Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

dokumen-dokumen yang mirip
Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisis Pressure Control Pada Absorber (101-C1) di CO 2 Removal Field Subang

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS KONTROL LEVEL PADA ABSORBER (101-C) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS LEVEL CONTROL DAN TUNING PROPORSIONAL INTEGRAL PADA COLUMN 220C102 LOC III

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS CASCADE CONTROL PADA FLOW CONTROL DAN LEVEL CONTROL DI BAGIAN 11V2 FOC 1

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

Makalah Seminar Kerja Praktek CONTROL SYSTEM PADA FURNACE 12F1(FOC I) PT. PERTAMINA RU IV CILACAP

ANALISA SISTEM KONTROL PADA VESSEL 11V2 DI FOC I PT PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

IX Strategi Kendali Proses

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian

SISTEM KENDALI DIGITAL

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

ANALISA KEHANDALAN KONTROL PADA VESEL 240V117 DI LOC III PT. PERTAMINA RU IV CILACAP

BAB III DINAMIKA PROSES

Strategi Pengendalian

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

Makalah Seminar Tugas Akhir

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu

BAB 1 FILOSOFI DASAR SISTEM KONTROL

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level

Makalah Seminar Kerja Praktek

STUDI AUXILIARY STEAM PRESSURE CONTROL PADA PLTU UNIT 3 DAN 4 PT.PLN (PERSERO) WILAYAH II SEKTOR BELAWAN OLEH. : Agus Tanaka Damanik.

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL

X Sistem Pengendalian Advance

Sistem Kontrol - 11 Elemen-elemen sistem instrumentasi dan kontrol. Dimas Firmanda Al Riza

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN PROSES

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI PENGENDALI

2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

BAB II LANDASAN TEORI

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS

BAB II LANDASAN TEORI

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1

Tujuan Pengendalian 1. Keamanan (safety) 2. Batasan Operasional (Operability) 3. Ekonomi Pengendalian keamanan (safety) reaktor eksotermis isu-isu lin

Ir.Muchammad Ilyas Hs DONY PRASETYA ( ) DOSEN PEMBIMBING :

Instrumentasi dan Pengendalian Proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI & PENGENDALIAN PROSES

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? Tujuan Penulisan 1

MINIATUR ALAT PENGENDALI SUHU RUANG PENGOVENAN BODY MOBIL MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC DENGAN SISTEM CASCADE

PENGENDALI PID. Teori kendali PID. Nama Pengendali PID berasal dari tiga parameter yg secara matematis dinyatakan sebagai berikut : dengan

Alat Penentu Parameter PID dengan Metode Ziegler-Nichols pada Sistem Pemanas Air

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap

Abstrak. Arbye S L2F Halaman 1

Sadra Prattama NRP Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Lelono Widjiantoro, ST, MT NIP

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM KONTROL ANALYZER (PH) PADA INTERMEDIATE TANK (213 KK)

IDENTIFIKASI DAN DESAIN CONTROLLER PADA TRAINER FEEDBACK PRESSURE PROCESS RIG Satryo Budi Utomo, Universitas Jember

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level.

Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS MODE AKSI LOOP TERTUTUP CASCADE CONTROL SYSTEM PADA OVERHEAD MAIN COLOUM RCC 15-C-101

SISTEM KENDALI SISTEM KENDALI. control signal KENDALIAN (PLANT) Isyarat kendali. Feedback signal. Isyarat umpan-balik

SISTEM PENGONTROLAN TEKANAN UDARA PADA RUANG TERTUTUP

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

PERANCANGAN ATTEMPERATURE REHEAT SPRAY MENGGUNAKAN METODE ZIEGLER NICHOLS BERBASIS MATLAB SIMULINK DI PT. INDONESIA POWER UBP SURALAYA

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI

Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan dan Laju Aliran Untuk Kebutuhan Refueling System Pada DPPU Juanda-Surabaya

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

5/12/2014. Plant PLANT

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

Control Engineering Laboratory Electrical Engineering Department Faculty of Electrical Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember

REALISASI SISTEM PENGENDALIAN PROSES SIRKULASI AIR PADA MINIATUR PLANT PENJERNIHAN AIR

ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

1 P a g e SISTEM KONTROL

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik HCSR04. Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Ultrasonik.

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK.

BAB I PENDAHULUAN PENGENALAN SISTEM KONTROL. Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali?

