PERAN ORANGTUA BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SCHOOL PHOBIA PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci : Pola Asuh Orang Tua, Kecerdasan Emosional. *Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 2 TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

POLA ASUH ORANGTUA MEMPENGARUHI KEJADIAN SCHOOL REFUSAL PADA ANAK USIA TODDLER DI PAUD DARUL HIKMAH MOJOSANTREN KECEMATAN KRIAN SIDOARJO

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN EMOSI ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK PDHI BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN KEMAMPUAN PEMBERIAN STIMULASI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH ABSTRAK

SKRIPSI HUBUNGAN CHILD ABUSE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 10 SUNGAI SAPIH KOTA PADANG TAHUN Penelitian Keperawatan Anak

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN KOMUNIKASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL MARDI PUTRA BANTUL

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN TUGAS PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 TAHUN) DI TK INSAN CENDEKIA TULANGAN SIDOARJO TAHUN 2016 SKRIPSI

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

Evi Nur Faidah* Supratman**

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ISNAINI FITRA UTAMI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK PRASEKOLAH (USIA 3-6 TAHUN)

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

HUBUNGAN STIMULASI PENDIDIKAN TK DENGAN INDEKS PRESTASI DI SD JURANG SAPI 3 KECAMATAN TAPEN KABUPATEN BONDOWOSO

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU ORANG TUA DALAM TOILET TRAINING TODDLER ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK AISYIYAH KARANGGAYAM SUMBER SIMO BOYOLALI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA. Aswinda Miolo

POLA ASUH ORANGTUA VERSUS KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. interaksi anak dan kemampuan untuk menguasai keterampilan motorik dan

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP ORANG TUA DALAM MELAKUKAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TKK SANG TIMUR MALANG ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PRA SEKOLAH DI TK AL-ABIDIN BANYUANYAR SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, BIMBINGAN BELAJAR, DAN TINGKAT KECERDASAN (IQ) DENGAN KEMAMPUAN BINA DIRI BAGI SISWA TUNAGRAHITA

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

EKSPLORASI BERMAIN PERAN MIKRO ANAK USIA DINI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DONGENG SEBAGAI STIMULUS PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA PRASEKOLAH. Di TK Muslimat 1 Ponorogo

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI RW 02 DAN RW 06 KELURAHAN TLOGOMAS MALANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN PELIHARA DIRI KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU DENGAN JUMLAH KARIES PADA ANAK PRA SEKOLAH TK PERTIWI II BANJARNEGARA

ABSTRACT. Keywords :personality, learning achievement PENDAHULUAN

Youstiana Dwi Rusita*, Ikha Ardianti Ilmu Keperawatan STIKES Insan Cendekia Husada Bojonegoro ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK PRA SEKOLAH (USIA 4-6 TAHUN)

KARYA TULIS ILMIAH PERAN IBU DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 4 CARANGREJO KECAMATAN SAMPUNG KABUPATEN PONOROGO.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT DR. SOEPRAOEN MALANG ABSTRAK

PENELITIAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PERNIKAHAN DINI. Di Desa Baosan Kidul dan Desa Cepoko Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ABA WIROBRAJAN YOGYAKARTA

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI TK KANISIUS BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA

Hariza Adnani. Keywords : Parents knowledge, the children talent and potency developing.

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 2 TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-5 TAHUN DI PAUD TEGAR DINOYO SURABAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PRODI KEPERAWATAN S1 PROGRAM A ANGKATAN I STIKES RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK DI KELURAHAN SAWAH BESAR RW VII. Manuscript

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

PENGARUH PERMAINAN DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA 5-6 TAHUN

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK TUNAS RIMBA MRANGGEN DEMAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT ARTIKEL SKRIPSI

Kun Ika Nur Rahayu Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri, Jl. Selomangleng No 1 Kediri

HUBUNGAN TOILET LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK USIA BULAN DALAM MENGONTROL ELIMINASI DI POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DI DUSUN KWARASAN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SAAT PENGAMBILAN DARAH DI RUANGAN ANAK RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017 DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG


PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN DAN STATUS GIZI ANAK USIA PRASEKOLAH

KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013 HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA

Transkripsi:

PERAN ORANGTUA BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SCHOOL PHOBIA PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (Parents Role Correlated with School Phobia Incidence in Pre School Children ) Kumala Rosyida 1) Feriana Ira Handian 1) 1) Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Maharani Malang Jl.Simpang Candi Panggung 133 Kota Malang Email : ferianaazar@gmail.com ABSTRAK School phobia disebabkan karena ketakutan yang bervariasi diantaranya takut berpisah dengan orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peran orangtua terhadap kejadian school phobia pada anak usia prasekolah di TK Puspita Mojolangu Malang. Metode dalam penelitian korelasi dengan pendekatan case control. Teknik pengambilan sampel yang digunakan total sampling dengan jumlah responden sebanyak 49 yang merupakan orangtua murid. Instrumen penelitian yang digunakan kuesioner dan analisi data menggunakan korelasi Spearman rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orangtua mempunyai peranan cukup yaitu 28 orangtua (57%) dan sebagian besar anak tidak mengalami school phobia yaitu 25 anak (51%). Hasil analisis korelasi Spearman menunjukkan p 0,01 atau lebih kecil dari α 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara peran orangtua dengan kejadian school phobia pada anak usia prasekolah di TK Puspita Mojolangu Malang. Sehingga disarankan bagi orang tua untuk lebih memperhatikan kondisi fisik dan psikis anak selama masa prasekolah Kata kunci : orangtua, peran, school phobia, pra sekolah ABSTRACT School phobia is mainly caused by various factors such as afraid feeling of being away from parents. The aim of this research is to analyze the correlation between role of parents toward school phobia incidence in preschool. The method of this research was correlation with case control approach. The sampling technique was total sampling by the number of 49 respondents which were the parents of preschool at Puspita Kindergarten Lowokwaru Malang. The instrument used in this research was questionnaire and data analyzed by Spearman rho correlation. This research showed that most of parents had an enough role in guiding their children which as many as 28 parents (57%) and most of childrens had no school phobia, which as many as 25 children (51%). Spearman correlation showed p-value 0,01(< α 0,050), so it was obviously conclude that there was a correlation between role of parents toward school phobia. Entirely, it is recommended for parents to be more concern about physical and psycological conditions during preschool stage. Keywords : Parents, role, school phobia, preschool Pendahuluan Anak biasanya sudah memasuki dunia sekolah dimulai umur 3 tahun diawali dengan masuk didalam PAUD (pendidikan anak usia dini). PAUD ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya penolakan anak pada saat akan memasuki TK dan memasuki sekolah dasar (Haditomo, 2006). Memulai sekolah merupakan perubahan besar dalam perkembangan anak, karena hari pertama masuk sekolah adalah hari ketika anak belajar menghadapi ketakutan yang tidak diketahui sebabnya dan ketakutan akan perpisahan (Hurlock, 2011). Journal of Nursing Care & Biomolecular Vol 1 No 1 Tahun 2016-51

