BAB II DESKRIPSI LOKASI. II.1.1. Masa Pemerintahan Belanda dan Jepang. keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suku. Suku-suku di Indonesia pada umumnya mempunyai ciri dan budaya tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

BAB II SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT BABUSSALAM LANGKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2010.

POTENSI KEPARIWISATAAN DI DESA NAMO SIALANG DAN DESA SEI SERDANG DI KABUPATEN LANGKAT

PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DAN SELEKSI UMUM No. 03/PAN/DPU-LKT/BM/2011

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

07 Perdagangan Trade.

PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN LANGKAT. Mbina Pinem 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah suatu kejadian nyata masa lalu ataupun suatu perjalanan

BAB II SEJARAH DAN MASYARAKAT MELAYU LANGKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Tanaman karet memiliki peranan yang cukup besar dalam kehidupan

BAB III PENYAJIAN DATA. 5. Potensi Penerimaan PBB-P2 Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten

PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DAN SELEKSI UMUM NO. 001/PAN-CKP/PLU-SU/DPU-LKT/2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai

BAB II. Kelainan refraksi disebut juga refraksi anomali, ada 4 macam kelainan refraksi. yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu:

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Langkat Tahun 2013 sebanyak 125,391 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah laut Indonesia mempunyai lebih dari pulau dan dikelilingi garis

BAB II PEMBAHASAN UMUM GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

BAB II GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai. A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

METODOLOGI PENELITIAN. kalkulator dan kusioner. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini mencakup:

BAB I PENDAHULUAN. sosial lainnya (Horton & Hunt, 1999: 36). Perpindahan kelas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kesultanan Langkat merupakan salah satu dari beberapa Kerajaan Melayu

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai

BAB II DESKRIPSI LOKASI DAN ELIT KAB. LANGKAT. II.1.1. Masa Pemerintahan Belanda dan Jepang

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH SERTA EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMP AMPERA KECAMATAN BATANG SERANGAN KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014 Rosmalina. roketmail.

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100

Penerapan Algoritma K-Means Clustering Untuk Pengelompokkan Penyebaran Diare Di Kabupaten Langkat

RENCANA UMUM PENGADAAN DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN LANGKAT TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kerajaan Langkat diperkirakan berdiri pada abad ke 16. Raja pertama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah. Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yaitu perkebunan tebu yang berada cukup dekat disekitar pabrik, dengan luas areal

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem *

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

Presiden Republik Indonesia,

BAB III KONDISI UMUM Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

Wilayah Kerja BPP, Jumlah Desa, Jumlah Kelompok Tani dan Jumlah Penyuluh Pertanian Per Kecamatan di Kabupaten Langkat

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEMENDAGRI. Kabupaten langkat. Kabupaten Deli Serdang. Sumatera Utara. Batas Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah laut Indonesia dikelilingi garis pantai sepanjang km yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung

4.1. Sejarah Berdirinya Pemerintah Provinsi Riau

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB I PENDAHULUAN. melawan arus sungai Wampu yang sangat deras. (Sulaiman Zuhdi 2013: 81). Dari. akhirnya menjadi Ibu Kota kabupaten Langkat.

Sanggau, Agustus 2010 Kepala BPS Kabupaten Sanggau MUHAMMAD YANI, SE NIP

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. a. Cagar Alam Pegunungan Wondiboy (CAPW) Kawasan Cagar Alam Pegunungan Wondiboy (CAPW) merupakan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan

BAB II PROFIL KABUPATEN LANGKAT DAN DPC PDI PERJUANGAN KABUPATEN LANGKAT. A. Sejarah Ringkas Pemerintahan Kabupaten Langkat

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekitar Kawasan Wisata Bukit Lawang Kec.

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Bangko Pusako terletak antara : Bujur Timur dan

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB II LATAR BELAKANG BERDIRINYA JAMAIYAH MAHMUDIYAH LI THALABIL KHAIRIYAH Lahirnya Organisasi-Organisasi Pendidikan Nasional 5

Sekapur Sirih. Lubuk Pakam, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik. Ir. Hulman Siagian, MM

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KABUPATEN MAPPI BADAN PUSAT STATISTIK. Angka Sementara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Membahas Masjid Raya Binjai tidak terlepas dari peran Kesultanan

BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT/DAERAH PENELITIAN. antara , ,6 Lintang Utara dan , ,2 Bujur Timur.

BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Kabupaten Pelalawan dibentuk berdasarkan UU. No. 53 Tahun 1999, yang merupakan

MELIHAT PARTISIPASI MASYARAKAT LANGKAT PADA PEMILU T. Irmayani

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI. singkatan Kuansing, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografis Kecamatan Tempuling. Tempuling adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

HASIL SENSUS PENDUDUK Angka Sementara

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ha, terletak pada kordinat 101'21 BT. Batas Kabupaten Rokanbb

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial

Presiden Republik Indonesia,

BAB II DESKRIPSI KECAMATAN RANTAU SELATAN. Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya adalah 64,32 km 2 dengan

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI LOKASI II. 1 Sejarah Kab. Langkat II.1.1. Masa Pemerintahan Belanda dan Jepang Pada masa Pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Mrry Agesten. Residen mempunyai wewenang mendampingi Sultan Langkat di bidang rangrang asing saja sedangkan bagi rang-rang asli (pribumi) berada di tangan pemerintahan kesultanan Langkat. Kesultanan Langkat berturut-turut dijabat leh : 1. Sultan Haji Musa Almahadamsyah 1865-1892 2. Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul Jalik Rakhmatsyah 1893-1927 3. Sultan Mahmud 1927-1945/46 Dibawah pemerintahan Kesultanan dan Assisten Residen struktur pemerintahan disebut LUHAK dan dibawah luhak disebut Kejuruan (Raja kecil) dan Distrik, secara berjenjang disebut Penghulu Balai (Raja kecil Kar) yang berada didesa. Pemerintahan luhak dipimpin serang Pangeran, Pemerintahan Kejuruan dipimpin serang Datuk, Pemerintahan Distrik dipimpin serang kepala Distrik, dan untuk 31

jabatan kepala kejuruan/datuk harus dipegang leh penduduk asli yang pernah menjadi raja di daerahnya. Pemerintahan Kesultanan di Langkat dibagi atas 3 (tiga) kepala Luhak 1. Luhak Langkat Hulu, yang berkedudukan di Binjai dipimpin leh T.Pangeran Adil. Wilayah ini terdiri dari 3 Kejuruan dan 2 Distrik yaitu : Kejuruan Selesai Kejuruan Bahrk Kejuruan Sei Bingai Distrik Kwala Distrik Salapian 2. Luhak Langkat Hilir, yang berkedudukan di Tanjung Pura dipimpin leh Pangeran Tengku Jambak/T.Pangeran Ahmad. Wilayah ini mempunyai 2 kejuruan dan 4 distrik yaitu : Kejuruan Stabat Kejuruan Bingei Distrik Secanggang Distrik Padang Tualang Distrik Cempa 32

Distrik Pantai Cermin 3. Luhak Teluk Haru, berkedudukan di Pangkalan Berandan dipimpin leh Pangeran Tumenggung (Tengku Djakfar). Wilayah ini terdiri dari satu kejuruan dan dua distrik. Kejuruan Besitang meliputi Langkat Tamiang dan Salahaji. Distrik Pulau Kampai Distrik Sei Lepan Awal 1942, kekuasaan pemerintah Klnial Belanda beralih ke Pemerintahan jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan, hanya sebutan Keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin leh Syuckan. Afdeling diganti dengan Bunsyu dipimpin leh Bunsyuc Kekuasaan Jepang ini berakhir pada saat kemerdekaan Indnesia diprklamasikan pada tanggal 17-08- 1945. 25 II.1.2. Masa Kemerdekaan Pada awal kemerdekaan Republik Indnesia, Sumatera dipimpin leh serang Gubernur yaitu Mr.T.M.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status keresidenan dengan asisten residennya atau kepala pemerintahannya dijabat leh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti leh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati. 25 Sumber : BPS Kab. Langkat 33

Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera Timur (NST) yang berkedudukan di Binjai dengan kepala Pemerintahannya Wan Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indnesia yang berkedudukan di Pangkalan Berandan, dipimpin leh Tengku Ubaidulah. Berdasarkan PP N.7 Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah tnm yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan kepala daerahnya (Bupati) Netap Bukit. Mengingat luas Kabupaten Langkat, maka Kabupaten Langkat dibagi menjadi 3 (tiga) kewedanan yaitu : 1. Kewedanan Langkat Hulu berkedudukan di Binjai 2. Kewedanan Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura 3. Kewedanan Teluk Haru berkedudukan di Pangkalan Berandan. Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas administrasi pemerintahan langsung dibawah Bupati serta Assiten Wedana (Camat) sebagai perangkat akhir. Pada tahun 1965-1966 jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dipegang leh serang Care Taher (Pak Wngs) dan selanjutnya leh Sutikn yang pada waktu itu sebagai Dan Dim 0202 Langkat. Dan secara berturut-turut jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dijabat leh: 34

1. T. Ismail Aswhin 1967 1974 2. HM. Iscad Idris 1974 1979 3. R. Mulyadi 1979 1984 4. H. Marzuki Erman 1984 1989 5. H. Zulfirman Siregar 1989 1994 6. Drs. H. Zulkifli Harahap 1994 1998 7. H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH 3-9-1998 s/d 20-2-1999 8. H. Syamsul Arifin, SE 1999-2009 9. Nggesa Sitepu : 2009 s/d sekarang Untuk melaksanakan pembangunan yang merata, Kabupaten Langkat dibagi atas 3 wilayah pembangunan. 1. Wilayah Pembangunan I (Langkat Hulu) meliputi Kecamatan Bahrk dengan 19 desa Kecamatan Salapian dengan 22 desa Kecamatan Kuala dengan 16 desa Kecamatan Selesai dengan 13 desa Kecamatan Binjai dengan 7 desa Kecamatan Sei Bingai 15 desa 2. Wilayah Pembangunan II (Langkat Hilir) meliput Kecamatan Stabat dengan 18 desa dan 1 kelurahan Kecamatan Secanggang dengan 14 Desa 35

Kecamatan Hinai dengan 12 desa Kecamatan Padang Tualang dengan 18 desa Kecamatan Tanjung Pura dengan 15 desa dan 1 kelurahan 3. Wilayah pembangunan III (Teluk Haru) meliputi Kecamatan Gebang dengan 9 desa Kecamatan Brandan Barat dengan 6 desa Kecamatan Sei Lepan dengan 5 desa dan 5 kelurahan Kecamatan Babalan dengan 5 desa dan 3 kelurahan Kecamatan Pangkalan Susu dengan 14 desa 2 kelurahan Kecamatan Besitang dengan 8 desa dan 3 kelurahan Tiap-tiap wilayah pembangunan dipimpin leh serang pembantu Bupati. Disamping itu dalam melaksanakan tnmi daerah Kabupaten Langkat dibantu atas dinas-dinas tnm, Instansi pusat baik Departemen maupun nn Departemen yang kesemuannya merupakan pembantu-pembantu Bupati. Dalam melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan dan pembangunan. 26 26 Ibid 36

II. 2 Letak Gegrafis dan Penduduk II.2.1 Letak Gegrafis Gegrafi. Daerah Kabupaten Langkat terletak pada3 14 dan 4 13 lintang utara, serta 93 51 dan 98 45 Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara berbatas dengan selat Malaka dan Prp. D.I.Aceh Sebelah Selatan berbatas dengan Dati II Kar. Sebelah Timur berbatas dengan Dati II Deli Serdang Sebelah Barat berbatas dengan Dati D.I Aceh (Aceh Tengah) Tpgrafi. Daerah Tingkat II Langkat dibedakan atas 3 bagian: Pesisir Pantai dengan ketinggian 0 4 m diatas permukaan laut Dataran rendah dengan ketinggian 0 30 m diatas permukaan laut Dataran Tinggi dengan ketinggian 30 1200 m diatas permukaan laut Di daerah Kab. Langkat terdapat taman wisata Bukit Lawang sebagai byek wisata, Taman Bukit Lawang ini terletak dikaki Taman Nasinal Gunung Leuser (TNGL) dengan udara sejuk leh hujan trfis, dibukit Lawang ini terdapat lkasi rehabilitasi rang hutan (mawas) yang dikella leh WNF Taman Nasinal gunung Leuser merupakan asset Nasinal terdapat berbagai satwa yang dilindungi seperti: Badak Sumatera, Rusa, Kijang, Burung Kuau, siamiang juga terdapat 37