1.1. Definisi dan Pengertian

BAB II TEORI. Proses pengaturan atau pengendalian suatu atau beberapa besaran

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI

PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN

ISTILAH ISTILAH DALAM SISTEM PENGENDALIAN

Transkripsi:

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Lilik Kurniawan (L2F008053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Jalan Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia e-mail: ploetoz@yahoo.co.id, electroploez@gmail.com Abstrak PT. PERTAMINA EP Field Subang Region Jawa merupakan salah satu indutstri yang menggunakan sistem kendali otomatis dalam proses produksinya. Sistem kendali otomatis sangat diperlukan dalam operasi-operasi industri misalnya untuk pengontrolan tekanan, temperature, level, kelembaban, viskositas dan laju alir dalam proses produksi. Otomatisasi saat ini tidak hanya diperlukan sebagai pendukung keamanan operasi, faktor ekonomi maupun mutu produksi, namun telah menjadi suatu kebutuhan pokok bagi proses industri. Rich Solution Heater (101-E) sebagai ruang untuk memanaskan larutan amdea keluaran 101-C diharuskan mempunyai fungsi control yang handal untuk mempertahankan temperature larutan amdea keluaran bottom 102-C yang berguna untuk proses absorbsi. Pada 101-E, larutan amdea yang masuk dipanaskan dengan steam yang berasal dari boiler. Pemanasan ini diatur oleh suatu control valve yang dikendalikan oleh TIC-1106. Temperatur yang dideteksi oleh sensor diterima transmitter kemudian dikirimkan ke TIC-1106 untuk dibandingkan temperaturnya dengan set point sehingga didapat pengaturan bukaan valve. Di dalam laporan ini akan membahas tentang sistem kontrol temperatur pada Rich Solution Heater. Kata kunci: control valve, sistem kontrol, temperatur I. Pendahuluan Sejalan dengan semakin berkembangnya aplikasi teknologi dalam perindustrian di Indonesia, semakin banyak pula energi yang dibutuhkan sebagai bahan bakarnya. Hingga saat ini, minyak bumi dan gas alam masih merupakan sumber energi utama yang diperlukan untuk mendukung aktivitas tersebut. PT. PERTAMINA EP merupakan anak perusahaan dari PT. PERTAMINA yang mengelola usaha eksplorasi, eksploitasi, dan produksi minyak dan gas. Untuk mendukung proses tersebut, maka diperlukan peralatan produksi yang beraneka ragam dan menggunakan teknologi tinggi, agar targettarget produksi yang ditetapkan perusahaan dapat terpenuhi. Saat ini, setiap unit produksi yang terdapat di tiap field dilengkapi dengan instrumentasi dan sistem kendali yang dapat mendukung kualitas dan kuantitas hasil produksi yang diharapkan. Sistem kendali sangat diperlukan dalam dunia industri dan memegang peranan penting untuk pengendalian proses produksi. Perkembangan sistem kendali saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: Kebutuhan industri akan teknologi yang lebih maju dan bersifat user friendly karena bertambahnya kompleksitas proses produksi. Perkembangan teknologi elektronika dan komputerisasi yang mengarah pada penggunaan teknologi digital. CO 2 Removal Plant Subang didesain untuk menurunkan kadar CO 2 dalam feed gas sebesar 200 mmscfd, dari kadar 23% menjadi 5%. Pada prosesnya, CO 2 Removal terdiri dari unit-unit yang mempunyai tugas berbeda yang saling berkaitan seperti Absorber, Heater, LP Flash Column, dll. Sistem kendali otomatis sangat diperlukan dalam operasi-operasi seperti pengontrolan tekanan, temperature, level, kelembaban, viskositas dan laju alir dalam proses produksi. Otomatisasi saat ini tidak hanya diperlukan sebagai pendukung keamanan operasi, faktor ekonomi maupun mutu produksi namun telah menjadi suatu kebutuhan pokok bagi proses industri. Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah mempelajari pengendalian temperatur pada Rich Solution Heater (101-E) di CO 2 Removal Plant Subang. II. DASAR TEORI 2.1 Sistem Instrumentasi Di industri proses, parameter utama yang selalu diukur antara lain: suhu (temperature), aliran (flow), tekanan (pressure), tinggi permukaan (level). Gabungan serta kerja alat-alat pengendalian 1