School phobia paling banyak ditemui pada anakusia sekolah dan remaja walaupun sering juga muncul pada anak prasekolah (Witts & Houlihan, 2007). Menurut school phobia terjadi pada 2% dari anak usia sekolah (Paige, 2005), sedangkan menurut King (2008) terjadi pada 5% dari anak usia prasekolah. Menurut Hurlock (1996), anak perempuan biasanya lebih banyak mengalami school phobia. Berkisar sekitar 75% dibandingkan anak laki-laki yang hanya 25%. Hal ini disebabkan karena ketakutan yang bervariasi, diantaranya takut berpisah dengan orangtua, takut terhadap guru dan takut tidak mampu beradaptasi dengan teman barunya. Sebelum anak mengenal lingkungan yang lebih luas, terlebih dahulu ia mengenal lingkungan keluarganya. Dengan masih adanya kejadian school phobia, maka perlu mendapat berbagai perhatian, diantaranya perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang berada di masyarakat, karena hambatan psikologis dalam kontek school phobia dapat berpengaruh pula pada fase tumbuh kembang berikutnya. Peran perawat terpenting adalah bagaimana mengembalikan anak-anak dalam lingkungan yang menyenangkan dengan meminimalkan status school phobia anak. Aplikasinya dihubungkan dengan konteks keperawatan anak yaitu sebagai anticipatory guidance untuk perkembangan anak sebagai individu yang holistik. Dari hasil studi pendahuluan di TK PUSPITA Mojolangu Malang dengan jumlah siswa 49 didapatkan bahwa 6 responden didapatkan mengalami school phobia dan 43 tidak mengalami school phobia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara peran orangtua dengan Tabel 1. Karakteristik peran orangtua (n=49) kejadian school phobia pada anak usia pra sekolah. Metode Penelitian ini menggunakan desain penelitian desain korelasi dengan pendekatan case control study, yaitu studi yang menganalisis hubungan peran orangtua dengan kejadian school phobia melalui penentuan masalah (outcome) terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi penyebabnya (peran orangtua. Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling sejumlah 49 orangtua murid pada bulan Maret 2015. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara peran orangtua terhadap kejadian school phobia pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) dan kejadian school phobia adalah kuesioner. Kuesioner menggunakan bentuk pertanyaan tertutup (closed ended) yaitu setiap pertanyaan telah disediakan alternatif jawaban dan setiap responden hanya memilih satu di antaranya. Lembar kuesioner peran orangtua terdiri dari 18 pertanyaan dengan jawaban benar diberi nilai 1, dan jika salah diberi nilai 0 dan kuesioner untuk school phobia terdiri dari 18 pernyataan, dengan skor (Selalu skor 3, sering skor 2, kadang-kadang skor 1, dan tidak pernah skor 0). Data dianalisis dengan menggunakan analisis Spearman rho dengan bantuan SPSS 16 for Windows. Hasil Karakteristik peran orangtua dan karakteristik anak dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 Karakteristik n(%) Baik (%) Peran Orangtua Cukup (%) Jenis Kelamin Orangtua Perempuan 42 (86) 24 (49) 18 (37) Laki-laki 7 (14) 5 (10) 2 (4) Pendidikan Orangtua Dasar 6 (12) 4 (8) 2 (4) Menengah 36 (74) 20 (41) 16 (33) Tinggi 7 (14) 3 (6) 4 (8) Journal of Nursing Care & Biomolecular Vol 1 No 1 Tahun 2016-52

Dari tabel 1 hampir seluruh orangtua yang diamati adalah perempuan yaitu 42 orang (86%) dan berdasarkan pendidikan orangtua, hampir seluruh orangtua berpendidikan menengah yaitu 36 orang (74%). Tabel 2. Karakteristik school phobia pada anak (n=49) Karakteristik n (%) Jenis Kelamin Anak Perempuan Laki-laki 20 (41) 29 (59) Kejadian School Phobia Tidak School School Phobia Phobia n(%) n(%) 13 (27) 11 (22) 7 (14) 18 (37) Usia Anak 4 tahun 1 (2) 1 (2) 0 (0) 5 tahun 23 16 (32) 7 (16) (4) 6 tahun 25 9 16 (32) (51) (18) Anak ke- 1 22 12 (25) 9 (18) (45) 2 17 6 (12) 10 (21) (35) 3 7 6 (12) 4 (8) (14) 4 3 (6) 1 (2) 1 (2) Dari tabel 2 sebagian besar jenis kelamin anak yang diamati adalah laki-laki yaitu 29 anak (59%) dengan sebagian besar usia anak usia 6 tahun yaitu 25 anak (51%). Di samping itu, hampir setengahnya yang diamati merupakan anak kelahiran pertama yaitu 22 anak (45%). Tabel 3. Tabulasi silang antara peran orangtua dengan school phobia Peran Orang Tua School Phobia School Phobia Tidak School Phobia Total Cukup n(%) 18(37) 10 (20) 28 (57,1) Baik n(%) 6(12) 15(31) 21(42,9) N n(%) 24(49) 25(51) 49(100) Journal of Nursing Care & Biomolecular Vol 1 No 1 Tahun 2016-53

