BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan proses pengolahan data dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferensial sebagai pengujian hipotesis. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskriptif Hasil Penelitian Deskriptif disiplin belajar dengan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini dipaparkan dalam bentuk mean (M), median (Me), Modus (Mo), standar deviasi (St. Dev), dan varians (S 2 ), distribusi frekuensi dan diagram batang. Rekapitulasi data hasil penelitian disajikan pada tabel 4.1 dan hasil perhitungan disajikan pada lampiran 4. Secara umum data dapat disajikan pada tabel 4.1 41
Tabel 4.1 Deskripsi Data Penelitian Sumber N Skor Skor Mean Median Modus St. data Min Max (Me) (Mo) Deviasi Disiplin 30 37 53 46,8 47,14 47,3 3,934 Motivasi 30 44 85 60,3 53,68 53,37 11,235 1. Deskriptif Data Tingkat Disiplin Belajar Data tingkat disiplin belajar peroleh melalui angket. Data tingkat disiplin belajar merupakan data pengelompokan tingkat disiplin belajar yang mempunyai kategori penilaian terendah 1 dan tertinggi 5. Berdasarkan hasil angket tingkat disiplin belajar yang di jaring dari populasi 102 dan diambil sampel 30 orang siswa di peroleh skor rata rata (Mean) 46,8, median (Me) 47,14, Modus 47,3 dan standar deviasi 3,934. (Hasil perhitungan di sajikan pada lampiran 4 ). Selebaran data tersebut di sajikan pada tabel 4.2 \ 42
Tabel 4.2 Daftar Distribusi Tingkat Disiplin Belajar No Kelas Interval F Fkum 1 37 39 2 7% 2 40 42 2 7% 3 43 45 5 17% 4 46 48 11 37% 5 49 51 7 23% 6 52 54 3 10% JUMLAH 100% Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 11 siswa atau 37% yang memperoleh di sekitar tingkat disiplin belajar rata-rata (nilai rata-rata 46,8), ada 19 siswa atau 31% memperoleh tingkat disiplin belajar lebih rendah dari nilai rata-rata, dan 10 orang siswa atau 33 % memperoleh tingkat disiplin belajar lebih tinggi dari nilai rata-rata. Ini menunjukkan bahwa pada kelompok kelas ini, frekuensi tingkat disiplin belajar siswa dibawah kelas interval lebih rendah dari frekuensi tingkat disiplin belajar siswa diatas kelas interval. Sebaran data pada tabel distribusi frekuensi diatas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang di bawah ini: 43
FREKUENSI 12 10 8 6 4 2 0 37-39 40-43 43-45 46-48 49-51 52-54 SELANG DATA Gambar 1 Diagram Batang Tingkat Disiplin Belajar 2. Deskriptif Data Motivasi Belajar Siswa Data tingkat motivasi belajar siswa di peroleh melalui angket. Data tingkat motivasi belajar siswa merupakan data pengelompokan tingkat motivasi belajar siswa yang mempunyai kategori penilaian terendah 1 dan tertinggi 5. Berdasarkan data dari 30 orang siswa kelas VIII di peorleh skor minimum 44, maksimum 102, rerata (M) sebesar 60,3, median (Me) sebesar 53,68, modus (Mo) sebesar 53,37 dan standar deviasi (SD) sebesar 11,235.(hasil perhitungan di sajikan pada lampiran 4 ). Sebaran data-data tersebut di sajikan dalam tabel 4.3 44
Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Tingkat Motivasi No Kelas Interval F Fkum 1 44 51 7 23% 2 52 59 11 37% 3 60 67 3 10% 4 68 75 6 20% 5 76 83 2 7% 6 84 91 1 3% Jumlah 100% Tabel 4.3 menunjukkan bahwa terdapat 3 siswa atau 10% yang memperoleh di sekitar nilai rata-rata (nilai rata-rata 60,3), ada 18 siswa atau 60% memperoleh nilai lebih rendah dari nilai rata-rata, dan 12 orang siswa atau 30 % memperoleh lebih tinggi dari nilai rata-rata. Ini menunjukkan bahwa pada kelompok kelas ini, frekuensi motivasi belajar siswa dibawah kelas interval lebih rendah dari frekuensi motivasi belajar siswa diatas kelas interval Sebaran data pada tabel distribusi frekuensi diatas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang di bawah ini: 45
FREKUENSI 12 10 8 6 4 2 0 44-51 52-59 60-67 68-75 76-83 84-91 SELANG DATA Gambar 2 Diagram Batang Skor Tingkat Motivasi Belajar Siswa 4.1.2 Hasil Pengujian Pesyaratan Analisis Data Pengujian persyaratan analisis data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengujian normalitas galat regresi Motivasi Belajar Siswa (Y) atas Disiplin belajar (X). Pengujian normalitas data menggunakan uji galat taksiran (Y-Yˆ ) dengan menggunakan uji Lilliefors (l 0 ) Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut: H 0 H 1 : Populasi galat taksiran berdistribusi normal : Populasi galat taksiran tidak berdistribusi normal 46