otomatis ini dinamakan sistem pengendalian, sedangkan semua peralatan yang membentuk sistem pengendalian disebut instrumentasi sistem kendali. Fungsi instrumentasi pada suatu proses industri dapat diklasifikasikan ke dalam 4 bagian yaitu : 1. Sebagai Alat Ukur Instrument mendeteksi dan memberikan informasi tentang besarnya nilai proses variabel yang diukur dari suatu proses industri sehingga dapat dipahami oleh pengamat. 2. Sebagai Alat Kontrol/Pengendali Instrument berfungsi untuk mengendalikan jalannya operasi agar variabel proses yang diukur dapat diatur dan dikendalikan, tetap pada nilai yang ditentukan (set point). 3. Sebagai Alat Safety Instrument memberikan tanda bahaya atau tanda gangguan apabila terjadi trouble atau kondisi tidak normal yang diakibatkan tidak berfungsinya suatu peralatan pada proses, serta berfungsi untuk mentripkan suatu proses apabila gangguan tersebut tidak teratasi dalam jangka waktu tertentu. 4. Sebagai Alat Analisa Instrument berfungsi sebagai alat untuk menganalisa produk yang dikelola, apakah sudah memenuhi spesifikasi yang diinginkan sesuai dengan standar mengetahui polusi dari hasil buangan sisa produksi yang diproses agar tidak membahayakan dan merusak lingkungan. 2.2 Alat Ukur Temperatur Alat ukur adalah suatu elemen yang mengukur suatu besaran dan menghasilkan keluaran yang memiliki hubungan tertentu dengan besaran yang diukur. Beragam alat ukur temperatur memiliki prinsip kerja yang beraneka ragam, diantaranya: 1. Thermocouple Sebuah termokopel terdiri dari sepasang kawat logam yang tidak sama dihubungkan bersama-sama pada satu ujung (ujung pengindera) dan berakhir pada ujung lain (titik referensi) yang dipertahankan pada suatu temperatur konstan yang diketahui temperatur referensi. Bila antara ujung pengindera dan titik referensi terdapat perbedaan temperatur, suatu ggl yang menyebabkan arus di dalam rangkaian akan dihasilkan. Bila titik referensi ditutup oleh sebuah alat ukur atau instrumen pencatat, penunjukan alat ukur tersebut akan sebanding dengan selisih temperatur antara ujung pengindera dan titik referensi. Gambar 2.1 menunjukkan contoh alat ukur yang menggunakan prinsip thermocouple. Gambar 2.1 Alat ukur berprinsip thermocouple 2. RTD (Resistance Temperature Detector) Tahanan dari suatu material metal akan berubah terhadap perubahan temperaturnya. Jika temperatur naik, nilai tahanan juga naik. Gambar 2.2 menunjukkan contoh alat ukur yang menggunakan prinsip RTD. Gambar 2.2 Alat ukur berprinsip RTD 2.3 Transmitter dan Converter Transmitter adalah suatu peralatan yang dapat merubah sinyal yang berasal dari alat ukur (sensor atau detektor) menjadi bentuk sinyal yang dapat diterima oleh indicator, recorder dan controller. Transducer/converter adalah suatu peralatan yang berfungsi merubah besaran sinyal tertentu menjadi besaran sinyal lain. Converter ini diperlukan bila suatu instrument hanya menerima sinyal dengan besaran yang sudah tentu. Bila ada sinyal lain yang tidak sesuai dengan input sinyal instrument tersebut, maka sinyal tadi harus dikondisikan agar sesuai dengan yang dibutuhkan. I/P Transducer adalah peralatan yang merubah sinyal arus listrik (4 20 ma) menjadi sinyal tekanan pneumatic (3 15 psig atau 0.2 1 kg/cm2). Sebaliknya, P/I Transducer merupakan peralatan yang mengubah sinyal pneumatic menjadi sinyal arus listrik. 2

