Kata kunci : pertumbuhan dan hasil, galur harapan dan produksi beras

dokumen-dokumen yang mirip
UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

TAMPILAN VARIETAS UNGGUL BARU INPARI 7 DI LAHAN SAWAH DATARAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KERAGAAN GENETIK GALUR MUTAN HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK GUAMA, DESA SELANBAWAK, KECAMATAN MARGA, BALI

Kata kunci : sistem tanam, produktivitas dan padi sawah

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Evaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR

Keragaan Beberapa Varietas Unggul Baru Padi pada Lahan Sawah di Kalimantan Barat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal online Pertanian Tropik Pasca Sarjana FP USU Vol.1, No.1. Juni 2013

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH

Keragaan Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di Subak Dlod Sema Badung Bali

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG

BAB III METODE PENELITIAN

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

KERAGAAN 12 VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) DAN VARIETAS UNGGUL HIBRIDA (VUH) DALAM USAHA PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KEC

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

Abstrak

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

DAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1. I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengkajian Beberapa Varietas Unggul Baru (Vub) Padi Di Lahan Rawa Lebak Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN SERUYAN. Astri Anto, Sandis Wahyu Prasetiyo

PENAMPILAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI RAWA PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS UNGGUL BARU MENUNJANG PENDAPATAN PETANI DI KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN

Uji Multilokasi Galur Harapan Padi Gogo

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

UPAYA PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARI

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

dwijenagro Vol. 4 No. 1 ISSN :

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

KAJIAN PRODUKTIVITAS PADI VUB INPARI 10 DAN INPARI13 DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) DI LAHAN SAWAH IRIGASI - JAMBI PENDAHULUAN

POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

III. BAHAN DAN METODE

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI GOGO DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI. Mildaerizanti, Desi Hernita, Salwati dan B.Murdolelono BPTP JAMBI BPTP NTT

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

DAYA HASIL TIGA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI KEBON AGUNG BANTUL THE POTENTIAL YIELD OF THREE NEW PADDY VARIETIES AT KEBON AGUNG BANTUL

KERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI KECAMATAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA, PROVINSI SUMATERA BARAT

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

KERAGAAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU ABSTRAK

Keywords: assistance, SL-PTT, rice Inpari, increased production

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Padi Gogo di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok sebagian besar penduduk di Indonesia. karbohidrat lainnya, antara lain: (1) memiliki sifat produktivitas tinggi, (2) dapat

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH MENDUKUNG PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) DI BALI S.A.N. Aryawati, AANB. Kamandalu dan Ida Bagus Aribawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali Jl. By Pass Ngurah Rai Denpasar E-mail: idabagusaribawa@yahoo.co.id ABSTRAK Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi dasar dalam pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah. Varietas Unggul Baru (VUB) cukup besar sumbangannya dalam meningkatkan produktivitas dan produksi padi nasional. Melalui uji multi lokasi (UML), diharapkan sejumlah galur harapan generasi awal dan menengah cepat diketahui keunggulan sifat-sifat spesifiknya seperti daya hasil, daya adaptasi dan kesesuaian agroekosistemnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) bekerjasama dengan BPTP Bali mengembangkan kegiatan uji multi lokasi beberapa galur harapan padi sawah di sentra-sentra penghasil padi, dan salah satu dari galur harapan tersebut diharapkan mempunyai produktivitas yang tinggi sehingga dapat mendukung program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) di Bali. Kajian bertujuan untuk mendapatkan galurgalur harapan padi sawah calon varietas padi unggul berdaya hasil tinggi. Penelitian ini dilaksanakan di Subak Guama, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali pada MH 2009/2010. Kajian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 12 perlakuan (10 galur harapan + 2 varietas pembanding) dengan tiga kali ulangan, ukuran plot 3 x 5 m dengan sistem tanam legowo 2 : 1 (45 x 25 x 12.5 cm). Perlakuan tersebut adalah : B10970C-MR-4-2-1-1-1-Si-3-2-4-1; B11283-6C-PN-5-MR-2-3-Si-1-2-1-1; B11283-6C-PN-5-MR-2-3-Si-1-3-1-1; B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-3; B11742-RS*2-3- MR-34-1-1-4;. B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-5; B11742-RS*2-3-MR-34-1-2-1; B11742- RS*2-3-MR-34-1-2-3; B11742-RS*2-3-MR-34-1-4-1; B11742-RS*2-3-MR-34-1-4-3 dan varietas pembanding Dodokan dan Silugonggo. Variabel tanaman yang diamati adalah : tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah gabah isi dan hampa per malai, bobot 1000 biji dan hasil gabah kering giling (GKG) per hektar. Hasil kajian menunjukkan perlakuan galur harapan (GH) menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata terhadap semua variabel tanaman yang diamati. Hasil gabah kering tertinggi dihasilkan oleh galur harapan B10970C-MR-4-2-1-1-1-Si-3-2-4-1, yaitu 9,49 ton GKG ha -1, meningkat sebesar 18,34 % bila dibandingkan varietas pembanding Dodokan dan 11,70 % bila dibandingkan varietas Silugonggo. Kata kunci : pertumbuhan dan hasil, galur harapan dan produksi beras PENDAHULUAN Di masa mendatang kecenderungan tingkat konsumsi beras per kapita mengalami penurunan, walaupun dengan laju penurunan yang relatif kecil. Namun demikian, karena jumlah penduduk masih terus meningkat, maka secara agregat total permintaan beras juga akan terus meningkat. Pada tahun 2013 jumlah penduduk

Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi diperkirakan sekitar 248,34 juta jiwa dengan konsumsi per kapita per tahun 136,10 kg dan kebutuhan beras untuk konsumsi adalah sekitar 33,80 juta ton, sedangkan tahun 2014 jumlah penduduk diperkirakan meningkat menjadi 252,03 juta jiwa dan konsumsi per kapita per tahun mengalami penurunan relatif kecil, yaitu menjadi 135,21 kg dengan kebutuhan beras untuk konsumsi meningkat menjadi sekitar 34,08 juta ton (Anon, 2011). Peningkatan kebutuhan beras ini harus diimbangi dengan usaha-usaha untuk dapat meningkatkan produktivitas padi. Di lain pihak, laju peningkatan produktivitas dan produksi padi pada periode tertentu mengalami pelandaian bahkan mengalami penurunan. Di Bali sejak tahun 1992 s/d 2000, telah terjadi penurunan produktivitas padi rata-rata sebesar 0,10 % dan penurunan produksi sebesar 0,3 % serta penurunan luas lahan sawah produktif sebesar 0,20 % setiap tahun (Suyasa et al., 2003). Pelandaian produksi padi sampai tahun terakhir masih berlanjut yang disebabkan oleh sulitnya menaikkan produktivitas padi di lahan sawah intensifikasi (Hasanuddin, 2004 dan Fagi et al., 2003). Pelandaian produktivitas padi dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya rendahnya kandungan bahan organik tanah, penurunan penambatan N 2 udara pada tanah sawah, penurunan kecepatan penyediaan hara N, P dan K dalam tanah, penimbunan senyawa toksik bagi tanaman, ketidak seimbangan hara, kahat hara mikro, penyimpangan iklim, tekanan biotik dan varietas (Puslitbangtan, 2001). Upaya terobosan untuk dapat meningkatkan produktivitas padi terutama pada daerah-daerah yang mengalami pelandaian produktivitas adalah melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT), yang merupakan suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani (Anon, 2011). Hasil uji coba penerapan PTT pada MK. 2001 di delapan provinsi (Sumut, Sumbar, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB dan Sulsel) masing-masing pada lahan seluas 5 hektar menunjukkan adanya peningkatan produktivitas padi antara 7,1% - 38,4 % dibanding teknologi petani (Fagi et al., 2003). Demikian pula dari hasil pengembangan penerapan PTT dalam kegiatan percontohan P3T pada MH. 2002/2003 di 16 provinsi termasuk di Bali menunjukkan adanya peningkatan produktivitas padi. Dengan demikian model PTT ini mempunyai prospek yang baik dalam perbaikan budidaya padi, khususnya di lahan sawah irigasi. Salah satu komponen teknologi unggulan PTT padi yang termasuk dalam teknologi dasar yang sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi padi sawah adalah penggunaan varietas unggul baru (VUB) inbrida atau hibrida.varietas unggul baru (VUB) merupakan salah satu komponen teknologi dasar yang dapat meningkatkan produktivitas dan produksi padi, dan apabila diintegrasikan dengan teknologi pengairan dan pemupukan, kontribusi penggunaan varietas unggul dalam meningkatkan produktivitas padi mencapai 75,0 % (Badan Litbang Pertanian, 2005). Hingga saat ini Kementerian Pertanian telah melepas lebih dari 233 varietas unggul yang terdiri atas 144 varietas unggul padi sawah inhibrida, 35 varietas unggul padi hibrida, 30 varietas unggul padi gogo, dan 24 varietas unggul padi rawa. Sebagian besar dari varietas 2