tidak kurang dari 320 jenis burung, 176 binatang menyusui, 194 binatang melata, 52 jenis ampibi serta 3500 jenis species tumbuh-tumbuhan serta yang paling menarik adalah bunga raflesia yang terbesar di dunia. Daerah Kab. Langkat adalah satu-satunya di Sumatera Utara yang mempunyai tambang minyak yang dikella leh Pertamina dan berada di kta Pangkalan Berandan yang menghasilkan: Kapasitas CDU (MBCD) - Actual 0,51 (510 Barrel/hari) - Discharged 0,50 (500 Barrel/hari). Kapasitas CDU-II (MBCD) - Actual 4,69 (4690 Barrel/hari) - Discharged 4,50 (4500 Barrel/hari). Aspal di Pangkalan Susu - Actual 400 Mm3/hari (400.000m3/hari) - Discharged 850 Mm3/hari (850.000 m3/hari) Disamping pertambangan minyak di Kabupaten Langkat juga terdapat Industri Gula yang dikella leh PTP IX Kwala madu serta banyak bahan-bahan tambang yang belum dikella seperti Cal, Tras, Gamping Stne, Pasir Kwarsa dan lain-lain. 27 II.2.2 Penduduk Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk tahun 2000, penduduk Kabupaten Langkat berjumlah 902.986 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 27 38

1,14 persen pada peride 1990-2000 dan kepadatan penduduk sebesar 144,17 jiwa per km 2. sedangkan tahun 1990 adalah sebesar 1,07 persen. Untuk tahun 2008, berdasarkan hasil pryeksi penduduk Kabupaten Langkat bertambah menjadi 1.042.523 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,80 untuk peride 2005-2010. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Stabat yaitu sebanyak 83.223 jiwa sedangkan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Pematang Jaya sebesar 14.779 jiwa. Kecamatan Stabat merupakan kecamatan yang paling padat penduduknya dengan kepadatan 918 jiwa per km 2 dan Kecamatan Batang Serangan merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil yaitu sebesar 42 jiwa per km 2. Jumlah penduduk Kabupaten Langkat per jenis kelamin lebih banyak lakilaki dibandingkan penduduk perempuan. Pada tahun 2008 jumlah penduduk lakilaki sebesar 521.484 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 521.039 jiwa dengan rasi jenis kelamin sebesar 100,09 persen. Berdasarkan hasil SP2000 penduduk Kabupaten Langkat mayritas bersuku bangsa Jawa (56,87 persen), diikuti dengan suku Melayu (14,93 persen), Kar (10,22 persen), Tapanuli / Tba (4,50 persen), Madina (2,54 persen) dan lainnya (10,94 persen). Sedangkan agama yang dianut penduduk Kabupaten 39

Langkat mayritas agama Islam (90,00 persen), Kristen Prtestan (7,56 persen), Kristen Katlik (1,06 persen), Budha (0,95 persen) dan lainnya (0,34 persen). 28 Tabel 1. 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Rata-Rata Penduduk / Desa Menurut Kecamatan 2009 N Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Desa Jumlah Penduduk 1. Bahrk 1.101,84 19 40.933 2. Serapit 98,50 10 18.096 3. Salapian 221,73 17 31.219 4. Kutambaru 236,84 8 15.658 5. Sei Bingai 333,17 16 48.521 6. Kuala 206,23 16 38.991 7. Selesai 167,72 14 69.212 8. Binjai 42,05 7 41.624 9 Stabat 108,85 12 84.440 10. Wampu 194,21 14 41.859 11. Batang Serangan 899,38 8 39.411 12. Sawit Seberang 209,10 7 29.234 13. Padang Tualang 221,14 12 53.705 14. Hinai 105,26 13 47.766 15. Secanggang 231,19 17 69.567 16. Tanjung Pura 179,61 19 72.058 17. Gebang 178,49 11 48.693 18. Babalan 76,41 8 64.764 19. Sei Lepan 280,68 14 54.571 20. Brandan Barat 89,80 7 24.210 21. Besitang 720,75 9 59.813 22. Pangkalan Susu 151,35 11 48.427 23. Pematang Jaya 209,00 8 14.996 28 Ibid 40