2.4 Kontrol Valve Valve adalah suatu peralatan mekanis yang melaksanakan suatu aksi untuk mengontrol atau memberikan efek terhadap suatu aliran fluida di dalam suatu sistem perpipaan. Fungsi valve dapat dibedakan menjadi: 1. Mengalirkan atau menghentikan aliran (on-off) 2. Mengatur variasi kecepatan aliran (regulating) 3. Mengatur aliran hanya pada suatu aliran saja (checking) 4. Merubah/memindahkan aliran pada line pipa yang berbeda (switching) 5. Melepas aliran dari system ke atmosfer (discharging) Control valve adalah jenis final control element yang paling umum dipakai untuk sistem pengendalian proses, sehingga orang cenderung mengartikan final control element sebagai control valve. Aksi kontrol pada control valve ini dibedakan menjadi 2, yaitu : Air To Close / ATC: apabila mendapat signal input, maka control valve akan menutup. Semakin besar signal input yang diterima maka semakin besar pula gerakan stem kebawah. Air To Open / ATO: apabila mendapat signal input, maka controlvalve akan membuka. Semakin besar signal input yang diterima maka semakin besar pula gerakan stem keatas. bottom 102-C kemudian masuk ke 101-C untuk keperluan absorbsi. Larutan amdea yang naik sebesar 3 C dikarenakan pada Rich Solution Heater, larutan ini dipanaskan menggunakan steam bertekanan rendah yang berasal dari boiler. Pemanasan ini diatur oleh sebuah valve agar larutan tersebut temperaturnya sesuai yang diinginkan. Temperatur yang diinginkan ini disebut sebagai suatu set point. Buka tutupnya valve tersebut dikendalikan oleh suatu Temperature Indicator Controller (TIC-1106). Temperatur yang berasal dari keluaran bottom 102- C dideteksi oleh suatu sensor. Data dari sensor dibaca oleh transmitter, kemudian diubah olehnya menjadi suatu sinyal yang dimengerti oleh controller. Data dari transmitter dikirimkan ke TIC- 1106, kemudian datanya digunakan untuk dibandingkan dengan set point sehingga didapat pengontrolan bukaan valve. Bila temperatur keluaran 102-C di bawah set point, maka larutan akan dipanaskan dengan steam sampai temperaturnya naik mendekati set point. Bila temperatur sudah sesuai dengan set point, TIC akan mengatur bukaan valve untuk menjaga temperatur agar sesuai set point. 3.2 Sistem Kontrol Temperatur pada 101-E Pada gambar 3.1 yakni kontrol temperature pada 101-E menggunakan konfigurasi single control, yang terdiri dari suatu satu temperature transmitter, satu temperature controller, dan sebuah final control element berupa control valve. (a) (b) Gambar 2.3 (a) Control Valve aksi ATC (b) Control Valve aksi ATO 2.5 Konfigurasi Single Control Single control adalah loop instrumen yang terdiri dari satu transmitter, satu controller, dan sebuah final control element. Tujuannya adalah untuk mendapatkan stabilitas dari output proses yang dikontrol. III. KONTROL TEMPERATUR PADA 101-E 3.1 Deskripsi Proses pada 101-E Larutan amdea yang berasal dari 101-C masuk ke Rich Solution Heater yang temperaturnya akan dinaikkan kira-kira sebesar 3 C kemudian masuk ke dalam 102-C. Larutan amdea keluaran Gambar 3.1 Konfigurasi single control pada 101-E Temperatur keluaran 102-C diukur oleh suatu alat ukur temperatur. Alat ukur yang digunakan berjenis Thermocouple dan RTD (Resistance Temperature Detector). Alat ukur berjenis RTD terdapat pada keluaran bottom 102-C. Sedangkan alat ukur berjenis termokopel terdapat pada keluaran 101-E dan keluaran 101-C. Data yang 3

diperoleh alat ukur diubah oleh suatu temperature transmitter menjadi data yang dapat dimengerti oleh controller. Controller yang dipakai pada plant yaitu (Temperature Indicator Controller) TIC-1106 Selanjutnya data dari transmitter dikirim ke TIC- 1106. Harga temperature yang dikehendaki dinyatakan sebagai set point pada TIC-1106. Dari perbandingan kedua harga tersebut, TIC-1106 mengeluarkan sinyal output CO yang sebelumnya diubah dulu oleh I/P transducer menjadi sinyal pneumatik untuk mengatur bukaan control valve sehingga didapatkan temperature yang diinginkan. Valve yang digunakan adalah bertipe ATO (Air To Open). Semakin besar sinyal CO maka semakin besar valve membuka, maka steam bertekanan rendah yang berasal dari boiler akan semakin banyak melingkupi Rich Solution Heater. Hal ini mengakibatkan larutan amdea yang masuk Rich Solution Heater, temperaturnya akan naik. Proses yang demikian disebut dengan direct. Pada Rich Solution Heater ditetapkan suatu set point (SP) yang diinginkan, yakni temperatur keluaran 102-C. Pada plant tertera sekitar 70,93 C. Temperatur keluaran 102-C sebagai process value (PV). Nilai PV diharapkan sama dengan nilai SP. Pada kenyataannya, nilai PV berubah-ubah. Selisih antara SP dengan PV kemudian disebut sebagai error (e). Semakin besar e berpengaruh terhadap besar-kecilnya bukaan valve. Maka dari itu, dibutuhkan suatu metode pengontrolan agar nilai PV mendekati SP. Pada sebagian besar industri, metode kontrol yang digunakan adalah PID. Hal ini dikarenakan metode ini sederhana, operator cukup melakukan tuning terhadap tiga parameter saja yakni P (Proporsional), I (Integral), dan D (Derivatif). Selain itu misalkan hendak memperbesar atau memperkecil unit PID, hasilnya bisa diprediksi. Pada control room untuk mengontrol temperature di 101-E, metode kontrol yang digunakan adalah berjenis Proporsional Integral. Unit Derivatif tidak dipakai karena memperbesar derau. Oleh karena itu sebagian besar industri menggunakan metode PI. Pada gambar 3.2, terlihat bahwa unit kontrol PID yang digunakan hanyalah unit Proposional dan Integral. Hal ini ditunjukan pada pengisian tuning, yaitu unit Proposional yang ditunjukan dengan pengisian nilai Gain dan unit Integral yang ditunjukan dengan pengisian nilai Reset. Sedangkan nilai unit Derivative yang ditunjukan oleh pengisian Rate di isi nilai nol. Bila suatu proses bersifat direct, maka mode controller yang digunakan bersifat reverse. Berikut merupakan diagram blok sistem kontrol temperature pada 101-E yang menggunakan mode controller reverse dimana error didefinisikan SP- PV, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.3. Lain halnya bila mode controller yang digunakan adalah direct, error didefinisikan PV-SP. Gambar 3.2 Detail PID pada TIC-1106 Gambar 3.3 Mode controller direct Keterangan : Proporsional Integral : Transmitter CO PV SP e metode kontrol yang digunakan pada TIC- 1106 : transmitter yang digunakan yakni temperature transmitter : output dari kontroler : output dari proses : set point : error Berikut data proses temperatur yang diambil dari control room, seperti yang ditunjukkan pada 4