Kriteria pengujiannya adalah H 0 jika L0 Ltabel dan tolak H 0 jika L0 L tabel pada taraf nyata α yang dipilih. Dalam penelitian ini dipilih α = 0,05, sehingga untuk n = 30 maka nilai L tabel = 0,161 Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program Excel For Windows 2007 diperoleh L 0 = 0.161 (Hasil perhitungan disajikan pada lampiran 6 ). Karena nilai L 0 = 0,089 < L tabel = 0,161 maka di simpulkan bahwa galat regresi Y atas X berdistribusi normal. Dalam hal ini data berasal dari populasi berdistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linear sederhana Y atas X dipenuhi. Tabel 4.4. Rangkuman hasil pengujian normalitas galat regresi Y atas X di sajikan pada Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Galat Regresi Motivasi Belajar Siswa (Y) Atas Disiplin Belajar (X) Galat taksiran L 0 L α = 0,05 t Kesimpulan (Y - Yˆ ) 0,089 0,161 Normal (Perhitungan di sajikan pada lampiran 6) 4.1.3 Hasil Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa persyaratan analisis korelasi dan regresi sederhana yakni pengujian normalitas data penelitian telah dipenuhi. Dengan demikian, data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini layak menggunakan Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana. Hipotesis yang akan diuji adalah: Terdapat hubungan yang positif antara disiplin belajar dengan motivasi 47
belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Makin tinggi tingkat disiplin belajar maka makin tinggi pula motivasi belajar siswa. Dari hasil perhitungan analisis korelasi dan regresi sederhana data variabel tingkat disiplin dengan motivasi siswa menghasilkan arah regresi b sebesar 0,889 dan konstanta a sebesar 16,142. Dengan demikian bentuk hubungan dari kedua variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi Y = 16,142 + 0,889X Sebelum digunakan untuk menarik kesimpulan penelitian, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat signifikansi dan linieritas regresi. Untuk itu digunakan uji F. Hasil perhitungan nilai F seperti tampak pada Tabel 4.4. (Perhitungan disajikan pada lampiran 6). Tabel 4.5 Tabel ringkasan anava variabel x dan y uji signifikansi dan uji linieritas Sumber Variasi db JK RJK F hitung F tabel Total 30 109470 Reg.a 1 106564,8 106564,8 Reg.(b/a) 1 1191,585 1191,585 19,470 4,20 Sisa 28 1713,615 61.201 Tuna Cocok 13 857,615 65,970 1,156 2,43 Galat 15 856 57,067 Keterangan: dk : Derajat kebebasan 48
JK : Jumlah Kuadrat RJK : Rata-rata Jumlah Kuadrat ns : Regresi Berbentuk linear * : Signifikan Dari tabel ANAVA di atas diperoleh diperoleh F hitung = 19,470 untuk taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = 28 diperoleh F 0,05 1 (28) = 4, 20. Dengan kriteria pengujian jika F hitung F tabel maka model regresi signifikan, dalam hal lain jika Fhitung Ftabel, maka model regresi tidak signifikan pada taraf signifikan α = 0,05. Karena F hitung = 19,470 > F tabel = 4,20, berarti persamaan regresi Y = 10,984 + 0,526X, adalah signifikan. Selanjutnya dari uji linieritas regresi diperoleh F hitung = 1,156 untuk taraf nyata α = 0,05 dk pembilang = 13 dan dk penyebut = 15 diperoleh F α V1 (V2) = F 0,05 13 (15) = 2, 43. Dengan kriteria pengujian Jika F F maka model hitung tabel regresi berpola linear, dalam hal lain jika F F, maka model regresi tidak hitung tabel berpola linear pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) pembilang = Reg[b/a]), dan dk penyebut = dk Res. Karena F hitung = 1,156 < F tabel = 2,43, berarti persamaan regresi Y = 16,142 + 0,889X, berbenuk linear. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan satu tingkat disiplin belajar akan di ikuti oleh kenaikan skor motivasi motivasi belajar siswa 0,889 unit pada konstanta 19,142. Hubungan positif antara tingkat disiplin belajar dengan motivasi belajar siswa di dukung oleh koefisien determinasi (r 2 ) sebesar 0,410 hal ini berarti bahwa 41 % 49