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar orangtua memiliki peran yang cukup yaitu 28 orang (57%) dan sebagian besar anak tidak mengalami school phobia yaitu 25 anak (51%) serta hampir setengahnya orangtua mempunyai peranan cukup yang mempunyai anak yang mengalami school phobia yaitu 18 orang (37%). Dari hasil uji spearman didapatkan p = 0,01. Karena p < 0,05, berarti ada hubungan antara peran orangtua dengan kejadian school phobia pada anak usia prasekolah, dengan keeratan hubungan lemah (r = 0,3). Arah hubungan positif yang berarti semakin tinggi peran orang tua maka semakin tinggi kejadian tidak school phobia. Pembahasan Dalam penelitian ini keluarga mempunyai peran sudah cukup baik dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Orangtua yang penuh kasih sayang mengajarkan pendidikan tentang nilai kehidupan baik agama maupun sosial budaya kepada anak untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi atau anggota masyarakat yang sehat. Dalam penelitian ini hampir setengah responden perempuan mempunyai peran baik, yang berarti seorang ibu berpengaruh lebih besar dalam mengasuh dan mendidik anak. Hal ini sejalan dengan teori Friedman (2010) tentang peran ayah sebagai pencari nafkah, pelindung, dan pemberi rasa aman, kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya sebagai anggota masyarakat dari lingkungan dan peran ibu mengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga. Tingkat pendidikan tidak menentukan status fungsi asah, asih dan asuh dalam konteks peran orangtua. Meski secara konsep orangtua yang berpendidikan tinggi akan mempunyai jaringan komunikasi yang lebih luas dalam mengakses informasi yang berhubungan dengan perkembangan anak jika dibandingkan dengan orangtua yang berpendidikan dasar. Hal ini bisa dihubungkan dengan pengaruh lingkungan tempat tinggal dan budaya yang mempunyai kaitan besar dalam mempengaruhi perilaku manusia termasuk dalam melaksanakan peran sebagai orangtua. Menurut Notoatmodjo (2005), pendidikan adalah suatu kegiatan/proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan tertentu, sistem pendidikan berjenjang diharapkan mampu untuk meningkatkan pengetahuan melalui suatu pola tertentu, sehingga tingkat pendidikan orangtua akan meningkatkan pengetahuan dalam mengasuh anaknya. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil diketahui bahwa hampir setengahnya anak yang mengalami school phobia berusia 5 tahun yaitu sebanyak 16 anak (32%). Berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa hampir setengahnya anak yang mengalami school phobia berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 18 anak (37%) dan berdasarkan urutan kelahiran diketahui bahwa hampir setengahnya anak yang mengalami school phobia anak dengan urutan kelahiran ke -1 yaitu sebanyak 12 anak (25%).. Dalam penelitian ini umur seorang anak merupakan salah satu faktor terjadinya school phobia dikarenakan tingkat kematangan perkembangan emosi anak, seiring bertambahnya usia akan meningkat pula kemampuam perkembangan emosi anak dalam memahami keberadaan lingkungan. Anak laki-laki lebih banyak mengalami school phobia, dalam arti anak laki-laki mempunyai peluang lebih besar untuk terjadinya school phobia. Anak dengan urutan kelahiran pertama juga mempunyai kecenderungan terjadinya school phobia dikarenakan rasa khawatir saudaranya akan merebut perhatian orangtua sementara ia berada di sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (1996), yaitu intelegensi, jenis kelamin, kondisi fisik, urutan kelahir dan kepribadian merupakan faktor internal yang mempengaruhi terjadinya school phobia. Anak perempuan biasanya lebih memperlihatkan rasa takutnya akan sekolah dibandingkan anak laki-laki. Karena anak perempuan lebih mudah mengatakan pada orangtua apa yang membuat anak takut masuk sekolah, sedangkan anak laki-laki biasanya lebih sulit untuk mengatakan apa yang terjadi pada Journal of Nursing Care & Biomolecular Vol 1 No 1 Tahun 2016-54

