BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

Kata kunci: perbandingan biaya, penambahan tenaga kerja, jam kerja (kerja lembur), time cost trade off

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB II STUDI PUSTAKA

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE LEAST COST ANALYSIS (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Extentionn Mall Denpasar Junction)

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan

MATERI 8 MEMULAI USAHA

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PROYEK DENGANN METODE KONSEP NILAI HASIL (Studi Kasus: Proyek Pembangunan The Royal Bukit)

Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik

OPTIMASI BIAYA DAN DURASI PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM LINDO (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN SALAKAN TAHAP II)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

Pradareozy Rauufan Rahima ( ) Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Project Time Management adalah suatu kegiatan yang mencakup semua proses dan

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Tahap II Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5, Malang)

Ketut Wisnu Sanjoyo ( ) Halaman 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengorganisasian suatu kegiatan untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien. Dalam

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi terlambat. Penyebab keterlambatan yang sering terjadi adalah akibat

Naskah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tugas Akhir HENDRAWAN MARTHA PRADIKTA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PERCEPATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISA PERHITUNGAN PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA (TCTO) PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB II Tinjauan Pustaka

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

APLIKASI MICROSOFT PROJECT DALAM PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK

MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA TIME COST TRADE OFF

Operations Management

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


ANALISIS PERCEPATAN WAKTU PROYEK DENGAN TAMBAHAN BIAYA YANG OPTIMUM

BAB V ANALISA HASIL. kritis, artinya aktivitas tersebut merupakan aktivitas non kritis.

BAB III LANDASAN TEORI

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

: SANDIKA HENDI SURYO ANGGORO

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

Manajemen Waktu Dalam Proyek

PERUBAHAN BIAYA DAN WAKTU AKIBAT CHANGE ORDER PADA PROYEK PARKMALL CIRCUS- WATERPARK, KUTA, BALI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODELOGI PENELITIAN. Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK REVITALISASI GEDUNG BPS KOTA GORONTALO

Pertemuan 5 Penjadwalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010

BAB III LANDASAN TEORI. baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

BAB 2 TINAJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen proyek / konstruksi Manajemen adalah suatu metode / teknik yang sering disebut proses atau fungsi manajemen (perencanaan/ planning, pengorganisasian/ organizing, pelaksanaan/ actuating dan pengendalian/ controlling) untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan berbagai sarana manajemen/ sumber daya secara efektif dan efisien. ( Suharto, 1999 ). Menurut Ervianto (2005) definisi Manajemen Konstruksi adalah pengelolaan perencanaan (rencana kerja), pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal pelaksanaan pekerjaan sampai selesainya proyek secara efektif dan efisien, untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu. Dari berbagai definisi tersebut, maka dapat disimpulkan manajemen konstruksi adalah tata cara dan langkah-langkah implementasi pengelolaan proyek konstruksi melalui fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian berbagai layanan konstruksi (jasa perencanaan, jasa pelaksanaan dan jasa pengawasan), berdasarkan persyaratan teknik dan administrasi, sehingga tercapai sasaran proyek konstruksi secara efektif dan efisien, untuk menjamin bahwa konstruksi dilaksanakan sesuai standar mutu, waktu, dan biaya yang ditetapkan. II- 1

2.2 Fungsi/proses manajemen Fungsi/ proses manajemen dapat dikatakan sebagai kegiatan yang dilakuan dalam manajemen. Fungsi/ proses manajemen terdiri atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengendalian (controlling). 2.2.1 Perencanaan (planning) Perencanaan dapat didefinisikan sebagai peramalan masa yang akan datang dan perumusan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut. Pada kegiatan perencaanaan dilakukan antisipasi tugas dan kondisi yang ada dengan menetapkan sasaran dan tujuan yang harus dicapai serta menentukan kebijakan pelaksanaan, program yang akan dilakukan, jadwal waktu pelaksanaan, prosedur pelaksanaan secara admininstratif dan operasional serta alokasi anggaran biaya dan sumber daya. Perencanaan harus dibuat dengan cermat, lengkap, terpadu dan dengan tingkat kesalahan paling minimal. Namun hasil dari perencanaan bukanlah dokumen yang bebas dari koreksi karena sebagai acuan bagi tahapan pelaksanaan dan pengendalian, perencanaan harus terus disempurnakan secara iteratif untuk menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi pada proses selanjutnya. II- 2