varian yang terjadi pada motivasi belajar siswa di jelaskan oleh varian tingkat disiplin belajar melalui persamaan regresi Y = 16,142 + 0,889X,. Untuk uji korelasi sederhana skor disiplin belajar (X) dengan motivasi belajar siswa pada (Y) di peroleh koefisien r sebesar 0,640. Koefisien korelasi sederhana ini ternyata berarti (signifikan) setelah dilakukan pengujian keberartian koefisien korelasi dengan menggunakan uji-t α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan hipotesis H 0 ditolak dan terima H 1 ini menyatakan bahwa koefisien korelasi berarti cukup kuat. Dengan demikian hipotesis Terdapat Hubungan yangn positif antara disiplin Belajar dengan motivasi Siswa pada mata pelajaran matematika teruji kebenarannya. Rangkuman hasil pengujian signifikansi koefisien korelasi antara tingkat disiplin belajar dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dan kontribusinya di sajikan pada tabel 4.5, serta perhitunganya di sajikan pada lampiran 6. 50
Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Tingkat Disiplin(X) dengan Motivasi Siswa(Y) N Dk r xy r 2 Kontribusi (%) t hit. t tabel α = 0,05 30 28 0,640 0,410 41% 4,41** 1,70 Keterangan: n = Jumlah Responden r xy = Koefisien Korelasi antara Tingkat Disiplin dengan Motivasi Siswa. r 2 = Koefisien Determinasi antara tingkat Disiplin dengan Motivasi Siswa. ** = Koesifien Korelasi sangat Signifikan (t hitung = 4,41> t tabel = 1,70 pada α = 0,05) 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian mengacu pada hasil pengujian hipotesis penelitian yaitu hubungan antara disiplin belajar dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Dari analisis diperoleh persamaan regresi antara Tingkat disiplin belajar dengan motivasi belajar siswa adalah Y = 16,142 + 0,889X,. Model regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor tingkat disiplin belajar akan diikuti oleh peningkatan skor motivasi belajar siswa sebesar 0,889 unit pada konstanta 16,142. Disiplin belajar dan motivasi belajar siswa merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Disiplin belajar dapat timbul karena faktor intrinstik, berupa hasrat 51
dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Hamzah uno (23:2008) Nilai koefisien korelasi antara tingkat disiplin dengan motivasi siswa (r xy ) sebesar 0,640. Nilai ini mengindikasikan bahwa hubungan antara tingkat disiplin belajar dengan motivasi belajar siswa adalah hubungan positif dan cukup tinggi. Cukup tingginya hubungan tingkat disiplin belajar dengan motivasi belajar siswa, ditunjukkan pula oleh harga koefisien determinasi r 2 0,410 menunjukkan 41%. Artinya ada sebesar 41% kontribusi tingkat disiplin belajar terhadap motivasi belajar siswa, sedangkan 59,1% ditentukan oleh faktor lain, misalnya minat, kesiapan, lingkungan serta keterampilan dan keahlian guru dalam mengajar. Dengan kata lain, motivasi belajar siswa ditentukan pula oleh tingkat disiplin belajar. 4.3 Keterbatasan Penelitian Walaupun dalam penelitian ini, peneliti telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat beberapa keterbatasan, khususnya pada instrpumen penelitian. Keterbatasan ini bukan hal yang disengajakan tetapi semata-mata karena kemampuan peneliti dan pengaruh pihakpihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat ataupun dilibatkan dalam penelitian ini. Keterbatasan tersebut antara lain di sebabkan oleh: 52
1. Keterbatasan instrumen penelitian, disadari peneliti karena terbatasnya sumber yang berhasil diperoleh peneliti dalam penyusunan teori. Keterbatasan teori secara langsung menyebabkan keterbatasan instrumen. Artinya, bila diperoleh sumber-sumber rujukan teori yang lebih banyak, akan lebih dapat mengungkap variabel-variabel penelitian dengan baik. 2. Data Tingkat disiplin belajar dan motivasi belajar di peroleh melalui kuesioner dengan menggunakan variabel vaktual. 3. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini tidak dilakukan validasi pakar, hanya dikonsultasikan dengan pembimbing. 4. Instrumen ini bukan merupakan satu-satunya instrumen yang mampu mengungkap keseluruhan aspek yang diteliti. Salah satu hal yang tidak dapat dikontrol peneliti adalah kemauan siswa untuk mengungkap keadaan mereka yang sebenarnya meskipun peneliti telah memberitahukan bahwa informasi yang diberikan siswa dalam angket itu akan bermanfaat bagi guru dalam merencanakan, mengembangkan, dan melaksanakan pembelajaran. 53