dirinya saat masuk sekolah. Umur merupakan salah satu aspek yang bias menentukan kesiapan anak dalam bersosialisasi di masyarakat maupun di lingkungan keluarga (Schaefer et al, 2005). Dengan peran orangtua yang baik akan menciptakan psikis yang kuat pada anak sehingga anak akan lebih bisa melakukan interaksi dengan lingkungan dan masyarakat yang belum mereka kenal. Sebagai tenaga kesehatan khususnya keperawatan mempunyai kontribusi yang luas dalam membantu memperkecil terjadinya school phobia antara lain dengan memberikan advokasi pada orangtua sebagai pengasuhnya selama di rumah dan kepada guru TK selaku pendidik selama di sekolah, teknik tersebut dapat di wujudkan dalam bentuk latihan, permainan atau simulasi, penciptaan kondisi (conditioning), model dan peniruan, pemberian nasehat atau saran dan bimbingan atau konseling. Latihan merupakan kegiatan yang sudah di rencanakan, bertujuan untuk merubah perilaku, kebiasaan, kemampuan, sikap dan ketrampilan yang dianggap menghambat perkembangan anak menjadi sikap dan perilaku yang lebih baik. Materi latihan harus di sesuaikan dengan permasalahan anak dan caranya juga harus di sesuaikan dengan kepribadian anak, oleh karena itu didalam melatih dibutuhkan kesabaran dan ketrampilan guru dan orangtua. Permainan atau simulasi sangat cocok dipakai sebagai cara untuk mengatasi permasalahan anak karena anak dapat mengekspresikan apa yang ia rasakan, dengan demikian permainan mempunyai nilai kompensasi, sublimasi dan displacement. Selama permainan berlangsung orangtua dan guru harus mengawasi sehingga dapat mengetahui gerakan dan tingkah laku yang merupakan ungkapan perasaan mereka serta memberikan penjelasan pada anak sehingga anak dapat menyadari apa yang dilakukannya selanjutnya anak diharapkan mau merubah tingkah lakunya. Saran dan nasehat merupakan suatu kegiatan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti seorang dokter kepada pasiennya. Dalam permasalahan anak TK guru dan orangtua dapat memberikan nasehat kepada anak agar anak melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu agar anak terhindar dari kesulitan, jadi bersifat mencegah atau mengatasi kesulitan yang dialami anak seperti school phobia. Bimbingan lebih bersifat preventif atau pencegahan, sedangkan konseling bersifat kuratif atau penyembuhan, bagi permasalahan anak TK konseling langsung pada anak mungkin akan lebih sulit dilakukan, khususnya kelompok A yang berusia 4-5 tahun, konseling dapat dilakukan melalui orangtua anak untuk mengetahui bagaimana caranya memperlakukan anaknya yang bermasalah. Perlakuan orangtua inilah yang diharapkan dapat memberikan perbaikan terhadap anak yang bermasalah. Tetapi perlu ditekankan bahwa manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif dengan lingkungan, tetapi sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungan. Menurut Lewin, perilaku manusia harus dilihat dalam konteksnya. Dari fisika, lewin meminjam konsep medan (fiel d) untuk menunjukkan totalitas gaya yang mempengaruhi seseorang pada saat tertentu. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara peran orangtua dengan kejadian school phobia pada anak usia prasekolah. pengalaman yang kurang dan stressor baru dalam menghadapai dunia sekolah akan sangat menentukan persepsi anak yang diaplikasikan dalam bentuk perilaku menolak atau enggan bersekolah. Kompleknya faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya school phobia antara lain faktor lingkungan, baik lingkungan di rumah atau lingkungan di luar rumah, peran dan sikap guru, peran dan sikap orangtua, pengaruh teman, faktor internal antara lain kepribadian anak, kemampuan anak beradaptasi, usia anak, tumbuh kembang anak dan gangguan psikologis anaksehingga anak mengalami kesulitan beradaptasi (Pearce, 2000). Dengan angka kejadian school phobia yang masih tinggi maka diharapkan dapat menjadi gambaran bagi orangtua terutama ayah agar tidak otoriter dalam memperlakukan anak. Untuk ibu agar bisa melepas anak secara bertahap agar anak lebih berani dalam menghadapi lingkungan sekolah dan pelajarannya. Perlu adanya penelitian lanjutan tentang eksplorasi faktor- Journal of Nursing Care & Biomolecular Vol 1 No 1 Tahun 2016-55

faktor yang mempengaruhi school phobia pada anak pra sekolah. Sehingga diperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai gambaran school phobia. Referensi Effendy, Nasrul.(2011). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Jakart : EGC. Elizabeth, B. Hurlock.(2011). Perkembangan Anak Jilid II, Jakarta: Erlangga. Friedman, M. Marilyn.(2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori & Praktek ; Edisi 5. Jakarta : EGC. Haditomo. R, Siti.(2006). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada. King, Nevile J.(2008). School Refusal in Children and Adolescent A Review of the Past 10 Years, http://www.educations.org.uk. Nursalam,(2009). Pendekatan Praktis: Metodologi Riset Keperawatan. Jakart : CV Sagung Seto Notoatmodjo, S.(2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Paige, Leslie Z.(2006). School Phobia / School Avoidance / School Refusal, http://www.napscenter.org. Schaefer.(2005). Cara Membicarakan Topik Penting dengan Anak. Prenhallindo, Jakarta. Witts & Hoyulihan. Arkansaa Children s Health Corner Ask Dr. Lowe, http://www.ach.uams.edu. Journal of Nursing Care & Biomolecular Vol 1 No 1 Tahun 2016-56