Jumlah 6.263,29 277 1.057.768 Tahun 2008 6.263,29 277 1.042.523 Tahun 2007 6.263,29 260 1.027.414 Tahun 2006 6.263,29 260 1.013.849 Tabel 1. 1 Lanjutan N Kecamatan Kepadatan Penduduk Rata-rata Penduduk/Desa 1. Bahrk 37,15 2.154,37 2. Serapit 183,72 1.809,60 3. Salapian 140,80 1.836,41 4. Kutambaru 66,11 1.957,25 5. Sei Bingai 145,63 3.032,56 6. Kuala 189,07 2.436,94 7. Selesai 412,67 4.943,71 8. Binjai 412,67 5.946,29 9 Stabat 989,88 7.036,67 10. Wampu 215,53 2.989,93 11. Batang Serangan 43,82 4.926,38 12. Sawit Seberang 139,81 4.176,29 13. Padang Tualang 242,85 4.475,42 14. Hinai 453,79 3.674,31 15. Secanggang 300,91 4.092,18 16. Tanjung Pura 401,19 3.792,53 17. Gebang 272,81 4.426,64 18. Babalan 847,57 8.095,50 19. Sei Lepan 194,43 3.897,93 20. Brandan Barat 269,60 3.458,57 21. Besitang 82,99 6.645,89 22. Pangkalan Susu 319,97 4.402,45 23. Pematang Jaya 71,75 1.874,50 Rata-rata 168,88 3.818,66 Tahun 2008 166,45 3.763,62 Tahun 2007 164,04 3.951,59 41

Tahun 2006 161,87 3.899,42 29 Sumber: BPS Kabupaten Langkat Tabel 1. 2 Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan 2009 29 Ibid 42

N Kecamatan 30 Sumber : BPS Kabupaten Langkat Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan 1. Bahrk 20.294 20.639 98,33 2. Serapit 8.972 9.124 98,33 3. Salapian 15.478 15.741 98,33 4. Kutambaru 7.763 7.895 98,33 5. Sei Bingai 23.943 24.578 97,42 6. Kuala 19.330 19.661 98,32 7. Selesai 34.493 34.719 99,35 8. Binjai 20.835 20.789 100,22 9 Stabat 41.856 42.584 98,29 10. Wampu 21.096 20.763 101,60 11. Batang Serangan 19.822 19.589 101,19 12. Sawit Seberang 14.703 14.531 101,18 13. Padang Tualang 27.071 26.634 101,64 14. Hinai 23.902 23.864 100,16 15. Secanggang 34.652 34.915 99,25 16. Tanjung Pura 36.281 35.777 101,41 17. Gebang 24.710 23.983 103,03 18. Babalan 32.297 32.467 99,48 19. Sei Lepan 27.396 27.175 100,81 20. Brandan Barat 12.248 11.962 102,39 21. Besitang 30.167 29.646 101,76 22. Pangkalan Susu 24.424 24.003 101,75 23. Pematang Jaya 7.563 7.433 101,75 Jumlah 529.296 528.472 100,16 Tahun 2008 521.484 521.039 100,09 Tahun 2007 513.651 513.763 99,98 Tahun 2006 513.461 500.388 102,61 Rasi Jenis Kelamin 30 Ibid 43