unggul tersebut dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian (Sembiring, 2010). Ishak et al. (2007) menyebutkan pada tahun 2006 hampir seluruh areal pertanaman padi (96,2 %) di sentra produksi telah ditanami varietas unggul baru (VUB) dan 8 varietas diantaranya lebih dominan pengembangannya dengan luas tanam lebih dari 10.000 hektar. Dari 8 VUB tersebut VUB Ciherang menggeser dominasi VUB IR 64 yang telah ditanam petani secara luas pada 5-10 tahun terakhir. Di Bali sampai tahun ini, VUB Ciherang yang dilepas tahun 2000 masih mendominasi areal pertanaman padi, karena daya hasilnya tinggi, rasa nasi enak, kualitas beras baik dan harganya tinggi. Sebagian besar petani di Bali menanam varietas Ciherang secara terus menerus. Hasil survey yang dilakukan oleh BPSB Bali pada MT 2009, menunjukkan VUB Ciherang luas penyebarannya di Bali (76,28 %), diikuti VUB Cigeulis (9,81 %) dan VUB IR64 (5,29 %). Penggunaan varietas secara terus menerus dari musim ke musim dalam satu hamparan akan berdampak negatif yaitu produktivitas padi cenderung menurun. Oleh karena itu, perlu dilakukan pergiliran varietas dengan penggunaan varietas unggul lainnya. Budidaya varietas unggul baru (VUB) Ciherang yang bertahan lama di lahan sawah petani perlu diganti dengan VUB lain. Sehingga dengan demikian diperlukan VUB-VUB bermutu melalui upaya perakitan yang didahului dengan pembentukan galur-galur harapan yang memiliki sifat lebih unggul dari varietas Ciherang, terutama dalam ketahanannya terhadap hama dan penyakit perlu terus dilakukan. Untuk memperoleh alternatif pengganti VUB Ciherang maka beberapa galur harapan telah di uji adaptasi dan uji multilokasikan di sentra-sentra penghasil padi di Bali diantaranya di Kabupaten Badung. Hasil pengkajian Suharyanto dan Rubiyo (2005) terhadap galur-galur harapan padi sawah di delapan kabupaten di Bali pada MK 2004 menunjukkan terdapat empat galur harapan yang menunjukkan produktivitas yang tinggi (6,55 s/d 7,11 ton GKG ha -1 ) yaitu MLS-04-5; MLS-04-1; MLS-04-11 dan MLS- 04-4. Sedangkan hasil pengujian terhadap galur-galur harapan padi sawah di Kabupaten Tabanan pada MH 2006/07 terdapat lima galur harapan padi sawah yang mempunyai produktivitas antara 7,0-7,7 t GKG ha -1, yaitu BP1365-1G-KN4; BP 2182-2E-3; BP2186-2E-28; RUTTST96B-15-1-2-2-2-1 dan BP 360-MR-79-2 (Kamandalu dan Suastika, 2007). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan 4-6 galur-galur harapan padi sawah calon varietas padi unggul berdaya hasil tinggi, sebagai bahan usulan pelepasan varietas spesifik lokasi untuk provinsi Bali atau nasional untuk mendukung program peningkatan produksi beras nasional (P2BN) di Bali. METODE Rancangan Percobaan Dalam percobaan ini digunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 12 perlakuan diulang empat kali. Perlakuan yang dicoba adalah 10 galur harapan (GH) dan 2 varitas pembanding. Perlakuan tersebut adalah : B10970C-MR-4-2-1-1-1-Si-3-2-4-1; B11283-6C-PN-5-MR-2-3-Si-1-2-1-1; B11283-6C-PN-5-MR-2-3-Si-1-3-1-1; B11742- RS*2-3-MR-34-1-1-3; B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-4; B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-5; B11742-RS*2-3-MR-34-1-2-1; B11742-RS*2-3-MR-34-1-2-3; B11742-RS*2-3-MR-

Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi 34-1-4-1; B11742-RS*2-3-MR-34-1-4-3; B11742-RS*2-3-MR-34-1-4-3; varietas pembanding Dodokan dan Silugonggo Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di lahan sawah subak Guama, desa Selanbawak, kecamatan Marga, kabupaten Tabanan, Bali pada musim hujan (MH 2009/2010), yaitu dari bulan Oktober 2009l sampai dengan bulan Januari 2010. Pemilihan lokasi kegiatan berdasarkan peta AEZ dan merupakan daerah sentra tanaman padi. Bahan dan Alat Bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah galur harapan (GH) dan varietas padi yang didapat dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Sukamandi, pupuk urea, SP-36 dan KCl. Sedangkan alat yang digunakan adalah alat untuk bercocok tanam, meteran, timbangan dan alat-alat yang lainnya. Pelaksanaan Percobaan Setelah pengolahan tanah dilakukan sampai siap tanam, maka dibuat petakan berukuran 4 x 5 m yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah perlakuan dan jumlah ulangan. Bibit padi yang telah berumur 15 hari ditanam dengan sistem tanam legowo 2 : 1 (25 x 50 x 12.5 cm), ditanam 2-3 bibit per lubang. Sebagai pupuk dasar diberikan pupuk Urea 360 kg ha -1, 100 kg ha -1 SP-36 dan 100 kg ha -1 KCl. Pupuk Urea diberikan tiga kali, yaitu pada saat tanam dengan dosis 80 kg urea ha -1, diberikan sekaligus dengan pupuk SP 36 dan KCl.. Pada umur tanaman 3 minggu setelah tanam (MST) tanaman padi dipupuk urea dengan dosis 140 kg urea ha -1 dan sisa pupuk urea diberikan pada saat tanaman berumur 6 MST. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara intensif (konsep PHT), sedangkan pengendalian gulma menggunakan cara mekanis, menyesuaikan dengan keadaan tanaman. Pengumpulan Data dan Analisis Data Parameter tanaman yang diamati dalam penelitian ini adalah : Umur berbunga, yaitu jumlah hari sejak sebar sampai saat 50% dari tanaman dalam petak percobaan sudah keluar malainya. Tinggi tanaman, yaitu rerata tinggi tanaman dari 10 rumpun contoh yang ditentukan secara acak pada setiap petak. Jumlah anakan per rumpun, yaitu rerata jumlah anakan dari 10 rumpun contoh yang ditentukan secara acak Jumlah gabah isi, yaitu rerata jumlah gabah isi dari lima rumpun contoh yang diambil secara acak untuk jumlah malai per rumpun Bobot 1000 butir gabah isi, yaitu bobot 1000 biji gabah kering bersih kadar air tertentu (14%). 4