2.2.2 Pengorganisasian (organizing) Pada kegiatan ini dilakukan identifikasi dan pengelompokkan jenis-jenis pekerjaan, menetukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab personel serta meletakkan dasar bagi hubungan masing-masing unsur organisasi. Pengelompokkan jenis-jenis pekerjaan dilakukan dengan cara menyusun jenis kegiatan dari yang terbesar hingga yang terkecil. Penyusunan ini disebut dengan Work Breakdown Strukture (WBS). Kemudian dilanjutkan dengan menetapkan pihak yang nantinya bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Proses ini disebut Organization Breakdown Strukture (OBS). 2.2.3 Pelaksanaan (actuating) Kegiatan ini adalah implementasi dan perencanaan yang telah ditetapkan dengan melakukan tahapan pekerjaan yang sesungguhnya secara fisik atau nonfisik sehingga produk akhir sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Karena kondisi perencanaan sifatnya masih ramalah dan subjektif serta masih perlu penyempurnaan, dalam tahapan pelaksanaan ini sering terjadi perubahanperubahan dari rencana yang telah ditetapkan. Biasanya, pada tahapan pelaksanaan, pihak-pihak yang terlibat lebih beragam. Oleh karena itu, dibutuhkan koordinasi terpadu untuk mencapai keserasian dan keseimbangan kerja. Pada tahapan ini juga telah ditetapkan konsep pelaksanaan serta personel yang terlibat pada organisasinya, kemudian secara detail menetapkan jadwal, program, alokasi biaya, serta alokasi sumber daya yang digunakan. II- 3

2.2.4 Pengendalian (controlling) Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, evaluasi kerja dan langkah perbaikan bila diperlukan. Proses ini dapat dilakukan jika sebelumnya telah ada kegiatan perencanaan, karena esensi pengendalian adalah membandingkan apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang telah terjadi. Variansi dari kegiatan tersebut mencerminkan potret diri dari proyek tersebut. Pengendalian dilakukan dalam bentuk kegiatan : a. Supervisi : melakukan serangkaian tindakan koordinasi pengawasan dalam batas wewenang dan tanggung jawab menurut prosedur organisasi yang telah ditetapkan, agar dalam operasional dapat dilakukan secara bersama-sama oleh semua personel dengan kendali pengawas. b. Inspeksi : melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan dengan tujuan menjamin spesifikasi mutu dan produk sesuai dengan yang direncanakan. c. Tindakan koreksi : melakukan perubahan dan perbaikan terhadap rencana yang telah ditetapkan untuk menyesuaikan dengan kondisi pelaksanaan. 2.3 Sarana manajemen Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan sarana (tools). Sarana manajemen untuk mencapai tujuan, umumnya dikenal sebagai 6M, yaitu man, money, material, machine, method, dan market. Penjelasan lengkap mengenai sarana ini adalah sebagai berikut. II- 4

2.3.1 Man (sumber daya manusia) Adalah sarana yang paling penting dalam manajemen. Manusia yang merumuskan tujuan dan melakukan tindakan tindakan untuk mencapai tujuan. Tanpa adanya SDM yang kompeten, pekerjaan tidak akan mencapai target keberhasilan. Manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan. 2.3.2 Money (uang) Merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Berapa besar uang yang tersedia menentukan seberapa besar yang harus dialokasikan untuk menggaji tenaga kerja, membeli atau mengadakan alat-alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan, serta untuk tujuan kelancaran manajemen lainnya, seperti administrasi, promosi/pemasaran, pengembangan skala kegiatan dan lain sebagainya. Uang juga dapat menentukan seberapa besar hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi. 2.3.3 Material (bahan) Material baik berupa raw material ataupun bahan jadi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan menentukan mutu dan kualitas pekerjaan. II- 5

2.3.4 Machine (mesin) Dapat memperlancar proses produksi dan memberi kemudahan dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan berat dan yang tidak dapat/sulit dilaksanakan secara manual. Penggunaan mesin dapat memberikan keuntungan yang lebih besar apabila dapat menciptakan efisiensi kerja. 2.3.5 Method (metode) Adalah suatu tata cara kerja dan langkah urutan pelaksanaan kegiatan yang memperlancar tercapainya sasaran pekerjaan. Metoda meliputi cara pelaksanaan suatu tugas dengan mempertimbangkan sasaran, fasilitas yang tersedia, batasan waktu, biaya, dan skala kegiatan usaha. Bila metoda direncanakan secara tepat, disiplin, efisien dan sesuai SOP yang berlaku, maka keberhasilan pencapaian sasaran pekerjaan dapat dipastikan berjalan dengan baik. 2.3.6 Market (pasar) Tempat di mana perusahaan mendistribusikan dan memasarkan produknya. Pemahaman mengenai kuantitas dan kualitas pasar sangat penting bagi perusahaan dan menentukan keberhasilan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen, baik dari segi fungsi, estetika, selera, prestise, maupun daya beli konsumen. II- 6