Tabel 1. 3 Banyaknya Rumah Tangga per Kecamatan 2005-2009 Banyaknya Rumah Tangga N. Kecamatan 2005 2006 2007 2008 2009 1. Bahrk 10.569 11.162 11.359 9.996 10.555 2. Serapit * * * 4.559 4.402 3. Salapian 11.517 12.163 12.378 6.833 6.989 4. Kutambaru * * * 3.849 3.805 5. Sei Bingai 11.897 12.564 12.786 12.974 12.918 6. Kuala 9.823 10.374 10.557 9.562 10.622 7. Selesai 13.833 14.609 14.867 15.086 17.495 8. Binjai 9.290 9.811 9.984 10.131 10.345 9. Stabat 16.054 16.954 17.253 17.507 20.195 10. Wampu 9.196 9.712 9.884 10.029 10.691 11. Batang Serangan 8.647 9.132 9.293 9.430 9.552 12. Sawit Seberang 6.632 7.004 7.128 7.233 6.430 13. Padang Tualang 10.442 11.028 11.223 11.388 11.743 14. Hinai 11.277 11.909 12.119 12.297 11.370 15. Secanggang 14.754 15.582 15.857 16.090 16.651 16. Tanjung Pura 15.921 16.814 17.111 17.363 15.306 17. Gebang 9.239 9.757 9.929 10.075 10.675 18. Babalan 12.941 13.667 13.908 14.112 14.855 19. Sei Lepan 11.423 12.064 12.277 12.457 11.879 20. Brandan Barat 5.018 5.299 5.393 5.472 5.599 21. Besitang 12.290 12.979 13.208 11.976 11.131 22. Pangkalan Susu 12.495 13.196 13.429 10.972 10.443 23. Pematang Jaya * * * 4.081 3.381 Jumlah 223.258 235.780 239.943 243.472 247.032 31 Sumber : BPS Kabupaten Langkat 31 Ibid 44

Tabel 1. 4 Rata-rata Anggta Rumah Tangga per Kecamatan 2005-2009 Rata-rata Anggta Rumah Tangga N. Kecamatan 2005 2006 2007 2008 2009 1. Bahrk 4,1 4,0 4,0 4,0 3,9 2. Serapit * * * 3,9 4,1 3. Salapian 4,2 4,1 4,1 4,5 4,5 4. Kutambaru * * * 4,0 4,1 5. Sei Bingai 3,7 3,7 3,7 3,7 3,8 6. Kuala 4,2 4,2 4,2 4,0 3,7 7. Selesai 4,6 4,5 4,5 4,5 4,0 8. Binjai 4,1 4,1 4,0 4,0 4,0 9. Stabat 4,8 4,8 4,8 4,8 4,2 10. Wampu 4,2 4,1 4,1 4,1 3,9 11. Batang Serangan 4,2 4,1 4,1 4,1 4,1 12. Sawit Seberang 4,0 4,0 4,0 4,0 4,5 13. Padang Tualang 4,7 4,7 4,6 4,6 4,6 14. Hinai 3,9 3,8 3,8 3,8 4,2 15. Secanggang 4,3 4,3 4,3 4,3 4,2 16. Tanjung Pura 4,2 4,1 4,1 4,1 4,7 17. Gebang 4,8 4,8 4,8 4,8 4,6 18. Babalan 4,6 4,5 4,5 4,5 4,4 19. Sei Lepan 4,4 4,3 4,3 4,3 4,6 20. Brandan Barat 4,4 4,4 4,4 4,4 4,3 21. Besitang 4,9 4,9 4,9 4,9 5,4 22. Pangkalan Susu 4,2 4,1 4,1 4,4 4,6 23. Pematang Jaya * * * 3,6 4,4 Jumlah 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3 32 Sumber : BPS Kabupaten Langkat 32 Ibid 45