Hasil gabah kering per petak, yaitu didapat dari panen semua malai dalam petak yang dikurangi dengan dua baris keliling, hitung jumlah rumpun yang dipanen, ditimbang (kg) dan ukur kadar air. Setelah ganah dijemur kering dibersihkan kemudian ditimbang (kg) dan ukur kembali kadar airnya. Data yang dikumpulkan dianalisis secara sidik ragam. Uji rata-rata pengaruh perlakuan dalam hal ini galur harapan dengan varietas padi pembanding dilakukan dengan uji BNT pada taraf 5% (Gomez dan Gomez, 1984). HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Hasil analisis statistik terhadap tinggi tanaman menjelang panen disajikan pada Tabel 1. Pada Tabel 1 terlihat perlakuan galur harapan yang diuji berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Tinggi tanaman tertinggi dihasilkan oleh galur harapan (GH) B11283-6C-PN-5-MR-2-3-Si-1-3-1-1, yaitu 123,80 cm dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan varietas pembanding Dodokan dan Silugonggo. Tinggi tanaman yang terrendah dihasilkan oleh galur harapan (GH) B11742-RS*2-3-MR-34-1-2-3, yaitu 105,25 cm, sedangkan varietas pembanding tinggi tanamannya berkisar antara 107,05-108,75 cm. Pertumbuhan tanaman yang tinggi belum menjamin produktivitas tanaman juga tinggi. Pertumbuhan tanaman yang tinggi mempunyai pengaruh yang besar terhadap hubungan antara panjang malai dengan hasil. Tanaman yang tumbuh baik mampu menyerap hara dalam jumlah banyak. Ketersediaan hara dalam tanah berpengaruh terhadap aktivitas tanaman termasuk aktivitas fotosintesis, sehingga dengan denikian tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan dan komponen hasil tanaman (Yosida, 1981). Tabel 1. Keragaan Tinggi Tanaman, Jumlah Malai Dan Jumlah Gabah Isi Per Malai Beberapa Galur Harapan Padi Di Subak Subak Guama, Kabupaten Tabanan, Bali Pada MH. 2009/2010 No Perlakuan Tinggi tanaman Jumlah malai Jumlah gabah isi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 B10970C-MR-4-2-1-1-1-Si-3-2-4-1 B11283-6C-PN-5-MR-2-3-Si-1-2-1-1 B11283-6C-PN-5-MR-2-3-Si-1-3-1-1 B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-3 B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-4 B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-5 B11742-RS*2-3-MR-34-1-2-1 B11742-RS*2-3-MR-34-1-2-3 B11742-RS*2-3-MR-34-1-4-1 B11742-RS*2-3-MR-34-1-4-3 Dodokan Silugonggo (cm) 112,45 bc 118,55 ab 123,80 a 108,95 de 111,20 cde 105,95 de 107,65 de 105,25 e 109,25 de 116,10 bc 108,75 de 107,05 de (batang rumpun -1 ) 12.00 e 11.70 e 14,05 b-e 16,00 a-d 18,95 a 15,75 a-d 16,25 a-d 17,05 ab 16,10 a-d 16,75 a-d 17,55 ab 15,05 a-d per malai 148,88 ab 157,30 a 146,78 abc 116,23 d 121,05 cd 123,90 cd 119,88 d 125,90 cd 114,75 d 108,45 d 109,83 d 113,48 d BNT 5 % 7,00 3,50 25,00 Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 5 %. Jumlah Malai Hasil analisis statistik terhadap jumlah malai disajikan pada Tabel 1. Pada Tabel 1, terlihat perlakuan galur harapan yang diuji berpengaruh nyata terhadap jumlah malai.

Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Jumlah malai terbanyak dihasilkan oleh galur harapan (GH) B11742-RS*2-3-MR-34-1- 1-4, yaitu 18,95 batang per rumpun dan tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan varietas pembanding. Jumlah malai terrendah dihasilkan oleh galur harapan B11283-6C-PN-5-MR-2-3-Si-1-2-1-1, yaitu 11,70 batang per rumpun. Sedangkan varietas pembanding Dodokan dan Silugonggo jumlah anakannya berkisar antara 15,05-17,55 batang per rumpun. Perbedaan massa pertumbuhan total pada fase vegetatif tergantung dari sensitivitas dari varietas yang dibudidayakan terhadap lingkungan dimana tanaman tumbuh, disamping dari sifat genetis tanaman. Tanaman yang sensitif terhadap lingkungan dan mampu memanfaatkan lingkungan akan dapat memproduksi anakan yang lebih banyak. Jumlah anakan umumnya mempunyai korelasi positif dengan jumlah malai, dimana jumlah anakan yang banyak, umumnya mempunyai jumlah malai yang banyak (Guswara dan Yamin, 2008; Tarya et al. 2000). Jumlah Gabah Isi dan Hampa per Malai Hasil analisis statistik terhadap jumlah gabah isi dan hampa per malai disajikan pada Tabel 1. Pada Tabel 1, terlihat perlakuan galur harapan yang diuji berpengaruh nyata terhadap jumlah gabah isi dan hampa per malai. Jumlah gabah isi per malai terbanyak dihasilkan oleh galur harapan (GH) B11283-6C-PN-5-MR-2-3-Si-1-2-1-1, yaitu 157,30 butir per malai dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan varietas pembanding Dodokan dan Silugonggo. Jumlah gabah isi per malai terrendah dihasilkan oleh galur harapan (GH) B11742-RS*2-3-MR-34-1-4-3, yaitu 108,45 butir per malai. Sedangkan jumlah gabah isi per malai varietas pembanding berkisar antara 109,83-113,48 butir per malai. Untuk data jumlah gabah hampa (Tabel 2), jumlah gabah hampa per malai tertinggi dihasilkan oleh galur harapan (GH) B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-4, yaitu 66,95 butir hampa per malai, bila dibandingkan dengan varietas pembanding, hanya berbeda nyata dengan varietas pembanding Dodokan. Jumlah gabah hampa per malai terrendah dihasilkan oleh galur harapan (GH) B11742-RS*2-3-MR-34-1-4-, yaitu 18,65 butir hampa per malai. Sedangkan jumlah gabah hampa per malai varietas pembanding berkisar antara 35,05-67,98 butir per malai. Jumlah gabah isi per malai merupakan salah satu komponen hasil yang menentukan tingkat produktivitas suatu varietas atau galur harapan padi. Hasil analisis korelasi umumnya menunjukkan adanya korelasi yang positif antara jumlah gabah isi per malai dengan tingkat hasil gabah kering yang diperoleh (Kamandalu dan Suastika, 2007). Bobot 1000 Biji Hasil analisis statistik terhadap bobot 1000 biji dari galur-galur harapan dan varietas pembanding disajikan pada Tabel 2. Pada Tabel 2 terlihat perlakuan galur harapan yang diuji berpengaruh nyata terhadap bobot 1000 biji. Bobot 1000 biji tertinggi dihasilkan oleh galur harapan (GH) B10970C-MR-4-2-1-1-1-Si-3-2-4-1, yaitu 29,71 gram dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan bobot 1000 biji varietas pembanding Dodokan dan Silugonggo. Bobot 1000 biji terrendah dihasilkan oleh galur harapan (GH) B11742-RS*2-3-MR-34-1-4-1, yaitu 22,83 gram. Sedangkan bobot 1000 6