2.4 Estimasi biaya Estimasi biaya pada pelaksanaan proyek secara umum dibedakan menjadi 4 jenis sebagai berikut : 2.4.1 Estimasi kasar oleh Pemilik (Owner) Estimasi ini dibutuhkan oleh pemilik proyek untuk memutuskan kelayakan pembangunan proyek yang akan dilaksanakan. Dalam hal ini pemilik proyek biasanya menggunakan jasa tenaga ahli untuk melakukan Studi Kelayakan dari idea dasar yang muncul. Estimasi biaya yang dibuat umumnya masih dalam bentuk global dan kasar, karena perhitungan biaya hanya didasarkan pada idea dasar, gambaran umum maupun pengalamanpengalaman proyek sejenis, sehingga estimasi biaya yang diperoleh hanya merupakan nilai perkiraan sementara sebagai acuan apakah proyek tersebut mampu untuk dilaksanakan dalam hal ini ketersediaan dana, yang mana deviasi kesalahan masih relative besar. 2.4.2 Estimasi pendahuluan oleh Konsultan Perencana (Designer) Estimasi pendahuluan ini dilaksanakan setelah design perencanaan selesai dibuat oleh konsultan perencana, dimana estimasi yang dibuat lebih teliti dibandingkan estimasi terdahulu yang dibuat oleh pemilik proyek, sebab perhitungannya sudah berdasarkan gambar-gambar rencana dan rencana kerja & syarat-syarat (RKS) yang lengkap. Estimasi pendahuluan ini dipakai oleh pemilik II- 7

proyek untuk acuan dalam mengevaluasi dan menentukan kontraktor mana yang harga penawarannya wajar mendekati estimasi. Estimasi pendahuluan di dasarkan pada design dan masih dapat berubah, apabila ada perubahan pada design. 2.4.3 Estimasi detail oleh Kontraktor (Pelaksana) Estimasi detail dibuat oleh kontraktor dengan mengacu design konsultan perencana yang berupa dokumen lelang, dimana estimasi yang dibuat lebih terperinci dan teliti karena sudah memperhitungkan segala kemungkinan seperti : a. Memperhatikan kondisi medan, b. Mempertimbangkan metoda pelaksanaan, c. Memperhitungkan stock material, d. Memperhatikan kemampuan peralatan kerja, e. Dan hal-hal lainnya yang berpengaruh terhadap estimasi biaya. Estimasi detail ini dijabarkan dalam bentuk harga penawaran yang diajukan oleh kontraktor pada waktu pelelangan dan akan menjadi fixed price (harga pasti) bagi pemilik proyek setelah kontraktor ditunjuk sebagai pemenang pelelangan dan Surat Perjanjian Kerja (SPK) sudah ditanda tangani. Estimasi detail ini dipakai untuk acuan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek. II- 8

2.4.4 Estimasi sesungguhnya setelah proyek selesai Estimasi biaya fixed price merupakan biaya yang harus dikeluarkan / disiapkan oleh pemilik, kecuali dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi pekerjaan tambah / kurang yang terjadi. Bagi kontraktor nilai kontrak yang telah ditanda tangani tersebut adalah nilai penerimaan yang fixed, sedang pengeluaran yang sesungguhnya (real cost) hanya diketahui oleh kontraktor sendiri. Nilai penerimaan dikurangi nilai real cost adalah merupakan keuntungan / laba yang diperoleh kontraktor. Estimasi biaya sesungguhnya bisa terjadi lebih besar atau lebih kecil dari estimasi biaya detail. Jika lebih besar maka kontraktor mengalami kerugian, dan jika lebih kecil maka kontraktor untung dan ini yang diharapkan oleh kotraktor dalam pelaksanaan suatu proyek. Untuk itulah perlunya Manajemen Proyek diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan agar dicapai sesuai tujuan yang telah didefinisikan di awal. Untuk estimasi biaya sesungguhnya peranan konsultan pengawas (supervisi) sangat diperlukan sekali dalam pengawasan pekerjaan di lapangan agar pekerjaan di lapangan sesuai dengan spesifikasi yang ada di dokumen kontrak. 2.5 Metode penjadwalan proyek Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk mengelola waktu dan sumber daya proyek. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pertimbangan penggunaan metode didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja penjadwalan. Kinerja waktu dalam II- 9

