan bakar alternatif, baik dari segi efisiensi emisi dan efisiensi biaya. 1.5 Batasan Penelitian 1. Penelitian mengkaji pemakaian alternative fuel dalam pembakaran di kiln salah satu plant PT Indocement Tunggal Prakarsa, yaitu di plant 8. Plant 8 ini merupakan satu dari empat plant yang menggunakan bahan bakar alternatif. 7

2. Perhitungan emisi yang diestimasi fokus pada emisi CO2 dari proses pembakaran di kiln. 3. Harga yang digunakan diasumsikan merupakan constant price 8