biji varietas pembanding berkisar antara 23,23-24,73 gram. Bobot 1000 biji yang dihasilkan oleh varietas pembanding ini sudah sesuai dengan deskripsi dari varietas yang bersangkutan (Anon, 2006). Bobot 1000 biji bernas akan memberikan gambaran umum mengenai ukuran gabah dari masing-masing galur harapan. Makin besar ukuran gabah umumnya makin berat bobot 1000 biji yang dihasilkan (Tabel 2). Tabel 2. Keragaan jumlah gabah hampa per malai, bobot 1000 biji dan hasil gabah beberapa galur harapan padi di subak subak Guama, kabupaten Tabanan, Bali pada MH. 2009/2010. No Perlakuan Jumlah gabah Bobot 1000 biji (g) Hasil gabah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 B10970C-MR-4-2-1-1-1-Si-3-2-4-1 B11283-6C-PN-5-MR-2-3-Si-1-2-1-1 B11283-6C-PN-5-MR-2-3-Si-1-3-1-1 B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-3 B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-4 B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-5 B11742-RS*2-3-MR-34-1-2-1 B11742-RS*2-3-MR-34-1-2-3 B11742-RS*2-3-MR-34-1-4-1 B11742-RS*2-3-MR-34-1-4-3 Dodokan Silugonggo hampai per malai 45,03ab 48,95ab 56,15ab 63,00ab 66,95a 66,33ab 66,90a 62,25ab 61,70ab 18,65c 35,05b 67,98a 29,71a 25,13b 24,93b 24,73b 23,43b 23,28b 23,16b 23,04b 22,83b 25,13b 24,73b 23,23b (ton GKG ha -1 ) 9,49a 8,23b 7,83bc 8,17b 7,82bc 8,18b 8,11b 8,26b 7,97bc 7,03c 7,75bc 8,38b BNT 5 % 25,00 3,00 1,00 Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 5 %. Hasil Gabah Kering Giling (KA. 14 %) Hasil analisis terhadap hasil gabah kering giling masing-masing galur harapan disajikan pada Tabel 2. Pada Tabel 2, terlihat perlakuan galur harapan berpengaruh nyata terhadap gasil gabah kering giling. Hasil gabah kering giling tertinggi dihasilkan oleh galur harapan (GH) B10970C-MR-4-2-1-1-1-Si-3-2-4-1, yaitu 9,49 ton GKG ha -1 dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan varietas pembanding Dodokan dan Silugonggo. Hasil gabah kering giling terrendah dihasilkan oleh galur harapan (GH) B11742-RS*2-3-MR-34-1-4-3, yaitu 7,03 ton GKG ha -1. sedangkan hasil gabah kering giling varietas pembanding Dodokan dan Silugonggo berkisar antara 7,75-8,38 ton GKG ha -1. Sehingga dengan demikian produktivitas galur harapan (GH) B10970C-MR- 4-2-1-1-1-Si-3-2-4-1 meningkat sebesar 18,34 % bila dibandingkan varietas pembanding Dodokan dan 11,70 % bila dibandingkan varietas Silugonggo. Tingginya hasil gabah kering galur harapan ini didukung oleh jumlah gabah isi per malai yang lebih banyak dan bobot 1000 biji yang lebih berat, bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Selain itu, dari hasil kajian didapat lima galur harapan (GH) lain yang mempunyai tingkat produktivitas yang lebih tinggi dari 8,0 ton GKG ha -1 dan tidak berbeda nyata bila dibandingkan varietas pembanding Silugonggo. Galur harapan tersebut adalah B11283-6C-PN-5-MR-2-3-Si-1-2-1-1 (8,23 t ha -1 ); B11742-RS*2-3- MR-34-1-1-3 (8,17 t ha -1 ); B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-5 (8,18 t ha -1 ); B11742-RS*2-3-MR-34-1-2-1 (8,11 t ha -1 ) dan B11742-RS*2-3-MR-34-1-2-3 (8,26 t ha -1 ). Galurgalur harapan ini layak untuk dievaluasi lebih lanjut stabilitasnya di daerah-daerah

Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi sentra penghasil padi, sebagai bahan usulan pelepasan varietas spesifik lokasi untuk provinsi Bali atau nasional karena mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi di atas 8,0 t GKG ha -1, sehingga program yang dicanangkan pemerintah, yaitu peningkatan produksi beras nasional (P2BN) mendukung pencapaian produksi padi 70,6 juta ton di tahun 2011 dan surplus beras 10 juta ton di tahun 2014 tercapai. KESIMPULAN Dari hasil kajian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya : 1. Perlakuan galur harapan (GH) yang diuji berpengaruh nyata terhadap semua parameter tanaman yang diamati. 2. Dari 10 (sepuluh) galur yang diuji terdapat 6 (enam) galur harapan yang mempunyai tingkat produktivitas di atas 8,0 t ha-1, yaitu GH B10970C-MR-4-2-1-1-1-Si-3-2-4-1; B11283-6C-PN-5-MR-2-3-Si-1-2-1-1; B11742-RS*2-3-MR-34-1-1-3; B11742- RS*2-3-MR-34-1-1-5; B11742-RS*2-3-MR-34-1-2-1 dan B11742-RS*2-3-MR-34-1-2-3. 3. Produktivitas 6 (enam) galur harapan (GH) tersebut berkisar antara 8,11-9,49 ton GKG ha -1. 4. Perlu evaluasi terhadap kemantapan stabilitas produktivitas galur harapan padi sawah tersebut di sejumlah tipe agroekosistem sebelum dilepas menjadi varietas unggul spesifik lokasi maupun nasional. DAFTAR PUSTAKA Anonimus. 2006. Deskripsi Varietas Unggul Baru Padi. Balai Penelitian Tanaman Padi. Balitbangtan. Deptan. 52 hlm. Anonimus. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi. Badan Litbang Pertanian. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. 2005. Prospek dan arah pengembangan agribisnis padi. Badan Litbang Pertanian, Jakarta. Fagi, AM. Irsal Las, M Syam, AK. Makarim dan A. Hasanuddin. Penelitian Padi Menuju Revolusi Hijau Lestari. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Gomez and Gomez. 1984. Statistical Procedures for Agricultural Research. Second Edition. An International Rice Research Instute Book. A Wiley Interscience Publ. John Wiley and Sons. New York. 680 p. Guswara, A. dan M. Yamin Samaullah. 2008. Penampilan beberapa varietas unggul baru pada sistem pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu di lahan sawah irigasi. Dalam Anischan Gani et al. (Eds). Buku 2 : Hlm. 629-637. Proseding Seminar Nasional Padi 2008 : Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi Perubahan Iklim Global Mendukung Ketahanan Pangan. BB Tanaman Padi. Balitbangtan. Deptan. Hasanudin, A. 2004. Pengelolaan Tanaman Padi Terpadu; Suatu Strategi Pendekatan Teknologi Specifik Lokasi. Makalah Disampaikan pada Pelatihan 8