Tabel 1. 5 Rasi Ketergantungan Penduduk 33 34 N. Tahun Rasi Ketergantungan 1. 1996 38,1 2. 1997 36,9 3. 1998 35,6 4. 1999 35,6 5. 2000 37,35 6. 2001 40,45 7. 2002 40,45 8. 2003 56,18 9. 2004 59,62 10. 2005 57,94 11. 2006 57,28 12. 2007 57,28 13. 2008 57,22 14. 2009 57,22 Sumber : BPS Kabupaten Langkat Tabel 1. 6 Penduduk Menurut Jenis Kelamin 1995-2009 N. Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah 1. 1995 436.300 422.100 858.400 2. 1996 440.100 425.700 865.800 3. 1997 443.500 428.900 872.400 4. 1998 446.700 432.000 878.700 5. 1999 449.800 434.900 884.700 6. 2000**) 448.385 440.569 888.954 7. 2001 462.741 454.159 916.900 8. 2002 466.656 459.413 9 26.069 9. 2003 480.398 464.182 944.580 10. 2004 483.462 471.886 955.348 11. 2005 491.424 479.009 970.433 12. 2006 513.461 500.388 1.013.849 13. 2007 513.651 513.763 1.027.414 14. 2008 521.484 521.039 1.042.523 15. 2009 529.296 528.472 1.057.768 Sumber : BPS Kabupaten Langkat 33 Ibid 46

35 Tabel 1. 7 Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 2009 N. Glngan Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 1. 0 4 56.962 55.890 112.852 2. 5 9 58.105 56.769 114.874 3. 10 14 60.374 59.650 120.024 4. 15 19 60.980 59.997 120.977 5. 20 24 56.999 56.554 113.554 6. 25 29 43.891 45.928 89.819 7. 30 34 40.939 41.980 82.920 8. 35 39 34.642 36.533 71.175 9. 40 44 32.903 33.018 65.921 10. 45 49 24.836 23.561 48.397 11. 50 54 19.016 17.025 36.041 12. 55 59 11.451 11.794 23.245 13. 60 64 10.021 10.706 20.726 14. 65 ke atas 18.178 19.065 37.243 15. Jumlah 529.296 528.472 1.057.768 Sumber : BPS Kabupaten Langkat Tabel 1. 8 Persentase Penduduk Menurut Agama yang Dianut per Kecamatan Agama Jumlah N. Kecamatan Islam Katlik Kristen Hindu Budha Lainnya 1. Bahrk 87,69 0,47 11,07 0,02 0,18 0,57 100,00 2. Salapian 81,41 1,58 13,70 0,02 0,23 3,06 100,00 3. Sei. Bingei 58,12 5,11 35,55 0,10 0,14 0,98 100,00 4. K u a l a 80,23 2,16 14,82 0,10 1,28 1,40 100,00 5. S e l e s a i 92,64 0,45 5,93 0,17 0,63 0,18 100,00 6. B i n j a i 97,91 0,06 0,71 0,17 1,15 0,00 100,00 7. S t a b a t 93,85 0,46 2,62 0,14 2,93 0,00 100,00 8. W a m p u 97,60 0,15 1,67 0,40 0,14 0,05 100,00 9. Batang Serangan 86,92 1,99 10,65 0,00 0,14 0,29 100,00 10. Sawit Seberang 89,17 0,93 9,74 0,00 0,16 0,00 100,00 11. P adang Tualang 94,64 0,54 4,68 0,02 0,11 0,00 100,00 34 Ibid 35 Ibid 47