penjadwalan akan berdampak terhadap biaya proyek yang akan dikeluarkan, sehingga akan mempengaruhi kinerja proyek secara keseluruhan. Adapun metode penjadwalan beserta proses percepatan durasi adalah sebagai berikut : 2.5.1 CPM Critical Path Method Teknik penjadwalan yang paling banyak digunakan adalah metode jalur kritis (CPM). Metode ini menghitung waktu penyelesaian minimum untuk sebuah proyek bersama dengan permulaan yang memungkinkan dan waktu selesai untuk kegiatan proyek. Jalur kritis itu sendiri merupakan set atau urutan kegiatan pendahulunya / pengganti yang akan mengambil waktu terlama dalam pelaksanaan proyek. Durasi jalur kritis adalah jumlah waktu kegiatan 'sepanjang jalan. Jadi, jalur kritis dapat didefinisikan sebagai jalan terpanjang mungkin melalui "jaringan" dari kegiatan proyek. Durasi jalur kritis merupakan waktu minimum yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Setiap penundaan di sepanjang jalur kritis akan berarti bahwa waktu tambahan akan diperlukan untuk menyelesaikan proyek. CPM memasukkan konsep biaya dalam proses perencanaan dan pengendalian. Dalam menentukan perkiraan waktu penyelesaian akan dikenal istilah jalur/lintasan kritis. II- 10

Gambar 2.1 Jaringan kerja panah aktivitas dengan penempatan ES,LS,EF,LF ( Sumber : Irika Widiasanti, 2013 ) 1. Perhitungan maju (Forward pass) Perhitungan maju (Forward pass) dipakai untuk menentukan waktu total penyelesaian proyek, Juga dipakai untuk menentukan saat mulai paling awal (ES) dan saat selesai paling awal/cepat (EF) suatu kegiatan Dimulai dari Start (initial event) menuju Finish (terminal event) untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E). Gambar 2.2. Network Diagram ( Sumber : Irika Widiasanti, 2013 ) II- 11

Bila hasil perhitungan di atas dibuat dalam suatu format akan dihasilkan tabulasi sebagai berikut: Tabel 2.1. Durasi aktivitas pekerjaan ( Sumber : Irika Widiasanti, MT,2013 ) 2. Perhitungan mundur (Backward Pass) Perhitungan mundur (Backward Pass) dipakai untuk menentukan waktu paling lambat suatu Kegiatan dapat dilaksanakan (LS) maupun diselesaikan (LF). Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L). Gambar 2.3. Network Diagram ( Sumber : Irika Widiasanti, 2013 ) II- 12

Tabel 2.2. Durasi aktivitas pekerjaan ( Sumber : Manajemen Konstruksi, 2013 ) Gambar 2.4 Bagan jalur kritis ( Sumber : Manajemen Konstruksi,2013 ) 2.5.2 Project Scheduling Technique Untuk dapat melakukan penjadwalan, perlu ditetapkan terlebih dahulu kegiatankegiatan yang akan dilakukan dalam suatu proyek dan menyusunnya dalam bentuk jaringan. Jaringan menunjukan saling hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain. II- 13

Input dari Project Shedulling technique antara lain : Activity List (Daftar Kegiatan) adalah daftar aktivitas menyeluruh termasuk semua schedule aktivitas yan direncanakan dan dilaksanakan pada proyek. Activity Atributes adalah mengindikasikan beberapa attribute yang terkait dengan setiap schedule aktivitas. Termasuk mengidentifikasi aktivitas, kode aktivitas, deskripsi aktivitas, aktivitas yang mendahului, aktivitas yang mengikutinya, hubungan secara logik, jeda waktu didepan dan dibelakang, persyaratan sumberdaya, penetapan tanggal, batasan, asumsi asumsi, penanggung jawab, lokasi proyek, jenis schedule aktivitas dan lain lain. Milestone List. Daftar schedule milestone yang mengidentifikasikan semua milestone dan apakah milestone wajib (diperlukan oleh kontrak) atau pilihan ( berdasarkan informasi proyek lama). Adapun Metode pada project Shedulling technique diantaranya : a. Precedence diagramming method (PDM) b. Arrow diagramming method (ADM) c. Schedule network templates d. Dependency determination e. Applying leads and lags II- 14