gambar 3.4. Terlihat tiga buah grafik yang saling berkaitan. temperatur keluaran bottom 102-C berdasarkan set point yang diinginkan. 4. Proses yang berlangsung di Rich Solution Heater bersifat direct, semakin besar sinyal kontrol maka temperatur keluaran semakin naik. 5. Control Valve yang dipakai di 101-E bersifat ATO (Air to Open), semakin besar sinyal kontrol maka bukaan valve semakin lebar. Daftar Pustaka Gambar 3.4 Grafik SP, PV, dan persentase sinyal kontrol valve pada 101-E Gambar 3.4 menampilkan grafik SP, PV, dan persentase sinyal control pada 101-E yang diambil pada hari Selasa, 26 Juli 2011. Garis biru berarti grafik waktu-sp. Garis merah berarti grafik waktu-pv. Garis hitam berarti grafik waktupersentase sinyal control. Grafik diatas menggambarkan hubungan antara SP, PV, dan persentase sinyal control. Terlihat grafik SP cenderung tetap. Temperatur yang dijadikan sebagai SP sekitar 70,93 C. Grafik PV bergerak naik dan turun hendak menyamakan nilainya dengan SP. Perubahan naik turun PV berpengaruh terhadap persentase sinyal control. Saat nilai PV jauh dibawah nilai SP, sinyal control terus bergerak naik agar nilai PV bergerak naik mendekati SP. Setelah jarak PV tidak begitu jauh dengan SP atau dapat dikatakan nilai PV hampir mendekat nilai SP, sinyal kontrol yang tadinya terus bergerak naik sedikit demi sedikit bergerak turun. Fisher. 2005. Control Valve Handbook. Emerson Process Management. Iman Kustaman. 2008. Presentasi Basic Instrumentation Handbook Pertamina. 2007. Dasar Instrumentasi dan Proses Kontrol Modul BKOPM. 2008. CO 2 Removal Plant Subang Pertamina EP Field Subang. 2011. Presentasi Profile Field Subang Pertamina EP Field Subang. 2008. Presentasi Control Valve Sumardi, ST. MT. 2007. Presentasi Pengantar Dasar Sistem Kontrol http://www.pertamina-ep.com IV. KESIMPULAN 1. Pada Rich Solution Heater digunakan struktur single control system yang terdiri dari temperature transmitter, temperature indicator controller, dan final control element berupa control valve. 2. Bukaan valve digunakan untuk mengalirkan steam dari boiler guna menaikkan temperature larutan amdea yang masuk Rich Solution Heater. 3. Fungsi dari Rich Solution Heater pada CO 2 Removal ini yaitu untuk mempertahankan 5

BIOGRAFI Lilik Kurniawan dilahirkan di Semarang, 26 Juli 1990. Jenjang edukasi ditempuh dari SD Muhammadiyah Degan, SLTP Negeri 1 Nanggulan, SMA Negeri 2 Yogyakata dan sekarang sedang menempuh studi S1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Konsentrasi Kontrol. Semarang, Oktober 2011 Mengetahui dan mengesahkan, Dosen Pembimbing Budi Setiyono, ST. MT NIP. 197005212000121001 6