12. H i n a i 98,63 0,21 0,81 0,10 0,26 0,00 100,00 13. Secanggang 99,68 0,06 0,18 0,01 0,07 0,00 100,00 14. Tanjung Pura 95,11 0,25 0,79 0,17 3,68 0,00 100,00 15. G e b a n g 86,20 1,46 11,79 0,06 0,44 0,04 100,00 16. B a b a l a n 85,17 1,12 11,16 0,02 2,52 0,00 100,00 17. Sei. Lepan 92,80 1,68 4,47 0,02 0,87 0,15 100,00 18. Brandan Barat 97,92 0,22 1,72 0,03 0,10 0,00 100,00 19. Besitang 85,85 2,37 11,47 0,05 0,21 0,06 100,00 20. Pangkalan Susu 95,58 0,43 3,00 0,09 0,90 0,00 100,00 Jumlah 90,00 1,06 7,56 0,09 0,95 0,34 100,00 36 Sumber : BPS Kabupaten Langkat Tabel. 1. 9 Persentase Penduduk Menurut Suku Bangsa per Kecamatan Suku Bangsa N. Kecamatan Melay Kar Simal Tapanuli/Tb Madin Pakpa Nias u ungun a a k 1. Bahrk 22,80 17,69 0,11 1,24 1,36 0,03 0,07 2. Salapian 1,08 37,47 0,07 1,76 0,74 0,00 0,01 3. Sei. Bingei 0,32 64,99 0,10 1,79 0,42 0,07 0,06 4. K u a l a 1,09 30,66 0,08 1,31 1,09 0,01 0,10 5. S e l e s a i 12,85 11,47 0,06 3,32 2,00 0,00 0,08 6. B i n j a i 2,98 1,24 0,04 1,44 1,61 0,09 0,09 7. S t a b a t 14,25 1,80 0,03 3,29 2,60 0,01 0,14 8. W a m p u 18,66 1,91 0,05 2,20 1,68 0,04 0,09 9. Batang Serangan 1,15 17,62 0,24 5,50 1,87 0,20 0,19 10. Sawit Seberang 1,75 2,59 0,19 10,72 1,82 0,02 0,20 11. P adang Tualang 11,49 1,97 0,07 4,15 3,50 0,70 0,17 12. H i n a i 22,49 0,72 0,03 1,47 1,39 0,06 0,04 13. Secanggang 20,06 0,35 0,03 0,53 0,92 0,00 0,06 14. Tanjung Pura 42,28 1,34 0,08 1,38 3,07 0,13 0,05 15. G e b a n g 18,28 2,50 0,03 13,21 2,22 0,04 0,19 16. B a b a l a n 14,46 2,57 0,23 13,51 5,69 0,02 0,21 17. Sei. Lepan 20,05 5,14 0,35 5,10 4,87 0,22 0,17 18. Brandan Barat 26,64 1,60 0,16 2,62 6,24 0,03 0,13 19. Besitang 13,13 4,01 0,18 13,90 4,62 1,36 0,25 20. Pangkalan Susu 15,40 1,84 0,05 4,13 3,87 0,07 0,16 Jumlah 14,93 10,22 0,10 4,50 2,54 0,16 0,12 36 Ibid 48

Tabel 1.3 Lanjutan Suku Bangsa N. Kecamatan Jawa Minang Cina Aceh Lainnya Jumlah 1. Bahrk 53,17 0,26 0,13 0,20 2,94 100,00 2. Salapian 56,18 0,23 0,02 0,14 2,32 100,00 3. Sei. Bingei 28,75 0,54 0,00 0,37 2,58 100,00 4. K u a l a 59,40 2,00 0,72 0,24 3,30 100,00 5. S e l e s a i 66,42 0,51 0,75 0,45 2,08 100,00 6. B i n j a i 81,61 0,87 1,01 0,85 8,19 100,00 7. S t a b a t 67,24 1,38 2,56 0,80 5,87 100,00 8. W a m p u 72,24 0,24 0,17 0,35 2,37 100,00 9. Batang Serangan 69,72 0,32 0,18 0,40 2,62 100,00 10. Sawit Seberang 80,14 0,60 0,08 0,15 1,75 100,00 11. P adang Tualang 74,30 0,44 0,07 0,58 2,56 100,00 12. H i n a i 69,08 0,47 0,12 0,53 3,60 100,00 13. Secanggang 63,95 0,25 0,10 0,70 13,05 100,00 14. Tanjung Pura 36,49 1,66 3,79 1,24 8,50 100,00 15. G e b a n g 53,37 0,91 0,57 1,74 6,94 100,00 16. B a b a l a n 39,41 6,42 2,78 3,01 11,69 100,00 17. Sei. Lepan 51,60 2,68 0,48 2,59 6,75 100,00 18. Brandan Barat 39,46 1,12 0,09 5,65 16,26 100,00 19. Besitang 49,77 0,80 0,24 6,55 5,18 100,00 20. Pangkalan Susu 39,31 2,66 0,80 20,01 11,68 100,00 Jumlah 56,87 1,29 0,88 2,29 6,10 100,00 37 Sumber : BPS Kabupaten Langkat 37 Ibid 49