2.5.3 Diagram Grafik Penjadwalan Terdapat beberapa macam bentuk diagram/grafik untuk tujuan koordinasi dalam proyek diantaranya : a. Time Scaled Network Diagram Menunjukkan hubungan antar aktivitas dengan diakhiri oleh suatu kejadian. Dalam Time Scaled Network Diagram, aktivitas di jaringan diplot pada sumbu horisontal yang merupakan skala waktu proyek. b. Bar Chart Bar chart menggambarkan waktu yang dijadwalkan untuk setiap kegiatan. Kegiatan tercantum dalam sumbu vertikal dan waktu ditampilkan sepanjang sumbu horisontal. Diagram ini sangat berguna untuk kegiatan di lapangan, namun sangat kurang untuk kepentingan perencanaan. c. S Curve Kurva S berguna untuk pemantauan proyek apakah proyek tersebut sesuai jadwal atau tidak. Menunjukkan persen kegiatan proyek selesai terhadap waktu. 2.5.4 Metode Percepatan Proyek dengan Analisis TCTO ( Time cost trade of Analysis) Dalam suatu proyek yang dirancanakan untuk selesai dalam jangka waktu yang sesuai dengan target, dapat dilakukan percepatan durasi kegiatan yang akan memberikan efek peningkatan biaya. Percepatan durasi pelaksanaan proyek dengan biaya serendah mungkin dinamakan Crashing Project (Badri, 1991). Pada CPM (critical path method), untuk mempercepat waktu pengerjaan proyek maka II- 15

diadakan percepatan durasi kegiatan pada jalur-jalur kritis, dengan syarat bahwa pengurangan waktu tidak akan menimbulkan jalur kritis baru. Salah satu cara mempercepat waktu pelaksanaan salah satunya adalah dengan menambah SDM pekerja, atau bisa juga dengan penambahan waktu kerja dengan SDM yang ada. Penambahan jam kerja bisa dilakukan dengan sesuai dengan ketentuan yang diinginkan terhitung perjam atau hingga selesainya pekerjaan. Dengan adanya penambahan jam kerja, maka akan mengurangi produktivitas tenaga kerja, hal ini disebabkan karena adanya faktor kelelahan oleh para pekerja. Adapun beberapa parameter yang yang harus dicari untuk mengetahui percepatan waktu proyek ( Iman Suharto, 1999 ) adalah sebagai berikut: a. Produktivitas harian =...(2.1) b. Produktivitas tiap jam =...(2.2) c. Produktivitas harian sesudah crash = ( 7 jam x Produktivitas perjam)+ (a x b x Produktivitas tiap jam )...(2.3) Dimana : a = lama penambahan jam b = koefisien penurunan produktivitas penambahan jam kerja II- 16

Tabel 2.3. Durasi aktivitas pekerjaan ( Sumber : Iman Suharto, 1999 ) d. Crash duration =...(2.4) Adapun perhitungan biaya tambahan pekerja berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia nomor KEP.102/MEN/VI/2004, dirumuskan sebagai berikut, yaitu : e. Normal ongkos pekerja perhari = Produktivitas harian x Harga satuan upah pekerja...(2.5) f. Normal ongkos pekerja perjam = Produktivitas harian x Harga satuan upah pekerja g. Biaya Lembur pekerja = [ 1.5 x upah perjam lembur (di 1 jam pertama ) ] + [ 2 x n x upah perjam lembur normal ]. Dengan n = jumlah jam lembur...(2.6) h. Crash cost pekerja perhari = ( 7 jam x normal cost pekerja) + ( n x biaya lembur perjam )...(2.7) i. Cost slope ( penambahan biaya langsung untuk percepatan aktivitas per satuan waktu ) II- 17

Cost Slope =...(2.8) Gambar 2.5. Hubungan antara waktu vs biaya ( Sumber : Iman Suharto, 1999 ) Selanjutnya data yang telah didapat dalam perhitungan tabel, diinput terhadap CPM dengan meninjau lintasan kritis per iterasi lintasan aktivitas, baru setelah itu dinput kedalam grafik total cost : Gambar 2.6. Contoh grafik total cost ( Sumber :Mirnayani, 2015) II- 18