Pengembangan Varietas Unggul Tipe Baru (VUTB) Fatmawati dan VUB lainnya, 31 Maret- 3 April 2004 di Balitpa, Sukamandi. Ishak, IM.,Bachrein, Nurhati, dan Ramdhaniati. 2007. Laporan Akhir Produksi Benih Sumber Padi dengan Penerapan Sostem Mutu di Jawa Barat. BPTP Jawa Barat, Bandung. hlm. 25-26 Kamandalu., AANB., dan IBK. Suástika. 2007. Uji daya hasil beberapa galur harapan (GH) padi sawah. Proseding Seminar Nasional Percepatan Alih Teknologi Pertanian mendukung Ketahanan Pangan. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian bekerjasama dengan BPTP Bali. Hlm. : 60-63. Kustiyanto, B.2001. Kriteria Seleksi untuk Sifat Toleransi Cekaman Lingkungan Biotik dan Abiotik. Makalah Pelatihan dan Koordinasi Program Pemuliaan Partisipatif (shuttle breeding) dan Uji Multilokasi, Sukamandi, 9-14 April 2001. 19p. Puslitbangtan. 2001. Pengelolaan Tanaman Terpadu : Pendekatan Inovatif Sistem Produksi Padi. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol (23) : 4-8. Sembiring, H. 2010. Ketersediaan Inovasi Teknologi Unggulan dalam Meningkatkan Produksi Padi Menunjang Swasembada dan Ekspor. Proseding Nasional Hasil Penelitian Padi 2009. Inovasi Teknologi Padi untuk Mempertahankan Swasembada dan Mendorong Ekspor Beras. BB padi. Badan Litbangtan. Kemtan. Hal. : 1-16 Suharyanto dan Rubiyo. 2005. Keragaan galur-galur padi sawah pada pengujian multilokasi MK 2004 di Bali. Proseding Seminar Nasional Optimalisasi Teknologi Ktreatif dan Peran Stakeholder dalam Percepatan Adfopsi Innováis Teknologi Pertanian. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian bekerjasama dengan BPTP Bali. Hlm. : 287-292. Suyasa, IN., Widiyazid S., Dana A., S. Guntoro, Sukadana dan Sunanjaya. 2003. Laporan Akhir Pengkajian Sistem Integrasi Padi-Ternak. Proyek Pengkajian Teknologi Partisipatif. BPTP Bali. Balitbangtan. Deptan. Tarya T., Z.A. Simanulang dan E. Sumadi. 2000. Keragaan padi unggul varietas Digul, Way Apo Buru, dan Widas di lahan potensial dan marginal. Paket dan Komponen Teknologi Produksi Padi. Makalah disampaikan pada Simposium Penelitian Tanaman Pangan IV di Bogor tanggal 22-24 November 1999. Puslitbangtan, Bogor. p. 1-5. Yosida, S. 1981. Fundamental of rice crop science. IRRI. Manila, Philippines. p. 111-176.