2.6 Penelitian terdahulu Berikut adalah penelitian terdahulu yang relevan selama 10 tahun terakhir, sebagai berikut: Tabel 2.4. Tabel penelitian terdahulu No Judul Tahun Jenis Penulis Ringkasan 1 Analisis percepatan Ariany Penulis melakukan analisis pelaksanaan dengan 2010 Jurnal Frederika penjadwalan, identifikasi float dan menambah jadwal jalur kritis, crash duration, crash cost kerja optimum total ( TCTO analysis ) pada proyek sehingga didapatkan hasil analisis konstruksi biaya dan waktu optimum 2 Analisis pertukaran Penulis melakukan analisis waktu dan biaya 2012 Jurnal Bagus Budi penjadwalan, identifikasi float dan dengan metode jalur kritis, crash duration, crash cost TCTO pada proyek /Trijeti total ( TCTO analysis ) pembangunan sehingga didapatkan alternatif gedung di jakarta percepatan yang mungkin dilakukan, serta diperoleh hasil analisis biaya dan waktu optimum 3 Analisa penerapan Penulis melakukan penjadwalan dan 4 5 6 manajemen waktu 2009 Jurnal Ardani Pada proyek konstruksi jalan Evaluasi penjadwalan waktu dan biaya 2014 Jurnal M. Rizki R proyek dengan metode PERT dan CPM dan Syahrizal Studi pengendalian biaya dan jadwal 2013 Jurnal Idar Gembira proyek dengan menggunakan Deden Y nilai hasil Studi keterlambatan penyelesaian proyek 2008 Jurnal Gesti Leonda konstruksi pada tahun 2007 di daerah belitung II- 19 monitoring terhadap kemajuan pelaksanaan lapangan dan juga menganalisis kendala, serta merencanakan solusi penanganan. Yang selanjutnya akan dilakukan pembaruan penjadwalan. Menghitung analisis percepatan durasi proyek terhadap biaya yang digunakan dalam pelaksanaan proyek dengan metode PERT, CPM. Dan perhitungan crash cost Analisis proyek dengan perhitungan nilai BCWP, analisis dari segi waktu yang diperhitungkan pada akhir proyek akan sesuai dengan target % earn value yang direncanakan Penulis melakukan analisis penyebab keterlambatan proyek, ditambah dengan pengumpulan data survey setelah itu diolah dalam metode SPSS, sehingga dapat

7 8 9 10 Analisis faktor keterlambatan proyek 2012 Jurnal Bayu Adi terhadap pembengkakan biaya proyek Nugroho bangunan di surabaya Optimalisasi biaya dan waktu dengan 2013 Jurnal Nurhadinata metode time cost trade off pada proyek Buluatie revitalisasi gedung BPS kota gorontalo Metode pelaksanan konstruksi 2013 Jurnal Ekawati L.R Studi optimasi waktu dan biaya dengan 2015 Jurnal Moch Chusairi metode TCTO pada proyek pembangunan gedung tipe B SMPN Siwalankerto baru dilakukan analisis deskriptif untuk didapatkan faktor faktor penyebab keterlambatan Analisis identifikasi aktivitas, estimasi durasi proyek, penyusunan jadwal dan peninjauan ulang terhadap pembangkakan biaya dalam pelaksanaan proyek dengan analisis data regresi linier berganda Penulis melakukan analisis penjadwalan, identifikasi float dan jalur kritis, crash duration, crash cost total ( TCTO analysis ) sehingga didapatkan alternatif percepatan yang mungkin dilakukan, serta diperoleh hasil schedule dan biaya optimum Penulis mengambil referensi dari literatur untuk melakukan pembahasan mengenai metode pelaksanaan pekerjaan Penulis melakukan analisis TCTO terhadap proyek gedung SMPN baru Siwalankerto sehingga didapatkan alternatif percepatan optimum ( Sumber : Olahan Penulis, 2016 ) II- 20

2.7 Research gap Research gap adalah senjang penelitian yang dapat dimasuki oleh peneliti berdasarkan penelitain terdahulu. Penelitian ilmiah didasarkan untuk mendapat sebuah jawaban baru terhadap sesuatu yang menjadi masalah. Oleh karena itu, peneliti harus berhadapan dengan sesuatu yang menjadi masalah didukung oleh pembenaran atau justifikasi penelitian yang baik dan berupaya untuk mencari jawaban yang baru dari masalah yang memang penting untuk diteliti. Sedangkan ciri-ciri research gap adalah sebagai berikut : a. Tatanan konseptual yang baik, namun belum ada pembuktian empirik b. Masalah penelitian atau hipotesa yang belum berhasil dibuktikan, c. Temuan penelitian yang kontroversi terhadap penelitian sejenis lainnya, d. Hasil penelitian yang belum disempurnakan. Dengan klasifikasi dari penelitian penelitian terdahulu, maka dirumuskan susunan research gap sebagai berikut : Gambar 2.7. Research Gap ( Sumber : Olahan Penulis,2016 ) II- 21